Anda di halaman 1dari 3

Bicara Tangki Septik untuk Hidup Lebih Baik

 Comments (0)
 View (6266)


Oleh: 

Cut Silvia Suciatina


Sub Safeguard

OSP 10 P2KKP Provinsi Aceh 


Berbicara tentang limbah rumah tangga, pasti tak akan ada habisnya. Karena limbah rumah tangga dihasilkan secara terus menerus.
Limbah yang paling banyak dihasilkan dari limbah rumah tangga biasanya berbentuk cair, yang kebanyakan dihasilkan dari kegiatan
mandi, cuci, kakus, masak, dan lainnya. Limbah cair dari rumah tangga biasanya disebut dengan limbah domestik.

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Limbah yang dapat dikelola dengan baik akan
mengurangi pencemaran, tidak menimbulkan penyakit dan tidak akan membahayakan kesehatan lingkungan. Debit limbah cair yang
dihasilkan pun berbeda untuk tiap keluarga.

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan dalam merencanakan pengelolaan limbah rumah tangga, seperti membuat saluran air kotor,
septic tank, dan membuat bak resapan. Namun realitas yang ada, kadang air buangan dari kamar mandi dibuang langsung ke saluran
lingkungan. Begitu pula air buangan/kotoran manusia hanya dibuang langsung ke septic tank, dan kemudian dialirkan ke saluran
lingkungan tanpa filter dari bak resapan. Padahal, jika langsung dibuang ke saluran lingkungan, maka kotoran yang berbentuk padat tadi
dapat mengganggu lingkungan.

Sederhananya, misal untuk pengelolaan limbah dari kakus, kloset yang berbentuk leher angsa dialirkan ke tangki kotoran (septic tank)
dengan dinding yang kedap air. Agar aliran udara dari tangki keluar, pada tangki luarnya dipasang pipa paralon berukuran kecil dengan
bentuk T. Kemudian dibuat bak resapan yang berisi ijuk dan kerikil.

Gambar sederhana dapat dilihat seperti di bawah ini:

Biasanya, tak jarang untuk dinding septic tank kita menggunakan buis beton atau cor beton. Diameter untuk buis lebih baik gunakan
diameter 1 meter. Agar air limbah tidak cepat penuh maka harus tetap diberi lubang resapan di bagian bawah atau dinding. Buis beton
pertama terhubung dengan pipa dari kloset kamar mandi dengan menggunakan pipa 4”, sedangkan pipa 2” digunakan untuk
menghubungkan buis pertama dengan buis kedua yang sebagai resapan.  

Bolehkah membuang air bekas cucian atau deterjen ke dalam kloset?

Tentu saja itu harus dihindari, karena jika air bekas cucian/deterjen dibuang ke dalam kloset maka makhluk pengurai di dalamnya bisa
mati. Itu akan berakibat fatal, karena makhluk pengurai yang ada dalam septic tank berfungsi mengurai kotoran agar tidak cepat
penuh.
Kenapa dinding tangki harus kedap air?

Tentu saja dindingnya harus kuat dan tahan terhadap zat asam yang berasal dari limbah domestik. Dan, juga kedap air agar tidak
terjadi rembesan dari celah-celah dinding, karena akan mengakibatkan pencemaran terhadap tanah di sekitarnya. Dindingnya bisa
dibuat dari batu bata maupun buis beton.

Terpenting, agar limbah buangan dari rumah tangga tidak mengganggu lingkungan maka harus memperhatikan beberapa ketentuan
seperti: (1) Jarak antara Septic tank yang benar ke bangunan minimal 1,5 meter; (2) Jarak dari septic tank ke sumur pompa air bersih
minimal 10 meter; (3) Jarak septic tank ke sumur resapan air hujan setidaknya 5 meter.

Untuk ukuran dari tangki kotoran/septic tank dibuat sesuai dengan kapasitas jumlah penghuni untuk tiap keluarga. Jadi pada dasarnya
pakai hitung-hitungan, lho. Kenapa? Kalau tidak dihitung berdasar jumlah penghuni, bisa saja nantinya septic tank yang direncanakan
tidak mampu menampung volume/debit dari buangan limbah.

Sebagai contoh:

Misal dalam sebuah rumah tangga terdapat 5 orang penghuni. Maka, ada yang harus diketahui terlebih dahulu, seperti standar besaran
air limbah yang dihasilkan per orang per hari untuk rumah tangga sebesar 120 liter per orang perhari, dan lamanya pengendapan dalam
tangki septic selama 2 hari. Maka Septic tank yang direncanakan adalah: 5 orang x 120 liter/orang/hari x 2 hari = 1.200 liter atau 1,2
meter kubik.

Nah, sama saja dengan buangan limbah dari kegiatan mandi dan cuci. Buangan limbah tersebut tidak boleh langsung dibuang ke saluran
lingkungan, tapi harus melalui bak resapan sebagai resapan air kotor, agar limbah cair yang dibuang tidak mengganggu lingkungan.
(dokumentasi terlampir).

Boleh tidak limbah air bekas mandi dan cucian dibuang atau dialirkan langsung ke septic tank?

Seharusnya tidak boleh. Karena limbah cair bekas mandi dan cucian biasanya bercampur dengan sabun dan bahan kimia lainnya, sehingga
membahayakan bakteri pengurai yang ada dalam septic tank. Volume buangan limbahnya juga berbeda, karena yang dihasilkan oleh
limbah buangan mandi dan cuci akan jauh lebih banyak dibandingkan volume air buangan dari kloset, sehingga menyebabkan ruang septic
tank lebih cepat penuh. 

Dari foto yang diambil di lapangan terlihat jelas bahwa tidak adanya saluran
pembuangan air dari kamar mandi dan air buangan limbah langsung mengalir ke drainase
lingkungan. Lokasi ini menjadi prioritas lokasi pembangunan sanitasi yang diharapkan
layak dan baik untuk lingkungan. Nantinya akan dibangun saluran buangan dengan upaya
penanganan dampak/safeguard-nya adanya bak resapan, sehingga air buangan yang
mengalir ke drainase lingkungan sudah menjadi limbah yang baik/tidak kotor. Alhasil,
tidak akan menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat.

Sementara itu, untuk sumur resapan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum membuatnya. Pertama, persiapan awal terkait dengan penyediaan lahan.
Ketersediaan lahan harus benar-benar dipersiapkan dari awal, jangan sampai
berdampak sosial di masyarakat. Jika lahan untuk sumur resapan tunggal (per rumah) tidak ada maka dapat dibuat dengan sistem
komunal. Kedua,  persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan. Ketiga, penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan
yang baerasal dari atap rumah. Keempat, pemasangan meliputi pemasangan buis beton atau batu bata dan pemasangan jaringan dari
rumah ke rumah.

Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu
sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih
dari satu rumah. Letak sumur resapan untuk yang model tunggal biasanya di halaman rumah sedang yang model komunal dapat
dipasang di bahu jalan.

Semoga dengan perencanaan yang baik, akan mendapatkan hasil dan manfaat yang baik pula untuk masyarakat. [Aceh]

Editor: Nina Razad


img

,Cut Silvia Suciatina

Senin, 19 Oktober 2015

0 Komentar

Anda mungkin juga menyukai