Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BESI LESTARI SUBUR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Pada Program Studi Akuntansi

OLEH :

ISABELLA ANJANI
NPM: 18.1.02.01.0086

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan Dagang secara umum dapat diartikan sebagai organisasi


yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau
perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat.
Persediaan memiliki arti penting bagi perusahaan, baik perusahaan
perdagangan maupun perusahaan industri. Secara umum persediaan
merupakan barang dagangan yang dibeli dari perusahaan lain, kemudian
disimpan untuk dijual kembali dalam operasi normal perusahaan atau
diproses terlebih dahulu kemudian baru dijual, sehingga perusahaan selalu
memberi perhatian yang besar terhadap persediaan.
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang
dan salah satu syarat pokok yang harus dipenuhi serta dimiliki oleh suatu
perusahaan didalam aktifitas perdagangan karena dalam perdagangan yang
diperdagangkan adalah persediaan tersebut. Maka semua aktivitas operasional
perusahaan diprioritaskan pada usaha untuk melikuidasi persediaan tersebut
menjadi kas beserta keuntungan yang diperoleh dari harga jual persediaan
tersebut setelah dikurangi harga pokok penjualannya. Laporan neraca saldo
perusahaan dagang persediaan adalah salah satu aktiva lancar yang
mempunyai nilai investasi terbesar, sehingga dari hal tersebut diatas kita
dapat mengetahui betapa pentingnya persediaan bagi perusahaan. Persediaan
sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Kerusakan, pemasukan
yang tidak benar , lalai untuk mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan
tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya dapat menyebabkan
catatan persediaan berbeda dengn persediaan yang sebenarnya ada digudang.
Untuk itu diperlukan pengendalian intern persediaan yang bertujuan untuk
melindungi harta perusahaan dan juga agar informasi mengenai persediaan
lebih dapat dipercaya.
Persediaan juga didefinisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam
perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa (Natasya, 2014:2). Pengendalian
intern persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan
penyimpangan lainnya. Kegiatan utama suatu perusahaan bergantung pada
persediaan, dengan terpenuhinya persediaan maka perusahaan dapat langsung
memenuhi permintaan konsumen. Oleh karena itu, kelancaran suatu
perusahaan sangat bergantung dari faktor persediaannya. Walaupun demikian
perusahaan juga tidak boleh memiliki persediaan barang yang berlebihan,
karena hal tersebut dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan sehingga
menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
dapat mengendalikan persediaannya dengan tepat. Terdapat lima komponen
model pengendalian internal dari Committee of Sponsoring Organizations
(COSO) yang saling berkaitan, yaitu terdiri dari Lingkungan Pengendalian
(Control Environment), Penaksiran Resiko (Risk Assessment), Aktivitas
Pengendalian (Control Activities), Informasi Dan Komunikasi (Informasi and
Communication), dan Pemantauan (Monitoring). Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal. Dalam
lingkungan pengendalian ataupun perusahaan membutuhkan suatu tindakan
yang tepat dari seorang pemimpin agar kegiatasn operasional di suatu
perusahaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan, oleh karena itu dibutuhkannya penanganan yang tepat agar dapat
menghindari hal yang dapat menghambat tindakan tersebut.
Penaksiran resiko adalah proses evaluasi efektivitas desain dan operasi
pengendalian intern entitas dalam rangka penceegahan atau pendeteksian
salah saji material dalam laporan keuangan. Penaksiran resiko juga harus
diperhatikan, dengan adanya penaksiran resiko maka perusahaan dapat
mengurangi terjadinya kerugian dalam proses kegiatan pengendalian internal.
Aktivitas pengendalian merupakan tindakan – tindakan yang ditetapkan
melalui kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap
pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian dilakukan pada semua
tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan atas lingkungan
teknologi. Informasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam suatu perusahaan, jika hal tersebut berjalan dengan tepat dan lancar
maka pekerjaan yang ada dapat berjalan dengan baik dan benar tanpa
terjadinya kesalahpahaman antara sesame karyawan maupun pimpinan.
Pemantauan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam suatu
perusahaan, dengan adanya pengawasan maka dapat mengurangi terjadinya
pencurian, kerusakan dan hal lain yang dapat merugikan perusahaan
Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi
perusahaan, karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan
perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang
ditanamkan) dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.
Toko Besi Lestari Subur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang dagang yang kegiatan utamanya yaitu jual beli berbagai macam
besi. Pada Oktober 2019 perusahaan baru menggunakan sistem, jadi
sebelumnya kartu persediaan dilakukan secara manual. Bulan desember 2019
dilakukan perhitungan fisik semua barang sesuai dengan stock di sistem.
Sebagai perusahaan dagang persediaan barang dagang menjadi aset
utama perusahaan dalam pengembangan ekonomi perusahaan untuk
mendapatkan laba. Dengan adanya berbagai macam persediaan yang dimiliki
perusahaan jadi harus dilindungi dan harus dilakukan pemeriksaan secara
berkala oleh checker. Karena persediaan adalah aktiva lancar yang mudah
untuk dimanipulasi dengan jumlah yang besar.
Masalah yang terjadi pada Toko Besi Lestari Subur adalah tidak adanya
pemisahan tugas antara bagian penerimaan dengan bagian penyimpanan atau
gudang dan ketidak cocokan antara stok gudang dengan jumlah barang
dikomputer. Hal ini dapat menyebabkan aktivitas pengendalian terhadap
pembelian barang menjadi lemah dan tidak teliti melihat jumlah barang, berat
yang tertera atau jenis barang dan menghitung kuantitas barang saat
melakukan pencatatan pada kartu stok. Permasalahan tersebut harus ada
strategi antara lain dengan melakukan pemisahan antara bagian penerimaan
dengan bagian penyimpanan atau gudang untuk lebih teliti lagi saat
melakukan pencatatan pada kartu stok.
Karena ada banyak jenis barang yang berbeda-beda, maka akan rentan
terhadap kerusakan, keusangan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk
mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan,
kehilangan ataupun pencurian dan semua kemungkinan lainnya yang
menyebabkan kerugian dan catatan stok barang dagang perushaan berbeda
dengan persediaan fisik barang yang ada sebenarnya, nilai persediaan harus
dicatat, digolongkan menurut jenisnya yang kemudian dibuat perincian
masing- masing barangnya.
Untuk memudahkan perusahaan memantau persediaan tersebut, maka
diperlukan sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang yang
efektif. Pengendalian internal harus dilaksanakan secara efektif dalam suatu
perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan,
kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih
dapat dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar
perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas-tugas yang harus dilakukan
semakin kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi
melakukan pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu
pengendalian internal yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan
bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.
Oleh sebab itu dengan berdasarkan latar belakang permasalahan di atas
penulis mengambil judul dalam penulisan penelitian dengan judul :
” ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BESI LESTARI
SUBUR KEDIRI”.

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang yang telah
disampaikan adalah tidak adanya pemisahan tugas antara bagian penerimaan
dengan bagian penyimpanan atau gudang dan ketidak cocokan antara stok
gudang dengan jumlah barang dikomputer pada TOKO BESI LESTARI
SUBUR.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terdapat diatas maka penulis perlu


membatasi masalah yang akan dibahas agar ruang lingkup yang diteliti
menjadi lebih spesifik sehingga menghasilkan penelitian yang lebih efektif.
Penulis hanya membatasi masalah pada seberapa besar pengaruh penerapan
pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada TOKO BESI
LESTARI SUBUR

D. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah disajikan sebelumnya maka


dapatdirumuskan segala permasalahan yang akan dijadikan pokok
pembahasan didalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian di TOKO BESI
LESTARI SUBUR KEDIRI untuk meminimalisir terjadinya fraud ?
2. Apakah sistem pengendalian atas persediaan barang dagang di
TOKO BESI LESTARI SUBUR KEDIRI sudah berjalan dengan
efektif ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian persediaan


barang dagangan yang diterapkan oleh TOKO BESI LESTARI
SUBUR.
2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian persediaan barang
dagangan yang diterapkan sudah efektif bagi perusahaan.

F. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis

Dalam rangka menambah pengetahuan di bidang pengendalian


internal dan persediaan. Dalam pengembangan ilmiah terkait dengan
pemahaman penerapan pengendalian internal pada proses
pemeriksaan stock persediaan barang dagang.

2. Secara praktis

a. Bagi penulis

Sebagai pengetahuan dalam pengendalian internal di perusahaan,


dan sebagai pengetahuan cara mendeteksi kelemahan dan
kelebihan pengendalian internal yang ada di perusahaan.

b. Bagi Toko Besi Lestari Subur


Sebagai sumber informasi yang positif yang digunakan sebagai
pengambil keputusan di Toko Besi Lestari Subur. Kemudian
sebagai saran dan solusi atas pengendalian internal yang ada di
perusahaan tersebut
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Setiap perusahaan harus menggunakan sistem untuk mengatur


kegiatan operasional perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang
baik, maka perusahaan bisa mencegah kecurangan-kecurangan yang akan
terjadi. Salah satu sistem yang baik bagi perusahaan adalah sistem
pengendalian internal.

Menurut Mulyadi (2017:129) sistem pengendalian internal meliputi


struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Pengertian sistem pengendalian internal menurut Jason Scott
(2014:226) adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan
yang memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian telah dicapai.

Sistem pengendalian internal menurut IAPI (2011:319.2) sebagai


suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
entitas lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian dalam keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan
efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut
para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal adalah suatu proses yang dibuat untuk memberikan jaminan
keamanan bagi unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan.
b. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2017:130) unsur pokok sistem pengendalian


internal ada 4 unsur, yaitu:

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab


dan wewenang secara tegas. Struktur organisasi merupakan
rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-
unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok perusahaan.

2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Dalam


organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi.

3) Praktik yang sehat. Pembagian tanggung jawab fungsional


dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah
diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat
dalam pelaksanaannya.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung


jawabnya.
Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem
pengendalian internal yang sangat penting. Jika perusahaan
memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang
minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.

c. Komponen-komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:71) sistem pengendalian


internal memiliki 5 komponen utama sebagai berikut:

1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana


yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk
menjalankan struktur pengendalian internal yang baik.
Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan
pengendalian internal adalah:
a) Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai
etika.
Dalam perusahaan harus selalu ditanamkan etika di mana
jika etika itu dilanggar itu merupakan penyimpangan.
Contoh:

datang tepat waktu adalah suatu etika yang baik dan


begitu sebaliknya.
b) Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya
operasional yang dipakai oleh manajemen, artinya di
sini bahwa manajemen akan menegakkan peraturan.
Jika yang melanggar akan dikenakan sanksi yang tegas.
c) Struktur Organisasi
(1) Metode pembagian tugas dan tanggung jawab.
Dalam perusahaan harus jelas dan tegas dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
(2) Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber
daya manusia.
Perusahaan dalam memilih karyawan harus selektif
dan melalui prosedur tes yang semestinya bukan
nepotisme dan sejenisnya.
(3) Pengaruh dari luar.
Apabila lingkungan dalam perusahaan sudah baik,
maka pengaruh dari luar yang buruk akan mudah
bersama-sama ditangkal dan pengaruh yang baik
akan lebih mudah diterima.

2) Penaksiran Risiko. Manajemen perusahaan harus dapat


mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh
perusahaan. Dengan memahami risiko, manajemen dapat
mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat
menghindari kerugian yang besar. Ada tiga kelompok risiko
yang dihadapi perusahaan, yaitu:
a) Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara
yang salah (misalnya: harusnya dikerjakan dengan
komputer ternyata dikerjakan secara manual).
b) Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian
keuangan.
Hal ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-
hamburkan, atau dicuri.
c) Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang
tidak relevan atau informasi yang keliru, atau bahkan
sistem informasinya tidak dapat dipercaya.

3) Aktivitas Pengendalian.

Kegiatan pengawasan merupakan berbagai proses dan


upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
menegakkan pengawasan atau pengendalian operasi
perusahaan. Committee of Sponsoring Organizations
(COSO) mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal
yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu:

a) Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan.


Otorisasi dengan cara membubuhkan tanda tangan
sebagai bentuk persetujuan dari atasan. Contoh:
untuk meminta pergantian peralatan kantor maka
bagian pembelian harus meminta persetujuan dari
pimpinan dari bagian keuangan, persetujuan dari
pimpinan keuangan itu dibuktikan dengan tanda
tangan.

b) Pembagian tugas dan tanggung jawab.


Pembagian tugas dan tanggung jawab berdasarkan
struktur organisasi yang telah dibuat perusahaan.

c) Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan


yang baik.
Dokumen sebaiknya mudah dipakai oleh karyawan,
dokumen dibuat dengan bahan yang berkualitas agar
bertahan lama jika disimpan.

d) Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan


catatan perusahaan.
Perlindungan yang ketat ini meliputi:
(1) Antara pecatat dan pembawa kas harus berbeda
orangnya.
(2) Tersedia tempat penyimpanan yang baik.
(3) Pembatasan akses ruang – ruang yang penting.

e) Pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan.

Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan salah


satu langkah berikut:

(1) Membuat rekonsiliasi/pencocokan antara catatan


perusahaan dengan bank, maupun rekonsiliasi
antara dua catatan yang terpisah mengenai suatu
rekening.

(2) Melakukan stok opname yaitu mencocokkan


jumlah unit persediaan di gudang dengan catatan
persediaan.

(3) Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch


totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah.
4)Informasi dan Komunikasi.
Merancang sistem informasi perusahaan dan manajemen
puncak harus mengetahui hal-hal berikut ini:
a) Bagaimana transaksi diawali.
b) Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap
dimasukkan ke sistem komputer.
c) Bagaimana fail data dibaca, diorganisasi, dan
diperbaharui isinya.

d) Bagaimana data diproses agar menjadi informasi


dan informasi diproses lagi menjadi informasi yang
lebih berguna bagi pembuat keputusan.

e) Bagimana informasi yang baik dilakukan.


f) Bagaimana transaksi berhasil.

5)Pemantuan adalah kegiatan untuk mengikuti jalannya


sistem informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu
berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat segera
diambil tindakan. Berbagai bentuk pemantuan di dalam
perusahaan dapat dilaksanakan dengan salah satu atau
semua proses berikut ini:
a) Supervisi yang efektif, yaitu manajemen yang lebih
atas dapat mengawasi manajemen dan karyawan di
bawahnya.
b) Akuntansi pertanggungjawaban yaitu perusahaan
menerapkan suatu sistem akuntansi yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja masing-masing
manajer, masing-masing departemen, dan masing-
masing proses yang dijalankan oleh perusahaan.
c) Audit internal yaitu pengauditan yang dilakukan
oleh auditor di dalam perusahaan.
2. Persediaan

a. Pengertian Persediaan

Menurut Sartono (2001: 443), persediaan merupakan salah satu


jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu
perusahaan. Sedangkan menurut Kasmir (2010: 258), pengertian
sediaan merupakan sejumlah barang yang harus disediakan oleh
perusahaan pada suatu tempat tertentu. Artinya tersedianya sejumlah
barang yang disediakan perusahaan guna memenuhi kebutuhan
produksi atau penjualan barang dagangan. Sedangkan tempat tertentu
dapat berupa gudang sendiri atau gudang pada perusahaan lain atau
melalui pesanan yang ada pada saat dibutuhkan dengan harga yang
telah disepakati dapat disediakan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No. 14, hal


14.2 s/d 14.2-IAI, 2015), persediaan adalah aset:
a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; dan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan alam
proses atau pemberian jasa.

2. Arti Penting Persediaan


Persediaan memberikan pengaruh terhadap laporan
keuangan perusahaan yaitu neraca dan laporan laba rugi.
Persediaan menjadi sangat penting karena persediaan merupakan
bagian yang paling material dari keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan.
Menurut Ballou (2004: 406) dalam Mu’minin (2015),
terdapat beberapa alasan diadakannya persediaan berkaitan dengan
pelayanan konsumen atau untuk meminimalkan biaya yang secara
tidak langsung dihasilkan dari usaha memuaskan pelanggan.
Maksud dari pernyataan tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang baik untuk pelanggan
2. Pengelolaan dan pengendalian persediaan yang baik dan
memadai akan berpengaruh meningkatkan penjualan.
3. Dapat mengurangi biaya operasional. Operasional yang
ekonomis akan memberikan harga yang lebih murah sehingga
akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang diikuti dengan
peningkatan penjualan.
3. Tujuan dan Manfaat Persediaan
Menurut Rangkuti (2000: 2), tujuan dari persediaan adalah
sebagai berikut:

a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya


barang/bahan yang dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas
tidak baik sehingga harus dikembalikan.
c. Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara
musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada
dalam pasaran.
d. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau
menjamin kelancaran arus produksi
e. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-
baiknya, dengan memberikan jaminan tersedianya barang jadi.
g. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan
penggunaan atau penjualannya.
Manfaat dari Persediaan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan tidak kehilangan kesempatan mendapatkan


keuntungan dengan terpernuhinya persediaan barang.
Terpenuhinya ketersediaan barang akan memberikan
peningkatan kepuasan pelanggan, dengan peningkatan
kepuasan pelanggan akan meningkatkan penjualan dan
tentunya memberikan keuntungan bagi perusahaan.

b. Pengelolaan persediaan barang disesuaikan dengan prediksi


permintaan pasar. Pengelolaan persediaan yang baik
merupakan jumlah persediaan yang tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu sedikit. Jadi jika persediaan yang terlalu banyak
akan menimbulkan penambahan biaya penyimpanan atau akan
terkena resiko rusak karena terlalu lama disimpan, namun
sebaliknya jika persediaan terlalu sedikit maka akan
mengganggu proses penjualan karena ketersediaan barang
yang tidak ada sehingga kepuasan pelanggan akan menurun.
c. Menjaga kestabilan operasional perusahaan. Menjaga
kebutuhan konsumen dengan kondisi harga pasar yang terus
berfluktuatif.

4. Pengelolaan Persediaan
Ketersediaan persediaan harus tepat waktu dengan jumlah
yang tepat. Menurut Kasmir (2010: 263), pengelolaan sediaan agar
berjalan lancar sesuai dengan rencana perusahaan harus
memerhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Harus ada sediaan dasar sebagai penyeimbangan keluar
masuknya barang dari perusahan. Artinya yang harus ada angka
besarnya sediaan dan sangat tergantung dari keluar masuknya
barang apakah teratur atau tidak.
b. Perlunya menyediakan pengamanan sediaan (safety stock).
Karena sering terjadinya hal-hal yang tidak terduga, maka perlu
ada pengamanan sediaan (safety stock) untuk memenuhi
kebutuhan sediaan setiap saat bila dibutuhkan.

c. Antisipasi persediaan (anticipation stock), artinya perlu adanya


tambahan sediaan untuk mengantisipasi pertumbuhan
persediaan di masa yang akan datang.
Dalam manajemen persediaan berarti ketersediaan barang
harus tepat, tidak boleh terlalu banyak maupun terlalu sedikit,
maka yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan yang matang persediaan yang akan datang
yang berkaitan dengan produksi, harga, dan prediksi penjualan.
b. Pengelolaan keluar masuknya persediaan sehingga tidak terjadi
keterlambatan dan kerusakan.
c. Mengawasi terhadap keluar masuknya persediaan, mana
yang keluar pertama dan mana yang perlu dimasukkan
d. Mengantisipasi secara cepat untuk memenuhi
kebutuhan yang mendadak, akibat lonjakan permintaan.
Pengelolaan persediaan yang ekonomis, efisien dan efektif
harus direncanakan dan diarahkan. Syarat untuk tercapainya
pengelolaan persediaan yang ekonomis, efisien dan efektif, adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan wewenang dan tanggung jawab yang jelas terhadap
persediaan adalah pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab secara jelas. Hal tersebut bukan saja merupakan
prasyarat bagi perencanaan dan pengendalian persediaan, tapi
juga membantu tercapainya koordinasi yang wajar.

b. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik. sasaran


perencanaan persediaan adalah mendukung tercapainya
keuntungan maksimal sehingga para karyawan yang
bertanggung jawan untuk melaksanakan kebijakan manajemen
dalam hubungannya dengan persediaan, harus memahami
dengan jelas aturan bertindak yang akan menjadi pedoman bagi
mereka. Kebijakan umum yang akan mengatur akumulasi
persediaan dan juga fungsi-fungsi yang berhubungan dalam
berbagai divisi perusahaan harus dibuat oleh tingkat pimpinan
tertinggi dalam berbagai divisi perusahaan harus dibuat oleh
tingkat pimpinan tertinggi.
c. Fasilitas pergudangan dan pengendalian yang cukup. Bagian
pergudangan dan penyimpanan harus terorganisir dan
dilengkapi dengan fasilitas yang baik. sebaiknya fasilitas yang
tersedia tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit sehingga
menimbulkan biaya pengendalian dan penyimpanan yang tidak
efisien.
d. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak. Klasifikasi
dan identifikasi persediaan secara layak diperlukan dalam
menetapkan anggaran dan pengendalian serta memperoleh
keyakinan bahwa persediaan telah dicatat semestinya.
Identifikasi secara cermat juga diperlukan agar dapat
melaporkan persediaan yang benar dan akurat.
e. Standarisasi dan simplifikasi persediaan. Tujuannya untuk
mengurangi banyaknya jenis barang yang ada sehingga
masalah pengendalian dapat lebih mudah.
f. Catatan dan laporan yang memadai. Catatan persediaan
haruslah berisikan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
para staf pembelian, produksi, penjualan dan keuangan.

5. Pengendalian Internal atas Persediaan


Menurut Hery (2009), pengendalian internal atas persediaan
seharusnya dimulai pada saat barang diterima. Secara luas
komponen pengendalian intern pada persediaan meliputi
pengarahan arus dan penanganan barang mulai dari penerimaan,
penyimpanan, sampai saat barang-barang yang siap untuk dijual.

a. Prosedur pengendalian penerimaan barang dagang


Laporan penerimaan barang yang bernomor tercetak,
seharusnya disiapkan oleh bagian penerimaan untuk
menetapkan tanggung jawab awal atas persediaan. Untuk
memastikan bahwa barang yang diterima sudah sesuai dengan
apa yang dipesan, setiap laporan penerimaan barang harus
dicocokkan dengan formulir pesanan pembelian yang asli.
Pengendalian internal atas persediaan juga seringkali
melibatkan bantuan alat pengaman, seperti kaca dua arah,
kamera, sensor magnetik, kartu akses gudang, pengatur suhu
ruangan, petugas keamanan dan sebagainya.

b. Prosedur pengendalian penyimpanan barang dagang


Penggunaan sistem pencatatan perpetual juga memberikan
pengendalian yang efektif atas persediaan. informasi mengenai
jumlah atas masing-masing jenis persediaan barang dagangan
dapat segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk
masing-masing persediaan. Untuk menjamin keakuratan
besarnya persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan,
perusahaan dagang seharusnya melakukan pemeriksaan fisik
atas persediaannya.
c. Prosedur pengendalian pengeluaran barang dagang
Menurut Arianti (2003), fungsi gudang mengeluarkan barang
harus sesuai dengan barang harus dicatat dalam dokumen.
Dokumen juga menjamin keseragaman dan memudahkan
pengisian serta mempercepat informasi pengeluaran barang
dagang. Selain itu, aktivitas pengendalian yang diperlukan
dalam pengendalian internal pengeluaran barang dagang harus
di otorisasi oleh kepala bagian gudang.

B. KAJIAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Thalia (2018), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis


Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang di PT. XYZ”.
Hasil penelitian menunjukkan pengendalian internal atas persediaan
barang dagang di PT. XYZ masuk kategori sangat efektif. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pengendalian internal atas persediaan
barang dagang oleh PT. XYZ sebagian besar sudah sesuai dengan
penerapan pengendalian internal berdasarkan COSO framework (2013).
Kristin dan Elvia (Vol 5 : 2), dalam penelitiannya yang berjudul “
Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang
Toko Bangunan Rajawali Steel”. Hasil penelitian menunjukkan Sistem
pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada Toko Bangunan
Rajawali Steel belum efektif karena struktur organisasi masih belum
lengkap, otorisasi belum sepenuhnya ada yaitu pada bagian gudang
dalam pengeluaran barang.
Ahmad Turmuji (2020 : Vol 1 : 1), dalam penelitiannya yang
berjudul “Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan
Barang Dagang Toko Circle K Cabang Serpong”. Hasil penelitian
menunjukkan efektivitasi pengendalian telah berjalan dengan baik
karena adanya struktur-struktur organisasi yang sesua dengan kebutuhan
toko, Seperti struktur organisasi,pembagian tugas,serta tanggung jawab
yang pasti terhadap kepala,asisten toko,dan kasir serta pramuniaga, Dan
pemantaun persedian barangnya juga dapat di lakukan secara periodic ke
bagian logistic

C. KERANGKA BERPIKIR

Menurut Sugiyono (2010:89) “Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang


hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan”.
Dalam melakukan pengelolaan persediaan perlu adanya sistem dan
pengelolaan persediaan yang baik. Untuk itu diperlukan adanya pemahaman
yang baik tentang sistem pengendalian barang agar keefektifan perusahaan
dapat terjaga. Dalam melakukan pengendalian internal di Toko Besi Lestari
Subur, terdapat unsur - unsur untuk melakukan pengendalian yaitu,
lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan pemantauan.
D. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem Pengendalian Internal

Lingkungan Aktivitas Pemantauan


Pengendalian Penilaia Pengendalian Informasi
n dan
Resiko Komunikas
i

Kesimpulan

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskripif dengan
pendekatan kualitatif. Penilitian deskriptif merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk meneliti dengan menggunakan interpretasi yang tepat.
Sehingga dengan menggunakan pendekatan penelitian ini, informasi yang
diharapkan terkait dengan sistem pengendalian internal atas persediaan
barang dagang pada Toko Lestari Subur Kediri dapat diperoleh dengan
jelas.
Menurut Sugiyono (2013:15) pendekatan kualitatif adalah :
Metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postoppositivsme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan tringgulasi dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut Bog dan Biklen dalam Sugiyono (2013:21) karakteristik
penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan dalam kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung kesumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka.
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk
atau outcome.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data yang dibalik
yang teramati)
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif karena bermaksud menjelaskan Analisis Sistem Pengendalian
Internal atas Persediaan Barang Dagang pada Toko Besi Lestari Subur.
Menurut Sudarma dalam Darsono (2009:34) menjelaskan tentang penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif adalah sebagai berikut :
Metode deskriptif adalah salah satu metode penelitian kualitatif yang
dalam mendapatkan informasi dan data yaitu dengan cara membuat
gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data atau
informasi yang diteliti didalam memahami atau mengenal sifat-sifat atau
hubungan antara fenomena yang akan diteliti selanjutnya dijelaskan dan
dianalisis berdasarkan pendekatan ilmu yang digunakan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


penelitian ini cocok menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, karena metode ini akan membedah berbagai macam persoalan
yang sedang diteliti oleh peneliti tentang Analisis Sistem Pengendalian
Internal atas Persediaan Barang Dagang pada Toko Besi Lestari Subur.

B. Kehadiran Peneliti
Dengan masuknya penelitian di dalam perusahaan ini diharapkan sistem
pengendalian internal bisa digunakan secara tepat agar proses keluar masuk
barang pada Toko Besi Lestari Subur ini bisa berjalan dengan lancar dan segala
resiko bisa terhindarkan.
Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif dapat menjadi
suatu yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian
sekaligus pengumpul data. Keuntungan yang didapat dari kehadiran peneliti
sebagai instrumen adalah subjek lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti
dapat menyesuaikan diri dengan setting penelitian, keputusan yang
berhubungan dengan penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan terarah,
demikian juga dengan informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara
informan dalam memberikan informasi.
Menurut Sugiyono, 2011: 307-308, kehadiran peneliti sebagai instrumen
penelitian serasi untuk penelitian kualitataif itu sendiri karena memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Peneliti sebagai instrumen dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument yang dapat
menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata, namun perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan
atau perelakan.

C. Tahapan Penelitian
Didalam sebuah penelitian pasti akan terdapat serangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis yang menjurus dan terfokus pada temuan dan
penelitian yang disertai dengan pembahasannya secara ilmiah. Tahapan
penelitian akan mempermudah peneliti untuk pelaksanaan penelitian,
membahas dan mengulas penelitian secara jelas, runtut dan sistematis.
Penelitian ini akan dilakukan dengan tiga tahapan kegiatan. Tahapan
penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemilihan judul,
konsultasi judul, studi pustaka dan perencanaan penelitian. Pemilihan judul
dilakukan dengan mencari masalah untuk diteliti yaitu Analisis Sistem
Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Dagang pada Toko Besi
Lestari Subur Kediri .
Peneliti menyusun perencanaan penelitian. Adapun yang perlu
direncanakan sebelum melakukan penelitian adalah membuat proposal
penelitian yang isinya mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dari penelitian, landasan teori dari masalah yang diajukan, metode
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kemudian proposal penelitian di
kumpulkan kepada kepala program studi, untuk dikaji serta mendapatkan
persetujuan akan judul tersebut.
2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penafsiran dan penyimpulan hasil pengolahan data. Data-
data yang diteliti dan diolah adalah data yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
Adapun tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan interview dengan pihak perusahaan untuk mengetahui sejarah
perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi, sistem pengendalian atas
persediaan.
b. Penarikan keseluruhan harus disesuaikan dengan keseluruhan hasil dari
proses pengumpulan data. Kemudian seluruh temuan penelitian
dideskripsikan dan disimpulkan sehingga diperoleh penjelasan tentang
hasil Analisis Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan Barang
Dagang pada Toko Besi Lestari Subur Kediri.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini merupakan tahap penyelesaian dari kegiatan
penelitian atau skripsi. Adapun hasil dari penyusunan penelitian
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dikoreksi, apabila terdapat
kesalahan-kesalahan dan kemudian dilakukan revisi laporan. Hal tersebut
dilakukan agar laporan nantinya benar baik dari segi teori maupun
penulisan.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Toko Besi Lestari Subur Kediri yang
beralamat di Jalan K. H Ahmad Dahlan No.149 Kelurahan Mojoroto,
Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur. Penetapan tempat
penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggung jawabkan
data yang diperoleh.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan waktu yang digunakan peneliti
untuk melaksanakan proses penelitian. Proses ini mencakup
keseluruhan kerja mulai dari penetapan judul sampai pada proses
pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam rencana
waktu kurang lebih dua bulan terhitung Mei sampai dengan Juni 2021.

E. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2013: 137) “Data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Data primer dari penelitian pada Toko Besi Lestari Subur Kediri ini
yaitu dengan cara melakukan wawancara tentang sistem pengendalian
internal atas persediaan barang dagang. Selain itu data primer yang
dibutuhkan dari Toko Besi Lestari Subur Kediri adalah berupa dokumen
tentang profil dan penjelasan singkat, struktur organisasi, serta laporan tim
bagian stok barang.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2013: 137) “Data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam Toko Besi Lestari Subur Kediri
adalah data-data dari pengamatan peneliti sendiri tanpa melibatkan
informasi-informasi langsung dari pihak perusahaan.

F. Prosedur Pengumpulan Data


Sugiyono (2011:224) mendefinisikan “Prosedur pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data.”
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. File Research
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara, observasi dan dokumentasi.
a. Metode Wawancara
Menurut Sugiyono (2013:231) wawancara adalah sebagai berikut :
“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikntruksikan makna dalam
suatu topik tertentu”.
Peneliti melakukan wawancara Toko Besi Lestari Subur Kediri,
untuk mengetahui sistem pengendalian internal serta prosedur keluar
masuk barang.
b. Metode Observasi
Menurut Sugiyono (2013:145) observasi adalah sebagai berikut :
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
Peneliti melakukan observasi pada Toko Besi Lestari Subur Kediri,
untuk mengetahui jalannya sistem pengendalian internal serta prosedur
keluar masuk barang.
c. Metode Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) “Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu”.
Peneliti membutuhkan dokumen pada Toko Besi Lestari Subur
Kediri berupa profil dan penjelasan singkat, struktur organisasi, serta
laporan tim bagian stok barang.
2. Library Research
Dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan
mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan
untuk memperoleh dasar teoritis.

G. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif, sehingga
dalam menganalisis data menggunakan analisis deskriptif yakni
mendeskripsikan permasalahan yang ada dalam perusahaan yang berkaitan
dengan sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang.
Dalam analisis sistem pengendalian internal atas persediaan barang
dagang, dilihat dari bagian yang terkait, prosedur sistem pengendalian internal
atas persediaan, dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem
pengendalian internal atas persediaan, serta sistem pengendalian internal atas
persediaan barang dagang.
Dalam menganalisis bagian yang terkait adalah dengan mengajukan
pertanyaan seputar pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian.
Apabila dalam perusahaan menetapkan satu bagian melakukan beberapa tugas
dapat menimbulkan terjadinya kecurangan, maka perlu dianalisis bagian yang
semestinya ada dalam perusahaan dan bagian yang harus terpisah. Prosedur,
dokumen serta catatan pembelian yang akan menimbulkan bertambahnya
jumlah persediaan dianalisis dengan melihat fungsi dan manfaatnya. Prosedur,
dokumen serta catatan dalam sistem pengendalian internal penjualan harus
memberikan informasi yang diperlukan bagian gudang yang menimbulkan
berkurangnya persediaan yang ada. Apabila belum memenuhi informasi yang
dibutuhkan oleh pihak yang terkait, kemudian dijabarkan dokumen-dokumen
yang seharusnya ada dalam sistem pengendalian internal atas persediaan
barang dagang.
Dalam menganalisis sistem pengendalian intern adalah dengan
mengamati serta mengajukan pertanyaan tentang sistem pengendalian intern
yang dijalankan. Untuk mengukur sesuai atau tidaknya sistem akuntansi
pengendalian internal atas persediaan barang dagang yang diterapkan pada
Toko Besi Lestari Subur Kediri, maka penulis menganalisis data-data yang
diperoleh dengan cara membandingkan antara teori dengan kenyataan yang
sebenarnya terjadi di perusahaan, dalam hal ini Toko Besi Lestari Subur
Kediri.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan


Pengecekan keabsahan data merupakan pembuktian bahwa apa yang
telah dialami oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada. Untuk
mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :
1. Triangulasi Cek Spasi
Menurut Sugiyono (2013: 271) triangulasi adalah sebagai berikut :
Triangulasi bertujuan bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa
yang telah ditemukan.
Triangulasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Triangulasi Sumber.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini menguji kredibilitas dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Bila dengan beberapa
teknik itu didapat data yang berbeda – beda maka peneliti melakukan
diskusi untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin
semuanya benar karena dari sudut pandang yang berbeda - beda.
c. Triangulasi Waktu.
Triangulasi ini menguji kredibilitas dengan cara melakukan pengecekan
dengan observasi, wawancara atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda.
2. Member Check
Merupakan pengecekan ulang pada yang diperoleh peneliti kepada
sumber data. Menurut Sugiyono (2013: 309) member check adalah sebagai
berikut : “Member check bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”.
Data yang telah dianalisis dan telah menjadi kesimpulan sementara
dikonfirmasikan kembali dengan sumber data sehingga kemungkinan
kesalahan persepsi lebih kecil dan data penelitian tersebut akan lebih
dipercaya.
3. Penggunaan Bahan Referensi
Penelitian akan didukung oleh referensi berbentuk rekaman, foto dan
dokumentasi sehingga data akan semakin dipercaya. Rekaman dan foto
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, sistem pengendalian internal atas


persediaan barang dagang di Toko Besi Lestari Subur Kediri belum efektif,
dimana belum adanya pemisahan diantara bagian penerima barang dan
bagian penyimpanan atau gudang. Pemantauan terhadap persediaan barang
dagangan juga belum dilakukan secara periodik oleh bagian gudang melalui
kegiatan stok opname yang menyebabkan ketidak cocokan stok barang antara
fisik barang dan catatan di komputer. Terdapat faktor lingkungan
pengendalian yang belum dimiliki oleh Toko Besi Lestari Subur Kediri
seperti auditor internal yang merupakan faktor penting terciptanya
pengendalian internal yang baik.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pemisahan fungsi operasi, penerima dan penyimpanan barang


dagangan sebaiknya dilakukan dengan memadai, dimana
penerima barang hanya berfungsi sebagai penerima barang saat barang
datang dari supplier dan tidak boleh memiliki tugas sebagai penyimpan
barang di gudang

2. Untuk menciptakan pengendalian intern yang memadai terhadap


persediaan perusahaan secara keseluruhan sebaiknya perusahaan
membentuk bagian auditor internal agar dapat menyelidiki dan menilai
efektivitas pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern persediaan yang
telah ditetapkan oleh manajemen.

3. Kebijakan perusahaan dalam menentukan resiko persediaan barang


dagangan telah memadai dan harus semakin ditingkatkan dengan lebih
tanggap terhadap perubahan teknologi dan informasi, serta meningkatkan
kehati-hatian dalam menjaga dan merawat barang dagangan yang mudah
hilang dan berkarat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kredibilitas Toko
Besi Lestari Subur Kediri yang harus berpacu dengan tingkat persaingan
yang semakin ketat.

DAFTAR PUSTAKA
Marlina, K dan Elvia, Puspa D. Analisis Efektivitas Pengendalian Internal
Persediaan Barang Dagang Toko Bangunan Rajawali Steel. Buana Akuntansi.
ISSN 2528-1119 E-ISSN 2580-5452 Vo. 5 No 2. STIE Taman Siswa, Jakarta

Kawatu Dkk. 2020. Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang


Dagangan Pada Pt. Daya Anugrah Mandiri Cabang Manado. Jurnal Riset
Akuntansi 15(2), 193-203.

Amanda, Cyntia. Dkk. 2015. Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal


Atas Persediaan Barang Dagang Pada Grand Hardware Manado. Jurnal Emba.
Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.766-776. Universitas Sam Ratulangi Manado

Turmuji, A Dan Mardiansyah. Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal Atas


Persediaan Barang Dagang Toko Circle K Cabang Serpong. Jurnal Mahasiswa
Akuntansi Vol 1 (1) 46-56. Universitas Pamulang

Sumual, N Dan Lintje K. 2014. Evaluasi Pengendalian Intern Untuk Siklus


Persediaan Barang Dagangan Pada Spbu Kolongan. Jurnal Emba. Evaluasi
Pengendalian Intern Untuk Siklus Persediaan Barang Dagangan
Pada Spbu Kolongan. Universitas Sam Ratulangi Manado

Manengkey, Natasya. 2014. Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan


Barang Dagang Dan Penerapan Akuntansi Pada Pt.Cahaya Mitra Alkes. Jurnal
Emba. Issn 2303-1174 Vol.2 No.3 Hal 013-021 September 2014,
Sumber :
Http://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Emba/Article/Download/5065/4583.

Sambara, Thalia Amanda. 2018. Analisis Pengendalian Internal Atas Persediaan


Barang Dagang Di Pt. Xyz. Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai