Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH LIMA HARI (PS5H)

PADA PEMBELAJARAN KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI


SMA PEMBANGUNAN V YAPIS WAENA SEMESTER GENAP TAHUN
AJARAN 2019/2020

Proposal Penelitian
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyelesaian Mata Kuliah Skripsi”

Disusun Oleh :
SYAEHUL ISLAM
NIM: 20160111054014)

Dosen Pembimbing:
Catur F. Djarwo, S.Pd., M.Pd.
Drs. Alex A. Lepa, M.Si.

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JAYAPURA
2019
A. Judul
Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) pada Pembelajaran
Kimia Peserta didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V Yapis Waena
Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020
B. Ruang Lingkup Penelitian dan Bidang Ilmu
1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA di SMA
Pembangunan V Yapis Waena Semester Genap Tahun Ajaran
2019/2020
b. Objek penelitian adalah pelaksanaan progam sekolah lima (PS5H) hari
pada pembelajaran kimia.
2. Bidang Ilmu: Pendidikan Kimia
C. Latar Belakang
Abdillah (2002) menyebutkan belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu. Pengalaman dalam belajar adalah
serangkaian proses dan peristiwa yang dialami individu khususnya peserta
didik pada ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai denga metode atau
strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik
(Olinlakoro, 2013). Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4). Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU Nomor 20 tahun
2003 pasal 13 ayat 1). Pendidikan formal adalah jenis pendidikan berjenjang
dan berstruktur yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya.
Sekolah adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan proses
belajar mengajar sesuai dengan tingkatannya mulai dari Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi (PT) (Sunendar, 2009). SMA adalah jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan penyiapan peserta didik untuk melanjutkan ke
tingkat yang lebih tinggi dengan pengkhususan (Depdiknas, 2004). Pendidikan
memerlukan kurikulum agar terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pemerintah sebagai pengelola pendidikan melakukan beberapa usaha untuk
memperoleh hasil pendidikan yang berkualitas, yaitu dengan cara perbaikan
dan pengembangan kurikulum serta mutu pendidikan sekolah secara bertahap
dan terus menerus (Seftiana, 2017). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
yaitu menerapkan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) (Permendikbud no. 23
tahun 2017 pasal 2 ayat 1).
Program Sekolah 5 Hari diterapkan untuk mengakomodir berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat terutama orang tua, yang menginginkan
anak mereka memperoleh pendidikan terbaik dari segi akademik dan non
akademik serta memberikan perlindungan bagi anak dari pergaulan bebas
(Seftiana, 2017). Harapan dari program ini membuat peserta didik tidak hanya
matang dari segi akademis namun juga dari segi karakter, dan waktu peserta
didik lebih lama terisi di sekolah sehingga para orang tua tidak perlu khawatir
terhadap anaknya (Seftiana, 2017). Abdan Rahim (2018) menyebutkan bahwa
waktu belajar yang relatif panjang pada program sekolah 5 hari menimbulkan
berbagai masalah seperti: (1) Program Sekolah 5 Hari dalam perspektif sosial
tidak semuanya baik, karena peserta didik yang menghabiskan waktu dengan
durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak dengan
keluarga, teman sebaya di lingkungan tempat tinggal akan berkurang;
(2) Anak sekolah dengan sistem program sekolah 5 hari secara psikologis
cenderung mempunyai sifat tertutup diakibatkan anak lelah dari sekolah juga
orang tua yang lelah bekerja, sehingga keduanya enggan berinteraksi secara
langsung; (3) Bertambahnya biaya pada program sekolah 5 hari secara
ekonomi disebabkan oleh kegiatan pembelajaran, tata usaha sekolah,
kesejahteraan pegawai, dan lamanya waktu belajar.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningtyas Retno Prawitasih
(2017) menyatakan bahwa prilaku sosial anak pada program sekolah 5 hari
kurang baik, karena anak tidak memiliki waktu yang banyak untuk dihabiskan
di luar lingkungan sekolah sehingga akan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang tua, saudara, dan masyarakat sekitar.
Kadek Irayasa, dkk (2018) telah melakukan kajian bahwa Rata-rata hasil
prestasi belajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sistem sekolah 6 hari lebih
tinggi dibandingkan sistem sekolah 5 hari, dengan nilai 72,24 pada sekolah 5
hari dan 88,16 pada sekolah 6 hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa PPL
di SMA YPPK Teruna Bakti terhadap program sekolah 5 hari yaitu jam masuk
peserta didik hari senin sampai jumat pukul 07:15 WIT, sedangkan waktu
pulang peserta didik hari senin pukul 15:00 WIT, selasa dan rabu 15:45 WIT,
kamis jumat 13:45 WIT, di jam terakhir sebelum pulang sekolah peserta didik
berkumpul menyanyikan lagu rohani. Peserta didik yang mengikuti proses
pembelajaran di siang hari cenderung merasa kelelahan yang ditandai dengan
tidak fokusnya dengan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga kelas
menjadi tidak kondusif dan banyak peserta didik yang tidak bisa mengikuti
pelajaran dengan baik terutama pelajaran-pelajaran yang dianggap sulit oleh
mereka salah satunya mata pelajaran kimia. Permasalahan yang telah di
paparkan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) Pada
Pembelajaran Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA di SMA Pembangunan V
Yapis Waena Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1?
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan program sekolah lima
hari (PS5H) di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan program sekolah lima
hari (PS5H di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran
kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
3. Apakah sarana dan prasarana SMA Pembangunan V Yapis Waena
mendukung dalam penerapan program sekolah lima hari (PS5H) pada
pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
4. Dampak sosial apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.
5. Dampak fisik apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah lima
hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1?
6. Dampak psikis apa saja yang muncul pada penerapan program sekolah
lima hari di SMA Pembangunan V Yapis Waena pada pembelajaran kimia
peserta didik kelas XI IPA 1.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu untuk :
1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah terkait dengan efektivitas
Program Sekolah 5 Hari.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti dalam
melakukan suatu penelitian.
3. Menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang berminat mengkaji
permasalahan yang sama.
G. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengertian Analisis
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan
Yenni Salim dalam Aji Reno (2012) menjabarkan pengertian analisis
sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul,
sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui
beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya
2. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif, menurut kamus besar
Bahasa Indonesia efektif adalah ada efeknya, manjur atau mujarab,
dapat membawa hasil, berhasil guna, dan mulai berlaku. Pengertian
efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1) SP. Siagian (2002) efektivitas adalah tercapainya suatu sasaran
yang telah ditentukan pada waktunya dengan menggunakan
sumber-sumber data yang dialokasikan untuk menjalankan
kegiatan organisasi tertentu.
2) Kurniawan (2005) mendefinisikan efektivitas adalah kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)
daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya
tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.
3) Hidayat dalam Rizky (2011:) menjelaskan efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas
dan waktu) telah tercapai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target sasaran atau tujuan telah
tercapai.
b. Ukuran Efektivitas
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan
efektif atau tidak, seperti yang telah dikemukakan oleh Siagian (1978),
yaitu:

1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai


2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap
4) Perencanaan yang matang
5) Penyusunan program yang tepat
6) Tersedianya sarana dan prasarana kerja
7) Pelaksanaan yang efektif dan efisien
8) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
3. Program sekolah 5 hari
a. Pengertian Program Sekolah 5 Hari
Masa sekarang tidak dapat kita pungkiri bahwa sistem pendidikan
masih menjadikan peserta didik sebagai objek, dimana para peserta didik
hanya sekedar mendengar penjelasan dari pendidik dan berlanjut ke
penilaian, dengan adanya kendala tersebut banyak sekolah yang bersaing
untuk menciptakan suatu program pembelajaran yang dianggap mampu
menjadikan peserta didik berprestasi semaksimal mungkin. Nurani dalam
Soapatty, (2014) menyatakan banyak sekolah yang bersaing untuk
mengoptimalkan waktu pembelajaran disekolah, hal tersebut dikarenakan
1) adanya tuntutan kepada orang tua untuk selalu mengawasi anaknya, 2)
kecenderungan anak apabila dirumah hanya bermain dan malas belajar, 3)
kurang adanya waktu dari orangtua untuk anaknya karena tuntutan kerja,
dan 4) keinginan orangtua agar anaknya mendapatkan sarana untuk
mengembangkan potensi.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan program sekolah 5
hari. Program sekolah 5 hari dapat diartikan dengan sekolah sepanjang hari
atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.00-15.30
dengan waktu istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah dapat mengatur
jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran
dan ditambah dengan pendalaman materi. Pengaturan jadwal mata
pelajaran dan pendalaman merupakan hal yang diutamakan dalam Program
sekolah 5 hari (Baharudin dalam Dina, 2014). Berdasarkan paparan diatas,
maka penulis menyimpulkan berdasarkan Peraturan Menteri No. 23 tahun
2017 pasal 2 yaitu Program sekolah 5 hari merupakan proses belajar yang
dilaksanakan 8 jam dalam 1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam 1
minggu, sesuai dengan Peraturan Menteri No. 23 tahun 2017.
b. Tujuan Pembelajaran Program Sekolah 5 Hari
Kenakalan remaja semakin hari semakin meningkat hal ini
dapat dilihat dari media massa yang tidak jarang memuat berbagai
penyimpangan yang dilakukan kaum pelajar, seperti seks bebas, miras,
dan lain sebagainya. Permasalahan inilah yang memotivasi orangtua
untuk mencari sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-
kegiatan yang positif pada anak mereka. Kegiatan positif pada anak
dapat diperoleh dengan program sekolah 5 hari. Orang tua dapat
mencegah dan menetralisasi kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak
yang menjurus pada kegiatan negatif. Alasan memilih dan
memasukkan anaknya ke sekolah dengan program sekolah 5 hari, salah
satu pertimbangannya adalah dari segi edukasi peserta didik.
Baharudin (2009) menyatakan bahwa untuk memaksimalkan
waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkanlah
program sekolah 5 hari dengan tujuan:
1) Membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai yang
positif,
2) Memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek.
Keuntungan lain yang diperoleh dengan penerapan program
sekolah 5 hari adalah untuk mengakomodir berbagai permasalahan
yang ada di lingkungan masyarakat yang menginginkan anaknya
mendapat pendidikan yang terbaik. Arsyadana dalam Astuti (2013)
menyatakan bahwa program sekolah 5 hari banyak bermunculan
dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah a) kurang baiknya
lingkungan masyarakat; b) kurang adanya waktu yang disediakan
orang tua untuk menemani anaknya belajar, dan c) kecenderungan
anak yang bermain dirumah dan malas untuk belajar.
c. Karateristik Program sekolah 5 hari
Menurut Nor Hasan (2006) program sekolah 5 hari dapat
dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang relatif terbatas, yang
sangat dibutuhkan sesungguhnya adalah tingkat komitmen dan
kesungguhan pengelola dalam mewujudkan sistem demikian, hal ini
tidak berarti prasarana dan sarana tidak penting. Keberadaan sarana
dan prasarana yang lengkap dan memadai juga menentukan efektivitas
dan efisiensi proses pembelajaran. Muslihin Al Hafizh dalam Dina
(2018) menyatakan jika program sekolah 5 hari ditinjau dari aspek
kelembagaan, kepemimpinan, dan manajemennya mengacu pada
konsep yang mengedepankan kemuliaan akhlak dan prestasi akademik.
Kepemimpinan sekolah diimbangi dengan peningkatan kualitas
kepribadian, kemampuan manajerial, dan pengetahuan konsep
pendidikan yang didukung dengan kegiatan short-course, orientasi
program dan studi banding yang dilaksanakan secara kontinyu.
Kualitas sumber daya manusia untuk program sekolah 5 hari dipilih
dari guru-guru bidang studi yang profesional serta mempunyai
integritas yang tinggi. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan seperti
tenaga ahli, perpustakaan, laboratorium, dan administrasi juga menjadi
prioritas dalam program sekolah 5 hari, tidak hanya tenaga pendidik
saja namun semua unsur yang ada di sekolah seperti tenaga komite,
pengurus sekolah, harus mendukung program tersebut.
Sistem pembelajaran dalam program sekolah 5 hari
menerapkan konsep dasar Integrated-Activity dan Integrated-
Curriculum (Khusnul Mufidati dalam Dina, 2018). Dalam program
sekolah 5 hari semua program dan kegiatan peserta didik di sekolah,
baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah program
pendidikan. Peserta didik ditekankan untuk lebih berprestasi dengan
pembelajaran yang berkualitas dan diharapkan akan terjadi perubahan
positif dari diri setiap peserta didik. Baharudin dalam Dina (2018)
menyatakan, sekolah yang menggunakan program sekolah 5 hari tidak
hanya berbasis sekolah formal, namun juga informal. Sistem
pengajaran yang diterapkan harus menyenangkan (tidak monoton).
Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran
berlangsung, agar peserta didik tidak jenuh dan bosan. Sekolah yang
menerapkan program sekolah 5 hari dapat menciptakan situasi yang
sangat menyenangkan serta mewujudkan keakraban antar peserta didik
dan guru.
d. Keunggulan Dan Kelemahan Program sekolah 5 hari
Baharudin dalam Dina (2018) menyatakan, konsep
pengembangan dan inovasi pembelajaran sistem program sekolah 5
hari di desain untuk mengembangkan kreativitas peserta didik
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Program program
sekolah 5 hari sendiri memiliki keunggulan diantaranya:
1) Anak memperoleh pendidikan umum, untuk mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
2) Anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif
terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan
derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
3) Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan non akademik yang
diadakan sekolah.
4) Perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan terantisipasi di
sekolah melalui pantauan program bimbingan konseling dan non
akademik.
5) Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi
seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih
lama.
6) Peserta didik mendapatkan pelajaran oleh tenaga pengajar yang
profesional di bidang nya masing-masing, dan
7) Peserta didik juga mendapatkan perhatian terutama dalam hal
agama seperti beribadah dengan waktu yang tepat.
Program program sekolah 5 hari juga masih memiliki
kekurangan. Nor Hasan (2006) sistem pembelajaran model program
sekolah 5 hari tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan
diantaranya:
1) Program sekolah 5 hari sering menimbulkan rasa bosan pada
peserta didik. Sistem pembelajaran dengan pola program sekolah 5
hari membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun
intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat
dan penerapan sanksi yang konsisten, dalam batas tertentu akan
menyebabkan peserta didik menjadi jenuh.
2) Program sekolah 5 hari memerlukan perhatian dan kesungguhan
manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada
lembaga pendidikan pada program sekolah 5 hari berlangsung
optimal.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keunggulan dan
kelemahan program sekolah 5 hari adalah peserta didik memperoleh
pendidikan umum, mendapatkan tambahan jam pelajaran di sekolah
yang diberikan oleh tenaga pengajar yang profesional dan tidak hanya
itu peserta didik juga dapat mengasah bakat, minat dan kemampuannya
melalui kegiatan non akademik di sekolah. Kelemahan program ini
sendiri adalah rasa bosan pada peserta didik, perlunya perhatian dan
kesungguhan manajemen pengelola untuk mengontrol perkembangan
program tersebut.
e. Faktor Penunjang Program sekolah 5 hari
Baharudin dalam Dina (2018) faktor penunjang program
program sekolah 5 hari sendiri diantara nya sebagai berikut:
1) Kurikulum
Menurut Brown dalam Dina (2018) kurikulum merupakan
situasi kelompok yang tersedia bagi guru dan pengurus sekolah
(administrator) untuk membuat tingkah laku yang berubah di dalam
sekolah. Kurikulum adalah suatu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sukses tidaknya pendidikan dapat dilihat dari
kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum sangat
mendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan karena menjadi
tolak ukur dalam kegiatan belajar mengajar di sekolan. Nurhadi
(2004) menyatakan aspek yang ada di kurikulum adalah:
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik
secara individual maupun secara kelompok.
b) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
c) Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
penggunaan metode yang bervariasi dan juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Payne dalam Dina
(2018) mengemukakan beberapa prinsip dalam teknik mengajar
yaitu: Metode mengajar harus mempunyai arti yang efektif dan
kecakapan, pengetahuan diperoleh secara nyata, dan dapat
diterima oleh individu, metode mengajar mesti menekankan di
kelas.
d) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya mencapai suatu kompetensi.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan penunjang pembelajaran
disekolah, dan merupakan salah satu penunjang keberhasilan dari
program yang dilaksanakan. Sarana dan prasarana yang dimaksud
adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan peserta didik untuk
mendukung proses pembelajaran yang dilakukan setiap hari, baik
alat penunjang kebutuhan pendidikan maupun alat penunjang
kebutuhan guru, seperti perlengkapan proyektor, ruang kelas yang
nyaman, sumber bahan ajar yang memadai dan laboratorium
penunjang.

3) Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia dalam pendidikan yaitu guru dan
pegawai. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta harus menguasai metode pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan disesuiakan dengan materi yang
diajarkan. Begitu juga pegawai dituntut untuk selalu membantu
segala sesuatu yang di butuhkan peserta didik untuk proses belajar
mengajar.
Menurut Nur Hilalah dalam Dina (2018) faktor penunjang
keberhasilan program program sekolah 5 hari adalah:
1) Lingkungan sekolah yang kondusif.
Lingkungan sekolah yang kondusif dapat terwujud apabila kepala
sekolah memiliki kecerdasan emosi tinggi dan gaya kepemimpinan
yang tepat.
2) Kompetensi manajerial kepala sekolah.
Kompetensi manajerial kepala sekolah meliputi kemampuan
manajemen dan kepemimpinan, yang dilengkapi keterampilan,
konseptual, dan teknis.
3) Profesionalisme guru.
Adanya guru professional diharapkan mampu memberikan
pengaruh positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar
serta mampu memaksimalkan perkembangan anak didik dengan
sebaik-baiknya.
4) Kelengkapan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana tersebut berupa buku bacaan, ruang belajar,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Semua
itu sangat berguna sebagai pendukung pelaksanaan program
sekolah 5 hari bahkan menjadi faktor yang sangat penting dalam
kelancaran proses belajar mengajar.

f. Faktor Penghambat Program sekolah 5 hari


Addin Arsyadana Dalam Dina (2018) adapun faktor
penghambat dalam program sekolah 5 hari yaitu:
1) Strategi pembangunan pendidikan yang bersifat input oriented.
Strategi yang bersifat input oriented lebih bersandar kepada asumsi
bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti
penyediaan buku, sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga
kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan
(sekolah) akan dapat menghasilkan lulusan yang bermutu
sebagaimana yang diharapkan, padahal hal tersebut hanya terjadi
dalam institusi ekonomi dan industri.
2) Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat.
Pengelolaan pendidikan yang banyak diatur oleh pusat akan
menyebabkan tidak terselenggaranya pendidikan secara optimal,
mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal
dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan
layanan pendidikan beragam, sehingga dibutuhkan kedinamisan
dan kreativitas dalam melaksanakan peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan.
3) Rendahnya partisipasi masyarakat.
Rendahnya partisipasi masyarakat akan menghambat proses
pengembangan pendidikan yang sedang berlangsung.
4. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Winataputra (2007) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu
intitusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan
dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang.
Pencapaian kualitas pembelajaran pada tingkat mikro merupakan
tanggung jawab profesional guru, sedangkan pada tingkat makro
lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap pembentukan tenaga
pengajar yang berkualitas, yang dapat berkontribusi terhadap
perkembangan intelektual, sikap dan moral setiap individu peserta
didik sebagai anggota (Nandang Kosasih dan Dede Sumarna dalam
Nur Barokah, 2018).
b. Komponen Pembelajaran
Rusman (2017) menyatakan bahwa Ciri utama dari kegiatan
pembelajaran adalah adanya interaksi, ciri-ciri lain dari pembelajaran
ini berkaitan dengan komponen komponen pembelajaran sebagai
berikut: tujuan, bahan/materi, strategi, media dan evaluasi
pembelajaran yaitu:
1) Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Sumber belajar diartikan segala sesuatu yang ada diluar diri
seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan
terjadinya proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik.
3) Strategi pembelajaran adalah tipe pendekatan yang spesifik untuk
menyampaikan informasi dan kegiatan yang mendukung
penyelesaian tujuan khusus.
4) Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk
mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dalam proses
belajar.
5) Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai
proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
Sebagai sebuah sistem, masing-masing komponen tersebut
membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing-
masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara
aktif dan saling mempengaruhi. Cepi Riyana (2018) menyatakan
bahwa komponen-komponen tersebut adalah:
1) Komponen tujuan pembelajaran yaitu yang meliputi tujuan
pendidikan nasional.
2) Komponen materi pembelajaran yaitu mengenai kurikulum , bahan,
dan teknik pembelajaran.
3) Komponen strategi yaitu konsep strategi pembelajaran, faktor-
faktor strategi pembelajaran dan lain-lain.
4) Komponen media pembelajaran yaitu konsep media pembelajaran,
fungsi media pembelajaran dan lain-lain.
5) Komponen evaluasi pembelajaran yaitu konsep dasar evaluasi,
pengukuran dan penilaian
Uraian diatas menjadikan komponen pembelajaran sebagai
penentu dari keberhasilan proses pembelajaran yang masing-masing
memiliki fungsi dalam setiap perannya.
c. Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Pembelajaran dikatakan berhasil bila mencapai hasil yang
diharapkan. Pembelajaran lebih terfokus pada proses kegiatan
pembelajarannya, sedang hasil belajar adalah salah satu aspek dari
kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu: (Rusman, 2017).
1) Efektivitas pembelajaran, diukur dari tingkat prestasi yang
dicapai siswa. Prestasi siswa bentuknya macam-macam, mulai dari
yang sifatnya pengetahuan generik seperti mampu memecahkan
masalah, mampu menemukan hubungan, mampu berpikir logis,
hingga pengetahuan yang sifatnya spesifik isi seperti mampu
mengingatkan fakta tertentu, mampu mengklasifikasikan contoh-
contoh konsep tertentu dan mampu mengikuti prosedur tertentu.
2) Efisiensi pembelajaran, yaitu diukur dari efektivitas berbanding
waktu yang digunakan siswa dan biaya pembelajaran (waktu yang
digunakan guru, biaya yang dikeluarkann untuk mendesain dan
mengembangkan pembelajaran dan sebagainya).
3) Daya tarik (appeal) pembelajaran yaitu diukur dari kecenderungan
siswa untuk terus belajar.
Pembelajaran berhasil apabila tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan tercapai, untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
tersebut, guru perlu mengadakan tes formatif kepada siswa setelah
selesai mengajar yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam
melakukan pengelolaan pembelajaran (Djamarah, 2004).
Ibid dalam Dian Putri Lestari (2018) menyatakan indikator dari
keberhasilan pembelajaran di sini adalah:
1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai
baik individu maupun kelompok.
Jadi, indikator pembelajaran merupakan bentuk kriteria dari
pengembangan pembelajaran yang berhasil atau tercapai, hal itu dilihat
melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam bentuk
prestasi siswa ataupun daya serap siswa itu sendiri maupun dalam
bentuk tes dan lainnya.
5. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan
pengertian ilmu kimia itu sendiri. Pembelajaran adalah proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar
dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik, sedangkan imu kimia adalah
salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan materi yang menghasilkan zat baru, serta energi yang
menyertainya. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata
pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian peserta didik SMA/MA (Kasmadi
dan Indraspuri, 2010). Kean dan Middlecamp (1985) menyatakan
kesulitan ilmu kimia disebabkan karena sebagian besar materi bersifat
abstrak sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih
mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut.
Mulyasa (2006) menyatakan mata pelajaran kimia di SMA/MA
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerja sama dengan orang lain.
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan
instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta
menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat
dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia adalah
proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran kimia yang berkualitas. Kualitas
pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan
pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam
bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Penggunaan
media dalam pembelajaran dapat membantu keterbatasan guru dalam
menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran di sekolah.
Media berfungsi sebagai sumber informasi materi pembelajaran maupun
sumber soal-soal latihan. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh
perbedaan individu siswa, baik perbedaan gaya belajar, perbedaan
kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan sebagainya.
6. Materi Kimia Kelas XI
Materi Kimia kelas XI Kurikulum 2013 Revisi yaitu:
Materi Pembelajaran
Bab 1 Senyawa Hidrokarbon Bab 2 Termokimia
 Kekhasan atom karbon.  Energi dan kalor
 Atom C primer, sekunder, tertier,  Kalorimetri dan perubahan entalpi
dan kuarterner. reaksi
 Struktur dan tata nama alkana,  Persamaan termokimia
alkena, dan alkuna.  Perubahan entalpi standar (∆Ho)
 Isomer. untuk berbagai reaksi
 Reaksi senyawa hidrokarbon  Energi ikatan rata-rata
 Fraksi minyak bumi.  Penentuan perubahan entalpi reaksi
 Mutu bensin.
 Dampak pembakaran bahan bakar
dan cara mengatasinya.
 Senyawa hidrokarbon dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab 3 Laju Reaksi dan Faktor-Faktor Bab 4 Kesetimbangan Kimia dan
yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
 Pengertian dan pengukuran laju  Kesetimbangan dinamis
reaksi  Tetapan kesetimbangan
 Teori tumbukan  Pergeseran kesetimbangan dan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor yang mempenga-
laju reaksi ruhinya
 Hukum laju reaksi dan penentuan  Perhitungan dan penerapan
laju reaksi kesetimbangan kimia
Bab 5 Asam dan Basa Bab 6 Kesetimbangan Ion dan pH
 Perkembangan konsep asam dan basa Larutan Garam
 Indikator asam-basa  Reaksi pelarutan garam
 pH asam kuat, basa kuat, asam lemah,  Garam yang bersifat netral
dan basa lemah  Garam yang bersifat asam
 Garam yang bersifat basa
 pH larutan garam

Bab 7 Larutan Penyangga Bab 8 Titrasi


 Sifat larutan penyangga  Titrasi asam basa
 pH larutan penyangga  Kurva titrasi
 Peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup dan industri
(farmasi, kosmetika)
Bab 9 Kesetimbangan Kelarutan Bab 10 Sistem Koloid
 Proses pelarutan  Jenis koloid
 Kelarutan dan hasil kali kelarutan  Sifat koloid
 Memprediksi terbentuknya endapan  Pembuatan koloid
 Pengaruh ion senama terhadap  Peranan koloid dalam kehidupan
kelarutan sehari-hari dan industry

H. Rumusan Anggapan Dasar


Adapun rumusan anggapan dasar penelitian ini yaitu :
1. Sarana dan prasarana dapat sangat mendukung penerapan program sekolah
lima hari (PS5H) pada pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA 1.
2. Dampak sosial, fisik, dan psikis yang muncul pada peserta didik dalam
penerapan program sekolah lima hari pada pembelajaran kimia berbeda-
beda.
I. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan mendeskripisikan
data-data yang diperoleh dari hasil angket dan didukung dengan hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi peserta didik kelas XI IPA 1
SMA YPPK Teruna Bakti 2019/2020.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA YPPK Teruna Bakti di Jl. SPG Teruna
Bakti Waena Jayapura.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah Program Sekolah 5 Hari dalam pembelajaran
kimia kelas XI IPA 1 SMA YPPK Teruna Bakti 2019/2020.
4. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena 2019/2020 sebanyak 30 orang.
5. Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
teknik yaitu:
a. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
tertutup. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data
dengan instrumen angket/ kuesioner yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun kisi-kisi angket
Menyusun kisi-kisi angket diperlukan sebagai pedoman dalam
merumuskan item angket. Kisi-kisi angket yang disusun harus
mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis
pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan.
2) Menyusun angket/kuesioner
Arikunto (2006) menyatakan prosedur penyusunan angket meliputi
tahap-tahap sebagai berikut:
(a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
angket/kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data mengenai analisis efektivitas program sekolah lima hari
(PS5H) pada pembelajaran kimia peserta didik kelas XI IPA
1 di SMA Pembangunan V Yapis Waena semester genap
tahun ajaran 2019/2020
(b) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran
angket/kuesioner. Variabel dalam penelitian ini yang
dijadikan sasaran adalah efektivitas progam sekolah lima
(PS5H) hari pada pembelajaran kimia.
(c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih
spesifik.
3) Validasi ahli
Butir-butir dalam angket divalidasi oleh dosen pembimbing 1 dan
pembimbing 2 sebelum dilakukan uji coba kepada responden.
Tujuan dari uji validasi ahli adalah untuk mengetahui apakah butir
dalam angket sudah sesuai dengan variabel dan indikator yang
hendak dicapai.
4) Try out (uji coba) angket
Uji coba dilakukan kepada responden yang berbeda dengan sampel
yang akan dijadikan subjek penelitian. Fungsi dari uji coba untuk
mengetahui tingkat reliabelitas dari angket yang digunakan.
(a) Uji reliabelitas
Uji reliabelitas dilakukan setelah uji coba instrument. Hasil
penelitian reliabel terjadi apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Metode yang digunakan adalah Split Half
dimana instrumen dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok ganjil dan kelompok genap.
Rumus untuk mencari reliabelitas adalah sebagai berikut.
n∑XY−(∑X)( ∑Y)
rxy = √{(n∑X2)−(∑X)2 } {n∑Y2− ( ∑Y)2}

Keterangan :
rxy = Korelasi Pearson Product Moment
∑X = Jumlah total skor belahan ganjil
∑Y = Jumlah total skor belahan genap
∑X2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
∑XY = Jumlah perkalian skor belahan ganjil dan genap
n = Jumlah sampel
Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya
apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut
kurang reliabel.
Kemudian koefisien korelasi dimasukkan kedalam rumus
Spearman Brown:
2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item
rxy : korelasi product momen antara belahan (ganjil-genap)
batas reliabelitas minimal 0,7.
Setelah r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel
product momen, dengan tingkat kepercayaan α = 0,01 dan jumlah
data responden = n. Jika r11> rtabel berarti instrumen dikatakan
reliabel, sebaliknya jika r11< rtabel berarti instrumen tidak reliabel.
5) Revisi angket
Setelah melakukan uji coba maka hasil tersebut dijadikan dasar
untuk revisi angket mengubah atau menyempurnakannya.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai
penguat hasil angket apabila hasil yang diperoleh kurang meyakinkan
atau kurang jelas. Bentuk wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terstruktur dengan responden yaitu beberapa peserta didik
kelas XI IPA SMA Pembangunan V Yapis Waena yang dilakukan
berdasarkan pedoman wawancara.
c. Observasi
Jenis observasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
observasi nonpartisipatif. Tujuan observasi yaitu untuk melihat kondisi
sekolah dan peserta didik kelas XI IPA 1 di lingkungan SMA
Pembangunan V Yapis Waena terhadap penerapan keijakan program
sekolah lima hari (PS5H).
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud yaitu data nilai di sekolah tentang
pembelajaran dengan sistem sekolah 6 hari dengan sistem sekolah 5
hari, data profil sekolah, dan segala sesuatu yang mendukung
penelitian dalam bentuk tulisan atau gambar.
6. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dari angket tentang efektivitas program
sekolah 5 hari dalam proses pembelajaran pada kelas XI IPA SMA
Pembangunan V Yapis Waena tahun ajaran 2019/2020 dihitung
persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah Skor Prolehan


N= x 100
Jumlah Skor Maksimal

Keterangan :

N = Nilai Efektivitas

Nilai yang didapat kemudian dikelompokkan dalam kalimat yang


bersifat kualitatif:
Tabel 3.1 Kriteria penafsiran persentase jawaban angket
Rentang Kriteria
81-100 Sangat Kurang
61-80 Kurang
41-60 Cukup
21-40 Baik
0-20 Sangat Baik
(Arikunto, 2010)
Data yang sudah terkumpul baik itu data angket, observasi,
wawancara dan dokumentasi perlu dilakukan analisis deskriptif yaitu
menjelaskan secara rinci data tersebut sehingga dapat dijadikan
kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis yang digunakan oleh Miles dan Huberman
sebagai berikut: (Sugiyono, 2008).
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok dan
menfokuskan pada suatu yang penting untuk dicari tema dan polanya.
b. Penyajian data
Penyajian data dalam hal ini adalah mendeskripsikan hasil data yang
diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kalimat yang sesuai
dengan pendekatan kualitatif sesuai dengan laporan yang sistematis.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan alur ketiga dalam menganalisis data,
setelah data diproses dengan mereduksi dan menyajikan data kemudian
ditarik kesimpulannya.
J. Jadwal Penelitian
Jenis Jadwal Penelitian
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan X X X X X X X X
Pelaksanaan X X X X
Laporan X X X X

K. Pembiayaan
Persiapan : Rp.600.000,00
Pelaksanaan : Rp. 1.00.000,00
Penyusunan laporan : Rp.600.000,00 +
Total : Rp. 2.200.000,00
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Husni. 2002. Pengertian Belajar dari Berbagai Sumber ( Belajar dan
Pembelajaran). Bandung: ALFABETA.
Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta
Irayasa, Kadek dkk. 2018. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sistem Full Day
School dengan Sistem Reguler Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal.
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.
Kementerian Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka
Olinlakaro. 2013. Makalah Pengembangan Pengalaman Belajar. Dalam
http://olinlakaro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-
pengalaman -belajar/ diakses pada 3 juli 2013.
Permendikbud (2017). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah.
Prawitasih, Cahyaningtyas Retno. 2017. Pengaruh Lama Berada di Sekolah (Full
Day) Terhadap Personal Sosial Anak Usia Sekolah di SMP 7
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahim, Abdan. 2018. Full Day School dalam Tinjauan Psikologi, Sosiologi, dan
Ekonomi Pendidikan. Jurnal. STIT Ibnu Rusyd, Kalimantan Timur.
Seftiana. 2017. Analisis Penerapan Kebijakan Full Day School Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X di Man 1 Surakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sunendar, Dadang. 2009. KBBI Edisi ke V.kbbi.
kemendikbud.go.id/entri/sekolah. diakses 4 Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai