Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat
terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya. Perusahaan
didirikan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dan untuk dipertahankan kelangsungan
hidup usahanya. Perusahaan banyak melakukan usaha untuk mencapai tujuannya itu.
Perusahaan harus tetap berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya di masa yang akan
datang. Usaha yang dilakukan pasti memiliki kemampuan untuk menghasilkan profit dan
keuntungan. Tentu saja kelangsungan usaha ini dapat terwujud jika barang atau jasa yang
ditawarkan dapat diterima di pasaran, dan dapat menarik pangsa pasar. Perusahaan sendiri
merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama faktorfaktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal dan keahlian pengusaha) yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat atau melayani kepentingan masyarakat, dengan tujuan memperoleh laba
atau keuntungan. Penggolongan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu perusahaan
menurut badan hukumnya dan perusahaan menurut operasinya. Perusahaan menurut badan
hukumnya ada lima yaitu perusahaan perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan
terbatas dan koperasi. Sedangkan perusahaan menurut operasinya ada tiga yaitu perusahaan
jasa, perusahaan dagang dan qperusahaan industri (manufaktur).

Persediaan merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah perusahaan, terutama
diperusahaan dagang. Dengan melihat aktivitasnya, perusahaan dagang dapat dipahami
sebagai perusahaan yang membeli barang lalu menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atau
sifat barang tersebut. Keuntungan perusahaan dagang didapat dari selisih antara harga jual
dengan harga beli. Pengelolaan persediaan yang kurang baik dan asal-asalan pada perusahaan
dagang akan berdampak kurang baik bagi sebuah perusahaan dagang, karena persediaan
bagian perusahaan dagang sangat berhubungan dengan barang dagangan yang akan dijual
kepada pembeli. Jika barang dagangan yang diterima oleh pembeli jelek dan kualitas barang
dagangan tidak sesuai dengan harga yang telah dibayarkan pembeli, maka kesempatan untuk
mendapatkan loyalitas pembeli kepada perusahaan akan hilang dan jika banyak pembeli yang
tidak loyal pada suatu perusahaan, dampaknya perusahaan tersebut akan berkurang tingkat
penjualannya karena banyak pembeli yang kecewa dan pendapatan perusahaan akan
berkurang. Dalam lingkup aktivitas mengenai persediaan, perusahaan tidak hanya sekedar
membeli barang dagangan, kemudian disimpan digudang lalu barang dagangan keluar dari
gudang jika ada penjualan. Tapi adalah dari awal bagaimana aktivitas pembelian persediaan
barang dagangan tersebut dapat tercatat baik, bagaimana pemilihan metode dan sistem yang
cocok dan penerapannya dalam suatu perusahaan, kemudian dalam hal pengendaliaan
persediaan barang dagangan, sampai barang tersebut dijual dan diterima oleh konsumen
dengan puas tanpa adanya keluhan dari konsumen.

Begitu pentingnya peran persediaan, maka diperlukan suatu pemilihan metode akuntansi
persediaan yang tepat bagi suatu perusahaan. Salah satu arti penting pemilihan metode
akuntansi persediaan yaitu untuk proses pengendalian persediaan. Tidak semua perusahaan
memiliki kebijakan yang sama dalam memilih metode akuntansi persediaan karena metode
akuntansi persediaan yang digunakan juga harus memperhatikan jenis kegiatan operasional
perusahaan. Setiap metode akuntansi persediaan yang digunakan akan memiliki beberapa
implikasi, antara lain mempengaruhi laporan keuangan baik neraca maupun laba/rugi.
Contohnya, kesalahan dalam perhitungan fisik perusahaan akan qmengakibatkan kekeliruan
persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva dalam neraca. Implikasi pemilihan metode
akuntansi persediaan yang lain yaitu dapat mempengaruhi manajemen serta pihak pihak lain
yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, pemilihan metode
akuntansi persediaan yang tepat sangat diperlukan dalam suatu perusahaan. Tujuan lain dari
akuntansi persediaan ialah penilaian persediaan dimana untuk menetapkan penghasilan yang
wajardengan membebankan biaya yang bersangkutan terhadap penghasiln perusahaan. Dalam
proses penjualan dan pembelian dapat dilihat bahwa persediaan merupakan nilai yang tersisa
setelah jumlah biaya telah dibebankan terhaddap penjualan atau sebagai jmlah biaya yang
tersisa untuk dibebankan terhadap penjualan dimasa yang akan datang.

Sementara itu, perusahaan membutuhkan suatu informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh
pimpinan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan
perkembangan perusahaan. Dengan sistem akuntansi, perkembangan perusahaan tersebut
dapat diikuti dari waktu ke waktu karena keuntungan dan kerugian dapat dideteksi. Sehingga
jika ada suatu kerugian maka perusahaan dapat mencari penyebabnya serta dapat
ditanggulangi, dan jika mendapat suatu keuntungan maka perusahaan dapat
mengembangkannya.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001 : 3). Informasi memegang peran yang
sangat menentukan dan penting sebagai alat pengambil keputusan maka perlu perancangan
khusus dalam pengelolaan informasi itu sendiri. Sistem akuntansi penjualan tunai merupakan
salah satu bagian dari sistem akuntansi yang akan ikut menentukan penyajian informasi. Hal
ini dikarenakan keberhasilan sistem akuntansi dalam menghasilkan informasi ditentukan oleh
kesesuaian antar bagian sistem itu sendiri. Dengan perkembangan teknologi pengolahan data
yang canggih dan pesat, komputerisasi merupakan suatu alternatif tepat yang dibutuhkan
seorang pimpinan guna mengolah data dari informasi untuk membantu menyelesaikan tugas
pimpinan.

Toko 24 Temanggung adalah suatu perusahaan dagang skala kecil menengah yang
menjual berbagai macam alat kebutuhan sehari-hari baik sembako, alat tulis, alat kantor, dan
lain-lain. Dalam penyimpanan datanya, Toko 24 Temanggung belum menggunakan sistem
database untuk penyimpanan data. Mengakibatkan apabila sewaktu-waktu pemilik toko
membutuhkan informasi mengenai transaksi penjualan tunai yang terjadi danjumlah
persediaan barang yang ada, maka sistem tidak dapat menyajikan secara cepat sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh informasi yang diinginkan tersebut.

Penulisan transaksi penjualan masih menggunakan nota yang ditulis tangan. Nota yang
digunakan rangkap dua, nota pertama untuk pembeli dan nota kedua untuk data toko. Setiap
harinya ketika toko akan tutup, diadakan perekapan hasil penjualan pada hari tersebut
berdasarkan nota penjualan. Dengan kata lain, penyajian pencatatan dan pembuatan laporan
membutuhkan waktu yang lama. Sehingga informasi yang disampaikan kurang lengkap dan
memadai, jika dokumen tersebut hilang atau rusak maka toko tidak mempunyai salinan (back
up) dari dokumen tersebut. Hal ini nantinya akan menyulitkan toko dalam penyusunan laporan
keuangan.
Belum adanya pemisahan fungsi yang jelas terhadap fungsi-fungsi yang terkait, sehingga
terjadi perangkapan tugas yang dijalankan oleh fungsi-fungsi yang ada. Akibatnya
pengendalian intern di Toko 24 Temanggung kurang memadai.

Pengelolaan laporan yang baik tentu akan mempermudah transaksi yang dilakukan.
Karena itu diperlukan perancangan sistem akuntansi penjualan tunai untuk mempermudah alur
transaksi dan pengendalian intern yang baik. Dengan menggunakan sistem akuntansi
terkomputerisasi maka semua data dan transaksi akan tersimpan pada database yang bisa
diakses sewaktu-waktu. Oleh karena itu, dengan adanya sistem akuntansi penjualan tunai
terkomputerisasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas
penjualan, dapat meminimalisir kesalahan pencatatan, data yang hilang, dan tidak kesesuaian
antara jumlah barang yang tercatat dengan yang ada di catatan sehingga dapat mempermudah
toko dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan hal tersebut maka penulis memilih Toko 24
Temanggung sebagai objek penelitian bagi penulis dalam penyusunan sebuah skripsi dengan
judul “PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI
TERKOMPUTERISASI PADA TOKO 24 TEMANGGUNG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat suatu identifikasi
masalah sebagai berikut:

1. Sistem yang ada tidak dapat menyajikan informasi secara cepat mengenai transaksi
penjualan tunai yang terjadi dan jumlah persediaan barang yang ada, sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh informasi yang diinginkan.
2. Toko kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan karena informasi yang disampaikan
kurang lengkap dan memadai, jika dokumen tersebuthilang atau rusak maka toko tidak
mempunyai salinan dari dokumen tersebut.
3. Terjadi perangkapan tugas yang dijalankan oleh fungsi-fungsi yang ada sehingga
pengendalian intern kurang memadai.
4. Belum adanya sistem akuntansi penjualan tunai terkomputerisasi yang mendukung
terhadap pengendalian intern di Toko 24 Temanggung.
C. Pembatasan Masalah

Sistem akuntansi penjualan tunai memiliki cakupan yang cukup luas. Untuk menghindari
luasnya pembahasan, maka dalam penelitian ini akan difokuskan pada dua hal sebagai
berikut :

1. Analisis sistem akuntansi penjualan tunai yang telah diterapkan pada Toko 24
Temanggung.
2. Perancangan sistem akuntansi penjualan tunai terkomputerisasi pada Toko 24 berdasarkan
kebutuhan perusahaan.
3. Perumusan Masalah
4. Bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai yang selama ini diterapkan pada Toko 24
Temanggung?
5. Bagaimana perancangan sistem akuntansi penjualan tunai terkomputerisasi yang sesuai dan
layak diterapkan Toko 24 Temanggung?

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai yang selama ini diterapkan pada Toko 24
Temanggung?
2. Bagaimana perancangan sistem akuntansi penjualan tunai terkomputerisasi yang sesuai dan
layak diterapkan Toko 24 Temanggung?

Anda mungkin juga menyukai