Keselamatan Ketengalistrikan
Wahid Pinto Nugroho. S.T. M.T, Arkarnis Arif.S.T
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Kementerian Energi Sumber daya Mineral
H.R Rasuna Said Blox X-2 Kav. 7-8, Jakarta, Indonesia
*E-mail: wahid_pn@yahoo.com / arif.arkanis@gmail.com
Abstrak
Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah salah satu instalasi listrik vital yang penggunaan nya
bertujuan untuk keselamatan pengendara kendaraan bermotor dari terjadinya kecelakaan akibat
keterbatasan mata manusia dalam melihat di malam hari. Jika ditinjau dari faktor keselamatan
ketenagalistrikan instalasi ini sendiri membutuhkan persyaratan keselamatan yang tinggi karena di
tempatkan pada area terbuka yang banyak dilalui manusia. Dewasa ini dalam penggunaan nya, lampu PJU
banyak dipasang dengan metode terukur pada sebuah sistem yang terdiri dari lebih satu tiang maupun
lampu dengan sistem instalasi parallel dengan jarak titik 1 dan 2 dengan jarak antara 30 sampai dengan 50
meter dan mengikuti alur jalan raya. Dalam inspeksi kecelakaan terhadap beberapa instlasi PJU termasuk
didalamnya jalan Guntur (pasar Rumput), Jalan Mangga Besar (kawasan Pertokoan Mangga 2) ditemukan
bahwa intalasi tersebut hanya dilengkapi dengan proteksi Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL) untuk
memproteksi arus lebih maupun arus short circuit, ketiadaan pengunaan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS)
membuat instalasi ini tidak mampu memproteksi arus sisa dengan nominal yang kecil disebapkan oleh
pengaruh cuaca maupun umur peralatan dimana instalasi tetap beroperasi dan menyala namun
membahayakan manusia yang bersentuhan langsung dengan Bagian Konduktor Terbuka (BKT) tiang lampu
PJU tersebut. Tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan
pemahaman dalam pemanfaatan energi listrik untuk pencahayan Penerangan Jalan Umum yang aman bagi
mahluk hidup dan memenuhi aspek konservasi energi.
Keywords:Gawai Proteksi Arus Lebih, Gawai Proteksi Arus Sisa, Iluminasi, Luminasi
II.Tinjauan Pustaka
1. Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bagunan
pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan Gambar 2 bentuk lengan tiang tiang lampu jalan
bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, (SNI 7391-2008)
dibawah permukaan tanah dana tau air,rrrJalan
adalah prasarana transportasi darat yang Untuk menentukan sudut kemeiringan stang
meliputi segala bagian jalan, termasuk ornament, agar titik penerangan mengarah ke
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang tengah-tengah jalan, maka:
diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada T= h2=c2
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah Sehingga ;
dan atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan h
Cos =
jalan kabel. Terdapat beberapa jenis jalan yaitu : t
a. Jalan Arteri
b. Jalan Kolektor
c. Jalan Loka
k.p
maka i=
104.150
=
4.3,14
= 1242 cd
Gambar 12 Iluminasi di ujung jalan Pemilihan proteksi arus sisa pada instalasi
(Asnal effendi, Asep suryana; juli 2013) Desain single line diagram.
V. Kesimpulan
a. Tiang yang dipakai adalah jenis tiang standar
dengan sumber pencahayaan ganda dengan
ketinggian 8 meter serta sudut kemiringan stang
ornament 20,60
b. Rencana lampu yang digunakan adalah jenis
SON-T 150 watt, 15300 lumen dengan kuat
penyebaran cahaya pada sisi terluar adalah
sebesar 15,64 lux.
Lampiran 1: Contoh desain layout penerangan jalan umum dan skema koneksi terkait kehandalan
penyalaan lampu jalan
Lampiran 2: Contoh desain panel control, pembagi dan proteksi sismtem instalasi penerangan jalan
umum