BAB V
SISTEM SUMBER DAN INTAKE
5.1 Sistem Sumber
Air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan penyediaan air baku, meliputi bangunan
penampungan air, bangunan pengambilan, alat pengukur, dan peralatan pemantauan sistem
pemompaan dan bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. Untuk keperluan perencanaan
sistem penyediaan air minum, terlebih dahulu perlu diketahui pasokan sumber air bakunya. Sistem
sumber air sebagai air baku adalah suatu komponen awal dari suatu sistem penyediaan air minum
yang berfungsi sebagai pensuplai air untuk sistem pengolahan.
B. Mata Air
Sistem penyediaan air miunum komunal mata air adalah sistem penyediaan air minum yang
memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum dengan cara melindungi dan
menangkap air dari mata air untuk ditampung atau disalurkan kepada masyarakat pemakai.
Mata air merupakan pilihan terbaik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas mata air umumnya
belum terkontaminasi oleh buangan dan limpasan hujan sehingga tidak memerlukan
pengolahan air dan langsung didistribusikan ke pelanggan. Kuantitas debit yang mengalir dari
mata air cenderung tidak berfluktuasi sepanjang musim. Namun, pada perubahan daerah hulu
yang drastic dapat mengakibatkan sumber mata air mengecil dan mati. Pembangunan bangunan
penangkap juga harus berhati-hati, tidak menganggu struktur batuan yang sudah ada. Jika
batuan mengalami deformasi dimungkinkan kemunculan mata air akan tertutup. (Arya
Rezagama, 2016)
C. Bendungan/Waduk
Dam atau bendungan adalah penghalang yang dibangun melintang pada aliran sungai yang
bertujuan menampung genangan air. Sebuah bendungan dibangung di lembah bergantung pada
topografi alami untuk menyediakan sebagian besar cekungan. Pada masa pemerintahan
sekarang ini, pembangunan bendungan menjadi prioritas nasional. Pembangunan diarahkan
kepada pembangunan waduk multiguna dengan kepentingan air baku minum, pertanian,
pembangkit listrik dan pengendali banjir. Keberadaan waduk akan meningkatkan cadangan air
pada musim kemarau. (Arya Rezagama, 2016)
47
D. Air Sumur
Air sumur merupakan air bawah tanah di mana dibagi menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan
air tanah dalam. Bangunan sumur dangkal mengambil air pada zona akuifer bebas yang berada
di atas lapisan kedap air. Kedalaman sumur dangkal untuk tiap-tiap daerah tidak sama, hal ini
tergantung dari kondisi muka air tanah bebas. Secara umum suplai dari sumur dangkal hanya
mencukup kebutuhan air di daerah perencanaan kecil untuk beberapa KK (Kepala Keluarga).
(Arya Rezagama, 2016)
5.2 Intake
Intake atau bangunan penyadap adalah suatu unit yang berfungsi untuk menyadap atau mengambil
air baku dari badan air sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan. Variasi kualitas air
permukaan sangat berarti dalam menentukan titik pengambilan air. Dimana terdapat adanya variasi
yang konstan (tidak berfluktuasi), di tempat seperti inilah merupakan titik pengambilan yang
diharapkan. (Arya Rezagama, 2016)
Struktur Intake mengapung sangat cocok pada lokasi dengan kondisi geologi yang buruk dan
fluktuasi ketinggian permukaan air terhadap waktu tidak terlau besar. Konstruksi tidak cocok dibuat
pada sungai yang arusnya deras. Investasi relative murah dalam membangun bangunan pada sebuah
danau atau reservoir yang ada. Kelemahan system ini terletak pada pipa fleksibel yang sering lepas,
bocor, dan putus akibat fluktuasi ketinggian permukaan yang cepat dan besar. (Arya Rezagama,
2016)
Kelengkapan bangunan pada intake mengapung antara lain: (Arya Rezagama, 2016)
Intake terpendam digunakan untuk mengambil air dari sungai atau danau yang memiliki sedikit
perubahan muka air sepanjang tahun. Kelebihan system ini adalah pipa yang terletak di dasar
sungai/waduk memungkinan pengambilan air secara optimal pada muka air terendah sekalipun.
Kelemahannya air berkualitas buruk akibat endapan di dasar sungai, sering menyumbat alat pompa
penyedot yang akan menyulitkan pembersihan. (Arya Rezagama, 2016)
48
c) Intake Tower
Struktur intake tower biasanya digunakan di sungai atau waduk dengan tingkat fluktuasi air yang
besar. Struktur dapat dibangun cukup dekat pantai yang dihubungkan oleh jalan jembatan atau
cukup jauh yang dicapai hanya dengan perahu (kapal). Kelebihan pengambilan air dengan intake
tower adalah dapat menarik kualitas air optimal sesuai ketinggian air. Kekurangannya adalah lebih
mahal untuk membangun, terletak di tengah danau dan mungkin kurang mudah diakses. (Arya
Rezagama, 2016)
d) Intake Bebas
Struktur intake bebas yang digunakan pada sungai dan danau dengan level atau ketinggian yang
hamper konstan atau danau dan sungai dengan garis pantai yang dalam. Lokasi penempatan intake
dipilih dekat dengan bendungan sehingga ketinggian muka air terjaga. Namun disisi lain, endapan
lumpur masih memerlukan perawatan secara periodik. (Arya Rezagama, 2016)
e) Intake Dermaga
Struktur intake bdermaga yang digunakan di danau atau sungai di mana kedalaman air di garis
pantai terlalu dangkal untuk struktur tipe shore. Intake harus dibangun di dalam badan air yang ada
untuk memastikan ke dalaman air yang didapat. Model kosntruksi ini kini sulit mendapatkan izin
pemerintah karena adanya dermaga akan memperlambat aliran air, menimbulan sedimen. (Arya
Rezagama, 2016)
Kecepatan air sesuai dengan kriteria desain yaitu 0,6 – 1,5 m/s
49
d=
√ π
=
√ π
=0,337 m=13.26
Diameter Pipa Pasaran = 16” = 0,3526 m
Luas Penampang Pipa
1 1
A= x π x d 2= x 3,14 x 0,35262=0,0975m2
4 4
Kecepatan
Q 0,134
V= = =1,500 m/s
A 0,0893
Waktu detensi, sesuai kriteria desain = 20 menit = 1200 detik
Volume Intake
Vol=Q x td =0,134 x 1200=¿160,8 m3
Tinggi diasumsikan 4 m (sudah termasuk freeboard 0,5 m)
Luas Intake
Volume 160,8
Luas= = =40,2m2
Tinggi 4
Diasumsikan panjang = lebar = x
x=√ Luas=√ 40,2=6,34 m
50