1
2
SKRIPSI
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
melakukan pemerataan pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh warga negara
belajar merupakan suatu proses aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan agar
teknologi. Salah satu faktor penentu dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah
Menurut Rejeki, dkk (2013:176) “hal tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan
Terkait dengan proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, IPA adalah ilmu
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu
pengetahuan, keterampilam, sikap, dan nilai. Dengan demikian, pada saat peneliti
bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM. Hal ini
dibuktikan dengan hasil belajar ulangan semester siswa kelas IV, terdapat 38% siswa
yang mencapai KKM 75 yaitu di kelas IV A sebanyak 12 siswa dari 32 siswa dan
kelas IV B sebanyak 13 siswa dari 33 siswa sedangkan 62% belum mencapai nilai
Gunung Sari 1 yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2019 sampai dengan 15
tersebut yang digunakan oleh guru selain Strategi konvensional sementara ada
beragam Strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yang lebih sesuai
terkait hasil belajar siswa. Menurut Safitri dan Suputra (2015:2), Pendidikan dapat
beberapa faktor diantaranya adalah cara mengajar guru dan penggunaan Strategi
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi siswa. Strategi
pembelajaran yang tepat akan membuat siswa belajar lebih optimal. Strategi
waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Hasil
karena Strategi tersebut sangat cocok untuk pelajaran IPA. Salah satu Strategi
digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk konteks fisik maupun dunia
hasil prediksi dan observasi”. Strategi ini dapat digunakan untuk menemukan ide
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara konkrit, sehingga siswa
memiliki pemahaman yang benar dan kuat terhadap materi yang dipelajari.
terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh Santhiy (2015:5) dari hasil penelitian
diperoleh bahwa “Strategi pembelajaran POE dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
konvensional. Selain itu hasil penelitian dari Adebayo dan Theodora (2015:87) juga
Hal ini memberikan petunjuk bahwa Strategi POE merupakan Strategi yang
penelitian untuk responden berbeda baik dalam segi materi dan juga karakteristik
umur responden Strategi POE memberikan dampak yang positif. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Juniari, dkk (2014:5), dinyatakan dalam hasil penelitian
perbedaan hasil rata-rata siswa SD kelas V yang diajari mata pelajaran IPA.
lebih tinggi dibanding siswa yang diajarkan mata pelajaran IPA dengan tidak
beda Strategi pembelajaran POE masih dapat digunakan dengan baik untuk
pembelajaran POE yang merupakan salah satu Strategi IPA yang menekankan siswa
untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara
9
langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak mudah luntur dari ingatan atau
pikiran siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka upaya
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Gunung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Bagi akademisi/ atau lembaga, sebagai informasi bagi guru-guru di sekolah dasar
2. Manfaat Praktis
11
a. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya perbaikan kualitas
pembelajaran.
Explain (POE) pada pembelajaran IPA peserta didik dapat menjadi lebih
sekolah dan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan
selama perkuliahan.
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
percobaan untuk dapat menemukan kebenaran dari dugaan awal dalam bentuk
adalah singkatan dari Predict, Observe, Explain dimana guru menggali pemahaman
peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama,
POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gunstone pada tahun 2005
“Strategi POE dinyatakan sebagai strategi yang efisien untuk memperoleh dan
meningkatkan konsep ilmu pengetahuan alam pada siswa”. Strategi ini mensyaratkan
10
11
dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat situasi konflik pada siswa berkenaan
dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi
berperan aktif di kelas dan membantu siswa memahami konsep yang bersifat abstrak.
menggunakan Strategi POE merupakan salah satu cara membuat pembelajaran sains
lebih menarik dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam materi
nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan diri, serta mengajarkan bagaimana cara
belajar”. POE dapat meningkatkan pemahaman konsep sains siswa. Menurut Irfan
dan Syahrani (2018:43), “selama pembelajaran dengan Strategi ini, siswa didukung
bekerja dengan peralatan sederhana pada setiap pengamatan mereka baik dalam
yang dimilikinya”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sendiri yang harus menemukan
pengetahuan atau konsep, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha
dengan ide-ide.
Predict, Observe, dan Explain. Strategi POE menggunakan tiga langkah metode
1) Predict yaitu memprediksi atau membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Pada
tahap ini, siswa diminta untuk membuat dugaan dengan apa yang akan terjadi.
2) Observe yaitu dugaan yang diberikan siswa dengan alasan yang diberikan harus
3) Explain yaitu pada langkah ini siswa akan menguraikan atau menjelaskan hasil
percobaannya, maka siswa akan semakin yakin akan konsepnya. Namun jika
dugaannya tidak benar atau tidak tepat, siswa akan dibantu guru dalam
memberikan penjelasan dan siswa juga akan dibantu untuk membenarkan dugaan
13
yang keliru sehingga siswa mengalami perubahan konsep dari konsep yang belum
Penulis dapat menyimpulkan dari berbagai teori yang telah diuraikan oleh
para ahli, bahwa Strategi pembelajaran POE adalah suatu Strategi pembelajaran
yang dapat menjadikan siswa aktif menggali pengetahuan dan merasa senang
yang diperoleh dari penggunaan Strategi pembelajaran POE adalah sebagai berikut:
siswa merasa senang dalam pembelajaran sebab langkah pembelajaran dalam strategi
14
ini variatif, dan materi pembelajaran dapat lebih dipahami sebab siswa membuktikan
b) Siswa diminta membuat dugaan. Dalam membuat dugaan siswa diminta untuk
disajikan.
b) Siswa mengamati apa yang terjadi dapat juga melakukan pengukuran bila
diperlukan.
c) Yang sangat penting dari langkah ini adalah untuk menguji apakah dugaan
a) Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal merangkum dan
b) Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka guru
1) Predict (memprediksi)
membuat prediksi atau dugaan apa yang akan terjadi pada percobaan yang akan
2) Observe (mengobservasi)
Siswa melakukan eksperimen terkait persoalan IPA yang disajikan guru dan
3) Explain
sesuai temuan dalam eksperimen yang dilakukan, dan membandingkan antara temuan
dan dugaan awal siswa. Bila dugaan benar, guru hanya merangkum dan menjelaskan
untuk menguatkan hasil eksperimen. Namun bila dugaan siswa tidak terjadi dalam
yang dimiliki sebab tidak ada strategi yang benar-benar sempurna. Namun dari hal
tersebut, jika ditelaah kelemahan dari strategi pembelajaran POE dapat diatasi dengan
17
persiapan yang benar-benar matang dari guru sebagai fasilitator yang memegang
Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai oleh siswa melalui proses
alat evaluasi yang berupa tes. Sudjana (2008: 23) mengemukakan bahwa:
Pendapat lain tentang hasil belajar yaitu menurut Suprijono (2012: 5), dimana
belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotor.
mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat mengungkap aspek
18
kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek
keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada diri setiap individu peserta
didik. Ini artinya melalui hasil belajar dapat terungkap secara holistik penggambaran
Poin utama dari hasil belajar menurut Hamalik (2008: 30) yaitu adanya
perubahan tingkah laku seperti dari tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat
dibagi menjadi 3 macam seperti yang dikemukakan oleh Howard Kingsley (Sudjana,
3) Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil
perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
suatu pencapaian yang diperoleh siswa setelah melakukan pengalaman belajar yang
belajar, yaitu: “ faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri siswa”. Kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu; (a) faktor-faktor non sosial misalnya keadaan udara, cuaca,
alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat
peraga, dan lain-lain) dan; (b) faktor-faktor sosial, misalnya faktor manusia
(sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat
disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, hanya berupa foto, gambar, suara dan
lain-lain.
2) faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dapat digolongkan menjadi dua
berikut, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal dengan istilah science (sains) oleh
gejala yang menyangkut tentang makhluk hidup dan hasil yang diperolehnya
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis
Lebih lanjut pengertian IPA menurut Bundu (2008: 25) bahwa “Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik
yang di dalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. IPA merupakan
20
pengetahuan tentang alam dan sekitar yang bersifat umum (universal), berasal dari
hasil kegiatan yang dilakukan manusia melalui kerja ilmiah dan terus disempurnakan.
Sulistyorini (2007:9) menyatakan bahwa “hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi
produk, proses dan dari segi pengembangan sikap”. Artinya, belajar IPA memiliki
dimensi proses, dimensi hasil (Produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah.
menjabarkan aspek-aspek hakikat sains terdiri tiga aspek yaitu sains sebagai produk,
sains sebagai proses, sains sebagai sikap ilmiah. Sains sebagai produk Sains sebagai
dikemas menjadi sekumpulan teori dan konsep, hukum, dan prinsip. Sains sebagai
produk juga menjabarkan karakteristik ilmu pengetahuan dan sifat-sifat dasar dalam
perolehan ilmu pengetahuan. Sains sebagai proses adalah proses memperoleh ilmu
pengetahuan. Kita mengetahui bahwa IPA diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi
yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Dan sains sebagai sikap
ilmiah adalah penanaman sikap-sikap dalam diri siswa (ilmuan) ketika melaksanakan
suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup, alam dan gejala-
gejalanya yang terkait yang tersusun secara sistematis melalui serangkaian proses
21
ilmiah dan memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), maupun dimensi
b. Tujuan IPA
Tujuan dari pelajaran IPA di SD seperti yang tersirat dalam Kurikulum 2006
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
masyarakat.
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD dalam BNSP 2006 meliputi aspek-
aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas magnet, listrik, cahaya,
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Akan tetapi, tidak semua siswa
menunjukkan bahwa peserta didik memiliki hasil belajar yang rendah. Oleh karena
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah
tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta
B. Kerangka Pikir
serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif siswa dan
guru. Materi IPA harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dengan baik karena materi
penerapannya sering kali menemui kendala terkait pemahaman siswa itu sendiri
mengenai konsep IPA. Olehnya itu seorang guru perlu merancang suatu pembelajaran
yang menarik bagi siswa dalam mengajarkan mata pelajaran IPA dengan
adalah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Strategi POE dapat
mengukur tingkat pemahaman konsep siswa dengan nilai yang dicapai dalam
pembelajaran.
serta sesuai dengan analisis dalam penelitian ini maka dirumuskan hipotesis dan
1. Hipotesis Penelitian
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap hasil belajar IPA kelas IV
2. Pertanyaan Penelitian
Makassar?
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
akan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan tujuan untuk mendeskripsikan
2. Jenis Penelitian
variabel eksperimental yang diberi perlakuan tertentu dengan satu atau lebih variabel
kontrol atau pembanding yang tidak menerima perlakuan tertentu. Penelitian ini
diawasi secara ketat atau bahkan memisahkan variabel lain (variabel non
eksperimental.
27
28
(POE).
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel dalam penelitian ini adalah Strategi pembelajaran Predict, Observe, Explain
b. Variabel terikat
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1 yang diberi
simbol (Y).
29
2. Desain Penelitian
acak. Kedua kelompok sama-sama diberikan tes awal (pre test) untuk mengukur
Observe, Explain) dan kelompok kontrol yang diajar dengan tidak menggunakan
(eksperimen dan kontrol) kemudian diberikan tes akhir (post test). Desain penelitian
Eksperimen X
Kontrol -
Keterangan:
C. Definisi Operasional
tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta
setelah mengalami suatu proses belajar dan menghasilkan suatu perubahan diri dalam
bentuk tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang akan
diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan instrument tes.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1
Kecamatan Rappocini Kota Makassar pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah
siswa sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 siswa kelas IV A dan 20 siswa Kelas IV
B.
31
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representative atau
mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari kelas IVA dengan jumlah 10 siswa
sebagai kelas eksperimen dan kelas IVB dengan jumlah 10 siswa sebagai kelas
kontrol.
sampel adalah persentase 50% pada masing-masing kelas sehingga pada kelas IVA
peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Observasi
guru pada saat pelaksanaan pembelajaran Strategi POE. Teknik ini digunakan untuk
mengukur indikator kerja, sikap siswa dan guru selama pelajaran berlangsung.
langkah-langkah pembelajaran.
b. Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Tes yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis berupa multiple choice. Tes akan
dilakukan dua kali yaitu pretest sebelum diberikan perlakuan dan posttest setelah
diberikan perlakuan.
Soal yang digunakan berupa soal objektif untuk mengukur hasil belajar. Soal
objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban telah disediakan dan tugas
peserta tes adalah memilih satu pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan.
c. Dokumentasi
(RPP), nilai siswa, foto-foto, dan lain-lain, untuk membuktikan bahwa penelitian ini
Pertemuan kelima sebagai posttest. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 4x35
a. Pretest
tujuan mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum diberikan
tindakan.
b. Pemberian Treatment
c. Posttest
Pada tahap ini siswa diberikan posttest berupa multiple choice setelah
treatment.
Validitas instrumen terdiri atas beberapa jenis. Pada dasarnya, istilah validitas
berasal dari kata validity (kesahihahn) yang merujuk pada ketepatan instrument
mengukur aspek-aspek materi ajar atau aspek-aspek perilaku yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
variabel yang diteliti secara tepat. Validitas instrumen terdiri atas beberapa jenis dan
validasi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu validasi isi.
4. Realibilitas Instrument
menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
35
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan
penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, tersusun secara lebih berarti.
statistik. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA ketika diberi perlakuan
penggunaan Strategi Predict, Observe, Explain (POE) dilihat dari nilai rata-rata
(mean), nilai tengah (median), nilai terendah data (minimum), nilai tertinggi data
tabel distribusi penelitian yang dibuat dengan cara menentukan kelas interval dan
I=
36
Keterangan:
I : Interval kelas
R : Nilai skor tertinggi – nilai terendah
Ci/BK : 1 + 3.3 log n
penelitian ini menggunakan uji beda (uji-t), namun sebelum melakukan pengujian
hipotesis terlebih dahulu diperlukan uji asumsi sebagai prasyarat untuk melakukan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diambil berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data
37
hasil belajar IPA pada masing-masing kelompok baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Pengujian ini dilakukan dengan uji Lilliefors. Untuk menerima
diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang dipilih.
Kriterianya adalah: tolak hipotesis bahwa populasi berdistribusi normal jika yang
diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis
diterima. Atau dengan kata lain data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai
< nilai kritis L dan data yang berdistribusi tidak normal apabila nilai > nilai kritis
L.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui data penelitian berasal dari
populasi yang homogeny, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian data pada kedua
digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki nilai yang homogeny
atau tidak. Prinsip pada pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua
diketahui apakah variasi sama atau berbeda. Uji homogenitas dalam penelitian ini
dilakukan dikenal dengan Uji Harley. Uji Harley merupakan uji homogenitas variansi
sebagai berikut:
c. Uji Hipotesis
Predict, Observe, Explain (POE) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Uji
hipotesis diperoleh dari nilai posttest pada kelas kontrol dan posttest pada kelas
eksperimen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan atau uji t,
Test. Independent Sample t test yaitu menguji perbedaan rata-rata dari kedua kelas
yang berbeda secara bebas. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
x x
t=
39
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari sejumlah data tes hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
melakukan uji validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang menyatakan
keterwakilan aspek yang diukur dalam instrumen. Validitas isi dibuat dengan bantuan
materi pokok dan indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan yang telah
tersebut kemudian dikonsultasikan pada ahli yang sesuai dengan disiplin ilmu
instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan bidang ilmu IPA sebagai mata
40
41
kepala laboratorium IPA PGSD FIP UNM yaitu Dr. Erma Suryani Sahabuddin,M.Si.
Instrumen yang diajukan berjumlah 50 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan
materi Sumber Daya Alam. Instrumen yang telah divalidasi kemudian digunakan
untuk uji lapangan di sekolah lain yang masih berada dalam kompleks yang sama
Hasil dari uji lapangan mendapat soal pilihan ganda berjumlah 25 nomor.
Adapun instrumen lain yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) serta lembar observasi guru. Lembar observasi ini
Explain (POE). Adapun isi lembar observasi yang disiapkan berisi sintaks Strategi
kali pertemuan di kelas kontrol. Pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest
terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa mengenai pelajaran IPA
materi Sumber Daya Alam di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada pertemuan
posttest diberikan pada pertemuan kelima pada setiap kelas untuk mengukur sejauh
42
dengan t-test untuk pengujian hipotesis. Analisis data ini dipergunakan untuk
(POE)
untuk berkontribusi kepada kelompoknya, dan interaksi antar siswa lebih mudah.
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) yang sesuai dengan materi, menyusun
LKPD untuk dikerjakan setiap kelompok, dan membuat lembar observasi untuk
43
beberapa tahap, pada tahap persiapan guru membuat perangkat pembelajaran yaitu
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dimulai dengan guru membuka kelas
dan menjelaskan secara singkat mengenai materi sumber daya alam dan
dikerjakan. Siswa bersama guru saling berdiskusi dan tanya jawab tentang sumber
Siswa diminta membuat dugaan. Dalam membuat dugaan siswa diminta untuk
memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu (tahap predict). Siswa
diajak melakukan eksperimen berkaitan dengan persoalan IPA yang disajikan (tahap
(tahap explain). Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal
dilakukan. Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka
dengan materi.
44
aspek pertama sebanyak 6 poin, aspek kedua sebanyak 8 poin, dan aspek ketiga
sebanyak 74.07 % dengan kategori efektif. Hasil observasi guru pada pertemuan
sebanyak 7 poin, aspek kedua sebanyak 7 poin, dan aspek ketiga sebanyak 8 poin.
Persentase total pada pertemuan kedua sebanyak 81.48 % dengan kategori sangat
efektif. Hasil observasi guru pada pertemuan ketiga mendapatkan 23 poin, dengan
dengan jumlah kesuluruhan aspek pertama sebanyak 8 poin, aspek kedua sebanyak
7 poin, dan aspek ketiga sebanyak 8 poin. Persentase total pada pertemuan kedua
pertemuan kedua dengan persentasi total 81.48 % dengan kategori sangat efektif,
Predict, Observe, Explain (POE) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri
Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar akan dipaparkan pada bagian
ini. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan
a. Hasil Pretest
eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan selisih rata-rata kedua
kelas tersebut adalah 3.6. Deskripsi data statisitik hasil pretest kelas eksperiment
Berdasarkan tabel 4.2 hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol,
terlihat adanya perbedaan diantara kedua kelas tersebut untuk kelas eksperimen
didapatkan nilai rata-rata yaitu 50.4, nilai tertinggi 68, nilai terendah 24, median
50, modus 48. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 54, nilai
tertinggi 68, nilai terendah 40, median 54, modus 52. Standar deviasi pada kelas
eksperimen 13.091 dan pada kelas kontrol 8.692, hal tersebut menggambarkan
tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Sedangkan variansi pada kelas
berada dalam kategori tinggi, 30% atau 3 orang siswa berada dalam kategori
cukup. 40% atau 4 orang berada dalam kategori rendah, dan 2 orang atau 20%
Data dalam tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa 10% atau 1 orang siswa
berada dalam kategori tinggi, 40% atau 4 orang siswa berada dalam kategori
cukup, 40% atau 4 orang siswa berada dalam kategori rendah, dan 1 orang atau
10% nilai hasil belajar siswa berada pada kategori sangat rendah.
b. Hasil Posttest
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Deskripsi data statistik hasil posttest kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 10 10
Mean 78.8 74
Nilai Tertinggi 92 88
Nilai Terendah 60 56
Median 80 74
Modus 80 72
Varians 99.733 93.333
Standar Deviasi 9.986 9.660
Sumber : Data Output Uji Statistik Deskriptif (Lampiran 9, halaman 150)
Berdasarkan tabel 4.5 hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol,
terlihat adanya perbedaan diantara kedua kelas tersebut untuk kelas eksperimen
didapatkan nilai rata-rata yaitu 78.8, nilai tertinggi 92, nilai terendah 60, median
48
80, modus 80. Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 74, nilai
tertinggi 88, nilai terendah 56, median 74, modus 72. Standar deviasi pada kelas
eksperimen 9.986 dan pada kelas kontrol 9.660, hal tersebut menggambarkan
tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Sedangkan variansi pada kelas
Data dalam tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa 60% atau 6 orang hasil
belajar siswa dalam kategori sangat tinggi, 30% atau 3 orang siswa berada dalam
kategori tinggi ,10% atau 1 orang hasil belajar siswa berada dalam kategori cukup.
Data dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa 40% atau 4 orang hasil
belajar siswa berada dalam kategori sangat tinggi ,40% atau 4 orang siswa berada
dalam kategori tinggi, dan 20% atau 2 orang berada dalam kategori cukup.
IPA
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
normalitas data. Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Lilliefors. Untuk
yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang
dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis bahwa populasi berdistribusi normal jika
yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya
hipotesis diterima.
Lilliefors, diperoleh normalitas data kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan kelas
IVB sebagai kelas kontrol, hasil pretest dan posttest menurut uji Lilliefors dengan
yaitu data terdistribusi, maka distribusi dinyatakan normal apabila nilai <
50
nilai kritis L dan data yang berdistribusi tidak normal apabila nilai > nilai kritis
L. Berikut ini hasil output uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Diperoleh data keduanya lebih kecil dari nilai kritis L = 0.258 yaitu pada
pada pretest kelas kontrol yaitu 0.0537 < 0.258 dan kelas eksperimen yaitu 0.0901
< 0.258. Sedangkan pada posttest kelas kontrol yaitu 0.0749 < 0.258 dan kelas
eksperimen 0.0934 < 0.258. Maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
diteliti memiliki varians yang homogen atau tidak. Berikut ini output hasil uji
dari kedua kelas homogen karena syarat dikatakan homogenitas suatu data apabila
b. Uji Hipotesis
uji t test dengan harapan kebenaran hipotesis dapat dianalisis guna mendapatkan
hasil akhir melalui uji independent sample t test . Uji independent sample t test
dikatakan signifikan apabila kriteria pengujian adalah: terima H jika t hitung terletak
antara -2.10 dan 2.10 dan tolak H jika t mempunyai harga-harga lain dimana t hitung
diperoleh dari Harga dengan dk = 18 dari daftar distribusi student adalah 2.10.
52
. Berikut ini adalah hasil Independent Sampel t-test Kelas Eksperimen dan
Kontrol.
-2.10- 2.10 =
ada perbedaan
hitung = 1.091 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaan t tabel = -2.10 – 2.10.
Jadi Hipotesis diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
(POE) ) dan hasil posttest (kelas eksperimen yang diberi treatment Strategi Predict,
atas maka hipotesis alternative (Ha) yaitu “Terdapat perbedaan signifikan pada
hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1 Kecamatan Rappocini Kota
Observe, Explain (POE) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Gunung
April sampai dengan 7 Mei 2019. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain
Quasi Eksperimental Design yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok
Explain (POE). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Gunung Sari I dengan jumlah siswa 10 orang pada kelas IVA sebagai kelas
eksperimen dan 10 orang pada kelas IVB sebagai kelas kontrol. Sebelum
menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan pretest
Predict, Observe, Explain (POE) pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen, dan
kelas IVB sebagai kelas kontrol, dan yang terakhir dilakukan posttest. Pelaksanaan
Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar
berupa pilihan ganda. Namun sebelum soal digunakan pada penelitian ini perlu
dilakukan uji validitas isi. Validator ahli untuk uji validitas isi yaitu
54
validitas isi yang berjumlah 50 butir digunakan pada uji lapangan. Dari 50 soal
eksperimen dikatakan sangat efektif dan berjalan lancar, dilihat dari antusias siswa
saat pembelajaran sangat baik karena siswa sangat bersemangat belajar karena
siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi
melalui eksperimen.
Hasil analisis pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 menunjukkan bahwa data hasil
pengaruh pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan
dapat melihat hal-hal yang konkret dan menyatu dengan alam. Hal ini berkaitan
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran dan
cara berpikir, dan mengekspresikan diri, serta mengajarkan bagaimana cara belajar.
materi sumber energi dan sumber daya alam setelah mendengarkan penjelasan dari
guru kemudian siswa akan diberikan persoalan yang berkaitan dengan sumber
energi dan sumber daya alam. Siswa diminta membuat dugaan (tahap predict).
eksperimen berkaitan dengan persoalan IPA yang disajikan (tahap observe). Siswa
dugaan mereka benar atau salah dengan hasil percobaan, dan menuliskan hasil
dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru tinggal merangkum dan memberikan
penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen yang dilakukan. Bila dugaan siswa
tidak terjadi dalam eksperimen yang dilakukan, maka guru membantu siswa
sumber daya alam dan pada pertemuan ketiga dengan materi pelestarian sumber
enegi dan sumber daya alam. Tahap pembelajaran pada pertemuan kedua dan
ketiga sama dengan pertemuan pertama yang terdiri dari tahap predict
konten eksperimen yang dilakukan. Strategi ini lebih bermakna disebabkan karena
dengan cara mengamati secara langsung melalui eksperimen, siswa akan memiliki
Selain itu, dilihat dari analisis data yaitu analisis deskriptif dan inferensial
(uji-t). Secara deskriptif, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Tinjauan ini
didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA .
Berdasarkan analisis data, diketahui rata-rata (mean) hasil belajar IPA siswa
Observe, Explain (POE) adalah adalah 78.88. Keadaan ini menunjukkan bahwa
rata-rata skor hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu
57
Predict, Observe, Explain (POE) yang dapat mengaktifkan siswa dan membantu
antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Peran guru dalam pembelajaran dengan
Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas kontrol yang diajar tanpa
yaitu 54. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pembelajaran yang
guru menjelaskan materi di dalam kelas yang pada umumnya bersifat abstrak,
sementara siswa masih dalam usia operasional konkret, maka sebaiknya digunakan
sebuah Strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa tidak hanya berteori
pembelajaran lebih menarik dan siswa merasa senang dalam belajar, maka hasil
Observe, Explain (POE) adalah tahap dalam pembelajaran itu sendiri. Meskipun
58
pada kelas eksperimen terdapat tiga tahap utama yang dilakukan siswa yaitu
kontrol. Melalui Tahap predict yaitu memprediksi, siswa diarahkan berpikir dari
dan rasa penasaran siswa sudah terbangun sejak awal. Tahap observe yaitu
diajukan sehingga dengan tahap ini siswa dapat membuktikan kebenaran apakah
sudah sesuai dengan dugaan awal siswa atau tidak. Tahap explain yaitu
kenyataan. Pada tahap akhir ini, Bila dugaan siswa terjadi dalam eksperimen, guru
eksperimen yang dilakukan. Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen
kebenaran teori dari guru namun menemukan sendiri kebenaran tersebut. Berbeda
59
dilakukan sesuai arahan guru dan menerima kebenaran percobaan dari guru tanpa
Observe, Explain (POE) yang diterapkan pada kelas kontrol dalam penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Secara
deskriptif hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar IPA siswa.
Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen adalah 78.8 sedangkan skor
diketahui nilai sig. (2-tailed) pada equal variance not assumed yaitu 0,001 < 0,05
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest (kelas kontrol tanpa
hasil belajar siswa secara signifikan. Selain itu hasil penelitian dari Adebayo dan
60
terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
BAB V
A. Kesimpulan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Gunung Sari 1
Perbedaan ini ditinjau dari hasil pretest dan posttest kelas ekperimen
mengalami peningkatan dari kategori rendah menjadi tinggi yaitu 50.4 menjadi
78.8. Sedangkan hasil pretest dan posttest kelas kontrol berada pada kategori
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD
B. Saran
berikut :
1. Bagi kepala sekolah, sebagai usaha perbaikan proses pembelajaran guru dapat
menjadi salah satu alternative Strategi yang dapat diterapkan dalam proses
3. Bagi siswa, agar lebih aktif dan fokus saat proses pembelajaran berlangsung
4. Bagi peneliti lainnya, agar menjadi bahan referensi yang dapat menambah
Explain (POE).