Anda di halaman 1dari 33

PERANCANGAN PROTOTIPE AWS (AUTOMATIC

WEATHER STATION) MINI BERBASIS IOT

Alfin Rianto Pangaribuan


42.17.0030

PROGRAM SARJANA TERAPAN INSTRUMENTASI MKG

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................. 2
1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan ...................................................... 3
1.5. Metodologi Penelititan ....................................................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ................................................................................ 6
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
2.2. Automatic Weather Station ................................................................ 7
2.3. Suhu .................................................................................................... 7
2.4. Kelembaban Udara ............................................................................. 8
2.5. Tekanan Udara ................................................................................... 9
2.6. Kecepatan Angin .............................................................................. 10
2.7. Curah Hujan ..................................................................................... 11
2.8. Sensor ............................................................................................... 12
2.9. Mikrokontroler ................................................................................. 15
2.10. LCD Nextion .................................................................................... 16
2.11. Software atau Pernagkat Lunak ........................................................ 18
2.12. Komunikasi ...................................................................................... 19
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM .................. 21
3.1. Perancangan Perangkat Keras ......................................................... 21
3.2. Perancangan Perangkat Lunak ........................................................ 26
3.3. Rencana Kegiatan............................................................................ 28

ii
DAFTAR TABEL

3.1. Rencana Kegiatan ................................................................................ 28


3.2. Rancangan Anggaran Belanja .............................................................. 28

iii
DAFTAR GAMBAR

2.1. Sensor SHT3X .................................................................................... 12


2.2. Sensor BMP 280 ................................................................................. 14
2.3. Sensor Rain Gauge Module ................................................................ 14
2.4. Sensor UVM-30A ............................................................................... 15
2.5. Arduino Mega ..................................................................................... 16
2.6. LCD Nextion ....................................................................................... 17
2.7. Arduino IDE ........................................................................................ 18
2.8. Blender ................................................................................................ 19
2.9. Modul ESP8266 .................................................................................. 20
2.10. Blok Diagram Sitsem .......................................................................... 22
3.1. Diagram alur perancangan system ...................................................... 24
3.2. Desain casing luar Prototipe Mini AWS ............................................. 25
3.3. Tampilan depan bracket dalam ........................................................... 25
3.4. Diagram alir proses pengukuran ......................................................... 27

iv
PERANCANGAN PROTOTIPE MINI AWS ( AUTOMATIC
WEATHER SYSTEM ) BERBASIS IoT
Oleh:

Alfin Rianto Pangaribuan, Farhan Radifan Ihsan, Lutfian Hanif, M Mambaul


Ulum, M Sabarudin, Retno Astrini Arumsari, Tri Marista

ABSTRAK

AWS (Automatic Weather Station) merupakan sebuah sistem terpadu yang


mengamati unsur cuaca secara otomatis seperti temperature, kelembaban, arah dan
kecepatan angin, tekanan, radiasi matahari, curah hujan, intensitas cahaya, dan
untuk proses pengukurannya sendiri sudah banyak dilakukan secara telemetri
untuk di daerah terpencil. Ukuran dari AWS pada umumnya cukup besar
dikarenakan tiang untuk pengukuran angin adalah 10 meter, dan hal tersebut yang
mendasari perancangan sebuah prototype mini AWS sebagai inovasi yang
memudahkan dalam pemantauan cuaca BMKG kedepannya. Mini AWS yang
akan kami rancang memiliki desain minimalis yang memiliki tinggi kira-kira 20-
30 centi meter menggunakan Arduino mega 2560 sebagai akuisisi data dan modul
wifi ESP-07 sebagai komunikasi wireless dengan sd card sebagai pendukung
dalam penyimpanan data. Prototipe AWS mini ini menggunakan thingspeak.com
sebagai implementasi Internet of Things agar memudahkan dalam pemantauan
dan pengambilan data. Adapun parameter yang akan kami ambil hanya 6
diantaranya temperature, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, intensits
cahaya dan tekanan, sehingga untuk pengaplikasian kedepannya dapat digunakan
sebagai pemantauan cuaca saat terjadi banjir, maupun untuk kepentingan
penelitian.

Kata Kunci: IoT, AWS Mini, portable, Arduino Mega 256

v
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dibahas beberapa tahapan diantaranya yaitu


latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat,
metodologi penulisan, serta sistematika penulisan dari perancangan prototype
Automatic Weather Station (AWS) mini menggunakan mikrokontroller Arduino
Mega 2560 berbasis IoT.

1.1. Latar Belakang


Cuaca adalah keadaan udara rata-rata pada waktu tertentu dan meliputi
wilayah yang relatif sempit. Umumnya cuaca pada suatu daerah berubah-ubah,
tergantung kondisi atmosfer yang menyelimuti bumi. Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika memberikan prakiraan cuaca dalam jangka waktu 24
jam yang bisa dijadikan referensi untuk mengetahui bagaimana kondisi cuaca saat
berpergian.
Unsur cuaca merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa kita
hindari, karena fenomena ini terjadi di sekitar kita dan setiap saat tanpa mengenal
situasi dan waktu. Unsur cuaca dan iklim terdiri atas suhu udara, kelembapan
udara, curah hujan, tekanan atmosfer, dan angin (Tjasyono, 2004). Diantara
sekian banyak unsur-unsur tersebut, curah hujan adalah unsur yang sangat penting
karena dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari perencanaan
kegiatan pertanian, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), transportasi,
perkebunan, mitigasi, dan peringatan dini bencana alam.
Pengamatan unsur cuaca dibutuhkan sebagai bahan prakiraan cuaca pada
masa mendatang, selain itu data pengamatan cuaca juga dibutuhkan di dunia
penerbangan, pelayaran, pertanian, perkebunan, dan sektor pariwisata. Untuk
memperoleh unsur-unsur cuaca tersebut diperlukan sebuah alat untuk merekam
perubahan yang terjadi seperti AWS (Automatic Weather Station).

1
AWS pada umumnya berukuran besar dan digunakan oleh instansi-instansi
untuk melakukan pengamatan dan penelitian. Namun sekarang diperlukan AWS
yang mini serta simple dalam ukuran dan pemasangannya serta monitoring yang
mudah sehingga masyarakat juga dapat memanfaatkannya.
Rancang bangun AWS mini menggunakan modul Wi-Fi dan berbasis
Mikrokontroller Arduino Mega 2560 ini dibuat sebagai penyederhanaan dari
Automatic Weather Station (AWS) yang sudah ada. Alat yang akan dibuat ini
merupakan sistem terpadu yang didesain sedemikian rupa untuk mengumpulkan
data cuaca secara otomatis dan mengirimkan data menggunakan Wi-Fi (jaringan
nikabel). AWS mini yang akan dibuat ini berukuran kecil bertujuan untuk bisa
ditempatkan di rumah-rumah penduduk, mengingat kondisi perubahan cuaca yang
tidak menentu setiap harinya. Dengan demikian, AWS mini ini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan terutama mereka yang
memiliki mobilitas tinggi.

1.2. Rumsan Masalah


Perumusan masalah pada Perancangan Prototipe AWS (Automatic
Weather Station) Mini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari prototype AWS mini?
2. Bagaimana cara pengukuran pada prototype AWS mini ini sehingga didapat
data pengamatan cuaca?
3. Bagaimana cara pemanfaatan data pengamatan cuaca yang didapat dari
prototype AWS mini ini?

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, kami
membatasi masalah yang dibahas pada perancangan prototype AWS mini portable
ini adalah sebagai berikut.
1. Perancangan prototype mini AWS ini kami mengambil hanya 6 parameter,
yakni suhu, kelembaban udara, curah hujan , tekanan, intensitas cahaya dan
kecepatan angin menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai akuisisi data.

2
2. Mini AWS dirancang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Anemometer tidak
melakukan pengukuran arah angin, hanya pengukuran kecepatan angin
dimana mengikuti ketinggian alat tersebut.
3. Komunikasi data TCP/IP menggunakan Wifi Module ESP-07.
4. Mini AWS dirancang tidak menggunakan daya internal, tetapi menggunakan
power adapter 5 V - 3 A.

1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1. Merancang sebuah prototype AWS mini portable sebagai pengembangan untuk
stasiun pengamatan unsur-unsur cuaca yang lebih minimalis, dan mudah
digunakan.
2. Menerapkan sistem pengamatan cuaca otomatis secara telemetri yang
memanfaatkan komunikasi wireless berbasis Internet of Things (IoT) dengan
menggunakan web server.
3. Menghasilkan data pengamatan yang lebih akurat secara real time.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini kedepannya adalah :


1. Dapat mendukung program kerja BMKG dalam hal otomatisasi dan digitasi
sebagai inovasi industry 4.0
2. Memudahkan pengamatan data cuaca khususnya untuk suhu, kelembaban,
kecepatan angin, tekanan, intensitas cahaya dan curah hujan (portable).
3. Dapat digunakan secara bebas baik untuk pengamatan cuaca maupun untuk
keperluan penelitian /survey bagi masyarakat pada umumnya

3
1.5. Metodologi penelitian
Metodelogi penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti
dalam merancang, melaksanakan, mengolah data, dan menarik kesimpulan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.5.1. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan
kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung proses
penulisan.

1.5.2. Perancangan sistem


Metode yang digunakan dalam perancangan sistem terdiri atas analisa,
perencanaan, desain, implementasi. Sistem yang dirancang meliputi alat ukur dan
komunikasi.

1.5.3. Pengujian alat


Pengujian alat akan dilakukan dengan metode komparasi dan running test,
yaitu melakukan ujicoba ketahanan alat yang telah di rancang dengan jangka
waktu tertentu.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dilakukan secara sistematis yang dikelompokkan
sebagai berikut:
1.6.1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dan manfaat pembuatan sistem, serta sistematika penulisan.

1.6.2. BAB II DASAR TEORI


Bab ini berisi tinjauan pustaka dan dasar teori yang digunakan sebagai
acuan untuk perancangan sistem serta konsep dasar untuk mendukung
perancangan dan pembuatan sistem.

4
1.6.3. BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi perancangan sistem yang meliputi blok diagram, diagram
alir sistem, rangkaian sistem, skematik rangkaian sistem, perangkat keras, dan
implementasi sistem.

1.6.4. BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang hasil pengujian sistem beserta pembahasannya.

1.6.5. BAB V PENUTUP


Bab ini berisi kesimpulan dari hasil perancangan sistem dan saran
perancangan selanjutnya untuk menghasilkan suatu sistem yang lebih baik.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan teori-teori secara umum
serta memuat teori tentang mini Automatic Weather Station, Suhu Udara,
Kelembaban Udara, Tekanan Udara, Arah dan Kecepatan Angin, Curah Hujan,
dan Intensitas Matahari , sensor, komunikasi dan juga software yang digunakan.

2.1. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam tinjauan pustaka ini memuat beberapa studi yang sudah dilakukan,
studi tersebut akan dilakukan sebagai bahan acuan dan dilakukan pengembangan
dan sumber referensi dalam penelitian yang akan dilakukan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kanton Lumban Toruan (UI,2009)
Universitas Indonesia yang berjudul Automatic Weather Station (AWS)
Berbasis Mikrokontroler. Penelitian ini membahas tentang merancang sebuah
AWS untuk mengukur parameter seperti suhu udara, kelembaban
udara, tekanan udara, arah angin, kecepatan angin, intensitas sinar matahari
serta jumlah curah hujan.
2. Toruan, Kanton Lumban. 2009. Automatic Weather Station (AWS) Berbasis
Mikrokontroler. Penelitian ini membahas tentang merancang AWS berbasis
mikrokontroler AVR-ATMega164P, dapat mengukur parameter cuaca seperti
suhu udara, kelembapan udara, tekanan udara, arah angin, kecepatan angin,
intensitas sinar matahari serta jumlah curah hujan serta sistem Global
Positioning System (GPS) untuk menentukan lokasi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wildan Abdulmajid
(STMKG,2018) yang berjudul Rancang Bangun Portable Automatic
Weather Station (AWS) dengan Komunikasi Internet Of Things(IoT)
Penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem komunikasi yang dengan
menggunakan modul internet yaitu ESP8266 sehingga komunikasi dapat
berbasis internet atau web.

6
Kesimpulan-kesimpulan literatur diatas maka penulis akan mencoba
melakukan penelitian dengan judul Mini Automatic Weather Station (AWS)
yang dapat mengukur parameter cuaca seperti Suhu Udara, Kelembaban Udara,
Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan dan Lama Penyinaran Matahari.

2.2. Automatic Weather Station


Automatic Weather Station (AWS) diartikan sebagai stasiun meteorologi
dimana pengamatan yang dilakukan dan hasil pengamatan yang dibuat dikirimkan
secara otomatis (WMO,1992a). Stasiun cuaca otomatis atau yang biasa disebut
AWS dalam penyajian data terdapat dua macam yaitu Real-time AWS dan Off-
time AWS.
Real-time AWS: sebuah stasiun cuaca yang menyajikan data secara real
time atau secara kontinyu kepada pengguna, pada umumnya AWS ini dilengkapi
dengan sebuah sistem komunikasi serta alaram untuk memberikan peringatan
kepada pengguna bila terjadi kondidi cuaca ekstrim.
Off-time AWS: sebuah stasiun cuaca yang hanya merekam data serta
menyimpan data pada media penyimpanana dan menampilkan data aktual, data
yang telah tersimpan dapat diambil atau didownload sewaktu-waktu sesuai
keperluan.

2.3. Suhu
Menurut WMO (1992) suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat
dari pergerakan molekul-molekul dalam suatu benda. Suhu suatu benda
merupakan suatu keadaan dimana benda tersebut mempunyai kemampuan untuk
memindahkan panas ke benda lain atau menerima panas dari benda lain. Semakin
tinggi suhu suatu benda maka semakin panas benda tersebut, Suhu juga disebut
temperatur, satuan internasional (SI) suhu adalah Kelvin (K) menurut
International Temperature Scale-1990 (ITS-90) standar acuan fisikal suhu adalah
titik tiga fasa air (triple point of water) dengan nilai T = 273,16 K, sehingga
satuan Kelvin adalah:

7
Keterangan :
K = Kelvin
TTPW = triple point of water(273,16 K)
Satuan lain dalam menyatakan suhu dan banyak digunakan adalah derajat
celcius (oC) simbol yang dipakai untuk menyatakan derajat celcius adalah t.
Hubungan antara t dan T adalah:
t=T-273,15 oC

2.4. Kelembaban Udara


Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah
yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh
suhu. Menurut Technical Regulations WMO (1998) Appendix B. Relative
Humidity atau kelembaban adalah perbandigan atau rasio fari tekanan uap air di
udara dengan tekanan uap air jenuh yang dinamakan kelembaban relatif (relative
humidity/RH) dan dinyatakan dalam persentase.

Dimana : RH = kelembaban relatif


e = tekanan uap air pada saat pengukuran
ew = tekanan uap air jenuh
Kandungan uap air dalam atmosfer dapat dihitung dengan berbagai cara
dengan menentukan tekanan uap air (actual vapor pressure) dan tekanan uap air
jenuh (saturation vapor pressure), Salah satunya dengan menggunakan unsur
suhu udara (dry-bulb temperature) dan suhu bola basah (wet-bulb temperature).
Pengukuran kelembaban secara digital menggunakan sensor kapasitif dimana

8
besarnya ketersediaan uap air diantara dua lempeng kapasitor akan
memepengaruhi nilai kapasitansi kapasitor, perubahan kapasitansi inilah yang
akan mempengaruhi seberapa besar ketersedian uap air di udara disekitarnya.

2.5. Tekanan Udara


Tekanan udara adalah berat sebuah kolom udara persatuan luas diatas
sebuah titik (Bayong Tjasyono,1995). Menurut Hukum III Newton Tekanan udara
menggambarkan gaya perstuan luas dimana:

Dimana: P = tekanan udara (N/m2)


A = luas permukaan yang mendapatkam gaya (m2)
F = gaya (kg m/s2 )
WMO (2008) mendefinisikan Tekanan udara didefinisikan sebagai berat
sekolom udara hingga ketinggian batas atmosfir yang menekan suatu luasan
permukaan. gaya berat F = mg sehingga persamaan 2.4 dapat ditulis:

Dimana : P = tekanan udara (N/m2)


m = masa kolom udara (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
A = luas permukaan yang mendapatkam gaya (m2)
Dengan demikian atmosfer juga merupakam fluida maka tekanan
hidrostatik juga berlaku pada atmosfer sehingga persamaan tersebut dapat ditulis
juga menjadi :

9
Dimana : P = tekanan udara (N/m2)
ρ = rapat massa udara (kg/m³)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = tinggi kolom udara diukur dari batas luar atmosfir (m)


Dengan demikian dapat kita katakan bahwa tekanan udara menurun
terhadap ketinggian, begitu juga dengan kerapatan udara. Alat ukur tekanan udara
di atmosfer adalah barometer, satuan yang digunakan dalam meteorologi adalah
milibar (mb) dimana 1 mb = 1hPa (WMO,2008)

2.6. Kecepatan Angin


Menurut (Achmad Zakir,2008) Angin adalah pergerakan udara yang
dipicu oleh adanya perbedaan tekanan udara sebagai akibat dari perbedaan
temperatur di permukaan bumi, dinyatakan dalam arah dan kecepatan. Kecepatan
angin diukur menggunakan cup anemometer dengan metode rotary encoder
dengan menghitung frekuensi rotasi persatuan waktu sehingga menghasilkan
pulsa sebanding dengan kecepatan angin yang diukur, lalu di konversikan ke
dalam satuan kecepatan angin, dalam pengukuran di meteorology kecepatan angin
menggunakan knot yaitu 1 knot = 0,514 m/s.
Kecepatan angular dinyatakan sebagai berikut
ω = 2πf
Dimana: ω = kecepatan angular (rad/s)
π = konstanta (3,14)
f = frekuensi (Hz) Frekuensi dinyatakan sebagai berikut:
F = frekuensi (Hz)

10
Frekuensi dinyatakan sebagai berikut:

Dimana: n = jumlah pembacaan pulsa


t = waktu (s)

Sehingga kecepatan angin diperoleh melalui persamaan berikut:


V = 2πf.r
Dimana: V = kecepatan angin (m/s)
π = konstanta (3,14)
f = frekuensi (Hz)
r = jari-jari lingkaran (m)

2.7. Curah Hujan


Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat diartikan
sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Indonesia merupakan negara yang
memiliki angka curah hujan yang bervariasi dikarenakan daerahnya yang berada
pada ketinggian yang berbeda-beda. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam
luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu
milimeter termpat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau
tertampung air setinggi 1 liter.
Menurut Linsley (1996: 49), jenis-jenis hujan berdasarkan intensitas curah
hujan, yaitu:
1. Hujan ringan, kecepatan jatuh sampai 2,5 mm/jam;
2. Hujan menengah, dari 2,5-7,6 mm/jam.
3. Hujan lebat, lebih dari 7,6 mm/jam

11
2.8. Sensor
Perancangan Mini Automatic Weather Station (AWS) yang dibuat pada
penelitian ini menggunakan sensor atau modul sensor untuk mengukur beberapa
unsur dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. SHT series adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital.
Dibagian dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor
kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor
temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC
14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Pengambilan data
untuk masing-masing pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah
pengalamatan oleh mikrokontroler. Kaki serial Data yang terhubung dengan
mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin Data SHT10
“00000101” untuk mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk
pengukuran temperatur. Parameter suhu dan kelembaban diukur
menggunakan Modul sensor SHT3X-D dari Sensirion, dengan spesifikasi
sebagai berikut:
 Output sinyal: digital (telah terkalibrasi)
 Memiliki antar muka 2-wire (SDA dan SCK)
 Resolusi: Temperatur = 0.015 0C, RH = 0.01%
 Akurasi: Temperatur = ±0.3 0C, RH = ±3.0%
 Waktu respon: Temperatur = 5 s/d 30 detik, RH = 8 detik
 Jangkauan operasi: Temperatur = -40 0C s/d 125 0C, RH = 0 s/d 100%
 Drift: Temperatur = <0.03 0C per tahun, RH = <0.25% per tahun
Sensor SHT3X dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1. Sensor SHT3X

12
2. BMP280 merupakan sensor yang merupakan versi pembaharuan dari
BMP180, dimana memberikan nilai tekanan dan temperature. Sensor ini
terdiri dari sensor piezo-resistif, yaitu bahan yang mengubah ketahanan
(Resistance) terhadap aliran arus saat terdapat tekanan atau kompresi. BMP
280 merupakan salah satu sensor tekanan yang menggunakan bahan silicon
semikonduktor. Silikon tersebut berbentuk plat atau lapisan tipis yang
tertanam di antara lapisan pelindung. Ketika gaya tekanan diletakkan pada
silicon tersebut, maka silicon akan mengubah nilai resistivitasnya dan
menghambat arus listrik yang mengalir. Plat tersebut akan terhubung ke
jembatan Wheatston, dimana berfungsi untuk mendeteksi perbedaan di dalam
resistansi arus. Dalam komunikasi antara Sensor dan MIcrokontroller, di
gunakan system antarmuka I2C, dimana Microkontroller akan mengirimkan
urutan awal untuk memulai tekanan ataupun pengukuran suhu. ntuk
menghitung suhu dalam ° C dan tekanan dalam hPa, data kalibrasi harus
digunakan. Konstanta ini dapat dibaca dari BMP180 E2PROM melalui
antarmuka I2C pada inisialisasi perangkat lunak. Tingkat pengambilan
sampel dapat ditingkatkan hingga 128 sampel per detik (mode standar) untuk
pengukuran dinamis. Dalam hal ini, cukup mengukur suhu hanya sekali per
detik dan menggunakan nilai ini untuk semua pengukuran tekanan selama
periode yang sama. Parameter tekanan diukur menggunakan sensor tekanan
BMP280 dari Bosch sensortech dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Output sinyal: Digital
 Akurasi: -4,0 ~ 2,0 hPa
 Resolusi: 0,02 hPa
 Waktu pendeteksian tekanan: 5 msec
 Jangkauan operasi: 300 s.d. 1100 hPa
Sensor BMP280 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

13
Gambar 2.2. Sensor BMP 280

3. Tipping bucket raingauge merupakan alat penakar hujan otomatis yang


memiliki keluaran berupa pulsa. Ketika air hujan masuk melalui permukaan
corong penakar, kemudian mengisi salah satu bucket sebanyak 1.346 mm
maka bucket akan berjungkit. Dan ketika berjungkit sensor reedswitch akan
terkena magnet pada bagian atas bucket dan menghasilkan pulsa. Perubahan
pulsa yang yang digunakan untuk menghitug nilai dari curah hujan. Paramater
curah hujan diukur dengan menggunakan modul sensor rain gauge module
dengan spesifikasi sebagi berikut:
 Working voltage: DC 5V
 Menggunakan sensor tipe magnetic
 Output: Pulse Digital TTL
 Per tip bernilai 0.053 inchi of rain atau 1.346 mm of rain
Sensor rain gauge module dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.3 Sensor rain gauge module

4. Sensor UVM-30A merupakan modul sensor yang mengubah sinar UV


menjadi arus listrik. Saat Photodiode terkena sinar UV, Foton yang
merupakan partikel terkecil cahaya akan menembus lapisan semikonduktor
tipe-N dan memasuki lapisan semikonduktor tipe-P. Foton-foton tersebut
kemudian akan bertabrakan dengan elektron-elektron yang terikat sehingga

14
elektron tersebut terpisah dari intinya dan menyebabkan terjadinya hole.
Elektron terpisah akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan PN (PN
junction) akan menyeberangi persimpangan tersebut ke wilayah
semikonduktor tipe-N. Hasilnya, Elektron akan bertambah di sisi
semikonduktor N sedangkan sisi semikonduktor P akan kelebihan Hole.
Pemisahan muatan positif dan negatif ini menyebabkan perbedaan potensial
pada persimpangan PN. Ketika kita hubungkan sebuah beban ataupun kabel
ke Katoda (sisi semikonduktor N) dan Anoda (sisi semikonduktor P),
Elektron akan mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari Katoda ke
Anoda atau biasanya kita sebut sebagai aliran arus listrik. Parameter intensitas
matahari diukur dengan menggunakan sensor UVM-30A dengan spesifikasi
sebagai berikut:
 Working voltage: DC 3 to 5 v
 Output voltage: DC 0 to 1 v
 Test accuracy: + / - 1uv INDEX
 Working current: Typical values 0.06 mA, The maximum 0.1 mA
 Response wavelength: 200 nm to 370 nm
 Work stability: - 20 -- 85
Sensor UVM 30A dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2.4. Sensor UVM-30A

2.9. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol


rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya.
Mikrokontroler umumnya terdiri dari Central Processing Unit (CPU), memori,
I/O serial dan parralel, Random Access Memory (RAM), EEPROM / EPROM /
PROM / ROM, Timer, interupt controller dan unit pendukung seperti Analog-to-

15
Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC) yang sudah
terintegrasi di dalamnya.

Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah Atmega 2560.


Mikrokontroler ATmega2560 adalah mikrokontroler berbasis chip ATmega 2560.
Atmega 2560 memiliki 54 pin digital input/output, sedangkan 15 pin lainnya
digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog, dan 4 pin sebagai
UART (port serial hardware), 16 MHz kristal osilator, koneksi USB, power jack,
ICSP header, dan tombol reset. Bentuk fisik Arduino Mega 2560 dapat dilihat
pada berikut:

Gambar 2.5 Arduino Mega

Komponen utama selain mikrokontroler Atmega 2560 juga terdapat


komponen pendukung, untuk menentukan waktu digunakan sebuah Real Time
Clock (RTC) merupakan jam elektronik yang berupa chip yang dapat menghitung
waktu mulai detik, menit, bulan, hingga tahun. Dalam penelitian inimenggunakan
RTC tipe DS3231 yang presisi dalam perhitungan waktu. Selainsistem waktu juga
terdapat sebuah data logger sebagai penyimpan data berupa SD card dan juga
dalam sistem ini dilengkapi dengan komunikasi menggunakan modul wifi ESP
8266 ke personal computer (PC) sebagai monitoring data berbasis web.

2.10. LCD NEXTION 2.4 inch

LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal


cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di dalam
alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. LCD berwarna

16
semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari
satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Kristal cair ini LCD tidak
memancarkan cahaya sendiri, sumber cahayanya yaitu berada di dalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon di bagian belakang susunan kristal cair.

LCD yang digunakan dalam penelitian ini adalah nextion 2.4 inch. Nextion
adalah Human Machine Interface (HMI) yang menyediakan kontrol antarmuka
dan visualisasi antara manusia dan proses mesin, aplikasi atau alat. Penerapan
nextion yang utama adalah pada bidang elektronik. LCD nextion adalah solusi
terbaik untuk menggantikan LCD tradisional dan tabung LED Nixie.

Gambar 2.6. LCD Nextion

Nextion terdiri dari bagian perangkat keras (serangkaian papan Thin Film
Transistor (TFT)) dan bagian perangkat lunak yaitu Nextion Editor. Papan TFT
Nextion hanya menggunakan satu port serial untuk berkomunikasi yang
memungkinkan menghindari kerumitan pengkabelan. editor Nextion memiliki
komponen massal seperti tombol, teks, progress bar, slider, panel instrumen, dan
lain-lain. Dalam memperkaya desain antarmuka menggunakan fungsi drag-and-
drop untuk menghabiskan lebih sedikit waktu dalam pemrograman, yang akan
mengurangi 99% beban kerja pengembangan.

17
2.11. Software atau Perangkat Lunak

Software atau perangkat lunak merupakan hal penting dalam pembuatan


sistem, dimana dalam membangun sistem menggunakan beberapa software untuk
mendukung dalam perancangan sistem.

2.11.1. Arduino IDE

Integrated Development Enviroment (IDE) Arduino merupakan software


yang Bahasa pemrograman Java berguna untuk menulis program, meng-compile
menjadi kode biner dan meng-upload kedalam memori mikrokontroler. Arduino
IDE yang ada saat ini adalah versi 1.8.1. Fasilitas yang disediakan antara lain,
source code editor, debugger, compiler, dan beberapa tools seperti serial monitor,
tools untuk memburning bootloader, dll.

Gambar 2.7. Arduino IDE

2.11.2. Blender

Blender adalah rangkaian kreasi 3D yang open source. Blender


mendukung konsep 3D secara keseluruhan—modeling, rigging, animasi, simulasi,
rendering, compositing, dan motion tracking, bahkan video editing dan pembuatan
game. Pengguna yang telah mahir menggunakan API milik Blender yang
ditujukan pada scripting python untuk menyesuaikan aplikasi ini dan menulis
tools yang telah dikhususkan. Gambaran aplikasi blender dapat dilihat pada
gambar berikut :

18
Gambar 2.8 Blender

2.12. Komunikasi

Komunikasi adalah hal yang terpenting dalam pengiriman data dari suatu
sistem. Pada penelitian ini menggunakan modul internet ESP8266 sehingga hasil
data dapat dimonitoring berbasis dengan web.

2.12.1. Modul Internet ESP8266

Internet adalah kependekan dari interconnected-networking yang


mempunyai maksud dengan rangkaian komputer yang terhubung didalam
beberapa rangkaian. Internet juga disebut dengan sistem komputer umum yang
terhubung secara global menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket
(package switching communication protocol). Dengan adanya internet informasi
apa saja dapat diperoleh dan diakses dari seluruh dunia dengan jaringan
komunikasi tertentu yang dapat mengakses jaringan internet.

Modul ESP8266 adalah sebuah komponen chip terintegrasi yang didesain


untuk keperluan dunia masa kini yang serba tersambung. Chip ini menawarkan
solusi networking Wi-Fi yang lengkap dan menyatu, yang dapat digunakan
sebagai penyedia aplikasi atau untuk memisahkan semua fungsi networking Wi-Fi
ke pemproses aplikasi lainnya. ESP8266 memiliki kemampuan on-board
processing dan storage yang memungkinkan chip tersebut untuk diintegrasikan

19
dengan sensor-sensor atau dengan aplikasi alat tertentu melalui pin input output
hanya dengan pemrograman singkat.

Pada penelitian ini modul ESP8266 digunakan sebagai layanan


komunikasi untuk layanan internet. Modul ini berfungsi sebagai interface yang
memiliki fungsi yang sama dengan ponsel, sehingga dapat mengakses informasi
melalui internet. Internet digunakan untuk mengirim data dari alat ke layanan
server penyimpanan data yang kemudian dapat diunduh melalui ponsel atau
smartphone.

Modul ESP8266 dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.9 Modul ESP8266


Spesifikasi Modul ESP8266 adalah sebagai berikut:
 Besar RAM 96 kB, instruction RAM 64 kB
 32-bit RISC CPU
 External QSPI flash – 512 KiB to 4 MiB
 Tegangan kerja masukan 3.3 Vdc
 Jaringan wifi pada 802.11 b/g/n
 Menggunakan sistem Wi-Fi Direct (P2P), soft-AP
 Power down leakage current of 10uA
 Wake up and transmit packets in < 2ms
 Integrated TCP/IP protocol stack
 Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
 SDIO 1.1 / 2.0, SPI, UART
 10-bit ADC
 Interface : SPI, I²C
 STBC, 11 MIMO, 21 MIMO
 A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4ms guard interval

20
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan secara keseluruhan mengenai pengembangan sistem


Mini AWS. Perancangan sistem terbagi menjadi beberapa kegiatan antara lain
perancangan perangkat keras, perangkat lunak, dan implementasi perancangan
sistem. Perancangan sistem dibuat untuk memudahkan dalam pembuatan
perangkat keras dan perangkat lunak. Implementasi merupakan hasil nyata yang
disesuaikan dengan perancangan yang telah dibuat.

3.1. Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang perancangan dan


implementasi sistem yang meliputi blok diagram, skematik rangkaian,diagram
alir, desain fisik, dari Sistem Otomatisasi alat Pengukuran evapotranspirasi (
Lysimeter Drainase) yang disingkronkan dengan tipping bucket.
3.1.1. Blok Diagram Perancangan Sistem
Blok diagram perancangan sistem merupakan gambaran perancangan
sebuah sistem. Blok diagram menjabarkan tentang perancangan sistem yang
terdiri dari sensor SHT3X-D, sensor BMP-280, Fan DC AVC 40 x 40, sensor
Tiping Bucket, RTC, Arduino Mega, ESP-07, LCD Nextion, SD Card, WEB
Cloud, dan WEB GUI .
Blok diagram menjelaskan cara kerja rangkaian sistem secara keseluruhan
karena memiliki alur yang menjelaskan hubungan antara masing-masing
komponen pada perangkat secara singkat. Alur blok diagram juga dapat
menjelaskan cara kerja masing-masing komponen pada perangkat sehingga
perancangan sistem secara keseluruhan dapat terlihat. Blok diagram yang akan
dirancang pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut.

21
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

Gambar 3.1 memperlihatkan gambaran blok diagram perancangan sistem


secara keseluruhan yang memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Sensor SHT3X berfungsi untuk mendeteksi suhu dan dan kelembaban relatif
suatu ruangan atau lingkungan.
2. Sensor BMP-280 berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara suatu
lingkungan.
3. UVM30A berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya.
4. Fan DC AVC 40 x 40 merupakan kipas DC yang akan digunakan sebagai
pengukur kecepatan angina.
5. Sensor Tipping Bucket digunakan untuk mendeteksi curah hujan yang terjadi.
6. RTC RTC merupakan komponen yang berfungsi sebagai tanda waktu ke
sistem secara real time.
7. Mikrokontroler ATMega2560 berfungsi sebagai pemroses utama Mini AWS
yang dirancang.
8. SD Card berfungsi sebagai modul penyimpanan data.
9. LCD Nextion berfungsi sebagai penampil data dan waktu dari pengukuran
yang dilakukan.
10. ESP-07 merupakan modul yang membuat mikrokontroler dapat tersambung
dengan Wi-Fi dan membuat koneksi TCP/IP.

22
11. WEB Cloud digunakan untuk menyimpan dan menampilkan data pengukuran
dari sensor, dimana user dapat mengaksesnya melalui internet.
12. WEB GUI berupa tampilan grafis dari pengukuran Prototipe Mini AWS yang
diakses melalui internet.
13. Catu Daya sebagai sumber listrik yang digunakan untuk menjalankan Mini
AWS.

3.1.2. Prinsip Kerja Sistem


Sensor terdiri dari SHT3X yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan
kelembaban relatif lingkungan, BMP-280 digunakan untuk mendeteksi tekanan
udara lingkungan, Fan DC 40 x 40 digunakan untuk mendeteksi kecepatan angina,
UVM30A digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya dan tiping bucket
digunakan untuk mendeteksi curah hujan. Dan RTC sebagai tanda waktu bagi
PrototipeMini AWS secara real time.
Keluaran dari masing-masing sensor akan diolah oleh Arduiono Mega
kemudian data tersebut akan disimpan pada SD Card dan WEB Cloud, data yang
disimpan pada WEB Cloud dengan mentransfer data melalui jaringan Wi-Fi yang
tersambung dengan internet. Data yang tersimpan pada WEB Cloud akan
ditampilkan melalui WEB GUI.

3.1.3. Diagram Alir Perancangan Sistem


Diagram alir atau flowchart akan menjelaskan tentang alur dari proses
inisialisasi sensor yag digunakan hingga dapat ditampilkan pada LCD serta WEB
GUI. Diagram alir perancangan sistem yang akan dibuat pada penelitian ini dapat
terlihat pada Gambar A sebagai berikut:

23
Gambar 3.2. Diagram Alir Perancangan Sistrem

Keterangan Gambar 3.2 adalah sebagai berikut:

1. Mulai.
2. Data analog berupa data hujan, kecepatan angin, tekanan, suhu, dan
kelembaban.
3. Melakukan inisialisasi pada sensor-sensor yang digunakan, RTC, Modul SD
card dan juga Modul Wifi.
4. Pembacaan waktu pada RTC.
5. Pembacaan data dari sensor.
6. Proses pengolahan data yang dilakukan dalam Arduino Mega.
7. Apakah data sensor serta RTC yang diolah terbaca?
8. Apabila data yang diolah terbaca maka data akan ditampilkan pada LCD.
9. Data kemudian disimpan dalam SD Card.
10. Data diteruskan dan dikirimkan ke Cloud.
11. Data dari Cloud akan di tampilkan melalui WEB GUI.
12. Selesai.

24
3.1.4. Skema Perancangan Sistem.
Skema perancangan sistem menjelaskan dan memberikan gambaran
bentuk rancangan sistem yang akan dibuat, mulai dari perancangan sensor sampai
dengan perancangan casing sensor dan casing data logger.

3.1.5. Perancangan Casing.


Perancangan casing membahas mengenai casing yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Rancangan casing dibuat untuk menempatkan komponen-
komponen dari sensor, catu daya,, rangkaian minimum sistem Arduino, dan LCD.

Gambar 3.3. Desain casing luar Prototipe Mini AWS.

Gambar 3.4. Tampilan depan bracket dalam

25
Casing Prototipe Mini AWS rancangan dibuat dari dua bagian, yaitu
casing luar berbentuk tabung menyatu dengan raingauge, dan bracket dalam
sebagai dudukan komponen dan LCD display. Casing luar terbuat dari logam
aluminium untuk menjamin kekuatan alat. Bracket terbuat dari akrilik dengan
tujuan untuk meng isolasi sensor supaya tidak terpapar pengaruh suhu dari mikon
dan power supply. Display LCD dapat melihat dengan menggeser posisi bracket
dari casing luar.

3.2. Perancangan Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang digunakan adalah pemrograman Arduino dan
LabVIEW. Perancangan software terdiri dari perancangan program Arduino
(sketch) dan Perancangan aplikasi LabVIEW.
3.2.1. Perancangan Program Arduino
Perancangan program Arduino terdiri dari diagram alir yang digunakan
untuk memprogramkan Arduino agar dapat melakukan pengukuran parameter
cuaca secara real-time. Diagram alir program Arduino menjelaskan mengenai alur
dari program yang digunakan untuk perancangan AWS portable secara real-time.
SELESAI

Inisialisasi sensor, I2C, USART dan LCD

Pengambilan data dari ADC dan I2C Tidak

Pengolahan data dari mikrokontroler

Apakah data sensor


dan RTC tersedia?

Ya

26
A

Tampilan LCD

Tampilan Dekstop

SELESAI

Gambar 3.5. Diagram alir proses pengukuran

Keterangan pada gambar 3.5. adalah sebagai berikut:


1. Awal mulai program
2. Melakukan inisialisasi pada sensor I2C, USART, LCD pada bahasa
pemrograman Arduino (sketch).
3. Pengambilan dan pembacaan data pada sensor dan RTC.
4. Proses pengolahan data yang dilakukan dalam mikrokontroler.
5. Apakah data sensor serta RTC yang diolah pada mikrokontroler terbaca?
6. Apabila data yang diolah terbaca maka, hasil output pengukuran dari sensor
dan RTC akan ditampilkan pada LCD dan PC dalam bentuk grafik dengan
menggunakan sistem interface WiFi dan tampilan web.
7. Selesai.

3.2.2. Perancangan Tampilan GUI


Program aplikasi Apache2 digunakan sebagai interface untuk
menampilkan data dari hasil pengukuran sensor dalam bentuk Web view, PHP
MySQL menjadi tempat penyimpanan data.

27
3.3. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan menjelaskan rencana penelitian dalam perancangan
sistem yang dilakakukan oleh peneliti, dan berisikan anggaran belanja.

No. Tanggal Kegiatan


1. 26 Oktober – 2 November 2018 Judul
2. 3 November 2018 – 9 November 2018 BAB I
3. 10 November 2018 – 16 November 2018 BAB II
4. 17 November 2018 – 22 November 2018 BAB III
5. 23 November 2018 Presentasi Proposal
6. 24 November 2018 – 3 Januari 2019 Pengerjaan Alat
7. 4 Januari 2019 – 18 Januari 2019 Penyusunan Jurnal
Tabel 3.1.Rencana Kegiatan

No. Nama Barang Jumlah Harga Jumlah


Barang Barang Harga
1. Arduino Mega 1 150.000 150.000
2. Sensor SHT3X 1 60.000 60.000
3. Sensor BMP-280 1 40.000 40.000
4. Fan DC AVC 40 x 40 1 30.000 30.000
5. Sensor Tiping Bucket 1 300.000 300.000
6. Sensor UV Index V30A 1 100.000 100.000
7. RTC 1 20.000 20.000
8. ESP-07 1 35.000 35.000
9. LCD Nextion 1 400.000 400.000
10. SD Card 1 10.000 10.000
11. Jumper 10 cm 50 1.000 50.000
12. Casing 1 200.000 200.000
13. Switch dan Power Supply 1 60.000 60.000
14. Sensor ADXL345 1 25.000 25.000
Total Harga 1.480.000
Tabel 3.2 Rancangan Anggaran Belanja

28

Anda mungkin juga menyukai