Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu
bangsa. Sebab tujuan proses pendidikan adalah membentuk, membina dan
mengembangkan seseorang, agar mempunyai kemampuan membangun bangsa dan negara
secara kualitatif. Pendidikan adalah suatu proses yang membimbing peserta didik dalam
menjalani kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangan peserta didik, dan pengajaran
adalah suatu pekerjaan sadar yang terorganisir dan sistematis yang dilakukan oleh orang-
orang yang diberi tanggung jawab bahwa peserta didik adalah unik. Atau karakter yang
sesuai dengan cita-cita pendidikan. Menurut Driyakara, pendidikan memanusiakan generasi
muda. Tetapkan remaja pada tingkat pendidikan. Dijelaskannya, pendidikan adalah proses
pengembangan keterampilan, sikap dan perilaku lain dalam masyarakat di mana ia tinggal,
dan suatu proses sosial yang terjadi pada masyarakat yang terkena pengaruh lingkungan
yang dipilih dan dikendalikan (terutama yang berasal dari sekolah). Mampu mencapai
pengembangan optimal keterampilan sosial dan individunya.
Nanang Fatah. “Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2006).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan
proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk mencapai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukannya bagi dirinya,
masyarakat. . , bangsa dan bangsa. Negara (UU Nomor 20 Tahun 2003). Prihatin (2008:3)
menyatakan hakikat pendidikan universal adalah pengenalan kecerdasan, moral, dan nilai-
nilai spiritual pada peserta didik dalam kaitannya dengan perkembangan mental dan fisik.
Pendidikan merupakan suatu proses tetap yang mencakup beberapa faktor antara lain
tujuan pendidikan, guru, siswa, alat peraga dan lingkungan (Kompri, 2015:87). Kelima faktor
tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri atau berdiri sendiri,
melainkan harus bertindak secara teratur, saling melengkapi dan berkesinambungan, serta
berperan yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.

Prihatin. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa Mandiri Persada.


Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, mengartikan pengertian


pendidikan; “Pendidikan merupakan prasyarat tumbuh kembang anak dalam kehidupan,
artinya pendidikan mengarahkan seluruh kekuatan kodrat yang ada pada diri anak agar
mencapai tingkat keamanan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan
anggota masyarakat.” Pendidikan merupakan proses humanistik yang selanjutnya dikenal
dengan humanisasi manusia. Oleh karena itu kita harus bisa menghormati hak asasi setiap
orang. Mahasiswa, dengan kata lain mahasiswa bukanlah mesin manusia yang dapat
dikendalikan sesuka hati, namun merupakan generasi yang patut kita bantu dan harus kita
bantu untuk mendewasakan setiap reaksinya sehingga mampu membentuk manusia kritis
yang mandiri. Dan mempunyai sikap moral yang baik. Oleh karena itu pendidikan tidak
hanya membentuk pribadi yang berbeda dengan orang lain dalam hal makan dan minum,
berpakaian dan mempunyai rumah untuk ditinggali, tetapi disebut dengan humanisasi (Ab
Marisyah1, Firman2, 2019).
Ab Marisyah1, Firman2, R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG
PENDIDIKAN. 3, 2-3.
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta
didik mengenal, memahami, menghayati dan beriman, menjadi orang yang bertaqwa dan
berakhlak mulia, dimulai dengan mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
yaitu kitab suci Al-Qur’an dan Hadits (Hidayatullah,2008:12).
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Tangerang: CV. Zikri
Adfimedia, 2008), 12.
Permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana cara
menyajikan materi dengan baik kepada siswa agar tercapai hasil yang efektif dan efisien.
Selain itu permasalahan lain yang sering dicermati adalah guru agama tidak
memperhatikan perbedaan penggunaan metode pengajaran dan upaya peningkatan mutu
pengajaran dengan baik. Oleh karena itu diperlukan metode dan media yang berbeda,
seperti simulasi atau demonstrasi dan penggunaan alat peraga atau media pengajaran.
Dengan bantuan media pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami hal-hal yang
dipelajari pada saat itu, penggunaan media pembelajaran sangat membantu siswa dalam
proses belajar mengajar. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa media pendidikan
merupakan salah satu komponen pendidikan yang dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa. Sebab pada prinsipnya pemilihan media dan metode pengajaran yang
tepat sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.”
Salah satu alat pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif alat pembelajaran adalah
lembaran kertas atau sheet of paper. Clipboard terdiri dari tiang penyangga, papan
penyangga dan kertas isi materi yang disusun dengan penjepit kertas berbentuk spiral, yang
penggunaannya diputar sesuai dengan urutan materi yang disajikan, mempunyai nilai
ekonomi rendah, namun dapat menghemat waktu dan menunjang pengajaran. Dan
kegiatan belajar di kelas. Papan kertas mampu bersaing dengan teknologi modern. Flip
board dapat didesain dengan menggunakan aplikasi salah satunya Photoshop dan Power
Point. Media whiteboard mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yang dijelaskan
Sanaky antara lain sebagai berikut: Kelebihan, 1) Dapat menyajikan pesan secara ringkas,
praktis dan dapat dibawa kemana saja, 2) Materi yang disampaikan dapat disimpan dengan
baik sehingga dapat digunakan berulang kali. . pada tahun ajaran berikutnya 3) Penyajian
materi tidak memakan banyak waktu, karena guru telah mempersiapkan materi terlebih
dahulu, 4) menimbulkan perhatian dan minat yang lebih besar di kalangan siswa.
Kekurangan: Tidak dapat digunakan untuk kelompok besar, karena ukuran kertasnya tidak
sebesar papan pada umumnya, sehingga siswa dibagi menjadi kelompok kecil atau besar
sesuai dengan ukuran tempat papan kertas. Menurut Hamalik, Azhar Arsyat mengatakan
bahwa penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar dapat menimbulkan
keinginan dan minat baru, menimbulkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar,
bahkan menimbulkan efek psikologis bagi siswa. Pemanfaatan lingkungan belajar pada
tahap orientasi pembelajaran memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efektivitas
proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pembelajaran pada saat ini. Selain
merangsang motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman belajar (Cecep Kustandi, 2011:19).

Cecep Kustandi, Media pembelajaran, cet. Ke-2, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 19.
Berdasarkan, penjelasan diatas, dilakaukan observasi di MTS Alfalah Bangilan pads tanggal...
Berada di jalan weden. Kemudian didapatkan hasil wawancara di MTS Alfalah, peserta didik
disekolah ini Sedikit yang minat belajar, apalagi terhdap pelajaran PAI mereka lebih tertarik
Ekstrakurikuler dikarenakan media pembelajaran yang digunakan kurang Menarik yakni
berupa, LKS, dan Buku Paket.
Hasil observasi di MTS Alfalah dapat diketahui bahwa permasalahan dalam proses
pemebelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik
sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien terutama pada mata pelajaran Fiqih masih
terdapat guru yang belum memberikan perhatian terhadap variasi penggunaan metode
mengajar dan upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik menggunakan model dan
media pembelaaran yang inovatif dan kreatif pendidik hanya menggunakan LKS, dan buku
paket.
Sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan bapak ......selaku guru bidang studi
bahwa
“Guru PAI belum menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, penyampaian materi
hanya menggunakan buku paket dan LKS dan juga dikarenakan minimnya media
pembelajaran yang dimiliki sekolah, selain itu membuat kesulitan untuk mencoba
meminimalisir pembelajaran agar menarik dan memotivasi siswa untuk belajar Fiqih. Selain
itu guru PAI hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan atau tugas
kelompok. Sehingga suasana belajar kurang efektif serta kurang Menarik”

........, wawancara oleh Nisa Mulia. Penggunaan Media Pembelajaran di kelas, MTS
Alfalah, Bangilan,Tuban.

Oleh karena itu, setiap guru seharusnya dapat lebih memaksimalkan Metode
pembelajarannya, agar siswa dapat lebih termotivasi lagi dalam proses Pembelajaran yang
dilakukan. Pemaksimalan metode ajar tersebut salah satunya dapat dengan
mengembangkan media pembelajaran. Pada umumnya pengajar dikelas hanya memakai
bahan ajar yang monoton dan bahan ajar yang praktis yang siap pakai saja tanpa perlu
berususah payah untuk membuatnya seperti halnya sekolah tersebut yang tidak
menggunakan media pembelajaran tambahan selain buku paket LKS dan carta, pendidik
hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, dan setelah guru
menyampaikan materi, siswa diberikan tugas untuk mengisis LKS (Lembar Kerja Ssiwa). Dan
terkdang guru melakukan kegiatan diskusi secara berkelompok, namun kegiatan tersebut
cenderung monoton dan hanya sebuah sesi tanya jawab tanpa memperluas pengetahuan
siswa. Prosesnya pembelajaran tersebut tidak dipadu padankan dengan metode
pembelajaran lainnya, dari metode pembelajaran yang diberikan. Sehingga akhirnya peserta
didik merasa bosan ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas, karena metode
pembelajaran ceramah tersebut selalu saja dilakukan berualng-ulang kali tanpa adanya
sselingan.

dengan metode yang lainnya sehingga meyebabkan kegiatan belajar mengajar tersebut
menjadi membosankan yang berujung tidak efektif dan efisien.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khsusunya materi Lezatnya Makananku Halal
dan Thayib yang peneliti pilih dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang memang
mampu dan memudahkan siswa saat mempelajarinya yaitu dengan media flip chart. Flip
chart adalah sebuah media yang berbentuk papan yang dapat dibalik bagannya. Dimana
dengan bagan tersebut menyediakan berbagai informasi-informasi yang ditulis dalam
lembaran-lembaran kemudian dipadukan menjadi satu. Pada setiap bagan Flip chart
tersebut akan terdapat gambar-gambar yang akan menarik perhatia siswa, sehingga siswa
akan lebih termotivasi dalam proses pembelajarannya (Desi Eka Pratiwi, 2013:3)
Desi Eka Pratiwi, “Penerapan Media papan balik ( flipchart) pada pembelajaran Tematik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah daasar, JPGSD, Volume 03 Nomor 02.
2013, jurnal, 3.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi Lezatnya Makananku Halal dan Thayib. Hal
ini dikarenakan untuk mempermudah untuk mengetahui mana makanan yang lezat dan
layak di makan serta halal dan Thayib. Berdasarakan hal tersebut penulis mencoba untuk
melakukan pengembangan media pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk
mengingat materi yang telah diajarkannya terutama pada materi Lezatnya Makananku Halal
dan Thayib tanpa harus lagi bosan dengan proses pembelajaran yang monoton seperti
ceramah oleh guru yang mengajarkannnya. Sehingga perlu adanya pengembangan media
pembelajaran dalam bentuk papan balik flipchart dengan tujuan untuk memperbaiki kulitas
pembelajaran dalam memahami materi Lezatnya Makananku Halal dan Thayib dengan judul
“PENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN FIQIH TEMA LEZATNYA MAKANANKU, HALAL, DAN THAYIB KELAS VIII MTS
ALFALAH BANGILAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024 ”
Pengembangan Media Flip Chat Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran
Fiqih Tema Lezatnya Makananku ,Halal dan Thoyib kelas Vlll MTS AlFalah Bangilan Tahun
Pelajaran 2023/2024

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Flip chart pada mata pelajaran Fiqih
materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS Alfalah Bangilan?
2. Bagaimana tingkat validitas dan ketertarikan media pembelajaran Flip chart pada
mata pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS
Alfalah Bangilan?
3. Bagaimana Evektivitas penggunaan media pembelajaran Flip chart pada mata
pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS
Alfalah Bangilan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan media pebelajaran Flip chart pada mata pelajaran Fiqih materi
Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS Alfalah Bangilan.
2. Mendekskripsikan tingkat kevalidan dan ketertarikan media pembelajaran Flip chart
pada mata pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di
MTS Alfalah Bangilan.
3. Mengetahui efektivitas pengembangan media pembelajaran Flipchart pada mata
pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS
Alfalah Bangilan.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan acuan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, dan sebagai
bahan evaluasi dalam memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan
minat belajar siswa pada mata Lezatnya Makananku halal dan Thayib serta dapat
memberikan kontribusi sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Bagi guru
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam memilih media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam meningkatkan minat
belajar anak, dan meningkatkan proesionalisme guru dalam mengajar.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat menambah wawasan dan pengalaman secara
langung terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.
4.Bagi pengguna
Hasil penelitian daan pengembangan ini diharapkan dapat memberikan alternatif tambhan
untuk menggunakan media pembelajaran. dalam mengajar pembelajaran Fiqih materi
Lezatnya Makananku halal dan Thayib dan diharapkan akan membantu siswa untuk
mendapatkan pembelajaran yang lebih aktif dan mudah pahami, sehingga siswa dapat lebih
bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Spesifikasi produk yang dikembangkan pada penelitian adalah pengembangan media flip
chart ini adalah sebagai berikut:
1. Media pengembangan ini diperuntukkan untuk peserta didik supaya lebih. Mudah
memahami materi pembelajaran.
2. Bentuk media berjenis flip chart seperti buku yang didalamnya terdapat gambar dan
serangkaian materi pembelajara.
3. Produk media flip chart ditampilkan dalam bentuk seperti kalender duduk yang
penggunaan kertas informasinya dapat dibalik jika sudah melewati sama. seperti
slide show pada power point namun ini manual. Setiap halaman membentuk materi-
materi Lezatnya Makananku halal dan Thayib. Dalam media flip chart ini memiliki
gambar-gambar yang menarik dengan banyak warna. Teks dalam media flip chart ini
menggunakan berbagai macam font. Sedangkan materi Lezatnya Makananku halal
dan Thayib bersumber pada buku-buku teks wajib danbuku lks.
4. Media flip chart ini merupakan sebuah media yang mempunyai manfaat sebagai
tambahan informasi dan sebagai tambahan pilihan media pembelajaran. Cara
penggunanya mudah dengan cara membaca mataeri yakni kertas informasi
materinya dapat dibalik jika sudah melewati sama seperti slide show pada power
point namun ini manual.

Ruang lingkup dan Batasan pengembangan


Ruang lingkup dalam penelitian ini akan menjelaskan batasan-batasan penelitian yang
dilakukan batasan tersebut diantaranya berupa:

1. Materi Materi yang dicantumkan dalam pembelajaran yaitu Lezatnya Makananku


halal dan Thayib terdapat dalam...............K13 KD3.9 DAN KLA KD.4.9.
2. Subjek penelitian MTS Alfalah siswa kelas VIII berjumlah ...siswa.
3. Obyek penelitian Media yang digunakan berupa Flip chart merupakan kumpulan
ringkasan skema, gambar, dan tabel yang dibuka secara berurutan, bisanya flip chart
ini terdiri dari kumpulan kertas- kertas yang diletakan pada sebuah papa dan dibuku
sesuai dengan topik yang digunakan.
4. Pengukuran tingkat keaktifan siswa
Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa, peneliti mengukur dengan instrument hasil
penilaian keaktifan siswa.

Penjelasan Istilah
Pengembangan : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembangunan berarti proses,
cara, kegiatan pembangunan. (Dzulfiqar, 2018, p. P. 19.) Pengembangan adalah upaya untuk
meningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan melalui pendidikan merupakan suatu proses dimana
pembelajaran direncanakan secara logis dan sistematis, sehingga dengan memperhatikan
potensi dan kemampuan peserta didik, segala sesuatu yang diterapkan dalam pembelajaran
tersebut ditentukan.
Dzulfiqar, A. F. (2018). Pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran menggunakan
aplikasi android dalam meningkatkan efektifitas belajar pendidikan agama islam kelas x
sekolah menengah atas negeri 3 kota mojokerto.
Keaktifan : Siswa adalah segala aktivitas fisik dan non fisik siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Salah satu penilaian terhadap proses pembelajaran adalah dengan melihat seberapa banyak
siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004:61)
menyatakan bahwa kinerja siswa dapat dilihat dari: (1) partisipasi dalam menyelesaikan
tugas belajarnya, (2) partisipasi dalam memecahkan masalah; (3) Menanyakan kepada siswa
atau guru lain apabila belum memahami permasalahan yang dihadapinya; (4) Mencari
informasi yang diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah (5) mengadakan diskusi
kelompok sesuai petunjuk guru (6) mengevaluasi keterampilan dan hasil yang dicapai, (7)
berlatih memecahkan pertanyaan atau masalah serupa; (8) Kemampuan menggunakan atau
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam menyelesaikan tugas atau masalah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari
berbagai hal seperti perhatian (aktivitas visual), mendengarkan, percakapan, kesiapan siswa,
bertanya, keberanian mendengarkan dan pemecahan masalah siswa. Pertanyaan (aktivitas
mental).
Anas Sudijono, (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press
Fikih : Fiqih diartikan sebagai pemahaman manusia terhadap amalan ibadah berdasarkan
syariat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Fiqh menjadi landasan syariat
melalui penafsiran Al-Qur’an dan Sunnah oleh para ulama dan dilaksanakan melalui fatwana
para ulama.

Anda mungkin juga menyukai