Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya tujuan yang ingin dicapai dengan didirikannya

perusahaan adalah meningkatkan pendapatan guna memperoleh laba

yang optimal, serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

yang ingin tumbuh, berkembang, dan berkesinambungan. Untuk

mencapai tujuan tersebut, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana cara memaksimalkan laba dimana hal ini dapat dilakukan

dengan melakukan aktivitas penjuaan. Dengan adanya aktivitas penjualan

tersebut perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang dapat

dipergunakan untuk melangsungkan dan mengambangkan aktivitas

operasional perusahaan. Tanpa adanya penjualan yang cukup

maka suatu perusahaan tidak akan mencapai tujuan utamanya karena

faktor umum yang paling menentukan kelangsungan hidup setiap

perusahaan adalah penjualan.

Panjualan terdiri atas penjualan tunai dan penjualan kredit.

Penjualan tunai merupkan penjualan yang tranksaksinya dilakukan secara

tunai, dengan melakukan penjualan tunai perusahaan lebih cepat

mendapatkan kas dimana dari kas tersebut dapat digunakan untuk

melakukan pembelian persediaan barang yang dibutuhkan konsumen

1
2

atau untuk biaya operasional perusahaan yang dibutuhkan konsumen atau

untuk biaya operasional perusahaan lainnya. Berbeda dengan penjualan

tunai, penjualan kredit membutuhkan waktu yang lama bagi perusahaan

untuk mendapatkan kas karena perusahaan harus menunggu waktu jatuh

tempo dari penjualan tersebut untuk melakukan penagihan, dalam

penjualan kredit terdapat kemungkinan timbulnya piutang yang tidak

tertagih, suatu piutang dapat di identifikasi sebagai piutang tak tertagih

apabila telah jauh melewati tanggal jatuh temponya. Namun penjualan

kredit lebih banyak dipilih oleh para pembeli karena pembayaran untuk

pembelian barang dapat ditunda, selain pembeli perusahaan juga

mendapatkan keuntungan dengan adanya penjualan kredit ini karena

perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari pada

penjualan tunai.

Meningkatkan volume penjualan secara kredit akan menyebabkan

investasi dalam piutang meningkat. Peningkatan investasi dalam piutang

menyebabkan modal kerja yang tertanam dalam piutang akan semakin

besar. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu

mengendalikan seluruh kegiatan dalam perusahaan sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa yang direncankan. Piutang

dagang sebagai salah satu aktiva lancar perusahan, merupakan aktiva

yang penting karena secara tidak langsung menunjukkan besarnya

pendapatan yang diterima, pos piutang timbul karena penjualan kredit.

Oleh karena itu perlu diadakan suatu pengendalian yang efektif sehingga
3

tindakan tindakan kecurangan terhadap piutang dagang dapat dikurangi.

Agar transaksi pengendalian internal penjualan dan pengelolan piutang

tersebut dapat dijalankan sesuai dengan prosedur, diperlukan suatu

sistem informasi akuntansi yang memadai.

Penerapan sistem informasi akuntansi yang tepat dengan kondisi

dan situasi perusahaan sangat membantu kelancaran transaksi dan

penyediaan informasi yang dipergunakan oleh manajemen daam

mengambil keutusan, melakukan pengawasan mengopersikan

persahaan,. Selain itu ketetapan waktu pembayaran piutang juga dapat

mempengaruhi pendapatan yang masuk pada perusahaan.

Pengendalian intern organisai perusahaan adalah suatu fungsi

utama dari suatu sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu suatu sistem

informasi akuntansi harus mnunjang pengendalian intern yang diterapkn

oleh perusahaan, sistem informasi akuntansi akan mencatat seluruh

aktivitas perusahaan secara otomatis sehingga ,manajemen perusahaan

akan memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk menilai

efesiensi perusahaan, menetapkan kebijakan-kebijakan dan mengambil

keputusan.

Sistem informasi akuntansi penjualan dibuat untuk dapat

mengontrol dan mengendalikan aktivitas penjualan. Hal ini perlu karena

penjualan dapat mengakibatkan kesalahan pada sistem atau tingkat

kecurangan yang disengaja karena kelemahan dari sistem itu sendiri.

Pengendalian ini harus bisa menjamin kebijakan dan pengarahan-


4

pengarahan dari pihak manajemen dan sebagai alat untuk

mengimplementasikan keputusan dan mengatur aktivitas perusahaan

khususnya bagian penjualan untuk dapat mencapai tujuan utama

perusahaan serta upaya perlindungan terhadap seluruh sumber daya

perusahaan dari kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh kesalahan

dan kelalaian pemrosesan data-data penjualan.

Berbagai penelitian mengenai sistem informasi akuntansi penjualan

telah banyak dilakukan, penelitian oleh Vinsensius Cici Mone (2016) yakni

Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai (studi kasus pada

minimarket KOPMA UNY) Hasil penelitian menunjukkan bahwa

“berdasarkan hasil perbandingan antara teori sistem informasi akuntansi

penjulan tunai dengan praktek yang ada di minimarket KOPMA UNY

sebagian besar sudah sesuai dengan teori sistem informasi akuntansi

penjualan tunai. Sedangkan yang belum sesuai dengan teori yaitu belum

ada dokumen setoran kas ke bank yang dibuat oleh bagian keuangan”.

Penelitian Ayu Azhari (2017) tentang Analisis Penerapan Sistem

Akuntansi Penjualan Tunai Pada CV. TOP MODE Makassar. Hasil

penelitian menjelaskan bahwa “dalam prosedur yang membentuk sistem

penjualan tunai CV.TOP MODE Makassar belum berjalan dengan baik

dan dapat dilihat dari dokumen yang digunakan dan catatan akuntansi

yang digunakan oleh CV.TOP MODE Makassar”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu diatas

terdapat pada lokasi penelitian, data yang digunakan, dan objek


5

penelitian. Dilihat dari objek penelitian, penelitian terdahulu diatas lebih

mengarah kepada sistem akuntansi penjuaan tunai sedangkan penelitian

ini mengarah kepada sistem akuntansi penjualan kredit. Perbedaan lokasi,

data yang diteliti, dan objek penelitian ini akan menghasilkan informasi

serta hasil penelitian yang berbeda sesuai dengan keadaan perusahaan

yang diteliti.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu diatas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem

Akuntansi penjualan Kredit Pada PT.ABC”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penerapan sistem akuntansi penjualan kredit

pada PT.ABC sesuai dengan sistem akuntansi penjualan kredit menurut

teori V. Wiratna Sujarweni (2015).

C. Tujuan Penelitian

rumusan masalah diatas adapun tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan sistem

akuntansi penjualan kredit pada PT ABC dengan sistem akuntansi

penjualan kredit menurut V. Wiratna Sujarweni (2015).

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis
6

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada

program studi akuntansi STIE Tri Dharma Nusantara Makassar.

b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin

melakukan penitian pada objek yang sama.

1. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah

a. Bagi manajemen, sebagai bahan masukan dalam mengefektifkan

sistem informasi akuntansi penjualan.

b. Bagi divisi penjualan, sebagai bahn masukan dalam meningkatkan

pengendalian penjualan.

c. Bagi perusahaan lain ,sebagai bahan evalusai terhadap sistem

informasi akuntansi penjualan.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang bersifat sementara

atau dengan anggapan, pendapat atau asumsi yang mungkin benar dan

mungkin salah. Maka pada penelitian ini hipotesi yang dapat disajikan

penulis adalah diduga penerapan sistem akuntansi penjualan kredit pada

PT ABC belum sesuai dengan sistem akuntansi penjualan kredit menurut

teori V. Wiratna Sujarweni (2015).


7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi

Akuntansi menurut beberapa teori adalah sebagai berikut:

1. American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA)

Menyatakan bahwa akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan

pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter,

transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk

menafsirkan hasil-hasilnya. dan meringkas dengan cara tertentu dalam

ukuran fiskal, pertukaran dan kesempatan yang pada umumnya yang bersifat

moneter dan dalam menguraikan hasil.

2. American Acounting Association (AAA)

Menyatakan bahwa akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukur

dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-

penilaian, keputusan yang jelas dan tegas bagi semua yang menggunakan

informasi tersebut.

3. Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4)

Menyatakan bahwa: Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengukur

aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3)

4. Mendefinisikan Akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa yang fadalah untuk

menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dalam

8
9

pengambilan keputusan ekonomis dalam memberikan keputusan pilihan-

pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif’

5. Pengertian akuntansi menurut Warren dkk (2005:10) bahwa: “secara umum,

akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi

dan kondisi perusahaan”.

6. Littleton (Muhammad, 2002:10) Menyatakan: “tujuan utama dari akuntansi

merupakan untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha)

dan hasil (prestasi). definis ini adalah inti dari teori akuntansi dan merupakan

ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.

7. Suparwoto L (1990 : 2) Menyatakan bahwa akuntansi sebagai suatu system

atau tehnik untuk mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan

memberikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada

pihak-pihak intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern ini terdiri dari

investor, kreditur pemerintah, serikat buruh dan lain-lain.

8. Ikatan Akuntan Amerika Menyatakan bahwa ”Akuntansi merupakan suatu

potongan, estimasi, dan pelaporan data keuangan, yang memungkinkan

sebuah penilaian dan pilihan membuat yang jelas dan tegas bagi individu

yang memanfaatkan data”.

Kesimpulannya berarti akuntansi merupakan sistem informasi yang

memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan

ekonomi dan kondisi perusahaanSebagai proses pencatatan, penggolongan,


10

peringkasan transaksi keuangan dan penginterpretasian hasil proses tersebut

B. Sistem Akuntansi

V. Wiratna Sujarweni (2015;3), mengemukakan bahwa sistem akuntansi

adalah kumpulan elemen, yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan

laporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan

perusahaan. Sistem akuntansi terdiri dari input yang berupa transaksi yang

dicatatkan dalam formulir (input) kemudian diproses (dengan menjurnal, membuat

buku besar, membuat buku pembantu) dan hasil akhirnya (output) berupa laporan

keuangan yang digunakan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2016:3), pengertian sistem akuntansi adalah organisasi

formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan.

Definisi akuntansi menurut V. Wiratna Sujarweni (2015;3), akuntansi adalah

proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,

buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk

laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu.Menurut L. M.

Samryn,S.E.,Ak,.M.M (2014;3) mengatakan bahwa secara umum akuntansi

merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari

transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan

mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengomunikasikan peristiwa ekonomi

dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya.


11

Menurut Mursyadi (2015;17) mendefinisikan akuntansi adalah proses

pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan dan penganalisisan data

yang relavan untuk diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuat

keputusan.

A. Penjualan

1. Pengertian Penjualan menurut beberapa ahli

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan

menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Sebenarnya pengertian penjualan sangat luas, beberapa para ahli

mengemukakan mengenai definisi penjualan untuk lebih luasnya beberapa ahli

mengemukakan definisi penjualan dibawah ini:

Menurut Moekijat “Dalam buku kamus istilah ekonomi” yang menyatakan

bahwa “selling” melakukan penjualan ialah suatu kegiatan yang ditujukan untuk

mencari pembeli mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat

menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan

perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak

(2000:488).

Menurut Philip Kotler, yang diterjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan Hendra

dalam buku “Managemen Pemasaran” pengertian penjualan ialah ”penjualan ialah

proses sosial managerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihhak lain (2000:8)”.


12

Menurut Nitisemito, mengemukakan bahwa “Penjualan ialah semua kegiatan

yang bertujuan untuk melancarkan arus barang dan jasa dari produsen ke

konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan

yang efektif (1998:3)”.

Menurut Assuari, berpendapat bahwa “Penjualan ialah sebagai kegiatan

manusia yang mengarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan

keinginan melalui proses pertukaran (2004:5)”.

Menurut Kusnadi dalam buku “akuntansi keuangan”, menjelaskan bahwa

“penjualan sales ialah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang

atau jasa yang dijual (2000:19).

Menurut Basu Swatha dalam bukunya berjudul “Azaz-Azas Marketing”,

penjualan ialah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual

untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi

dalam buku Basu Swastha menerangkan bahwa penjualan yaitu proses

menawarkan barang dan jasa kepada konsumen dengan cara merayu konsumen

tersebut.

2. Jenis-Jenis Penjualan

Adapun jenis-jenis penjualan yang diantaranya yaitu:

a. Trade Selling

Merupakan suatu jenis penjualan yang dilakukan oleh pedagang kepada

grosir, tujuan utamanya untuk dijual kembali.

b. Tehnical Selling
13

Merupakan suatu cara atau usaha-usaha untuk meningkatkan penjualan

dengan cara memberikan saran dan nasehat kepada konsumen atau

pembeli akhir dari barang dan jasanya.

Dalam hal yang satu ini wirausaha tersebut mempunyai tugas utama untuk

mengidentifikasi dan juga menganalisa segala macam masalah yang

dihadapi oleh pembeli lalu setelah itu menunjukkan bagaimana produk atau

jasa yang ditawarkan bisa mengatasi masalah si konsumen dan pembeli.

c. Missionary Selling

Merupakan suatu bentuk wirausaha dimana pengusaha atau perusahaan

berusaha untuk menigkatkan penjualannya dengan cara mendorong pembeli

dan tentu saja untuk membeli produk atau jasanya. Dalam hal ini pengusaha

atau perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur tersendiri dalam

menyalurkan atau mendistribusikan produk maupun jasanya. New Business

Selling Merupakan suatu usaha-usaha untuk membuka transaksi batu

dengan cara mengubah seorang calon konsumen menjadi konsumen.

C. Penjualan Kredit

1. Pengertian Penjualan Kredit

Penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2008:206) adalah “Penjualan kredit

dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan

order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan

mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.”

Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) yaitu “Penjualan kredit adalah

transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa
14

yang berakibat timbulnya piutang, kas aktiva.”

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit

adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang

sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu

tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.

2. Faktor-faktor Penjualan Kredit

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penjualan kredit adalah

sebagai berikut:

a. Standar Kredit

Standar kredit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan,

dengan menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan, yang

akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan

tetapi, terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan. Seperti juga resiko

yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih.

b. Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Bila perusahaan

menetapkan syarat penjualan kredit yang ketat berarti perusahaan lebih

mengutamakan keamanan kredit dibandingkan misalnya memberikan batas

waktu pembayaran yang singkat dan memberikan beban bunga bila

pengembaliannya terlambat. Dengan demikian maka investasi perusahaan

dalam piutang dagang cenderung lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila

syarat penjualan kredit bersifat lunak/longgar. Sebagai contoh, syarat

penjualan kredit adalah 2/10 net/30, yang dapat diartikan pembayaran dapat
15

dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang dan

mendapatkan potongan tunai sebesar 2 persen dari harga penjualan, dan

pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam kurun waktu 30 hari

sesudah waktu penyerahan barang.Bila dalam kurun waktu 30 hari belum

dilakukan pembayaran oleh pelanggan berarti makin besar jumlah investasi

perusahaan dalam piutang.

c. Plafon Kredit

Dalam memberikan kredit kepada pelanggan maupun calon pelanggan,

perusahaan akan membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda

terhadap pelanggan satu dengan pelanggan lainnya, hal ini dikarenakan

tingkat kemampuan yang berbeda pula. Hal ini adalah salah satu alat kontrol

dalam pelaksanaan kebijakan kredit.

d. Volume Penjualan Kredit

Dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan

batas maksimal kredit yang akan diberikan kepada pelanggannya. Makin tinggi

batas yang ditetapkan untuk masing-masing pelanggan berarti makin besar

pula dana yang diinvestasikan dalam piutang dan sebaliknya. Makin selektif

dalam menentukan langganan yang diberi kredit, maka akan memperkecil

jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.

e. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada

sebagian lagi tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para


16

langganan membayar dalam periode cash discount atau sesudahnya akan

mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Bila sebagian

besar para langganan membayar selama discount period, maka dana yang

tertanam dalam piutang akan lebih cepat cair dan akan memperkecil investasi

dalam piutang.

f. Kebijakan Pengumpulan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang

dalam dua cara yaitu secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif mengeluarkan

uang yang lebih besar dalam membiayai aktivitas pengumpulan piutangnya

dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan

piutang secara pasif. Perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya

secara aktif juga mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada

perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya secara pasif.

E. Sistem akuntansi penjualan

Sistem akuntansi penjualan kredit menurut V. Wiratna Sujarweni (2015;89)

mengemukakan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit merupakan sistem

penjualan dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli.

Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak.

1. Prosedur penjualan kredit

Jaringan prosedur yang membentuk sistem menurut V. Wiratna Sujarweni

(2015;89) mengatakan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah

sebagai berikut:
17

a. Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli.

b. Prosedur persetujuan kredit

Dalam prosedur ini bagian penjualan meminta persetujuan kredit pada bagian

kredit yaitu pada bagian keuangan.

c. Prosedur pengiriman

Dalam prosedur ini bagian pengiriman mengirikan barang pada pembeli

sesuai surat order pengiriman.

d. Prosedur faktur/penagihan

Dalam prosedur ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan dan dikirim

pada pembeli.

e. Prosedur pencatatan akuntansi

Dalam prosedur ini bagian akuntansi membuat kartu piutang berdasarkan

faktur penjualan.

2. Bagian yang terkait dan kegiatannya dalam penjualan kredit

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015;91) sesuai elemen-elemen yang terkait

dalam sistem akuntansi, maka bagian-bagian yang terkait dan kegiatannya dalam

sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut:

a. Bagian order penjualan

1) Menerima pesanan/order dari pelanggan.

2) Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan, bagian ini

membuat surat pesanan penjualan dan diberikan pada kepala bagian

kredit.
18

3) Setelah kredit yang diajukan pembeli disetujui oleh kepala bagian kredit

maka bagian order penjualan membuat surat perintah pengiriman barang

rangkap 5. Lembar 5 diberikan kepada bagian akuntansi, lembar 4

diberikan kepada bagian penagihan, dan lembar 1,2,3 diberikan kepada

bagian gudang.

b. Bagian kredit

Bagian kredit menerima surat order penjualan dari bagian order penjualan,

kemudian memeriksa status kredit dan memberi persetujuan kredit.

c. Bagian gudang

Bagian gudang mendapatkan surat perintah pengiriman barang lembar 1,2,

dan 3. Lembar ke-3 ditempel pada pembungkus barang, lembar ke-2

dimintakan tanda tangan dari pembeli, dan lembar ke-1 dibawa untuk

pengiriman barang.

d. Bagian penagihan/faktur

1) Surat perintah pengiriman barang lembar ke-4 dari order penjualan

diterima oleh bagian penagihan/faktur

2) Membuatkan faktur penjualan rangkap 3. Lembar ke-1 diberikan kepada

pembeli, lembar ke-2 diberikan kepada akuntansi, dan lembar ke-3

disimpan sesuai abjad.

e. Bagian akuntansi

1) Menerima faktur penjualan lembar ke-2 dari bagian penagihan/faktur


19

diterima oleh bagian akuntansi.

2) Bagian akuntansi membuat jurnal.

3) Membuat kartu piutang dan persediaan.

3. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit

a. Faktur order penjualan

b. Faktur penjualan

Berisi data-data dan keterangan data-data barang yang terjual

4. Unsur pengendalian internal yang ada dalam penjualan kredit

a. Organisasi

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.

2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.

3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

4) Transaksi penjualan kredit harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi

kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak

ada transaksi penjualan kredit yang dilakukan secara lengkap hanya

oleh satu fungsi tersebut.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir surat order pengiriman.

2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan

membubuhkan tanda tangan pada credit copy(yang merupakan

tembusan surat order pengiriman).

3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorsasi oleh fungsi pengirman.


20

4) Penetapan harga jual, syarat penjulan, syarat pengangkutan barang dan

potongan penjualan berada ditangan direktur pemasaran dan penerbitan

surat keputusan mengenai hal tersebut.

5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan

membubuhkan tandatangan pada faktur penjualan.

6) Pencatatan kedalam kartu piutang dan kedalam jurnal penjualan, jurnal

penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi

dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur

penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).

7) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang

didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat.

c. Praktik yang sehat

1) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakainya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penualan.

2) Faktur penjulan bernomor urut tercetak dan pemakainya diperanggung

jawabkan oleh fungsi penagihan.

3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (accoun

receiveble statement) kepada setiap debitur untuk menguju ketelitian

catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.

4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening

kontrol piutang dan buku besar.

5. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit

a. Jurnal penjualan
21

Jurnal penjualan ini digunakan untuk merekam terjadinya transaksi penjualan

barang. Terjadinya penjualan barang ini menambah jumlah penjualan yang

ada.

b. Kartu piutang

Merupakan catatan akuntansi yang berupa buku pembantu isinya adalah

rincian piutang masing-masing debitur.

c. Jurnal umum

Pada jurnal umum untuk mencatat penjualan adalah sebagai berikut:

Piutang XXXXX

Penjualan XXXXX

d. Kartu persediaan Barang

Kartu persediaan barang dibuat oleh bagian akuntansi digunakan untuk

mengawasi mutasi dan persediaan barang di gudang.

e. Kartu gudang

Kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya jumlah produk yang

dijual, pembuat kartu gudang adalah bagian gudang untuk mencatat mutasi

dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun tempat yang akan dijadikan objek penelitian penulis yaitu

PT. ABC yang berlokasi di makassar. Waktu penelitian di perkirakan

dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Oktober 2018.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

a. Data kuantitatif, yaitu data-data pendukung perhitungan dan

pengendalian upaya yang berkaitan dengan masalah yang ada

seperti yang telah disusun realisa sinya serta penyajian laporan

keuangan .

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam

bentuk informasi baik secara lisan maupun tertulis.

2. Sumber data

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dan hasil observasi

dan wawancara yang diajukan kepada pihak perusahaan dan

karyawan yang berkompeten pada bidangnya masing-masing.

b. Data Sekunder adalah sumber sekunder adalah sumber data yang

diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami

melalui media lain yang bersumber dari literal, buku-buku serta

22
23

dokumen perusahaan.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam pelitian ini,

maka peneliti dua metode yaitu:

1. Penelitian pustaka (Library Research) adalah penelitian yang dilakukan

untuk memperoleh data dengan cara menggunakan informasi dari

buku-buku ataupun sumber-sumber lainnya yang berhubungan erat

dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan (Field Research) adalah pengumpulan data

lapangan dengan teknik sebagai berikut:

a. Observasi pada penelitian ini ditekankan pada pengamatan terhadap

faktor individu, organisasi, dan faktor karakteristik pekerjaan yang

dianggap berpengaruh terhadap produktifitas kerja karyawan.

b. Wawancara adalah melakukan pengumpulan data dengan cara

wawancara langsung yang dapat mendukung kuisioner yang

diedarkan kepada responden sehingga dapat memperoleh data yang

akurat.

c. Dokumentasi yaitu dokumen-dokumen perusahaan yang dapat

melengkapi data-data yang diperlukan dalam penyusunan proposal

ini.
24

D. Metode Analisis

Untuk menguji dan membuktikan benar tidaknya hipotesis yang

diajukan, maka penulis menggunakan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif merupakan metode pengumpulan data, menganalisis data dan

menjelaskan sistem dan prosedur akuntansi penjualan tunai dengan

sistem dan prosedur akuntansi penjualan tunai menurut Mulyadi 2016.

E. Sistematika Penulisan

Sebagai kerangka acuan untuk memberikan kemudahan dalam

penyusunan dan pembahasan penelitian ini, maka penulis membaginya

dalam 6 bab. Adapun pokok – pokok yang dibahas pada masing – masing

bab dapat dikemukakan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan Tinjauan Pustaka, yang Terdiri dari

Kajian Teori (sistem dan prosedur akuntansi penjulan

kredit pada PT.ABC).

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Menguraikan Tentang Lokasi dan Waktu Penelitian,

Jenis dan Sumber Data, Metode Pengambilan Data,

Metode Analisis, Sistematika Penulisan, Jadwal


25

Penelitian dan Anggaran Biaya dan Hipotesis

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Menguraikan tentang Sejarah Singkat Perusahaan,

Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggung

Jawab.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan pembahasan dari hasil penelitian yang

membahas mengenai sistem dan prosedur akuntansi

penjualan tunai pada PT.ABC.

BAB VI : PENUTUP

Merupakan bab yang membahas kesimpulan dan saran

yang berguna bagi pihak perusahaan dalam

pengambilan keputusan.

F. Rencana waktu Penelitian


Agar pelaksanaan penelitian ini lebih terarah dan terencana, maka

penulis membuat jadwal perincian penelitian sebagai berikut :

Tabel 1 : Rencana Penelitian

2 0 1 8 2 0 1 9

No Ket N o v D E s J A n F E B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi
26

Pembuatan
2. Proposal
Pengumpul
3. an Data
Pengelolah
an Dan
Analisis
4. Data
Penulisan
Skripsi dan
5. Konsultasi

Seminar
6. Hasil
Ujian
7. Skripsi
Pengadaa
8. n
Sumber : Data diolah penulis (2018

G. Rencana Anggaran Biaya

Agar tercapai hasil penelitian yang sempurna, maka perlu diperhitungkan

anggaran agar lebih efektif dan efisien, maka dibuatlah rencana anggaran

biaya sebagai berikut :

Tabel 2 : Rencana Anggaran Biaya

NO KETERANGAN ANGGARAN BIAYA

1 Observasi Rp 150.000
2 Pembuatan proposal RP 250.000
3 Foto copy buku RP 250.000
4 pembelian buku referensi Rp 500.000
5 pengolahan dan analisa data Rp 250.000
27

Penulisan skripsi dan


6 konsultasi RP 250.000
7 Seminar hasil Rp 300.000
8 Ujian skripsi Rp 300.000
9 Pengadaan Rp 150.000
10 Biaya lain – lain Rp 600.000
Total Rp 3.000.000
Sumber : Data diolah penulis (2018)
DAFTAR PUSTAKA

28

Anda mungkin juga menyukai