Anda di halaman 1dari 8

Setelah melakukan penyesuaian, akan dihasilkan nerca saldo setelah penyesuaian.

Neraca saldo setelah penyesuaian dapat dikerjakan secara langsung dari buku besar. Ayat
jurnal penyesuaian dibukukan ke dalamnya atau dengan membuat neraca lajur/kertas kerja
yang terdiri dari tiga pasang kolom, yaitu kolom neraca saldo (yang belum disesuaikan),
kolom ayat jurnal penyesuaian, dan kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan
menggunakan data yang tercantum pada neraca saldo setelah penyesuaian di kertas
kerja/neraca lajur, laporan keuangan dapat disusun dengan data yang akurat. Contoh ayat
jurnal penyesuaian dapat dilihat pada tahapan pelaporan.

Penyusun Kertas Kerja atau Neraca Lajur (Worksheet)


Agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dibutuhkan alat bantu,
yaitu neraca lajur. Neraca lajur adalah kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang
untuk menghimpun semua data akuntansi ketika entitas menyusun laporan keuangan dengan
cara yang sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan merupakan bagian dari
catatan-catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat pembantu penyusun laporan
keuangan.

Tujuan pembuatan neraca lajur adalah:


a. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
b. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian.
c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam membuat
ayat jurnal penyesuaian.

Proses penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut:


a. Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir
neraca lajur.
b. Memasukkan ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom-kolom “penyesuaian”.
c. Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah penyesuaian.
d. Memindahkan jumlah dalam kolom-kolom kertas kerja neraca saldo setelah
disesusaikan ke dalam kolom-kolom surplus/defisit, atau kolom-kolom posisi
keuangan.
Menjumlahkan kolom-kolom surplus/defisit dan kolom-kolom posisi keuangan serta
memasukkan angka “surplus” atau “defisit” sebagai angka pengimbang ke dalam kedua
pasang kolom tersebut, dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom bersangkutan. Contoh
penyusunan kertas kerja atau neraca dapat dilihat pada tahapan pelaporan.

Pembuatan Ayat Jurnal Penutup (Closing Entries)


Setiap periode akuntansi dimulai dengan saldo akun nominal yang harus bersih atau sama
dengan dengan nol. Akun nominal itu dapat dibuat menjadi nol dengan menutup akun-akun
tersebut pada akhir periode. Prosedur penutupan akun diselenggarakan setelah laporan
keuangan disusun. Instrumen akuntansi untuk menutup akun nominal adalah ayat jurnal
penutup. Ayat jurnal penutup juga diposting ke akun-akun bersangkutan sehingga setelah
diposting, akun nominal akan bersaldo nol. Contoh pembuatan ayat jurnal penutup dapat
dilihat pada tahapan pelaporan.

Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penutupan


Neraca saldo setelah penutupan merupakan neraca yang berisi daftar akun riil yang dibuat
setelah dilakukan penutupan. Contoh pembuatan neraca saldo setelah penutupan dapat dilihat
pada tahapan pelaporan.

Pembuatan Ayat Jurnal Pembalik


Apabila diperlukan setelah pembuatan neraca saldo setelah penutupan, dibuat ayat jurnal
pembalik. Contoh pembuatan ayat jurnal pembalik lihat pada tahapan pelaporan.

(3) Tahap Pelaporan


Laporan Pada Unit Kerja Organisasi
Pada umumnya, unit kerja tidak menyelenggarakan akuntansi, karena hal itu akan
dilaksanakan oleh entitas pengendalinya. Contoh unit kerja organisasi adalah pemerintah
daerah, anak cabang dari sebuah Yayasan/LSM, dan DPC sebuah Partai Politik. Sedangkan
contoh entitas pengendali adalah pemerintah pusat, LSM tingkat pusat, Yayasan tingkat
pusat, dan DPP Partai Politik.
Kegiatan di unit kerja terbatas pada kegiatan yang menggunakan modal kerja entitas
pengendalinya. Penggunaan modal kerja ini serupa dengan penggunaan dana kas kecil yang
menggunakan system dana tetap (imprest system). Jadi, unit kerja wajib mengumpulkan
bukti-bukti tentang pemakaian modal kerja untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada
entitas pengendalinya.
Untuk mencatatnya, unit kerja organisasi dapat menggunakan dua metode:
a. Surplus/Defisit Entitas Pengendali yang Tidak Dipisahkan
Apabila surplus/defisit unit kerja organisasi tidak dipisahkan, maka pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan unit kerja organisasi tersebut tidak perlu dipisahkan
dengan pendapatan dan biaya entitas pengendalinya (organisasi pusat).
b. Surplus/Defisit Entitas Pengendali yang Dipisahkan.
Agar surplus/defisit masing-masing unit kerja organisasi dapat dipisahkan,
pendapatan dan biaya masing-masing unit kerja organisasi itu harus dikumpulkan
tersendiri. Pada umumnya, akun buku besar yang berhubungan dengan unit kerja
organisasi terbatas pada akun:
- Pendapatan
- Biaya
- Modal kerja

Bagi organisasi yang memiliki lebih dari satu unit kerja seperti pemerintah daerah
dalam menyelenggarakan akuntansinya ada dua alternatif:
- Untuk setiap unit kerja di bawahnya, pemerintah daerah menyelenggarakan ketiga
akun tersebut.
- Pemerintah daerah hanya menyediakan satu akun buku besar untuk seluruh unit
kerja organisasi, sedangkan masing-masing unit kerja organisasi hanya
menyelenggarakan akun pembantu.

Sebagai contoh, selama bulan Februari 2008 Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
melakukan beberapa transaksi berikut ini:
- Pada tanggal 1 menerima SPMU untuk pembayaran gaji bulan itu sebesar
Rp10.000.000,00. Dan tanggal 2 melakukan pembayaran gaji pegawai sebesar
Rp9.500.000,00.
- Pada tanggal 4 menerima SPMU untuk membeli ATK rutin sebesar
Rp2.800.000,00. Akan tetapi, pembelian baru dilakukan pada tanggal 15 sebesar
Rp2.500.000,00.
- Pada tanggal 5 menerima surat perjanjian kontrak dari CV.”K” untuk membeli
peralatan sekolah secara kredit (akan dibayar pada bulan berikutnya) sebesar
Rp5.000.000,00.
- Pada tanggal 10 menerima SPMU untuk pemeliharaan gedung sebesar
Rp300.000,00. Pemeliharaan tersebut dilakukan pada keesokan harinya, dan
kepada pemelihara gedung (yang melakukan pengecetan danpembersihan)
dilakukan pada tanggal 13.
- Menyusutkan aktiva tetap sebesar Rp4.500.000,00.

Untuk bulan sebelumnya, laporan keuangan Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut:
Neraca
31 Januari 2008
Akun Pemkab Sleman Dinas Pendidiksn
Aktiva
Kas 95.000.000 75.000
Piutang (neto) 550.000 200.000
Persediaan 1.250.000 150.000
Aktiva tetap (neto) 1.300.000.000
Aktiva tetap Dinas Pendidikan 600.000.000
R/K – Dinas 600.300.000
Jumlah Aktiva 1.997.100.000 600.425.000

Kewajiban
Utang 6.390.000 125.000
Aktiva/Ekuitas (neto) 1.990.710.000
R/K – Pemkab Sleman 600.300.000
Jumlah Kewajiban 1.997.100.000 600.425.000

Dari transaksi selama bulan februari itu, Dinas Pendidikan akan mencatatnya dalam
ayat jurnal sebagai berikut:
Tanggal Keterangan No Akun Debet Kredit
1-feb Kas 10.000.000
R/K Pemkab Sleman 10.000.000
(Terima SPMU gaji)
2-feb Biaya gaji 9.500.000
Kas 9.500.000
(Pembayaran gaji)
4-feb Kas 2.800.000
R/K Pemkab Sleman 2.800.000
(Terima SPMU untuk pembelian ATK rutin)
5-feb Peralatan sekolah 5.000.000
Utang CV.”K” 5.000.000
(Terima surat perjanjian kontrak dari
CV.”K”)
10-feb Kas 300.000
R/K Pemkab Sleman 300.000
(Terima SPMU untuk pemeliharaan gedung)
13-feb Biaya pemeliharaan gedung 300.000
Kas 300.000
(Biaya pemeliharaan gedung)
15-feb Persediaan 2.500.000
Kas 2.500.000
(Pembelian ATK rutin)
28-feb Biaya penyusutan 4.500.000
Akumulasi penyusutan 4.500.000
(Penyusutan aktiva tetap)

Pada akhir periode (akhir bulan februari), semua buku besar yang berisi akun biaya
dan pendapatan (jika ada) harus dibuat menjadi nol dengan ayat jurnal pembalik. Selanjutnya,
surplus/defisit yang akan diakui jurnal:
28-feb R/K Pemkab Sleman 14.300.000
Surplus/defisit 14.300.000
(Pengakuan defisit)

Dari transaksi selama bulan februari itu, Pemkab Sleman akan mencatatnya dalam
ayat jurnal sebagai berikut:

tangga Keterangan No Akun Debet Kredit


l
1-feb R/K Dinas Pendidikan 10.000.000
Kas 10.000.000
(Mengeluarkan SPMU gaji)
2-feb Tidak membuat ayat jurnal
4-feb R/K Dinas Pendidikan 2.800.000
Kas 2.800.000
(Mengeluarkan SPMU untuk pembelian ATK
rutin)
5-feb Tidak membuat ayat jurnal
10-feb R/K Dinas Pendidikan 300.000
Kas 300.000
(Mengeluarkan SPMU untuk oemeliharaan
gedung)
13-feb Tidak membuat ayat jurnal
15-feb Tidak membuat ayat jurnal
28-feb Tidak membuat ayat jurnal
28-feb Surplus/defisit 14.300.000
R/K Dinas Pendidikan 14.300.000
(Pengakuan Defisit)
Dari transaksi yang dicatat dalam jurnal tersebut (dengan asumsi tidak ada transaksi
lain di Pemkab Sleman), diperoleh laporan keuangan Dinas Pendidikan sebagai berikut:
Dinas Pendidikan
Laporan Keuangan
Per 28 Februari 2008
Pendapatan
Biaya gaji 9.500.000
Biaya pemeliharaan gedung 300.000
Biaya penyusutan 4.500.000
Total biaya (14.300.000)
Surplus (defisit) (14.300.000)

Dinas Pendidikan
Laporan Perubahan Modal Kerja
Per 28 Februari 2008
R/K Pemkab Sleman (31 Januari) 600.300.000
R/K Pemkab Sleman (Februari) 10.000.000
2.800.000
300.000
13.100.000
Defisit (14.300.000)
R/K Pemkab/Pemkot (28 Februari) 599.100.000
Laporan Konsolidasi Organisasi
Dipandang dari segi ekonomi, entitas pengendali dan unit-unit kerjanya adalah satu kesatuan
ekonomi. Sesuai dengan konsep kesatuan akuntansi, entitas pengendali wajib menyusun
laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan (consolidated financial
statement) yang mencakup kedua entitas tersebut. Laporan keuangan konsolidasi dapat
disusun dengan 2 sumber, yaitu:
a. Neraca saldo entitas pengendali dan unit kerja organisasinya
b. Laporan keuangan entitas pengendali dan unit kerja organisasinya

Penggunaan sumber yang pertama maupun yang kedua akan memberikan hasil yang
sama. Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah:
a. Membuat jurnal eliminasi
b. Membuat kertas kerja
c. Membuat laporan keuangan konsolidasi

Membuat Jurnal Eliminasi


Tujuan membuat jurnal ini adalah untuk menghidangkan (mengeliminasi) saldo semua akun
timbal balik dengan cara mendebet akun timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit
akun timbal balik yang bersaldo debet. Karena dibuat dalam rangka penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, jurnal eliminasi tidak boleh diposting. Jurnal eliminasi hanya akan
dimasukkan ke dalam kertas kerja yang dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan
konsolidasi. Eliminasi saldo rekening koran unit kerja entitas dan rekening koran entitas
pengendalinya adalah sebagai berikut:
R/K – Entitas pengendali xx
Surplus Unit Kerja Entitas xx
R/K – Unit Kerja Entitas xx

Membuat Kertas Kerja


Pada dasarnya, tujuan penyusunan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan
mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Dalam kertas kerja, semua bahan
untuk menyusun laporan keuangan konsoliadasi akan diramu. Bahan yang diperlukan untuk
membuat kertas kerja adalah:
a. Laporan keuangan dari neraca saldo atau laporan keuangan entitas pengendali dan
unit kerja organisasi.
b. Jurnal eliminasi

Sementara itu, prosedur untuk menyusun kertas kerja adalah:


a. Memasukkan angka-angka dari neraca saldo atau laporan keuangan masing-masing
entitas.
b. Memasukkan angka-angka dari jurnal eliminasi ke dalam akun debet-kredit yang
seusai.
c. Menghitung angka-angka yang akan disajikan dalam laporan keungan konsolidasi,
yang merupakan hasil kompilasi dari langkah a dan b.

Anda mungkin juga menyukai