Anda di halaman 1dari 64

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN


(POE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD NEGERI
GUNUNG SARI I KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR

NURUL HIKMA HUSAIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

1
2

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN


(POE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD NEGERI
GUNUNG SARI I KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Strata Satu Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar

Oleh:

NURUL HIKMA HUSAIN


1547041001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 Ayat 1 (2003:9)

tentang Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan

memperkaya”. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan

yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Di Indonesia kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari sejak lama

sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1

(2003:1) tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
membangun potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
Tujuan pendidikan nasional adalah berupaya untuk memperluas dan

melakukan pemerataan pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh warga negara

Indonesia secara optimal. Sebagai perwujudan pencapaian tujuan tersebut, maka


4

belajar merupakan suatu proses aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan agar

tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki.

Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 (2016:1) Tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk
itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Pendidikan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia suatu bangsa. Inovasi dalam pendidikan perlu dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia tersebut.

Inovasi pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Salah satu faktor penentu dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah

dalam kegiatan pembelajaran, khususnya di dalam kelas. Maka inovasi di dalam

kegiatan pembelajaran juga perlu dilakukan, seperti membuat pembelajaran menjadi

melibatkan keaktifan siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Rejeki, dkk (2013:176) “hal tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan

kurikulum, sistem-sistem, dan Strategi serta metode baru dalam pembelajaran”.

Terkait dengan proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, IPA adalah ilmu

yang berupaya untuk mengungkapkan gejala-gejala yang menyangkut tentang


5

makhluk hidup dan hasil yang diperolehnya dihimpun dalam kumpulan-kumpulan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu

dan memahami alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan

pengetahuan, keterampilam, sikap, dan nilai. Dengan demikian, pada saat peneliti

melakukan observasi di SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota

Makassar terkhusus kelas IV yang dijadikan sampel penelitian, peneliti menemukan

bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM. Hal ini

dibuktikan dengan hasil belajar ulangan semester siswa kelas IV, terdapat 38% siswa

yang mencapai KKM 75 yaitu di kelas IV A sebanyak 12 siswa dari 32 siswa dan

kelas IV B sebanyak 13 siswa dari 33 siswa sedangkan 62% belum mencapai nilai

KKM yaitu di kelas IV A sebanyak 20 siswa dan kelas IV B sebanyak 20 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan wali kelas IV di SD Negeri

Gunung Sari 1 yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2019 sampai dengan 15

Februari 2019 diperoleh bahwa pembelajaran belum menggunakan berbagai Strategi

yang khusus. Dalam pembelajaran guru lebih sering menggunakan Strategi

pembelajaran konvensional di dalam kelas sehingga hanya terjadi komunikasi satu

arah. Meskipun pada saat wawancara, dalam pembelajaran guru terkadang

menggunakan Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD namun hanya Strategi

tersebut yang digunakan oleh guru selain Strategi konvensional sementara ada

beragam Strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yang lebih sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa.


6

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti berusaha menemukan solusi

terkait hasil belajar siswa. Menurut Safitri dan Suputra (2015:2), Pendidikan dapat

dinyatakan berhasil ketika mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

Sedangkan, untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas didukung oleh

beberapa faktor diantaranya adalah cara mengajar guru dan penggunaan Strategi

pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Muslimah, dkk (2017:47)

mengungkapkan bahwa “penggunaan Strategi pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik. Pembelajaran yang

membosankan membuat siswa cenderung bersifat pasif “.

Guru dalam kegiatan pembelajaran, merupakan salah satu komponen penting

dalam menentukan keberhasilan siswa. Guru bertanggung jawab dalam memilih

Strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi siswa. Strategi

pembelajaran yang tepat akan membuat siswa belajar lebih optimal. Strategi

pembelajaran merupakan pola kegiatan pembelajaran yang diterapkan dari waktu ke

waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Hasil

belajar yang baik dan optimal biasanya menggambarkan tercapainya tujuan

pembelajaran. Oleh karenanya, peneliti mencari informasi mengenai berbagai Strategi

pembelajaran. Peneliti menemukan salah satu Strategi pembelajaran yaitu Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Peneliti memilih Strategi tersebut

karena Strategi tersebut sangat cocok untuk pelajaran IPA. Salah satu Strategi

pembelajaran yang menyenangkan serta melibatkan siswa adalah Strategi


7

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Nesli, dkk (2012:556),

mengungkapkan bahwa Strategi POE dapat mengukur tingkat pemahaman konsep

siswa dengan nilai yang dicapai dalam pembelajaran.

Menurut Juniati (2009:28), “Strategi POE adalah Strategi yang sering

digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk konteks fisik maupun dunia

nyata”. Selanjutnya menurut Wu & Tsai (2005:114) “Strategi pembelajaran POE

terdiri atas mengajak siswa memprediksi sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi,

observasi secara langsung, dan menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara

hasil prediksi dan observasi”. Strategi ini dapat digunakan untuk menemukan ide

inisial peserta didik, menggeneralisasi diskusi, menggenerelisasi investigasi,

memotivasi peserta didik yang ingin menyelidiki konsep. Strategi tersebut

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara konkrit, sehingga siswa

memiliki pemahaman yang benar dan kuat terhadap materi yang dipelajari.

Keberhasilan pembelajaran Strategi POE dibuktikan dengan hasil penelitian

terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh Santhiy (2015:5) dari hasil penelitian

diperoleh bahwa “Strategi pembelajaran POE dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa secara signifikan”.

Hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa Strategi POE berpengaruh

positif terhadap pemahaman siswa mengenai materi-materi pelajaran yang

membutuhkan eksperimen/percobaan untuk memahaminya. Hasil penelitian


8

menyatakan bahwa dengan menggunakan Strategi pembelajaran POE tingkat

keberhasilan siswa lebih tinggi dibanding dengan Strategi pembelajaran

konvensional. Selain itu hasil penelitian dari Adebayo dan Theodora (2015:87) juga

menyatakan bahwa “Strategi POE memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan pengetahuan siswa dibidang materi sains”.

Hal ini memberikan petunjuk bahwa Strategi POE merupakan Strategi yang

baik digunakan untuk mempelajari materi-materi yang bersifat abstrak. Pada

penelitian untuk responden berbeda baik dalam segi materi dan juga karakteristik

umur responden Strategi POE memberikan dampak yang positif. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Juniari, dkk (2014:5), dinyatakan dalam hasil penelitian

perbedaan hasil rata-rata siswa SD kelas V yang diajari mata pelajaran IPA.

Perbedaan yang didapatkan adalah “hasil pembelajaran menggunakan Strategi POE

lebih tinggi dibanding siswa yang diajarkan mata pelajaran IPA dengan tidak

menggunakan Strategi POE”. Artinya untuk karakteristik responden yang berbeda-

beda Strategi pembelajaran POE masih dapat digunakan dengan baik untuk

menjelaskan materi-materi yang bersifat sains.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka sudah selayaknya dalam

pembelajaran dilakukan suatu inovasi yang dapat berupa penggunaan Strategi

pembelajaran POE yang merupakan salah satu Strategi IPA yang menekankan siswa

untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara
9

langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak mudah luntur dari ingatan atau

pikiran siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka upaya

mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mengkajinya melalui penelitian eksperimen

yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Gunung

Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE) di SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari I

Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

3. Bagaimana pengaruh Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan

Rappocini Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini untuk mengetahui:


10

1. Gambaran implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) di

SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Gambaran hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan

Rappocini Kota Makassar.

3. Pengaruh Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap hasil

belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

a. Bagi akademisi/ atau lembaga, sebagai informasi bagi guru-guru di sekolah dasar

bahwa pentingnya penerapan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain

(POE) dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran IPA dan sebagai bahan

pertimbangan bagi perencanaan proses pembelajaran untuk masa yang akan

datang, sehingga memperluas pengetahuan dalam mengenal Strategi

pembelajaran yang kreatif.

b. Bagi peneliti lainnya, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan

peneliti, khususnya yang terkait dengan peneliti yang menggunakan Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE).

2. Manfaat Praktis
11

a. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya perbaikan kualitas

pembelajaran dan mendorong guru untuk kreatif menggunakan Strategi

pembelajaran.

b. Bagi peserta didik, dengan menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE) pada pembelajaran IPA peserta didik dapat menjadi lebih

bersemangat belajar dan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

c. Bagi sekolah, sebagai sumbangan penelitian dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan dalam waktu yang akan datang.

d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran

sekolah dan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan

selama perkuliahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran POE

a. Pengertian Strategi Pembelajaran POE

Strategi pembelajaran POE merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa

dapat menduga kemungkinan yang terjadi dilanjutkan dengan mengobservasi dengan

melakukan pengamatan langsung dan kemudian dibuktikan dengan melakukan

percobaan untuk dapat menemukan kebenaran dari dugaan awal dalam bentuk

penjelasan. Menurut Indrawati dan Wawan (2009:45), “Strategi pembelajaran POE

adalah singkatan dari Predict, Observe, Explain dimana guru menggali pemahaman

peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama,

yaitu prediksi, observasi, dan memberikan penjelasan (eksplanasi)”.

POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gunstone pada tahun 2005

dalam bukunya problem understanding Mabout (Suryaningsih, 2006: 5) bahwa

“Strategi POE dinyatakan sebagai strategi yang efisien untuk memperoleh dan

meningkatkan konsep ilmu pengetahuan alam pada siswa”. Strategi ini mensyaratkan

prediksi siswa di atas prediksinya, kemudian siswa mejelaskan kecocokan atau

ketidakcocokan antara hasil pengamatan dengan prediksinya. POE dapat membantu

10
11

siswa mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi

dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat situasi konflik pada siswa berkenaan

dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi

gagasan awal. Strategi POE disarankan digunakan dalam pembelajaran yang

mengkonstruksi materi pembelajaran, Strategi ini dapat membuat siswa lebih

berperan aktif di kelas dan membantu siswa memahami konsep yang bersifat abstrak.

Menurut Karaustafaoglu dan Mamlok-Naaman (2015:20), “Pembelajaran

menggunakan Strategi POE merupakan salah satu cara membuat pembelajaran sains

lebih menarik dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam materi

pembelajaran”. Menurut Widyaningrum dkk (2013:115), “Strategi pembelajaran POE

dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi, menggali ide, keterampilan,

nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan diri, serta mengajarkan bagaimana cara

belajar”. POE dapat meningkatkan pemahaman konsep sains siswa. Menurut Irfan

dan Syahrani (2018:43), “selama pembelajaran dengan Strategi ini, siswa didukung

untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui proses penyelidikan. Siswa

bekerja dengan peralatan sederhana pada setiap pengamatan mereka baik dalam

demonstrasi maupun eksperimen”.

Lapono (2010:25) mengungkapkan bahwa “Strategi pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE) juga berhubungan dengan teori konstruktivisme yang

menyatakan dalam pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan


12

yang dimilikinya”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sendiri yang harus menemukan

pengetahuan atau konsep, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha

dengan ide-ide.

Paul Suparno (2007:102) menyatakan bahwa “POE adalah singkatan dari

Predict, Observe, dan Explain. Strategi POE menggunakan tiga langkah metode

ilmiah, yaitu; 1) Predict (memprediksi); 2) Observe (mengobservasi); 3) Explain

(menjelaskan)”. Ketiga langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Predict yaitu memprediksi atau membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Pada

tahap ini, siswa diminta untuk membuat dugaan dengan apa yang akan terjadi.

Proses memberikan dugaan ini siswa diharapkan memberikan penjelasan atau

alasan mengenai dugaan yang diberikan.

2) Observe yaitu dugaan yang diberikan siswa dengan alasan yang diberikan harus

dibuktikan dengan mempraktikannya atau melakukan percobaan, kemudian hasil

percobaan tersebut untuk membuktikan apakah prediksi yang

diberikan benar atau tidak.

3) Explain yaitu pada langkah ini siswa akan menguraikan atau menjelaskan hasil

temuannya. Jika dugaan siswa ternyata terjadi dalam eksperimenya atau

percobaannya, maka siswa akan semakin yakin akan konsepnya. Namun jika

dugaannya tidak benar atau tidak tepat, siswa akan dibantu guru dalam

memberikan penjelasan dan siswa juga akan dibantu untuk membenarkan dugaan
13

yang keliru sehingga siswa mengalami perubahan konsep dari konsep yang belum

benar menjadi konsep yang benar.

Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai teori yang telah diuraikan oleh

para ahli, bahwa Strategi pembelajaran POE adalah suatu Strategi pembelajaran

yang dapat menjadikan siswa aktif menggali pengetahuan dan merasa senang

dalam pembelajaran melalui predict (memprediksi), observe (mengamati) explain

(menjelaskan) sehingga siswa diharapkan dapat menguasai materi pembelajaran

melalui kegiatan dalam Strategi tersebut.

b. Manfaat Pembelajaran POE

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:93) menjelaskan beberapa manfaat

yang diperoleh dari penggunaan Strategi pembelajaran POE adalah sebagai berikut:

1) Dapat digunakan untuk menggali gagasan awal yang dimiliki oleh


siswa dapat dilihat dari hasil prediksi yang dibuat siswa; 2)
Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa melalui
yang dibuat siswa; 3) Membangkitkan diskusi baik antara siswa
dengan siswa maupun antara siswa dengan guru; 4) Memberikan
motivasi kepada siswa untuk menyelidiki konsep yang belum
dipahami untuk membuktikan hasil prediksinya; 5)Membangkitkan
rasa ingin tahu siswa untuk menyelidiki
Pembelajaran POE memberikan berbagai manfaat dalam proses pembelajaran

sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat pembelajaran POE, yaitu:

menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, merekonstruksi pengetahuan siswa,

siswa merasa senang dalam pembelajaran sebab langkah pembelajaran dalam strategi
14

ini variatif, dan materi pembelajaran dapat lebih dipahami sebab siswa membuktikan

teori melalui percobaan.

c. Langkah-langkah Strategi pembelajaran POE

Menurut Suryaningsih (2006: 9), Langkah-langkah Strategi pembelajaran

POE yaitu sebagai berikut:

1) Langkah ke-1. Membuat dugaan atau prediksi (prediction)

a) Guru menyajikan persoalan IPA

b) Siswa diminta membuat dugaan. Dalam membuat dugaan siswa diminta untuk

memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu.

2) Langkah ke-2. Melakukan observasi (observation)

a) Siswa diajak melakukan eksperimen berkaitan dengan persoalan IPA yang

disajikan.

b) Siswa mengamati apa yang terjadi dapat juga melakukan pengukuran bila

diperlukan.

c) Yang sangat penting dari langkah ini adalah untuk menguji apakah dugaan

mereka benar atau salah.

3) Langkah ke-3. Menjelaskan (explaination )

a) Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal merangkum dan

memberikan penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen yang dilakukan.


15

b) Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka guru

membantu siswa mencari penjelasan mengapa dugaannya tidak benar.

Langkah-langkah pada strategi pembelajaran POE di telah diuraikan

sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan langkah-langkah strategi POE, yaitu:

1) Predict (memprediksi)

Siswa diberikan persoalan terkait materi IPA kemudian siswa diminta

membuat prediksi atau dugaan apa yang akan terjadi pada percobaan yang akan

dilakukan disertai alasan ia membuat dugaan tersebut.

2) Observe (mengobservasi)

Siswa melakukan eksperimen terkait persoalan IPA yang disajikan guru dan

mengamati yang terjadi.

3) Explain

Siswa mendiskusikan hasil eksperimennya, menjelaskan apa yang terjadi

sesuai temuan dalam eksperimen yang dilakukan, dan membandingkan antara temuan

dan dugaan awal siswa. Bila dugaan benar, guru hanya merangkum dan menjelaskan

untuk menguatkan hasil eksperimen. Namun bila dugaan siswa tidak terjadi dalam

eksperimen, maka guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa dugaannya

tidak benar agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa.


16

d. Kelebihan dan kelemahan Strategi POE

1) Kelebihan Strategi pembelajaran Strategi POE

Gunstone (Sunaryo, 2008: 40) menyatakan kelebihan Strategi POE adalah:

(a)Merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan


prediksi; (b) dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya
dapat mengurangi verbalisme; (c) proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga
mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen; dan (d) dengan
cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.

Kelebihan yang telah diuraikan tersebut, dapat menjadi pertimbangan


strategi POE untuk diimplementasikan pada pembelajaran sebagai upaya
mengoptimalkan pemahaman siiswa terkait materi khususnya materi IPA.

2) Kelemahan Strategi POE adalah:

Sunaryo, (2008: 43) menyatakan kelemahan Strategi POE adalah:

(a)Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan


penyajian pesoalan fisika dan persoalan eksperimen yang akan
dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan siswa; (b) untuk
kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat
yang memadai; (c) untuk melakukan kegiatan eksperimen,
memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional dan; (d)
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Strategi pembelajaran tidak terlepas dari kelemahan disamping kelebihan

yang dimiliki sebab tidak ada strategi yang benar-benar sempurna. Namun dari hal

tersebut, jika ditelaah kelemahan dari strategi pembelajaran POE dapat diatasi dengan
17

persiapan yang benar-benar matang dari guru sebagai fasilitator yang memegang

peranan penting bagi siswa.

2. Hakikat Hasil Belajar IPA

a. Pengertian Hasil Belajar IPA

Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai oleh siswa melalui proses

belajar. Menentukan hasil belajar dilakukan evaluasi yang biasanya menggunakan

alat evaluasi yang berupa tes. Sudjana (2008: 23) mengemukakan bahwa:

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia


menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan
belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan
kelas maupun individu.

Pendapat lain tentang hasil belajar yaitu menurut Suprijono (2012: 5), dimana

ia mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil

belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan

aspek psikomotor.

Mengacu pada klasisfikasi belajar dari Bloom, maka Sudijono (2012:32)

mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah tindakan evaluasi yang dapat

mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat mengungkap aspek
18

kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek

keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada diri setiap individu peserta

didik. Ini artinya melalui hasil belajar dapat terungkap secara holistik penggambaran

pencapaian siswa setelah melalui pembelajaran.

Poin utama dari hasil belajar menurut Hamalik (2008: 30) yaitu adanya

perubahan tingkah laku seperti dari tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat

dibagi menjadi 3 macam seperti yang dikemukakan oleh Howard Kingsley (Sudjana,

2008:22) yaitu: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pengertian; dan

3) Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil

perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri

siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

suatu pencapaian yang diperoleh siswa setelah melakukan pengalaman belajar yang

diwujudkan dalam perubahan afektif, kognitif, maupun psikomotorik dimana dalam

kegiatan pembelajaran melibatkan aktivitas fisik, mental, maupun sosial.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sumadi (2006: 233) mengklasifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi hasil

belajar, yaitu: “ faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri siswa”. Kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dapat digolongkan menjadi dua

golongan, yaitu; (a) faktor-faktor non sosial misalnya keadaan udara, cuaca,

waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya),


19

alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat

peraga, dan lain-lain) dan; (b) faktor-faktor sosial, misalnya faktor manusia

(sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat

disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, hanya berupa foto, gambar, suara dan

lain-lain.

2) faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dapat digolongkan menjadi dua

golongan yaitu: (a) faktor-faktor fisiologis dan; (b) faktor-faktor psikologi.

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Khaeruddin (2005:3) Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai

berikut, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal dengan istilah science (sains) oleh

dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah, seperti: pengamatan

penyelidikan, penyusunan hipotesis (dugaan sementara) yang diikuti pengujian

gagasan-gagasan. IPA adalah ilmu yang berupaya untuk mengungkapkan gejala-

gejala yang menyangkut tentang makhluk hidup dan hasil yang diperolehnya

dihimpun dalam kumpulan-kumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis

sehingga bukan hanya penguasaan pengetahuan, keterampilam, sikap, dan nilai.

Lebih lanjut pengertian IPA menurut Bundu (2008: 25) bahwa “Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik

yang di dalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. IPA merupakan
20

pengetahuan tentang alam dan sekitar yang bersifat umum (universal), berasal dari

hasil kegiatan yang dilakukan manusia melalui kerja ilmiah dan terus disempurnakan.

Menurut Muna (2017:83), IPA dapat dijelaskan sebagai kumpulan

pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan.

Sulistyorini (2007:9) menyatakan bahwa “hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi

produk, proses dan dari segi pengembangan sikap”. Artinya, belajar IPA memiliki

dimensi proses, dimensi hasil (Produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah.

Ketiga dimensi tersebut bersifat saling keterkaitan. Tursinawati (2016:73)

menjabarkan aspek-aspek hakikat sains terdiri tiga aspek yaitu sains sebagai produk,

sains sebagai proses, sains sebagai sikap ilmiah. Sains sebagai produk Sains sebagai

produk merupakan makna alam dan berbagai fenomena/perilaku/karakteristik yang

dikemas menjadi sekumpulan teori dan konsep, hukum, dan prinsip. Sains sebagai

produk juga menjabarkan karakteristik ilmu pengetahuan dan sifat-sifat dasar dalam

perolehan ilmu pengetahuan. Sains sebagai proses adalah proses memperoleh ilmu

pengetahuan. Kita mengetahui bahwa IPA diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi

yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Dan sains sebagai sikap

ilmiah adalah penanaman sikap-sikap dalam diri siswa (ilmuan) ketika melaksanakan

proses metode ilmiah (penyelidikan) dan proses pembelajaran IPA.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa IPA adalah

suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup, alam dan gejala-

gejalanya yang terkait yang tersusun secara sistematis melalui serangkaian proses
21

ilmiah dan memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), maupun dimensi

pengembangan sikap ilmiah.

b. Tujuan IPA

Tujuan dari pelajaran IPA di SD seperti yang tersirat dalam Kurikulum 2006

yaitu bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.


22

c. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD dalam BNSP 2006 meliputi aspek-

aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas magnet, listrik, cahaya,

dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya.

Berikut merupakan ruang lingkup IPA pada kelas IV semester II yaitu:

Kompetensi Inti Kelas IV Kompetensi Dasar


1. Menerima, menjalankan, dan 3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber
menghargai ajaran agama yang energi, perubahan bentuk energi, dan
dianutnya. sumber energi alternatif (angin, air,
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, matahari, panas bumi, bahan bakar
tanggung jawab, santun, peduli, dan organik, dan nuklir) dalam
percaya diri dalam berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari.
keluarga, teman, guru, dan 4.5 Menyajikan laporan hasil
tetangganya pengamatan dan penelusuran
3. Memahami pengetahuan faktual informasi tentang berbagai
dengan cara mengamati (mendengar, perubahan.
melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis,
23

dalam gerakan yang mencerminkan


anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

4. Keterkaitan POE dengan Hasil Belajar IPA

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa . Hasil belajar mempunyai peranan

penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Akan tetapi, tidak semua siswa

mencapai hasil belajar yang diharapkan. Ada beberapa permasalahan yang

menunjukkan bahwa peserta didik memiliki hasil belajar yang rendah. Oleh karena

itu, dalam proses pembelajaran membutuhkan strategi yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah

strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE).

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) merupakan Strategi

pembelajaran yang membelajarkan siswa dengan membuat prediksi atas suatu

kejadian berdasarkan konsepsi mereka sendiri, kemudian mengobservasi kejadian

tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta

menjelaskan ketidaksesuaian prediksi mereka dengan keadaan yang sebenarnya.


24

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan

serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif siswa dan

guru. Materi IPA harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dengan baik karena materi

tersebut sangat dekat dengan lingkungan keseharian siswa. Namun dalam

penerapannya sering kali menemui kendala terkait pemahaman siswa itu sendiri

mengenai konsep IPA. Olehnya itu seorang guru perlu merancang suatu pembelajaran

yang menarik bagi siswa dalam mengajarkan mata pelajaran IPA dengan

menggunakan Strategi, metode, maupun pendekatan yang tepat.

Salah satu Strategi pembelajaran yang menyenangkan serta melibatkan siswa

adalah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Strategi POE dapat

mengukur tingkat pemahaman konsep siswa dengan nilai yang dicapai dalam

pembelajaran.

Atas dasar inilah sehingga peneliti menjadikan sebagai landasan berpikir

bahwa dengan memanfaatkan Strategi pembelajaran POE dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa SD Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

Adapun bagan dari kerangka pikir di atas adalah sebagai berikut:


25

Hasil belajar IPA Kelas IV SD Negeri Gunung Sari I rendah

Upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar IPA melalui


POE, maka langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti
sebagai berikut:
1. Predict, membuat dugaan atau prediksi
2. Observe, melakukan observasi
3. Explain, menjelaskan

Hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan


Rappocini Kota Makassar dapat meningkat

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


Pengaruh Strategi Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap Hasil
Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar

C. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pengkajian teori dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan,

serta sesuai dengan analisis dalam penelitian ini maka dirumuskan hipotesis dan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:


26

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alternatif ( ) = Terdapat perbedaan signifikan pada penggunaaan Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap hasil belajar IPA kelas IV

SD Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar

2. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana gambaran implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE) di SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota

Makassar?

b. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar?


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan ini data

akan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan tujuan untuk mendeskripsikan

pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang telah disiapkan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dalam

penelitian eksperimen harus terdapat perlakuan yang menjadi penyebab akan

memberikan efek atau akibat.

Penelitian yang dilakukan dengan cara membandingkan satu atau lebih

variabel eksperimental yang diberi perlakuan tertentu dengan satu atau lebih variabel

kontrol atau pembanding yang tidak menerima perlakuan tertentu. Penelitian ini

diawasi secara ketat atau bahkan memisahkan variabel lain (variabel non

eksperimental) yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya penelitian

eksperimental.

27
28

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian

perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap subjek penelitian. Subjek

penelitian ini adalah perbandingan penggunaan Strategi Predict, Observe, Explain

(POE).

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Variabel bebas

Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel dalam penelitian ini adalah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain

(POE) sebagai variabel bebas yang diberi simbol (X).

b. Variabel terikat

Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1 yang diberi

simbol (Y).
29

2. Desain Penelitian

Penentuan kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara random atau

acak. Kedua kelompok sama-sama diberikan tes awal (pre test) untuk mengukur

kondisi awal masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan

(treatment) yaitu diajar dengan menggunakan Strategi pembelajaran POE (Predict,

Observe, Explain) dan kelompok kontrol yang diajar dengan tidak menggunakan

Strategi pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain). Kedua kelompok

(eksperimen dan kontrol) kemudian diberikan tes akhir (post test). Desain penelitian

yang digunakan adalah nonequivalent control group design dengan pola :

Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen X

Kontrol -

Keterangan:

= Hasil belajar pretest kelas eksperimen


= Hasil belajar pretest kelas kontrol
= Hasil belajar Posttest kelas eksperimen
= Hasil belajar posttes kelas control
X = Perlakuan dengan Strategi Predict, Observe, Explain (POE)
- = Perlakuan dengan menggunakan Strategi konvensional
30

C. Definisi Operasional

1. Strategi Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) merupakan Strategi

pembelajaran yang membelajarkan siswa dengan membuat prediksi atas suatu

kejadian berdasarkan konsepsi mereka sendiri, kemudian mengobservasi kejadian

tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta

menjelaskan ketidaksesuaian prediksi mereka dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang

setelah mengalami suatu proses belajar dan menghasilkan suatu perubahan diri dalam

bentuk tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang akan

diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan instrument tes.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1

Kecamatan Rappocini Kota Makassar pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah

siswa sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 siswa kelas IV A dan 20 siswa Kelas IV

B.
31

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representative atau

mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari kelas IVA dengan jumlah 10 siswa

sebagai kelas eksperimen dan kelas IVB dengan jumlah 10 siswa sebagai kelas

kontrol.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah purposive random

sampling. Purposive random sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu yang dipilih secara random. Pertimbangan dalam penarikan

sampel adalah persentase 50% pada masing-masing kelas sehingga pada kelas IVA

diperoleh sebanyak 10 siswa dan kelas IVB sebanyak 10 siswa .

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini melibatkan langsung peneliti dalam

mengumpulkan, mengolah, serta menarik kesimpulan dari data yang diperoleh

peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, tes, dan dokumentasi.


32

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan

guru pada saat pelaksanaan pembelajaran Strategi POE. Teknik ini digunakan untuk

mengukur indikator kerja, sikap siswa dan guru selama pelajaran berlangsung.

Observasi pelaksanaan pembelajaran ini juga bertujuan untuk mengukur apakah

pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan

langkah-langkah pembelajaran.

b. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Tes yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis berupa multiple choice. Tes akan

dilakukan dua kali yaitu pretest sebelum diberikan perlakuan dan posttest setelah

diberikan perlakuan.

Soal yang digunakan berupa soal objektif untuk mengukur hasil belajar. Soal

objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban telah disediakan dan tugas

peserta tes adalah memilih satu pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan.

Tipe pilihan jawaban (a,b,c,d) berjumlah 25 butir soal.


33

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data penunjang dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini, peneliti melengkapi data dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), nilai siswa, foto-foto, dan lain-lain, untuk membuktikan bahwa penelitian ini

benar-benar dilaksanakan oleh peneliti.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Pertemuan pertama

sebagai pretest. Pertemuan kedua sampai keempat, sebagai treatment (tindakan).

Pertemuan kelima sebagai posttest. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 4x35

menit. Waktu yang dipergunakan tersebut disesuaikan dengan pembelajaran yang

memuat materi IPA di sekolah bersangkutan.

Adapun rincian dari prosedur tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pretest

Kegiatan pretest berupa multiple choice dilakukan sebelum treatment dengan

tujuan mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum diberikan

tindakan.

b. Pemberian Treatment

Pemberian treatment berupa penggunaan Strategi Predict, Observe, Explain

(POE) yang dilaksanakan pada kelas eksperimen.


34

c. Posttest

Pada tahap ini siswa diberikan posttest berupa multiple choice setelah

diberikan treatment untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum diberikan

treatment.

3. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen terdiri atas beberapa jenis. Pada dasarnya, istilah validitas

berasal dari kata validity (kesahihahn) yang merujuk pada ketepatan instrument

mengukur aspek-aspek materi ajar atau aspek-aspek perilaku yang seharusnya diukur.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

atau informasi itu valid.

Uji validitas terhadap instrumen yang dipergunakan dimaksudkan untuk

mengetahui apakah instrument yang digunakan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Validitas instrumen terdiri atas beberapa jenis dan

validasi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu validasi isi.

4. Realibilitas Instrument

Ukuran dari pengukuran ditampilkan dalam koefisien realibilitas, yaitu ukuran

yang menyatakan keabsahan atau kekonsistenan suatu instrumen tes. Realibilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
35

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan

kenyataannya, maka beberapa kali pun diambil akan tetap sama.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyempitkan dan membatasi penemuan-

penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, tersusun secara lebih berarti.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan

statistik. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskrptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA ketika diberi perlakuan

penggunaan Strategi Predict, Observe, Explain (POE) dilihat dari nilai rata-rata

(mean), nilai tengah (median), nilai terendah data (minimum), nilai tertinggi data

(maximum), dan simpangan baku (standart deviation).

Kriteria tingkat kecenderungan hasil pengukuran variabel ditentukan dengan

tabel distribusi penelitian yang dibuat dengan cara menentukan kelas interval dan

kategorinya dengan menggunakan rumus Sturges sebagai berikut:

I=
36

Keterangan:

I : Interval kelas
R : Nilai skor tertinggi – nilai terendah
Ci/BK : 1 + 3.3 log n

Untuk, mengetahui jenis kategori skor siswa, terdapat kategori standar

penilaian yang terbagi menjadi 5 kategori, yaitu:

Tabel 3.2 Kategori Standar Penilaian

No. Interval Persentase


1. 80 – 100 Sangat tinggi
2. 66 – 79 Tinggi
3. 56 – 65 Cukup
4. 41 – 55 Rendah
5. ≤ 40 Sangat rendah
(Adaptasi dalam Arikunto, 2016:19)

6. Analisis Statistik Inferensial

Penelitian ini menggunakan statistik parametrik. Pengujian hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji beda (uji-t), namun sebelum melakukan pengujian

hipotesis terlebih dahulu diperlukan uji asumsi sebagai prasyarat untuk melakukan

pengujian hipotesis. Uji asumsi yang diperlukan yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diambil berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data
37

hasil belajar IPA pada masing-masing kelompok baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol. Pengujian ini dilakukan dengan uji Lilliefors. Untuk menerima

atau menolak hipotesis, dilakukan perbandingan dengan nilai kritis L yang

diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriterianya adalah: tolak hipotesis bahwa populasi berdistribusi normal jika yang

diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis

diterima. Atau dengan kata lain data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai

< nilai kritis L dan data yang berdistribusi tidak normal apabila nilai > nilai kritis

L.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui data penelitian berasal dari

populasi yang homogeny, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian data pada kedua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas

digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki nilai yang homogeny

atau tidak. Prinsip pada pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua

kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus

diketahui apakah variasi sama atau berbeda. Uji homogenitas dalam penelitian ini

dilakukan dikenal dengan Uji Harley. Uji Harley merupakan uji homogenitas variansi

yang sangat sederhana karena cukup membandingkan variansi terbesar dengan

variansi terkecil yang dilambangkan dengan rumus:


38

Hasil hitung dibandingkan tabel, adapun kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

jika hitung ≤ tabel

Adapun menyatakan variansi homogen, sedangkan menyatakan

variansi tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi Strategi

Predict, Observe, Explain (POE) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Uji

hipotesis diperoleh dari nilai posttest pada kelas kontrol dan posttest pada kelas

eksperimen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan atau uji t,

dengan cara membandingkan dengan .

Pengujian hipotesis menggunakan teknik pengujian Independent Sample t

Test. Independent Sample t test yaitu menguji perbedaan rata-rata dari kedua kelas

yang berbeda secara bebas. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

x x
t=
39

Menurut teori distribusi sampling, maka statistik t di atas berdistribusi Student

dengan dk = ( + - 2). Kriteria pengujian adalah: terima H jika - <t<

, dimana didapat dari daftar distribusi t dengan dk = ( + - 2) dan

peluang (1 – 1/2α). Untuk harga-harga t lainnya H ditolak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh dari sejumlah data tes hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Setiap kelas diberlakukan Strategi pembelajaran yang berbeda. Kelas

eksperimen menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

sedangkan kelas kontrol menggunakan Strategi pembelajaran konvensional.

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

melakukan uji validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang menyatakan

keterwakilan aspek yang diukur dalam instrumen. Validitas isi dibuat dengan bantuan

menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat kompetensi dasar,

materi pokok dan indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan yang telah

dijabarkan dari indikator. Berdasarkan butir-butir instrumen yang akan divalidasi

tersebut kemudian dikonsultasikan pada ahli yang sesuai dengan disiplin ilmu

instrumen yang telah dibuat.

Validator yang penulis jadikan sebagai ahli dalam mengkonsultasikan

instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan bidang ilmu IPA sebagai mata

pelajaran dalam penelitian ini yaitu Hermayanti,S.Pd.,M.Pd atas rekomendasi dari

40
41

kepala laboratorium IPA PGSD FIP UNM yaitu Dr. Erma Suryani Sahabuddin,M.Si.

Instrumen yang diajukan berjumlah 50 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan

materi Sumber Daya Alam. Instrumen yang telah divalidasi kemudian digunakan

untuk uji lapangan di sekolah lain yang masih berada dalam kompleks yang sama

yaitu SD Negeri Gunung Sari II dengan jumlah siswa 30 orang.

Hasil dari uji lapangan mendapat soal pilihan ganda berjumlah 25 nomor.

Adapun instrumen lain yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) serta lembar observasi guru. Lembar observasi ini

digunakan untuk mengetahui penerapan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE). Adapun isi lembar observasi yang disiapkan berisi sintaks Strategi

yang digunakan yaitu Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE).

Proses pembelajaran dilaksanakan 5 kali pertemuan di kelas eksperimen dan 5

kali pertemuan di kelas kontrol. Pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest

terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa mengenai pelajaran IPA

materi Sumber Daya Alam di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada pertemuan

kedua, ketiga, dan keempat pemberian materi pembelajaran dengan menggunakan

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) di kelas eksperimen dan

menggunakan Strategi pembelajaran konvensional di kelas kontrol di waktu yang

berbeda. Setelah kelas diberikan Strategi pembelajaran yang berbeda, selanjutnya

posttest diberikan pada pertemuan kelima pada setiap kelas untuk mengukur sejauh
42

mana peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Strategi pembelajaran

Predict, Observe, Explain (POE).

Data yang terkumpul dari pretest dan posttest selanjutnya dianalisis

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif

dipergunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian, sedangkan statistik inferensial

dengan t-test untuk pengujian hipotesis. Analisis data ini dipergunakan untuk

menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.

1. Gambaran Implementasi Strategi Pembelajaran Predict, Observe, Explain

(POE)

Implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dapat

meningkatkan partisipasi masing-masing anggota dan lebih banyak kesempatan

untuk berkontribusi kepada kelompoknya, dan interaksi antar siswa lebih mudah.

Sebelum pembelajaran dilakukan terlebih dahulu peneliti menyiapkan dan menyusun

segala perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan ialah menyusun RPP dengan

langkah-langkah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE),

menyiapkan materi yang akan diajarkan, menentukan lokasi pelaksanaan Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) yang sesuai dengan materi, menyusun

LKPD untuk dikerjakan setiap kelompok, dan membuat lembar observasi untuk
43

mengamati kondisi pembelajaran di kelas dengan menggunakan Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE).

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dilakukan berdasarkan

beberapa tahap, pada tahap persiapan guru membuat perangkat pembelajaran yaitu

RPP, LKPD , dan lembar observasi pelaksanaan Strategi. Pelaksanaan Strategi

pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dimulai dengan guru membuka kelas

dan menjelaskan secara singkat mengenai materi sumber daya alam dan

pelestariannya, Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Siswa diberikan LKPD untuk

dikerjakan. Siswa bersama guru saling berdiskusi dan tanya jawab tentang sumber

daya alam, jenis sumber daya alam, pemanfaatannya, serta pelestariannya

Siswa diminta membuat dugaan. Dalam membuat dugaan siswa diminta untuk

memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu (tahap predict). Siswa

diajak melakukan eksperimen berkaitan dengan persoalan IPA yang disajikan (tahap

observe). Siswa mendiskusikan dan memberi penjelasan terhadap hasil percobaan

(tahap explain). Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal

merangkum dan memberikan penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen yang

dilakukan. Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka

guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa dugaannya tidak benar.

Kemudian guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan yang berkaitan

dengan materi.
44

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Observasi Penerapan Strategi Pembelajaran


Predict Observe, Explain (POE)
Pertemuan Total Skor Pesentase Kualifikasi
1 20/27 74.07% Efektif
2 22/27 81.48% Sangat Efektif
3 23/27 85.18% Sangat Efektif
Sumber: Data hasil observasi (Lampiran 2, halaman 104)
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di pertemuan pertama

mendapatkan poin keseluruhan sebanyak 20 poin dengan jumlah kesuluruhan

aspek pertama sebanyak 6 poin, aspek kedua sebanyak 8 poin, dan aspek ketiga

sebanyak 6 poin. Persentase total yang didapatkan pada pertemuan pertama

sebanyak 74.07 % dengan kategori efektif. Hasil observasi guru pada pertemuan

kedua mendapatkan 22 poin, dengan dengan jumlah kesuluruhan aspek pertama

sebanyak 7 poin, aspek kedua sebanyak 7 poin, dan aspek ketiga sebanyak 8 poin.

Persentase total pada pertemuan kedua sebanyak 81.48 % dengan kategori sangat

efektif. Hasil observasi guru pada pertemuan ketiga mendapatkan 23 poin, dengan

dengan jumlah kesuluruhan aspek pertama sebanyak 8 poin, aspek kedua sebanyak

7 poin, dan aspek ketiga sebanyak 8 poin. Persentase total pada pertemuan kedua

sebanyak 85.18 % dengan kategori sangat efektif.

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa

keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru meningkat dari

pertemuan pertama dengan persentase total 74.07% dan dikategorikan efektif,


45

pertemuan kedua dengan persentasi total 81.48 % dengan kategori sangat efektif,

hingga pertemuan ketiga dengan persentase total 85.18%.

2. Gambaran Hasil Belajar IPA

Hasil penelitian yang menunjukkan Pengaruh Strategi Pembelajaran

Predict, Observe, Explain (POE) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri

Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar akan dipaparkan pada bagian

ini. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistic deskriptif

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Hasil Pretest

Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan selisih rata-rata kedua

kelas tersebut adalah 3.6. Deskripsi data statisitik hasil pretest kelas eksperiment

dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Data Statistik Pretest
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 10 10
Mean 50.4 54
Nilai Tertinggi 68 68
Nilai Terendah 24 40
Median 50 54
Modus 48 52
Varians 171.377 75.555
Standar Deviasi 13.091 8.692
Sumber : Data Output Uji Statistik Deskriptif (Lampiran 9, halaman 150 )
46

Berdasarkan tabel 4.2 hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol,

terlihat adanya perbedaan diantara kedua kelas tersebut untuk kelas eksperimen

didapatkan nilai rata-rata yaitu 50.4, nilai tertinggi 68, nilai terendah 24, median

50, modus 48. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 54, nilai

tertinggi 68, nilai terendah 40, median 54, modus 52. Standar deviasi pada kelas

eksperimen 13.091 dan pada kelas kontrol 8.692, hal tersebut menggambarkan

tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Sedangkan variansi pada kelas

eksperimen 171.377 dan variansi pada kelas kontrol 75.555.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

No Skor Kategori Frekuansi Presentasi(%)


1 80-100 Sangat Tinggi - 0%
2 66-79 Tinggi 1 10%
3 56-65 Cukup 3 30%
4 41-55 Rendah 4 40%
5 ≤40 Sangat Rendah 2 20%
Jumlah 10 100%
Data dalam tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 10% atau 1 orang siswa

berada dalam kategori tinggi, 30% atau 3 orang siswa berada dalam kategori

cukup. 40% atau 4 orang berada dalam kategori rendah, dan 2 orang atau 20%

nilai hasil belajar siswa berada pada kategori sangat rendah.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol


No Skor Kategori Frekuansi Presentasi(%)
1 80-100 Sangat Tinggi - 0%
2 66-79 Tinggi 1 10%
3 56-65 Cukup 4 40%
4 41-55 Rendah 4 40%
5 ≤40 Sangat Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
47

Data dalam tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa 10% atau 1 orang siswa

berada dalam kategori tinggi, 40% atau 4 orang siswa berada dalam kategori

cukup, 40% atau 4 orang siswa berada dalam kategori rendah, dan 1 orang atau

10% nilai hasil belajar siswa berada pada kategori sangat rendah.

b. Hasil Posttest

Hasil analisis posttest antara kelas eksperiment dan kelas kontrol

menunjukkan perbedaan rata-rata sebesar 4,8. Rata-rata pada kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Deskripsi data statistik hasil posttest kelas

ekperiment dan kelas kontrol sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Statistik Posttest

Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 10 10
Mean 78.8 74
Nilai Tertinggi 92 88
Nilai Terendah 60 56
Median 80 74
Modus 80 72
Varians 99.733 93.333
Standar Deviasi 9.986 9.660
Sumber : Data Output Uji Statistik Deskriptif (Lampiran 9, halaman 150)

Berdasarkan tabel 4.5 hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol,

terlihat adanya perbedaan diantara kedua kelas tersebut untuk kelas eksperimen

didapatkan nilai rata-rata yaitu 78.8, nilai tertinggi 92, nilai terendah 60, median
48

80, modus 80. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 74, nilai

tertinggi 88, nilai terendah 56, median 74, modus 72. Standar deviasi pada kelas

eksperimen 9.986 dan pada kelas kontrol 9.660, hal tersebut menggambarkan

tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Sedangkan variansi pada kelas

eksperimen 99.733 dan pada kelas kontrol 93.333.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

No Skor Kategori Frekuansi Presentasi(%)


1 80-100 Sangat Tinggi 6 60%
2 66-79 Tinggi 3 30%
3 56-65 Cukup 1 10%
4 41-55 Rendah - 0%
5 ≤40 Sangat Rendah - 0%
Jumlah 10 100%

Data dalam tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa 60% atau 6 orang hasil

belajar siswa dalam kategori sangat tinggi, 30% atau 3 orang siswa berada dalam

kategori tinggi ,10% atau 1 orang hasil belajar siswa berada dalam kategori cukup.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Kontrol


No Skor Kategori Frekuansi Presentasi(%)
1 80-100 Sangat Tinggi 4 40%
2 66-79 Tinggi 4 40%
3 56-65 Cukup 2 20%
4 41-55 Rendah - 0%
5 ≤40 Sangat Rendah - 0%
Jumlah 10 100%
49

Data dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa 40% atau 4 orang hasil

belajar siswa berada dalam kategori sangat tinggi ,40% atau 4 orang siswa berada

dalam kategori tinggi, dan 20% atau 2 orang berada dalam kategori cukup.

3. Pengaruh Strategi Predict, Observe, Explain (POE) terhadap Hasil Belajar

IPA

Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian

hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu.

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Pengujian hipotesis didahului dengan uji persyaratan analisis berupa uji

normalitas data. Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Lilliefors. Untuk

menerima atau menolak hipotesis, dilakukan perbandingan dengan nilai kritis L

yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis bahwa populasi berdistribusi normal jika

yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya

hipotesis diterima.

Berdasarkan output pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

Lilliefors, diperoleh normalitas data kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan kelas

IVB sebagai kelas kontrol, hasil pretest dan posttest menurut uji Lilliefors dengan

perbandingan dengan nilai kritis L. Berdasarkan kriteria uji yang digunakan

yaitu data terdistribusi, maka distribusi dinyatakan normal apabila nilai <
50

nilai kritis L dan data yang berdistribusi tidak normal apabila nilai > nilai kritis

L. Berikut ini hasil output uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas


Data L Keterangan
Pretest Kelas Eksperimen 0.0901 0.258 0.0901 < 0.258
Pretest Kelas Kontrol 0.0537 0.258 0.0537 < 0.258
Postest Kelas Eksperimen 0.0934 0.258 0.0934 < 0.258
Postest Kelas Kontrol 0.0749 0.258 0.0749 < 0.258
Sumber : Data Output Uji Normalitas (lampiran 9, halaman 157)

Diperoleh data keduanya lebih kecil dari nilai kritis L = 0.258 yaitu pada

pada pretest kelas kontrol yaitu 0.0537 < 0.258 dan kelas eksperimen yaitu 0.0901

< 0.258. Sedangkan pada posttest kelas kontrol yaitu 0.0749 < 0.258 dan kelas

eksperimen 0.0934 < 0.258. Maka dapat dikatakan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang

diteliti memiliki varians yang homogen atau tidak. Berikut ini output hasil uji

homogenitas kelas eksperimen dan kontrol.


51

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas


Data Tabel Keterangan
Pretest Kelas 2.27 3.18 2.27 < 3.18 = Homogen
Eksperimen dan
Kontrol
Posttest Kelas 1.07 3.18 1.07 < 3.18 = Homogen
Eksperimen dan
Kontrol
Sumber: Data Output Uji Homogenitas (lampiran 9, halaman 160

Berdasarkan hasil output menunjukkan homogenitas data dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada pretest = 2.27 dan = 3.18

sedangkan pada posttest = 1.07 dan = 3.18. Artinya, distribusi data

dari kedua kelas homogen karena syarat dikatakan homogenitas suatu data apabila

hitung ≤ tabel. Dimana pretest data = 2.27 < = 3.18 dan

posttest = 1.07 < = 3.18.

b. Uji Hipotesis

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas data, maka dilanjutkan dengan

uji t test dengan harapan kebenaran hipotesis dapat dianalisis guna mendapatkan

hasil akhir melalui uji independent sample t test . Uji independent sample t test

dikatakan signifikan apabila kriteria pengujian adalah: terima H jika t hitung terletak

antara -2.10 dan 2.10 dan tolak H jika t mempunyai harga-harga lain dimana t hitung

diperoleh dari Harga dengan dk = 18 dari daftar distribusi student adalah 2.10.
52

. Berikut ini adalah hasil Independent Sampel t-test Kelas Eksperimen dan

Kontrol.

Tabel 4.10 Independent Sample t-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data t hitung t tabel Keterangan

Kelas Eksperimen dan 1.091 -2.10- 2.10 1.091 berada

Kelas Kontrol diantara

-2.10- 2.10 =

ada perbedaan

Sumber : Data Output Independent Sample t Test (lampiran 9, halaman 162)

Hasil pengujian independent sample t test penelitian ini yaitu didapat t

hitung = 1.091 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaan t tabel = -2.10 – 2.10.

Jadi Hipotesis diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

posttest (kelas kontrol tanpa menggunakan Strategi Predict, Observe, Explain

(POE) ) dan hasil posttest (kelas eksperimen yang diberi treatment Strategi Predict,

Observe, Explain (POE) ).

Merujuk dari dasar pengambilan keputusan uji independent sample t test di

atas maka hipotesis alternative (Ha) yaitu “Terdapat perbedaan signifikan pada

penggunaaan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap

hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota

Makassar” dinyatakan diterima.


53

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menguraikan tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Gunung

Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada 26

April sampai dengan 7 Mei 2019. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain

Quasi Eksperimental Design yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

dan kelas kontrol tanpa menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri

Gunung Sari I dengan jumlah siswa 10 orang pada kelas IVA sebagai kelas

eksperimen dan 10 orang pada kelas IVB sebagai kelas kontrol. Sebelum

menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan pretest

di dua kelas, kemudian melakukan treatment menggunakan Strategi pembelajaran

Predict, Observe, Explain (POE) pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen, dan

tanpa menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) pada

kelas IVB sebagai kelas kontrol, dan yang terakhir dilakukan posttest. Pelaksanaan

proses pembelajaran yang dilakukan berlangsung selama 2 pekan dengan 5 kali

pertemuan di kelas eksperimen dan 5 kali pertemuan di kelas kontrol.

Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar

berupa pilihan ganda. Namun sebelum soal digunakan pada penelitian ini perlu

dilakukan uji validitas isi. Validator ahli untuk uji validitas isi yaitu
54

Hermayanti,S.Pd.,M.Pd Soal yang digunakan berjumlah 50 butir. Soal hasil uji

validitas isi yang berjumlah 50 butir digunakan pada uji lapangan. Dari 50 soal

yang diujikan 31 diantaranya dinyatakan valid. proses pembelajaran dengan

menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) pada kelas

eksperimen dikatakan sangat efektif dan berjalan lancar, dilihat dari antusias siswa

saat pembelajaran sangat baik karena siswa sangat bersemangat belajar karena

siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi

melalui eksperimen.

Hasil analisis pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 menunjukkan bahwa data hasil

belajar siswa yang diajarkan menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE) yang diterapkan pada kelompok eksperimen menunjukkan terdapat

pengaruh pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan

dengan menerapkan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) siswa

dapat melihat hal-hal yang konkret dan menyatu dengan alam. Hal ini berkaitan

dengan cara mengamati secara langsung (eksperimen), siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan.

Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran dan

membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk menyelidiki.

Menurut Widyaningrum dkk (2013), Strategi pembelajaran POE dapat

membantu siswa dalam memperoleh informasi, menggali ide, keterampilan, nilai,


55

cara berpikir, dan mengekspresikan diri, serta mengajarkan bagaimana cara belajar.

POE dapat meningkatkan pemahaman konsep sains siswa.

Pembelajaran dengan Strategi Predict, Observe, Explain (POE) dapat

menjadikan siswa aktif menggali pengetahuan dan merasa senang dalam

pembelajaran melalui predict (memprediksi), observe (mengamati) explain

(menjelaskan) sehingga siswa diharapkan dapat menguasai materi pembelajaran

melalui kegiatan dalam Strategi tersebut. Dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan dengan menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE) dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan

materi sumber energi dan sumber daya alam setelah mendengarkan penjelasan dari

guru kemudian siswa akan diberikan persoalan yang berkaitan dengan sumber

energi dan sumber daya alam. Siswa diminta membuat dugaan (tahap predict).

Dalam membuat dugaan siswa diminta untuk memikirkan alasan mengapa ia

membuat dugaan seperti itu. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk

mengerjakan LKPD. Setelah tahap predict dilakukan, siswa diajak melakukan

eksperimen berkaitan dengan persoalan IPA yang disajikan (tahap observe). Siswa

mengamati apa yang terjadi dengan hasil percobaannya, membandingkan apakah

dugaan mereka benar atau salah dengan hasil percobaan, dan menuliskan hasil

pengamatannya. Tahap terakhir adalah explain dimana siswa mendiskusikan dan

memberi penjelasan terhadap hasil percobaan. Secara bergiliran, perwakilan

kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok. Bila


56

dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal merangkum dan memberikan

penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen yang dilakukan. Bila dugaan siswa

tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka guru membantu siswa

mencari penjelasan mengapa dugaannya tidak benar.

Pada pertemuan kedua dengan materi pemanfaatan sumber energi dan

sumber daya alam dan pada pertemuan ketiga dengan materi pelestarian sumber

enegi dan sumber daya alam. Tahap pembelajaran pada pertemuan kedua dan

ketiga sama dengan pertemuan pertama yang terdiri dari tahap predict

(memprediksi), observe (mengamati) explain (menjelaskan) hanya berbeda dari

konten eksperimen yang dilakukan. Strategi ini lebih bermakna disebabkan karena

dengan cara mengamati secara langsung melalui eksperimen, siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan.

Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Selain itu, dilihat dari analisis data yaitu analisis deskriptif dan inferensial

(uji-t). Secara deskriptif, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Tinjauan ini

didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA .

Berdasarkan analisis data, diketahui rata-rata (mean) hasil belajar IPA siswa

kelompok eksperimen dengan menggunakan Strategi pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE) adalah adalah 78.88. Keadaan ini menunjukkan bahwa

rata-rata skor hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu
57

50.4. Adanya peningkatan ini dikarenakan oleh penggunaan Strategi pembelajaran

Predict, Observe, Explain (POE) yang dapat mengaktifkan siswa dan membantu

siswa memahami materi pembelajaran secara mendalam dengan membandingkan

antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Peran guru dalam pembelajaran dengan

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) sebagai fasilitator dan

motivator yang memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas kontrol yang diajar tanpa

menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

berdasarkan analisis data adalah 74 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya

yaitu 54. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pembelajaran yang

dilakukan masih menggunakan Strategi konvensional. Dalam proses pembelajaran

guru menjelaskan materi di dalam kelas yang pada umumnya bersifat abstrak,

sementara siswa masih dalam usia operasional konkret, maka sebaiknya digunakan

sebuah Strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa tidak hanya berteori

namun juga membuktikan kebenarannya melalui eksperimen sehingga

pembelajaran lebih menarik dan siswa merasa senang dalam belajar, maka hasil

belajar IPA siswa dapat ditingkatkan lagi.

Hal mendasar yang membedakan pembelajaran menggunakan Strategi

Predict, Observe, Explain (POE) dengan tidak menggunakan Strategi Predict,

Observe, Explain (POE) adalah tahap dalam pembelajaran itu sendiri. Meskipun
58

melakukan percobaan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol, namun

pada kelas eksperimen terdapat tiga tahap utama yang dilakukan siswa yaitu

memprediksi, mengobservasi, dan menjelaskan yang tidak dilakukan di kelas

kontrol. Melalui Tahap predict yaitu memprediksi, siswa diarahkan berpikir dari

awal dan merekonstruksi pengetahuan mereka sehingga dengan begitu pemikiran

dan rasa penasaran siswa sudah terbangun sejak awal. Tahap observe yaitu

mengobservasi dimana siswa akan melakukan percobaan terkait masalah yang

diajukan sehingga dengan tahap ini siswa dapat membuktikan kebenaran apakah

sudah sesuai dengan dugaan awal siswa atau tidak. Tahap explain yaitu

menjelaskan dimana siswa telah menemukan kebenaran melalui percobaan dan

menjelaskan kebenaran dan alasannya serta membandingkan prediksinya dengan

kenyataan. Pada tahap akhir ini, Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru

tinggal merangkum dan memberikan penjelasan untuk menguatkan hasil

eksperimen yang dilakukan. Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen

yang dilakukan, maka guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa

dugaannya tidak benar.

Dengan ketiga tahap yang terdapat pada Strategi pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE), siswa dapat berperan aktif, merekonstruksi pengetahuan,

menemukan kebenaran yang dibuktikan melalui eksperimen, dan menjadi

pembelajaran yang bermakna sebab siswa tidak langsung menerima suatu

kebenaran teori dari guru namun menemukan sendiri kebenaran tersebut. Berbeda
59

ketika melakukan percobaan tanpa ketiga tahap tersebut, dimana percobaan

dilakukan sesuai arahan guru dan menerima kebenaran percobaan dari guru tanpa

adanya rekonstruksi pengetahuan siswa.

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) yang diterapkan

pada kelas eksperimen dan tanpa menggunakan Strategi pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE) yang diterapkan pada kelas kontrol dalam penelitian ini

menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Secara

deskriptif hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPA siswa.

Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen adalah 78.8 sedangkan skor

hasil belajar IPA siswa kelas kontrol adalah 74.

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan independent sample t test

diketahui nilai sig. (2-tailed) pada equal variance not assumed yaitu 0,001 < 0,05

artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest (kelas kontrol tanpa

menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)) dan hasil

posstest (kelas eksperimen yang diberi treatment Strategi pembelajaran Predict,

Observe, Explain (POE) ).

Hal ini sejalan dengan kesimpulan penelitian Santhiy (2015) yang

menyatakan bahwa Strategi pembelajaran POE dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa secara signifikan. Selain itu hasil penelitian dari Adebayo dan
60

Theodora (2015) juga menyatakan bahwa Strategi POE memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan siswa dibidang materi sains.

Sehingga Hipotesis alternative (Ha) yaitu “Terdapat perbedaan signifikan

pada penggunaaan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan

Rappocini Kota Makassar” dinyatakan diterima. Dan dapat ditarik kesimpulan

terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

SD Negeri Gunung Sari I Kecamatan Rappocini Kota Makassar.


61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial

serta pembahasan maka dapat dsimpulkan bahwa :

1. Implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1

Kecamatan Rappocini Kota Makassar dilakukan dengan berdasar pada

langkah-langkah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain. Peneliti

melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada setiap pertemuan

sehingga aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan dari kategori efektif

menjadi sangat efektif.

2. Hasil belajar IPA yang diberikan treatment dengan Strategi pembelajaran

Predict, Observe, Explain dikelas ekperimen berbeda dengan yang tidak

diberikan treatment Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain.

Perbedaan ini ditinjau dari hasil pretest dan posttest kelas ekperimen

mengalami peningkatan dari kategori rendah menjadi tinggi yaitu 50.4 menjadi

78.8. Sedangkan hasil pretest dan posttest kelas kontrol berada pada kategori

rendah menjadi tinggi yaitu 54 menjadi 74.


62

3. Implementasi Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD

Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka diajukan saran sebagai

berikut :

1. Bagi kepala sekolah, sebagai usaha perbaikan proses pembelajaran guru dapat

menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE).

2. Bagi guru, Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dapat

menjadi salah satu alternative Strategi yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran di kelas yang sebelumnya telah disesuaikan dengan materi

pelajaran untuk menciptakan suasana belajar aktif.

3. Bagi siswa, agar lebih aktif dan fokus saat proses pembelajaran berlangsung

sehingga materi pelajaran yang diajarkan mudah dipahami, Sehingga dengan

Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti lainnya, agar menjadi bahan referensi yang dapat menambah

wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti, khususnya yang terkait

dengan peneliti yang menggunakan Strategi pembelajaran Predict, Observe,

Explain (POE).

Anda mungkin juga menyukai