Anda di halaman 1dari 13

PPH PASAL 22

SPBU
1. PT.Pertamina dalam tahun 2017 melakukan pembelian ke PT.SPBU Swasta
(Migas)senilai Rp 800.000.000 Berapa PPh pasal 22 yang harus di bayar oleh
PT.Pertamina ?
Jawab :

PPh 22 = tarif x harga penjualan


= 0,3% x Rp 800.000.000
= Rp 2.400.000

https://www.slideshare.net/ichalibra96/pph-pasal-22-47801367
Premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp
2.100,00/KL, dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp
1.750,00/KL; Solar untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp
1.140,00/KL dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp
950,00/KL; Premix untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan dan untuk
SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan; Minyak tanah sebesar 0,3 % dari
penjualan atau Rp 912,00/KL; Gas LPG sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp
2.250,00/KL; Pelumas sebesar 0,3 % dari penjualan.

1. SPBU Pertamina melakukan penjualan bahan bakar minyak sebagai berikut:

Penjualan bulan maret 2017


Nama Harga/liter Liter
Premium Rp 6.550 20.000
Pertamax Rp 8.900 15.000
Solar Rp 5.150 30.000

Berapakah PPh pasal 22 yang harus dibayarkan oleh SPBU Pertamina ?


Jawaban :
25
 Premium = ( × ( Rp 6.550 ×20.000 ) ) =Rp 327.500
10.000
25
 Pertamax = ( × ( Rp 8.900 ×15.000 ) )= Rp 333.750
10.000
25
 Solar = ( × ( Rp 5.150 ×30.000 ) ) = Rp 386.250
10.000

Jadi, PPh pasal 22 yang harus dibayarkan oleh SPBU Pertamina :


Rp 327.500+ Rp 333.750+ Rp 386.250=Rp1.047.500
Sebuah “Agen X” melakukan penjualan bahan bakar gas, minyak tanah, dan pelumas
sebagai berikut :

Penjualan bulan april 2017


Nama Harga/liter Liter

BBG Rp 4.500 20.000

Minyak Tanah Rp 9.600 10.000

Pelumas
(Fastron10W-30, API Rp60.000 2.000
SM)

Berapakah PPh pasal 22 yang haru dibayarkan oleh “Agen X” ?


Jawaban :
3
 BBG =( × ( Rp 4.500 ×20.000 ))
1.000

= Rp 270.000
3
 Minyak Tanah =( × ( Rp 9.600 ×10.000 ) )
1.000

= Rp288.000
3
 Pelumas =( × ( Rp 60.000 ×2.000 ) )
1.000
= Rp 360.000

Jadi, PPh pasal 22 yang harus dibayarkan oleh “Agen X” sebesar :


Rp 270. 000+ Rp 288 . 000+ Rp360. 000=Rp 918 . 000

Bahan bakar gas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari penjualan tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai
Pelumas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari penjualan tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai
Sumber : https://googleweblight.com/i?u=https://harga.web.id/info-lengkap-
tarif-pph-pasal-22.info&hl=id-ID
PT Pertamina adalah produsen dan importir bahan bakar minyak dan gas. Pada bulanJuni
2017 melakukan penyerahan sebagai berikut :
a. Penyerahan Bahan Bakar Minyak kepada SPBU Swasta senilaiRp. 918.000.000
b. Penyerahan Gas LPG kepada distributor Blue Gas senilai Rp. 618.000.000
c. Hitunglahbesar PPH pasal 22 yang dipungut oleh PT Pertamina !

Jawab :
a. Penyerahan sebesar Rp. 918.000.000 kepada SPBU Swasta
Maka
0,3% x Rp 918.000.000
0.3
x 918.000.000=Rp2.754 .000
100

b. Penyerahan sebesarRp. 618.000.000 kepada distributor Blue Gas


Maka
0.3% x Rp 618.000.000
0,3
x Rp 618.000.000 = Rp 1.854.000
100

https://learningtaxblog.wordpress.com/pph-pasal-22/,
http://pajaktaxes.blogspot.com/2014/11/contoh-pemungutan-pph-atas-
penjualan.html
a. PT. SPBU Milik Negara dalam April 2018 melakukan pembelian Bahan
Bakar Minyak (BBM) ke Pertamina dengan membeli Solar, Pertamax, dan
Pertalite senilai Rp 840.000.000,- dengan rincian solar Rp 100.000.000,
Pertamax Rp120.000.000,- dan Pertalite Rp 100.000.000,- . Sementara
pembelian Pelumas Rp 1.100.000.000. Berapa PPh Pasal 22 yang harus
dibayar PT. SPBU Pertamina?
- PPh Pasal 22 untuk Solar, Pertamax, dan Pertalite (0,3%)
- Solar
0.3
x Rp100.000.000,- = Rp 300.000
100
- Pertamax
0.3
- x Rp120.000.000,- = Rp 360.000
100
- Pertalite
0.3
- x Rp 110.000.000,- = Rp 330.000
100
- TotalRp 300.000 + Rp 360.000 + Rp 330.000 = Rp 990.000,-
- PPh Pasal 22 untuk Pelumas (0.3%)
0.3
x Rp 1.100.000.000 = Rp 3.300.000,-
100

b. SPBU Vivo membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar, Pertamax, dan
Pertalite senilai Rp 800.000.000,- . Berapa PPh Pasal 22 yang harus
dibayarkan?
- PPh Pasal 22 untuk Solar, Pertamax, dan Pertalite (0,3%)
0.3
x Rp 800.000.000 = Rp 2.400.000,-
100
Sumber: https://news.ddtc.co.id/contoh-soal-perhitungan-pph -pasal-22-8218
Materi: Dasar Pemungutan Pajak (DPP) dan tarif PPh pasal 22 diatur dalam Pasal 2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017. Atas penjual bahan
bakar minyak sebesar 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk
penjualan kepada stasiun pengisian pertamina atau anak perusahaan
pertamina.
Soal: Pada Juni 2017, PT Pertamina melakukan penyerahan bahan bakar minyak
senilai Rp. 975.000.000, harga termasuk PPN, kepada SPBU Pertamina.
Hitung PPh pasal 22!
Jawab:
100
DPP = x Rp. 975.000.000 = Rp. 886.363.636
110
PPh pasal 22 = 0,25% x Rp. 886.363.636 = Rp. 2.215.909

Atas penjualan bahan bakar mempunyai tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk
PPN, sumber : https://news.ddtc.co.id/dasar-pengenaan-pajak--tarif-8017
Soal
SPBU San Power merupakan SPBU swasta yang banyak diJakarta. SPBU menjual
Bahan bakar (Premium, Pertamax dan solar) dengan total pendapatan mencapai
470.000.000,- belum termasuk PPN. Berapakah pajak yang harus dibayar menurut
PPh pasal 22 tentang SPBU milik pemerintah (Pertamina) ?
Diketahui : bahan bakar yang dikenakan adalah = 0,3%
Pendapatan baja : Rp 470.000.000.00,-
Belum termasuk PPN : 10%
Ditanya : PPh pasal 22 tentang SPBU Pertamina ?
Dijawab :
Pajak yang dikenakan :
0,3
x Rp 470.000 .00=Rp 1.410 .000
100
Jadi pajak yang harus dibayarkan sebesar Rp. 1.410.000

https://www.slideshare.net/ichalibra96/pph-pasal-22-47801367

Premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp


2.100,00/KL, dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp
1.750,00/KL; Solar untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau
Rp 1.140,00/KL dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau
Rp 950,00/KL; Premix untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan dan
untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan; Minyak tanah sebesar 0,3
% dari penjualan atau Rp 912,00/KL; Gas LPG sebesar 0,3 % dari penjualan atau
Rp 2.250,00/KL; Pelumas sebesar 0,3 % dari penjualan.
PT. PETRONAS dalam tahun 2017 melakukan pembelian ke pertamina (solar,
premium dan premix) senilai Rp. 3.000.000.000. berapakah PPh pasal 22 yang
harus dibayar PT.PETRONAS?
Jawab:
PPh pasal 22 = 0,30% x Rp. 3.000.000.000 = Rp 9.000.000

https://www.slideshare.net/ichalibra96/pph-pasal-22-47801367
Premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.100,00/KL,
dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 1.750,00/KL; Solar
untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 1.140,00/KL dan
untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25 % dari penjualan atau Rp 950,00/KL; Premix
untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3 % dari penjualan dan untuk SPBU Pertamina
sebesar 0,25 % dari penjualan; Minyak tanah sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp
912,00/KL; Gas LPG sebesar 0,3 % dari penjualan atau Rp 2.250,00/KL; Pelumas
sebesar 0,3 % dari penjualan.
1. PT Petro Industri, bergerak dalam bidang perdagangan umum berupa penjualan bahan bakar
minyak (BBM) berjenis pertamax dan bahan bakar gas resmi menjadi penyalur BBM non SPBU
Pertamina. Hitunglah PPh pasal 22 jika:
a. PT Petro Industri membeli BBM Pertamina berjenis pertamax senilai Rp350.000.000
b. Menjual BBM kepada PT Daya Motor perusahaan otomotif senilai Rp25.000.000.000

Jawab :

a. PT Petro Industri pada saat membeli BBM dari Pertamina dipungut PPh Pasal 22 oleh
Pertamina sebesar
0,3% x Rp350.000.000 = Rp1.050.000
PPh Pasal 22 tersebut bersifat final karena PT Petro Industri adalah penyalur.
b. PT Petro Industri sebagai importir BBM memungut PPh Pasal 22 atas penjualan BBM
kepada PT Daya Motor sebesar
0,3% x Rp25.000.000 = Rp75.000

Sumber : http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=24597
(PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010
: 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) dari penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
untuk penjualan kepada SPBU Pertamina. 0,3% (nol koma tiga persen) dari penjualan tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai untuk penjualan kepada SPBU bukan Pertamina dan Non
SPBU).

 BUMN (Tarif 0,25%)


Pada November 2016, PT Pertamina melakukan penyerahan hasil produksi
bahan bakar minyak senilai Rp775.500.000,00 kepada SPBU Pertamina.
Harga tersebut sudah termasuk PPN. Hitung berapa PPh pasal 22 yang
dipungut PT Pertamina.

Jawab :

100
Rp.775.500.000,00 x x 0,25 % = Rp1.762.500,00
110

 SPBU Swasta (Tarif 0,3%)


Pada Maret 2018, PT Pertamina melakukan penyerahan hasil produksi bahan
bakar minyak berupa premium senilai Rp365.497.000,00 kepada SPBU
swasta Vivo. Harga tersebut sudah termasuk PPN. Hitung berapa PPh pasal
22 yang dipungut PT Pertamina.

Jawab :

100
Rp.365.497.000,00 x x 0,3 % = Rp 996.810,00
110

Sumber : https://engine.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/peraturan-menteri-
keuangan-34pmk-0102017

Berdasarkan sumber tersebut, menurut PERATURAN MENTERI KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.010/2017 yaitu 0,25% (nol koma dua puluh
lima persen) dari penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai untuk penjualan
kepada stasiun pengisian bahan bakar umum yang menjual bahan bakar rninyak
yang dibeli dari Pertamina atau anak perusahaan Pertamina. 0,3% (nol koma tiga
persen) dari penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai untuk penjualan
kepada stasiun pengisian bahan bakar umum yang menjual bahan bakar gas dan
pelumas yang dibeli selain dari Pertamina atau anak perusahaan Pertamina.

PT. BUMN membeli BBM Seharga Rp1.000.000.000,00, BBG Rp500.000.000,00 dan


Pelumas Rp200.000.000,00 dari PT. Pertamina, belum termasuk PPN. Berapakah
PPh Pasal 22 yang harus dibayarkan oleh PT. BUMN?

Jawab
a. BBM
Pph yang dikenakan : 0,25%
Total BBM : Rp1.000.000.000,00
0,25
Maka PPh Pasal 22 : X Rp1.000.000.000,00=Rp 2.500.000,00
100

b. BBG
Pph yang dikenakan : 0,3%
Total BBG : Rp500.000.000,00
0,3
Maka PPh Pasal 22 : X Rp500.000.000,00 =Rp 1.500.000,00
100
c. Pelumas
Pph yang dikenakan : 0,3%
Total Pelumas : Rp200.000.000,00
0,3
Maka PPh Pasal 22 : X Rp200.000.000,00 =Rp 600.000,00
100

SPBU
Keterangan :
Atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang
bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas serta pelumas kepada
penyalur dan/atau agennya dipungut  dengan tarif :

1. 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU
Pertamina
2. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU bukan
pertamina & Non SPBU
3. BBG: 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN
4. Pelumas: 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 terhadap Produsen atau importir bahan
bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak,
bahan bakar gas, dan pelumas; atas penjualan kepada penyalur/agen bersifat final
(PMK-224/PMK.011/2012  Pasal 9 ayat 2).

Sumber : http://www.nusahati.com/2013/02/sekilas-perpajakan-bagi-pengusaha-
spbu/

Soal 1 :
PT. SPBU “Trisna Putra” dalam tahun 2017 melakukan pembelian Bahan Bakar
Minyak (BBM) ke Pertamina (Solar, Premium, Pertamax dan Pertalite) senilai Rp
970.000.000,00, Berapakah PPh Pasal 22 yang harus dibayar PT. SPBU “Trisna
Putra”?

Jawab :
 DPP PNN (Harga jual yang belum termasuk PPN)
Rp 970.000.000
 Tarif pajak yang dikenakan adalah 0,3%
0,3
× Rp 970.000 .000=Rp 2.910 .000
100
Soal 2 :
SPBU PERTAMINA (BUMN)
PT SPBU Pertamina dalam tahun 2015 melakukan pembelian ke Pertamina Solar dan
Premix senilai Rp 1.500.000.000. Sementara pembelian Pelumas Rp 1.000.000.000.
Maka tentukanlah pajak yang harus dibayarkan oleh PT Pertamina berdasarkan PPh
pasal 22?

Jawab
0,25
PPh Pasal 22 = × Rp 1.500.000.000 = Rp 3.750.000
100
0,3
PPh Pasal 22 = × Rp 1.000.000.000 = Rp 3.000.000
100
SPBU Swasta

Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas wajib
memungut PPh Pasal 22 sebesar :
 0,3% dari penjualan bahan bakar minyak untuk penjualan kepada pihak selain
diatas (bukan ke SPBU)

(http://googleweblight.com/i?u=http://pajaktaxes.blogspot.com/2015/08/perubahan-
pemungut-pph-pasal-22-tahun.html?m%3D1&hl=en-ID)

Dengan jenis bahan bakar yang sama dan jumlah harga yang sama dibeli oleh PT
SPBU “Kerang Ajaib” dalam tahun 2016. Maka PPh pasal 22 yang dibayarkan oleh PT
Kerang Ajaib?

Jawab
PPh Pasal 22 untuk Solar dan Premix
0,3
= × Rp 1.500.000.000 = Rp 4.500.000
100
PPh Pasal 22 untuk Pelumas
0,3
= × Rp 1.000.000.000 = Rp 3.000.000
100

Soal 3 :
Kasus 1 :
Pertamina menjual hasil produksinya berupa premium dengan harga Rp 9.000/Ltr
kepada SPBU milik negara sebanyak 10.000 Liter.

Pertanyaan:
Berapakah PPh pasal 22 yang harus dipungut atas penjualan premium tersebut?

Jawab:
Harga Penjualan :
Rp 9.000 ×10.000 liter=Rp 90.000 .000
PPh pasal 22 yang dipungut :
0,25 % × Rp90.000 .000=Rp225.000

Kasus 2:
Pertamina menjual Gas LPG kepada agen Makmur sebanyak 300 buah dengan harga Rp
17.500/buah.

Pertanyaan:
Berapakah PPh pasal 22 yang harus dipungut atas penjualan gas LPG tersebut?

Jawab:
Harga jual :
300 × Rp 17.500=Rp 5.250.000
PPh pasal 22 yang dipungut :
0,30 % × Rp5.250 .000=Rp 15.750

Soal 4 :
PT LDR Energy Indonesia dalam tahun 2017 melakukan pembelian ke Pertamina
(solar, premium dan pertamax) senilai Rp 880.000.000,00. Berapa PPh Pasal 22
yang harus dibayar PT LDR Energy Indonesia?

Jawab :
Menghitung PPh Pasal 22
0,30
× Rp 880.000.000 = Rp 2.640.000
100
Jadi yang harus dibayar PT LDR Energy Indonesia adalah sebesar Rp
2.640.000
Soal 5 :
SPBU Ultra Max milik Pak Hanif membeli BBM dari pertamina berupa premium sebanyak Rp
1.000.000.000,00 dan solar Rp 800.000.000,00. Berapa PPh pasal 22 nya?

Jawab: 0,3 % × Rp. 1.800 .000.000=Rp .5.400 .000

Soal 6 :
PT SPBU Pertamina dalam tahun 2017 ke Pertamina Bio Solar dan premium senilai Rp
800.000.000. Sementara pembelian gas Rp 500.000.000. Berapakah PPh Pasal 22 yang
harus dibayar SPBU?
Jawab:
PPh Pasal 22 = 0,25% x Rp 800.000.000 = Rp 2.000.000 (bio solar dan premium)
PPh Pasal 22 = 0,3% x Rp 500.000.000 = Rp 1.500.000 ( gas)
+
PPh Pasal 22 Rp 3.500.000
SPBU SWASTA
PT SPBU Merah Kerah dalam tahun 2016 melakukan pembelian premix dan pertalite
senilai Rp 400.000.000. Berapakah PPh Pasal 22 yang harus dibayar SPBU?
Jawab:
PPh Pasal 22
0,3% x Rp 400.000.000 = Rp 1.200.000
Soal 7 :
a. SPBU Pertamina (BUMN)
PT. SPBU Pertamina dalam tahun 2018 melakukan pembelian Bahan
Bakar Minyak (BBM) ke Pertamina Solar, Pertamax dan Pertalite senilai
Rp 890.000.000,00. Sementara pembelian Pelumas Rp 1.200.000.000.
Berapakah PPh Pasal 22 yang harus dibayar PT. SPBU Pertamina?

Jawab :
 PPh Pasal 22 untuk Solar, Pertamax, dan Premium
= 0,25 × Rp 890.000.000 = Rp 2.225.000
100

 PPh Pasal 22 untuk Pelumas


= 0,3 × Rp 1.200.000.000 = Rp 3.600.000
100

b. SPBU Swasta
Dengan jenis bahan bakar yang sama dan jumlah harga yang sama dibeli
oleh PT SPBU Swasta “Bintang Bersinar” pada tahun 2017. Maka PPh
pasal 22 yang dibayarkan oleh PT Bintang Bersinar?
Jawab :
 PPh Pasal 22 untuk Solar, Pertamax dan Pertalite
0,3
= × Rp 890.000.000 = Rp 2.670.000
100

 PPh Pasal 22 untuk Pelumas


= 0,3 × Rp 1.200.000.000 = Rp 3.600.000

Soal 8 :
PT Pertamina merupakan produsen dan importir bahan bakar minyak dan pelumas. Pada
bulan September 2017 melakukan penyerahan sebagai berikut :
a. Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp 850.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada
SPBU Pertamina.
b. Penyerahan pelumas senilai Rp 300.000.000 kepada PT Oli
Hitunglah besarnya PPh Pasal 22 yang di pungut oleh PT Pertamina atas penyerahan
tersebut !
Besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Pertamina atas penyerahan tersebut adalah :
a. Atas penyerahan bahan bakar minyak kepada SPBU :
PPh Pasal 22 = 0,25% × penjualan tidak termasuk PPN
0,25% × Rp 850.000.000 Rp 2.125.000
b. Atas penyerahan pelumas kepada PT Oli :
PPh Pasal 22 = 0,3% × penjualan tidak termasuk PPN

0,3% × Rp 300.000.000 Rp 900.000


Soal 9 :
PT Pertamina sebagai produsen Bahan Bakar Minyak, gas, dan pelumas
menyerahkan BBM senilai Rp 210.000.000 (belum termasuk PPN) kepada PT
Rezeki Industri (Non-SPBU). Berapa PPh pasal 22nya?
Jawab :

PPh pasal 22 = 0,3 % × Rp210.000 .000


= Rp 630.000
Jadi, PPh pasal 22nya sebesar Rp 630.000

Soal 10 :
Pertamina dalam tahun 2018 menjual solar, premium, pertamax dan pertalite ke
pabrik Indofood sebesar Rp. 930.000.000,- harga tersebut belum termasuk PPN.
Berapakah besarnya PPh Pasal 22 yang harus dibayar pabrik Indofood?
Jawab:

TarifPajak yangdikenakanadalah 0.3%


0,3
xRp 930.000.000 = Rp 2.790.000
100

Anda mungkin juga menyukai