Oleh:
Berbicara tentang limbah rumah tangga, pasti tak akan ada habisnya. Karena limbah rumah tangga dihasilkan secara
terus menerus. Limbah yang paling banyak dihasilkan dari limbah rumah tangga biasanya berbentuk cair, yang
kebanyakan dihasilkan dari kegiatan mandi, cuci, kakus, masak, dan lainnya. Limbah cair dari rumah tangga biasanya
disebut dengan limbah domestik.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Limbah yang dapat dikelola
dengan baik akan mengurangi pencemaran, tidak menimbulkan penyakit dan tidak akan membahayakan kesehatan
lingkungan. Debit limbah cair yang dihasilkan pun berbeda untuk tiap keluarga.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan dalam merencanakan pengelolaan limbah rumah tangga, seperti membuat
saluran air kotor, septic tank, dan membuat bak resapan. Namun realitas yang ada, kadang air buangan dari kamar
mandi dibuang langsung ke saluran lingkungan. Begitu pula air buangan/kotoran manusia hanya dibuang langsung ke
septic tank, dan kemudian dialirkan ke saluran lingkungan tanpa filter dari bak resapan. Padahal, jika langsung
dibuang ke saluran lingkungan, maka kotoran yang berbentuk padat tadi dapat mengganggu lingkungan.
Sederhananya, misal untuk pengelolaan limbah dari kakus, kloset yang berbentuk leher angsa dialirkan ke tangki
kotoran (septic tank) dengan dinding yang kedap air. Agar aliran udara dari tangki keluar, pada tangki luarnya dipasang
pipa paralon berukuran kecil dengan bentuk T. Kemudian dibuat bak resapan yang berisi ijuk dan kerikil.
Biasanya, tak jarang untuk dinding septic tank kita menggunakan buis beton atau cor beton. Diameter untuk buis lebih
baik gunakan diameter 1 meter. Agar air limbah tidak cepat penuh maka harus tetap diberi lubang resapan di bagian
bawah atau dinding. Buis beton pertama terhubung dengan pipa dari kloset kamar mandi dengan menggunakan pipa 4”,
sedangkan pipa 2” digunakan untuk menghubungkan buis pertama dengan buis kedua yang sebagai resapan.
0 Komentar