Anda di halaman 1dari 22

Perbuatan melanggar hukum

dalam pelayanan kesehatan

H.Maswan Daulay, S.Kep., Ns., M.Kes

Fikes Unefa Pematangsiantar


PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN (HEALTH LAW)

Hukum kesehatan (Health Law)


1. Van Der Mijn
Hukum Kesehatan diratikan sebagai
hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan kesehatan
meliputi: penerapan perangkat hukum
perdata, pidana dan tata usaha negara.

2. Leenen
Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan
peraturan hukum di bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
Secara ringkas hukum kesehatan adalah:
1. Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan
2. Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang
berkaitan dgn upaya &pemeliharaan dibidang kesehatan.
3. Rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang
kesehatan yg mengatur pelayanan medik &sarana medik

Pelayanan medik
Upaya pelayanan kesehatan yg melembaga, berdasarkan fungsi
sosial dibidang yankes perorangan bagi individu dan keluarga.

Sarana medik
Meliputi RS(umum/khusus), klinik spesialis, rumah/klinik
bersalin, poliklinik/balai pengobatan &sarana lain yg ditetapkan
oleh menteri kesehatan.
Kesehatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, & sosial yg memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Tenaga kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang unjuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Sarana kesehatan
Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
Kesehatan matra
Upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna baik
lingkungan darat, udara, angkasa, maupun air.

Perbedaan hukum kesehatan (Health Law) dan hukum


kedokteran (medical law): hanya terletak pada ruang
lingkupnya saja
Ruang lingkup hukum kesehatan
Meliputi semua aspek yang berkaitan dengan kesehatan
(yaitu kesehatan badaniah, rohaniah dan sosial secara
keseluruhan)

Ruang lingkup hukum kedokteran


Hanya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi
kedokteran.

Oleh karena masalah kedokteran juga termasuk di dalam


ruang lingkup kesehatan, maka sebenarnya hukum
kedokteran adalah bagian dari hukum kesehatan.
Latar Belakang disusunnya peraturan perundang-undnagan di
bidang pelayanan kesehatan, karena adanya kebutuhan sbb;

1. pengaturan pemberian jasa keahlian


2. tingkat kualitas keahlian tenaga kesehatan
3. keterarahan
4. pengendalian biaya
5. kebebasan warga masyarakat untuk menentukan
kepentingannya serta identifikasi kewajiban pemerintah
6. perlindungan hukum pasien
7. perlindungan hukum tenaga kesehatan
8. perlindungan hukum pihak ketiga
9. perlindungan hukum bagi kepentingan umum
Pengertian Perbuatan Melawan Hukum

Istilah perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad)


sebelum tahun 1919 oleh Hoge Raad diartikan secara sempit,
yakni tiap perbuatan yang bertentangan dengan
hak orang lain yang timbul karena undang-undang atau tiap
perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya
sendiri yang timbul karena undangundang

Menurut ajaran yg sempit sama sekali tdk dpt djadikan


alasan utk menuntut ganti kerugian krn suatu perbuatan
melawan hukum, suatu perbuatan yg tdk bertentangan dgn
undang-undang sekalipun perbuatan tsb adl bertentangan dgn
hal-hal yg diwajibkan oleh moral a/ hal-hal yg diwajibkan dlm
pergaulan masyarakat
Pengertian perbuatan melawan hukum menjadi lebih luas dgn
adanya keputusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919 dlm
perkara Lindebaum lawan Cohen.

Hoge Raad telah memberikan pertimbangan yaitu :


“bahwa dgn perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad)
diartikan suatu perbuatan a/ kealpaan yg a/ bertentangan dgn hak
orang lain, a/ bertentangan dgn kewajiban hukum sipelaku a/
bertentangan, baik dgn kesusilaan, baik pergaulan hidup trhdp
orang lain a/ benda, sedang barang siapa karena salahnya sbg
akibat dari perbuatannya itu telah mendatangkan kerugian pada
orang lain, berkewajiban membayar ganti kerugian”.
Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) diatur dlm
Psl 1365 s/d Psl 1380 KUH Perdata. Gugatan perbuatan
melawan hukum didsrkan pd Psl 1365 KUH Perdata yg
berbunyi: “setiap perbuatan melanggar hukum, yg membawa
kerugian kpd orang lain, mewajibkan orang yg karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.

Pasal 1365 tsb biasanya dikaitkan dgn Pasal 1371 ayat (1)
KUH Perdata yg berbunyi: “penyebab luka atau cacatnya
sesuatu badan atau anggota badan dgn sengaja a/ kurang hati-
hati, memberikan hak kepada si korban untuk, selain
penggantian biaya pemulihan, menuntut ganti kerugian yg
disebabkan oleh luka cacat tersebut”
Menurut Munir Faudy,
Perbuatan melawan hukum adl sbg suatu kumpulan dari prinsip-
prinsip hukum yg bertujuan utk mengontrol atau mengatur
perilaku bahaya, utk memberikan tanggung jawab atas suatu
kerugian yg terbit dari interaksi sosial, & utk mnyediakn ganti
rugi trhdp korban dgn suatu gugatan yg tepat

Menurut R. Wirjono Projodikoro,


Perbuatan melawan hukum diartikan sbg perbuatan melanggar
hukum adl bahwa perbuatan itu mengakibatkan kegoncangan
dlm neraca keseimbangna dari masyarakat.
Lebih lanjut beliau mengatakan, bahwa istilah “onrechtmatige
daad” ditafsirkan secara luas, sehingga meliputi juga suatu
hubungan yg bertentangan dgn kesusilaan a/ dgn yg dianggap
pantas dlm pergaulan hidup masyarakat
Menurut salah satu ahli hukum terkemuka asal Belanda,
perbuatan melawan hukum yaitu “delict” adalah “elke
eenzijdige evenwichtsverstoring, elke eenzijdige inbreak op
de materiele en immateriele levensgoerden van een persoon
of een, een eenheid vormende, veelheid van persoon/een
groop”
(tiap-tiap gangguan dari keseimbangan, tiap-tiap gangguan
pada barang-barang kelahiran dan kerohanian dari milik
hidup seseorang atau gerombolan orang-orang)
Perbuatan melawan hukum tdk hanya bertentangan dgn
undang-undang, tetapi jg berbuat a/ tidak berbuat yg melanggar
hak orang lain bertentangan dgn kesusilaan maupun sifat berhati-
hati, kepantasan &kepatutan dlm lalu lintas masyarakat.

Perbuatan melawan hukum juga dpt diartikan sbg suatu


kumpulan dari prinsip-prinsip hukum yg bertujuan utk mengontrol
a/ mengatur prilaku berbahaya, utk memberikan tanggung jawab
atas suatu kerugian yg terbit dari interaksi sosial, dan utk
menyediakan ganti rugi trhdp korban dgn suatu gugatan yg tepat.
Unsur-Unsur Perbuatan Melawan Hukum

1. Ada perbuatan melawan hukum


2. Ada kesalahan
3. Ada hubungan sebab akibat
antara kerugian & perbuatan
4. Ada kerugian.

I. Unsur ada perbuatan melawan hukum


Perbuatan melawan hukum berarti adanya perbuatan atau
tindakan dari pelaku yg melanggar/melawan hukum.
Dulu, pengertian melanggar hukum ditafsirkan sempit, yakni
hanya hukum tertulis saja, yaitu undang-undang.
Tapi sejak tahun 1919, ada putusan Mahkamah Agung
Belanda dlm kasus Arrest Cohen-Lindenbaum (H.R. 31 Januari
1919), yang kemudian telah memperluas pengertian melawan
hukum tdk hanya terbatas pd undang-undang (hukum tertulis
saja) tapi juga hukum yg tdk tertulis, sebagai berikut;

1. Melanggar Undang-Undang, artinya perbautan yang


dilakukan jelas-jelas melanggar undang-undang.

2. Melanggar hak subjektif orang lain, artinya jika perbuatan


yang dilakukan telah melanggar hak-hak orang lain yang
dijamin oleh hukum (termasuk tapi tidak terbatas pada hak
yang bersifat pribadi, kebebasan, hak kebendaan,
kehormatan, nama baik ataupun hak perorangan lainnya.
3. Bertentangan dengan kewajiban hukum si
pelaku, artinya
kewajiban hukum baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, termasuk hukum publik.

4. Bertentangan dengan kesusilaan, yaitu kaidah moral


(Pasal 1335 Jo Pasal 1337 KUHPerdata)

5. Bertentangan dengan sikap kehati-hatian yang


sepatutnya
dalam masyarakat. Kriteria ini bersumber pada hukum
tak tertulis (bersifat relatif). Yaitu perbuatan yg dilakukan
bertentangan dengan sikap yang baik/kepatutan dalam
masyarakat utk memperhatikan kepentingan orang lain.
II. Unsur adanya kesalahan
Kesalahan ini ada 2 (dua), bisa karena kesengajaan atau
karena kealpaan.

a. Kesengajaan maksudnya ada kesadaran yang oleh orang


normal pasti tahu konsekuensi dari perbuatannya itu akan
merugikan orang lain.
b. Kealpaan berarti ada perbuatan mengabaikan sesuatu yang
mestinya dilakukan, atau tidak berhati-hati atau teliti
sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Namun demikian adakalanya suatu keadaan tertentu dapat


meniadakan unsur kesalahan, misalnya dalam hal keadaan
memaksa (overmacht) atau si pelaku tidak sehat pikirannya
(gila)
III. Unsur adanya hubungan sebab akibat
antara Kerugian dan perbuatan (Hubungan
Kausalitas)
Maksudnya, ada hubungan sebab akibat antara perbuatan
yang dilakukan dengan akibat yang muncul.

Misalnya, kerugian yang terjadi disebabkan perbuatan si


pelaku atau dengan kata lain, kerugian tidak akan terjadi
jika pelaku tidak melakukan perbuatan melawan hukum
tersebut.
IV. Unsur adanya kerugian
Akibat perbuatan pelaku menimbulkan kerugian. Kerugian
disini dibagi jadi 2 yaitu Materil dan Imateril.

a. Materil misalnya kerugian karena tabrakan mobil,


hilangnya keuntungan, ongkos barang, biaya-biaya, dan
lain-lain.
b. Imateril misalnya ketakutan, kekecewaan, penyesalan,
sakit, dan kehilangan semagat hidup yang pada prakteknya
akan dinilai dalam bentuk uang.
Adapun pemberian ganti kerugian menurut KUHPerdata Sbb;

1. Ganti rugi untuk semua perbuatan melawan hukum (Pasal


1365 KUHPerdata);
2. Ganti rugi utk perbuatan yg dilakukan oleh orang lain (Pasal
1367 KUHPerdata). Psl 1367ayat (1) KUHPerdata,
seseorang tdk hanya bertanggungjawab atas kerugian yg
disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas
kerugian yg disebabkan perbuatan orang-orang yg menjadi
tanggungannya a/ disebabkan barang-barang yg berada dlm
pengawasannya (vicarious liability)
3. Ganti rugi utk pemilik (Pasal 1368 KUHPerdata)
4. Ganti rugi untuk pemilik gedung yang ambruk (Pasal 1369
KUHPerdata)
5. Ganti rugi untuk keluarga yang ditinggalkan oleh orang
yang dibunuh (Pasal 1370 KUHPerdata)
6. Ganti rugi karena telah luka tau cacat anggota badan (Pasal

1371 KUHPerdata)
7. Ganti rugi karena tindakan penghinaan (Pasal 1372
KUHPerdata), KUHPerdata tidak mengatur soal ganti
kerugian yang harus dibayar karena Perbuatan Melawan
Hukum sdg Pasal 1243 KUHPerdata membuat ketentuan
tentang ganti rugi karena Wanprestasi.

Maka menurut Yurisprudensi ketentuan ganti kerugian


karena wanprestasi dpt diterapkan utk menentukan ganti
kerugian karena Perbuatan Melawan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai