Anda di halaman 1dari 60

Referensi: Buku Analisis & Perancangan Fondasi II

Dan Buku Perbaikan Tanah

SISTEM CAKAR AYAM MODIFIKASI


Prof. Dr.Ir.Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng.,DEA

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

Link MBKM
https://ugm-
id.zoom.us/j/94140899172?pwd=VWxDZTZ2VjJEbmxGc3lXaklDVVNwQT09
SISTEM CAKAR AYAM MODIFIKASI DAN
SISTEM PELAT TERPAKU

SISTEM CAKAR AYAM MODIFIKASI

SISTEM PELAT TERPAKU

PERKERASAN YANG TAHAN


TERHADAP PENGARUH AIR
Mengenal
SISTEM CAKAR AYAM DAN
PELAT TERPAKU
Komponen struktur terdiri dari:
1. Tanah di sekitar pipa
2. Pipa sumuran / tiang mini
3. Pelat beton.

Sumuran/tiang mini

Tanah Pelat beton


Aplikasi Fondasi Cakar Ayam
Pembangunan bandara
Sukarno Hatta
Prof. Sediyatmo
Beban rendah (max 10 ton) CAKAR LEBIH
BERFUNGSI SEBAGAI
ANGKER (Bukan sebagai fondasi sumuran)

Mudah
Pelat rapat
terbentuk dengan
rongga tanah

Tanpa cakar Dengan cakar


Vibrasi tinggi
1. Mudah terbentuk rongga antara tanah-pelat Vibrasi rendah
2. Kekuatan turun tajam dengan waktu, 1. Menjamin kontak antara tanah-pelat
3. Kurang awet (biaya perawatan tinggi) 2. Lebih awet (sedikit perawatan)
PERKERASAN SISTEM CAKAR AYAM
PERKERASAN KONVENSIONAL

Rongga

Lendutan besar mudah terbentuk rongga Pelat rapat dengan tanah

Tanpa cakar: Dengan cakar:


1. Lendutan besar-(beton mudah retak)
1. Lendutan kecil
2. Lendutan permanen besar
2. Lendutan permanen kecil
3. Vibrasi tinggi
3. Vibrasi rendah
4. Mudah terbentuk rongga antara tanah-pelat
4. Menjamin kontak antara tanah-pelat
5. Kekuatan turun tajam dengan waktu,
5. Lebih awet (sedikit perawatan)
6. Biaya perawatan tinggi
Pengaruh jarak cakar
dan tebal pelat
Local deflection Pelat terlalu tipis
Cakar tidak berfungsi
ketika beban di tengah

Pelat cukup tebal


berfungsi
ketika beban di tengah

Pelat cukup tebal tapi jauh


Cakar tidak berfungsi
Local deflection ketika beban di tengah
KESIMPULAN: Pelat sangat lebih kuat bila menyentuh tanah
PENGARUH ADANYA RONGGA DI BAWAH PELAT
MENGURANGI MODULUS REAKSI SUBGRADE (K)

1.000
Modulus reaksi tanah dasar efektif, (k) (pci)

170
500
(dikoreksi terhadap kehilangan dukungan, LS)

(170)

100

50 Tabel 5.7 Faktor kehilangan dukungan (loss of support factor, LS)


(AASHTO, 1993)

17
Tipe material
LS
LS = 0 (1 psi = 6,9 kPa)
1 Cement treated granular base (E = 1.000.000 – 2.000.000 psi) 0–1
10 Campuran agregat semen (E = 500.000 – 1.000.000 psi) 0–1
2 Asphalt treated base (E = 350.000 – 1.000.000 psi) 0–1
5
3 Bituminous stabilized mixtures (E = 40.000 – 300.000 psi) 0–1
570 Distabilisasi kapur (lime stabilized) (E = 20.000 – 70.000 psi)
Material granuler tak-rekat (E = 15.000 – 45.000 psi )
1–3
1–3
(540) Butiran halus/material subgrade natural (E = 3.000 – 40.000 psi) 2–3

5 10 50 100 500 1000 2000


Modulus reaksi tanah dasar efektif, (k) (pci)

Dalam metoda AASHTO pengaruh rongga dinyatakan dalam loss of


support factor
MASALAH PERKERASAN
⚫ TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK
SUBGRADE TIDAK STABIL
⚫ TANAH EKSPANSIF
KEMBANG SUSUT MERUSAK PERKERASAN

⚫ MUATAN BERLEBIHAN
Kerusakan akibat pengembangan
tanah-dasar

Ketidak-rataan permukaan
pada ruas jalan Purwodadi-Surakarta

Retak memanjang pada ruas


jalan Purwodadi-Surakarta.
Akibat Kembang Susut Perkerasan
Rusak
Perkerasan naik dan tanah dasar CBR turun
karena kadar air naik

TANAH EKSPANSIF
Pada saat awal musim hujan, bagian pinggir naik lebih dulu.
Pada musim kemarau kebalikannya.
PERBEDAAN SISTEM KONVENSIONAL - SISTEM CAM

SISTEM CAKAR AYAM DAN SISTEM PERKERASAN BETON


PELAT TERPAKU KONVENSIONAL
1. Tulangan dirancang secara struktural 1. Tulangan dirancang untuk
mengendalikan retak akibat susut beton

2. Dirancang pada beban lalu-lintas 2. Dirancang pada jumlah pengulangan


sembarang beban gandar standar 8,16 ton
3. Bisa dibangun pada subgrade lunak 3. Subgrade lunak harus dilakukan
perbaikan tanah
4. Merupakan perkerasan tanpa 4. Dirancang dengan atau tanpa
sambungan. sambungan.
5. Pelat beton dipaku/diangker ke dalam 5. Pelat beton hanya diletakkan di atas
tanah/subbase. Daya dukung perkerasan subbase. Daya dukung perkerasan
diciptakan oleh interaksi pelat-cakar/tiang- diciptakan oleh kekuatan masing-masing
tanah di sekitarnya material penyusun yang dihamparkan
secara horisontal
Sistem Cakar Ayam pada Jalan Tol
Prof. Sediyatmo
Berkali-kali tergenang banjir dan mengalami
penurunan 1 m masih berfungsi dengan baik
PENURUNAN TIMBUNAN
PADA TANAH LUNAK
Sebelum
S
H
Sesudah

Tanah lunak

Deformasi TIMBUNAN
merusak perkerasan di atasnya
SISTEM CAKAR AYAM MEREDUKSI
DIFFERENTIAL SETTLEMENT
TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK

Tanah lunak Tanah lunak

Permukaan lebih rata dan


Lengkungan merusak tidak merusak perkerasan
perkerasan !!

Tanah lunak Tanah lunak


Rigid Pavement Rigid Pavement
Konvensional Sistem Cakar Ayam
Perlawanan pelat terhadap Deformasi
Timbunan
1. SEBELUM TIMBUNAN TURUN

2. SETELAH TIMBUNAN TURUN

Tanah lunak Perlawanan pelat thd tarikan ke bawah pipa cakar


mengurangi penurunan tak seragam (differential settlement)
PENGARUH CAKAR PADA
KETAHANAN RIGID PAVEMENT
TANPA CAKAR DENGAN CAKAR

Loading

Mudah terbentuk rongga Unloading

Loading

Bila terbentuk rongga, kemungkinan retak pada beton lebih besar


PENURUNAN TIMBUNAN
PADA TANAH LUNAK
Sebelum
S
H
Sesudah

Tanah lunak

Deformasi TIMBUNAN
merusak perkerasan di atasnya
   



1






0
lendutan (mm)







D = 3,7 mm
-1






 -2


 




A  -3
P = 80 T








-4
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8





jarak dari pusat beban (m)





        
   



2





0



lendutan (mm)

-2






d = 11 MM

-4





F


 -6


P = 80 TON
 




-8




 -10





-12
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5








jarak dari pusat beban (m)





        
PERANCANGAN
Sistem Cakar Ayam Modifikasi

11 m

0,5 m 1,2 m

2,5 m
0,8 m

Tebal bus beton 8 cm


= letak beban

Cakar d = 0,8 m, L = 1,2 m

Grafik CAM berlaku untuk:

2,5 m
Ukuran pelat 2,5 x 7,5 m2
Tanpa/dengan koperan Pelat beton tebal t = 0,15 m

(a) Denah
Tebal pelat (tp ) bervariasi
Jarak cakar s = 2,5 m
Q (tepi) Q (tengah)
Tinggi cakar H = 1,2 m
Diameter cakar d = 0,8 m B A
d = 0,8 m H = 1,2 m
Mutu beton fc’ = 30 Mpa (K-350)
Mutu baja fy = 300 dan 400 MPa 1,25 m s = 2,5 m s = 2,5 m 1,25 m

(b) Tanpa pelat penutup tepi

Pelat penutup tepi


Q (tepi) Q (tengah)

B A 0,4 – 0,5 m
d = 0,8 m H =1,2 m

1,25 m s = 2,5 m s = 2,5 m 1,25 m

(c) Dengan pelat penutup tepi


Hitungan Lendutan, Momen dan Gaya
Lintang (Hary Ch. Hardiyatmo, 2010)

Grafik untuk Perancangan Perkerasan Jalan dengan


Sistem CAM – BEBAN DI PUSAT – TANPA KOPERAN
Hitungan Lendutan, Momen dan Gaya
Lintang (Hary Ch. Hardiyatmo, 2010)

Grafik untuk Perancangan Perkerasan Jalan dengan


Sistem CAM – BEBAN DI TEPI – TANPA KOPERAN
Hitungan Lendutan, Momen dan Gaya
Lintang (Hary Ch. Hardiyatmo, 2010)

Grafik untuk Perancangan Perkerasan Jalan dengan


Sistem CAM – BEBAN DI PUSAT – DENGAN KOPERAN
Hitungan Lendutan, Momen dan Gaya
Lintang (Hary Ch. Hardiyatmo, 2010)

Grafik untuk Perancangan Perkerasan Jalan dengan


Sistem CAM – BEBAN DITEPI – DENGAN KOPERAN
Dalam perancangan Sistem CAM disarankan:
1) Selalu menggunakan koperan (pelat penutup tepi). Koperan
berfungsi untuk perkuatan di bagian tepi, yaitu menjaga agar kinerja
perkerasan di bagian tepi maksimal, dan bagian ini terbebas dari
pumping butiran halus oleh pengaruh air dan beban kendaraan
berulang-ulang.
2) Melindungi permukaan beton Sistem CAM dengan lapisan aspal
(AC-WC) tebal 4 – 5 cm sebagai lapis aus. Lapisan aspal ini berguna
untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan suhu yang
mengakibatkan beton retak-retak, dan sekaligus berfungsi sebagai
lapisan kedap air. Lapis tipis aspal tersebut telah terbukti efektif
untuk menjaga kinerja jangka panjang Sistem CAM.
Grafik untuk menghitung tulangan momen, fy =
300 Mpa, fc’ = 30 Mpa (K-350)

1600

1500
12 15 17 tp = 20 cm
1400

1300
Kebutuhan luas tulangan (mm2/m')

1200

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Momen rancangan (kNm/m')

Gambar 4.18 Grafik untukSeries1


menentukan kebutuhan
Series3 Series2tulangan
tp 12 Sistem Cakar Ayam
Modifikasi untuk fy = 300 MPa dan fc’ = 30 MPa.
Grafik untuk menghitung tulangan
momen, fy = 400 Mpa, fc’ = 30 MPa
1600

1500

1400
12 15 17 tp = 20 cm
1300
Kebutuhan luas tulangan (mm2/m')

1200

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Momen rancangan (kNm/m')

Series1 Series3 Series2 tp 12


Gambar 4.19 Grafik untuk menentukan kebutuhan tulangan Sistem Cakar Ayam
Modifikasi untuk fy = 400 MPa dan fc’ = 30 MPa.
Grafik untuk mengecek kuat geser pelat untuk mutu beton
fc’ = = 30 MPa
Contoh perancangan CAM unt
beban ekstrim (beban di tepi)
• Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM), lebar 7,5 m.
• Tebal pelat beton Sistem CAM (fc’ = 30 kPa) adalah tp = 17 cm.
• Beban rencana truk semi trailer maksimum 200 kN (20 ton).
• kv-efektif = 50.000 kN/m3 (5 kg/cm3). 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

1, 25
Lendutan pelat maks. 2 mm. Arah
lalu-lintas 2,5
7,5 m
2,5

1, 25
Pelat penutup tepi
Cakar: Ukuran dalam meter
Tinggi H = 1,2 m
Diameter d = 0,8 m
Jarak s = 2,5 m a) Denah

Q = 1,6 x 20/2 = 16 t
Q (tengah) Pelat penutup tepi
Q (tepi)

0,5 m
d = 0,8 m H =1,2 m

1,25 m s = 2,5 m s = 2,5 m 1,25 m

b) Tampang
Beban di tepi, CAM dng koperan
Beban satu roda terfaktor: Qu = 1,6 x 10 ton = 16 ton.
Untuk tebal pelat 17 cm, dan beban 1 ton dan kv = 50000 kN/m3 (5 kg/cm3),

Untuk beban 1 ton:


•Lendutan = 0,1 mm
•M-negatif = 0,07 t.m/m
•Gaya lintang maks = 0,57
t/m

Untuk beban 16 ton:


•Lendutan = 16 x 0,1= 1,6
mm < 2 mm
•M-negatif = 16 x 0,07 = 1,12
t.m/m
•Gaya lintang maks = 16 x
0,57 = 9,12 t/m
Cek thd gaya lintang maks
Untuk beban 16 ton dan tebal pelat tp = 17
cm:
•Lendutan = 16 x 0,1= 1,6 mm < 2 mm Untuk tebal pelat 17 cm, fc’ = 30 MPa,
•M-neg = 16 x 0,07 = 1,12 t.m/m kuat geser pelat Vr = 86 kN/m’< 91,2
•Gaya lintang maks = 16 x 0,57 = 9,12 t/m kN/m.
➔ Tidak OK.
Kuat geser rancangan (kN/m)
Pelat perlu dipertebal menjadi tp = 18
cm ➔ dari grafik unt
Vr = 92 kN/m > 91,2 kN/m (OK)

92

86

17 18

Tebal pelat , tp (cm)


Hitungan tulangan
Untuk beban 16 ton dan tebal pelat tp = 18
cm:
•Lendutan = 16 x 0,1= 1,6 mm < 2 mm
•M-neg = 16 x 0,08 = 1,28 t.m/m
•Gaya lintang maks = 16 x 0,58 = 9,18 t/m
1600

1500 Untuk tebal pelat 18 cm, fc’ = 30 MPa,


1400
12 15 17 tp = 20 cm
kuat geser pelat Vr = 92 kN/m’> 91,2 kN/m. (OK)
1300
Untuk tebal pelat 18 cm, fc’ = 30 MPa,
Kebutuhan luas tulangan (mm2/m')

1200

1100 Dan M-neg = 1,28 tm/m = 12,8 kN.m/m


1000 As = 475 mm2
900

800
Digunakan D10 – 160 mm
700
D10-160 D10-160
600

500 4 cm
400
tp = 18 cm
300
4 cm
200
0 10 20 30 40 50 60 70 80
D10-160 D10-160
Momen rancangan (kNm/m')

Series1 Series3 Series2 tp 12


Penulangan CAM
Pelat beton tebal 150 mm
D10-160 mm
D10-160 mm
D10-160 mm fc’ = 30 MPa (K-350)

D10-160 mm
Aspal AC-WC 4 cm
Angker f8-200 mm
6 f8 mm

f6-200 mm mm

500 mm

1200 120 mm
f6-150 mm mm

Beton K-200
Lantai kerja 10 cm

f8-200 mm
Tanah urug
Urugan pasir dipadatkan 20 cm
dipadatkan
80 mm
Tanah dasar CBR = 2,5%

800 mm Gambar tidak di skala


SISTEM CAKAR AYAM
DI BANDARA SUKARNO HATTA CENGKARENG
SISTEM CAKAR AYAM DI
BANDARA SOEKARNO HATTA
Aplikasi SISTEM
CAM
PAKET UJI COBA SKALA PENUH TEKNOLOGI CAKAR AYAM MODIFIKASI
STA 25+800 s/d sta 26+650

Lokasi Pekerjaan
Uji Coba Cakar Ayam
Modifikasi Skala Penuh

STA 25+800

41
Hubungan Pipa Baja dengan Slab Beton

42
Logam pelapis adalah logam zinc (Seng)
Dengan kadar minimal Zn = 99,99 %
Komposisi kimia pelapisan :
Fe = 1,50 % ;
Pb = 0,90 % ;
Al = 0,35 %;
Zn = 97,25 %

43
3. Galian Tanpa Cold Milling

Galian Struktur (1) Galian Struktur (2)

Galian Struktur (3) Galian Struktur (4)


44
5. Pemasangan Pipa Cakar Ayam

Penggalian dengan Jack hammer Pemasangan pipa

Pipa siap di pasang Leveling permukaan pipa


45
8. Pembesian (Besi C.A.M & Wiremash)

Daerah tengah dan pinggir Daerah Pipa Baja

Sambungan dgn Flexible Pav Tampak dari Cirebon ke Jakarta


47
10. Asphalt AC-WC

Slab Sebelum di Aspal Penuangan Aspal ke Slab

Aspal telah di ratakan di atas slab Penggilasan 48


Pengaspalan Selesai

49
50
51
52
Sistem CAM Di Palaran Samarinda
DEPO PETI KEMAS PALARAN
CAM sebagai landasan penumpukan container
CAM BANJARMASIN di lokasi
penumpukan peti kemas ex semen
Tonasa
SISTEM CAM SEBAGAI LANDASAN JALAN
DARI BETON RINGAN (berlubang)
PERKERASAN JALAN TERLETAK
PADA GAMBUT DAN AREA BANJIR

CAM Sungai Penuh


Sumut
CAM MENDUKUNG HOLLOW SILINDER - SUNGAI
PENUH JAMBI
Sistem Pelat Terpaku
(Nailed Slab System)
(Hary Christady Hardiyatmo, 2008)

Pelat beton bertulang:


Tebal 15 – 20 cm

Tiang (pancang/bor):
Diameter 0,20 m, Panjang
1,5 – 2 m, Jarak 1 – 2 m

Anda mungkin juga menyukai