Ringkasan Journal
DISUSUN OLEH:
NOFITA NENGSIH
1910070140006
Dosen Pengampu :
Latar Belakang
METODE
4. Prosedur
Kuesioner telah diuji sebelumnya pada kelompok terpilih yang terdiri dari 30
peserta. Barang apa saja yang tidak dapat dipahami oleh peserta atau
keandalannya rendah dihapus dan kuesioner direvisi menjadi total 48 item.
Kuesioner adalah berlaku untuk semua karyawan selama periode 3 minggu.
HASIL
Hasil analisis regresi bertahap menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan hubungan antara variabel kinerja keselamatan dependen dan sub-sub
budaya keselamatan dimensi kesadaran dan kompetensi keselamatan, keterlibatan
karyawan dan fatalisme.
Menurut hasil yang diperoleh, sementara fatalisme mempengaruhi perilaku
keselamatan secara negatif, kesadaran keselamatan dan kompetensi, dan
keterlibatan karyawan memiliki efek positif. Hubungan yang tidak signifikan
ditemukan dalam hal dimensi lain.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada sebagian yang percaya bahwa
kecelakaan kerja atau apapun kemalangan bukan karena praktik yang tidak aman,
tetapi karena takdir. Keyakinan fatalistik pada kemungkinan ini kecelakaan kerja
dapat dijelaskan oleh keyakinan agama masyarakat kita.
Tujuan dari budaya keselamatan positif, sebagai sarana penting untuk memastikan
keselamatan di organisasi, adalah untuk menciptakan lingkungan kerja di mana
pekerja sadar akan risiko dalam tempat kerja dan mengambil tindakan terus-
menerus terhadap bahaya ini dengan menghindari praktik yang tidak aman (Muniz
dkk 2007). Secara alami, realisasi tujuan ini memerlukan pembentukan proses
tertentu dan untuk administrasi proses ini, tanggung jawab yang signifikan
terletak baik dengan organisasi maupun karyawan.