Anda di halaman 1dari 29

DASAR PENGUKURAN INSTRUMENTASI METEOROLOGI

KONVENSIONAL

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK INSTRUMENTASI,


PENGUKURAN, DAN OBSERVASI ATMOSFER DAN
ANTARIKSA

AZZURA LHAILATUL RAHMADANI

122290043

PROGRAM STUDI SAINS ATMOSFER DAN KEPLANETAN

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Automatic Weather System (AWS)..........................................................6
2.1.1 Real Time Automatic Weather Station..............................................6
2.1.2 Off Time Automatic Weather Station................................................6
2.2 Pemasangan Automatic Weather Station (AWS)......................................7
2.3 Sangkar Meteorologi.................................................................................8
2.3.1 Isi Sangkar Meteorologi.....................................................................9
2.3.1.1 Termometer Maksimum.................................................................9
2.3.1.2 Termometer Minimum...................................................................9
2.3.1.3 Termometer Bola Kering................................................................9
2.3.1.4 Termometer Bola basah................................................................10
2.4 Cara Pengamatan suhu udara dan kelembaban udara.............................10
2.4.1 Pengamatan Suhu Udara Maksimum...............................................10
2.4.2 Pengamatan Suhu Udara Minimum.................................................11
2.4.3 Pengamatan Kelembaban Udara......................................................11
2.5 Satuan Dalam Meteorologi......................................................................12
2.6 Ketelitian pada pengamatan dengan alat.................................................12
2.7 Sifat Alat Meteorologi.............................................................................13
BAB III METODOLOGI....................................................................................14
3.1 Waktu dan tempat....................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................14
3.3 Langkah Kerja Perakitan Automatic Weather Station............................15
3.4 Langkah Kerja Pengamatan Sangkar Meteorologi..................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................16
4.1 Hasil.........................................................................................................16
4.2 Pembahasan.............................................................................................22
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................24
5.1 Kesimpulan..............................................................................................24
5.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

DAFTAR GAMBAR

4.1 Grafik perbandingan parameter suhu max dan min………………………... 22

4.2 Grafik parameter suhu AWS………………………………………………. 22

4.3 Grafik parameter Humidity AWS…………………………………………... 23

4.4 Grafik tekanan AWS………………………………………………………. 23

4.5 Grafik kecepatan angin AWS………………………………………………. 23

4.6 Grafik perbandingan Humidity Tabel RH, Claucius Clapeyron dan AWS… 24
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Pengamatan Sangkar Meteorologi……………………………. 19

Tabel 4.2 Data Pengamatan Sangkar Meteorologi…………………………….. 20

Tabel 4.3 Data Pengamatan Automatic Weather Station……………………… 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah atmosfer,
seperti suhu, udara, cuaca, angin, berbagai sifat fisik dan kimia atmosfer lainnya
yang digunakan untuk keperluan perkiraan cuaca. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, meteorologi diartikan sebagai cabang ilmu geografi yang mempelajari
sifat fisika dan kimia atmosfer untuk meramalkan keadaan cuaca di suatu lokasi
tertentu dan di dunia secara luas. Pengertian lain dari meteorologi adalah
meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari proses fisika dan fenomena cuaca
yang terjadi di atmosfer, khususnya di lapisan bawah, yaitu troposfer.

Ilmu cuaca adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena cuaca yang
menunjukkan ciri-ciri umum dalam jangka waktu tertentu dan pada wilayah
atmosfer permukaan bumi yang luas. Cuaca adalah keadaan atmosfer dinamis
yang berubah dalam jangka waktu singkat di suatu wilayah tertentu. Cuaca terdiri
dari perubahan atmosfer selama periode waktu singkat.

Untuk memberikan informasi mengenai fenomena cuaca diperlukan alat


instrumentasi atau instrumentasi parameter untuk melakukan pengukuran atau
mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena
tersebut.Instrumentasi parameter meteorologi berkaitan dengan kebutuhan untuk
memahami serta memadukan kondisi atmosfer yang terjadi. Instrumentasi
parameter meteorologi akan memegang peranan penting untuk berbagai keperluan
seperti perkiraan cuaca, penelitian ilmiah, pertanian atau keselamatan
penerbangan,
dimana data tersebut nantinya akan berguna bagi masyarakat. Teknologi
instrumentasi meteorologi cuaca akan terus berkembang untuk menyediakan
lebih banyak data akurat serta dapat diandalkan, yang nantinya dapat digunakan
untuk membantu meningkatkan pemahaman kita mengenai dinamika atmosfer.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum kali adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip dasar pengukuran meteorologi konvensional
2. Mampu merakit dan mengoperasikan alat meteorologi konvensional
3. Mampu melakukan pengambilan data, mengolah data, dan
memvisualisasikan data
4. Mampu menghitung parameter R. Humidity (Kelembaban) dengan
persamaan clausius clapeyron di sangkar meteorologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Automatic Weather System (AWS)


Automatic weather system (AWS) merupakan suatu peralatan atau system
terpadu yang di desain untuk mengumpulkan data cuaca (termasuk terdapat
penakar hujan disana) secara otomatis serta di proses agar pengamatan lebih
menjadi mudah [1]. Automatic Weather Station (AWS) sendiri mempunyai 2
tipe yaitu:

2.1.1 Real Time Automatic Weather Station


Real Time Automatic Weather Station tidak hanya dapat melakukan
pengamatan dalam waktu tertentu, tetapi juga dapat melakukan mengamatan
dalam keadaan emergency

2.1.2 Off Time Automatic Weather Station


Off Time Automatic Weather Station pada umumnya digunakan pada
stasiun klimatologi dan untuk kepentingan survey / penelitian.

Kedua jenis Automatic Weather Station (AWS) ini tidaklah sepenuhnya


berjalan otomatis. Parameter seperti present weather dan past weather harus
dimasukkan secara manual.

Automatic Weather Station (AWS) terdiri dari beberapa komponen yaitu


sensor, data logger, sistem komunikasi, sistem satu daya, display, dan peralatan
pendukung lainnya [2]. Sensor yang digunakan pada AWS yaitu :

 Anemometer, terdiri dari wind cup dan wind direction. Digunakan


untuk mengukur arah dan kecepatan angin
 Rain Collector, membaca kenaikan jumlah curah hujan 0.1”
 Sensor temperatur dan kelembaban, Berfungsi untuk pengukuran suhu
dan kelembapan
 Solar panel, menyerap sinar matahari yg akan digunakan untuk
superkapasitor di malam hari.
 Weather resistant shelter, melindungi komponen sensor elektrik di
AWS
 Sensor Matahari dan UV, mendeteksi radiasi matahari,
evapotranspirasi, dan indeks UV
 Optional Mounting Pole, sebagai tiang penyangga komponen AWS
 Tripod, merupakan kaki tiga yang berfungsi sebagai penopang
komponen AWS dan menjaganya tetap berdiri tegak.

Sensor yang digunakan oleh AWS tidak jauh berbeda dengan sensor yang
digunakan oleh peralatan konvensional. Sensor yang digunakan AWS mempunyai
keluaran sinyal elektronik yang berupa analog maupun digital. Sensor yang
digunakan dalam AWS adalah sebagai berikut:

1. Analog sensor,
keluaran sensor analog berupa tegangan, arus, resistansi dan kapasita
nsi.
2. Digital sensor, keluaran sensor berupa pulsa atau frekuensi.
3. Inteligent sensor, Didalam sensor terdapat microprocessor dan
keluarannya berbentuk digital yang keluarannya melalui serial
maupun paralel port.

2.2 Pemasangan Automatic Weather Station (AWS)


Berikut adalah cara memasang alat Automatic Weather Station (AWS):

 Siapkanlah semua alat-alat Automatic Weather Station (AWS).


 Rakit tripod dan optional mounting pole bagian bawah, pastikan
semua baut mengunci tiang dengan kuat.
 Kemudian pasanglah anemometer pada bagian atas tiang.
 Selanjutnya menyatukan optional mounting pole bagian bawah
dan bagian atas.
 Pasang rain collector pada bagian tengah tiang.
 Setelah itu pasanglah kabel-kabel sensor ke dalam weather
resistant shelter.
 Untuk mulai mengoperasikannya, semua tombol yang berukuran kecil
kita pilih ON dengan hati-hati. Dan pastikan semua kabel telah
terpasang dengan baik.

 Hidupkan console dan lakukanlah set up.

2.3 Sangkar Meteorologi


Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 ,
dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari
papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara [3].

Standar ketentuan dari sangkar meteorologi saat ini adalah sebagai berikut:

1. Lokasi sekitar sangkar meteorologi berupa lahan lapang bebas dari


bangunan ataupun pohon yang dapat menghalangi sinar matahari.
Terbuat dari kayu dan di cat putih. Hal ini dilakukan agar warna putih
pada cat memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga tidak
langsung mengenai termometer.
2. Pintu sangkar dibuat menghadap utara dan selatan. Hal ini dilakukan
karena gerak semu matahari adalah dari timur ke barat, dengan
demikian pada saat pengamatan tidak ada radiasi langsung matahari
yang masuk kedalam sangkar sehingga nilai parameter terukur
merupakan nilai asli unsur udara dekat permukaan.
3. Dinding sangkar dibuat berventilasi/berkisi-kisi agar sirkulasi udara
lancar untuk mengalirkan udara masuk dan keluar dengan ketinggian
bangunan ± 2 meter.
2.3.1 Isi Sangkar Meteorologi
Instrument-instrument yang terdapat dalam sangkar meteorologi
biasanya terdapat temometer maksimum, termometer minimum, termometer
bola kering, dan termometer bola basah.

2.3.1.1 Termometer Maksimum


Termometer ini digunakan untuk mengetahui suhu maksimum
pada lingkungan sangkar selama satu hari. Termometer ini
menggunakan air raksa sama halnya seperti termometer bola
kering/basah, yang membedakan adalah pada termometer ini terdapat
celah yang disebut contriction. Celah inilah yang membuat air raksa
tidak akan menyusut ketika suhu udara turun karena air raksa tersumbat
oleh celah ini, jadi suhu yang terukur pada termometer ini akan tetap
pada skala suhu tertinggi. Ketika akan digunakan ulang, termometer ini
dapat dikalibrasi kembali dengan cara mengibaskan termometer kearah
contriction/ kearah bawah sehingga air raksa dapat kembali pada suhu
yang sebenarnya.

2.3.1.2 Termometer Minimum


Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu terendah
dalam satu hari pada lingkungan. Berbeda dengan thermometer
maksimum, termometer ini menggunakan alkohol. Alkohol digunakan
karena karakteristiknya cocok untuk mengukur suhu rendah karena titik
beku alcohol yang lebih rendah dari air raksa. Didalam pipa kapiler
yang berisikan alcohol terdapat jarum index yang akan menunjukan
skala suhu minimum. Ketika suhu menurun maka index ini akan
mendekati skala minimum karena terdorong oleh permukaan alkohol.
Termometer ini diletakkan sedikit miring kebawah agar index selalu
menunjukkan suhu terendah.

2.3.1.3 Termometer Bola Kering


Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu udara pada
lingkungan sangkar.Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di
dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisikan air raksa. Ketika suhu
naik, maka air raksa akan memuai dan menunjukan skala suhu
pada lingkungan.

2.3.1.4 Termometer Bola basah


Termometer ini digunakan untuk mengukur titik jenuh dalam
udara.Termometer ini sama seperti termometer bola kering, yang
membedakannya adalah termometer ini bolanya dilapisi dengan kain
yang dijaga agar selalu basah.Temometer bola basah mengukur suhu
yang dibutuhkan untuk menguapkan air dikain tersebut. Ketika
kelembaban udara kecil, maka air akan mengambil panas dari
termometer tersebut sehingga suhu pada termometer bola basah akan
menurun. Itulah mengapa saat siang hari selisih antara bola kering dan
bola basah cukup jauh dibandingkan malam hari. Selisih dari suhu
termometer bola kering dan bola basah digunakan untuk menentukan
kelembaban udara/ relative humidity.

2.4 Cara Pengamatan suhu udara dan kelembaban udara


Adapun cara untuk melakukan pengamatan suhu udara dan kelembaban pada
udara adalah sebagai berikut:

2.4.1 Pengamatan Suhu Udara Maksimum


1. Baca termometer maksimum dengan cepat dan teliti sampai
persepuluh
2. derajat terdekat, hindari kesalahan paralax dan catat hasil
tersebut.
3. Setelah dibaca, keluarkan termometer maksimum dengan hati-
hati, pegang bagian ujung termometer dengan bagian bola
termometer berada dibawah.
4. Kalibrasikan termometer secara berulang dengan lengan tetap
lurus sampai air raksa yang terputus bersambung kembali
dengan sempurna.
5. Kembalikan termometer kembali dengan bagian bola
termometer lebih rendah dan bagian bolanya diletakkan terlebih
dahulu, baru kemudian bagian ujung tabungnya.
6. Selanjutnya diletakan kembali, jika suhu termometer maksimum
dibaca, maka suhu yang terbaca harusnya sama dengan suhu
yang terbaca pada termometer bola kering pada saat itu.

2.4.2 Pengamatan Suhu Udara Minimum


1. Pada pengamatan suhu minimum skala yang dibaca adalah skala
yang ditunjukan oleh ujung index yang terletak lebih jauh dari
bola termometer.
2. Baca termometer dengan teliti dan cepat sampai persepuluh
derajat, hindari kesalahan parallax dan catat hasil tersebut.
3. Setelah dibaca keluarkan termometer minimum dengan hati hati
4. Pegang termometer dan miringkan dengan bagian bolanya lebih
tinggi agar indeksnya meluncur kebawah sampai berhenti
menempel pada minikus.
5. Pada saat mengembalikannya, termometer minimum harus
dipegang dengan posisi bola lebih tinggi dan bagian ujungnya
diletakan terlebih dahulu kemudian baru bagian bolanya
diletakkan dengan hati hati agar ujung indeks tetap menempel
pada minikus
6. Setelah diletakkan Kembali, jika suhu thermometer minimum
dibaca, maka suhu yang terbaca harusnya sama dengan suhu
yang terbaca pada thermometer bola kering pada saat itu.

2.4.3 Pengamatan Kelembaban Udara


1. Muslin harus merata pada permukaan bola termometer basah
dan jangan sampai berkerut.
2. Bungkus bola termometer basah harus menggunakan muslin
secukupnya agar tepat menutup seluruh bola termometer dan
diikat dengan tali kecil yang lunak pada leher bola dan ditempat
itu pula sumbu benang kapas dilingkarkan dengan kuat. Ujung
sumbu yang lain dimasukkan kedalam tempat air.
3. Muslin harus bersih dan jangan sampai berminyak
4. Pengamatan bola basah dilakukan setelah 10 menit sejak
pergantian air pada muslin.
5. Amati termometer bola kering dan basah secara cepat dan
cermat sampai sepersepuluh derajat terdekat.
6. Kelembaban nisbi (RH) dapat dicari dengan menggunakan tabel
kelembaban dan perhitungan.

2.5 Satuan Dalam Meteorologi


Satuan yang terdapat dalam meteorologi adalah sebagai berikut:

1. Satuan temperature dalam derajat celcius


2. Satuan tekanan udara dalam mili bar (mb) atau Cm Hg
3. Satuan curah hujan dan penguapan dalam milimeter (mm)
4. Satuan arah angin dalam derajat (0-360°)
5. Satuan kecepatan angin dalam knot
6. Satuan intensitas matahari dalam gram kalori per cm2 per menit
7. Satuan lama penyinaran matahari dalam persen (%)
8. Satuan kelembaban udara ( RH) dalam persen (%)
9. Satuan untuk menentukan jumlah awan dalam okta

2.6 Ketelitian pada pengamatan dengan alat


Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung:

1. Ketelitian dari alat pengukur yang digunakan dan pembacanya.


2. Tetapnya besaran yang diukur.
3. Kecepatan reaksi dari alat ukur pada pengukuran besaran-besaran
yang berubah-ubah.
4. Daya, agar petunjuk alat ukur itu memberi penyimpangan
yang kecil sekali.

Kesalahan- kesalahan yang terjadi pada setiap pengamatan dapat


dibagi menjadi:

1. Kesalahan sistematik
a) Kesalahan instrument (skala kurang baik)
b) Kesalahan gangguan (getaran bumi, angin, panas)
c) Kesalahan metode ( metode kurang sempurna)
2. Kesalahan tak terduga
a) Kesalahan penyetelan
b) Kesalahan pembacaan

2.7 Sifat Alat Meteorologi


Sifat alat meteorologi pada prinsipnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya
yang digunakan untuk penelitian dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan
teliti, perbedaannya terdapat pada penempatan dan penggunaannya.

Alat alat laboratorium hanya dipakai diruangan tertutup, sedangkan alat-alat


meteorologi dipasang di alam terbuka dan juga disesuaikan dengan
tempat pemasangannya.

Sifat alat meteorologi antara lain:

1. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya dan mudah


diperbaiki
2. Kuat, agar tahan terhadap cuaca dan tahan lama
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum Teknik Instrumentasi, Pengukuran dan Observasi Atmosfer dan
Antariksa, penelitian dilakukan pada Rabu, 21 September 2023 di Jam 16.00-
18.00, Di Taman Alat Institut Teknologi Sumatera.

3.2 Alat dan Bahan


a) Parameter suhu maksimum
b) Parameter suhu minimum
c) Parameter bola basah
d) Parameter bola kering
e) Aeroqual (Air Quality Monitoring Systems)
f) Automatic Weather Station
g) Laptop
h) Kertas
i) Air
3.3 Langkah Kerja Perakitan Automatic Weather Station
rakit tripod
dan
mounting
pole
Hidupkan
console pasang
lakukan set anemometer
up

Perakitan
nyalakan AWS satukan
optional
ON pada mounting
tombolnya pole atas dan
bawah

pasang rain
pasang collector pada
bagian tengah
kabel-kabel berlawanan
sensor dengan
anemometer

3.4 Langkah Kerja Pengamatan Sangkar Meteorologi

konfigurasi sangkar
meteorologi

Termometer Termometer minimal


dimiringkan agar
maksimal diayun indeksnya meluncur
lurus dan berulang kalibrasi kebawah
masing-
masing
termometer

Temometer letakan kembali lalu


bola basah amati perubahan
di isi air suhunya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4. 1 Data Pengamatan Sangkar Meteorologi

(Per 2 menit selama 20 menit Pengamatan)


dd-mm-yy Jam Parameter Parameter R. Humidity (Perhitungan
(LT) Suhu max Suhu min Clausius clapeyron) %
(K) (K)
21-09-2023 16.37 310 303 66,75%
21-09-2023 16.39 309 303 70,64%
21-09-2023 16.41 307 303 78,91%
21-09-2023 16.43 305 303 88,62%
21-09-2023 16.45 313 303 67,07%
21-09-2023 17.31 302 301 15,80%
21-09-2023 17.33 302 301 15,80%
21-09-2023 17.35 305 301 13,24%
21-09-2023 17.37 303 301 14,94%
21-09-2023 17.39 303 301 14,94%
Tabel 4.2 Data Pengamatan Sangkar Meteorologi
(Per 2 menit selama 20 menit)
dd-mm-yy Jam Parameter Parameter R. Data
(LT) Bola Basah Bola Humidity Aeroqual
(℃) Kering (Tabel RH)
(℃) %
21-09-2023 16.37 25,1 29,2 85% 0,036
21-09-2023 16.39 25,2 29,2 85% 0,012
21-09-2023 16.41 25,3 29,3 85% 0,007
21-09-2023 16.43 25,4 29,2 85% 0,004
21-09-2023 16.45 25 29,1 85% 0,005
21-09-2023 17.31 25,1 28,2 85% 0,002
21-09-2023 17.33 25,1 28,2 85% 0,001
21-09-2023 17.35 25,1 28,2 85% 0,001
21-09-2023 17.37 25 28,1 85% 0,015
21-09-2023 17.39 25 28 85% 0,006

Tabel 4.3 Data Pengamatan Automatic Weather Station


(Per 2 menit selama 30 menit)
dd-mm-yy Jam Parameter Parameter Parameter Parameter Parameter
(LT) Suhu humidity Tekanan Kecepatan Arah
AWS AWS AWS Angin angin
(℃) (%) (hPa) AWS AWS (° )
(m/s)
21-09-2023 17:25 29 72 1011,7 6,3 157,5°
21-09-2023 17:26 28,6 73 1011,8 7,2 202,5°
21-09-2023 17:27 28,3 73 1011,7 5,4 225°
21-09-2023 17:28 28 73 1011,8 5,4 202,5°
21-09-2023 17:29 28 73 1011,8 4,0 202,5°
21-09-2023 17:30 28 73 1011,7 4,9 202,5°
21-09-2023 17:31 28 73 1011,9 6,3 202,5°
21-09-2023 17:32 28 73 1011,7 4,0 202,5°
21-09-2023 17:33 28 73 1011,9 5,8 202,5°
21-09-2023 17:34 28 73 1012,1 4,0 180°
21-09-2023 17:35 28 73 1012,0 4,0 202,5°
21-09-2023 17:36 28 73 1011,9 5,4 202,5°
21-09-2023 17:37 28 73 1012,0 5,8 202,5°
21-09-2023 17:38 28 73 1011,9 6,3 202,5°
21-09-2023 17:39 28 73 1011,9 3,6 202,5°

Perhitungan Galat Tabel RH terhadap humidity AWS

TabelRH −Hum . AWS


% Galat =| | x 100%
Hum . AWS

85−72
Galat1 = | ∨x 100 %=18 , 05 % Galat6 = |
72
85−73
∨x 100 %=16 , 43 %
73

85−73
Galat2 = | ∨x 100 %=16 , 43% Galat7=|
73
85−73
∨x 100 %=16 , 43 %
73

85−73
Galat3=¿ ∨x 100 %=16 , 43 % Galat8= |
73
85−73
∨x 100 %=16 , 43 %
73

85−73
Galat4 = ¿ ∨x 100 %=16 , 43 % Galat9=
73

|85−73
73 |
x 100 %=16 , 43 %

85−73
Galat5 = ¿ ∨x 100 %=16 , 43 % Galat10 =
73

|85−73
73 |
x 100 %=16 , 43 %
Rata-Rata
18 ,05+ 16 , 43+16 , 43+ 16 , 43+16 , 43+16 , 43+16 , 43+16 , 43+16 , 43+16 , 43
¿ =
10
16,592%

Perhitungan Galat RH Clausius Clapeyron terhadap humidity AWS

TabelRH −Hum . AWS


% Galat =| | x 100%
Hum . AWS

66 , 75−72
Galat1 = | ∨x 100 %=7 ,3 % Galat6=
72

|15 , 80−73
73 |x 100 %=78 , 35 %
70 ,64−73
Galat2 = | ∨x 100 %=3 , 23 % Galat7=
73

|15 , 80−73
73 |x 100 %=78 , 35 %
78 , 91−73
Galat3 = | ∨x 100 %=8 ,1 % Galat8=
73

|13 , 24−73
73 |x 100 %=81 ,86 %
88 , 62−73
Galat4 = | ∨x 100 %=21, 4 % Galat9=
73

|14 , 94−73
73 |x 100 %=79 , 53 %
67 , 07−73
Galat5= | ∨x 100 %=8 , 12 % Galat10=
73

|14 , 94−73
73 |x 100 %=79 , 53 %
7 ,3+ 3 ,23+ 8 ,1+21 , 4 +8 , 12+ 78 ,35+ 78 ,35+ 81, 86+ 79 ,53+79 , 53
Rata-Rata¿ =
10
44,577%
4.1 Grafik perbandingan parameter suhu max dan min

4.2 Grafik parameter suhu AWS


4.3 Grafik parameter Humidity AWS

4.4 Grafik tekanan AWS


4.5 Grafik kecepatan angin AWS

4.2 Pembahasan
Praktikum ini dimulai dengan mahasiswa datang ke taman alat yang ada di
Institut Teknologi Sumatera. Cuaca saat pengambilan data suhu parameter
meteorologi thermometer maksimum, thermometer minimum, thermometer bola
basah dan thermometer bola kering tidak terlalu panas karena sudah sore hari
tetapi berangin, sehingga data yang didapatkan memiliki kelembaban yang tidak
begitu tinggi. Adapun kesalahan saat melaksanakan pengambilan data suhu
tersebut adalah kurangnya perhatian mahasiswa dalam membaca modul praktikum
yang telah diberikan dan seharusnya pengamat yang mengamati parameter
meteorologi hanya satu orang dan tidak bisa digantikan oleh pengamat yang lain.

Perbandingan data suhu yang didapatkan dalam pengukuran thermometer


maksimum dengan thermometer minimum yaitu tidak memiliki perbandingan
yang besar diantara kedua parameter tersebut dalam waktu yang telah ditentukan
pada kondisi cuaca saat dilakukannya pengamatan. Perbandingan ini dapat
dipengaruhi dengan adanya faktor kondisi cuaca pada pengamatan.

Perbandingan data suhu yang didapatkan dalam pengukuran thermometer


bola kering dengan thermometer bola basah juga tidak memiliki perbedaan yang
begitu besar antara kedua parameter tersebut dalam waktu yang telah ditentukan
pada kondisi cuaca saat dilakukannya pengamatan. Sama halnya dengan
perbandingan data pada parameter thermometer maksimum dan thermometer
minimum, perbandingan data thermometer bola kering dan perbandingan bola
basah juga dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca saat melakukan pengamatan.
Dimana kedua data suhu parameter thermometer bola kering dan thermometer
bola basah yang didapatkan pada awal pengamatan dan akhir pengamatan
berturut-turut adalah 29,2°C dan 28°C pada awal, 25,1°C dan 25°C pada akhir.

Perbandingan R.Humidity bisa dilihat di gambar 4.6. Untuk R.Humidity


dengan metode Tabel RH dan R.Humidity AWS perbandingan nya tidak terlalu
jauh atau hampir mendekati. Yang menyebabkan hasilnya agak berbeda adalah
mungkin karena waktu pengambilan datanya berbeda. Kondisi R.Humidity pada
suatu lingkungan juga bisa berbeda karena adanya pengaruh dari lingkungan
sekitar, 7 sumber utama yang bisa mempengaruhi R.Humidity adalah :
Perembesan melalui lantai, dinding dana tap, penyerapan kandungan air dari
produk, termasuk material pengepakan, penguapan dari personil( keringat,nafas),
penguapan dari permukaan basah atau bejana air yang terbuka, penguapan dari
pembakaran bahan bakar fosil, penyusupan udara melalui retakan, lubang dan
pembukaan pintu, ventilasi udara segar dari udara luar.

Ketika mencari R.Humidity menggunakan metode Clausius Clapeyron yang


mana menggunakan rumus RH = 100% x (E/Es) dengan keterangan

E= E0 x exp[(L/Rv) x {(1/T0) - (1/Tmin)}]

Es = E0 x exp[(L/Rv) x {(1/T0) - (1/Tmax)}]

Dengan E0 = 0.611 kPa, (L/Rv) = 5423 K, T0 = 273 K (Kelvin)

Untuk mencari E kita memerlukan hasil dari 1/t0 – 1/tmin. Hal ini akan
sangat sulit dilakukan jika suhu minimum adalah 0,dikarenakan saat angka
penyebut adalah 0, maka hasil perhitungan nya akan menjadi tidak terdefinisi.
Maka dari itu, nilai E diasumsikan sebagai 1 agar perhitungan R.Humidity bisa
tetap dilakukan.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Automatic weather station (AWS) dan sangkar meteorologi
merupakan alat instrument yang berbeda jenisnya. Sangkar
meteorologi adalah instrument konvensional dimana pengambilan
data nya dilakukan secara manual. Sedangkan, AWS adalah
instrument otomatis dimana pengambilan data nya akan tersimpan
langsung secara otomatis.
2. Waktu dalam pengambilan data sangat berpengaruh sebagai
komparasi untuk data lainnya. Jika dua data yang mau di
komparasi berbeda waktu pengambilan. Maka, hasilnya tidak akan
akurat atau perbandingan tersebut tidak valid.
3. R. Humidity setiap instrument hasilnya akan berbeda, hal ini
dikarenakan beberapa faktor dalam pengambilan data yang berbeda
di setiap instrument. Terutama pengambilan data instrument
konvensional yang benar-benar memerlukan ketelitian.
4. Alat instrument konvensional, seperti sangkar meteorologi tidak
cocok untuk dijadikan sebagai data acuan dikarenakan proses nya
yang cukup memakan waktu, Tetapi, cocok sebagai
kajian penelitian.
5. Setelah melakukan prektikum tentang dasar pengukuran
instrumentasi meteorologi konvensional dpaat disimpulkan, yaitu
sebagai berikut.
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja instrumentasi
parameter meteorologi konvensional.
b. Cuaca dapat mempengaruhi besar suhu yang didapatkan
oleh pengamat.
c. Perbedaan bedar data (suhu) antara parameter dengan
parameter lain tidak jauh berbeda.

5.2 Saran
1. Lebih memperhatikan dalam membaca modul praktikum agar saat
praktikum dilakukan tidak membuat kesalahan.
2. Pengambilan data untuk AWS sebaiknya dilakukan dengan jangka
waktu yang Panjang, jika pengambilan data dilakukan per 1 menit
maka perubahannya tidak akan terlalu signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Tetyantoro, "Automatic Weather System Portable, , Semarang: Universitas


Negeri Semarang," 2013.

[2] R. Nurmalasari, ""Pengenalan Alat-Alat Pengukur Cuaca," Dasar Klimatologi


Pertanian," p. 19, 2015.

[3] Utami, "Pengenalan sangkar meteorologi cuaca," 2010.

Anda mungkin juga menyukai