Anda di halaman 1dari 11

Vol.18 No.

1 Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

RECONNECTING SAMBUNGAN RUMAH (SR) PADA GARDU 079 SOVIA


UNTUK MENGURANGI LOSSES DI PT. PLN (PERSERO) RAYON
BUKITTINGGI (MENGGUNAKAN APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN)

Oleh:

Junaidi Asrul1 , Firmansyah2


Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang-PNP1,2
E-mail :junaidi_8189@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dengan melakukan reconnecting dapat mengatasi rugi-rugi energi.Pada titik sambungan percabangan
disambungan rumah sampai ke kWh meter digantikan dengan compression Connector.Terminal pada kWh
meter sering terjadi loss kontak.Dengan sering terjadinya loss kontak, maka terminal pada kWh meter
digantikan dengan menggunakan joint sleeve bimetal.Besarnya rugi jaringan disebabkan oleh penggunaan
tap connector pada titik sambungan dan terminal pada kWh meter pelanggan. Digardu 079 Sovia area kerja
PT. PLN (Persero) rayon Bukittinggi mengalami rugi kWh salur pada bulan Desember 2013-Januari 2014
sebesar 13%. Setelah dilakukan reconnecting, rugi kWh salur menurun menjadi 4,48% pada bulan Mei 2014.
Dengan menggunakan jaringan Syaraf Tiruan, dapat dilihat kinerja untuk rugi kWh salur setelah dilakukan
reconnecting lebih baik.

ABSTRACT
By doing reconnecting to overcome energy losses. At branching point of connection to the kWh meter is
replaced with compression Connector. Terminal on the kWh meter frequent contact loss. With the frequent
occurrence of contact loss, then the terminal on the kWh meter is replaced by using a bimetal sleeve joint.The
amount of tissue loss caused by the use of tap connector at the connection point and the terminal on the kWh
meter customers. At substation 079 in Sovia PT. PLN (Persero) rayon Bukittinggi experienced a loss kWh in
December 2013-January 2014 is 13%. After reconnecting, Ducts kWh loss decreased to 4.48% in May 2014.
Using artificial neural networks, the performance can be seen for loss kWh salur after reconnecting better.

Keywords: Reconnecting of Low Voltage network, Compression Connector (CCO), Tap Connentor, Joint
Sleeve Bimetallic, network Loss (Losses)

1. Pendahuluan.
adanya peningkatan ekspansi maupun
Rugi-rugi energi merupakan suatu kerusakan jaringan kabel tembaga yang
kondisi atau keadaan dimana jumlah energi diakibatkan susut teknis, maka muncul
yang disalurkan tidak sama dengan energi kendala dengan adanya jenis sarana
yang diterima pada sisi sambungan kabel.
penerimaan.Terjadinya rugi-rugi energi ini Jarak gardu ke konsumen terlalu jauh,
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, penampang kabel terlalu kecil, dan titik
seperti jauhnya daerah penyaluran tenaga sambung merupakan penyebab susut
listrik dari sumber/suplai, drop tegangan, teknis.Cara pengerjaan titik sambung yang
ketidakseimbangan beban, umur peralatan, tidak sesuai dengan Standard Operating
diameter penghantar dan lain- lain. Procedure (SOP) dan kualitas titik sambung
Rugi-rugi energi menyeluruh tetapi yang kurang baik merupakan penyebab dari
hanya bisa diminimalkan.Loss situation di susut teknis. Maka di lakukan penggantian
dalam jaringan distribusi tenaga listrik adalah titik sambung pada Sambungan Rumah
suatu kondisi atau keadaan dimana suatu (SR) dari Tap Konektor menjadi
sistem distribusi di dalam pendistribusian Compression Connector (CCO). Sedangkan
tenaga listriknya mengalami rugi-rugi energi pada kWh meter terminal yang digunakan
yang tinggi. sebagai titik sambung di ganti dengan Joint
Kecendrungan meningkatnya kebutuhan Sleeve Bimetal. Dengan menggunakan
akan sarana sambung kabel jaringan tegangan Compression Connector (CCO) dan Joint
rendah ke sambungan rumah, seiring dengan Sleeve Bimetal inidiharapkan dapat

18
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

mengurangi rugi-rugi tegangan dititik


sambung dalam upaya penurunan rugi 4. Tijauan Pustaka
jaringan PT. PLN (Persero) Rayon 4.1 Jenis-Jenis Konstruksi Sambungan
Bukittinggi, sehingga dapat memberikan Rumah.
kontribusi dalam rangka penekanan susut Berdasarkan jenis kontruksi sambungan
kWh yang berdampak bagi peningkatan Tenaga Listrik ada beberapa Tipe :
efisiensi dan kinerjanya. Dari penjelasan
tersebut maka penulis akan membahas 1. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
tentang “Reconnecting Sambungan Rumah tipe A.
(SR) pada Gardu 079 Sovia untuk 2. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
Mengurangi Losses (kWh salur) di PT.PLN Tipe B.
(Persero) Rayon Bukittinggi (Menggunakan 3. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan)”. Tipe C (Pada SPLN No. 56-1984 disebut
Tipe D)
2. Tujuan Penelitian 4. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
1. Menghitung losses (kWh salur) pada Tipe D ( Pada SPLN No. 56 -1984 disebut
sambungan rumah sebelum dilakukan Tipe F).
reconnecting dan menghitung losses 5. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
(kWh salur) pada sambungan rumah Tipe E (Pada SPLN No. 56 – 1984 disebut
setelah dilakukan reconnecting. Tipe UG).
2. Mengetahui pengaruh dan kinerja dengan 6. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
dilakukannya reconnecting sambungan Tipe F (APP terpusat pada tiang)
rumah. 7. KonstruksiSambungan Tenaga Listrik
3. Menggunakan metoda Jaringan Syaraf Tipe G ( APP tersebut pada bangunan).
Tiruan untuk melihat kinerja dari
reconnecting terhadap losses (kWh 4.2 Joint Sleeve Bimetal
salur). Joint sleeve bimetal digunakan sebelum
terminasi kabel sambungan pelayanan pada
3. Metode Penelitian terminal meter kWh, mengingat inti kabel
Dalam pembahasan penelitian ini terbuat dari alumunium dan terminal kWh
dilakukan beberapa metoda pembahasan terbuat dari tembaga.
antara lain:
a.Studi lapangan 4.3 Sadapan dan Terminasi (Connector
Pengumpulan data dilakukan dengan cara Tap).
melakukan survey lansung kelapangan
dimana penulis dapat mencatat data-data Sadapan SLP pada saluran udara
yang ada dilapangan. Selain itu penulis memakai hydraulic press tap connector (tipe
juga melakukan wawancara kepada H atau tipe O press connector) atau hand
pengawas lapangan Bagian Distribusi PT. press connector untuk berbagai macam
PLN (Persero) Rayon Bukittinggi serta ukuran penampang jenis piercing. Jenisnya
pelaksanaan pekerja yaitu berlokasi di dapat berupa dari logam Al atau Cu,
Gardu 079 Sovia. penggunaan disesuaikan dengan jenis logam
b.Studi Literatur penghantar saluran udaranya. Terminal pada
Pada metoda ini dilakukan pembelajaran PHB memakai terminal lug (sepatu kabel
terhadap berbagai literatur yang atau kabel skun) jenis Al Cu atau bimetal.
menunjang dan berkaitan dengan
masalah-masalah mengenai pemasangan 4.4 Connector.
material Compression Conector (CCO),
Joint Sleeve Bimetal dan teori-teori yang Untuk menyambung antara dua
menunjang terhadap permasalahan yang penghantar, secara umum dipakai material
dibahas penyambung yang disebut
c.Menggunakan metoda Jaringan Syaraf Connector.Secara prinsip, fungsi dan tujuan
Tiruan untuk melihat kinerja reconnecting utama dari konektor ini adalah menyatukan
sambungan rumah sebelum dan sesudah dua penghantar sedemikian rupa sehingga
pengerjaan.

19
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

tahanan kontak penyambungan itu menjadi elektrisnya (kontak antara 2 penghantar yang
sangat kecil (kalau perlu NOL). di sambung memungkinkan kemampuan
Pada sambungan JUTM, berbagai model Daya Hantar (KHA konektor = KHA
konektor juga dipakai, antara lain; parallel kawat/penghantar). Terlihat juga dalam
groove, type H, joint sleeve, dan yang gambar 10 bahwa paralel - groove kualitas
terakhir adalah generasi untuk PDKB kontak kelihatannya kurang bagus (pakai
(Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan) mur - baut).
yaitu LLC (Live Line Connector). Untuk sambungan pada JTR dan SR,
sekarang menggunakan connector jenis
terbaru yaitu Compression Connector (CCO).
Konektor jenis CCO ini digunakan untuk
penyambungan kabel alumunium pada
jaringan konduktor alumunium dengan
menggunakan sistem press.

Gambar 2.Connector Type Paralel-Groove


Gambar 2 merupakan jenis konektor
parallel-groove yang terdiri dari type 2
pengikat dan 3 pengikat.Berdasarkan prinsip Gambar 5.Compression Connector (CCO)
konektor yang di definisikan di atas, maka
type 3 pengikat lebih bagus dari type 2 4.5 Perhitungan Rugi Rugi kWh Salur
pengikat, tentunya karena pada 3 pengikat
lebih banyak luas permukaan kontak yang Untuk mengetahui rugi kWh salur yang
bersinggungan/menyatu antara dua terjadi tiap bulannya, harus dilakukan
kawat/penghantar. pengukuran stand meter pada kWh induk yag
dipasang pada gardu dan stand meter kWh
meter pelanggan. Rumus untuk mendapatkan
kWh salur tiap bulannya yaitu sebagai
berikut:
𝑘𝑊ℎ 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟: (𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑 𝑘𝑊ℎ 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟– 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑 𝑘𝑊ℎ 𝑎𝑤𝑎𝑙) 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑙𝑖
…(1)
Setelah mendapatkan besarnya kWh
Gambar 3.Connector tipe H yang disalurkan dari gardu ke pelanggan,
maka akan dilakukan perhitungan untuk
Untuk penyambung JTM yang ditarik mandapatkan besarnya selisih kWh salur
(antar tiang), maka conektor yang dipakai yang terjadi pada gardu tersebut, rumus yang
seharusnya model “join sleeve” (gambar digunakan yaitu:
4).Join sleeve adalah konektor yang berupa
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑊ℎ 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟:
selonsong dan padanya ujung-ujung kawat
𝑘𝑊ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑢𝑟 – 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 …...(2)
dimasukkan kemudian dipress dengan alat
press kabel.Untuk tap-konektor (tanpa Untuk mendapatkan persentase rugi kWh
tarikan), bisa memakai model paralelgroove salur, hasil perhitungan kWh salur dan selisih
atau type H. kWh salur dimasukan kedalam rumus:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑘𝑊ℎ:
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑊ℎ
= (𝑘𝑊ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑢𝑟)×100………….…..……(3)

4.6 Perhitungan Jatuh Tegangan.

Gambar 4.Joint Sleeve Bimetal Dengan menghitung jatuh tegangan,


selain dipengerahui oleh panjang, luas
Diantara ketiga konektor tersebut join penampang, dan tahanan jenis penghantar
sleeve adalah yang paling bagus, baik sifat maka, rugi tegangan pada jaringan juga
mekaniknya (tarikan) maupun sifat ditentukan oleh arus yang mengalir pada

20
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

penghantar dan daya yang diterima oleh


beban serta factor kerjanya.Rumus untuk Perhitungan rugi energi listrik adalah
menghitung jatuh tegangan adalah : perhitungan sederhana beban netral tak
Untuk Tegangan AC 1 Phasa seimbang dengan beban daya tak seimbang.
2 .𝐼 .ℓ .𝐶𝑜𝑠 Ø Dengan rumus untuk menghitung daya beban
𝛥𝑣 = ………….…(4) tak seimbang sebagai berikut :
𝑆𝑥𝐴
Untuk Tegangan AC 3 Phasa
𝛥𝑣 = 𝑑𝑝 = 𝐼𝑟 2 𝑥 𝑅 𝑥 𝐿 + 𝐼𝑠 2 𝑥 𝑅 𝑥 𝑙
√3 .𝐼 .𝑙 .𝐶𝑜𝑠 Ø 𝑣𝑜𝑙𝑡 + 𝐼𝑡 2 𝑥 𝑅 𝑥 𝐿
....................(5) Dimana :
𝑆𝑥𝐴 dp= Daya Beban yang Hilang (Watt)
Ir²,Is²,It ² = Phase
R & L = Daya Beban Tak Seimbang
Dimana :
I = Arus yang mengalir pada gambar 4. 8. Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
pada penghantar ( Ampere ) 4.8.1. Pengertian Jaringan Syaraf Tiruan
Δv = Rugi tegangan (JST).
ℓ = Panjang penghantar ( km )
A = Luas penampang penghantar (mm² ) Jaringan Syaraf Tiruan adalah paradigma
Vs = Tegangan sumber ( volt ) pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi
Cos Ø = Faktor kerja oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti
S = Daya beban otak yang memproses suatu informasi.
Elemen mendasar dari paradigma tersebut
Untuk menentukan harga daya-antar pada adalah struktur yang baru dari sistim
suatu penghantar sangat dipengaruhi oleh pemrosesan informasi. Jaringan Syaraf
jenis penghantar yang dipakai.Untuk lebih Tiruan, seperti manusia, belajar dari suatu
memudahkan kita dalam menentukan contoh. Jaringan Syaraf Tiruan dibentuk
besarnya daya-antar arus yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu
pada suhu suatu jaringan, bahan dan tahanan seperti pengenalan pola atau klasifikasi
jenis dapat di lihat daftar tabel. karena proses pembelajaran [Smith, 2003].
Rumus untuk menghitung jatuh tegangan Jaringan Syaraf Tiruan berkembang
dengan menggunakan metode pada beban : secara pesat pada beberapa tahun terakhir.
100 .𝑝 .ℓ .( 𝑅 𝐶𝑜𝑠 Ø + 𝑋 𝑆𝑖𝑛 Ø )
𝛥𝑣 = ……(6) Jaringan Syaraf Tiruan telah dikembangkan
𝑉2
atau sebelum adanya suatu komputer
100 .𝑆 .ℓ .( 𝑅 𝐶𝑜𝑠 Ø + 𝑋 𝑆𝑖𝑛 Ø ) konvensional yang canggih dan terus
𝛥𝑣 = ……..(7) berkembang walaupun pernah mengalami
𝑉2
Δv = Jatuh tegangan ( % ) masa vakum selama beberapa tahun.
Dimana :
P = Beban ( kVA ) 4.8.2.Perbandingan Jaringan Syaraf
ℓ = Panjang koduktor ( km ) Tiruan dengan Konvensional.
R = Tahanan konduktor ( ohm/km )
X = Reaktansi konduktor ( ohm/km ) Jaringan Syaraf Tiruan dan suatu
V = Tegangan fasa ke fasa ( Volt ) algoritma komputer konvensional tidak
S = Daya ( kVA) saling bersaing namun saling melengkapi
satu sama lain. Pada suatu kegiatan yang
Beberapa faktor yang menyebabkan besar, sistim yang diperlukan biasanya
terjadinya jatuh tegangan yaitu : menggunakan kombinasi antara keduanya
1. Besar beban terpasang (biasanya sebuah komputer konvensional
2. Daya beban digunakan untuk mengontrol Jaringan Syaraf
3. Impendansi jaringan, dan Tiruan untuk menghasilkan efisiensi yang
4. Pengaruh cara penyambungan maksimal. Jaringan Syaraf Tiruan tidak
memberikan suatu keajaiban tetapi jika
digunakan secara tepat akan menghasilkan
suatu hasil yang luarbiasa.
4.7. Rugi Energi Listrik.

21
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

unit dari lapisan sebelumnya atau terhubung


semuanya dengan baik.

Gambar 6. Sebuah Sel Syaraf Sederhana

4.8.3 Konsep Dasar Jaringan Syaraf


Tiruan.
Gambar 8. Jaringan Syaraf Tiruan Feed
Mengadopsi esensi dasar dari system forward.
syaraf biologi, syaraf tiruan digambarkan
sebagai berikut : Menerima input atau Yang termasuk dalam struktur feedforward :
masukan (baik dari data yang dimasukkan a) Single-layer perceptron
atau dari output sel syaraf pada jaringan b) Multilayer perceptron
syaraf. Setiap input datang melalui suatu c) Radial-basis function networks
koneksi atau hubungan yang mempunyai d) Higher-order networks
sebuah bobot (weight). Setiap sel syaraf
mempunyai sebuah nilai ambang. Jumlah e) Polynomial learning networks
bobot dari input dan dikurangi dengan nilai
ambang kemudian akan mendapatkan suatu 4.8.5. Struktur Recurrent (Feed back).
aktivasi dari sel syaraf (Post Synaptic
Potential dari sel syaraf). Signal aktivasi Jika suatu jaringan berulang (mempunyai
kemudian menjadi fungsi aktivasi / fungsi koneksi kembali dari output ke input) akan
transfer untuk menghasilkan output dari sel menimbulkan ketidakstabilan dan akan
syaraf. menghasilkan dinamika yang sangat
Biasanya tahapan fungsi jarang kompleks. Jaringan yang berulang sangat
digunakan dalan Jaringan Syaraf Tiruan. menarik untuk diteliti dalam Jaringan Syaraf
Fungsi aktivasi (f(.)) dapat dilihat pada Tiruan, namun sejauh ini struktur
Gambar 7. feedforward sangat berguna untuk
memecahkan masalah. Yang termasuk dalam
struktur recurrent (feed back) :
a) Competitive networks
b) Self-organizing maps
c) Hopfield networks
Gambar 7. Fungsi Aktifasi
d) Adaptive-resonanse theory models
4.8.4. Struktur Feed forward.

Sebuah jaringan yang sederhana


mempunyai struktur feed forward dimana
signal bergerak dari input kemudian melewati
lapisan tersembunyi dan akhirnya mencapai
unit output (mempunyai struktur perilaku
yang stabil). Tipe jaringan feed forward
mempunyai sel syaraf yang tersusun dari Gambar 9. Jaringan Syaraf Tiruan Feed Back
beberapa lapisan. Lapisan input bukan
merupakan sel syaraf. Lapisan ini hanya Ketika sebuah Jaringan Syaraf
memberi pelayanan dengan mengenalkan digunakan. Input dari nilai suatu variabel
suatu nilai dari suatu variabel. Lapisan ditempatkan dalam suatu input unitdan
tersembunyi dan lapisan output sel syaraf kemudian unit lapisan tersembunyi dan
terhubung satu sama lain dengan lapisan lapisan output menjalankannya. Setiap
sebelumnya. Kemungkinan yang timbul lapisan tersebut menghitung nilai aktivasi
adalah adanya hubungan dengan beberapa dengan mengambil jumlah bobot output dari

22
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

setiap unit dari lapisan sebelumnya dan lapisan tersembunyi. Setiap unit yang ada
kemudian dikurangi dengan nilai ambang. pada lapisan tersmbunyi terhubung dengan
Nilai aktifasi kemudian melalui fungsi setiap unit yang ada di lapisan output.
aktifasi untuk menghasilkan output dari sel Jaringan saraf tiruan propagasi balik
syaraf. Ketika semua unit pada Jaringan terdiri dari banyak lapisan (Multi Layer
Syaraf telah dijalankan maka aksi dari Network):
lapisan output merupakan output dari seluruh 1. Lapisan input (1 buah). Lapisan input
jaringan syaraf. terdiri dari neuron-neuron atau unit-unit
input, mulai dari unit input 1 sampai unit
4.8.6. Lapisan pada Jaringan Syaraf input n.
Tiruan. 2. Lapisan tersembunyi (minimal 1).
Lapisan tersembunyi terdiri dari unit-unit
Jaringan Syaraf Tiruan biasanya tersembunyi mulai dari unit tersembuyi 1
mempunyai 3 group atau lapisan yaitu unit- sampai unit tersembunyi p.
unit lapisan input yang terhubung dengan
3. Lapisan output (1 buah). Lapisan output
lapisan tersembunyi yang selanjutnya
terdiri dari unit-unit output mulai dari
terhubung dengan lapisan output.
unit output 1 sampai unit output m. n, m,
a. Aktifitas unit-unit lapisan input
p. Struktur Jaringan Syaraf Tiruan multi
menunjukkan informasi dasar yang
layer dapat dilihat Gambar berikut:
kemudian digunakan dalam Jaringan
Syaraf Tiruan.
b. Aktifitas setiap unit-unit lapisan
tersembunyi ditentukan oleh aktifitas dari
unit-unit input dan bobot dari koneksi
antara unit-unit input dan unit-unit
lapisan tersembunyi
c. Karakteristik dari unit-unit output
tergantung dari aktifitas unit-unit lapisan
tersembunyi dan bobot antara unit-unit Gambar 10.Struktur Jaringan Syaraf Tiruan
lapisan tersembunyi dan unit-unit output. Multi layer.

4.8.7. Perceptron. Seperti yang diperlihatkan pada


gambar10, bahwa jaringan Backpropagation
Perceptron termasuk kedalam salah satu terdiri dari 3 sel neuron pada lapisan input
bentukJaringan Syaraf Tiruan yang sedangkan pada lapisan tersembunyi terdapat
sederhana. Perceptron biasanya digunakan 2 sel neuron yaitu serta 1 sel neuron pada
untuk mengklasifikasikan suatu tipe pola lapisan output yaitu y. Nilai bias yang
tertentu yang sering dikenal dengan istilah diberikan pada lapisan tersembunyi bertujuan
pemisahan secara linear.Pada dasarnya untuk mengolah data input ditambah bobot
perceptron pada Jaringan Syaraf dengan satu yang masuk ke dalam sel-sel pada lapisan
lapisan memiliki bobot yang bisa diatur dan tersembunyi dengan bantuan fungsi aktifasi.
suatu nilai ambang. Algoritma yang Begitupula dengan nilai bias yang diberikan
digunakan oleh aturan perceptron ini pada lapisan keluaran adalah untuk mengolah
akanmengatur parameter-parameter bebasnya data yang berasal dari keluaran sel pada
melalui proses pembelajaran. Fungsi aktivasi lapisan tersembunyi ditambah bobot yang
dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi masuk kedalam lapisan keluaran dengan
pembatasan antara daerah positif dan daerah bantuan fungsi aktifasi. 321dan x x,x 21zdan
negatif. z1b ijv 1b ijw. Algoritma Backpropagation
adalahsebagai berikut :
4.8.8. Arsitektur Backpropagation. 1. Inisialisasi bobot (random yang kecil, -0.5
s/d 0.5 atau –1 s/d 1).
Di dalam jaringan propagasi balik, setiap 2. Tetapkan maksimum epoch, target error
unit yang berada di lapisan input terhubung dan learning rate (α).
dengan setiap unit yang ada pada lapisan 3. Inisialisasi: Epoch=0, MSE =1
tersembunyi. Hal serupa pula berlaku pada

23
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

4. Berikan harga-harga masukan dan disalurkan setiap bulannya, selisih kWh yang
keluaran target yang menjadi paket disalurkan tiap bulannya dan persentase
pelatihan. losses yang terjadi setiap bulannya.

Tabel 3.Data Hasil perhitungan sebelum


5. Hasil dan Pembahasan.
reconnecting.
kWh
Dalam pembahasan penelitian ini Selisih kWh Losses
Bulan Salur
dilakukan Pencatatan stan kWh sebelum Salur (kWh) (%)
(kWh)
pemeliharaan dilaksanakan pada awal bulan
Desember 2013 sampai dengan awal bulan Desember
44100 6055 13.73
Februari 2014. Pencatatan dilakukan di kWh 2013
meter induk yang terdapat pada gardu Januari
46395 6415 13.83
distribusi Sovia dan kWh meter pelanggan 2014
yang termasuk kedalam jaringan gardu Sovia.
Hasil pencatatan stand kWh meter induk Jadi dari hasil pengumpulan data dan
pada gardu Sovia dapat dilihat pada table 1 hasil perhitungan yang dilakukan sebelum
berikut : dilakukan reconnecting maka PT. PLN
mengalami kerugian yang cukup besar setiap
Tabel 1. Data pencatatan Stand kWh Meter bulannya akibat dari besarnyya losses dari
Induk sebelum reconnecting. Sambungan rumah yang di pasang
sebelumnya.
CT Pencatatan kWh meter setelah
kWh Induk Terpasang dilakukan pemeliharan dilaksanakan pada
Bulan awal bulan Februari 2014 sampai dengan
(kWh) (Faktor
Kali) awal bulan Juni 2014. Pencatatan dilakukan
Desember 385 di kWh meter induk yang terdapat pada gardu
250/5 A distribusi Sovia dan kWh meter pelanggan
Januari 1365
(50) yang termasuk kedalam jaringan gardu
Februari 2396
distribusi Sovia. Hasil pencatatan stand kWh
Sumber : PT.PLN (Persero) Rayon Bukittinggi
meter induk pada gardu distribusi Sovia
Setelah mendapatkan berapa besar dapat dilihat pada table 4 berikut :
kWh salur tiap bulannya, maka selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk melihat selisih Tabel 4.Data Pencatatan Stand kWh Meter
kWh yang disalurkan dengan kWh yang Induk setelah reconnecting.
diterima oleh pelanggan. Data total kWh
pelanggan setiap bulannya dapat dilihat pada kWh CT Terpasang
Bulan
tabel 2. Untuk mendapatkan besarnya selisih Induk (Faktor Kali)
kWh, maka dilakukan perhitungan dari Bulan
Februari 2396
Desember 2013 sampai Februari 2014, maka
hasil perhitungannya sebagai berikut: Maret 3312
April 4338 250/5 A (50)
Tabel 2. Data pencatatan Stand kWh Meter Mei 5373
Pelanggan sebelum reconnecting. Juni 6448
Sumber : PT.PLN (Persero) Rayon Bukittinggi
Total kWh
Jumlah Dari data hasil pencatatan stand kWh
Bulan Pelanggan
Pelanggan meter induk tersebut, maka selanjutnya dapat
(kWh)
Desember dilakukan perhitungan untuk menentukan
145 38045 besarnya kWh yang disalurkan dari gardu ke
2013
Januari 2014 145 39980 pelanggan selama satu bulan. Untuk
mendapatkan besarnya kWh salur jaringan
Februari 2014 145 40513
setiap bulannya dilakukan perhitungan
berikut:
Setelah dilakukan perhitungan, maka
dapat dilihat pada tabel 3 besarnya kWh yang

24
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Besar kWh salur jaringan untuk bulan sebelum Reconnecting SR dapat dilihat pada
Februari 2014: Tabel di bawah ini.
= (𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑 𝑘𝑊ℎ 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 – 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑 𝑘𝑊ℎ 𝑎𝑤𝑎𝑙)
𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑙𝑖 Tabel 7.Data Penggunaan Connector di
= (3312 − 2396)𝑥 50 Gardu 079 Sovia Sebelum Reconnecting
= 45800kWh Sambungan Rumah.
Begitu juga perhitungan pada Bulan Maret,
April, Mei dan juni 2014, maka hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 5. Data pencatatan Stand kWh Meter Sumber : PT.PLN (Persero) Rayon Bukittinggi
Pelanggan Setelah reconnecting.
Total kWh Dengan tingginya losses yang terjadi
Jumlah dengan menggunakan Tab connector dan
Bulan Pelanggan
Pelanggan terminal kWh, maka dilakukan reconnecting
(kWh)
sambungan rumah.Reconnecting sambungan
Februari 145 40513
rumah ini merupakan penggantian seluruh
Maret 145 44563 connector yang terdapat pada sambungan
April 145 44615 rumah dengan tujuan untuk menekan losses
Mei 145 46210 yang terjadi pada connector. Jadi tab
Juni 145 42299 connector yang telah digunakan sebelumnya
digantikan dengan menggunakan
Setelah mendapatkan berapa besar Compression Connector. Untuk terminal
kWh salur tiap bulannya, maka selanjutnya yang terdapat pada kWh meter digantikan
dilakukan perhitungan untuk melihat selisih dengan Joint Sleeve Bimetal. Setelah
kWh yang disalurkan dengan kWh yang dilakukan pergantian, maka kita dapatkan
diterima oleh pelanggan. Data total kWh hasil pengukuran dari bulan Februari sampai
pelanggan setiap bulannya dapat dilihat pada Mei 2014 kita dapatkan terjadi pengurangan
tabel 5. Untuk mendapatkan besarnya selisih Losses pada gardu, seperti data yang
kWh, maka dilakukan perhitungan sebagai ditampilkan pada tabel dibawah ini.
berikut:
Selisih kWh bulan Februari 2014: Tabel 8.Data Penggunaan Connector di
= 𝑘𝑊ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑢𝑟 – 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 Gardu 079 Sovia Setelah Reconnecting SR.
= 41220 − 40513
= 707kWh

Begitu pula cara menghitung selisih kWh


pada bulan Maret, April dan bulan Mei 2014,
seperti terlihat pada tabel 6. di bawah ini.
Tabel 6.Data Hasil perhitungan sebelum
reconnecting. Sumber : PT.PLN (Persero) Rayon Bukittinggi

Tabel 9 merupakan tabel dari hasil


perhitungan untuk melihat perbandingan
kinerja dari penggunaan tab connector dan
terminal kWh meter dengan penggunaan
CCO dan Joint Sleeve Bimetal. Dari tabel 13
Dari hasil perhitungan selisish kWh Saluran dapat dilihat bahwa kinerja dari penggunaan
dan besar losses tersebut maka dilakukan CCO dan Joint Sleeve Bimetal lebih baik dari
evaluasi dari penggunaan Tab connector dan pada menggunakan Tab Connector dan
terminal pada kWh meter.Dan data terminal kWh meter, karena losses dengan
penggunaan connector di Gardu 079 Sovia menggunakan CCO dan Joint Sleeve Bimetal
lebih kecil dibandingkan dengan

25
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

menggunakan tab connector dan terminal sebelum dilakukan reconnecting dan setelah
kWh meter. Ini terjadi karena, dengan dilakukan reconnecting, seperti pada tabel di
menggunakan CCO dan Joint Sleeve Bimetal, bawah ini.
loss kontak yang terjadi dapat di minimalisir, Tabel. 11 Rugi kWh Dalam Bentuk Rupiah
sehingga rugi-rugi yang terjadipun
berkurang.

Tabel 9. Data Hasil Perhitungan Losses


Connector

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa


sebelum melakukan reconnecting kerugian
yang dialami pihak PLN cukup tinggi, setelah
dilakukan perbaikan dengan melakukan
reconnecting dapat menekan kerugian rugi-
rugi jaringan dalam bentuk rupaih.Dari tabel
10, yaitu tabel rugi kWh yang terjadi selama
Setelah melakukan reconnecting SR satu bulan, maka dapat dibuatkan grafik
diharapkan agar dapat menekan rugi kWh untuk melihat pengaruh reconnecting
salur yang menyebabkan kerugian bagi pihak terhadap rugi kWh salur yang terjadi sebelum
PLN. Berdasarkan hasil analisa yang kita dan sesudah dilakukan reconnecting. Grafik
lakukan didapatkan bahwa sebelum rugi jaringan dapat dilihat pada grafik 1
dilakukan reconnecting SR banyak terjadi berikut:
loss kontak pada titik-titik sambungan. Loss
kontak yang terjadi ini menyebabkan rugi
kWh salur pada SR. Maka dari itu untuk
mengurangi rugi pada kWh salur SR, kita
lakukan reconnecting SR. Setelah dilakukan
reconnecting SR kita dapatkan bahwa loss
kontak pada pada gardu distribusi 079 sovia
yang terjadi menurun dan rugi kWh salur
juga berkurang, Hasil perhitungan rugi kWh
Salur dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini Grafik 1. Rugi kWh Salur

Tabel 10.Data Hasil Perhitungan Rugi kWh Selanjutnya dari tabel 11 yaitu tabel rugi
Salur. kWh salur dalam bentuk rupiah setiap
bulannya, maka dapat dibuatkan grafik untuk
melihat rugi kWh salur dalam bentuk rupiah
yang terjadi tiap bulannya. Dari grafik ini
maka akan terlihat dengan jelas kerugian
yang dialami oleh pihak PLN setiap
bulannya. Grafiknya sebagai berikut:

Setelah melakukan analisa sebelum


reconnecting dan sesudah melakukan
reconnecting kita dapatkan hasil yang sangat
signifikan untuk mengurangi kerugian pada
PT. PLN, Nah sekarang kita dapat
menghitung dalam bentuk Rupiah rugi kWh
setiap bulannya yang dialami oleh pihak PLN
Grafik 2.Rugi Kwh Salur
26
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Analisa dengan Menggunakan metoda


Jaringan Syaraf Tiruan untuk melihat kinerja
reconnecting sambungan rumah sebelum dan
sesudah pengerjaan. Maka didapatkan dari
data hasil perhitungan yang terdapat pada
Tabel 10, maka data tersebut digunakan
untuk pemograman rugi jaringan sebelum
dan sesudah melakukan reconnecting.
Seperti pada tabel di bawah ini

Tabel 12. Data Input Vektor Grafik 4. Setelah dilakukan reconnecting SR

Pada grafik 4, yaitu grafik setelah


dilakukanreconnecting dapat dilihat bahwa
untuk proses pembelajaran dimulai pada titik
4,7. Dari proses pembelajaran sampai ke
proses mengenal atau mengerti berjalan
sangat cepat yaitu 3 kali percobaan dan
berhenti pada titik -0,12. Untuk proses
mengena stabil pada titik -0.3 setelah
melakukan 40 kali percobaan. Setelah proses
Setelah menentukan dan menginput data mengenal atau mengerti, maka proses
vector masukan dan target seperti tabel 12 ke selanjutnya yaitu berhenti mempelajari atau
aplikasi Matlab, maka akan didapatkan hasil sampai data stabil. Peroses berhenti
pemrograman untuk melihat kinerja rugi pembelajaran ini berada pada titik -0,4.
jaringan sebelum dan sesudah dilakukan Jadi dari kedua grafik dapat dilihat
reconnecting. bahwa pada grafik kedua kinerja rugi kWh
salur lebih baik dari pada grafik pertama.
Berarti disini hasil prediksi dari jaringan
syaraf tiruan sesuai dengan data perhitungan
manual. Bahwa dengan melakukan
reconnecting sambungan rumah (SR) dapat
menekan rugi kWh salur.

6. Kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan


Grafik 3.sebelum dilakukan reconnecting SR tentang reconnecting sambungan rumah (SR)
untuk menekan rugi jaringan, maka dapat di
Pada grafik 3, yaitu grafik sebelum ambil kesimpulan sebagai berikut:
dilakukan reconnecting dapat dilihat 1. Reconnecting sambungan rumah (SR)
bahwauntuk proses pembelajaran dimulai merupakan penggantian tab connector
pada titik 3,7. Dari proses pembelajaran dengan compression connector dengan
sampai ke proses mengenal atau mengerti tujuan untuk menekan rugi kWh salur.
berjalan cukup lama yaitu selama 40 kali 2. Rugi Kwh salur sebelum dilakukan
percobaan dan berhenti pada titik -0,5. reconnecting yaitu sebesar 13,83%pada
Setelah proses mengenal atau mengerti, maka bulan Januari, jika dirupiahkan sebesar
proses selanjutnya yaitu berhenti Rp. 5.452.750.
mempelajari atau sampai data stabil. Peroses 3. Rugi Kwh salur setelah dilakukan
berhenti pembelajaran ini berada pada titik - reconnecting yaitu sebesar 4,48%
0,7. padabulan Mei, jika dirupiahkan
sebesarRp. 1.840.250.
4. Dari hasil kinerja reconnecting SR ini
dianjurkan untuk melakukan
reconnecting, karena dapat menekan rugi

27
Vol.18 No.1. Februari 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

KWh salur yang mana sebelum dilakukan


reconnecting rugi kWh salur sebesar
13,83 % (6055 kWh), setelah dilakukan
reconnecting rugi kWh salur di tekan
menjadi 4,48% (2165 kWh).
5. Dengan menggunakan metoda jaringan
syaraf tiruan, dapat memudahkan dalam
mengklasifikasikan rugi kWh saluran
sebelum melakukan reconnecting SR dan
sesudah melakukan reconnecting SR
dalam memperbaiki rugi kWh yang
terjadi.
Daftar Pustaka.

Amirullah.,Ontoseno Penagnsang., Mauridhi


Hery Purnomo. Studi Aliran Daya
Menggunakan Jaring Saraf Tiruan
Counterpropagation Termodifikasi.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi (SNATI), Yogyakarta.2008.
Direksi PT. PLN (Persero), Buku 2 Standar
Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik,
Jakarta : PT. PLN (Persero), 2010.
Gupta., BR. Power System Anaysis and
Design., A.H. Wheeler & Co. Ltd.,
New Delhi,1998.
Jong, J. S., Jaringan Syaraf Tiruan
danPemrogramannya Menggunakan
MatlabAndi Offset, Yogyakarta, 2005
Powell, L., “Power System Load Flow
Analysis”, McGraw-Hill, USA), 2005.

28

Anda mungkin juga menyukai