Anda di halaman 1dari 58

“Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Barang Dagang Berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan EMKM Tahun 2018”

(Studi Kasus Pada PT Barriz Santun Jaya)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun

manufaktur perlu melakukan pencatatan akuntansi untuk mengetahui kondisi

keuangan usahanya. Karena dari pencatatan laporan keuangan yang

dihasilkan akan dapat menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang

sesungguhnya, apakah mengalami keuntungan ataupun sebaliknya. Proses

transaksi perusahaan dagang hampir sama dengan perusahaan jasa, hanya

saja yang membedakan dalam perusahaan dagang harus memperhitungkan

harga pokok penjualan dalam pencatatan persediaan. Perhitungan harga

pokok penjualan pada perusahaan dagang dilakukan pada saat terjadinya

penjualan barang dagang, yang dalam hal ini mengakibatkan berkurangnya

jumlah persediaan barang dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan

utama akuntansi adalah menghasilkan informasi keuangan kepada pihak yang

berkepentingan melalui proses pencatatan, pelaporan, dan interpretasi atas

data-data ekonomi yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan.

Perusahaan dagang secara umum dapat diartikan sebagai organisasi

yang melakuan kegiatan membeli barang kepada pihak lain yang kemudian

akan dijual kembali kepada masyarakat. Dalam perusahaan dagang, salah

satu unsur yang terpenting adalah persediaan bisa dikatakan seperti ini karena
sebagian aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan dagang yaitu yang

berkaitan dengan persediaan. Persediaan juga sangat mempunyai pengaruh

penjualan jika barang tidak tersedia berupa bentuk, jenis kualitas dan jumlah

yang diinginkan pelanggan, maka penjualan akan mengalami penurunan.

Inventory atau persediaan sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan

aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus

mengalami perubahan (Syamsuddin, Lukman,2011:,280).

Dalam mencapai tujuan setiap organisasi bisnis tersebut, salah satu

bagian yang penting adalah bidang akuntansi. Karena bidang akuntansi ini

merupakan pemberi jasa informasi ekonomi dan keuangan yang sangat

dibutuhkan oleh pihak manajemen dan stakeholder. Bagi manajemen, peran

informasi akuntansi ini adalah untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan

dalam berbagai aktivitas untuk perbaikan dan pengembangan usaha pada

masa sekarang dan masa yang akan datang. Dan bagi stakeholder, dapat

dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam kepentingan masing-

masing stakeholder tersebut.

Persediaan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam

perusahaan.Persediaan merupakan bahan atau barang yang digunakan untuk

memenuhi suatu tujuan tertentu, contohnya seperti barang yang digunakan

dalam proses produksi dan untuk dijual kembali (Shuseng, 2013:541).

Perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang baik bidang jasa, dagang

maupun manufaktur saat ini perkembangannya mengalami kemajuan pesat.

Maka dari itu persaingan terjadi dimana-mana dan ketika dalam kondisi
itulah perusahaan diharuskan memperluas jangkauan usahanya dengan

meraih pangsa pasar.

“Persediaan dapat diartikan sebagai barang yang disimpan untuk

digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan

terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan

persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi

disimpan sebelum digunakan atau simasukkan kedalam proses produksi,

sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum

dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan

kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan (John Suprihanto 2014).”

“Menurut Sigit Hermawan (2008) Persediaan merupakan salah satu

aset bagi perusahaan, dan suatu entitas atau aktiva lancar yang harus dikelola

dengan baik, sehinggah perusahaan dapat menentukan harga perolehan

persediaan. 1 Oleh sebab itu perusahaan harus mempunyai efek yang

langsung terhadap keuntungan perusahaan.”

Persediaan barang dagang harus selalu dijaga, karena selain

merupakan aset yang bernilai besar persediaan barang dagang juga

merupakan sumber utama pendapatan perusahaan dagang. Persediaan barang

diperlukan karena dalam pengadaan barang dibutuhkan beberapa waktu

untuk proses pemesanan barang tersebut. Persediaan sangat berpengaruh bagi

perusahaan. Martini (2012:254) mengemukakan bahwa “persediaan

merupakan salah satu aset penting pada suatu entitas untuk perusahaan retail,

manufaktur, jasa, maupun entitas lainnnya”


Handoko (2015) menjelaskan bahwa persediaan (inventory) adalah

suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya-

sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap

pemenuhan permintaan. Dari teori ini penulis menyimpulkan persediaan

adalah suatu sumber daya yang dapat disimpan untuk mengantisipasi adanya

permintaan yang tinggi dari konsumen.

“Perusahaan dagang juga dapat didefinisikan sebagai organisasi yang

melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau

perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap

perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta

mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi.”

Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah

persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk :

1. Menentukan laba rugi periodik (income determination) yaitu melalui

proses mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan

hasil penjualan dalam suatu periode akuntansi.

2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca.

Secara umum persediaan adalah bahan atau barang yang akan

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam

proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang

dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan

pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.


Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan karena mempunyai

nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya

biaya operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah

satu kegiatan penting untuk mendapat perhatian khusus dari manajemen

perusahaan.

“Karena itulah EMKM mengikuti standar akuntansi keuangan (SAK)

yaitu dimana membahas tentang akuntansi persediaan yang merupakan

pedoman atas perlakuan akuntansi untuk persediaan dan memuat tentang

standar pencatatan serta penilaian dan pelaporan atas persediaan. SAK

EMKM diterbitkan diberlakukan terhitung mulai 1 januari 2018. Standar

tersebut diharapkan dapat membantu EMKM dalam mengatasi masalah

akuntansi yang semakin luas dan kompleks seiring dengan berkembangnya

teknologi dan informasi.”

Pada laporan keuangan perusahaan dagang persediaan adalah salah

satu aktiva lancar. Persediaan barang dagang adalah persediaan yang

langsung dijual kepada konsumen tanpa proses lebih lanjut . Demikian

halnya dalam penyusunan laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang

sangat penting karena baik laporan Laba/Rugi maupun Neraca tidak akan

dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan.

“Modal yang tertanam dalam persediaan sering kali merupakan harta

lancar yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang

paling besar dalam perusahaan. Penjualan akan menurun jika barang tidak

tersedia dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan.
Prosedur pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak

memadai dapat membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang

berlebihan dan tidak terjual. Jadi, penting bagi perusahaan untuk

mengendalikan persediaan secara cermat untuk membatasi biaya

penyimpanan yang terlalu besar”

PT Barriz Santu Jaya adalah salah satu perusahaan dagang yang

memiliki kegiatan utama sebagai penyalur atau sebagai perusahaan sub-

distributor produk farmasi dalam partai besar atau pedagang besar dalam

produk farmasi. Perusahaan ini memiliki kurang lebih 677 jenis produk

dengan tingkat penjualan rata-rata perbulannya mencapai 1.4 miliar dan

persediaan barangnya rata-rata perbulannya mencapat 1.1 miliar untuk

dipasarkan diberbagai wilayah.

PT Barriz Santun Jaya juga menghadapi masalah-masalah yang

berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dalam pelaksanaan kegiatan

operasi usaha, sering terjadi perbedaan jumlah fisik persediaan barang

dagang yang terdapat di gudang dengan jumlah yang tercatat dalam buku

besar persediaan barang dagang. Ini disebabkan kurangnya koordinasi dan

pengawasan dalam pencatatan persediaan barang dagang antara bagian

gudang dan akuntansi.

Masalah lainnya juga yang sering dihadapi adalah masalah kerusakan,

pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan, barang yang

dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya dapat

menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang


sebenarnya ada di gudang.

Mengingat bahwa dalam persediaan sangat penting bagi perusahaan

dalam mencapai efisiensi dan efektivitas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat hal tersebut dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi

Persediaan Barang Dagang Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

EMKM Tahun 2018 (Studi Kasus Pada PT Barriz Santun Jaya)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode pencatatan, penilaian, penyajian laporan

keuangan persediaan barang dagangan pada PT Barriz Santun Jaya?

2. Apakah metode pencatatan, penilaian, dan penyajian laporan keuangan

persediaan barang dagangan yang diterapkan di PT Barriz Santun Jaya

telah sesuai dengan SAK EMKM Tahun 2018?

1.3 Tujuan Peneliitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan metode pencatatan

dan penilaian persediaan barang dagangan dan mengetahui adanya

kesesuaian penerapan metode pencatatan, penilaian, dan penyajian laporan

keuangan persediaan barang dagangan PT Barriz Santun Jaya dengan SAK

EMKM Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilaksanakan penelitian ini adalah :


1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi

PT. Barriz Santun Jaya yang bergerak di bidang usaha perdagangan

farmasi mengenai metode pencatatan dan penilaian yang benar dan sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) EMKM Tahun 2018.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah referensi dan menjadi

inspirasi guna melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

penerapan metode pencatatan dan penilaian barang dagangan di kemudian

hari sebagai upaya penyempurnaan.

3. Bagi Penulis

Sebagai bentuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

di bangku kuliah dengan praktek yang sesungguhnya di suatu perusahaan

serta menambah wawasan. Sehingga terjadi kombinasi yang relevan antara

teori di dunia akademik dengan praktek di dunia pekerjaan yang

sesungguhnya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

“Dari judul penelitian yang di simpulkan mengenai Analisis Penerapan

Akuntansi Persediaan Barang Dagang Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2008

(Studi Kasus pada PT. Barriz Santun Jaya), Peneliti juga menemukan beberapa

penelitian terdahulu yang bisa dijadikan refrensi dalam penyusunan sebuah

penelitian”

No. Judul, Nama, Variabel Metode Hasil Penelitian


Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
1. Analisis perlakuan Akuntansi Kualitatif metode pencatatan
akuntansi Persediaan yang diterapkan pada
persediaan barang Barang perusahaan PT.
jadi sesuai PSAK Dagang, Fortuna inti Alam
No.14 pada PT PSAK dalam mencatat
Fortuna Inti Alam No.14 persediaan barang
jadinya adalah
(Angellica dengan
Karundeng, David menggunakan
Saerang, Hendrik metode periodik
Gamaliel, 2017) dimana dalam
penentuan
persediaan dilakukan
secara fisik.
Sehingga Prosedur
pencatatan yang
dilakukan PT.
Fortuna nti Alam
telah sesuai dengan
PSAK No.14.
2. Analisis Penerapan Akuntansi Deskriptif Hasil penelitian
Akuntansi Persediaan Kualitatif menunjukkan bahwa
Persediaan Barang Barang persediaan akuntansi
Dagangan Dagang telah sesuai dengan
Berdasarkan SAK standar akuntansi
EMKM tahun 2018. berdasarkan SAK
Study Kasus di EMKM tahun 2018,
UMKM Bintang dengan sistem
Malam Pekalongan. pecatatan periodik,
metode penilaian
(Jilma Dewi Ayu yang digunakan
Ningtyas, 2018) adalah metode FIFO.
3. Analisis Penerapan Akuntansi Deskriptif Hasil penelitian
Akuntansi Persediaan Kualitatif menunjukkan bahwa
persediaan Barang persediaan akuntansi
berdasarkan IAI Dagang telah sesuai dengan
dalam SAK EMKM standar akuntansi
tahun 2018. Studi berdasarkan SAK
Kasus Pada UMKM EMKM tahun 2018,
XYZ Yogyakarta. dengan sistem
pecatatan periodik,
(Tatik, 2018) metode penilaian
yang digunakan
adalah metode FIFO.
4. Penerapan Akuntansi Deskrptif Hasil analisis pada
akuntansi Persediaan Kompratif daftar cocok
persediaan obat- Barang (metode ceklis) yang
obatan berdasarkan Dagang dilakukan
PSAK No.14 pada berdasarkan
rumah sakit umum Pernyataan Standar
daerah Akuntansi Keuangan
R.M.DJOELHAM No.14 dilakukan
KOTA. penelitian dalam
penerapan Akuntansi
(Chaliza Zuhasni, pada Obat-obatan di
2016) Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. R.M.
Djoelham Kota
Binjai kurang sesuai
standar PSAK
No.14.
5. Analisis akuntansi Akuntansi Deskriptif Pabrik Roti Syafira
persediaan Persediaan Kualitatif belum menggunakan
berdasarkan PSAK Barang penilaian persediaan
No.14 pada pabrik Dagang sesuai dengan
roti Syahfira standar akuntansi
Medan. persediaan secara
umum. Akan tetaoi
Ana Marianta, masih menggunakan
(2019) peralatan yang
sederhana
6. Analisis penerapan Akuntansi Deskriptif Perlakuan akuntansi
PSAK No.14 Persediaan Kualitatif bahan baku pada PT
tentang akuntansi Barang Perkebunan
persediaan bahan Dagang Nusantara III
baku pada PT. Persero medan
Perkebunan belum sesuai dengan
nusantara III psak No.14 akan
Persero Medan. tetapi menggunakan
analisis mrtode
(Siska Prasylia ceklist kesesuaian
Hartati Harahap, hanya sebesar 70%
2019) dan 30% terdapat
masih ada kesalahan.
7. Analisis Penerapan Akuntansi Deskriptif Metode pencatatan
akuntansi Persediaan Kualitatif yang diterapkan di
persediaan barang Barang Toko Buku Qudsi
dagang berdasarkan Dagang
Malang adalah
PSAK No.14 pada
Toko Buku Qudsi metode periodik
Malang. yang dilakukan di
tiap akhir periode
(Siti Nur Fadilah, (stock opname). Hal
2020) ini telah sesuai
dengan PSAK No.
14 karena
perusahaan telah
mencatat setiap
persediaan barang
dagang di akhir
tahun, sehingga tiap
akhir tahun bisa
mengetahui jumlah
seluruh persediaan.
8. The appplication of Akuntansi Deskriptif Hasil dari penelitian
IAS 2 inventories persediaan pada jurnal ini yaitu
standart in Barang nilai biaya atau nilai
accounting Dagang realisasi bersih,
practices mana yang lebih
rendah. Biaya
(Boydas Hazar H tersebut meliputi
biaya pembelian,
biaya konversi dan
biaya lain yang
terkait untuk
membawa inventaris
ke lokasi saat ini dan
kondisi. Nilai
realisasi bersih
adalah harga jual
dari mana biaya
penyelesaian dan
biaya yang terkait
dengan melakukan
penjualan
dikurangkan. Biaya
dibebankan ke
persediaan dengan
menggunakan salah
satu dari tiga
metode, yaitu,
identifikasi khusus,
first-in first-out dan
rata-rata tertimbang.
Biaya perhitungan
sedikit berbeda dari
satu metode ke
metode lainnya.
Sumber : Diambil dari Jurnal dan Artikel penelitihan terdahulu

Dari jurnal serta penelitian yang ada diatas, tentunya terdapa persamaan

dan perbedaan dengan penelitian yang saat ini sedang diteliti. secara garis besar

persamaan penelitian yang ada yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Angellica

Karundeng, David Saerang, Hendrik Gamaliel (2017), Jilma Dewi Ayu

Ningtyas (2018), Tatik (2018), Chaliza Zuhasni (2016), Ana Marianta (2019),

Siska Prasylia Hartati Harahap (2019), Siti Nur Fadilah (2020), Dengan

penelitian yang sedang diteliti saat ini yaitu sama-sama melakukan penelitian

yang difokuskan pada kesesuaian penerapan metode pencatatan dan penilaian

persediaan barang dagang berdasarkan SAK EMKM Tahun 2008.

Sedangkan yang menjadi perbedaan pada penelitiaan terdahulu dengan


penelitiaan saat ini yaitu bisa dilihat dari metode pengumpulan data yang

digunakan oleh Angellica Karundeng, David Saerang, Hendrik Gamaliel (2017)

adalah observasi, wawancara, dokumentasi sedangkan penelitian saat ini

menggunakan wawancara, tinjauan pustaka, observasi, dan dokumentasi.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Entitas Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Kecil, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran vital

dalam perekonomian masyarakat, terlihat dari kemajuan beberapa penanda

seperti jumlah unit UMKM, angkatan kerja yang dikonsumsi UMKM

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). dan komitmen UMKM untuk

menambah perdagangan. non-minyak. Pengertian UMKM di Indonesia

sendiri memiliki berbagai definisi yang mengacu pada standar organisasi

atau instansi yang berlaku

Pengertiaan EMKM/ UMKM menurut undang- undang No 20 tahun

2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah adalah:

1. Usaha Mikro adalah Usaha ekonomi produktif milik orang perorangan

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro

sebagaimana diatur dalam undang undang ini.

2. Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasi, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi


kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang undag ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

dalam undang undang ini.

Kriteria EMKM /UMKM Menurut Undang undang no.20 tahun 2008

yaitu :

1. Usaha Mikro.

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak RP.50.000.000 (Lima

Puluh Juta Rupiah).

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak RP. 300.000.000

(Tiga Ratus Juta Rupiah).

2. Usaha Kecil.

a. memiliki kekayaan bersih antara RP. 50.000.000 (Lima Puluh Juta

Rupiah)

b. memiliki hasil penjualan tahunan antara RP. 300.000.000 (Tiga

Ratus Juta Rupiah). Dan RP.2.500.000.000 (dua miliar lima ratus

juta rupiah).

3. Usaha Menengah.

a. Memiliki kekayaan bersih antara RP. 500.000.000 (lima ratus juta


rupiah). Dan RP. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah).

b. Memiliki hasil penjualan tahunan antara RP. 2.500.000.000 (dua

miliar lima ratus juta rupiah). Dan RP. 50.000.000 (lima puluh

miliar rupiah).

“Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha

mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diartikan sebagai usaha yang berdiri

sendiri atau perorangan yang memiliki jumlah karyawan maksimal 300

orang serta yang bergantung pada uang sendiri dalam modal usahanya dan

memiliki omzet maksimal 10 miliar”

2.2.2 Pengertian Akuntansi

Menurut Harahap, 2011:12 Akuntansi adalah keahlian mencatat,

mengelompokkan, dan menyimpulkan dengan tujuan tertentu dalam pikiran

dan dalam hal uang terkait, pertukaran, dan kesempatan yang pada

umumnya bersifat moneter dan menggabungkan hasil. AICPA (American

Institute of Certified Public Accounting. Mengenai pemahaman Rudianto,

2012:4 Akuntansi adalah kerangka kerja data yang menghasilkan data

moneter untuk individu yang diinvestasikan sehubungan dengan pergerakan

keuangan dan keadaan suatu organisasi. Menurut Wikipedia, pembukuan

adalah perkiraan , penjabaran atau pemberian jaminan tentang data yang

akan membantu direksi, financial backer, charge specialist, dan pimpinan

lainnya untuk memutuskan distribusi aset pilihan dalam organisasi, asosiasi,

dan kantor pemerintahan (Dikutip dari http://id.wikipedia.org./

wiki/akuntansi).
Menurut Hery (2013:6) pembukuan adalah kerangka kerja data yang

memberikan laporan kepada klien data yang memberikan laporan kepada

klien dari data pembukuan atau pertemuan yang memiliki kepentingan pada

efek lanjutan dari pameran dan keadaan keuangan organisasi. Pembukuan

juga sering dianggap sebagai bahasa bisnis, di mana bahasa bisnis dididik

melalui laporan pembukuan.

Sebagaimana ditunjukkan oleh Suryana (2011:1) menyatakan bahwa

cara mengenali, memperkirakan dan mengumumkan data moneter untuk

memberdayakan keputusan dan pilihan yang jelas dan tegas bagi individu

yang menggunakan data tersebut. Hal ini menegaskan bahwa informasi

yang telah diolah menjadi data keuangan akan berharga sebagai alasan

untuk memutuskan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan,

pelaporan, dan penganalisis keuangan dari perusahaan tersebut.


2.2.3 Beberapa Standar Akuntansi Yang Digunakan

Gambar 2.1

Pilar Standart Akuntansi Keuangan

Sumber: IAI (2016)

Keterangan dari gambar tersebut adalah:

1. SAK UMUM: Alasan pembuatan SAK UMUM berasal dari IFRS. SAK

UMUM direncanakan untuk zat dengan tanggung jawab publik yang kritis. Zat

dengan tanggung jawab publik yang kritis adalah unsur yang telah memberikan

penjelasan pendaftaran atau sedang mengajukan pendaftaran kepada otoritas

pasar modal atau pengendali yang berbeda dengan alasan untuk memberikan

perlindungan di pasar modal. Biasanya organisasi yang sudah terbuka dengan

dunia. SAK Umum disebut juga PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan)
2. SAK ETAP: Diperuntukan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP).

Elemen Tanpa Akuntabilitas Publik adalah elemen yang tidak memiliki

tanggung jawab publik yang kritis dan mengeluarkan laporan moneter yang

berguna secara universal untuk klien luar. Contoh klien luar adalah pemilik

yang tidak langsung terkait dengan berurusan dengan bisnis, penyewa dan

kantor penilaian FICO.

3. SAK EMKM: Diperuntukan bagi unsur-unsur yang tidak memiliki tanggung

jawab publik yang besar atau unsur-unsur yang mempunyai definisi dan

sifat sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang UKM

4. SAK Syariah: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Berbasis

Syariah yang mengacu pada Al-Qur'an Hadist dan Fatwa MUI. Pengaturan

ini menggabungkan sistem yang diterapkan; pertunjukan laporan moneter

syariah, pembukuan murabahah; musyarakah; mudharabah; hormat; istisha.

1. Pengertian Persediaan

Hery 2013:224 mengusulkan bahwa saham dianggap sebagai aset

paling kuat dalam persiapan latihan perdagangan yang otoritatif. Saham

juga merupakan aset terbesar saat ini dari perkumpulan dan asosiasi

perdagangan. Pengaruh saham terhadap keuntungan semakin mudah

terlihat ketika tindakan bisnis terombang-ambing. Untuk mendapatkan

gambaran yang wajar dari stock opname setelah penjelasan terkait. Ikatan
Akuntansi Indonesia (2012:14) mengemukakan bahwa: Persediaan adalah

aset:

a. Sebuah Siap untuk bergerak dalam bisnis biasa

b. Selama waktu yang dihabiskan untuk penciptaan dan lebih jauh

lagi; atau,

c. Sebagai bahan atau perangkat keras yang akan digunakan dalam

komunikasi penciptaan atau untuk menawarkan bantuan apa pun.

R. Agus Sartono (2010:443) Persediaan secara keseluruhan

merupakan salah satu jenis aset lancar yang sangat besar dalam suatu

perkumpulan. Hal ini sederhana karena saham merupakan faktor penting

dalam menentukan kelancaran kegiatan asosiasi seperti keseimbangan

saham. bahan-bahan yang tinggal pada tanggal laporan pembukuan, atau

barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diatur pada waktu-

waktu biasa perkumpulan.

Kieso yang dicirikan oleh Salim (2011: 402) saham adalah suatu

aset yang dijamin oleh asosiasi untuk dapat dibeli dalam suatu tindakan

bisnis rata-rata, atau suatu barang untuk digunakan atau dimakan dalam

perakitan yang tepat. Bunga saham sebagian besar merupakan mata air

terbesar dari perdagangan saat ini (ritel) dan asosiasi berkumpul.

Evaluasi Warren (2011:440) mengatakan bahwa saham adalah

"perdagangan produk yang disimpan untuk dibeli dalam kegiatan bisnis

asosiasi, dan bahan yang digunakan dalam siklus perakitan atau


disimpan". Saham yang diperoleh asosiasi tersebut langsung

diperjualbelikan tanpa melalui kerjasama penciptaan, yang selanjutnya

disebut sebagai persediaan barang.

Stok sebagaimana dimaksud dalam SAK EMKM adalah aset yang

dijual dalam kegiatan sehari-hari berserikat, sedang dalam proses untuk

penyusunan kemudian, atau sebagai bahan penting yang digunakan dalam

kerjasama pembuatan produk atau organisasi.

“Stok merupakan salah satu istilah yang menunjukkan barang

dagangan yang dimiliki oleh suatu usaha pertukaran yang bergantung

pada jenis usahanya. Persediaan adalah barang dagangan yang disimpan

untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Dalam setiap

perubahan bisnis, baik organisasi kecil, menengah, maupun besar, stok

sangat penting untuk ketahanan bisnis. Organisasi harus memiliki pilihan

untuk menilai jumlah stok yang dimiliki, stok yang diklaim oleh

organisasi tidak boleh berlebihan dan tidak boleh terlalu sedikit karena

akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk stok tersebut. Jika

persediaan dijual, jumlah pengirimannya dianggap sebagai biaya pada

periode di mana pendapatan dirasakan. Istilah ''saham'' yang dicirikan

dalam SAK EMKM 2016 adalah sebagai sumber daya"

1. Tersedia untuk dibeli dalam latihan biasa

2. Selama waktu yang dihabiskan untuk pembuatan untuk

kesepakatan nanti atau


3. Sebagai bahan atau perangkat keras untuk digunakan dalam

interaksi penciptaan atau menawarkan jenis bantuan.

2.2.4 Biaya-Biaya Persediaan

Penilaian persediaan membutuhkan penilaian yang cermat dan

sewajarnya untuk dimasukkan sebagai harga pokok dan mana saja yang

dibebankan pada tahun berjalan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2012:14) menyatakan bahwa “beban

persediaan mencakup semua biaya pembelian, biaya pembuatan, dan biaya-

biaya lain yang ditimbulkan sampai persediaan tersebut dalam kondisi layak

untuk dijual/digunakan. Biaya persediaan secara teratur terkait atau

diuraikan sebagai biaya barang dagangan yang dijual dalam suatu lembaga

pertukaran, khususnya harga beli yang meliputi label harga, kewajiban

impor/beban lainnya, biaya transportasi dan lain-lain, mengenai apa yang

mempengaruhi biaya pembelian.

1. Barang dalam Perjalanan

Penjualan dilakukan dengan dua cara:

a. Syarat penjualan franko gudang penjual FOB (free on board

shipping point)maka penjual tidak memiliki kewajiban untuk

menanggung pengangkutan barang dari gudang penjual ke

gudang pembeli, melainkan pembelilah yang harus menanggung

pengangkutan/ongkos barang tersebut.

b. Jika syarat penjualan pranko gudang pembeli (FOB) destination


point, maka kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual

ke pembeli apabila barang tersebut benar-benar telah diterima

atau sampai ke gudang pembeli.

2. Diskon

Batas (diskon) yang diperlakukan sebagai turunan dari biaya dalam

pencatatan perolehan barang dagangan juga harus diperlakukan

sebagai penyisihan dari biaya persediaan. Markdown pertukaran

adalah potongan harga dari biaya rundown saat ini ke biaya yang

benar-benar dibebankan kepada klien. Ukuran penurunan harga

yang diberikan dapat berubah seperti yang ditunjukkan oleh faktor-

faktor tertentu, misalnya jumlah barang dagangan yang dibeli. Jadi

batas pertukaran sering ditetapkan secara seri. Model: Sebuah

organisasi menggambarkan daftar batas pertukarannya sebagai

berikut:

Rabat uang adalah penurunan harga yang diberikan oleh permintaan

yang dibayarkan dalam periode tertentu. Batas uang umumnya

ditetapkan sebagai tingkat nilai yang tidak perlu dibayar. Dimana

kwitansi dibayarkan dalam beberapa hari tertentu, dan semuanya

harus dibayar jika cicilannya terlampaui dalam periode rabat.

Misalnya, 2/10, n/30 menyiratkan bahwa dalam dua persen

diberikan sebagai potongan uang jika tanda terima dibayar dalam 2

hari setelah tanggal penerimaan, namun semuanya dapat dibayar


dalam 30 hari.

3. Beli Pengembalian dan Pengurangan Harga

Penyesuaian terhdap tanda terima juga penting jika produk

ditemukan cacat atau jika kualitasnya lebih rendah dari yang

diminta. Kadang-kadang barang dagangan dikembalikan ke

penyedia atau penyedia, mungkin pembeli juga diberikan nota kredit

oleh penyedia untuk menebus kerusakan atau kualitas produk yang

buruk, dalam dua kasus kewajiban akan berkurang dan langsung

dikaitkan dengan pengukur saham pada kerangka kerja yang tidak

pernah berakhir, atau pengukur kontra-beli, untuk pengembalian dan

imbalan pembelian tertentu, pada kerangka saham yang terputus-

putus.

Jurnal retur pembelian :

1) Periodic

Utang usaha Rp xxx

Retur dan potongan pembelian Rp xxx

2) Perpetual

Utang usaha Rp xxx

Persediaan barang dagangan Rp xxx

2.2.5 Metode Pencatatan Persediaan

Kerangka kerja pembukuan yang tepat dan catatan mutakhir

sangat penting. Penawaran dan klien dapat hilang jika pesanan mereka
tidak sesuai dengan model, jumlah, dan kualitas yang ideal. Oleh karena

itu, organisasi harus secara konsisten menyaring tingkat stok dengan

hati-hati dan mengalahkan biaya pembiayaan karena mengumpulkan

stok. Organisasi menggunakan salah satu dari dua jenis kerangka kerja

akun saham.

Ada dua kerangka kronik saham yang digunakan oleh Reeve

(2009:348), yaitu:

1. Metode Penetapan Biaya Persediaan dalam Sistem Inventaris

Perpetual Dalam kerangka kerja tanpa akhir, semua penambahan dan

pengurangan dalam persediaan dicatat sama seperti kenaikan dan

penurunan dalam uang riil dicatat. Catatan stok menjelang awal

kerangka waktu pembukuan menunjukkan stok yang dapat diakses pada

tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan membebankan stok dan

mengkredit uang atau hutang catatan. Pada tanggal penawaran, harga

pokok penjualan dicatat dengan membebankan harga pokok penjualan

dan mengkredit persediaan.

2. Metode Biaya Stok Dalam Sistem Berkala (fisik) Dalam

kerangka intermiten, pendapatan baru dicatat setiap kali terjadi

kesepakatan. Tidak ada bagian buku harian yang dibuat pada jam

penawaran untuk mencatat harga pokok penjualan produk. Menjelang

akhir kerangka waktu pembukuan, pemeriksaan stok aktual dilakukan

untuk menghitung biaya stok dan harga pokok penjualan.

Strategi akun saham seperti yang dikemukakan oleh Kieso


(2008:404) menyatakan bahwa dalam pencatatan stok ada dua strategi

jangka panjang, organisasi menggunakan salah satu dari dua macam

kerangka kerja agar akun saham tetap nyata, yaitu kerangka tak

berkesudahan atau kerangka sesekali.

1. Sistem Tanpa Akhir

Kerangka stok tanpa akhir terus melacak perubahan pada catatan

stok. Artinya, semua pembelian dan transaksi (penggunaan)

produk dicatat langsung ke catatan stok saat terjadi. Atribut

pembukuan dari kerangka persediaan abadi adalah:

Sebuah. Perolehan produk yang tersedia untuk dibeli atau

Pembelian bahan mentah untuk pembuatan dibebankan ke

persediaan dan bukan untuk pembelian.

b. Biaya transportasi masuk, pengembalian dan kompensasi

pembelian, dan batas pembelian dibebankan ke persediaan dan

bukan ke catatan yang berbeda.

c. Harga pokok penjualan dipersepsikan untuk setiap transaksi

dengan membebankan biaya produk yang terjual dicatat dan

mengkredit stok.

d. Stok adalah akun kontrol yang didukung oleh catatan

tambahan yang berisi catatan saham tunggal.

2. Sistem Sesekali
Seperti yang ditunjukkan oleh kerangka stok sesekali, jumlah

stok yang tersedia diselesaikan, seperti namanya, sebentar-

sebentar. Semua perolehan saham selama jangka waktu

pembukuan dicatat dengan membebankan akun pembelian.

Akun pembelian habis-habisan menjelang akhir jangka waktu

pembukuan ditambahkan ke biaya persediaan menjelang awal

periode untuk menentukan harga pokok barang dagangan yang

siap untuk dipindahkan selama jangka waktu sekarang.

Perbedaan antara teknik kronik saham yang tidak berkesudahan

dan strategi akun saham yang sebenarnya, menurut Baridwan

(2011:129), adalah sebagai berikut:

Sebuah. Metode tak berkesudahan

1. Tidak ada beli alat pengukur, beli retur, beli limit, dan beli

biaya transportasi.

2. Penukaran beli, retur beli, limit beli dan biaya transportasi beli

dicatat dalam alat pengukur stok produk.

3. Setiap transaksi harus diikuti dengan mencatat biaya produk

yang dijual.

4. Lebih tepat digunakan oleh grosir, spesialis atau pedagang

dengan sedikit jenis produk yang dipertukarkan dan tidak sulit

untuk menentukan ukuran harga pokok penjualan setiap kali

terjadi kesepakatan secara efektif.

b. Strategi intermiten/aktual
1. Ada beli alat pengukur, beli retur, beli limit, dan beli biaya

transportasi.

2. Beli pertukaran, beli kembali, beli batas, dan beli biaya kargo

dicatat dalam penilaian masing-masing.

3. Setiap kali terjadi kesepakatan, tidak ada salahnya untuk

mencatat biaya barang dagangan yang terjual. Harga pokok

penjualan ditentukan menjelang akhir periode secara total. 4.

Lebih cocok untuk digunakan dalam organisasi ritel yang

memiliki banyak jenis stok produk dan sulit untuk menentukan

biaya barang dagangan yang dijual setiap kali ada kesepakatan.

“Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

sistem biaya persediaan dalam sistem persediaan perpetual, pencatatan

persediaan dilakukan secara terus-menerus, sehingga harga pokok penjualan

dan jumlah persediaan dapat setiap saat diketahui. Sedangkan dalam metode

biaya persediaan dalam sistem persediaan periodik (fisik), pencatatan

persediaan tidak dilakukan secara terus-menerus, perhitungan fisik

persediaan dan perhitungan harga pokok penjualan dilakukan setiap akhir

periode akuntansi.

2.2.6 Perbedaan Sistem Pencatatan Periodik dan Perpetual

Perbedaan penggunaan kedua strategi tersebut terdapat pada

pencatatan yang digunakan untuk mencatat perolehan saham. Dalam


kerangka kronik intermiten, pembelian saham dilakukan dengan

membebankan akun beli sehingga menjelang akhir periode akan dibuat

perubahan untuk mencatat beban barang dagangan yang terjual dan

melaporkan nilai persediaan menjelang akhir periode

Tabel 2.1

Perbandingan penyajian laporan laba rugi

Sistem Periodik Sistem Perpetual


Penjualan xxx Penjualan xxx
Retur Penjualan (xxx) Retur Penjualan (xxx)
Pot. Penjualan (xxx) Pot. Penjualan (xxx)
Penjualan Penjualan Bersih xxx
Bersih xxx HPP (xxx) Laba
Harga Pokok Penjualan : Kotor
Pers. Barang (awal) xxx
Pembelian xxx
Ongkos Angkut (xxx)
Pot. Pembelian (xxx)
Barang tersedia dijual xxx
Pers. Barang (akhir) (xxx)
HPP (xxx)
Laba Kotor xxx
Sumber: Kieso (2007:287)

2.2.7 Metode Penilaian Persediaan

Mencatat nilai persediaan yang diberikan memutuskan biaya produk yang

dijual dan persediaan akhir. Menurut Baridwan (2011: 158-175), ada

sepuluh cara berbeda untuk menghitung beban produk yang dijual dan

beban persediaan, yaitu:


1. Identifikasi Eksplisit Teknik pembuktian yang dapat dikenali

bergantung pada pemahaman bahwa perkembangan produk harus

naik ke perkembangan biaya. Oleh karena itu, penting untuk

menyiapkan setiap jenis barang dagangan tergantung pada

pengeluaran produk mereka dan untuk setiap pertemuan membuat

kartu stok mereka sendiri, sehingga setiap biaya dapat diketahui.

Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok penjualan dan

sisanya adalah persediaan akhir.

2. Paling awal, paling awal keluar (MPKP)/FIFO Biaya persediaan

akan dibebankan dalam permintaan di mana persediaan itu dibuat.

Jika ada kesepakatan atau penggunaan barang dagangan, biaya

produk yang dibebankan adalah biaya utama produk, diikuti oleh

bagian berikut. Stok akhir didiskon akhirnya biaya.

3. Rata-rata Tertimbang Dalam teknik ini barang dagangan yang

digunakan untuk pembuatan atau transaksi akan dikenakan biaya

normal produk. Perkiraan biaya normal barang dagangan

diselesaikan dengan memisahkan biaya habis-habisan dengan

jumlahnya.

4. Rearward In First Out (MTKP)/LIFO Barang yang dikirim dari

pusat distribusi akan dibebankan biaya pembelian terakhir diikuti


dengan pas lewat. Stok akhir dihargai dengan mengorbankan

pembelian pertama dan yang dihasilkan.

5. Stok Besi/Minuman Dalam teknik ini, anggapan yang digunakan

bahwa organisasi memerlukan ukuran dasar stok (besi) untuk

mengikuti perkembangan bisnisnya. Bahan dasar (besi) ini dianggap

sebagai komponen yang selalu tetap, sehingga dihargai dengan biaya

biaya tetap. Biaya barang dagangan untuk persediaan dasar (besi)

biasanya diambil dari pengalaman masa lalu di mana biaya produk

bernilai rendah. Menjelang akhir periode, jumlah barang di pusat

distribusi ditentukan. Ukuran stok besi dihargai dengan biaya tetap,

sedangkan perbandingan antara ukuran produk yang tersedia dan

stok besi dihargai dengan harga saat ini (baik menggunakan strategi

MTKP, metode normal tertimbang atau strategi lain).

6. Biaya Standar (Standard Costs) Dalam membangun organisasi yang

menggunakan sistem biaya standar, persediaan dihargai dengan

biaya standar, yang merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan.

Biaya standar diselesaikan sebelumnya, yaitu sebelum siklus pembuatan

dimulai, untuk bahan mentah, upah langsung, dan biaya pembuatan

backhand. Jika ada perbedaan antara biaya riil yang dihasilkan dan

biaya standar, perbedaan tersebut akan dicatat sebagai kontras. Karena

persediaan dihargai dengan biaya standar, biaya barang dagangan yang

dijual tidak termasuk kemalangan yang muncul dari kelebihan,


kemewahan dan hal-hal aneh. Biaya standar yang ditetapkan akan terus

digunakan jika tidak ada perkembangan dalam biaya atau strategi

penciptaan. Jika ada perubahan, biaya standar harus diperbarui dan

disesuaikan dengan kondisi baru.

7. Basic Average Cost of stock dalam strategi yang dikendalikan dengan

menghitung harga normal dengan sedikit memperhatikan jumlah

barang dagangan. Jika jumlah barang yang dibeli sangat banyak,

strategi ini tidak menciptakan nilai pengeluaran yang bisa menutupi

seluruh stok.

8. Harga Pembelian Terakhir (Latest Purchase Price) Untuk situasi

ini, persediaan barang dagangan menjelang akhir periode dihargai

dengan mengorbankan pembelian terakhir tanpa memikirkan apakah

jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah pembelian terakhir.

9. Metode Nilai Jual Relatif Teknik ini digunakan untuk semua biaya

bersama untuk setiap barang yang dikirim/dibeli. Masalah

penjatahan ini dapat muncul di kedua organisasi pertukaran dan

perakitan. Dalam organisasi pertukaran, jika beberapa produk dibeli

dengan biaya satu, muncul masalah berapa biaya setiap barang

dagangan ini. Pembagian biaya bersama ini dilakukan tergantung pada

nilai kesepakatan umum dari setiap produk ini.

10. Metode Biaya Variabel (Direct Costing) Dalam strategi ini biaya

pembuatan barang yang dikirim oleh organisasi hanya direpotkan

dengan biaya pembuatan variabel, khususnya bahan mentah, upah


langsung dan biaya produksi menyimpang variabel. Biaya produksi

yang menyimpang yang akan dibebankan sebagai biaya dalam periode

yang bersangkutan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam persediaan.

Strategi ini berharga bagi perintis organisasi untuk merencanakan dan

menyaring biaya. Semua bersama-sama agar teknik ini berfungsi, akun

pengeluaran harus diisolasi dari biaya variabel dan tetap. Karena hanya

biaya faktor yang diingat untuk perkiraan biaya produksi, teknik ini

tidak diakui sebagai standar pembukuan biasa.Oleh karena itu jika

digunakan metode biaya variabel maka pada akhir periode harus

diadakan penyesuaian terhadap persediaan dan harga pokok penjualan.

Dalam keadaan tertentu, persediaan tidak dinilai dengan biaya sebenarnya,

namun dengan biaya yang diharapkan. Kebutuhan untuk menilai persediaan

pada umumnya muncul dalam organisasi yang menggunakan kerangka

kerja akun yang sebenarnya, karena catatan stok poin demi poin tidak dapat

diakses.

Ada tiga macam teknik Menurut Kartikahadi (2012:335) sehubungan

dengan penilaian stok dan harga pokok penjualan tergantung pada biaya

pengadaan, khususnya:

1. Identifikasi Eksplisit. Strategi ID eksplisit biasanya diterapkan untuk

bertukar atau bertukar organisasi yang luar biasa atau luar biasa dan

biasanya bernilai tinggi. Misalnya barang koleksi, gaun pengantin dengan


desain unik, struktur rumah, kavling tanah sesuai luas dan ukuran, dan lain-

lain.

2. Normal Dalam strategi normal atau teknik normal tertimbang, biaya

barang dagangan siap pindah (persediaan awal dan pembelian)

dipartisi dengan unit siap pindah, untuk memperoleh biaya normal per

unit. Jika perusahaan menggunakan strategi akun intermiten, biaya normal

per unit dapat ditentukan menjelang akhir periode. Sedangkan pada teknik

never-ending recording, setiap kali terjadi pembelian akan ditentukan biaya

new normal per unit. Untuk strategi abadi untuk mencatat perkembangan

pengeluaran normal, itu dikenal sebagai teknik normal bergerak.

Tabel 2.3

Perhitungan Rata-rata Tertimbang Periodik

Persediaaan

Tan Keterang Uni Biaya/U Total


ggal an t nit (Rp) Biaya
(kg) (Rp)
1- Persediaa 200 8.550 1.710.
12- n Awal 000
201
8
5- Pembelia 150 8.875 1.331.
12- n 250
201
8
15- Pembelia 90 8.950 805.5
12- n 00
201
8
Total 440 =3.846. 3.846.
Persedia 750/440 750
an
Rata- =
rata 8.742,6
tertimba 1
ng
Biaya/Un
it

Penjualan

Tanggal Keterangan Unit (kg) Biaya/Unit Total Biaya


(Rp) (Rp)
10-12-2018 90 8.742,61 786.834,9
10-12-2018 120 8.742,61 1.049.113,2
Biaya Pokok 210 1.835.948,1
Penjualan

Persediaan Akhir = (Total Persediaan – Total Penjualan)

= (440 – 210) x Rp. 3

Tabel 2.4

Perhitungan Rata-rata Tertimbang Perpetual

Tan Pembelian Biaya Pokok Saldo


gga Penjualan
l U B T U B T U B T S
nit i o n i o nit i o a
a t it a t a t l
y a y a y a d
a l a l a l o
Des
em
ber
201
8
1 20 8 1 1
0 . . .
5 7 7
5 1 1
0 0 0
. .
0 0
0 0
0 0
5 15 8 1 35 8 3 3
0 . . 0 . . .
8 3 6 0 0
7 3 8 4 4
5 1 9 1 1
. , . .
2 2 2 2
5 9 5 5
0 0 0
10 9 8 7 26 8 2 2
0 . 8 0 . . .
6 2 6 2 2
8 . 8 5 5
9 0 9 9 9
, 3 , . .
2 6 2 2 2
9 , 9 1 1
1 5 5
, ,
4 4
15 90 8 8 35 8 3 3
. 0 0 . . .
9 5 7 0 0
5 . 5 6 6
0 5 6 4 4
0 , . .
0 3 7 7
3 1 1
5 5
, ,
4 4
27 1 8 1 23 8 2 2
2 . . 0 . . .
0 7 0 8 0 0
5 5 7 1 1
6 0 6 3 3
, . , . .
3 7 3 9 9
3 5 3 5 5
9 5 5
, , ,
6 9 9
2 1
1 .
0 8
3
2
.
7
9
5
.
7

Biaya Pokok Penjualan = Rp.1.832.795,7 dan Persediaan akhir 230kg

senilai Rp.2.013.955,9

1. Early in, Early Out (FIFO) Strategi ini mengharapkan barang utama yang

dibeli adalah barang utama yang dijual. Manfaat teknik ini terletak pada

nilai persediaan yang diumumkan dalam ringkasan anggaran (laporan aset).

Karena barang dagangan yang dibeli pertama dianggap dijual terlebih

dahulu dan produk yang dirinci sebagai stok pada laporan akuntansi

mencerminkan biaya yang disebutkan terakhir, jadi di bawah perputaran

saham biasa, nilai persediaan pada catatan moneter mendekati nilai

persediaan saat ini.


Pemanfaatan teknik penilaian saham dalam menentukan biaya produk yang

dijual bergantung pada pendekatan organisasi dalam memutuskan. Setiap

strategi penilaian yang digambarkan di atas akan menghasilkan nilai

alternatif harga pokok penjualan dan persediaan akhir. Dengan demikian,

pemanfaatan teknik penilaian saham secara langsung mempengaruhi

laporan.

Uang, khususnya artikulasi gaji dan catatan moneter. Dalam prinsip

pembukuan moneter, teknik penilaian rearward in, first-out (LIFO), pada

saat ini tidak diperbolehkan untuk digunakan. Oleh karena itu, laporan ini

tidak membicarakan teknik LIFO masuk ke belakang, keluar pertama.

Tabel 2.5

Perhitungan (First In First Out/FIFO) Periodik

Tan Ket U B To Saldo


gga era nit i tal (Rp)
l nga a Bi
n y ay
a a
/ (R
U p)
n
i
t

(
R
p
)
1- Per 20 8 1.7 200@
12- sedi 0 . 10. Rp.8.550
201 aan 5 00
8 Aw 5 0
al 0
5- Pe 15 8 1.3 200@Rp.
12- mb 0 . 31. 8.550
201 elia 8 25
8 n 7 0
5
150@Rp.
8.875
10- Pen 90 8 76 110@Rp.
12- jual . 9.5 8.550
201 an 5 00
8 5
0
150@Rp.
8.875
15- Pe 90 8 80 110@Rp.
12- mb . 5.5 8.550
291 elia 9 00
8 n 5
0
150@Rp.
8.950
90@Rp.8
.950
27- Pen 11 8 94 140@Rp.
12- jual 0 . 0.5 8.875
201 an 5 50
8 5
0
90@Rp.8
8.750

Biaya Pokok Penjualan = Rp.769.500 + Rp.940.500 + Rp.88.750

= Rp.1.798.750

Persediaan Akhir = (140 @ Rp.8.875) + (90 @ Rp.8.950) =

= Rp.2.048.000

Tabel 2.6

Perhitungan (First In First Out/FIFO) Perpetual


Tan Pembelian Biaya Pokok Saldo
gga Penjualan
l U B T U B T U B T S
nit i o n i o nit i o a
a t it a t a t l
y a y a y a d
a l a l a l o
Des
em
ber
201
8
1 20 8 1 1
0 . . .
5 7 7
5 1 1
0 0 0
. .
0 0
0 0
0 0
5 15 8 1 20 8 1
0 . . 0 . .
8 3 5 7
7 3 5 1
5 1 0 0
. .
2 0
5 0
0 0
15 8 1 3
0 . . .
8 3 0
7 3 4
5 1 1
. .
2 2
5 5
0 0
10 9 8 7 11 8 9
0 . 6 0 . 4
5 9 5 0
5 . 5 .
5 5
0 0
0 0
15 8 1 2
0 . . .
8 3 2
7 3 7
5 1 1
. .
2 7
5 5
0 0
15 90 8 8 11 8 9
. 0 0 . 4
9 5 5 0
5 . 5 .
0 5 0 5
0 0
0 0
15 8 1
0 . .
8 3
7 3
5 1
.
2
5
0
90 8 8 3
. 0 .
9 5 0
5 . 7
0 5 7
0 .
0 2
5
0
27 1 8 9 14 8 1
1 . 4 0 . .
0 5 0 8 2
5 . 7 4
0 5 5 2
0 .
0 5
0
0
1 8 8 90 8 8 2
0 . 8 . 0 .
8 . 9 5 0
7 7 5 . 4
5 5 0 5 8
0 0 .
0 0
0
0
2 1 23
1 . 0
0 7
9
8
.
7
5
0

Biaya Pokok Penjualan = Rp.1.798.750 dan Persediaan Akhir 230kg senilai

Rp.2.048.000

2.2.8 Penyajian Laporan Keuangan

IAI dalam SAK EMKM (2018:7) mengatur penyajian laporan

keuangan sebagai berikut:

2. Penyajian Wajar

IAI dalam SAK EMKM (2018:7) Penyajian wajar mensyaratkan

penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang

sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan,

dan beban. Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk

menyajikan informasi untuk mencapai tujuan:

a. Relevan: informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses

pengambilan keputusan.
b. Representasi tepat: informasi disajikan secara tepat atau secara apa yang

seharusnya disajikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.

c. Keterbandingan: informasi dalam laporan keuangan entitas dapat

dibandingkan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan

posisi dan kinerja keuangan. Informasi dalam laporan keuangan entitas

juga dapat dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan

kinerja keuangan. Keterpahaman: informasi yang disajikan dapat dengan

mudah dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai serta kemauan untuk mempelajari informasi

tersebut dengan ketekunan yang wajar

3. Kepatuhan terhadap SAK EMKM

IAI dalam SAK EMKM (2018:7), Entitas yang laporan keuangannya

telah patuh terhadap SAK EMKM membuat pernyataan secara ekplisit dan

tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM dalam catatan atas

laporan keuangan. Entitas tidak dapat mendeskripsikan bahwa laporan

keuangan telah patuh terhadap SAK EMKM, kecuali laporan keuangan

tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK EMKM

4. Penyajian yang Konsisten

Penyajian dan klasifikasi akun-akun dalam laporan keuangan antar

periode entitas disusun secara konsisten, kecuali:

a. Telah terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas,

perubahan estimasi, dan kesalahan dalam pencatatan.

b. SAK EMKM mensyaratkan perubahan penyajian


c. Informasi yang Lengkap

Laporan keuangan minimum terdiri dari:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

b. Laporan laba rugi selama periode

c. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian

akun-akun tertentu yang relevan.

Selain itu, laporan keuangan lengkap berarti bahwa entitas menyajikan

minimum dua periode untuk setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan

catatan atas laporan keuangan yang terkait.

5 Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan

catatan atas laporan keuangan. Selain itu, entitas menunjukkan informasi

berikut dengan jelas dan diulangi bilamana perlu untuk pemahaman

informasi yang disajikan:

a. Nama entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan;

b. Tanggal akhir periode pelaporan dan periode laporan keuangan

c. Rupiah sebagai mata uang penyajian

d. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Sesuai SAK EMKM (2018:57) menerapkan strategi penetapan dan

pencatatan beban pokok penjualan yang diarahkan berdasarkan norma

pembukuan moneter. Dengan cara ini, teknik yang digunakan dalam


melaksanakan kerangka penilaian dan pencatatan biaya produk yang dijual

akan diterapkan oleh strategi yang berbeda, strategi yang digunakan adalah

strategi masuk paling awal, paling awal keluar (FIFO) dan teknik

tertimbang normal atau intermiten yang digunakan untuk mencatat. masalah

terkait. Dengan stok dalam bisnis pertukaran di mana aliran stok di seluruh

barang dagangan tidak dicatat secara menyeluruh sehingga untuk

mengetahui nilai stok pada waktu tertentu, Anda harus memastikan produk

saat ini (tinggal) menjelang akhir periode atau dicatat dan ditentukan secara

unik. menuju awal dan akhir kerangka waktu pembukuan, untuk

memutuskan beban barang dagangan yang dijual. Harga pokok penjualan

adalah label harga atau biaya mutlak penciptaan berbagai produk yang telah

dijual dalam periode tertentu. Strategi intermiten ini digunakan oleh

perusahaan-perusahaan bursa yang memiliki rekurensi pertukaran yang

tinggi, untuk bisnis pertukaran ini lebih baik menggunakan teknik estimasi

sesekali karena jenis sahamnya terlalu banyak dan ditentukan secara jelas

menjelang awal dan akhir periode. sedangkan teknik tak berkesudahan

hanya digunakan untuk mencatat stok dimana stok produk dicatat dan

ditentukan secara mendalam baik pada jam pengadaan maupun pada jam

penawaran, strategi ini lebih masuk akal untuk organisasi pertukaran yang

memiliki pengulangan pertukaran yang tidak terlalu tinggi namun nilai

tukarnya sangat besar.

Laporan anggaran perubahan organisasi sesuai SAK EMKM terdiri

dari penjelasan manfaat dan kerugian serta pernyataan posisi moneter.


Bagian penting dari pengumuman pembayaran adalah pernyataan harga

pokok penjualan, artikulasi pembayaran dan pernyataan situasi keuangan

dari organisasi pertukaran.

1. Laporan Beban Pokok Penjualan

Perusahaan Dagang

Laporan Laba Rugi (Sebagian)

Periode yang Berakhir 31 Desember 2018


BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan Awal, 1 Januari 2018 xxx
Pembelian xxx
Kurang: Retur & pengurangan pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Pembelian bersih (xxx)
Tambah: Beban angkut pembelian xxx
Biaya perolehan persediaan tersedia untuk dijual xxx
Persediaan 31 Desember 2018 xxx
Beban pokok penjualan xxx
xxx

2. Lporan Laba Rugi

Perusahaan Dagang
Laporan Laba Rugi
Periode yang Berakhir 31 Desember 2018
Pendapatan xxx
Penjualan bersih xxx
Pendapatan Bunga xxx
Keuntungan lai-lain xxx
Total pendapatan xxx
Beban pokok penjualan xxx
Beban operasi xxx
Beban bunga xxx
Kerugian lain-lain xxx
Total beban xxx
Laba bersih xxx

3. Laporan Posisi Keuangan

Perusahaan Dagang
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2018
Aset
Kas xxx
Piutang xxx
Perlengkapan xxx
Persediaan xxx
Tanah xxx
Bangunan xxx
Total Aset xxx
Liabilitas
Utang Usaha xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Total Liabilitas xxx
Ekuitas
Modal xxx
Total Modal xxx
Total Liabilitas dan Ekuitas xxx

2.3 Kerangka Konseptual


Untuk lebih memperjelas penelitian ini dapat dilihat dari konsepsional

yang peneliti buat.

Gambar 2.7
Kerangka Konseptual

Akuntansi persediaan barang


dagang

Pencatatan,
Penilaian dan Pelaporan Persediaan

PT. Barriz Santun Jaya is an exchanging business that has the fundamental

action to circulate meds, general items and different necessities. This exertion is

required and an exact stock evaluation to deliver precise monetary reports as

per SAK EMKM YearPencatatan,


2018, on Penilaian
the grounds
dan that the strategy utilized in
Pelaporan SAK EMKM Tahun
recording and surveying stock assists
2018the board with settling on a choice so that

there is no lack of products (balance) so it can address the issues clients

dependent on the request submitted to the PT. Barriz Santun Jaya, just as far as

recording and assessing, deciding the measure of stock and cost of products
sold which will later be accounted for and introduced in the organization's

benefit and misfortune fiscal summaries.

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan analisis

deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan analisis yang


diwujudkan dengan cara menggambarkan kenyataan atau keadaan-keadaan

atas suatu obyek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-

keterangan dari pihah-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian

ini. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali

atau membangun satu proposi atau menjelaskan makna dibalik realita

Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang terjadi di lapangan.

Deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Hasil

analisis tersebut kemudian diinterpretasikan guna memberikan gambaran

yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas peneliti

memfokuskan pada adalah sebagai berikut:

1. Metode pencatatan persediaan yang digunakan pada PT. Barriz Santun

Jaya berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018.

2. Metode penilaian persediaan yang digunakan pada PT. Barriz Santun

Jaya berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018.

3. Penyajian laporan keuangan yang digunakan pada PT. Barriz Santun

Jaya berdasarkan SAK EMKM yang digunakan.

1.3 Key Informan/Informan Kunci

Informan penelitian adalah orang atau pihak yang berkaitan dengan


penelitian yang dapat memberikan informasi tentang berbagai situasi,

kondisi, keadaan yang ada dilokasi penelitian sehingga bisa memberikan

data yang akurat kepada peneliti. Informan pada penelitian ini. Menurut

Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam

yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui

dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian.

2. Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak secara langsung terlibat dalam interaksi

sosial yang diteliti.

4. Menurut Koentjaraningrat (1986) dalam Gunawan Imam (2015:166)

Informan pertama yang ditunjuk karena memang benar-benar ahli atau

yang memiliki pengetahuan tentang unsur masyarakat atau kebudayaan

yang diperlukan itu disebut informan kunci (key informan). Dalam

menetapkan informan, peneliti menggunakan teknik purposive.

Menurut Sugiyono (2017) purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam

penelitian ini peneliti dalam menentukan informan kunci sesuai dengan

kriteria dalam penetapan informan kunci yaitu seseorang yang


mengetahui seluk beluk dan dapat memberikan informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian.

Tabel 3.1

Informan Kunci

No Informan Kuantitas

1 Direktur 1 orang

2. Admin Persediaan 1 orang

3. Kepala Gudang 1 orang

1.4 Jenis & Sumber Data

1. Data primer

Data primer merupakan kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.Sumber data

utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio,

pengambilan foto, atau film.Pencatatan sumber data utama ini biasanya

melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil

gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Lexy J. Moloeng

2014). Data yang terkait pada penelitian ini meliputi histori dari PT. Barriz

Santun Jaya, struktur organisasi, visi misi perusahaan, dan laporan

keuangan PT. Barriz Santun Jaya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini dengan cara wawancara pada manajer PT. Barriz Santun Jaya yaitu Bu
Muji, Mbak Ambar selaku staff admin, Mas Pebyanto selaku kepala

gudang.

2. Data Sekunder

Sunyoto (2016) menyatakan data sekunder adalah data yang

bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya

yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-

buku yang adakaitannya dengan objek penelitian. Data yang digunakan

peneliti yaitu berkaitan dengan pencatatan dan penilaian persediaan barang

obat-obatan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan PT.

Barriz Santun Jaya

1.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut John Creswell (2015) teknik pengumpulan data di

klasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain :

1. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan percakapan dengan tujuan tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, pihak pertama menjadi

pewawancara yang memiliki tugas memberikan pertanyaan dan pihak

yang kedua adalah pihak yang terwawancara yang tugasnya adalah

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pihak pertama. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan manajer

PT. Barriz Santun Jaya yaitu Bu Muji pada tanggal 2 Juni 2021 diruang

staff admin. Tentunya sebelum melakukan wawancara peneliti sudah

mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan guna memperoleh


suatu informasi yang relevan.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan pancaindra sebagai alat bantu

utamanya, karena itu observasi dapat diartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

pancaindra mata serta dengan dibantu oleh pancaindra lainnya (Burhan

Bungin 2001). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami penerapan sistem

akuntansi persediaan barang dagang apakah sudah ada kesesuain

terhadap SAK EMKM Tahun 2018 yang menjadi standart akuntansi

persediaan.

3. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial.Pada umumnya metode

dokumentasi ini biasanya dipakai untuk menelusuri data historis

(Burhan Bungin 2001). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode dokumentasi untuk memperoleh informasi dari berdirinya

sebuah perusahaan dan tentunya informasi tentang persediaan barang

dagang pada PT. Barriz Santun Jaya.

1.6 Teknik Analisis Data

Ada dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif adalah data yang tidak dapat dianalisis dengan teknik statistic.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dianalisis dengan teknik

statistic. Jadi, ada dua analisis data yaitu dengan metode non statistic untuk

data kualitatif, dan dengan metode statistic untuk data kuantitatif.

Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata

atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan

dengan kata- kata atau tulisan. Yang menjadi perhatian di sini adalah

bagaimana menganalisis pernyataan dalam bentuk kata-kata atau tulisan

tersebut. Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data.

Ada beberapa langkah yang harus penulis lakukan dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi untuk mengetahui gambaran umum tentang

persediaan yang ada di tempat diadakannya penelitian.

2. Mengetahui struktur organisasi PT. Barriz Santun Jaya serta tugas dan

tanggungjawab masing-masing.

3. Mengetahui bagian-bagian yang bertanggungjawab dalam setiap hal

yang berhubungan dengan pelaporan keuangan terutama berkaitan

dengan persediaan barang.

4. Menelusuri proses pencatatan dan penilaian persediaan barang yang ada

di PT Barriz Santun Jaya.

5. Membandingkan hasil yang diperoleh dari perusahaan dengan PSAK

No.14 untuk dijadikan dasar acuan dalam menganalisa permasalahan

yang ada.
6. Menarik kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih. 2009. Akuntansi Pengantar Pendekatan


Terpadu. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
Yogjakarta: BPFE
Bagong, Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarata : Kencana Prenanda
Media Group.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : Rajawali Pers.
Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Handoko. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama. Bandung:
Pustaka Setia, Bandung.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Edisi Pertama
Cetakan ke sepuluh. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Herry. TeoriAkuntansi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009
Ikatan Akuntansi Indonesia (2012), Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Kieso dan Weygandt. 2011. Intermediate Accounting edisi tahun 2011. Jakarta:
Erlangga.
John Suprihanto , Manajemen, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2014),
h. 5
Martani, Dwi et.al, Akuntansi Keuangan menengah berbasis PSAK. Jakarta :
Salemba Empat. 2014
Rahayu, Sri M., Ramadhanti, Wita,. Widodo, Taufik M. tahun 2020. Akuntansi
Dasar sesuai dengan SAK EMKM. Yogyakarta: CV Budi utama
Robert Libby, at.all., Akuntansi Keuangan.Yogyakarta : Andi,ed.5, 2007.
Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Penerbit : Erlangga, Jakarta
Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan, Edisi Pertama, Yogyakarta:Graha
Ilmu
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Suryana. 2011. Kewirausahaan Pendoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat
Warren, S.Carl. et al. ”Pengantar Akuntansi”. Salemba Empat, Jakarta. 2008
2.2

Anda mungkin juga menyukai