Dosen Pengampu :
AZMI RIZKI LUBIS, S.Pd., M.T.
Disusun Oleh
Penulis mengucapkan puji syukur Ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal
Review ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, yaitu Bapak AZMI
RIZKI LUBIS, S.Pd., M.T. yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga saya dapat
belajar membadingkan dan meriview jurnal.
Dalam penulisan Critical Journal Review ini, saya menyadari bahwa masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan disini, dikarenakan keterbatasan penulis. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih.
REZA HERMAWAN
NIM. 5183230006
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan
1. Memenuhi tugas dari matakuliah Rangkaian Arus Listrik Bolak-Balik
2. Mengkritis jurnal
3. Mencari tahu materi yang terkandung dalam jurnal
1.3. Manfaat
1. Melatih kemampuan mengkritik dan menganalisis jurnal
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jurnal
3. Menambah pengetahuan tentang Rangkaian Arus Listrik Bolak-Balik
Di mana, X n adalah besarnya sinyal, Ω adalah frekuensi radian per second (rad / s) dan φ
merupakan fase dalam radian. Dan,
Ω = 2 Nf (2)
Maka Fdalam persamaan (1) dapat ditulis sebagai :
(3)
Interval waktu antara periode berturut-turut dan timbal baliknya , disebut laju
sampling.
Mari kita perhatikan sinyal sinusoidal,
(6)
Urutan sinusoidal sampel dapat diperoleh dengan mensubstitusi dalam
Persamaan 6, yaitu :
(7)
Dimana,
(8)
Perbedaan mendasar antara sinyal waktu kontinu dan sinyal waktu diskrit adalah rentang
variabel frekuensi fi dan m. di mana fi adalah variabel frekuensi dalam sinyal waktu kontinu
dengan range - ∞ < Ω < ∞ dan m adalah sinyal waktu diskrit dengan range –π < ω < π.
Secara umum, jika frekuensi samplingnya maka sinyal yang memiliki
frekuensi di atas atau or menyebabkan aliasing. Hal ini dapat dihindari jika frekuensi
sinyal input di bawah setengah dari frekuensi sampling. Dengan membatasi spektral pita
frekuensi, frekuensi sampling harus lebih besar dari atau sama dengan . Itu adalah
(9)
(12)
Urutannya disebut kth harmonics dari x (n) dan Ck disebut koefisien Fourier.
Kemudian persamaan sintesis,
(14)
Persamaan analisis,
(15)
Sebagai N ∞; co-efisien akan cenderung nol. Karenanya mari kita mendefinisikan koefisien
deret Fourier baru sebagai :
(16)
Sehingga,
(17)
Maka,
(18)
(19)
S (t) = +
Di mana, s = offset frekuensi dan Er = Gaussian noise.
Sekarang menerapkan DFT,
G( )=
= fungsi sudut
Lagi,
G( )=
Dimana,
= ( ]
Dimana,
a = magnitudo nada tertinggi dari spektrum diskrit
b = magnitudo nada tertinggi kedua dari spektrum diskrit
= amplitudo kompleks nada frekuensi fundamental Pada frekuensi
( )
Gambar 3 menunjukkan diagram blok lengkap PMU yang memiliki sumber tegangan ac fase
tunggal.
Gambar 3 Model Simulasi MATLAB
Gambar 4 menunjukkan sampel diskrit dan tahan sirkuit dengan filter antialiasing yang
diperlukan.
Data output PMU dikumpulkan dalam bentuk besarnya tegangan dan sudut fase setelah
interval 0,002 detik. Untuk studi kasus ini, kami telah mengambil 10 sampel / siklus mengikuti
kriteria Nyquist untuk frekuensi sampling. Output eksperimental ditunjukkan pada Tabel 1.
BAB III
ANALISIS DAN RIVIEW
b. Kekurangan jurnal
1. Banyak rumus-rumus yang sulit dimengerti karena tidak ada penjabaran rumusnya.
2. Penjelasannya terlalu berbelit-belit, tidak dijelaskan secara rinci.
3. Tidak ada volume jurnal dan edisi jurnalnya
4. Penulisan rumusnya kurang jelas karena si penulis jurnal mengambil rumus dari
gambar tidak di ketik.
5. Tidak ada saran dalam jurnal
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pekerjaan di atas dapat dipastikan bahwa modulasi PMU Simulink layak di
MATLAB. Dimungkinkan juga untuk merealisasikan pengukuran voltase dan arus dalam fasor
dengan cap waktu yang akurat. Jadi, batasan SCADA dapat diperbaiki. Dimungkinkan untuk
menghasilkan alarm sistem untuk gangguan dan untuk memicu operasi pemutus sirkuit setajam
mungkin untuk menghindari bencana sistem daya utama. Dalam hal sistem jaringan modern
yang saling terhubung, pemantauan dan kontrol akan menjadi lebih mudah dan dapat diandalkan.
Dengan bantuan frekuensi fundamental dalam zona frekuensi tertentu, pemulihan sinyal pada
domain waktu nada frekuensi fundamental dan estimasi fasor dinamis sistem dimungkinkan.
Oleh karena itu, penentuan tingkat perubahan frekuensi juga sesuai untuk jangka waktu yang
ditentukan.
4.2. Saran
Semestinya penulis akan selalu menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk
menjadikan jurnalnya menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Chakrabarti, Ushnik, dkk. 2015. Deteksi Kesalahan dalam Sistem Synchrophasor Menggunakan
Unit Pengukur Phasor. India : Narula Institute of Technology