Anda di halaman 1dari 14

Laporan Akhir

Bab. 4
Pembahasan
4.1. Tinjauan Pustaka
Defenisi embung berdasarkan buku Pedoman Teknis Konservasi Air
Melalui Pembangunan Embung yang diterbitkan oleh Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi, Kementerian Pertanian (2011) adalah bangunan
konservasi air berbentuk cekungan disungai atau aliran air berupa
urugan tanah, urugan batu, beton dan/atau pasangan batu yang dapat
menahan dan menampung air untuk berbagai keperluan.
Menurut (Rustam, 2010) embung adalah bangunan artifisial yang
berfungsi untuk menampung dan menyimpan air dengan kapasitas
volume kecil tertentu, lebih kecil dari kapasitas waduk/bendungan.
Embung biasanya dibangun dengan membendung sungai kecil atau dapat
dibangun di luar sungai. Kolam embung akan menyimpan air dimusim
hujan dan kemudian air dimanfaatkan oleh suatu desa hanya selama
musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas,
penduduk, ternak, dan kebun atau sawah. Jumlah kebutuhan
tersebut akan menentukan tinggi tubuh embung dan kapasitas
tampungan embung.
(Rahmadana, 2013), mengatakan selain kebutuhan air penentuan potensi
kapasitas tampungan harus dipertimbangkan juga dari aspek kehilangan
air akibat penguapan (evaporasi) embung.
Menurut (Soedibyo, 2003), tipe embung dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu:

Bab 4 - 1
Perencanaan Pembangunan DAM Parit CV. ISAM STUDIO KONSULTAN
Kec. Sebulu dan Muara kaman (APBD-P )
Laporan Akhir

1. Tipe embung berdasarkan tujuan pembangunannya


Ada dua tipe embung dengan tujuan tunggal dan embung serbaguna:
a. Embung dengan tujuan tunggal (single purpose dams)
Embung yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja,
misalnya untuk kebutuhan air baku atau irigasi (pengairan) atau
perikanan atau tujuan lainnya tetapi hanya satu tujuan saja.
b. Embung serbaguna (multipurpose dams)
Embung yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya :
irigasi (pengairan), air minum dan PLTA, pariwisata dan lain-lain.
2. Tipe embung berdasarkan penggunaannya
Ada 3 tipe embung yang berbeda berdasarkan penggunaannya yaitu:
a. Embung penampung air (storage dams)
Embung yang digunakan untuk menyimpan air pada masa surplus dan
dipergunakan pada masa kekurangan.
b. Embung pembelok (diversion dams)
Embung yang digunakan untuk meninggikan muka air, biasanya
untuk keperluan mengalirkan air kedalam sistem aliran menuju ke
tempat yang memerlukan.
c. Embung penahan (detention dams)
Embung yang digunakan untuk memperlambat dan mengusahakan
seoptimal mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air ditampung
secara berkala atau sementara, dialirkan melalui pelepasan (outlet).
Air ditahan selama mungkin dan dibiarkan meresap kedaerah
sekitarnya.
3. Tipe embung berdasarkan letaknya terhadap aliran air
Ada dua tipe embung berdasarkan letaknya terhadap aliran air yaitu
embung pada aliran (on stream) dan embung diluar aliran air (off
stream).
a. Embung pada aliran air (on stream)
Embung yang dibangun untuk menampung air, misalnya pada
bangunan pelimpah (spillway)

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 2
Laporan Akhir

b. Embung diluar aliran air (off stream)


Embung yang umumnya tidak dilengkapi spillway, karena biasanya
air dibendung terlebih dahulu di on stream-nya baru disuplesi ke
tampungan
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari
beton, pasangan batu atau pasangan bata.
4. Tipe embung berdasarkan material pembentuknya
Ada dua tipe embung berdasarkan material pembentuknya yaitu embung
urugan dan embung beton.
a. Embung urugan (fill dams, embankment dams)
Embung urugan adalah embung yang dibangun dari penggalian bahan
(material) tanpa tambahan bahan lain bersifat campuran secara kimia
jadi bahan pembentuk embung asli.
b. Embung beton (concrete dams)
Embung beton adalah embung yang dibuat dari konstruksi beton baik
dengan tulangan maupun tidak.
Komponen embung secara umum dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
1. Waduk (Reservoir) merupakan tampungan air dihulu tubuh embung.
2. Lereng hulu (upstream slope) bagian sisi tubuh bendungan yang
bertemu dengan waduk, sedangkan lereng hilir (donwstream slope)
adalah lereng yang berseberangan dengan tampungan air
3. Spillway utama (principal spillway) merupakan bagian yang berfungsi
melewatkan air kedalam pipa intake. Spillway tambahan
4. Spillway tambahan (emergency spillway) merupakan spillway
tambahan ketika air terlalu banyak untuk dilewatkan pada spillway
utama.
5. Mercu/ puncak (crest) puncak dari lereng hulu dan lereng hilir
6. Drainase kaki (toe drain) berfungsi untuk mengumpulkan rembesan
dari tubuh embung
7. Bidang kontak pondasi (abutment contact) merupakan bagian
lembah pada tubuh embung yang berfungsi menahan tubuh embung

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 3
Laporan Akhir

8. Bangunan pengeluaran (outlet works) bangunan yang mengatur


pengeluaran air dari tampungan
Permasalahan embung pada umumnya adalah degradasi fungsional,
ditandai dengan berkurangnya kapasitas air tertampung, sedimentasi,
rembesan, tumbuhnya tanaman liar pada tubuh bendung/tanggul, erosi,
dan beberapa masalah lainnya. Kerusakan-kerusakan ini harus mendapat
perhatian serius sebab jika tidak ditangani lama-kelamaan akan
menyebabkan kegagalan struktur embung dan tidak terpenuhinya
sistem irigasi yang optimal dan menurunkan nilai efisien sistem dari
embung.
Menurut (Alexander, 2009), tujuan dari dibangunnya embung adalah:
- Konservasi sumber daya air dan konservasi lingkungan
- Menaikkan tinggi muka air tanah
- Persediaan air baku untuk daerah sekitar
- Mendukung potensi wisata
- Menigkatkan perekonomian masyarakat sekitar sehingga
menambah pendapatan asli daerah
4.2. Hasil dan Pembahasan
4.2.1. Hasil Pengukuran Topografi

1. Pengukuran Pengikatan

Salah satu kegiatan survey topografi adalah pengukuran pengikatan, yaitu


pengukuran untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horizontal dan
posisi vertikal.

1. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan survey pengukuran


pengikatan adalah :

a. 1 unit Total Station.

b. 2 unit prisma ukur.

c. 1 unit pita ukur.

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 4
Laporan Akhir

d. 1 unit roll meter.

e. 4 unit handy talky.

2. Metode Pelaksanaan

a. Titik Referensi Posisi Horizontal/Koordinat (X,Y)

Untuk pekerjaan ini akan dipakai BM Nasional yang terdekat (jika


ada), namun jika tidak tersedia, maka dipakai BM pada bangunan
penting yang berdekatan misal jembatan, bending dan sebagainya.
Sedangkan untuk menyesuaikan dengan koordinat peta, maka
dilakukan pengecekan (insitu) dengan menggunakan GPS.

b. Titik Referensi Posisi Vertikal (Z)

Sebagai referensi ketinggian prinsipnya sama dengan pengikatan


pada arah horisontal, namun arahnya vertikal seperti pada ilustrasi
berikut ini.

Gambar 4.2 Ilustrasi proses pengikatan

3. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang


Selanjutnya penampang memanjang dan melintang sungai yang
direncanakan akan dinormalisasi diukur untuk mendapatkan kondisi
eksistingnya.
4. Pengukuran Poligon
Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini
kerangka dasar horizontal/posisi horizontal (X,Y) digunakan metode
poligon. Dalam pengukuran poligon ada dua unsur penting yang perlu

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 5
Laporan Akhir

diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang akan diuraikan dalam
penjelasan di bawah ini.

5. Pengukuran Jarak
Pada pelaksanaan pekerjaan, pengukuran jarak dengan menggunakan
pita ukur 100 meter dan tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak
dengan menggunakan pita ukur, sangat bergantung pada :
a. Cara pengukuran itu sendiri.
b. Keadaan permukaan tanah.
Khususnya untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan
dengan cara seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini ;

Gambar 4.3 Pengukuran jarak pada daerah miring


Untuk meningkatkan ketelitian pengukuran jarak, juga dilakukan
pengukuran jarak optis hasil pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

6. Pengukuran Sudut Jurusan


Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan lingkaran
horizontal alat ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik.
Besarnya sudut jurusan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut
mendatar di masing-masing titik poligon. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 6
Laporan Akhir

Gambar 4.4 Pengukuran sudut pada daerah miring

7. Pengukuran Detail Situasi


Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan rinci lokasi
pengukuran. Pengukuran situasi rinci dilakukan dengan cara Tachymetri
dan spesifikasi pengukuran situasi adalah sebagai berikut :
1. Metoda yang digunakan adalah Tachymetri dengan membuat jalur
atau ray, dimana setiap ray terikat pada titik-titik poligon sehingga
membentuk jalur poligon dan waterpass terikat sempurna.
2. Pembacaan rinci dilakukan menyebar ke seluruh areal yang
dipetakan dengan kerapatan disesuaikan dengan skala peta yang
akan dibuat. Gundukan tanah, batu-batu besar yang mencolok serta
garis pantai akan diukur dengan baik. Juga bangunan-bangunan yang
penting dan berkaitan dengan pekerjaan design akan diambil
posisinya.
3. Setiap ujung jembatan bila ada, diambil posisinya dan untuk
pengecekan peta, jarak antara ujung-ujung jembatan yang
bersebelahan juga akan diukur.

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 7
Laporan Akhir

8. Pembahasan
Dari hasil pengolahan data topografi di dapat data-data sebagai berikut :

Gambar 4.5 Layout Rencana Embung Suweto

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 8
Laporan Akhir

Gambar 4.6 Gambar Rencana Embung Suweto

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 9
Laporan Akhir

4.3. DOKUMENTASI PERENCANAAN

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 10
Laporan Akhir

FOTO DOKUMENTASI

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan

FOTO DOKUMENTASI
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99
Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 11
Laporan Akhir

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan

FOTO DOKUMENTASI
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99
Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 12
Laporan Akhir

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan

FOTO DOKUMENTASI
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99
Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 13
Laporan Akhir

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan

Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Pengadaan Bangunan Embung CV. KONSULTAN 99


Desa Suweto (UPTD KPHP Kendilo)
Bab 4 - 14

Anda mungkin juga menyukai