Anda di halaman 1dari 10

 Penandaan Kanamycin dengan Radionuklida Teknesium-

99m Sebagai Sediaan Untuk Deteksi Dini Penyakit Infeksi


(Eva Maria Widyasari, dkk.) ISSN 1907-0322

Penandaan Kanamycin dengan Radionuklida Teknesium-


99m Sebagai Sediaan Untuk Deteksi Dini Penyakit Infeksi
The Labeling of Kanamycin Using Radionuclide of
Technetium As An Agent for Early Detection of Infectious
Deseases

Eva Maria Widyasari, Nurlaila Zainuddin dan Witri Nuraeni


Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN
Jl. Tamansari No. 71 Bandung
Email : evamaria@batan.go.id
Diterima 30 Mei 2013; Disetujui 04 September 2013

ABSTRAK

Penandaan Kanamycin dengan Radionuklida Teknesium-99m Sebagai Sediaan


Untuk Deteksi Dini Penyakit Infeksi. Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama
kematian di dunia. Deteksi dini dan penentuan lokasi infeksi yang tepat dan akurat melalui
pencitraan menggunakan teknik nuklir dapat mempermudah pengobatannya. Antibiotik
bertanda radioaktif mampu menjadi solusi untuk membedakan antara infective inflammatory
dan non-infective inflammatory. Kanamycin merupakan antibiotik yang digunakan untuk
pengobatan infeksi dimana obat-obat infeksi lain seperti penisilin dan beberapa obat infeksi
lain yang kurang ampuh tidak dapat digunakan. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi
optimum penandaan 99mTc-kanamycin untuk memperoleh efisiensi penandaan yang tinggi.
Dalam percobaan, kanamycin telah berhasil ditandai dengan teknesium-99m melalui metode
penandaan tidak langsung dengan menggunakan pirofosfat sebagai co-ligand. Efisiensi
penandaan dan penentuan kemurnian radiokimia senyawa tersebut secara simultan
ditentukan dengan metode kromatografi kertas menaik menggunakan kertas Whatman 3
sebagai fase diam dan aseton sebagai fase gerak untuk memisahkan pengotor radiokimia
dalam bentuk 99mTc-perteknetat; sedangkan pengotor dalam bentuk 99mTc-tereduksi dipisahkan
dengan menggunakan fase diam ITLC-SG dan fase gerak NaOH 0,5 N. Kondisi penandaan
optimal diperoleh pada penggunaan 6 mg kanamycin, 300 μg SnCl2, 1,5 mg Na-pirofosfat, dan
pH=6. Waktu inkubasi selama 0-30 menit pada temperatur kamar, memberikan efisiensi
penandaan 96,54 ± 0,36 %. Berhasilnya penandaan kanamycin dengan efisiensi yang tinggi
ini menjadikan 99mTc-kanamycin berpeluang untuk dijadikan sebagai sediaan radiofarmasi
untuk deteksi dini penyakit infeksi.
Kata kunci : kanamycin, teknesium-99m, penandaan, infeksi

ABSTRACT

The Labeling of Kanamycin Using Radionuclide of Technetium As An Agent for


Early Detection of Infectious Deseases. Infectious diseases are still the leading cause of
death in the world. Early detection and determination of the exact location of infection and
accurate imaging through the use of nuclear techniques can facilitate treatment. Antibiotics
radioactive labeled compound otherwise be able to be a solution to distinguish between
infective and non-infective inflammatory. Kanamycin is an antibiotic used for the treatment of
infections where other drugs such as penicillin and several other drugs that are less potent
infection can not be used. This study aims to determine the optimum labeling conditions of
99m
Tc-kanamycin in order to obtain high labeling efficiency. Kanamycin has successfully
labeled with technetium-99m through indirect labeling method using pyrophosphate as a co-
ligand. Labeling efficiency and determination of radiochemical purity of these compounds
simultaneously determined by ascending paper chromatography using Whatman paper 3 as
the stationary phase, and acetone as the mobile phase to separate the radiochemical impurities

  91
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 2 Desember 2013, 91 - 100 

in the form of 99mTc-pertechnetate; while impurities in the form of reduced 99mTc-separated by


using the stationary phase ITLC-SG and 0.5 N NaOH as mobile phase. The result showed that
the optimal labeling conditions was obtained on the use of 6 mg kanamycin, 300 mg SnCl2,
1.5 mg of Na-pyrophosphate, and pH = 6. The incubation time of 0-30 min at room
temperature, provide labeling efficiency of 96.54 ± 0.36%. The successful of kanamycin
labeling with high efficiency makes 99mTc-kanamycin potentially to be used as a
radiopharmaceutical for the early detection of infectious diseases.
Key words : kanamycin, technetium-99m, labeling, infection

PENDAHULUAN untuk membedakan antara inflamasi yang


disebabkan karena infeksi (infective
Infeksi merupakan penyakit yang inflammatory) atau yang bukan disebabkan
penyebarannya sangat luas dan dapat oleh infeksi (non-infective inflammatory). Kit
menjangkiti seluruh lapisan masyarakat. diagnostik untuk infeksi dengan
Pada tahun 2007 hingga 2008 angka menggunakan senyawa antibiotik yang telah
kematian akibat infeksi menduduki berhasil diteliti dan dikembangkan tersebut
peringkat kedua tertinggi di Indonesia diantaranya adalah kit diagnostik 99mTc-
setelah penyakit sistem sirkulasi darah [1]. siprofloksasin dan 99mTc-etambutol [3,4].
Penentuan daerah terjadinya infeksi dengan Kedua kit tersebut telah melalui uji klinis
cepat dan tepat dapat mempermudah dalam dan direkomendasikan oleh dokter-dokter di
mengatasi penyebab penyakit ini. Teknik komunitas kedokteran nuklir sebagai kit
diagnosis dengan metode pencitraan untuk diagnosis infeksi. Namun demikian,
menggunakan peralatan diantaranya MRI, mengingat beragamnya jenis infeksi disertai
USG dan CT-Scan terkadang tidak dapat dengan mekanisme kerja yang berbeda,
digunakan secara spesifik untuk mendeteksi masih diperlukan sediaan-sediaan diagnostik
lokasi infeksi yang terjadi pada bagian tubuh yang lebih selektif berbasis antibiotik
yang sangat dalam (deep seated infection), bertanda radioaktif.
misalnya dalam tulang dan persendian [2]. Kanamycin merupakan antibiotik yang
Keberadaan metode pencitraan berbasis termasuk dalam golongan aminoglikosida
teknik nuklir menggunakan radiofarmaka yang bekerja menghambat proses sintesis
yang spesifik, memberi solusi pemecahan protein mikroorganisme, dan termasuk
masalah ini. golongan antibiotika berspektrum luas,
Infeksi adalah keadaan masuknya sehingga dapat berinteraksi dengan bakteri
mikroorganisme patogen ke dalam tubuh Gram negatif maupun Gram positif.
mahluk hidup, kemudian berkembangbiak Kanamycin ditemukan pertama kali di
dan menyebabkan terjadinya kerusakan Jepang pada tahun 1957 oleh Umezawa dkk,
jaringan tubuh yang ditandai dengan diperoleh dari filtrat kultur Streptomyces
timbulnya berbagai macam gejala penyakit. kanamyceticus [5]. Kanamycin digunakan
Infeksi sebagian besar diikuti dengan untuk pengobatan infeksi jika penisilin
peradangan atau inflamasi, yang ataupun obat lain yang kurang kuat aktivitas
didefinisikan sebagai reaksi mikrosirkulasi antibakterinya tidak dapat digunakan.
yang ditandai dengan perpindahan cairan Adapun infeksi yang biasanya diobati
dan sel darah putih dari darah ke dalam menggunakan kanamycin adalah infeksi
jaringan ekstraselular [2]. Sejak awal tahun pada saluran pernafasan, kulit, jaringan
2000 beberapa peneliti telah lunak, perut, dan infeksi pada saluran kemih
mengembangkan kit diagnostik untuk [6,7,8].
infeksi dengan menggunakan senyawa- Menurut penelitian yang dilakukan
senyawa antibiotik yang dalam oleh Benveniste dan Davies mengenai
perkembangannya diketahui lebih efektif structure-activity relationship dari antibiotik

 92
 Penandaan Kanamycin dengan Radionnuklida Teknesiium-
99m Sebagai Sediaan Un ntuk Deteksi Dini
D Penyakit In
nfeksi
(Eva Marria Widyasari, dkk.) ISSN 1907-0322

golonggan aminogglikosida, diinyatakan bahwa


b BAHAN DAN
D METO
ODE
keaktiffan dari antibiotik
a g
golongan in
ni ada
kaitannya dengan n posisi guggus hidrokssil dan Bahan dan n Alat
amina sebagai substituen
s pada R dan
d R’ Bahan-bahan y yang digun nakan dalam m
(Gamb bar 1). Kanaamycin B dan
d C meru upakan penelitian ini melip puti: kanam mycin sulffat
kanam mycin produ uk turunann dari kanaamycin n(II) kloridaa/SnCl2 (Sig
(Meiji), tin gma-Aldrichh),
A. Dari
D uji daya ham mbat antiibiotik natrium pirofosfat
p (EE. Merck), aseton (E E.
kanam mycin terhaadap R17 ph hage RNA secara Merck), natrium
n h
hidroksida (E.Merck k),
invitro,, menunju ukkan bahw wa kanamy ycin B natrium klorida fisiolo ogis (IPHA), aquabideest
memilliki aktiv
vitas yangg lebih kuat steril (IPH HA), pH indikatorr universsal
diband dingkan kanamycin
k A, sedaangkan (E.Merck), kertas Wh hatman 3 dan
d ITLC-S
SG
kanam mycin C memiliki aktivitas paling (Agilent).
lemah bila diban ndingkan kanamycin
k A dan Perallatan yan ng diguna akan dalam m
B [9]. penelitian ini melip puti: kalibbrator dossis

Gambar 1. Struktu
ur Kanamyccin

Di sampinng cara kerrjanya, pem milihan (Victoreen)), Vortex Mixer, Sin ngle Chann nel
kanam mycin sebaggai antibiotiika yang diitandai Analyzer (Ortec), seperan ngkat allat
oleh radionuklid
r da 99mTc didasarkan
d pada kromatograafi, seperan ngkat alat elektrofores
e sis
struktuurnya (Gaambar 1) yang meemiliki dan peralattan gelas.
beberaapa gugus fungsi, sep perti -NH2, -OH,
dan -O O-, sehinggga mudah berikatan
b d
dengan Penandaa an kanamy ycin denggan metod de
99m
Tc [6].
[ tidak lang
gsung
Dalam peenelitian inii telah dilaakukan Roohhi dkk [4]], menyata akan bahw wa
penand daan kaanamycin sulfat, yaitu kanamycinn dapat dittandai denngan metod de
kanam mycin A yang berikataan dengan gugus langsung menggunaakan SnC Cl2 sebaggai
sulfat, dengan memvariaasikan beb berapa reduktor. Roohi m mendapatkan kondiisi
parammeter, anttara lain jumlah ligan optimum penandaan
p dengan forrmulasi 5 mg
m
kanam mycin, jumlah reduktor, pH reakssi, dan kanamycinn, 20 μg SnCl2, pH H reaksi 6-7
waktu inkubasii. Penand daan kanaamycin dengan waktu
w inkuubasi 30 menit daan
dengan n tekn
nesium-99m m diharrapkan volume akkhir larutan
n adalah 2 mL. Namu un
mengh hasilkan sen nyawa berttanda yang dapat demikian, dari beberapa kalii percobaaan
digunaakan sebagaai kit diagnnostik baru untuk ulang yanng dilakuk kan penulis, ternyaata
infeksii. penggunaan kadar Sn nCl2 sebesa
ar 20 μg daan

  9
93
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 2 Desember 2013, 91 - 100 

bahkan hingga 35 μg, masih memberikan jumlah yang bervariasi (100, 150, 200, 250,
pengotor radiokimia dalam bentuk 99mTcO4- 300, 350, 400, 450 dan 500 μL). Larutan
yang cukup tinggi, sedangkan peningkatan diatur pHnya menjadi 6-7, kemudian ke
jumlah SnCl2 mengakibatkan kekeruhan dalam campuran tersebut ditambahkan
pada saat pH-nya dinaikkan ke 6-7. Karena larutan Na99mTcO4 dengan radioaktivitas 2-5
itu, penandaan tidak langsung dengan mCi dan volume larutan diatur sedemikian
menggunakan pirofosfat sebagai co-ligand rupa hingga volume akhir 2 mL. Campuran
atau bifunctional agent menjadi solusi dikocok dengan vortex mixer sampai larut
alternatif yang diamati penulis. sempurna dan diinkubasi pada temperatur
Penandaan dilakukan dengan ruang selama 30 menit. Penetapan efisiensi
menambahkan sejumlah larutan Sn- penandaan dilakukan sekaligus dengan
pirofosfat ke dalam larutan kanamycin, pH penentuan kemurnian radiokimia 99mTc-
larutan diatur menjadi 6-7 dengan kanamycin menggunakan metode
penambahan NaOH /HCl 0,1N, kemudian kromatografi seperti pada penentuan
ke dalam campuran ditambahkan 99mTc- kemurnian radiokimia 99mTc-kanamycin.
perteknetat sehingga volume akhir
campuran adalah 2 mL. Campuran Optimasi pH reaksi
selanjutnya diinkubasi selama 30 menit pada Ke dalam lima vial yang masing-
suhu kamar. masing berisi 1 mL larutan kanamycin
(5mg/mL) ditambahkan 300 μL larutan Sn-
Penentuan kemurnian radiokimia 99mTc- pirofosfat (1 mg SnCl2 + 5 mg Na-pirofosfat
kanamycin /mL). Campuran dikocok dengan vortex
Efisiensi penandaan dan penentuan mixer hingga homogen. Masing-masing pH
kemurnian radiokimia 99mTc-kanamycin larutan diatur menjadi 4,5,6,7 dan 8 dengan
dilakukan secara simultan dengan teknik menambahkan larutan NaOH atau HCl 1 N,
kromatografi kertas menaik menggunakan kemudian ke dalam campuran tersebut
kertas Whatman 3 (10 x 1 cm) sebagai fase ditambahkan larutan Na99mTcO4 dengan
diam dan aseton sebagai fase gerak untuk radioaktivitas 2-5 mCi, dan volume larutan
memisahkan pengotor dalam bentuk 99mTc- diatur sedemikian rupa sehingga volume
perteknetat (99mTcO4-), sedangkan untuk akhir 2 mL. Campuran dikocok dengan
pengotor dalam bentuk 99mTc-tereduksi vortex mixer sampai homogen dan diinkubasi
(99mTcO2) dipisahkan dengan menggunakan pada temperatur ruang selama 30 menit.
fase diam ITLC-SG (10 x 1 cm) dengan fase Efisiensi penandaan ditentukan dari
gerak NaOH 0,5 N. Kromatogram setelah kemurnian radiokimia 99mTc-kanamycin
dikeringkan, dipotong-potong sepanjang 1 yang dilakukan dengan metode kromatografi
cm, kemudian radioaktivitas yang terdapat seperti pada penentuan kemurnian
pada masing-masing potongan dicacah radikimia 99mTc-kanamycin.
dengan alat Single Channel Analyzer.
Optimasi jumlah kanamycin (ligan)
Optimasi jumlah reduktor Sn-pirofosfat Ke dalam masing-masing vial yang
Pembuatan larutan Sn-pirofosfat berisi kanamycin dengan jumlah bervariasi
dilakukan dengan menambahkan 5 mg SnCl2 (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 mg/mL)
ke dalam vial berisi larutan natrium ditambahkan 300 μL larutan Sn-pirofosfat (1
pirofosfat (25 mg/5 mL), kemudian mg SnCl2 + 5 mg Na-pirofosfat /mL).
didiamkan beberapa menit, dan dikocok Dengan penambahan larutan NaOH atau
dengan vortex mixer hingga larut sempurna. HCl 1 N semua larutan diatur pH-nya
Penentuan jumlah reduktor optimal menjadi 6, kemudian ke dalam campuran
dilakukan sebagai berikut: Ke dalam vial tersebut ditambahkan larutan Na99mTcO4
yang berisi larutan kanamycin (5 mg/mL) dengan radioaktivitas 2-5 mCi dan volume
ditambahkan larutan Sn-pirofosfat dengan akhir menjadi 2 mL. Campuran dikocok

 94
 Penandaan Kanamycin dengan Radionuklida Teknesium-
99m Sebagai Sediaan Untuk Deteksi Dini Penyakit Infeksi
(Eva Maria Widyasari, dkk.) ISSN 1907-0322

dengan vortex mixer dan diinkubasi pada Berdasarkan struktur kimia seperti
temperatur ruang selama 30 menit. Efisiensi dituliskan pada Gambar 1, kanamycin
penandaan dan kemurnian radiokimia 99mTc- memiliki beberapa gugus fungsi pendonor
kanamycin dilakukan dengan metode elektron, seperti -NH2, -OH, dan -O-, karena
kromatografi seperti yang tertulis pada itu, senyawa ini memungkinkan untuk
penentuan kemurnian radiokimia 99mTc- berikatan dengan radioisotop 99m
Tc.
kanamycin. Penandaan kanamycin ini dilakukan
mengacu pada prosedur yang dilakukan
Optimasi waktu inkubasi Roohi dkk [6]. Namun demikian,
Penandaan dilakukan dengan berdasarkan beberapa percobaan ulangan
menggunakan kadar optimal kanamycin yang dilakukan penulis, ternyata hasil
yang diperoleh dari percobaan 2.6 (6mg/mL), penandaan dengan prosedur ini masih
300 μl larutan Sn-pirofosfat (1 mg SnCl2 + 5 menunjukkan tingkat kemurnian radiokimia
mg Na-pirofosfat /mL), pH diatur menjadi 6 yang rendah yaitu berkisar ±78,52%
dengan penambahan larutan HCl atau dengan pengotor 99mTcO4- nya cukup tinggi,
NaOH 1 N, kemudian ke dalam campuran dan larutan akan menjadi keruh apabila
tersebut ditambahkan larutan Na99mTcO4 kadar reduktornya (SnCl2) ditingkatkan.
dengan radioaktivitas 2-5 mCi sehingga Oleh karena itu, penambahan suatu co-
volume akhir menjadi 2 mL. Campuran ligan/bifunctional agent yang akan
dikocok dengan vortex mixer sampai mempermudah reaksi penandaan
homogen dan diinkubasi pada temperatur kanamycin dengan teknesium-99m dapat
ruang dengan waktu yang bervariasi yaitu 0, menjadi solusi alternatif. Kanamycin
5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit. Waktu berhasil ditandai dengan teknesium-99m
inkubasi optimum adalah waktu yang melalui metode penandaan tidak langsung,
memberikan kemurnian radiokimia yang yaitu penandaan dengan penambahan ko-
tinggi. Penentuan kemurnian radiokimianya ligan pirofosfat yang diprediksi akan
dilakukan dengan metode kromatografi berikatan terlebih dahulu dengan ion
kertas seperti tertera dalam penentuan Sn2+membentuk kompleks Sn(II)-pirofosfat
99m
kemurnian radiokimia Tc-kanamycin. [12].
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN Na-pirofosfat + Sn(2+)Cl2


NaCl + Sn(2+)-pirofosfat (1)
Penelitian ini diawali dengan mencari
metode panandaan yang sesuai untuk Sn(2+)-pirofosfat + Kanamycin
kanamycin. Radioisotop yang umumnya Sn(2+)-kanamycin + Sn(2+)-pirofosfat
digunakan dalam penandaan sediaan (sisa) (2)
radiofarmasi untuk tujuan diagnosis adalah
teknesium-99m (99mTc). Pemilihan Sn(2+)-kanamycin + Sn(2+)-pirofosfat
radioisotop ini didasarkan pada karakteristik sisa + 99mTc(VII)O4- 99m
Tc-
fisiko-kimianya, yaitu memiliki waktu paruh kanamycin + Tc-pirofosfat + 99mTc-
99m

yang pendek (6,02 jam), pemancar sinar tereduksi + 99mTc-perteknetat sisa (3)
gamma (γ) murni dengan energi 140,5 keV
yang sangat ideal untuk pencitraan Proses penandaan “tidak langsung”
menggunakan kamera gamma. Dari seperti terlihat pada reaksi (1), (2), dan (3),
beberapa kajian pustaka, energi suatu akan menghasilkan pengotor 99mTc-pirofosfat
radioisotop yang disarankan untuk yang dengan metode kromatografi tidak
pencitraan menggunakan kamera gamma dapat dipisahkan dari 99mTc-kanamycin.
adalah dengan rentang energi 30-300 keV Untuk membuktikan bahwa senyawa
[10,11]. bertanda yang terbentuk adalah 99mTc-

  95
 Juurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
R
A Scientific Journaal for The Applica
cations of Isotopess and Radiation 907-0322
ISSN 19
Vol. 9 No. 2 Desem
mber 2013, 91 - 100 
1

kanamycin,
k maka dilakukan
n analisiss kanammycin. Parameter pertama yang
p
pembanding g denggan meenggunakan n dioptiimasi adallah memvaariasikan jumlah
j
p
pirofosfat b
bertanda teeknesium-9 99m (99mTc- redukktor yang digunakan. Dari hasil
p
pirofosfat) sebagi koontrol. Hassil analisiss percob baan diperroleh data bahwa jumlah
j
d
dengan elektroforesis kertas memberikan
m n redukktor mulai 250 μgg hingga 500
5 μg
d
data sepertii terlihat pada
p Gambbar 2. Dari memiiliki nilai kemurnian
k radiokimiaa (KRK)
G
Gambar 2 terlihat baahwa ada perbedaan n di ata
as 95 % den ngan pola ggrafik yang
g relatif
99m
antara jarrak migraasi puncak Tc- stabil (Gambar 3). Oleh kaarena itu diambil
d
k
kanamycin dan puncak k 99mTc-piroofosfat. Hal nilai 300 μg sebagai jjumlah re eduktor
in
ni menunju ukkan bahw wa senyaw wa bertandaa mumnya, peemilihan inii didasarka
optim an pada
99m
y
yang terbenttuk adalah Tc-kanamycin. pola grafik pada Gaambar 3 yang

99m
Tc‐piroffosfat

99m
n
Tc‐kanamycin

Gambar 2.
2 Grafik perbandingan n hasil ele ektroforesis antara99mT
Tc-
n dengan 99m
kanamycin m
Tc-pirofosfa
at

Setelah
h diperoleh h metode penandaan n menu unjukkan bahwa padaa konsentra asi 250
99m
y
yang sesuaai, tahap selanjutn nya adalah h μg KR RK Tc-kaanamycin b baru mulaii diatas
m
menentukan n kondisi penandaan
p yang ideal 95% dan peninggkatan kad dar SnCl2 did atas
u
untuk men nghasilkan efisiensi penandaan n 250 μg tidak k signifikaan pengarruhnya
y
yang makssimal. Meenurut Un nited Statee terhaddap KRK K 99mTc-kaanamycin. Oleh
P
Pharmacope eia [13],, secaraa umum m karenna itulah kaadar SnCl2 dipilih sed dikit di
p
persyaratan kemurniaan radiokim mia untukk atas besaran
b 2500 μg, yaitu 300 μg sekaligus
raadiofarmakka bertan
nda tekn
nesium-99m m untukk menggantisipasi jika ada
adalah tidaak lebih kecil dari 90%, penyimpangan padap proses penimbang gan.
seedangkan menurut British
B Pharmacopeiaa Parameter kedua y yang ditentukan
[1
14], pengo otor radiokkimia dalaam bentuk k adalahh pH reaksii. Derajat kkeasaman atau
a pH
99
9m
Tc-pertek
knetat bebaas maksimaal adalah 5 reaksii merupakaan parameeter penting g yang
% Untuk mendapatk
%. kan kondissi tersebut, perlu diperhatikan karena sangat
m
maka dilak
kukan optiimasi padaa beberapaa berpengaruh terhadap
t n dan
kestabilan
p
parameter y
yang sangat mempengaaruhi reaksi kelaruutan senyaw wa obat teersebut dalaam air.
p
pembentuka an senyaw wa bertan nda 99mTc- Percobaan terssebut dillakukan dengan d

 96
 Penandaan Kanamycin dengan Radionnuklida Teknesiium-
99m Sebagai Sediaan Un ntuk Deteksi Dini
D Penyakit In
nfeksi
(Eva Marria Widyasari, dkk.) ISSN 1907-0322

G
Gambar 3. Grafik
G optim
masi jumlah reduktor
r da 99mTc-kanaamycin
pad

memv variasikan pH reaksii yang haasilnya secara intrravena ran nge pHnyaa adalah 4-9 4
disajik
kan dalam Gambar
G 4. Hasil perccobaan [15].
menun njukkan baahwa pH reaksi daari 4-7 Parammeter kettiga yang ditentukaan
mengh hasilkan nillai kemurniian radiokimmia > adalah jummlah kanam mycin. Darri percobaaan
95%. Kondisi pH p optimu
um yang dipilih
d dengan memvariasik kan jumlahh kanamyciin
untuk menentuk kan param meter berik kutnya diperoleh persentase
p kemurniann radiokim mia
adalahh pH 6 karrena pH teersebut meemiliki atau efisieensi penanndaan seperti disajikaan
nilai kemurnian n radiokim mia yang paling pada Gam mbar 5. Darri percobaa an diperoleeh
tinggi dan meendekati suasana netral, n bahwa jummlah kanam mycin yang memberikaan
sehinggga dalam m aplikasiinya nantti ke nilai kemuurnian radiookimia terttinggi adalaah
manussia tidak ak
kan menimb bulkan rasaa nyeri pada kadarr kanamyccin 6 mg, dan d nilai in
ni
ketika disuntikkaan. Adapun n range pHH yang digunakan untuk m menentukan n parameteer
dapat diterima untuk sed diaan yang akan berikutnyaa. Walaupu un demikiian, jumlaah
diberikkan secara intravena adalah 3 - 10,5, kanamycin n 4, 5, 7 dan
n 8 mg sebeenarnya jugga
sedanggkan sediaaan yang diberikan tidak dapat digu
unakan kareena mengh hasilkan nillai

100
Kemurnian radio kimia
99mTc‐kanamycin (%)

98 96.97 96.86
97.69 97.52
96

94
92.77
92

90
3 4 5 6 7 8 9
p
pH reaksi

G
Gambar 4. Grafik
G masi pH reakssi 99mTc-kanaamycin
optim

  9
97
 Juurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
R
A Scientific Journaal for The Applica
cations of Isotopess and Radiation 907-0322
ISSN 19
Vol. 9 No. 2 Desem
mber 2013, 91 - 100 
1

kemurnian radiokimia
k r di atas 95 %. Jumlah h Gamb bar 6 meenunjukkan n bahwa semua
k
kanamycin ini cuukup ren
ndah bilaa interv
val waktu inkubasi
i m
mulai dari 0 menit
d
dibandingka an dengan n dosis pemberian n hingga a 30 m
menit, d
dihitung setelah
99m
k
kanamycin untuk peengobatan pasien TB B penammbahan larutan Tc-perteknetat,
d
dewasa adallah 15-20 mg/Kg
m beratt badan perr mengh hasilkan senyawa bertanda 99mTc-
h [16].
hari kanammycin dengan kemu urnian radiiokimia
Param meter terakkhir yang ditentukan n yang tinggi yaittu di atas 95 %, se ehingga
adalah wak ktu inkubaasi. Kondissi inkubasi dapat disimpulk kan bahwaa waktu in nkubasi
id
deal dilakukan pada temperaatur ruangg tidak memberikan peerbedaan yang
k
karena dalam aplik kasinya nanti
n akann signifiikan terrhadap beesarnya efisiensi
m
memudahka an pihak pengguna pada saatt ataupun kemurn nian sediaan
n.
p
preparasi seenyawa berrtanda ini. Data padaa

Gam
mbar 5. Graffik optimasi jumlah kana
amycin

Gam
mbar 6. Graffik optimasi waktu inkub
basi (menit)

 98
 Penandaan Kanamycin dengan Radionuklida Teknesium-
99m Sebagai Sediaan Untuk Deteksi Dini Penyakit Infeksi
(Eva Maria Widyasari, dkk.) ISSN 1907-0322

KESIMPULAN 2. BASRY, T.H., ZAINUDDIN, N., dan


ILJAS, R., Formulasi Radiofarmaka
99m
Kanamycin dapat ditandai dengan Tc-Siprofloksasin Untuk
99m
radionuklida Tc melalui proses Diagnosis Infeksi, Prosiding
penandaan tidak langsung, yaitu dengan Seminar Nasional Sains dan Teknik
menambahkan pirofosfat sebagai ko-ligan. Nuklir, Bandung 14-15 Juni 2005,
99m
Kondisi penandaan optimum Tc- 38-45 (2005).
kanamycin diperoleh dengan menggunakan
kanamycin sebesar 6 mg, SnCl2 sebagai 3. ZAINUDDIN, N., HIDAYAT, B., dan
reduktor 300 μg, Na-pirofosfat sebesar 1,5 ILJAS, R., Pengembangan dan
mg dan reaksi berlangsung pada pH= 6 Aplikasi Klinis Kit —Kering
tanpa dipengaruhi waktu inkubasi selama Radiofarmaka Siprofloksasin. Jurnal
proses penandaan. Kondisi reaksi ini Siains dan Teknologi Nuklir; X (1) :
menghasilkan 99m
Tc-kanamycin dengan 11-23 (2009).
kemurnian radiokimia 96,57 ± 0,45 %. Nilai
kemurnian radiokimia yang tinggi ini 4. HANAFIAH, A.Ws., and KARTINI,
99m
menunjukkan bahwa 99mTc-kanamycin telah N.O., Tc-ethambutol
memenuhi persyaratan kemurnian Radiopharmaceutical for Diagnosis
radiokimia yang dipersyaratkan dalam of Tuberculosis (Profile and its
farmakope. preliminary application), Majalah
Sebagai obat baru, untuk tahap Kedokteran Bandung, XXXIX (2),
selanjutnya perlu dilakukan kajian 62-68 (2007).
karakteristik fisiko-kimia dari senyawa
bertanda 99mTc-kanamycin yang lebih 5. UMEZAWA H., The basic and clinical
mendalam disertai uji preklinis pada hewan research of the new antibiotic,
percobaan untuk memastikan apakah Kanamycin : Its discovery, Annals
senyawa bertanda 99mTc-kanamycin layak of the New York Academy of
untuk dijadikan sebagai kit diagnostik untuk Science, 76, 20-26 (1958).
infeksi.
6. ROOHI S., MUSHTAQ A., JEHANGIR
M., and MALIK S.A., Synthesis,
Quality Control and Biodistribution
UCAPAN TERIMAKASIH
of 99mTc-Kanamycin, Journal of
Radioanalytical and Nuclear
Penulis mengucapkan terimakasih
Chemistry, 267, 561—566 (2006).
kepada Ibu Dra Misyetti M.T. yang telah
banyak memberikan saran dan masukan
7. ROOHI S., Preparation and Quality
dalam pelaksanaan penelitian. Ucapan
Control of Technetium-99m
terimakasih disampaikan pula kepada Bapak
Labelled Compounds for Diagnostic
Epy Isabela yang telah banyak memberikan
Purpose, Tesis Program Doktor,
bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
Quaid-I-Azam University, 1 — 64
(2006).
DAFTAR PUSTAKA 8. JEHANGIR M., MUSHTAQ A., MALIK
S.A., and ROOHI S., Synthesis and
1. DEPARTEMEN KESEHATAN Evaluation of 99mTc-Kanamycin and
REPUBLIK INDONESIA, “Profil 99m
Tc-Isoniazid for Infection
Kesehatan Indonesia 2008’’, Depkes Imaging, Trends in
RI, Jakarta, 30 — 31 (2009). Radiopharmaceuticals (ISTR-2005),
Proceedings of International

  99
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 2 Desember 2013, 91 - 100 

Symposium, Vienna, Austria, 13. THE UNITED STATE-


International Atomic Energy PHARMACOPEIA CONVENTION.
Agency, 149-165 (2007). ‘‘The United State Pharmacopeia of
The United State of America-
9. BENVENISTE R., DAVIES J., Structure- National Formulary (USP30-NF25)’’,
Activity Relationship Among the 3270-3288 (2006).
Aminoglycoside Antibiotics: Role of
Hydroxyl and Amino Groups, 14. THE DEPARTEMENT OF HEALTH.
Antimicrobial Agent and ‘British Pharmacopoiea’ (6th ed),
Chemotherapy October 1973, 4(4), Crown, London, 7811-7861 (2008).
402-409 (1973).
15. WALTER L., “The Pharmaceutical
10. KARTINI N.O., dan WIDYASARI E.M., Codex : Principles and Practice of
Penandaan Human Serum Albumin Pharmaceutics” (12th ed), The
(HSA) nanospheres dengan Pharmaceutical Press, London, 98-
radionuklida teknesium-99m, 99 (1994).
Majalah Farmasi Indonesia, 19 (3),
117-127 (2008). 16. CATHERINE T., Kanamycin sulphate,
Website of the Global Tuberculosis
11. ZOLLE I., ‘Technetium-99m Community Advisor Board [Online].
Pharmaceuticals : Preparation and 1 Juli 2011 [cited 11 Pebruari 2013];
Quality Control in Nuclear http://www.tbonline.info/posts/2011
Medecine”, Springer, New York, 78- /7/1/kanamycin/ (2011).
79 (2006).

12. SAHA G.B., “Fundamentals of Nuclear


Pharmacy” (5th ed), Springer, New
York, 81-82 (2004).

 100

Anda mungkin juga menyukai