PENDAHULUAN
dan termasuk bagian integral dalam kehidupan karena ada proses yang dilalui
untuk mendidik dan dididik. Kodrat anak itu membutuhkan bimbingan dan orang
dewasa sebagai pengerak untuk mengarahkan menjadi anak baik dan menjadi
tahu.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
1
yang berguna
dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan
dirinya di masa depan
Dunia pendidikan merupakan salah satu pilar utama yang menopang
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku saat ini ialah
Kurikulum 2013. Menyikapi akan hal ini, dalam dunia pendidikan, terutama
belajar.
dalam sistem. Yaitu bahan ajar (materi), peserta didik, sarana, media, metode,
2
komponen sehingga ditemukan konsistensi dan keserasian untuk tercapainya
tujuan pembelajaran.
Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang edukatif yang mewarnai
interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung maka telah terjadi interaksi yang memiliki tujuan. Pendidik
lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan peserta didik dalam belajar.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi saat ini menuntut
dan penyempurnaan.
Kegiatan pengajaran sastra merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam
tidak kalah penting untuk dipelajari oleh para peserta didik. Akan tetapi, selama
ini pengajaran sastra dirasa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Attar Semi (2002: 134) mengatakan bahwa kualitas pengajaran sastra dinilai
kognitif dalam setiap evaluasinya. (Baedhowi, 2006: 812). Hal ini juga didukung
3
fakta bahwa sedikit sekali bahan sastra yang dipelajari peserta didik. Peserta didik
problem ini tidak akan terjadi lagi pada generasi-generasi mendatang. Pada
dasarnya permasalahan pengajaran sastra adalah masalah yang sudah dari dulu
Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia,
(Herman J. Waluyo, 2003: 1). Menurut Rakhmat Joko Pradopo (1997:1) banyak
puisi Indonesia modern kian diminati oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.
Namun demikian pengajaran menulis puisi dirasa masih rendah. Banyak faktor
materi yang tidak tepat sasaran, sarana belajar yang kurang mendukung,
menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa
4
merugikan peserta didik. Seharusnya pembelajaran sastra dilakukan dengan
sekreatif mungkin.
Ditinjau dari segi media yang digunakan untuk mendukung peserta didik dalam
didik merasa antusias untuk menulis puisi. Banyak peserta didik mengalami
kegagalan dalam menulis puisi. Indikator tersebut diantaranya ialah peserta didik
kurang tertarik akan materi puisi yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik
kurang antusias dalam menulis puisi karena keterbatasan media dan keterbatasan
informasi yang mereka miliki tentang hal-hal yang diperlukan untuk menulis
mengajarkan teori pada satu jam pelajaran atau dalam dua jam pelajaran. Pada
peserta didik menulis puisi. Selanjutnya puisi yang telah ditulis oleh peserta didik
dikumpulkan dan tidak dibahas kembali. Menulis tanpa adanya media yang
digunakan tidak memudahkan peserta didik dalam menulis puisi. Hal inilah yang
5
Sarumpaet, (2002: 46) juga menjelaskan bahwa pembelajaran sastra yang baik
harus memenuhi dua syarat, yaitu dilaksanakan dengan kreatif dan bahan- bahan
yang diberikan hendaknya karya-karya yang dapat membuat peserta didik menjadi
lebih kritis.
Salah salah satu upaya yang dapat diusahakan pendidik agar dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk menulis puisi adalah dengan variasi
menurut peneliti adalah dengan media lagu dengan cara menyimak. Media ini
digunakan untuk membantu peserta didik agar mereka lebih mudah untuk menulis
puisi. Selain dengan variasi media, hal lain yang berpengaruh terhadap
menulis puisi dengan media lagu mustahil dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya pemahaman bahasa dan pemahaman tentang materi yang cukup. Seorang
peserta didik tentu akan lebih mudah dalam menulis puisi jika memiliki
sangat rendah. Hal ini diketahui dari hasil pengamatan di sekolah tersebut, yang
didik belum mampu belajar dengan baik khususnya pelajaran Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Faktor penyebab peserta didik belum mampu belajar dengan
6
2. Kurangnya minat peserta didik untuk belajar sastra. Hal ini karena adanya
ceramah saja.
pembelajaran menulis puisi. Hal ini karena kurang adanya kepedulian guru
dengan baik dengan kemampuan yang masih rendah, maka dalam penelitian ini
Menulis Puisi Pada Peserta didik Kelas V SD Negeri 148 Inpres Bontoa
B. Rumusan Masalah
7
kemampuan menulis puisi pada peserta didik kelas V SD Negeri 148 Inpres
C. Tujuan Kajian
pada peserta didik kelas V SD Negeri 148 Inpres Bontoa Kecamatan Bontao
Kabupaten Maros.
D. Manfaat Kajian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini agar diharapkan dapat
1. Manfaat Teoritis
terhadap kemampuan menulis puisi pada peserta didik kelas V SD Negeri 148
2. Manfaat Praktis
8
2) Peserta didik dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan yang dimiliki
untuk menulis puisi sehingga tumbuh motivasi untuk belajar dan menuangkan
b. Bagi Pendidik
c. Bagi Sekolah
pelaksaan pendidikan.
E. Defenisi Istilah
peneliti, baik dari segi rentang waktu maupun jangkauan wilayah objek penelitian.
sebagai suatu sebab dari variabel lain. Jadi efektivitas berarti tujuan
9
2. Teknik adalah cara konkrit yang digunakan dalam proses pembelajaran
3. Menyimak lagu menurut Umi Hijriah adalah proses, mulai dari dari
bahasa tulis sehingga hasilnya dapat dinikmati dan dipahami orang lain
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Efektivitas
berasal dari kata “Efek” dan digunakan dalam istilah ini dalam sebuah hubungan
sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain.
Efektivitas berati tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau
11
gambaran seberapa jauh target yang telat ditetapkan sebelumnya oleh lembaga
dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting perannya di dalam setiap lembaga dan
berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu
lembaga.
sebelumnya.
efektivitas kebijakan merupakan tercapainya suatu hasil dan tujuan yang sudah
direncanakan dan tolak ukur sejauh mana sebuh program dapat melaksanakan
kegiatan atau fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengertian Puisi
a) Pengertian puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling tua menurut
disusun sedemikian rupa menjadi puisi. Sukirno (2013: 304) menjelaskan bahwa
puisi merupakan hasil cipta kreasi manusia yang memiliki nilai kepuitisan, berasal
dari pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair. Penyair dapat menulis menulis
12
diksi atau pilihan kata secara tepat, pilihan kata dapat memberikan makna
penyair. Puisi sebagai karya sastra, maka fungsi estetiknya dominan dan
susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatuyang penting, yang direkam
dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan dapat memberi kesan. Waluyo
(2010: 25) menjelaskan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa puisi adalah salah satu jenis
karya sastra yang berbentuk kata-kata yang indah dan memiliki arti. selain itu
puisi adalah wujud dari ekspresi jiwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan hasil
dari pengimajinasian pikiran dan perasaan. Puisi itu juga merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling
berkesan.
dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya. Suatu
kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah
13
terampil memanfaatkan grafoligi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur. Langkah pertama yang harus dilakukan ketika
akan menulis puisi yaitu memunculkan tema puisi dengan memilih tema yang
tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan dan bisa menggunakan tema dengan
bentuk kalimat atau kata-kata kunci. Hal yang perlu dihindari ketika menetapkan
tema adalah memikirkan apa yang akan ditulis. Kecenderungan ini yang membuat
seseorang menjadi sulit memulai tulisannya, karena tema untuk menulis puisi
cukup tuliskan atau ungkapkan sesuai dengan perasaan yang sedang dialami.
atau kalimat topik yang telah ditentukan untuk dikembangkan menjadi sebuah
kata secara sederhana mencipta puisi hanya merangkai kata. Adapun unsur yang
kelihaian mencari, memilih, dan menyusun kata-kata agar menjadi lebih indah.
yang biasa jika dibandingkan dengan media yang lainnya. Namun, menjadi hal
yang luar biasa ketika pendengar menangkap pesan yang disampaikan oleh
14
diinginkan dan memberi kemudahan (Trimantara, 2005: 33). Suharto
mengungkapkan bahwa lagu adalah sarana informasi dan edukasi bagi negara dan
Sebagai sarana edukasi lagu dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran
di sekolah karena lagu merupakan salah satu bentuk karya seni. Lagu merupakan
karya yang estetis yang bermakna dan mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang
kosong tanpa makna (Handayati, dkk., 2013: 228). Gustiani mendefinisikan lagu
sebagai ragam sastra yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan
sebagainya. Lagu termasuk kedalam media audio karena lagu merupakan hal atau
sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengaran (Handayati, dkk., 2013: 228).
positif untuk proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan iringan lagu merupakan
salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga peserta didik dapat menerima
materi pelajaran dengan baik. Selain merangsang pikiran, iringan lagu juga dapat
berpengaruh pada proses belajar mengajar. Iringan lagu tidak mesti selalu ada
supaya proses pembelajaran dapat berlangsung, akan tetapi lagu dapat menjadikan
Laguberasal dari sebuah karya tulis yang diperdengarkan dengan iringan musik.
Mereka yang mendengarkan lagu bisa merasa sedih, senang, bersemangat, dan
perasaan emosi lain karena efek dari lagu yang begitu menyentuh. Selain itu, lagu
15
mampu menyediakan sarana ucapan yang secara tidak sadar dapat disimpan dalam
memori otak. Keadaan ini yang justru menjadikan proses pembelajaran menjadi
tidak kaku, dan terkesan dikondisikan, yang kadang dalam beberapa hal tidak
sekedar menyanyi dengan suara indah, tetapi juga dapat menyampaikan pesan
Menurut Gustiani (dalam Handayati, dkk, 2013: 229), kelebihan media lagu
adalah: (1) dapat diputar berulang-ulang sesuai kebutuhan peserta didik, (2) lagu
peserta didik, (4) sangat efektif untuk pembelajaran bahasa, (5) penggandaan
programnya sangat mudah sehingga bisa diberikan kepada setiap anak didik.
mendorong peserta didik untuk memotivasi peserta didik dan untuk fokus dalam
2. Kekurangan lagu
lagu adalah: (1) daya jangkauan terbatas dan penggandaan alatnya relatif lebih
mahal. Karena itu jika ada anak yang membutuhkannya, maka harus
16
5. langkah-langkah menulis puisi dengan menyimak lagu.
makna yang terkandung dalam bahasa simakan, (1991:4). Menyimak adalah suatu
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh
dari peserta didik karena berbeda dengan mendengarkan. Pada dasarnya kegiatan
kegiatan mendengar sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur
usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan
17
Pemberian kata kunci tersebut dalam pembelajaran dapat mempermudah peserta
didik untuk menuangkan ide atau gagasan mereka kedalam bentuk tulisan.
sebagai berikut:
b. menentukan kata kunci (Tema, diksi, majas, kata konkret, imaji, dan rima),
dan;
pembelajaran dan memberi motivasi kepada peserta didik agar tetap semangat
dilaksanakan.
dilakukan oleh Febrianti (2017) dengan judul ”Efektivitas Media Menyimak Lagu
Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Pada Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 1
menyimak lagu dapat meningkatkan menulis puisi bebas dikelas tersebut. Hal ini
terlihat dari hasil observasi pendidik dengan kategori cukup dan meningkat pada
siklus II dengan kategori baik. Serta hasil tes menulis puisi bebas pada pra
tindakan dengan presentasi 43,33%, siklus I 70% dan pada siklus II meningkat
menjadi 86,66%.
18
Kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini, secara sederhana dapat
Menulis Puisi
Evaluasi
19
meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi dan keterampilan menulis puisi
peserta didik. Proses mengajar puisi tidak selamanya sempurna dan mencapai
sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak bersemangat untuk belajar. Peserta
sehingga tampak proses belajar mengajar yang pasif tanpa adanya proses kreatif
dan inovatif. Di samping itu, buku yang digunakan hanya bersumber dari buku
menulis puisi di kelas, sehingga yang terjadi adalah keterampilan peserta didik
menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi seorang pendidik harus pandai
dalam memilih strategi pengajaran serta pandai memilih media apa yang akan
digunakan agar peserta didik merasa senang dengan pembelajaran itu dan tidak
memerlukan strategi dengan penggunaan media yang sesuai agar materi yang
disampaikan pendidik dapat dimengerti oleh peserta didik. Selain dapat dimegerti,
peserta didik pun dapat menghasilkan proses kreatif dari materi yang disampaikan
oleh pendidik.
20
Penggunaan media lagu dengan teknik menyimak sebagai sebuah media
pembelajaran merupakan salah satu jalan untuk melatih peserta didik berimajinasi
dengan sesuatu yang ada di depan mereka sehingga mereka akan dengan mudah
menuangkan ide serta merangkai kata untuk ditulis menjadi sebuah puisi karena
apa yang mereka hadapi bukan hanya sesuatu yang abstrak. Penggunaan media
lagu ini diharapkan mampu menarik minat peserta didik untuk lebih berimajinasi
belajar mengajar akan tercapai karena peserta didik tidak merasa bosan dan
secara nyata.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2. Rencana Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Negeri 148 Inpres Bontoa Kecamatan BonoaKabupaten Maros. Lokasi ini sangat
22
karena banyak pendidik yang memakai model konvensional dalam pembelajaran.
Tentu model konvensional tersebut bukan suatu kesalahan, tetapi kalau terus
b. Subyek Penelitian
Penelitian ini meneliti peserta didik kelas V SD Negeri 184 Inpres Bontoa
c. Waktu Penelitian
2 Susunan
proposal,
konsultasi
23
3 Peksanaa
seminar
penelitian,
dan izin
penelitian
4 Pelaksanaan
penelitian,
penyusunan
data,
konsultasi
5 Seminar
hasil
penelitian
6 Ujian tutup
3. Prosedur Penelitian
kelas. Hal ini didasarkan pada pendapat Kasbolah, bahwa karakteristik penilain
pada pendapat di atas, maka dalam rancangan penelitian tindakan kelas diperlukan
24
pengetahuan tentang model penelitian kelas, (2013:22). Oleh karena penelitian ini
mengacu pada siklus spiral refleksi yaitu suatu siklus yang terdiri dari penyusunan
Wiriatmadja (2015:66).
dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain,
(2008:22).
berikut:
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
25
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari John Elliot yaitu
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
Pelaksanaa
nn
Siklus 1
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
26
Siklus 2
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
b. Pelaksanaan (action), atau proses belajar mengajar yang terjadi dalam kelas
Keterangan Siklus II
27
Langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan direncanakan secara rinci
tindakan didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil penerapan
Negeri 184 Inpres Bontoa Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros sehingga data
yang di peroleh akurat. Refleksi (reflect) merupakan proses analisis, sintesis, dan
model pembelajaran ini. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran pada
1. Tahapan Penelitian
28
2) Peneliti mengadakan penelitian awal pada proses model pembelajaran teknik
yang dihadapi.
tahap ini yaitu melaksanakan kegiatan dengan menerapkan teknik menyimak lagu
Kabupaten Maros.
Siklus I
29
belajar peserta didik pada V SD Negeri148 Inpres Bontoa Kecamatan
Siklus II
diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan
terpecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
30
1. Peneliti. Menurut Lexy J Moleong, peneliti merupakan instrumen karena
partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Atau observasi dilakukan secara non partisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta
dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat menurut Nana Syaodih,
(2009:220).
3. Lembar Angket Peserta didik. Angket menurut Zainal Arifin ialah instrumen
informasi yang harus dijawab oleh responden. Angket yang akan digunakan
adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadan-
data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab baik langsung
digunakan pre test, post test, dan kuis individu. Tes ini digunakan untuk
31
kelompok, dokumen pendidik mengenai nilai peserta didik semester ganjil, dan
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan pendidik yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa banyak peserta didik telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk
menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu
nilai. Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar
peserta didik secara individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk
dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana yang belum
tercapai.
observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan
merekam aktivitas pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
didik kelas V SD Negeri 184 Inpres Bontoa Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros
Skor/Nilai Kategori
8,1 – 10,0 Sangat Tinggi
6,6 –8,0 Tinggi
5,6 – 6,5 Sedang
4,1 – 5,5 Rendah
32
0 - 4,0 Sangat Rendah
keberhasilan tindakan pada penelitian ini dari peningkatan hasil belajar peserta
didik secara individu pada setiap siklus telah meningkat secara keseluruhan
digunakan analisis data kuantitatif dan pada model observasi digunakan data
rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis
belajar jika jumlah peserta didik yang tuntas secara individu mencapai
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
33
Untuk mengukur hasil belajar peserta didik melalui tes formatif yang
Skor penilaian
Total skor
DAFTAR PUSTAKA
34
Dadan Djuanda. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Dedikbud, Evaluasi Belajar, Dirjen Dikdasmen: Jakarta, 2015.
Dimyati. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Endang, UU – Sisdiknas, Jakarta: Hak Cipta, 2015.
Harun Rasyid dan Mansur. 2017. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Henry Guntur Tarigan. 2016. Menulis Sebagai Sesuatu Keterampilan Bahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Herman J Waluyo. 2013. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jabrohim, Suminto A. Sayuti, Chairul Anwar. 2016.”Unsur-unsur Puisi” dalam
Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamdi, Bloom, 2015. Teori belajar dan Pembelajaran, Malang: UIN.
Kasbolah, 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: insane Cendekia.
Meity Taqdir Qadratillah, 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Moleong, Lexy J, 2015. Metodologi PenelitianTindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyono, 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad
Global, Malang: UIN-MALIKI Press.
Sri Rakhmawati. 2011. “Efektivitas Penggunaan Media Lagu Peristiwa Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Peserta didik Kelas
VII SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta.” Skripsi.Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sudrajat, Akhmad, 2016. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Radiaksa.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suminto A. Sayuti. 2015. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.
35
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
Jakarta: Kencana.
Suwarsih Madya, 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Lembaga penelitian UNY.
Syaodih, Nana, 2009. Model Penelitian Pendidikan ,Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Tim Penyususun FKIP Unismuh Makassar Edisi Rev I, 2008, Pedoman penulisan
Skripsi. Makassar: Panrita Pres.
36