Anda di halaman 1dari 8

A

SOAL & JAWABAN UAS


MATA KULIAH TEKNIK SIPIL WILAYAH PANTAI
SEMESTER GENAP TAHUN 2021/2022

Soal :
SOAL 1 (Bobot : 30%)
Apa yang saudara ketahui tentang Integrated Coastal Zone Management (ICZM).! Bagaimana
perbedaannya dilihat dari UU No. 17 Tahun 2019 dan UU No 27. Tahun 2007.

SOAL 2 (Bobot : 40%)


Jelaskan Pengamanan dan Perlindungan Pantai! Jelaskan pendekatan Soft dan Hard Structures serta
pendekatan Hybrid, dalam melaksanakan perlindungan dan pengamanan wilayah pantai. Lengkapi
gambar sketsa.

SOAL 3 (Bobot : 30%)


Jika suatu pantai dengan kondisi wave rose dan orientasi garis pantai seperti berikut ini. Bila
gelombang deformasi di lokasi tersebut adalah :
H‘ = 1,AB m
T = 5,AB detik
Kedalaman yang paling dalam d = - 2,00 m
Panjang fetch = 19A km
Lokasi pekerjaan di pantai utara jawa
Nilai pasut (HHWL = + 0,9A m, MHWL = 0,5A m, MSL = +/-0,00, MLWL = - 0,5A, LLWL = -
0,9A m)
Kecepatan angin maksimum 2A knot
Catatan : A,B adalah 2 NIM terakhir saudara
Tentukan
a. Menurut saudara, bangunan pantai apa yang cocok di lokasi tersebut?
b. Material apa yang saudara gunakan untuk perlindungan pantai tersebut

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

c. Hitung elevasi puncaknya


d. Gambarkan sketsa nya, jika rubblemound

Jawaban :
SOAL 1 (Bobot : 30%)
Integrated Coastal Zone Management (ICZM) adalah suatu konsep pengelolaan yang berkelanjutan
untuk area pesisir pantai guna mengembangkan aspek sosial, lingkungan, ekonomi, masyarakat dan
alam. Untuk menyukseskan hal tersebut diperlukan koordinasi antar lembaga yang baik dalam setiap
pengambilan keputusan.

Pengelolaan wilayah pesisir ini melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan
pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu guna mencapai pembangunan wilayah pesisir secara
berkelanjutan. Dalam hal ini keterpaduan mengandung tiga dimensi: sektoral, bidang ilmu, dan
keterkaitan ekologis. Keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu ada koordinasi tugas,
wewenang dan tangggung jawab antar sektor atau instansi pemerintah. Keterpaduan dari sudut
pandang keilmuan mesyarakatkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya
dilaksanakan atas dasar pendekatan inter disiplin ilmu yang melibatkan bidang ilmu: ekonomi,
ekologi, teknik, sosiologi, hukum dan lainnya yang relevan. Mengingat bahwa suatu pengelolaan

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

terdiri dari tiga tahap utama: perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi maka keterpaduan
tersebut perlu diterapkan sejak tahap perencanaan sampai evaluasi.
(Sumber : PPT Kuliah dan KAK ICZM Dinas Kelautan, 2021)

UU No 17 Tahun 2017 tentang Sumber Daya Air


- Isi bahasan : pola PSDA Wilayah Sungai, rencana PSDA Wilayah Sungai, jumlah
wilayah sungai, jumlah DAS, jumlah CAT
- Aspek : konservasi SDA, pendayagunaan SDA, pengendalian daya rusak air
- Asas pengelolaan : kemanfaatan umum, keterjangkauan, keadilan, keseimbangan,
wawasan lingkungan, kelestarian, keberlanjutan
- Tujuan : Memberikan perlindungan dan menjamin pemenuhan hak rakyat
atas air, Menjamin keberlanjutan ketersediaaan air dan sumber air, Menjamin perlindungan dan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya konservasi air, Mengendalikan Daya Rusak Air secara
menyeluruh.

UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil


- Isi bahasan : upaya konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
- Aspek : Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
- Asas pengelolaan : keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan,
pemerataan, keadilan, keterbukaan
- Tujuan : Melindungi, mengonservasi, merehabilitasi dan memanfaatkan Sumber
Daya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Menciptakan keharmonisan dan sinergi antara pemerintah
pusat dan daerah dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,
Meningkatkan nilai sosial ekonomi dan budaya masyarakat melalui pemanfaatan Sumber Daya
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(Sumber : Pengelolaan Pantai Robert Kodoatie dan UU terkait)

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

SOAL 2 (Bobot : 40%)


Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 7/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai,
Pengamanan dan Perlindungan Pantai merupakan upaya melindungi dan mengamankan daerah pantai
dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi. Pengamanan pantai diselenggarakan
berdasarkan zona pengamanan pantai dan mempertimbangkan wilayah sungai, pola serta rencana
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai. Pengamanan pantai dimaksudkan untuk
melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap:
a. masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang dan genangan pasang
tinggi (rob), erosi serta abrasi;
b. fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan nilai
sejarah serta nilai strategis nasional yang berada di sepanjang pantai; dan
c. pendangkalan muara sungai.

Tipe bangunan pengaman pantai dapat dibedakan atas pengamanan pantai dengan struktur lunak,
struktur keras dan struktur hybrid.
1. Soft Structures
- Adanya potensi pasir yang besar untuk menambah garis pantai. Hal ini tergantung dari
orientasi garis pantai dan arah gelombang dominan
- Ombaknya tergolong lemah dan rendah
- Adanya potensi terumbu karang ataupun mangrove yang dapat menjadi pelindung alami
pantai.
- Pengamanan dapat dilakukan dengan : Pengisian ulang pasir, Pendaurulangan pantai atau
Sand bypassing, Drainase pantai, Penanaman pohon bakau.

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

2. Hard Structures
- Adanya potensi pasir yang besar untuk menambah garis pantai. Hal ini tergantung dari
orientasi garis pantai dan arah gelombang dominan
- Ombaknya tergolong kuat dan tidak dapat ditahan oleh soft structures
- Adanya anggaran yang cukup
- Pengamanan dapat dilakukan dengan :
• Pengamanan garis pantai yang menyusur (sejajar) pantai; tanggul laut,
revetment, tembok laut, turap, pemecah gelombang, ambang, ambang tenggelam,
• Pengamanan tegak lurus pantai; groin, jeti (jeti = groin di mulut muara)

3. Hybrid Structure
- Ombak yang ada tidak terlalu kuat, sehingga tidak merusak soft structure yang ada
- Adanya potensi soft structure eksisting yang ada namun tidak cukup kuat untuk meredam
ombak yang ada

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

SOAL 3 (Bobot : 30%)


α = 45o (karena arah angin laut dari selatan -> utara bertemu dengan garis pantai membujur dari
tenggara -> barat laut)

Fy = F x sin α = 192000 m x sin 45 o = 135764,5 m


c = 3,5 x 10-6 (konstanta)
v = 22 knot = 22 x 0,514 = 11,31 m/s (konversi dari knot -> m/s)
Vy = V x sin α = 11,31 x sin 45 o = 8 m/s

Kenaikan elevasi muka air karena badai (Δh)


Vy
Δh = Fy x c x
2gd
8
Δh = 135764,5 x 3,5 x 10−6 x
2 x 9,81 x 2

Δh = 0,7742 m = 77,42 cm

Kenaikan elevasi muka air karena gelombang (Sw)


H′
Sw = 0,19 �1 − 2,82�gT2 � x H′

1,23
Sw = 0,19 �1 − 2,82� � x 1,23
9,81 x 1,232

Sw = 0,1891 m = 18,91 cm

Sea Level Rise


Tahun pembangunan = 2022 (asumsi)
Umur rencana bangunan pantai = 50 tahun
Akhir umur rencana = 2072

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

Berdasarkan grafik maka kenaikan muka air laut = 40 cm

Design Water Level


= HHWL + Sw + Δh + Sea Level Rise
= 92 cm + 18,91 cm + 77,42 cm + 40 cm
= 228,33 cm

a. Bangunan pantai direncanakan dengan menggunakan Groin karena kenaikan muka air laut
(DWL) mencapai > 1 m. Groin merupakan bangunan pelindung pantai yang dibuat tegak lurus
garis pantai dan berungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa
mengurangi erosi yang terjadi.
b. Pemilihan material perlu mempertimbangkan aspek ketersediaan material, kemudahan
pelaksanaan, durabilitas, kemudahan pemeliharaan, efisiensi material. Oleh karena itu, pada
bangunan groin akan digunakan material tumpukan batu pada lapis inti dan tetrapod pada lapis
luar.
c. Elevasi puncak = DWL = 228,33 cm
d. Sketsa :

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”
A

=======================================================================
Soal & Jawaban untuk Matakuliah ini diselesaikan oleh Yusuf Adam M dari Angkatan 2019.
Jika terdapat kesalahan dalam pengerjaan atau ingin berdiskusi maupun ingin bertanya terkait
jawaban dapat menghubungi melalui WA 085727481658.
Semangat dan semoga sukses mengerjakan ujian !

”Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang
gigih dan pantang menyerah ”

Anda mungkin juga menyukai