Anda di halaman 1dari 15

Makalah Asuransi Tenaga Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia harus bekerja untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam bekerja
manusia membutuhkan ketenangan dan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Dengan
mengikuti program pemerintah yang mewajibkan suatu perusahaan ataupun lembaga
mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi anggota jamsostek merupakan salah satu cara
untuk memberi ketenangan dan kesejahteraan bagi karyawan dan anggota keluarganya.

Dengan adanya Jamsostek, para karyawan dapat bekerja lebih tenang sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja serta telah sesuai dengan hukum Islam yang berdasarkan dalil yang
telah disebutkan dan sesuai dengan apa yang dicontohkan pada masa Rasul SAW tentang jamsostek
dari baitul mal, sehingga dapat memberi ketenangan dan produktifitas  kerja karyawan.

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan
kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai
dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara
berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security,
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor
formal.[1]

Dengan semakin meningkaknya peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan


nasional di seluruh tanah air dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor
kegiatan usaha dapat mengakibatkan seinakin tinggi resiko yang mengancam keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga
kerja. Untuk itulah pemerintah menye1enggarakan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek) agar
tercapainya kesejahteraan. Bagi tenaga kcrja beserta kelearganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
dapat mengetahui sampai sejauh mana peranan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek) khususnyn bagi
karyawan di PT. Bukaka Teknik Utama. Metode penelitian yang dipergunakan, yaitu motodo
kepustnkaan dan metode lapangan. Dengan adanya program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek)
yang penyelenggaraannya yang dilakukan oleh PT. Astek, maka karyawan ialah memperoleh tingkat
kesejahteraan yang cukup memadai , dan juga dapat menegembangkan potensi dirinya dengan
aman dan nyaman serta melakukan aktivitasnya secara maksimal karena merasa dirinya maupun
keluarganya terlindungi. Melalui faktor inilah produktivitas kerja dapat mudah ditingkatkan. Helihat
cukup besarnya peranan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek), maka mengenai pembayaran jaminan
Astek seyogyanya diberikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang ada. Sebab berdasarkan
penelitian masih sering terjadinya keterlambatan pemhayaran jaminan Astek oleh Badan
Penyelenggara PT. Astek (Persero).

B.     Identifikasi Masalah

1.      Apa saja Jenis-Jenis Asuransi Bagi Tenaga Kerja ?

2.      Bagaimana Ganti Rugi untuk Kecelakaan Tenaga Kerja ?

3.      Bagaimana Sejarah lahirnya JAMSOSTEK ?

4.      Apa saja yang dapat menjadi Ancaman di Tempat Kerja ?

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan
melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi
fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang
efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih mempercepat
kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini.

Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan
yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan
kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya.[2]

B.     Definisi Asuransi Tenaga Kerja

Asuransi Tenaga Kerja adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima premi asuransi, kepada
perusahaan untuk keselamatan kerja, maka karyawan ialah memperoleh tingkat kesejahteraan yang
cukup memadai, dan juga dapat menegembangkan potensi dirinya dengan aman dan nyaman serta
melakukan aktivitasnya secara maksimal karena merasa dirinya maupun keluarganya terlindungi.
Melalui faktor inilah produktivitas kerja dapat mudah ditingkatkan.[3]

C.    Prinsip-prinsip Asuransi

Prinsip utama dalam sasuransi dalam syariah adalah ta’awanu ala al birr wa


al’taqwa  (tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al’tamin  (Rasa aman)

Para pakar ekonomi islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi tafakul
ditegakan atas empat prinsip utama yaitu:

1.    Saling bertanggung jawab

2.    Saling bekerja sama atau saling membantu

3.    Saling melindungi penderitaan satu sama yang lain

4.    Menghindari unsur gharar, maisir dan riba.[4]

Adapun beberapa prinsip pokok asuransi yang sangat penting yang harus di penuhi baik oleh
tertanggung maupun penanggung agar kontrak / perjanjian asuransi berlaku (tidak batal) dan layak
untuk diasuransikan.

Adapun prinsip pokok asuransi tersebut adalah :


a.       Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)

b.      Prinsip kepentingan yang dapat di Asuransikan (Insurable Interest)

c.       Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)

d.      Prinsip Perwalian (Subrogation)

e.       Prinsip Kontribusi (Contribution)

f.       Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)

D.    Fungsi Asuransi

1.    Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan
ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

2.    Kumpulan Dana

Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk
membayar resiko yang terjadi.[5]

BAB III

OBJEK PENELITIAN

Adapun tujuan dalam Objek penelitian makalah ini adalah ada beberapa yang pertama
Tujuan Khusus yaitu untuk sebagai Sarana latihan pembuatan makalah,dan tujuan yang kedua
Tujuan Umum yaitu untuk Menambah wawasan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca tentang
Asuransi tenaga kerja. Mengetahui manfaat dan tujuan adanya upaya peningkatan produktivitas
tenaga kerja.

Metode Penelitian

Penulis kelompok kami menggunakan metode penelitian pustaka melalui buku-buku


ataupun literatur-lieteratur yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini. Sehingga penulis mendapatkan referinsi yang
dibutuhkan dalam penyusunan makalah ini.

Sistematika Penelitian
Makalah ini terdiri dari Lima bab dimana pada bab I terdiri dari latar belakang, Identifikasi
masalah, Bab II tentang Tinjauan Teoritis yang terdiri dari definisi tenaga kerja,definisi asuransi
tenaga kerja, prinsip-prinsip asuransi  dan fungsi asuransi. Bab III tentang Objek penelitian dari
penulis kelompok makalh ini. Dan bab IV tentang Pembahasan yang membahas dari indetifikasi
masalah dan gabungan dari bab 1,2,3.dan bab V tentang kesimpulan jawaban dari identifikasi
masalah,dan di akhir makalah ini adalah adanya daftar pustaka.

BAB IV

PEMBAHASAN

A.    Jenis-Jenis Asuransi Bagi Tenaga Kerja

Secara garis besar, asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:

1)      Asuransi Kerugian

Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau bahaya
terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :

a)      Kehilangan nilai pakai

b)      Kekurangan nilainya

c)      Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung.


Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka waktu
perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang dipertanggungkan.

Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan
(pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan). Asuransi
kerugian, diperbolehkan dengan syarat apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi obyek-obyek yang menjadi
agunan bank. Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari, karena terkait oleh
ketentuan-ketentuan Pemerintah, seperti asuransi untuk barang-barang yang di impor dan diekspor.

Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) Asuransi yang menjamin kerugian akibat
kecelakaan diri Tertanggung atau orang yang dipertanggungkan yaitu orang lain yang mempunyai
hubungan dengan Tertanggung, seperti karyawan Tertanggung, anggota keluarga Tertanggung, dll.

Cover yang diberikan adalah jaminan atas kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia,
catat tetap (baik sebagian atau seluruhnya), cacat sementara (baik sebagian atau seluruhnya) dan
beaya pengobatan.

2)      Asurasnsi Jiwa

Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari premi dan yang
berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk juga perjanjian asuransi kembali uang
dengan pengertian catatan dengan perjanjian dimaksud tidak termasuik perjanjian asuransi
kecelakaan (yang masuk dalam asuransi kerugian) berdasarkan pasal I a Bab I Staatblad 1941 - 101).

Dalam asuransi jiwa (yang mengandung SAVING) penanggung akan tetap mengembalikan jumlah
uang yang diperjanjikan, kepada tertanggung.

§  Kalau tertanggung meninggalkan dalam massa berlaku perjanjian, atau

§  Pada saat berakhirnyajangka waktu perjanjian keperluannya suka rela.

Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan
atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak
pasti kapan terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya,
tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil
terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas dasar hukum
bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan risiko kepada orang-orang yang mau
bekerjasama. Yang termasuk dalam program asuransi jiwa seperti: asuransi untuk pendidikan,
pensiun, investasi, tahapan, kesehatan.

Asuransi jiwa hukumnya haram kecuali apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Apabila asuransi jiwa tersebut mengandung unsur saving (tabungan). Pada waktu menyerahkan
uang premi, pihak tertanggung beniat untuk menabung untungnya pada pihak penanggung
(perusahaan asuransi). Pihak penanggung bemiat menyimpan uang tabungan milik pihak
tertanggung dengan cara-cara yang dibenarkan/dihalalkan oleh syariat agama Islam. Apabila
sebelum jatuh tempo yang telah disepakati bersama antara pihak tertanggung dan pihak
menanggung seperti yang telah disebutkan dalam polis (surat perjanjian). ternyata pihak
penanggung sangat memerlukan (keperluan yang bersifat darurat) uang tabungannva, maka pihak
tertanggung dapat mengambil atau mcnarik kemballi sejumlah uang simpanannya dari pihak
penanggung dan pihak penanggung berkewajiban menyerahkan sejumlah uang tersebut kepadanya.

Apabila pada suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang premi, maka :

§  Uang premi tersebut menjadi hutang yang dapat diangsur oleh pihak tertanggung pada waktu-waktu
pembayaran uang premi berikutnya.

§  Hubungan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung dinyatakan tidak putus.

§  Uang tabungan milik pihak tertanggung tidak dinyatakan hangus oleh pihak penanggung.

§  Apabila sebelum jatuh tempo pihak tertanggung meninggal dunia, maka ahli warisnya berhak untuk
mengambil sejumlah uang simpanannya, sedang pihak penanggung berkewajiban mengembalikan
sejumlah uang tersebut.

Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) jenis asuransi jiwa yaitu :

1)      Term assurance (Asuransi Berjangka) Term assurance adalah bentuk dasar dari asuransi jiwa, yaitu
polis yang menyediakan jaminan terhadap risiko meninggal dunia dalam periode waktu tertentu.

Contoh Asuransi Berjangka (Term Insurance) :

§  Usia Tertanggung 30 tahun

§  Masa Kontrak 1 tahun

§  Rate Premi (misal) : 5 permill/tahun dari Uang Pertanggungan

§  Uang Pertanggungan : Rp. 100 Juta

§  Premi Tahunan yang harus dibayar : 5/1000 x 100.000.000 = Rp. 500.000

§  Yang ditunjuk sebagai penerima UP : Istri (50%) dan anak pertama (50%)
Penjelasan : Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka perusahaan Asuransi
sebagai penanggung akan membayar uang Pertanggungan sebesar 100 juta kepada yang ditunjuk.

2)      Whole Life Assurance (Asuransi Jiwa Seumur Hidup) Merupakan tipe lain dari asuransi jiwa yang
akan membayar sejumlah uang pertanggungan ketika tertanggung meninggal dunia kapan pun.
Merupakan polis permanen yang tidak dibatasi tanggal berakhirnya polis seperti pada term
assurance. Karena klaim pasti akan terjadi maka premium akan lebih mahal dibanding premi term
assurance dimana klaim hanya mungkin terjadi. Polis whole life merupakan polis substantif dan
sering digunakan sebagai proteksi dalam pinjaman.

3)      Endowment Assurance (Asuransi Dwiguna) Pada tipe ini, jumlah uang pertanggungan akan
dibayarkan pada tanggal akhir kontrak yang telah ditetapkan.

Contoh Asuransi Dwiguna Berjangka (Kombinasi Term & Endowment)

§  Usia Tertanggung 30 tahun

§  Masa Kontrak 10 tahun

§  Rate Premi (misal) : 85 permill/tahun dari Uang Pertanggungan

§  Uang Pertanggungan : Rp. 100 Juta

§  Premi yang harus dibayar : 85/1000 * 100.000.000 = Rp. 8.500.000,-

§  Yang ditunjuk sebagai penerima UP : Istri (50%) dan anak pertama (50%)

Penjelasan,

1)      Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka perusahaan Asuransi sebagai
penanggung akan membayar uang Pertanggungan sebesar 100 juta kepada yang ditunjuk.

2)      Bila tertanggung hidup sampai akhir kontrak, maka tertanggung akan menerima uang
pertanggungan sebesar 100 juta.

3)      Asuransi Sosial

Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan
UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan
tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.

Ialah asuransi yang memberikan jaminan kepada masyarakat dan diselenggarakan oleh
pemerintah, yaitu:

1)      Asuransi kecelakaan lalu lintas (jasa raharja).

2)      Asuransi TASPEN, ASTEK. ASKES, ASABRI. Sifat asuransi sosial

3)      Dapat bersifat asuransi kerugian

4)      Dapat bersifat asuransi jiwa.


Asuransi sosial diperbolehkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut; Asuransi sosial tidak
termasuk akad mu Diselenggarakan oleh Pemerintah. Sehingga kalau ada ruginya ditanggung oleh
Pemerintah, dan kalau ada untungnya dikembalikan untuk kepentingan masyarakat.’awadlah, tetapi
merupakan syirkah ta’awuniyah.

B.     Ganti Rugi untuk Kecelakaan Tenaga Kerja

Pada dasarnya dapat disebutkan asuransi buruh/tenaga kerja,pembayaran asuransi


ditanggulangi oleh pihak pemilik Perusahaan ( pemimpin Perusahaan).Orang asing juga dapat
menerima asuransi ini tidak lihat dari status izin tinggalnya bila bekerja di perusahaan termasuk kerja
sambilan atau part time.Apabila dalam bekerja mengalami kecelakaan,mengalami sakit,dan bila
meninggal,juga pada waktu bekerja mengalami bencana,maka asuransi buruh menjadi sasarannya,
macam-macam hal tentang pembayaran ganti rugi. Tetapi,bila pekerjanya atau pemilik
Perusahaannya tidak mendaftarkan asuransi ini ke Petugas standart tenaga kerja,maka tidak
menerima pembayaran ganti rugi.Bila anda mengalami kecelakaan tenaga kerja, yang pertama kali
adalah melaporkan ke petugas standart tenaga kerja.

1.      Pembayaran ganti rugi pengobatan

Apabila pekerja,pada waktu bekerja mengalami kecelakaan dan sakit,kebutuhan akan ongkos
perawatan dan pengobatan akan dibayar.

Apabila ingin mendapatkan pengganti rugian ongkos perawatan,sebisanya merawat ke rumah


sakit yang telah ditunjuk oleh asuransi tenaga kerja.Di rumah sakit menyediakan formulir surat
penagihan pembayaran pengobatan,pada waktu pertama kali memeriksakan ke rumah sakit,dan
formulir surat tersebut diserahkan,maka permohonan asuransi tenaga kerja telah terbuat,tidak perlu
membayar apa pun sampai perawatannya selesai.Bila menggunakan asuransi kesehatan masyarakat
nasional atau asuransi kesehatan swasta(pribadi) juga harus memohon asuransi kecelakaan tenaga
kerja.

2. Pembayaran ganti kerugian hari libur


Apabila pekerja,pada waktu bekerja mengalami gangguan,dan untuk itu membutuhkan libur kerja
untuk perawatan dan pengobatan,dan tidak menerima upah kerja, 60% dari dasar upah perhari akan
dibayar dari 4 hari itu.

Surat penagihan ganti kerugian hari libur (mendapatkannya dipetugas standart tenaga kerja) dan
memberikannya ke petugas standart tenaga kerja.

3. Pembayaran ganti kerugian masa gangguan


Ketika bekerja mengalami kecelakaan dan sakit,dan di tubuhnya meninggalkan bekas
gangguan(cacat),akan mendapatkan pembayaran.
4. Pembayaran tunjangan keluarga
Apabila pekerja,pada waktu bekerja mengalami meninggal dunia,akan mendapatkan
pembayaran tunjangan keluarga.

C.    Sejarah Lahirnya JAMSOSTEK

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban
Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi
kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya,
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial
yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU
No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP)
No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964
tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang
Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin
transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk
perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah
penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan
program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha
swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang
pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar
untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau
seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan
perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah
mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman
kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja.

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di
Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4
(empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja
dan keluarganya.

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada
pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian
bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

D.    Hal-hal dapat menjadi Ancaman di Tempat Kerja

Akan terbit ketentuan penyakit akibat kerja. Tanggung jawab Astek diperluas. Adakalanya
pekerjaan punya dua kenyataan berlawanan. Dari satu sisi berkahnya merupakan sumber hidup. Di
sisi lain, sebagai ancaman yang mendatangkan kerugian yang fatal. Banyak bidang pekerjaan secara
langsung berhubungan dengan penyakit yang mematikan. Misalnya, pneumakonosis. Pengotoran
paru-paru oleh debu ini sulit disembuhkan. Penyakit ini muncul terutama akibat debu di tempat
kerja yang kotor. Ihwal ancaman di lingkungan kerja itu didiskusikan di Jakarta awal pekan silam.
Penyelenggaranya adalah Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). Dewan yang
dibentuk Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja ini kini sedang menyusun acuannya,
dengan judul Pedoman Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Penilaian Tingkat Kecacatan.
nanti diharapkan dapat menjadi pedoman dokter mendeteksi penyakit akibat pekerjaan. Selama ini
banyak penyakit, akibat pekerjaan, yang tidak umum dikenal dokter. Tapi, buku itu tidak hanya
petunjuk untuk dokter. Di dalamnya juga digariskan standar yang memastikan penyakit akibat kerja.
Kepastian ini diperlukan untuk menjamin hak seorang pekerja memperoleh ganti rugi. Dalam diskusi
itu Menteri Kesehatan Adyathma mengetengahkan upaya memperkecil ancaman kesehatan di
tempat kerja. "Sekurangkurangnya diperlukan tiga pendekatan," katanya. Ada tindakan pencegahan,
misalnya, melengkapi perangkat pengamanan kerja. Ada pula upaya penyembuhan berupa
pelayanan kesehatan. Lalu, secara keseluruhan ancaman terhadap kesehatan itu perlu diatasi lewat
kebijaksanaan pemerintah dan undang-undang. Pembicara lain adalah Menteri Tenaga Kerja Cosmas
Batubara. Ia mengetengahkan, antara lain, kondisi kerja dewasa ini. Karena tidak tegasnya ketentuan
tersebut, menurut Cosmas, selama ini banyak terjadi kasus pelanggaran kesehatan kerja. Contohnya,
si pekerja tak diberi penutup telinga, filter debu, atau kaca mata penahan sinar. Selain itu, kondisi
tempat kerja banyak yang melanggar berbagai persyaratan kebersihan yang berkaitan langsung
dengan kesehatan karyawan. Sementara itu, Prof. Supartondo menjajarkan beberapa pangkal
penyakit di lingkungan kerja. Di antaranya, kebisingan, debu, radiasi, suhu panas, kondisi kimiawi,
limbah, bakteri, jamur, dan cacing. Bahkan, suasana kerja bisa mengakibatkan tekanan.

BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Jenis-Jenis Asuransi Bagi Tenaga Kerja Adalah :

1)      Asuransi Kerugian

2)      Asurasnsi Jiwa

3)      Asuransi Sosial

Ganti Rugi untuk Kecelakaan Tenaga Kerja yaitu Pada dasarnya dapat disebutkan asuransi
buruh/tenaga kerja,pembayaran asuransi ditanggulangi oleh pihak pemilik Perusahaan ( pemimpin
Perusahaan). diantaranya

a.       Pembayaran tunjangan keluarga

b.      Pembayaran ganti kerugian masa gangguan

c.       Pembayaran ganti kerugian hari libur

d.      Pembayaran ganti rugi pengobatan

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU
No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP)
No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964
tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang
Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin
transparan.

Prof. Supartondo menjajarkan beberapa pangkal penyakit di lingkungan kerja yang menjadi
ancaman di tempat kerja. Di antaranya, kebisingan, debu, radiasi, suhu panas, kondisi kimiawi,
limbah, bakteri, jamur, dan cacing. Bahkan, suasana kerja bisa mengakibatkan tekanan.

B.     SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagia berikut, Perusahaan dalam hal ini
manajer Sumber Daya Manusia harus merencanakan atau membuat program yang
berkesinambungan mengenai keselamatan kerja karyawan. Perusahaan hendaknya tidak tinggal
diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan, untuk
utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi atau perlindungan berupa
kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang
diterapkan oleh perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan
keharusan bagi sebuah perushaan.
DAFTAR PUSTAKA

C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,  Balai Pustaka,

            Jakarta, 1986

R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata,  Pradnya Paramita, Jakarta,

2004

Sri Redjeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi,  Sinar Grafiti,

Jakarta 1992

Gemala Dewi, Perasuransian syariah di Indonesia,  Kencana Prenada Media,

Jakarta, 2006

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia,  Intermasa, Bandung, 1991

Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,  PT Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2003

Undang-undang republik indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan

Undang-undang republik indonesia Nomor 3 tahun 1992 Tentang Jaminan sosial

tenaga kerja

Undang-undang republik indonesia Nomor 25 tahun 1997 Tentang

Ketenagakerjaan

Undang-undang republik indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha

Perasuransian

Anda mungkin juga menyukai