http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan.asp?start=1
RINGKASAN TEORI
BENDUNGAN
Referensi;
1. “Reservoirs”; Mehmet Özger, PhD, Associate Professor, Department of
Civil Engineering, Istambul Teknik Universitesi, Asirladir, Cagdas.
2. “Reservoirs”; Assist. Prof. Dr. Bertuğ Akıntuğ Civil Engineering
Program Middle East Technical Universitym Northern Cyprus Campus
Tujuan Pembangunan Bendungan
Waduk
Puncak pelimpah (crest)
Hulu
Tubuh Dam Bangunan pelimpah (spillway)
Hilir
Elevation-Area-Volume
Bendungan Belum Curves
Terisi Air
To determine reservoir volume with given location & dam height
ELEVATION ABOVE MEAN SEA LEVEL (m)
Zero Pool
b) Jika tinggi dam antara 10m-15m dan memenuhi kriteria berikut ini,
ICOLD menganggap sebagai dam besar:
(1) Jika panjang puncak dam > 500m
(2) Kapasitas tampung > 1 million m3
(3) Banjir rencana > 2000 m3/dt
(4) Kontruksi pondasi dam sangat sulit
Klasifikasi Bendungan
(Berdasarkan Tinggi Dam)
• Dam Sedang
Jika tinggi dam 50 m - 100m
1. Kategori bendungan
a) Sebagai penyimpan air atau konservasi air
b) Sebagai pelayanan kebutuhan air atau
distribusi
1. Kurva Elevasi-Area:
Dibuat berdasarkan pengukuran luas setiap
kontur waduk (tampungan air) menggunakan
peta dan alat ukur. Biasanya, peta topografi
skala 1/5000 dan planimetri
2. Kurva Elevasi-Timbunan:
Kurva elevasi-timbunan merupakan integrasi
dari kurva elevasi-area. Timbunan diantara dua
elevasi dapat dihitung berdasarkan rata-rata
luas dua elevasi (kontur) dikalikan beda elevasi
(beda kontur)
Karakteristik Bendungan
Karakteristik Bendungan
Karakteristik Bendungan
Komponen Timbunan Air Bendungan:
MA Maksimum
Zona timbunan jagaan Muka air banjir
Timbunan sedimen
1. Tinggi muka air normal
Adalah elevasi muka air maksimum pengoperasian
atau penyaluran air bendungan secara normal.
2. Tinggi muka air minimum
Elevasi muka air terendah yang diperbolehkan
menyalurkan air.
3. Zona tampungan mati
Terletak di bawag tinggi muka air minimum, dimana
elevasi muka air tersebut ditentukan berdasarkan
volume sedimen yang dapat ditampung selama
umur bendungan. Sehingga elevasi dasar saluran
harus sama dengan elevasi muka air minimum.
Timbunan air di bawah elevasi muka air minimum
tidak dapat digunakan
4. Zona timbunan aktif
Zona timbunan air diantara elevasi muka air
maksimun dan elevasi muka air minimum
5. Zona timbunan pengendalian banjir
Zona timbunan air diantara elevasi muka air banjir
dan elevasi muka air normal.
6. Zona timbunan jagaan
Timbunan air diantara elevasi muka air maksimum
dan elevasi muka air banjir
Pemilihan Lokasi Bendungan
t
t1 t2
B) ∑S, ∑D ∑D
A
a+b b
a ∑S
B
t
t1 t2
Puncak
Puncak Puncak
∑(S - D)
maksimum
Timbunan
Waktu
dimana;
dV : diferensial timbunan air selama interval waktu , dt
I : aliram masuk instan.
Q : aliran keluar instan.
Yang dipelajari, a.l ;
1. Menentukan kapasitas bendungan,
2. Menentukan pengaturan operasi optimal,
3. Menentukan kapasitas PLTA,
4. Menentukan kebutuhan lainnya sesuai dengan
perencnaan pemenuhan kebutuhan air
1. Pada umumnya;
a) Angkutan material dasar sungai (bed load) ≈
5-20% angkutan sedimen suspensi (suspended
load) di daerah dataran.
b) Angkutan material dasar sungai (bed load) ≈
50% angkutan sedimen suspensi (suspended
load) di daerah pengunungan.
2. Di Indonesia;
Total angkutan sediment rata-rata di sungai-sungai
yang masuk ke bendungan besar > ? kali total
sedimen di seluruh eropa (500x106 tons/year)
Efisiensi Tangkapan Sedimen
Hubungan Debit Sungai dan Sedimen
Hubungan Luas DAS dan Sedimen
Dimana;
Y ; rata sedimen yang keluar DAS , m3
A ; luas DAS, km2
PENTING UNTUK DICATAT