Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

HILANG TINGGI TEKANAN

Tujuan Pembelajaran Umum :


1. Mahasiswa memahami adanya hilang tinggi tekanan aliran air dalam pipa, dan
mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
2. Mahasiswa memahami perhitungan hilang tinggi tekanan aliran air dalam pipa.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mengetahui cara menentukan koefisien-koefisien hilang tinggi tekanan
minor dari setiap macam kondisi lokal pipa dan menghitung besarnya hilang tinggi
tekanan minor tersebut.
2. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan hilang tinggi tekanan major dengan
menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, Strickler, dan Hazen-William. Dalam
kondisi aliran laminer maupun turbulen.

Salah satu faktor yang dominan untuk diperhatikan pada aliran air di dalam pipa, adalah
adanya hilang tinggi tekanan.
Secara umum, hilang tinggi tekanan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
kehilangan tinggi tekanan utama (major head losses) akibat gesekan antara air dengan
dinding pipa, dan kehilangan tinggi tekanan kecil (minor head losses) yang diakibatkan
oleh perubahan penampang, belokan-belokan, valve, dan asisories perpipaan lainnya.
6.1 Hilang Tinggi Tekanan Utama (Major Head Losses)
6.1.1 Persamaan Darcy-Weisbach
Hilang tinggi tekanan utama akibat gesekan dengan dinding pipa pada aliran seragam dapat
dihitung dengan persamaan Darcy-Weisbach sebagai berikut :
L V 2
hf  f .......................................................................................... (6.1)
D  2g
dimana :
hf = hilang tinggi energi akibat gesekan, dalam satuan
meter (m),
f = faktor gesek, tanpa satuan,
L = panjang pipa, dalam satuam meter (m),
D = panjang pipa, dalam satuan meter (m),
V = kecepatan aliran, dalam satuan (m/detik),
g = percepatan gravitasi bumi, dalam satuan
(m/detik2).

Gambar 6.1. Hilang tinggi tekanan utama.

Hidrolika1 6- 1
6.1.1 Faktor Gesek pada Aliran Laminer

Hilang tinggi tekanan untuk aliran laminer dinyatakan oleh persamaan Hagen-Poisseuille
seperti berikut :
32  L 
hL  ........................................................................................(6.2)
 D2
Untuk menentukan faktor gesek f pada aliran laminer persamaan Hagen-Poisseuille (6.2)
tersebut disubtitusikan kedalam persamaan Darcy-Weisbach (6.1) :

L V 2
hL  f
D  2g
32   L  V L V 2
 f
  D2 D  2g

Gambar 6.2. Distribusi tegangan geser dan kecepatan pada aliran pipa.
64
sehingga diperoleh : f  ......................................................................(6.3)
Re
dimana :
Re = bilangan Reynolds, tanpa satuan.
V D
Bilangan Reynolds, Re  [tanpa satuan] ........................................(6.4)

dimana :
V = kecepatan aliran, dalam satuan m/detik
D = diameter pipa, dalam satuan meter
 = viskositas kinematik air Tabel 6.1, dalam satuan m2/detik.

Tabel 6.1 Nilai viskositas air terhadap berbagai suhu air.


o -6 o -6 o -6
T ( C) υ x 10 T ( C) υ x 10 T ( C) υ x 10
0 1,780 18 1,061 36 0,722
2 1,667 20 1,009 38 1,009
4 1,564 22 0,963 40 0,656
6 1,471 24 0,920 42 0,920
8 1,387 26 0,879 44 0,879
10 1,310 28 0,841 46 0,600
12 1,240 30 0,806 48 0,806
14 1,175 32 0,772 50 0,480
16 1,115 34 0,741 100 0,294

Hidrolika1 6- 2
Dalam diagram Moody, persamaan (6.3) tersebut berupa garis lurus yang berada di bagian
kiri diagram, dan berada pada daerah dengan nilai bilangan Reynolds Re < 2100.

6.1.2 Faktor Gesek pada Aliran Turbulen


Pada aliran turbulen yang mengalir dalam pipa dengan menggunakan persamaan Darcy-
Weisbach untuk menentukan besarnya faktor gesek f, kita tidak dapat menentukan
sesederhana seperti pada aliran laminer, karena dalam aliran turbulen dipengaruhi oleh dua
angka yang tidak berdimensi yaitu bilangan Reynolds Re dan kekasaran relatif k s / D . Pada
Gambar 6.3 memperlihatkan kekasaran pipa dalam keadaan seperti permukaan yang
sangat tidak teratur, kondisi yang sedemikian tersebut karena pengaruh dari jenis bahan dan
cara pabrikasinya. Untuk berbagai jenis pipa dalam perdagangan, nilai kekasaran dinding kS
diperlihatkan pada Tabel 6.2.
k
Kekasaran relatif = s [tanpa satuan] ........................................(6.5)
D
dimana :
kS = kekasaran mutlak dinding pipa, dalam satuan meter
D = diameter pipa, dalam satuan meter.

Gambar 6.3. Kekasaran dinding pipa.

Sukarlah untuk menggolong-golongkan kekasaran pipa yang ada diperdagangan dari asal
bahannya, karena terlalu banyak corak, mutu pembuatan dan umurnya semua nampak
bervariasi dalam batas-batas yang luas. Untuk berbagai jenis pipa dalam perdagangan, nilai
kekasaran dinding pipa kS diperlihatkan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Nilai kekasaran mutlak ks untuk berbagai bahan pipa.
Kekasaran, k s
No. Bahan pipa
( mm. )
1 Plastik 0,03
2 Tembaga, kuningan, gelas 0,003
3 Baja yang dikeling 0,9
4 Beton 0,3
5 Kayu 0,18
6 Besi cor 0,26
7 Besi digalvanisir 0,15
8 Besi cor diaspal 0,12
9 Baja yang diperdagangkan 0,045

Hidrolika1 6- 3
Untuk memperoleh nilai kekasaran relatif pipa kS/D dapat dilakukan dengan cara membagi
kS yang terdapat dalam tabel 6.2 terhadap diameter pipa D, atau bisa juga dengan cara
langsung dengan menggunakan nomogram (Gambar 6.4) di bawah ini.

Gambar 6.4. Kekasaran relatif untuk berbagai jenis pipa.

Hidrolika1 6- 4
Diantara variabel yang ada dalam persamaan Darcy-Weisbach di atas, faktor f merupakan variabel
yang sulit ditentukan nilainya. Kesulitan ini karena koefisien gesek f selain dipengaruhi oleh
bilangan Reynolds dan kekasaran relatif, juga sangat bergantung pada kondisi aliran di dalam pipa
tersebut. Secara umum, koefisien gesek f dapat dihitung dengan persamaan Colebrook-White
sebagai berikut :
1  k 2,51 
  2 log  S   ................................................................(6.6)
f  3,7 D Re f 
dimana :
f = faktor gesek Darcy-Weisbach, dalam satuan
kS = kekasaran mutlak dinding pipa, dalam satuan meter
D = diameter pipa, dalam satuan meter
Re = bilangan Reynolds, dalam satuan tanpa satuan.
v = kekentalan kinematik cairan, dalam satuan m2/detik.

Dari persamaan Colebrook-White di atas terlihat bahwa variabel f terdapat di ruas kiri dan ruas
kanan. Sehingga persamaan di atas merupakan persamaan implisit yang penyelesaiannya hanya
dapat dilakukan secara coba-coba. Untuk memudahkan perhitungan, Moody (1944) menampilkan
persamaan Colebrook-White serta rumus von Karman dan Prandtl menjadi suatu diagram.
Sehingga diagram ini sering disebut sebagai diagram Moody. Diagram ini diperlihatkan pada
Gambar 6.3.
Untuk Bilangan Reynolds Re = 2100 sampai 4000, aliran dalam batas kritis dan sulit untuk dapat
memprediksi nilai f sehingga dalam diagram diblok hitam. Untuk Bilangan Reynolds Re di atas
4000, secara umum disebut aliran turbulen, ada dua daerah penting yang menarik berada sebelah
kanan diagram Moody yaitu aliran pada daerah turbulen penuh. Nilai f tidak bergantung pada
bilangan Reynold tetapi hanya pada kekasaran relatif k S / D . Daerah ini dapat dilihat pada diagram
Moody dan berlaku persamaan von Karman dan Prandtl untuk pipa kasar berikut ini :
1  3,7 D 
 2 log   ............................................................................(6.7)
f  kS 
Batas dari daerah ini adalah garis melengkung putus-putus dari kiri atas menuju kanan bawah pada
diagram Moody. Persamaan garis ini adalah :
1 Re
 ...........................................................................(6.8)
f 200  D 
 kS 
Daerah ketiga pada diagram Moody, disebut daerah transisi, terletak antara daerah turbulen penuh
dan garis berciri pipa halus. Persamaan von Karman dan Prandtl untuk pipa halus :
1 R f 
 2 log  e  ............................................................................(6.9)
f  2,51 
 
Dinamakan halus karena faktor gesek tidak berpengaruh hanya bergantung pada bilangan Reynolds
saja.
________________________________________________________________________________
Perlu diketahui bahwa persamaan (6.7) mendekati harga persamaan (6.6) untuk kS yang kecil,
namun persamaan (6.8) mendekati harga persamaan (6.6) untuk bilangan Reynolds yang besar.
Sehingga persamaan (6.6) dapat dipakai untuk mencari f pada kondisi semua aliran turbulen.
______________________________________________________________________

Hidrolika1 6- 5
__________

Gambar 6.5 Diagram Moody.

Hidrolika1 6- 6
Selain batasan-batasan dalam diagram Moody seperti di atas, Jeppson (1976) membuat
iktisar untuk bermacam-macam nilai faktor gesek f lihat Gambar 6.6, yaitu :
a) Daerah Laminer
64
f  untuk Re  2100 ...................................(6.10)
Re
b) Pipa dengan dinding halus (hydraulically smooth), oleh Blasius
0,316
f  0, 25
untuk 4000  Re  105 ……………….…….(6.11)
Re
c) Tubulent smooth
1
 
 2 log Re  f  0,8 untuk Re  4000 ……………......……..(6.12)
f

d) Transisi antara hydraulically smooth dan wholly rough


1 k /D 2,52  k 9,35 
 2 log  S   1,14  2 log  S  untuk Re  4000
f  3,7 Re f  D R f 
  e 
……………………...….……….(6.13)
e) Hydraulically rough atau Turbulent rough
1 k  D
 1,14  2 log  S   1,14  2 log   untuk Re  4000 …....….…....(6.14)
f D  kS 

Gambar 6.6. Iktisar diagram Moody menurut Jeppson (1976).

Hidrolika1 6- 7
Untuk keperluan perancangan aliran pipa, persamaan Colebrook-White dapat digabung
dengan persamaan Darcy-Weisbach menjadi persamaan :
 k 2,51 v 
V   2 2 g D S f log  S   ….……..........….(6.15)
 3,7 D d 2 g D S f 
dimana :
hf
Sf  ……………………...….……….(6.16)
L
Persamaan di atas dijadikan ke dalam bentuk nomogram yang kemudian sering disebut
sebagai ”Chart for the hydraulics desaign of channels and pipes” oleh Hydraulics
Research Station (HRS) pada tahun 1958. Pada chart ini ada tiga variabel yang saling
berhubungan yaitu Q, D, dan Sf . Misal kasus dalam perpipaan demikian, diameter dan beda
tinggi tekanan di ketahui maka debit dapat langsung ditentukan, atau beda tinggi tekanan
dan debit diketahui maka diameter dapat ditentukan pada chart HRS (Gambar 6.7).

Gambar 6.7. HRS Chart untuk perencanaan pipa.

Hidrolika1 6- 8
Usaha-usaha untuk mendekati persamaan Colebrook-White dengan persamaan eksplisit
sudah banyak dilakukan. Beberapa ahli hidrolik persamaan pendekatan tersebut adalah :
1) Moody :
 1
  k S 10 6  3 

f  0,0055 1   20.000  ……...….……….(6.17)
 D Re  
 
2) Barr1 :
1  k 5,1286 
  2 log  S  ……...….……….(6.18)
f  3,7 D Re
0,89 
 

3) Barr2 :
 
  Re Re  
 k 5,02 log  log 
1  4,518 7 
  2 log  S
  ……….……...….(6.19)
f  3,7 D  R 0,52
 D 
0, 7 

 Re  1  e    
  29  Re   
  

4) P.K. Swamee and A.K. Jain in reported in Refference 4 (1976) :


0,25
f  2
………………………….(6.20)
  
  1 5,74 
log   0, 9  
  3,7  D  Re 
  k  
   S 

Ini adalah salah satu pertimbangan praktis dalam menghitung aliran dalam pipa yang
merupakan masalah sulit bagi perencana untuk meramalkan faktor gesek yang akan
timbul setelah saluran pipa dibangun. Jelaslah, yang diperlukan adalah pengalaman
praktis yang cukup banyak untuk mendapat ketelitian dalam perhitungan seperti ini.
Ketelitian perhitungan gesekan juga dikurangi oleh perubahan faktor kekasaran dan
faktor gesekan yang sedikit banyak tidak dapat diramalkan karena pengumpulan
kotoran dan korosi pada dinding pipa. Pengumpulan kotoran ini tidak hanya menambah
kekasaran dinding akan tetapi juga mengurangi diameter efektif pipa dan dapat
menjurus kepada penambahan besar faktor gesekan setelah pipa dipakai lama. Para
perencana saluran pipa mempunyai berbagai cara untuk memperhitungkan hal-hal
tersebut di atas namun tidak ada usaha untuk memaparkan disini.

Contoh Soal 1 :
Saluran pipa dari baja yang diperdagangan berdiameter 0,5 m, pangjang 9 km,
menghubungkan dua tangki.

Hidrolika1 6- 9
Hitung hilang tinggi tekanan akibat gesek, apabila kecepatan aliran air melalui pipa adalah
1,09 m/detik, suhu air adalah 20o C.

Jawaban :
Kekentalan kinematik,  pada suhu 20 o C =
1,009 x 10-6 m2/detik (Tabel 6.1)
Kecepatan aliran, V = 1,09 m/detik Bilangan
Reynolds,
V D 1,09  0,5
Re    540138  5,4 x 10 5
 1,09 x 10 6
Kekasaran mutlak baja yang diperdagangan, ks = 0,045 mm (Tabel 6.2)
k 0,045 mm
Kekasaran relatif baja yang diperdagangkan dengan, s   0,00009
D 500 mm
Koefisien Darcy-Weisbach didapat, f = 0,0143 (dari Diagram Moody, Gambar 6.5)
L V 2 (9000)  1,092
Hilang tinggi tekanan karena gesek, h f  f  0,0143  15,59 m.
D  2g (0,5) 2  9,81

Contoh Soal 2 :
Air dengan suhu 38o C mengalir dalam pipa yang berdiameter 3 inchi (7,62 cm) dengan
bilangan Reynolds 80000. Apabila kekasaran pipa ks = 0,15 mm, berapa hilang tinggi
tekanan yang dapat diperkirakan bila panjang pipa 304,8 m ?
Berapa hilang tinggi tekanan yang dapat diperkirakan jika pipa itu halus ?
Jawaban :

k s 0,15 mm
Dari diagram Moody dengan Re = 80000 dan   0,002  f  0,026
D 76,2 mm

Bilangan Reynolds, Re 
V D
 V  

Re  (80000)  0,685 x10 6 
 0,72 m / det .
 D (0,0762)

Hilang tinggi tekanan akibat gesek, h f  f


L V 2
 0,026

(304,8)  0,72 2  2,75 m.
D  2g (0,0762)  2  9,81
Karena Re = 80000, maka pipa halus ditentukan dengan garis ”halus” dalam diagram
Moody (Gambar 6.5), didapat f = 0,019.
Hilang tinggi tekanan dapat diperkirakan jika pipa itu halus,
0,019
hf  2,75  1,27 m.
0,026

Contoh Soal 3 :
Dalam saluran pipa kuningan halus berdiameter 3 inchi (7,62 cm) mengalir tiap menit 340
Liter air bersuhu 20o C.
Hitunglah hilang tinggi tekanan, bila panjang pipa 914,4 m ?

Hidrolika1 6 - 10
Jawaban :
0,340 m 3
Debit aliran, Q = 340 Liter/menit =  0,00567 m 3 / det .
60 det
Q 0,00567
Kecepatan aliran, V    1,24 m / det .
A 1 4  0,07622
V  D 1,24  0,0762 
Bilangan Reynolds, Re    9,4 x 10 4
 20o C 1,009 x 10 6
ks 0,0015
Kekasaran relatif,   0,00002
D 76,2 mm
Pipa halus dari bahan kuningan ks = 0,0015 mm (Tabel 6.2)
Koefisien gesek, f  0,018 (didapat dari diagram Moody (Gambar 6.5)
L V 2 914,4  1,24 2
Hilang tinggi tekanan akibat gesek, h f  f  0,018  16,93 m.
D  2 g  0,0762  2  9,81

Contoh Soal 4 :
378,5 Liter minyak (  9 kN / m 3 dan   0,000057533 m 2 / det) mengalir tiap menit
melalui saluran pipa berdiameter 7,62 cm.
Hitunglah kecepatan aliran dan hilang tinggi tekanan, bila panjang pipa 304,8 m ?
Jawaban :
Q 378,5 x 10 3 m 3 / det
Kecepatan aliran, V    1,38 m / det .

A 60 det  14  0,0762 2 m 2 
V D  s min yak  1,38  0,0762  0,9 
Bilangan Reynolds, Re   
  s  0,000057533  1   1645
 air 
64 64
Karena Re < 2100, maka alirannya adalah aliran laminer dan f    0,03891
Re 1645
Hilang tinggi tekanan akibat gesek,

hf  f
L V 2
 0,03891

304,8 1,38 2  15,11 m.k
D  2g 0,0762  2  9,81
Contoh Soal 5 :
Kecepatan rata-rata dalam saluran pipa berdiameter 300 mm adalah 3 m/detik. Kekasaran
relatif pipa adalah 0,002, dan kekentalan kinematik air adalah 0,900 x 10-6 m2/det.
Tentukanlah faktor gesek dan hilang tinggi tekana, bila panjang pipa 300 m ?
Jawaban :
k
Kekasaran relatif, s  0,002
D
V D 3  0,3
Bilangan Reynolds, Re    1 x 10 6
 0,9 x 10 6

Hidrolika1 6 - 11
Dari diagram Moody (Gambar 6.5), dengan Re = 1x106 dan ks/D = 0,002, diperoleh
f = 0,0235.
Hilang tinggi tekanan akibat gesek,

hf  f
L V 2
 0,002
300 3 2    10,8 m.
D  2g 0,3  2  9,81

6.1.2 Persamaan Manning – Gaukler - Strickler


Untuk menghitung berbagai masalah teknik praktis kita lebih sering menggunakan
persamaan Manning-Strickler dari pada persamaan Darcy-Weisbach. Hasilnya tidak begitu
tepat seperti kalau kita menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, tetapi penggunaan
persamaan Manning-Strickler adalah lebih mudah.

Bentuk persamaan Manning, adalah sebagai berikut :


2/3 1/ 2
V  1 n  Rh  I E [m/detik ] ......... ………….(6.21a)
n 2 V 2
IE  [ tanpa satuan ] ……………….....(6.22)
Rh 4 / 3
n 2 V 2  L
hf  IE  L  [ m] ……………….....(6.23)
Rh 4 / 3

Bentuk persamaan Strickler, adalah sebagai berikut :


2/3 1/ 2
V  K st  Rh  I E [m/detik ] ......... ………….(6.21b)
2
V
IE  [ tanpa satuan ] ……………….....(6.22)
K st  Rh 4 / 3
2

V2 L
hf  IE  L  2 4/3
[ m] ……………….....(6.23)
K st  Rh
dimana :
V = kecepatan aliran, dalam satuan m/detik
Kst = koefisien gesek Strickler, dan n = koef. Gesek Manning.
Rh = jari-jari hidrolik, dalam satuan meter
IE = kemiringan garis energi, tanpa satuan
L = panjang pipa,dalam satuan meter
hf = hilang tinggi tekanan karena gesekan

Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan teliti, dimungkinkan untuk menaksir Kst


dan menggunakan persamaan Manning-Gaukler-Strickler dengan hasil yang baik.
Apabila digunakan dengan berhati-hati, pemakaiannya mudah dan hasilnya dapat
dipercaya. Akan tetapi persamaan itu didapat secara empiris dan hasilnya tidak eksak.

Hidrolika1 6 - 12
Tabel 6.3. Koefisien gesek Manning n,
_________________________________________________________________________

Contoh Soal 6 :
Debit rata-rata dalam saluran pipa Q = 15 Liter/det, berdiameter D = 100 mm, panjang pipa
L = 1000 m, dan kekentalan kinematik air, v = 10-6 m2/det.
Hitung hilang tinggi tekanan dengan menggunakan persamaan a) Manning-Gaukler-
Strickler, b) Darcy-Weisbach ?
Jawaban :
a) Dengan menggunakan persamaan Manning-Strickler
Luas penampang, A  1 4  D 2  1 4  0,12  0,00785 m 2 .
Q 0,015 m 3 / det
Kecepatan aliran, V    1,91 m / det .
A 0,00785 m 2

Hidrolika1 6 - 13
Hilang tinggi tekanan akibat gesek, h f 
L V 2


1000  1,912   49,84 m.
2
k st  Rh 4/3
100  0,1 / 4
2 4/3

b) Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach


k 0,3
Kekasaran relatif, s   0,003
D 100
V  D 1,91  0,1
Kecepatan, V  1,91 m / det . Bilangan Re ynolds, Re    1,9 x 10 5
 10 6

Menurut diagram Moody didapat (Gambar 6.5), f = 0,023

Hilang tinggi tekanan, h f  f


L V 2
 0,023
1000 1,912 
 42,77 m.

D  2g 0,1  2  9,81

Contoh Soal 7 :
Penerapan persamaan Manning – Strikler

Tinggi tekanan di titik A = 121,50 m kolom air


Tinggi tekanan di titik B = 350,85 m kolom air
Hitung debit Q yang mengalir dengan menggunakan persamaan a) Manning, b) Strickler
Jawaban :
a) Dengan menggunakan persamaan Manning
Tinjau total tinggi tekanan di titik A dan B,
p V 2 p V 2
ZA  A  A  Z B  B  B  h f  V A  VB
 2g  2g
 p A  pB 
Z A  ZB   hf

h f  1822  1568  350,85  121,50   24,65 m.
n2 V 2  L
hf   persamaan (6.23)
Rh 4 / 3

V 
h f  Rh 4 / 3

24,65  1,24 / 44 / 3  10 m/det
n2  L  1110 2  600
 
Q  A  V  10  1 4   1,24 2  11,3 m 3 / det .
b) Dengan menggunakan persamaan Strickler

Hidrolika1 6 - 14
Tinjau total tinggi tekanan di titik A dan B,
p V 2 p V 2
ZA  A  A  Z B  B  B  h f  V A  VB
 2g  2g
 p A  pB 
Z A  ZB   h f  V A  VB

h f  1822  1568  350,85  121,50  24,65 m. kolom air
kst = 110 (Tabel 6.4, didapat nilai n = 0,009, dan kst = 1/n)

V 
h f  k st  Rh 4 / 3

24,65  110  1,24 / 44 / 3  10 m/det
L 600
Q  A  V  10  1
4 
  1,24 2  11,3 m 3 / det .

6.1.3 Persamaan Hazen-Williams


Persamaan Hazen-Williams merupakan salah satu rumus yang sangat popoler dipakai
dalam beberapa dekade belakangan ini di Amerika Serikat, untuk merencana dan
menganalisis sistem air. Batas pemakaian dari pipa berdiameter 2 s/d 60 inchi, dengan
kecepatan aliran sampai 10 ft/s. Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
V  1,32 C h  R 0,63  S 0,54 ..................................................................(6.24)
dimana :
V = kecepatan rata-rata, dalam satuan ft/s,
Ch = koefisien gesek Hazen-Williams, tanpa satuan (tergantung dari kekasaran pipa)
lihat Tabel 6.3.
R = jari-jari hidrolik, dalam satuan ft.
S = hE /L (= kemiringan garis energi), dalam satuan ft/ft
L = panjang pipa yang ditinjau, dalam satuan ft
Bentuk lain dari persamaan Hazen-Williams :
Satuan U.S Satuan S.I
V  1,32 C h  R 0,63  S 0,54 V  0,85 C h  R 0,63  S 0,54
Q  1,32 A  C h  R 0,63  S 0,54 Q  0,85 A  C h  R 0,63  S 0,54
1,852 1,852
 Q   Q 
hL  L 0, 63 
hL  L  0, 63 
1,32 A  C h  R   0,85 A  C h  R 
Catatan : Catatan :
V dalam satuan ft/s V dalam satuan m/detik
Q dalam satuan ft3/s Q dalam satuan m3/detik
A dalam satuan ft2 A dalam satuan m2
hL, L, R, dan D dalam satuan ft hL, L, R, dan D dalam satuan m
S dalam satuan ft/ft (tanpa satuan) S dalam satuan m/m (tanpa satuan)

Hidrolika1 6 - 15
Besarnya koefisien gesek Ch dalam persamaan (6.24) untuk berbagai jenis pipa dapat
dipakai dari Tabel 6.4 berikut ini.

Tabel 6.4. Koefisien gesek Hazen-Williams, Chw.


________________________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Perbandingan antara koefisien gesek Hazen-Williams dan Manning terhadap koefisien


gesek Darcy-Weisbach diperlihatkan pada diagram gabungan di bawah ini.

Gambar 6.8. Perbandingan koef. kekasaran Hazen-Williams, Manning terhadap koef. gesek Darcy.

Hidrolika1 6 - 16
Gambar 6.9. Nomogram Hazen-Williams untuk nilai Ch = 100.

Cara penggunaan Nomogram Hazen-Williams :


1) Misal diameter pipa D = 609,6 mm, hilang tinggi tekanan hf = 1,00 m pada setiap
panjang pipa 1000 m, koefisien gesek Ch = 120. Tentukan besar debit aliran ?
(+) Tarik garis lurus yang menghubungkan D = 609,6 mm dengan hilang tinggi
tekanan hf = 1,0 m, sampai memotong sumbu vertikal skala debit aliran, didapat
besarnya debit Q100 = 0,184 m3/detik.
Untuk Ch = 120, maka Q120 = 120/100*0,184 = 0,219 m3/detik.

Hidrolika1 6 - 17
2) Misal Q = 0,1576 m3/detik, D = 609,6 mm, Ch = 120, Cari besarnya hilang tinggi
tekanan hf ?
(+) Ubah dulu debit menjadi Q100 = 100/120*0,1576 = 0,1313 m3/detik. Kemudian
tarik garis lurus yang menghubungkan Q100 = 0,1313 m3/detik sampai
memotong sumbu vertikal skala hilang tinggi tekanan hf , didapat besarnya
hilang tinggi tekanan hf = 0,55 m atau S = 0,55/1000.

Contoh Soal 8 :
Pemakaian persamaan Hazen-Williams

Tinggi tekanan di titik A = 121,50 m kolom air


Tinggi tekanan di titik B = 350,85 m kolom air
Hitung debit Q yang mengalir dengan menggunakan persamaan a) Manning, b) Strickler
Jawaban :
a) Dengan menggunakan persamaan Manning
Hilang tinggi tekanan,
p V 2 p V 2
ZA  A  A  Z B  B  B  h f  V A  VB
 2g  2g
 p A  pB 
Z A  ZB   hf

h f  1822  1568  350,85  121,50   24,65 m.
V  0,85  C h  R 0,63  S 0,54 
 0,85  C h  D / 40,63  h f / L 0,54
 0,85  140   1,20 / 4  24,65 / 600 
0, 63 0,54
 9,94 m / det .
Q  A V   1
4 
 1,20 2  9,94   11,24 m 3 / det .

6.1.4 Soal Latihan

Soal 1 :
Pipa baru dari bahan besi yang digalvanis berdiameter 300 mm, panjang pipa 1000 m,
mengalirkan air dengan temperatur 20º C, perbedaan tekanan di kedua ujung pipa 2500
kN/m2, dan pipa terpasang dengan kemiringan 1/1000.
Hitung besarnya debit yang mengalir pada pipa tersebut dengan memperhitungkan hilang
tinggi tekanan major menurut persamaan a) Darcy-Weisbach, b) Manning, c) Strickler, d)
Hazen-Williams ?

Hidrolika1 6 - 18
Soal 2 :
Pipa baru dari bahan PVC berdiameter 300 mm, panjang pipa 1000 m, mengalirkan air
dengan temperatur 20º C, perbedaan tekanan di kedua ujung pipa 2500 kN/m2, dan pipa
terpasang dengan kemiringan 1/1000.
Hitung besarnya debit yang mengalir pada pipa tersebut dengan memperhitungkan hilang
tinggi tekanan major menurut persamaan a) Darcy-Weisbach, b) Manning, c) Strickler, d)
Hazen-Williams ?

Soal 3 :
Pipa baru dari bahan besi tuang, berdiameter 300 mm, panjang pipa 1000 m, mengalirkan
air dengan temperatur 20º C, perbedaan tekanan di kedua ujung pipa 2500 kN/m2, dan pipa
terpasang dengan kemiringan 1/1000.
Hitung besarnya debit yang mengalir pada pipa tersebut dengan memperhitungkan hilang
tinggi tekanan major menurut persamaan a) Darcy-Weisbach ?

Soal 4 :
Pipa baru dari bahan asbes-semen, berdiameter 300 mm, mengalirkan air dengan
temperatur 20º C seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
Hitung besarnya debit yang mengalir pada pipa tersebut dengan memperhitungkan hilang
tinggi tekanan major (abaikan minor head losses) menurut persamaan a) Darcy-Weisbach,
b) Manning, c) Strickler, d) Hazen-Williams ?

Hidrolika1 6 - 19
Soal 4 :

Hidrolika1 6 - 20

Anda mungkin juga menyukai