Anda di halaman 1dari 4

PENGATURAN KAPASITAS PEMBANGKIT TERMAL SAAT

TERJADI GANGGUAN BEBAN MINIMUM MENGGUNAKAN


METODE UNIT COMMITMENT
Pusat pembangkit tenaga listrik berfungsi untuk mengkonversikan
sumber daya energi primer menjadi energi listrik. Secara umum sistem
pembangkitan energi listrik didominasi oleh pembangkit termal. Demikian
juga pada Sistem Pembangkitan Jawa Bali yang dikelola oleh PT. PLN
(Persero) pembangkit termal mendominasi sistem pembangkitan Jawa Bali
sebesar 84,52 % sedang pembangkit hydro (PLTA) hanya 15,48 %. Sistem
pembangkitan ini akan melayani kebutuhan yang selalu bervariasi dalam
suatu periode waktu. Variasi beban itu bisa dari beban dasar sampai pada
beban puncak dalam suatu periode waktu. Perubahan beban pada sistem
bisa terjadi secara tiba-tiba dalam periode waktu tertentu, yaitu selama
rentang 24 jam. Jumlah beban pada sistem bisa menjadi rendah yang
terjadi pada periode selama akhir malam sampai menjelang pagi dan
akan bisa menjadi puncak yang terjadi selama siang hari sampai
menjelang malam.
Perubahan beban pada sistem yang terjadi secara tiba-tiba dapat
menyebabkan jumlah supply melebihi demand, ini terjadi pada periode
beban

minimum.

Menurut

Claudia

(1999)

beban

minimum

dalam

periodenya menghasilkan supply melebihi demand, pada industri dikenal


sebagai periode beban minimum. Batas pengaturan pada kondisi kerja
normal adalah memelihara fleksibilitas sumber-sumber supaya beban
selalu dapat dikurangi atau dinaikkan saat itu juga. Akan tetapi batas
pengaturan pada kondisi pembebanan minimum adalah tidak cukup
dengan mengoreksi kelebihan supply atas demand, dan penggunaan
harus membatasi supply yang tidak fleksibel. Oleh karena itu pada kondisi
pembebanan minimum dari suatu sistem memerlukan pembagian beban
pada masing-masing pusat pembangkitan. Proses pembagian beban total
dari suatu sistem pada masing-masing pusat pembangkit dilakukan
dengan metode penjadwalan, yaitu metode Unit Commitment (UC).
A. Karakteristik Pembangkit Termal

Persoalan dasar pada pengoperasian sistem tenaga listrik secara


ekonomis terletak pada karakteristik input output. Karakteristik input
output menggambarkan tentang efisiensi unit pembangkit. Begitu juga
untuk pembangkit termal, efisiensinya digambarkan oleh kurva input
output. Kurva input-output menggambarkan karakteristik sebuah unit
termal yang menyatakan hubungan antara input pembangkit sebagai
fungsi dari output pembangkit. Input pembangkit ialah satuan panas
(Btu/jam)

dari

bahan

bakar

yang

diberikan

pada

boiler

untuk

menghasilkan output pembangkit (MW).


B. Optimasi Penjadwalan Pembangkit Termal
Optimasi penjadwalan pembangkit termal sesungguhnya merupakan
proses pembagian beban total sistem kepada masing-masing unit
pembangkit yang dilakukan oleh sistem kontrol komputer dalam lingkup
pembangkit dengan melibatkan pembatas (constraint), sehingga pada
saat terjadi variasi perubahan beban diperoleh pengaturan pembebanan
yang ekonomis. Pengaturan pembebanan secara ekonomis memerlukan
solusi perhitungan untuk setiap nilai perubahan beban. Konfigurasi sistem
yang terdiri dari N unit pembangkit termal yang dihubungkan dengan bus
bar untuk melayani beban listrik Pload.
C. Prosedur Unit Commitment
Proses pembagian beban total dari suatu sistem kepada masingmasing pusat pembangkit dapat dilakukan dengan metode penjadwalan.
Metode penjadwalan ini disebut Unit Commitment (UC). Metode ini
merupakan salah satu metode yang sangat penting untuk melakukan
suatu pengaturan kapasitas unit-unit pembangkit dalam suatu sistem.
Prosedur unit commitment ini yaitu pada penjadwalan awal unit-unit yang
menanggung beban akan terjadi kelebihan batas cadangan putar (excees
spinning reserve) yang menyebabkan sistem beroperasi secara tidak
ekonomis. Untuk memperoleh pengoperasian yang ekonomis maka harus
ada unit-unit yang harus dimatikan (shut down) dari penjadwalan semula.
Waktu yang digunakan untuk tidak beroperasinya unit tergantung dari
proses komputasi yang dilakukan berdasarkan unit commitment. Prosedur
mematikan beberapa unit disebut proses unit decommitment (UD).

Metode unit commitment diawali dengan melakukan economic


dispatch dengan pendekatan iterasi lambda. Kemudian melakukan unit
commitment dengan forward dynamic programming berdasarkan kriteria
ekonomis untuk F1 memperoleh penghematan biaya relatif (relative cost
saving). Unit yang tidak ekonomis akan dimatikan lebih dulu, kemudian
dilanjutkan dengan unit yang tidak ekonomis pada urutan kedua, dan
begitu seterusnya. Proses commitment berlangsung secara kontinyu dan
dianggap selesai bila tidak mungkin lagi dilakukan reduksi terhadap biaya
total (total cost). Program dikodekan dengan bahasa pemrograman
Borland Delphi 5.0 dan dijalankan pada PC Pentium III.
D. Sistem Data Simulasi Pengaturan Pembangkitan
Simulasi metode unit commitment pada studi ini mencakup tiga
tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1) Penentuan besar beban yang harus ditanggung oleh tiap-tiap unit
secara ekonomis dengan Economic Dispatch yang menggunakan faktor
pengali lagrang.
2) Perhitungan biaya bahan bakar minimum dengan metode Forward
Dynamic Programming.
3) Metode unit commitment
Data diambil dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jawa Bali untuk
pembangkit termal sebanyak 20 unit (P3B, PT. PLN, 2000) yang
beroperasi. Data yang diambil merupakan parameter-parameter yang
diperlukan untuk komputasi antara lain:
a) Persamaan karakteristik unit termal.
b) Kapasitas minimum maksimum unit.
c) Minimum up time, minimum downtime.
d) Biaya tanpa beban, harga bahan bakar, biaya start up.
e) Beban harian.
E. Hasil Simulasi dan Analisis Data
Proses

pengaturan kapasitas

pembangkit

termal

menggunakan

metode unit commitment menghasilkan penjadwalan yang feasible, yang


artinya terdapat unit-unit yang tidak ekonomis mengalami decommitting
untuk shut down, dan menghasilkan penghematan pembangkitan yaitu,
unit 8 sebesar = 507,4572 MW selama 11 jam, unit 16 sebesar = 50 MW
selama 24 jam, unit 17 sebesar = 50 MW selama 24 jam, dan unit 18
sebesar = 200 MW selama 24 jam.

F. Kesimpulan
Hasil studi mengenai pengaturan kapasitas pembangkit termal
menggunakan metode unit commitment pada beban minimum dengan
cara simulasi menghasilkan:
1) Kombinasi penjadwalan pada kondisi beban minimum, yang relatif
feasible.
2) Menghasilkan penghematan pembangkitan yang relatif signifikan.

Anda mungkin juga menyukai