Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana halnya dengan manusia, perusahaan juga menghadapi
situasi ketidakpuasan dalam melangsungkan kehidupannya. Sudah tentu hal ini
menimbulkan berbagai masalah dan hambatan. Informasi diperlukan oleh
manajemen perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya hal- hal yang
tidak diharapkan seperti kebangkrutan, pencurian, penyelewengan dan lain –
lain.
Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat pada
masa sekarang ini menuntut kemampuan pemimpin perusahaan dalam
mengalokasikan sumber saya perusahaannya secara efektif dan efisien. Untuk
dapat mencapai hal tersebut informasi yang tepat dan akurat memegang
peranan yang sangat penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan yaitu
mengenai informasi akuntansi perusahaan yang dapat menunjang kelangsungan
hidup perusahaan. Dengan dukungan sistem informasi yang baik maka sebuah
perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan sehingga mampu bersaing
dengan perusahaan lain.
Menurut Mardi (2014:4) sistem informasi akuntansi adalah sumber
daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertangung jawab untuk (1)
persiapan informasi keuangan, (2) informasi yang diperoleh dari
mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi.
Dalam menghadapi persaingan, perusahaan harus memperhatikan
penerapan sistem akuntansi yaitu keseuaian antara sistem itu sendiri dengan
kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan yang sangat
penting adalah penjualan dan penerimaan kas. Penjualan merupakan hal yang
utama dalam sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan, hal
ini terjadi karena adanya penjualan merupakan sumber terjadinya pendapatan.
Melalui penjualan perusahaan akan memperoleh pendapatan secara langsung
(tunai) atau tidak langsung (piutang). Sistem informasi akuntansi penjualan dan
2

penerimaan kas merupakan salah satu sub sistem informasi akuntansi yang
menjelaskan bagaimana seharusnya prosedur dalam melakukan kegiatan
penjualan dan penerimaan kas. Seperti yang diketahui, tujuan suatu perusahaan
pada umumnya memperoleh keuntungan sebanyak – banyaknya. Untuk itu
diperlukan suatu sistem informasi yang efektif sesuai dengan kondisi
perusahaan untuk dapat melindungi penjualan dan penerimaan kas dari
tindakan manipulasi yang mungkin terjadi.
Sistem Informasi Akuntansi penjualan merupakan bagian dari
pengendalian internal yang ditetapkan oleh perusahaan (Mulyadi, 2008).
Pengendalian intern yang memadai juga diperlukan untuk mengkoordinasi dan
mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan
seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari
pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan
sehingga pengambilan tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan
perusahaan dapat terkendali dengan baik.
Penjualan dan penerimaan kas merupakan dua hal yang saling berkaitan
karena setelah terjadi transaksi penjualan secara tunai, pada akhirnya akan
menimbulkan penerimaan kas. Sehingga apabila terdapat kelemahan
pengendalian intern pada penjualan, maka akan memberikan pengaruh pada
proses penerimaan kas untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang
baik dan mendukung untuk keduanya yang bertujuan untuk meminimalkan
risiko terjadinya penyalagunaan dana pada perusahaan.
Begitu juga halnya dengan sistem pengendalian internalnya juga
memerlukan seperangkat sistem pengendalian yang mampu menjaga sistem
tersebut dari kegiatan manipulasi, baik berupa data maupun manipulasi
persediaan. Menurut Mardi (2014 : 59) “ pengendalian internal merupakan
suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan
ukuran ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan
organisasi dari berbagai arah”. Sistem pengendalian ini akan menjadi lebih
rumit apabila perusahaan tersebut telah menggunakan sistem yang
terkomputerisasi.
3

PT. Armada Pagora Jaya Kediri merupakan dealer kendaraan bermotor


roda dua, yang keberhasilannya sangat tergantung pada output yang terjual,
khsususnya output terkait penerimaan kas. Salah satu upaya yang harus
dilakukan adalah dengan melaksanakan pemasaran yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, mempertahankan dan
mengembangkan produk untuk mendapatkan laba optimal yang diharapkan
perusahaan. Kenyataan tersebut menjadikan suatu pelaksanaan informasi
akuntansi menjadi penting untuk dilaksanakan dalam usaha untuk memberikan
dukungan atas aktivitas yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan tersebut
yang telah ditetapkan, maka perusahaan melaksanakan sistem informasi siklus
pendapatan khususnya pada sistem penjualan secara tepat.
PT. Armada Pagora Jaya Kediri merupakan suatu perusahaan swasta
yang bergerak dalam hal penjualan kendaraan bermotor yang berlokasi di Kota
Kediri, khususnya motor Yamaha dengan berbagai macam type. Sejak awal
berdirinya yaitu tahun 1996 hingga sekarang, perusahaan ini berkonsentrasi
pada penjualan motor Yamaha dan suku cadang Yamaha dengan berbagai type.
Penjualan merupakan aktivitas utama yang yang dilakukan oleh perusahaan ini,
oleh karena itu penting pada perusahaan untuk memiliki sistem informasi
akuntansi, karena dengan adanya sistem informasi akuntansi yang baik akan
memudahkan pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan, untuk
mengontrol kinerja karyawan dan mengendalikan perusahaan. Dengan tujuan
untuk menjalankan perusahaan agar mampu bersaing. Pengendalian intern
sangatlah dibutuhkan dalam sistem akuntansi penjualan karena untuk
mengurangi tingkat resiko kerugian yang akan dialami oleh perusahaan.
PT. Armada Pagora Jaya Kediri dengan fokus pada bidang penjualan
pihak manajemen dituntut mampu mengatur antara persediaan dan kebutuhan
pasar. Oleh sebab itu, sistem informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak
manajemen perusahaan. Untuk menjaga kualitas dan kuantitas tersebut,
manajemen harus dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan baik. Adapun
kelemahan sistem informais akuntansi dalam perusahaan perdagangan PT.
Armada Pagora Jaya Kediri yakni fungsi terkait bidang gudang yang belum
sesuai dengan teori, maka proses penjualan akan terhambat dan persediaan
4

barang akan menumpuk di gudang, jika dalam jangka waktu lama akan
mengurangi kualitas perusahaan PT. Armada Pagora Jaya Kediri tersebut dapat
memperburuk citra perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan
judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern (Studi Pada PT. Armada
Pagora Jaya Kediri).”

B. Fokus Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian yang telah dipaparkan pada Latar
Belakang di atas maka penulis membatasi pembahasan dengan hanya
membahas masalah penjualan tunai pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri yang
tentunya akan mempengaruhi penerimaan pada perusahan itu sendiri. Dengan
pembahasan penjualan dan penerimaan kas tersebut kemudian akan
dikorelasikan dengan pengendalian intern perusahaan dengan cara
menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada
perusahaan. Dengan menganalisis kualitas masalah yang dihadapi pada
perusahaan, maka dapat dibuat suatu fokus penelitian agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pembahasan masalah. Adapun fokus penelitiannya
adalah Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern di PT. Armada
Pagora Jaya Kediri.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Fokus Penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan dan Penerimaan Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern di
pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan praktis dan teoritis dalam
memajukan teknologi Sistem Informasi Akuntansi.
5

1. Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan khususnya pada PT.
Armada Pagora Jaya Kediri, terutama fungsi yang terlihat dalam prosedur
sistem informasi. Selain itu, dapat membantu pihak perusahaan dalam
mengevaluasi atas sistem dan prosedur pengendalian secara berkala dengan
harapan pihak perusahaan dapat segera menetapkan kebijakan agar tidak
terjadi adanya penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan dalam
penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas dalam
meningkatkan pengendalian intern.
2. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Penulis
Dapat lebih memahami permasalahan dalam dunia perusahaan serta
cara untuk mengantisipasi atau mengatasinya.
b. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan pertimbangan untuk perbaikan dan peningkatan
sistem informasi akuntansi yang sudah ada di dalam perusahaan.
c. Bagi Pembaca
Sebagai referensi serta dapat di implementasikan ke bidang yang
lain. Sehingga muncul hasil penelitian yang berbeda dari sudut pandang
yang berbeda.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2016:2) “Sistem adalah sekelompok unsur yang
erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama
sama untuk mencapai tujuan tertentu” .
Menurut Romney dan Steinbart (2011:2) “Sistem adalah rangkaian
dari satu atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berienteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Mardi
(2014:3) “Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan
bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi satu
samalain”.
Menurut Mardi (2014 : 3), “ Sistem berasal dari bahasa Latin
(systema) dan bahasa Yunani (sustema), artinya suatu kesatuan
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi ”.
Pada dasarnya rangkaian unsur dalam suatu sistem meliputi :

MASUKAN PROSES KELUARAN

Gambar 2.1 Rangkaian Unsur Sistem Informasi


Sumber Mardi (2014:3)
Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa sistem
adalah kumpulan dari komponen – komponen yang saling berintegrasi,
memiliki korelasi satu dengan 8 yang lain dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Diana dan Setyawati (2011:4),
Sistem Informasi merupakan sistem buatan manusia yang biasanya
terdiri dari sekumpulan komponen baik ataupun berbasis komputer
yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
7

mengelola data serta menyediakan informasi kepada pihak-pihak


yang berkepentingan sebagai pemakai informasi.

Menurut Kenneth dan Jane (2012:15)


Sistem informasi (Information System) secara teknis dapat
definisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan (mendapatkan), memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang
pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem


informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen
dalam organisasi yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk
memberikan informasi (output) bagi pengambil keputusan.

c. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan bahasa bisnis, secara klasik akuntansi
merupakan proses pencatatan, pengelompokan, perangkuman dan
pelaporan dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan dari kegitan akhir
akuntansi dalah pelaporan keuangan yang sebenarnya merupakan suatu
sistem informasi.
Setiawati (2011:14) menjelaskan bahwa
Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur,
mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi
dari suatu organisasi (bisnis maupun nonbisnis) kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan sistem informasi bisnis tersebut
(pengguna informasi).

Menurut Sadeli, (2014:2) menjelaskan bahwa akuntansi menurut


America Accounting Association (AAA) adalah
Proses mengidentifikasi, mengenali, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan
pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah


suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang
bersifat keuangan pada suatu perusahaan yang dapat digunakan oleh
8

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut dalam


mengambil keputusan ekonomi.

d. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik bagi pihak internalal
perusahaan (manajemen) atau pihak eksternal (investor), maka perlu
disusun suatu sistem yang dapat mengumpulkan berbagai data yang
diperlukan kemudian diolah untuk menjadi sebuah informasi.
Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan
akuntansi sebagai suatu sistem informasi.
Informasi tersebut dikomunikasikan kepada beragam pengambil
keputusan. Diharapkan dari adanya informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan yang diambil, sehingga tepat dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
1) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji (2010:4) mendefinisikan sistem informasi akuntansi
sebagai berikut :
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang
memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi
yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan
mengoperasikan bisnis.

Sedangkan menurut Romney dan Steinbert (2009:28) sistem


informasi akuntansi adalah :
“An accounting system is a system that collect, records, stores
and processes data to produce information for decision
makers”.
Pernyataan yang dikemukakan oleh Romey dan Steinbert
menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan
sistem yang mengumpulkan, menyimpan dan memproses data
sehingga menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.
9

Menurut Mardi (2011:14), peran sistem informasi akuntansi


secara umum adalah :
Mengumpulkan dan menyimpan menyimpan data tentang
aktivitas dan transaksi dalam organisasi, membantu organisasi
mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis, memproses
data menjadi informasi yang dapat digunakan dalm proses
pengambilan keputusan.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa


sistem informasi akuntansi terdiri atas berbagai komponen sistem
yang berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi bagi pihak
internalal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
Menurut Krismiaji (2010:4), untuk dapat menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan, sistem
informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut :
a) Mengumpulkan transaksi dan data lain kemudian
memasukkannya ke dalam sistem
b) Memproses data transaksi
c) Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang
d) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan
memproduksi laporan
e) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga
informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

2) Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi


Setiap sistem pasti memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau
mungkin banyak. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem lain
berbeda-beda.
Begitu pula dengan sistem informasi akuntansi, menurut
Krismiaji (2010:23), sistem informasi akuntansi memiliki tiga tugas
pokok (tujuan), yaitu :
a) Untuk mengumpulkan dan memproses data tetntang kegiatan
organisasi bisnis secara efisien dan efektif
b) Untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam
pembuatan keputusan
c) Untuk melakukan pengawasan yang memadai dan menjamin
bahwa data transaksi bisnis telah dicatat dan di proses secara
10

akurat, serta untuk melindungi data tersebut dan aktiva lain


yang dimiliki oleh perusahaan.

Ketiga tujuan tersebut diatas memiliki hubungan yang erat satu


sama lain. Data yang dikumpulkan diolah menjadi laporan keuangan
dan laporan manajerial. Laporan tersebut selanjutnya digunakan untuk
membuat keputusan tentang aktivitas bisnis yang dilakukan
perusahan. Jadi, informasi yang dikumpulkan harus benar-benar
relevan agar tidak menyebabkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan.

e. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Mulyadi (2016:15-16) tujuan umum pengembangan
sistem akuntansi:
1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.
2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
organisasinya.
3) Untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi
dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan.
4) Untuk mengurangi biaya dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Menurut Susanto (2013:8)


Sistem informasi akuntansi dibangun dengan tujuan utama yaitu
untuk mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber
menjadi informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam
pemakai untuk mengurangi resiko saat mengambil keputusan.

Berdasarkan definisi diatas bahwa tujuan sistem informasi


akuntansi adalah memberikan informasi bagi pihak internal atau ekstern
perusahaan tentang kegiatan perusahaan dan memperbaiki tingkat
keadaan yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, sesuai atau belum
dengan sistem pengendalian internal yang baik serta untuk mengurangi
kesalahan dalam melakukan pencatatan akuntansi.
11

f. Unsur – unsur Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Mulyadi (2016:3-4) unsur – unsur sistem akuntansi terdiri
dari lima unsur :
1) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan instilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas. Formulir juga
disebut sebagai media untukmencatat peristiwa yang terjadi dalam
organisasi ke dalam catatan. Seperti; faktur penjualan, bukti kas keluar
dan cek.
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Misalnya sumber informasi pencatatan dalam jurnal yaitu
formulir. Dalam jurnal ini pertama kalinya data keuangan
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula
terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa
jumlah Rupiah transaksi tertentu) kemudian diposting dalam rekening
yang bersangkutan dalam buku besar. Seperti; jurnal penerimaan kas,
jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.
3) Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun – akun yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dari
jurnal. Akun – akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan
unsur – unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4) Buku Pembantu
Buku pembantu terdiri dari akun – akun pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar.
Contohnya jika rekening piutang dagang yang tercantum dalam neraca
perlu dirinci lebih anjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60
orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang kepada tiap – tiap
debitur tersebut.
5) Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perusahaan saldo laba,
laporan harga pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan
beban pokok penjualan, daftar umum piutang, daftar utang yang akan
dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan
berisi informasi yang merupakan keluaran (output) sistem akuntansi.

g. Komponen Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Krismiaji (2010 : 16) sebuah sistem informasi akuntansi
memiliki delapan komponen yaitu :
12

1) Tujuan
Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2) Input
Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam
sistem, sebagian besar input berupa transaksi.
3) Output
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem tersebut output. Output
dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali kedalam sistem sebagai
input disebut dengan umpan balik (feedback).
4) Penyimpanan Data
Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa mendatang. Data yang
tersimpan ini harus diperbaharui (updated) untuk menjaga keterkinian
data.
5) Pemroses
Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan
menggunakan komponen pemrosesan.
6) Intruksi dan Prosedur Pemrosesan
Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan
informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Perangkat lunak
komputer dibuat untuk mengintruksikankomputer melakukan
pengolahan data. Intruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer
biasanya dirangkum dala sebuah buku yang disebut buku pedoman
prosedur.
7) Pemakai
Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem tersebut disebut dengan pemakai. Dalam
perusahaan, pengertian pemakai termasuk didalamnya adalah
karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan
yang mengelola dan mengendalikan sistem.
8) Pengamanan dan Pengawasan
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat,
bebas dari kesalahan dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk
mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan
dan pengawasan harus dibuat dan melekat pada sistem.

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai


a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Kata “penjualan” diartikan sebagai “aktivitas memperjual belikan
barang dan jasa kepada konsumen” (Puspitawati dan Anggadini,
2011:165). Yunus dan Harnanto (2009:109) mendefinikan penjualan
sebagai berikut:
Penjualan dapat dilakukan dengan tunai atau kredit (angsuran).
Penjualan tunai adalah penjualan yang dilakukan dengan
menerima uang tunai saat menyerahkan barang pada pembeli.
13

Penjualan kredit (angsuran) adalah penjualan yang dilakukan


dengan perjanjian dimana pembayarannya dilaksanakan secara
bertahap, yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada
pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari
harga penjualan dan sisanya dalam beberapa kali angsuran.

Sedangkan menurut Mardi (2011:83) penjualan adalah:


Semua yang berkaitan dengan rangkaian aktivitas bisnis dan
kegiatan pemrosesan informasi yang terjadi secara berulang-
ulang terkait dengan penyerahan barang dan jasa kepada para
pelanggan dan menerima semua bentuk pelunasan yang diterima
dari pelanggan dapat diartikan sebagai siklus pendapatan.
Menyediakan barang atau jasa sesuai dengan kesepakatan antara
penjual dengan pembeli pada waktu dan tempat serta harga yang
sesuai merupakan aktivitas utama dalam kegiatan siklus
pendapatan.

Mulyadi (2016:379), menyatakan bahwa:


Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang
terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang
kemudian diserahkan kepala pembeli dan transaksi penjualan
tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Menurut Sujarweni (2015:79) dalam sistem informasi akuntansi


penjualan terdapat dua macam sistem, yaitu sistem penjualan tunai dan
sistem penjualan kredit. Berikut penjelasan dari kedua sistem tersebut:
1) Sistem penjualan tunai, merupakan sistem yang diberlakukan
oleh perusahaan dalam menjual barang dengan cara
mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran harga
terlebih dahulu sebelum barang diserahkan pada pembeli.
Setelah pembeli melakukan pembayaran, baru barang
diserahkan kemudian transaksi penjualan dicatat.
2) Sistem penjualan kredit merupakan sistem penjualan dimana
pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli.
Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh
kedua pihak.

Akuntansi penjualan perlu diselenggarakan dalam suatu sistem


informasi akuntansi yang baik karena penjualan merupakan sumber
utama perusahaan. Jika aktivitas penjualan tidak dikelola dengan baik
14

maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tersebut, sebab


selain sasaran penjualan yang tidak tercapai, pendapatan bagi perusahaan
pun akan berkurang.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa definisi dari sistem informasi akuntansi penjualan adalah sub
sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang
melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan
informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang
berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat
timbulnya tagihan/piutang dagang.

b. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai


Menurut Mulyadi (2016:392-393), jaringan prosedur yang
membentuk sistem akuntansi penjualan tunai adalah sebagai berikut:
1) Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk
memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan
barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2) Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang
dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita
register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualn tunai) kepada
pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan
pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3) Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada
pembeli.
4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu
persediaan.
5) Prosedur Penyetoran Kas Bank
Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada
suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang
diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
15

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke


dalam jurnal kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank
melalui fungsi kas.
7) Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan kartu rekapitulasi harga pokok penjualan
ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan kedalam jurnal
umum.

c. Fungsi Terkait Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai


Menurut Mulyadi (2016:385) fungsi yang terkait sebagai
berikut:
1) Fungsi Penjualan
Dalam transaksi tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk
menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
harga barang ke fungsi kas.
2) Fungsi Kas
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai penerimaan kas dari pembeli.
3) Fungsi Gudang
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah
dibayar harganya kepada pembeli.
5) Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penjulan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan
pembuat laporan penjualan.

d. Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


Menurut Mulyadi (2016:386-391), dokumen yang digunakan
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
sebagai berikut:
1) Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
2) Pita Register Kas (Cash Register Tape)
16

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara


mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas
ini merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penelitian.
3) Credit Card Sale Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit center bank yang menerbitkan
kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi
anggota kartu kredit.
4) Bill of Loading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5) Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan
melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan
angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang
dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh
pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh
perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelangan
pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan.
6) Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai berikut penyetoran kas
ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas
ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan
tunai ke bank, bersamaan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai
ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank
setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti
penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi
kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan
kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
7) Rekap Beban Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode misalnya satu
bulan.

e. Catatan Akuntansi yang Digunakan pada Sistem Akuntansi


Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2016:391-392), catatan yang digunakan
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
sebagai berikut:
17

1) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai
macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan
setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu,
dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis
produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk
tersebut.
2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
3) Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
4) Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini
diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan
persediaan barang yang disimpan di gudang.
5) Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan
ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi
penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatata
berkurangnya kuntitas produk yang dijual.

3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit


a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem penjualan kredit sudah sangat lazim terjadi
perusahaanperusahaan yang menjual produknya. Berdasarkan hasil
penjualan kita dapat menentukan perkiraan laba atau ruginya suatu
perusahaan beserta laporan neraca dari hasil penjualan tunai dan
penerimaan kas.
Menurut Mulyadi (2016:160)
Sistem akuntansi penjualan kredit adalah jika order dari
pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang atau jasa,
untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya.
18

Menurut Sujarweni (2015:89)


Sistem akuntansi penjualan kredit adalah Sistem penjualan
dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima
pembeli yang jumlah dan jatuh tempo pembayaran disepakati
oleh kedua belah pihak.

Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


sistem penjualan kredit adalah sistem penjualan dimana pelanggan
mendapatkan barang yang diinginkan dan pembayarannya dilakukan
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

b. Fungsi – Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penjualan


Kredit
Menurut Mulyadi (2016:161-162) Fungsi terkait dalam sistem
penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah :
1) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengenai order dari pelanggan untuk menambah informasi yang
belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit,
menentukan tanggal pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab
untuk membuat “backorder” pada sat diketauhi tidak tersediaanya
untuk memenuhi order pelanggan.
2) Fungsi Kredit
Fungsi ini berada dibawah keuangan yang dalam transaksi
penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit pada
pelanggan.
3) Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan
barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterimannya dari fungsi
penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa
tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi
dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa order pengiriman
yang telah ditanda tangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang
ditanda tangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang kiriman
kembali, surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai
penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
19

5) Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur
bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi
akuntansi.
6) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan
pernyataan kepada debitur, serta membuat laporan penjualan.
Disamping itu juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok
penjualan yan dijual kedalam kartu persediaan.

Menurut Suwarjeni (2015:91) fungsi-fungsi yang terkait dalam


sistem akuntansi penjualan adalah :
1) Fungsi Penjualan
Menerima pesanan/order dari pelanggan berdasarkan surat order
yang diterima pelanggan, membuat surat pesanan penjualan dan
memberikannya ke fungsi kredit, setelah membuat surat perintah
pengiriman barang.
2) Fungsi Kredit
Menerima surat order penjualan, memeriksa status kredit dan
memberi persetujuan kredit.
3) Fungsi Gudang
Menyiapkan barang sesuai pesanan yang diminta pelanggan.
4) Bagian Penagihan
Membuat faktur penjualan sebanyak 3 rangkap, memberikannya ke
pembeli, mengarsipkanya, dan memberikannya ke bagian
akuntansi.
5) Bagian Akuntansi
Membuat jurnal dan membuat kartu piutang dan persediaan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi
penagihan dan fungsi akuntansi sangat erat hubungannya apabila
melakukan proses penjualan kredit dan penerimaan kas sehingga
keenam fungsi tersebut sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan.

c. Dokumen yang Digunakan pada Sistem Akuntansi Penjualan


Kredit
Dalam transaksi penjualan kredit dokumen sangat penting
sebagai bukti atas transasksi yang terjadi antara perusahaan dan
pelanggan. Dokumen-dokumen pendukung sangat dibutuhkan agar
tidak terjadi kesalahan dalam sistem penjualan kredit.
20

Menurut Mulyadi (2016:170) dokumen yang digunakan pada


sistem akuntansi penjualan kredit adalah:
1) Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama order pengiriman yang
memberikan otoritas kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan
jenis barang dengan jumlah dan spesifikiasi yang tertera diatas
dokumen tersebut.
2) Faktur Penjualan Kredit
Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit.
Faktur penjualan kredit merupakan dasar untuk mencatat timbulnya
piutang dan pembuatan surat tagihan dan secara periodic dibuat
oleh fungsi penagihan dan dikirimkan kepada pelanggan.
3) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen pendukung ini digunakan untuk menghitung total harga
pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
4) Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatatn
kedalam jurnal umum.

Menurut Suwarjeni (2015:92) dokumen yang terkait pada sistem


akuntansi penjualan kredit adalah:
1) Faktur order penjualan.
2) Faktur penjualan
Berdasarakan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
dokumen-dokumen tersebut saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan karena dokumen tersebut merupakan dokumen pendukung
didalam proses penjualan kredit.
d. Catatan Akuntansi yang Digunakan pada Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit
Dalam suatu transaksi yang terjadi atas penjualan kredit pada
suatu perusahaan, pencatatan akuntansi sangat dibutuhkan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penjualan kredit. Dengan pencatatan
akuntansi perusahaan bisa mengontrol penjualan barang serta bisa
mengetahui jumlah piutang pada pelanggan. Dengan adanya
pencatatan akuntansi ini dapat mengurangi kesalahan yang terjadi
pada perusahaan.
21

Menurut Mulyadi (2016:174-175) Catatan Akuntansi yang


Digunakan pada Sistem Akuntansi Penjualan Kredit, adalah:
1) Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
2) Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3) Kartu Persediaan
Catatan ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
setiap jenis persediaan.
4) Kartu Gudang
Catatan ini diselanggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat
mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan digudang.
5) Jurnal Umum
Catatan ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual.

Menurut Suwarjeni (2015:93) Catatan Akuntansi yang


Digunakan pada Sistem Akuntansi Penjualan Kredit, adalah:
1) Jurnal Penjualan
Digunakan untuk merekam terjadinya transaksi penjualan barang.
2) Jurnal Piutang
Catatan akuntansi yang berupa buku pembantu yang isinya adalah
rincian pitang-piutang debitur.
3) Jurnal Umum
Digunakan untuk mencatat jurnal penjualan.
4) Kartu Persediaan Barang
Digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang
digudang.
5) Kartu Gudang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya jumlah produk yang
dijual.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa catatan


akuntansi diatas merupakan catatan yang wajib dibuat dalam proses
penjualan kredit, karena dari catatan tersebutlah suatu perusahaan atau
organisasi dapat mengetahui jumlah penjualan setiap bulannya
sehingga catatan akuntansi ini sangat penting dan bermanfaat.
22

4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Penerimaan kas dapat bersumber dari beberapa transaksi, antara


lain: penjualan tunai, penjualan asset tetap, pinjaman (pinjaman bank
ataupun wesel), dan setoran modal baru. Penerimaan kas perusahaan
biasanya berasal dari dua sumber utama, yaitu penrimaan kas dari
penjualan tunai dan piutang.
Pengertian kas menurut buku Penyusutan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 2 (IAI, 2014:2.2) adalah:

Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
(demand deposit) dan setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, yang
dengan cepat dapat dikonversikan menjadi kas dalam jumlah
yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang
tidak signifikan.

Menurut Krismiaji (2010 : 331),

Departemen yang terlibat dalam kegiatan penerimaan kas adalah


kasir, yaitu bagian yang berada dibawah departemen keuangan,
yangbertugas menangani penerimaan kas dan penyetorannya ke
bank, dan bagian piutang dagang yaitu bagian yang berada
dibawah manajer akuntansi dan bertugas untuk mencatat
pelunasan piutang dari pelanggan.

Menurut Mulyadi (2016:379),

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama:


penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas
penagihan piutang. Penerimaan kas dari penjualan tunai yang
terdiri dari penerimaan kas dari over the counter sale, cash on
delivery sale, kredit card sale. Di samping itu, diruarikan pula
penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan, kantor
pos dan lock box collecton plan..

Jadi, berdasarkan beberapa definisi kas tersebut, dapat


disimpulkan bahwa kas adalah alat pertukaran berupa uang tunai,
23

wesel, cek, dan surat berharga lainnya yang tersedia bagi perusahaan
dan penggunaannya tidak dibatasi oleh perjanjian lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi

penerimaan kas menurut Sujarweni (2015: 96) adalah :

Sistem penerimaan kas adalah suatu prosedur catatan yang dibuat


untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal dari
berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai, penjualan
aktiva tetap, pinjaman dan setoran modal baru.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan
untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat membantu
pimpinan untuk menangani penerimaan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2016:380), sistem penerimaan kas dari


penjualan tunai dibagi menjadi 3 prosedur:

1) Penerimaan kas dari over-the-counter sale, pembeli datang ke


perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan
dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudia menerima
uang tunai, cek pribadi atau pembayaran langsungdari pembeli
dengan karty kredit atau kartu debit, sebelum barang diserahkan
lepada pembeli.
2) Penerimaan kas dari cash-on-dilevery sale (COD sale) adalah
transaksi penjualan yang melibatjan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan
penerimaaan kas dari hasil penjualan.
3) Penerimaan kas dari credit card sale adalah salah satu pembayaran
bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan
kemudahan baik bagi pembeli maupun penjual.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah suatu prosedur yang
dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal
dari menjual barang dengan cara mewajibkan pembeli untuk
melakukan pembayaran sesuai harga terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan kepada pembeli.
24

b. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Menurtu Mulyadi (2016:380), sistem penerimaan kas dari


penjualan tunai dibagi menjadi 3 prosedur:
1) Penerimaan kas dari over-the-counter sale, pembeli datang ke
perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang
akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudia
menerima uang tunai, cek pribadi atau pembayaran
langsungdari pembeli dengan karty kredit atau kartu debit,
sebelum barang diserahkan lepada pembeli.
2) Penerimaan kas dari cash-on-dilevery sale (COD sale) adalah
transaksi penjualan yang melibatjan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan
penerimaaan kas dari hasil penjualan.
3) Penerimaan kas dari credit card sale adalah salah satu
pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual,
yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun
penjual.

c. Fungsi Terkait Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas


Menurut Mulyadi (2016:385) fungsi yang terkait dalam sistem
informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan adalah :
1) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan
faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2) Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan kas dari
pembeli. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di
tangan bagian kasa.
3) Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke
fungsi pengiriman. Dalam struktur organisasi fungsi ini
berada di tangan bagian gudang.
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada
pembeli. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di
tangan bagian pengiriman.
5) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan
25

penjualan. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di


tangan bagian jurnal.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi yang


ada dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan
tersebut mempunyai keterkaitan antar satu fungsi dengan fungsi
lainnya. Dimana fungsi penjualan ke fungsi kas untuk pembeli
melakukan pembayaran lalu ke fungsi gudang untuk menyiapkan
barang yang akan diserahkan ke pembeli selanjutnya ke fungsi
pengiriman untuk menyerahkan barang ke pembeli dan terakhir ke
fungsi akuntansi untuk dilakukan pencatatan atas transaksi penjualan
dan penerimaan kas serta membuat laporan keuangan.

d. Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas


Menurut Mulyadi (2016:386), dokumen yang digunakan dalam
sistem penerimaan kas dan penjualan tunai adalah sebagai berikut:
1) Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
Faktur penjualan tunai ini diisi oleh fungsi penjualan yang
berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada
fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penjualan kedalam jurnal penjualan.
2) Pita Register Kas (Cash Register Tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas
ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi
kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai
yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan disebut
merchant yang menjadi anggota kartu kredit.
4) Bill Of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi pengiriman penjualan COD yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5) Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan
26

melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan


angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang
dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh
pelanggan.
6) Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas
ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai kedalam jurnal penerimaan kas.
7) Rekap Beban Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu
bulan). Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual.

e. Catatan yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


Menurut Mulyadi (2016:391) Catatan akuntansi yang digunakan
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai, sebagai
berikut:
1) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
dan meringkas data penjualan. Dijurnal ini pihak manajemen akan
mendapatkan informasi mengenai penjualan setiap jenis produk
yang dijualnya selama jangka waktu tertentu.
2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
3) Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
4) Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual serta mengawasi
mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
5) Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang sehingga
kartu gudang tidak termasuk sebagai catatan akuntansi.
27

5. Pengendalian Internal
a. Pengertian Pengendalian Internal
Definisi pengendalian internal Mardi (2014: 59),
Pengendalian internalal merupakan suatu sistem yang meliputi
struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran –
ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta
kekayaan organisasi dari berbagai arah.

Menurut Anastasia dan Lilis (2011:82) yang dimaksud


pengendalian internal adalah :
Semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang
dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta
kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data
akuntansi usaha tersebut. Meningkatkan efesiensi operasional,
dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang
ditetapkan.

Pengertian pengendalian internal menurut COSO (the


Committee of Sponsoring Organizations) sebagaimana dikutip oleh
Anastasia dan Lilis (2011:82) model pengendalian internal COSO (the
Committee of Sponsoring Organizations) mendefinisikan
pengendalian internal sebagai berikut :
Proses yang diimplemetasikan oleh dewan direksi, manajemen,
serta seluruh staf dan karyawan di bawah arahan mereka dengan
tujuan untuk memberikan jaminan yang memadai atas
tercapainya tujuan pengendalian. Tujuan pengendalian tersebut
meliputi :
1) Efektivitas dan efisiensi operasi.
2) Realibilitas pelaporan keuangan.
3) Kesesuaian dengan aturan dan regulasi yang ada.

b. Tujuan Pengendalian Internal


Menurut Mardi (2014: 59) sesuai dengan definisi yang
dikemukakan AICPA, maka dapat dirumuskan tujuan dari
pengendalian internalal, yaitu :
1) Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi.
3) Meningkatkan efisensi operasiobal perusahaan.
4) Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan.
28

c. Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Internal


Unsur – unsur pokok sistem pengendalian internal yang harus
dipenuhi menurut Mulyadi (2016:130-136) adalah sebagai berikut :
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan
kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-
unit organisasi yang dibentuk umtuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok perusahan. Pembagian tanggung jawab
fungsional dalam organisasi di dasarkan pada prinsip –
prinsip berikut ini :
a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan
dari fungsi akuntansi
b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Maka
disini mutlak untuk pemisahan fungsi dan wewenang yang
ada. Dimisalkan fungsi penyimpanan disatukan dengan
fungsi akuntansi, perangkapan fungsi ini akan membuka
kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang
sebenarnya tidak terjadi, sehingga data akuntansi yang
dihasilkan tidak dapat dipercaya mengenai kebenarannya,
dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin
keamanannya.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikn
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transasksi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaski tersebut.
Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat system yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi. Pembagian tanggungjawab fungsional
dan system wewenang dan prosedur pencatatan yang telah
ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika diciptakan
cara – cara yang umumnya menjamin praktik yang sehat
dalam pelaksanaannya.
4) Kayawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, system otorisasi
dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan
untuk mendorong praktik yang sehat semuanya sangat
tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

Diantara 4 unsur pokok pengendalian internal tersebut, unsur


mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting. Jika
perusahaan memiliki karyawan yang berkompeten dan jujur, unsur
29

pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan


perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban
keuangan yang dapat diandalkan. Tetapi tetap semua unsur harus ada
kendalinya masing –masing agar pengendalian internal berjalan
sebagaimana mestinya.

d. Unsur Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi


Penjualan Kredit.
Menurut Mulyadi (2016:176), Untuk merancang unsur – unsur
pengedalian internalal yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit,
unsur pokok pengendalian internalal yang terdiri dari organisas,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan praktik yang sehat dirinci
lebih lanjut sebagai berikut:
1) Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
b) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjulalan dan
fungsi kredit.
c) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
d) Transasksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan
dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang
dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a) penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
b) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tanda tangan pada Kredit Copy (yang
merupakan tembusan surat order pengiriman).
c) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan
cap “sudah dikirim” pada Copy surat order pengiriman.
d) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan
barang , dan potongan penjualan berada ditangan Direktur
Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal
tersebut.
e) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f) Pencatatan ke dalam kartu piutang ke dalam jurnal penjualan,
jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen
sumber (faktur penjualan,bukti kas masuk dan memo kredit).
30

g) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan


yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
3) Praktik dang Sehat
a) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c) Secara periodek fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang
kepada setiap distributor untuk menguji ketelitian piutang yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan akun
kontrol piutang dalam buku besar.

e. Unsur Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi


Penjualan Tunai.
Menurut Mulyadi (2013:470) unsur pengendalian internal atas
penjualan tunai meliputi:
1) Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2) Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan
a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
b) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara
membubuhkan cap ”lunas” pada faktur penjualan tunai dan
penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
d) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan
tunai.
e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan
tunai.
3) Praktik yang Sehat
a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaianya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.
b) Jumlah kas diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke
bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau
hari kerja berikutnya.
c) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa internal.
31

f. Unsur Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi


Penerimaan Kas.
Menurut Mulyadi (2016:393), unsur pengendalian internal yang
seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah sebagai berikut:
1) Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a) penerimaan order dari pembelian diotorisasi oleh fungsi-fungsi
penjualan dengan menggunakan fomulir faktur penjualan tunai.
b) Penerimaan kas diotorisasikan oleh fungsi kas dengan cara
membubuhkan cap lunas pada faktur tersebut.
c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
d) Penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan
cara membubuhkan cap “Sudah Diserahkan” pada faktur
penjualan tunai.
e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan
tunai.
3) Praktik yang Sehat
a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengna transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
c) Perhitungsn saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodic dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan internal.

6. Flowchart
a. Pengertian Flowchart
Menurut Kadir (2010:12), bahwa pengertian flowchart sebagai
berikut :
Flowchart atau diagram alir adalah suatu gambar yang
menjelaskan urutan pembaca data, pemrosesan data,
pengambilan keputusan akhir dan penyajian pemrosotan data.
Bagan alir (Flowchart) merupakan bagan – bagan yang
memiliki arus dan merupakan sebuah gambaran dari langkah –
langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart ini juga bisa di
definisikan sebagai penjabaran dari algoritma dalam pembuatan
32

sebuah sistem. Program Flowchart adalah urutan intruksi yang


digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan
masalah dalam satu program. Berikut beberapa simbol dari
flowchart.

Menurut Krismiaji (2015: 69) “ bagan alir merupakan teknik


analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek – aspek sistem
informasi secara jelas, tepat dan logis”.

b. Flow Chart Sistem Penjualan Kredit.


Menurut Mulyadi (2016:167) menjelaskan bahwa
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari
pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk
menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit
yang pertama kali kepada seorang pembeli selalui didahului
analisis terhadap kekayaan pemberian kredit kepada pembeli
tersebut.
33

Bagian Order Penjualan

Mulai

Menerima
order dari
pelanggan

Membuat
FPKK

5
4
3
2
1

1 2
N

FPKK = Faktur Penjualan Kartu Kredit

Gambar 2.2 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

Sumber: Mulyadi (2016:167)


34

Bagian Gudang

4
FPKK 3

Menyiapkan
barang

FPKK 3
Bersama
dengan
….
penyerahan
barang

Kartu
3
Gudang

FPKK = Faktur Penjualan Kartu Kredit

Gambar 2.3 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

Sumber: Mulyadi (2016:167)


35

Bagian Pengiriman

1 3

2
FPKK 4
FPKK 1

Memban-
dingkan

1 Bersama
dengan
penyerahan
barang

Ke pelanggan
4

FPKK = Faktur Penjualan Kartu Kredit


Gambar 2.4 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Sumber: Mulyadi (2016:167)
36

Bagian Piutang

FPKK 1

Kartu
Gudang

6
5

FPKK = Faktur Penjualan Kartu Kredit

Gambar 2.5 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

Sumber: Mulyadi (2016:167)


37

c. Flow Chart Sistem Penjualan Tunai.


Bagan alir dokumen sistem akuntansi penjualan tunai di suatu
toko buku menurut Mulyadi (2016 : 6 – 7) dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
38

Bagian Order Penjualan

Mulai

Menerima
order dari
pembeli

Mengisi FPT

3
2
N
1

…. ….

1 2

FPT = Faktur Penjualan Tunai

Gambar 2.6 Sistem Penjualan Tunai

Sumber : Mulyadi (2016:6)


39

Bagian Kas

1
Menyetorkan Setiap
uang ke bank hari

FPT 1

3
Menerima uang dan
mengoperasikan
register kas
Bukti Setor

Membutuhkan
cap “lunas”
pada FPT

5
Pita Register
kas
FPT 1

Diserahkan kepada
pembeli untuk ….
pengambilan barang

Gambar 2.7 Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan)

Sumber : Mulyadi (2016:6)


40

Bagian Pembungkusan

3
2

Pita Register
FPT 1 FPT 1 kas

Membubuhkan cap
Membungkus
sudah diambil
barang “ Pada FPT lb. 2”

Menyerahkan
barang kepada
pembeli

Membandingkan
FPT lb. 1 dan lb. 2

Pita Register
1 Kas
FPT 2

4
Kepada Pembeli

Gambar 2.8 Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan)

Sumber : Mulyadi (2016:7)


41

Bagian Akuntansi

4 5

Pita Register Bukti


Kas 1 Setor
PFT 1

Membandingk
Mencatat an bukti setor
FPT N dengan jumlah
rupiah FPT

T
Jurnal Jurnal
Penjuala penerimaan
n kas

Selesai

Gambar 2.9 Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan)

Sumber : Mulyadi (2016:7)


42

d. Flow Chart Sistem Penerimaan Kas.

Bagian Order Penjualan

Mulai

Menerima
order dari
pembeli

Mengisi
fatur
penjualan
tunai

3
2

Via
Pembeli

N
1

FPT = Faktur Penjualan Tunai

Gambar 2.10 Sistem Penerimaan Kas

Sumber : Mulyadi (2016:397)


43

Bagian Kas

Mengisi
1
bukti setor
bank

FPT 1
1
2
Bukti Setor 1
Menerima Bank
uang dari
pembeli
Menyetor
kas ke bank

Mengopera-
sikan
register kas 1
2
Bukti Setor 1
PRK
Bank
FPT 1
Bersama
Uang

Diserahkan
3 Ke bank
5
PRK = Pita register kas
N
Gambar 2.11 Sistem Penerimaan Kas

Sumber : Mulyadi (2016:397)


44

Bagian Gudang

FPT 2

Kartu
Gudang

Menyerahkan
barang

FPT 2

Bersama
barang

Gambar 2.12 Sistem Penerimaan Kas

Sumber : Mulyadi (2016:397)


45

Bagian Pengiriman

3 4

PRK
FPT 2
FPT 1

Membanding
-kan FPT
lb 1 dan lb
2

Menyerahkan
barang kepada
pembeli

2
FPT 1

PRK

Bersama barang
sebagai slip
pembungkus

6
Untuk Pembeli

Gambar 2.13 Sistem Penerimaan Kas

Sumber : Mulyadi (2016:397)


46

Tabel 2.1

Simbol Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi

Sumber : Mulyadi (2016)

SIMBOL KETERANGAN
Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
semua jenis dokumen, yang merupakan fomulir yang
digunakan untuk merekam data terjadinya suatu
transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah simbol.
Contoh dokumen yang digambarkan dengan simbol ini
adalah: faktur penjualan, surat order pembelian, cek,
bukti memorial, bukti kas keluar (voucher), surat
permintaan dan pengeluaran barang gudang, faktur dari
pemasok, dan bukti kas masuk. Bagan alir harus
menunjukan dengan jelas dari mana suatu dokumen
masuk ke dalam dan ke mana (sistem lain) dokumen
keluar dari sistem.
Dokumen dan tembusannya. Simbol ini digunakan
untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya.
Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan
atas.

Berbagai dokumen. Simbol ini digunakan untuk


menggambarkan berbagai jenis dokumen yang
digabungkan bersama di dalam satu paket. Nama
dokumen dituliskan di dalam masing-masing simbol dan
nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas
simbol dokumen yang bersangkutan. Simbol dalam
contoh tersebut menggambarkan faktur penjualan lembar
ke-3 dilampiri dengan surat order penjualan lembar ke-1
dan surat mmuat.
Catatan. Simbol ini digunakan untuk mengambarkan
catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data
47

yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau


formulir. Nama catatan akuntansi dicantumkan di dalam
simbol ini. Catatan akuntansi yang dicantumkan di dalam
simbol ini. Catatan akuntansi yang digambarkan dengan
simbol ini adalah: jurnal, buku pembantu, dan buku
besar.
Tenghubung pada halaman yang sama. Dalam
menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat
mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk
menggambarkan, maka diperlukan simbol penghubung
untuk memungkinkan aliran dokumen berhendi disuatu
lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di
lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan
memperhatikan nomor yang tercantum di dalam simbol
penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui
aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang
digambarkan dalam bagan alir.
Akhir arus dokumen dan mengarahkan pebaca kesimbol
penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti
yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Awal arus dokumen yang berasal dari sombol


penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti
yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Penghubung pada halaman yang berbeda. Jika untuk


menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi
diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus
digunakan untuk menunjukan kemana dan bagaimana
bagan alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang
tercantum di dalam simbol penghubung menunjukkan
48

bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman


tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada
halaman yang lain.
Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan kegiatan manual seperti: menerima
order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan,
memeriksa dan berbagai jenis kegiatan klerikal yang lain.
Uraian singkat kegiatan manual dicantumkan di dalam
simbol ini.
Arsip sementara. Simbol ini digunakan untuk
menunjukan tempat penyimpanan dokumen, seperti
almari arsip dan kotak arsip. Terdapat dua tipe arsip
dokumen: arsip sementara dan arsip permanen. Arsip
sementara adalah tempat penyimpanan dokumen akan
dokumenya akan diambil kembali dari arsip tersebut
dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan
lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk
menunjukan urutan pengarsipan dokumen digunakan
simbol berikut ini : A =menurut abjad N = menurut
nomor T= kronologis, menurut tanggal
Arsip permanen. Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat
penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi
dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.
On-line computer process. Simbol ini menggambarkan
pengolahan data dengan komputer secara on-line. Nama
program ditulis di dalam simbol.
Keying (typing, verifying). Simbol ini menggambarkan
pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line
terminal.
Pita magnetik (magnetic tape). Simbol ini
menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita
magnetik. Nama arsip ditulis di dalam simbol.
On-line storage. Simbol ini menggambarkan arsip
49

komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory


komputer).
Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang
harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan
YA
yang dibuat di dalam simbol

TIDAK
Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan
keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan
data. Anak pannah tidak digambarkan jika arus dokumen
mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen
mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu
dicantumkan
Persimpangan garis alir. Jika dua garis alir
bersimpangan, untuk menunjukan arah masingmasing
garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat
pada persimpangan ke dua garis tersebut.
Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan jika dua
garis alir bertemu dan salah satu garis megikuti arus garis
lainnya
Mulai / berakhir (terminal). Simbol ini untuk
menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.
Dari Pemasok Masuk ke sistem lain. Karena kegiatan di luar sistem
tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka
diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke
sistem yang digambarkan dalam bagan alir.
Ke Sistem Penjualan Keluar ke sistem lain. Karena kegiatan di luar sistem
tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka
diperluka simbol untuk menggambarkan keluar sistem
lain.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2
50

Peneliti Terdahulu

No. Judul dan Jenis Teknik Hasil Penelitian


Penulis Penelitian Analisa
Data
1. Efektivitas Deskriptif Kualitatif Struktur organisasi pada
Pengendalian Koperasi Simpan Pinjam “
Internal Kas Rasa Mandiri ” sudah jelas
Melalui Evaluasi wewenang dan tugas pada
Sistem Informasi setiap bagiannya. Tetapi pada
Akuntansi pelaksanaannnya masih
Penerimaan Kas adanya perangkapan tugas.
Pada Koperasi Bagian kasir yang merangkap
Simpan Pinjam pada bagian pembukuan. Hal
“Rasa Mandiri”. ini tentunya membuat
(Novina pekerjaan yang dilakukan
Cahyaningsih dan oleh kasir tidak dapat selesai
Iwan Setya Putra, tepat pada waktunya dan
2016) salah satu pekerjaan akan
terbengkalai. Fungsi yang
terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas
baik secara tunai melalui
kasir maupun PDL (Petugas
Dinas Lapngan) pada
Koperasi Simpan Pinjam “
Rasa Mandiri “sudah baik,
pada fungsi yang terkait
sudah melakukan tugas yang
sesuai dengan
51

Lanjutan Tabel 2.2

Tangungjawab masing –
masing. Dokumen yang
digunakan dalam sistem
informasi akuntansi
penerimaan kas baik secara
tunai melalui kasir maupun
PDL ( Petugas Dinas
Lapangan ) belum lengkap
dan memadai terlihat pada
dokumen yang berupa slip
setoran yang belum rangkap,
belum bernomor urut
tercetak, dan belum
dibuatkan persetujuan
pertanggungjawaban pada
petugas yang terkait. Catatan
akuntansi yang digunakan
sudah sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan
dalam penerimaan kas secara
tunai melalui kasir PDL
( Petugas Dinas Lapangan ),
yaitu daftar penerimaan kas,
kartu angsuran atau kartu
pinjaman, buku daftar
piutang, buku daftar
transaksi, buku besar dan
neraca.
2. Analisis Sistem Deskriptif Kualitatif Penerapan sistem informasi
Informasi akuntansi Penerapan sistem
Akuntansi informasi akuntansi dalam
Penjualan Dan penjualan tunai dan
Penerimaan Kas penerimaan kas di PT Putra
Dalam Indo Cahaya Batam masih
Meningkatkan kurang baik terlihat dari
Pengendalian adanya fungsi ganda, yaitu
Internal Pada PT fungsi pengiriman yang
Putra Indo ganda sebagai fungsi gudang
Cahaya Batam dan kurangnya data dan
(Hendry jaya , kelengkapan dokumen yang
2018). digunakan dalam penjualan
tunai dan penerimaan kas.
Analisis
52

Lanjutan Tabel 2.2

sistem informasi akuntansi


penjualan tunai dan
penerimaan kas dalam
pengendalian internalal di
PT Putra Indo Cahaya
Batam masih kurang baik
dan lemah karena tidak ada
cap yang dilunasi dalam
tagihan dari fungsi tunai
atau fungsi pengiriman, dan
jumlah penerimaan kas dari
penjualan tunai disetorkan
ke bank pada hari ketiga
bukan pada hari transaksi
terjadi atau hari berikutnya,
itu menyebabkan
penyalahgunaan dan
pengalihan kas. Kemudian,
juga tidak ada pengecekan
saldo kas dan cash opname
secara berkala atau tiba-tiba
oleh kontrol internal.
3. Analisi Sistem Deskriptif Kualitatif Pelaksanaan sistem
Informasi informasi akuntansi
Akuntansi penjualan tunai dan
Penjualan Dan penerimaan kas pada PT.
Penerimaan Kas Panda Indonesia IBE masih
Dalam Upaya kurang baik hal tersebut
Meningkatkan terlihat dari adanya
Pengendalian perangkapan fungsi yaitu
Internal Pada PT fungsi kas yang merangkap
Panda Indonesia menjadi fungsi akuntansi,
IBE kurangnya kelengkapan
Tulungagung dokumen dan catatan yang
(Titin Ika Sari, digunakan penjualan tunai
2016). dan penerimaan kas
Analisis sistem informasi
akuntansi penjualan tunai
dan penerimaan kas dalam
53

Lanjutan Tabel 2.2

pengendalian internal pada


PT. Panda Indonesia IBE
juga masih kurang baik dan
lemah karena tidak adanya
cap lunas di faktur dari
fungsi kas maupun cap
sudah diserahkan dari
fungsi pengiriman, dan
jumlah kas yang diterima
dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada
hari 3 sekali tidak pada hari
yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari
kerja berikutnya hal inilah
yang akan menimbulkan
penyalahgunaan dan
penyelewengan kas.
Kemudian juga tidak ada
pemeriksaan penghitungan
saldo kas yang ada di
tangan fungsi kas secara
periodik dan secara
mendadak oleh fungsi
pemeriksa internal.
4. Analisis Sistem Deskriptif Kualitatif Didalam dealer Yamaha
Informasi Armada Pagora Jaya Kediri
Akuntansi terdapat semua fungsi –
Penjualan fungsi terkait yang terdapat
Tunai untuk dalam teori sistem
Meningkatkan akuntansi penjualan tunai.
Pengendalian Didalam dealer Yamaha
Internal pada Armada Pagora Jaya Kediri,
Dealer Yamaha unsur pengendalian intern
Armada mengenai praktik yang
Pagora Jaya sehat sudah sesuai dengan
Kediri (Fitri Nur teori.
Amalia, 2017)
54

Lanjutan Tabel 2.2

5. Evaluasi Deskriptif Kualitatif sistem penerimaan kas atas


Sistem penjualan tunai maupun
Informasi kredit pada PT. Catur
Akuntansi Sentosa Adiprana Cabang
Penerimaan Manado sudah berjalan baik
Kas Pada P.T karena didukung oleh
Catur Sentosa sistem basis data yang
Adiprana digunakan sehingga
Cabang mempercepat proses
Manado transaksi dan pencatatan.
(Vendy Sistem database yang
Michael digunakan sebaiknya
Kandouw, diperbaharui secara periodik
2013) sehingga dapat sesuai
dengan perkembangan yang
terjadi. Sistem manual yang
bisa membackup data base
sebaiknya diadakan
sehingga apabila sistem
tidak jalan maka dapat
dilakukan dengan sistem
manual dalam proses
transaksi.
Sumber : Penelitian Terdahulu (2021)

C. Kerangka Berpikir
Menurut Sugiyono (2010:89) “Kerangka berpikir merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan”.
Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pencapaian suatu tujuan usaha. Pengendalian internal yang baik akan
berdampak pada perkembangan usaha yang baik pula, maka dari itu sangat
penting sekali sistem informasi akuntansi khusunya penjualan dan penerimaan
kas untuk menunjang pengendalian internal suatu usaha. Sistem penjualan dan
penerimaan kas yang baik pada suatu usaha akan mengurangi kecurangan –
kecurangan yang ada.

D. Kerangka Konsep
55

Berdasarkan Kerangka Berpikir maka kerangka konsep dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Intern


Penjualan dan Penerimaan Kas

Keterangan :

Hubungan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan


Penerimaan Kas dengan Pengendalian Internal.

Gambar 2.14

Kerangka Konsep
56

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskripif dengan
pendekatan kualitatif. Penilitian deskriptif merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk meneliti dengan menggunakan interpretasi yang tepat.
Sehingga dengan menggunakan pendekatan penelitian ini, informasi yang
diharapkan terkait dengan sistem informasi akuntansi penjualan dan
penerimaan kas pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri dapat diperoleh
dengan jelas.
Menurut Sugiyono (2013:15) pendekatan kualitatif adalah :

Metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postoppositivsme,


digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan tringgulasi dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Bog dan Biklen dalam Sugiyono (2013:21) karakteristik


penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan dalam kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung kesumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka.
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk
atau outcome.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data yang dibalik
yang teramati)

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif karena bermaksud menjelaskan Analisis Sistem Informasi
57

Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas dalam Meningkatkan


Pengendalian Intern pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri. Menurut
Sudarma dalam Darsono (2009:34) menjelaskan tentang penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif adalah sebagai berikut :
Metode deskriptif adalah salah satu metode penelitian kualitatif yang
dalam mendapatkan informasi dan data yaitu dengan cara membuat
gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data
atau informasi yang diteliti didalam memahami atau mengenal sifat-
sifat atau hubungan antara fenomena yang akan diteliti selanjutnya
dijelaskan dan dianalisis berdasarkan pendekatan ilmu yang
digunakan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


penelitian ini cocok menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, karena metode ini akan membedah berbagai macam persoalan
yang sedang diteliti oleh peneliti tentang Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas dalam Meningkatkan
Pengendalian Intern pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri.

B. Kehadiran Peneliti
Dengan masuknya penelitian di dalam perusahaan ini diharapkan sistem
informasi akuntansi bisa digunakan secara tepat agar proses penjualan dan
penerimaan kas pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri ini bisa berjalan dengan
lancar dan segala resiko bisa terhindarkan.
Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif dapat menjadi
suatu yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian
sekaligus pengumpul data. Keuntungan yang didapat dari kehadiran peneliti
sebagai instrumen adalah subjek lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti
dapat menyesuaikan diri dengan setting penelitian, keputusan yang
berhubungan dengan penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan terarah,
demikian juga dengan informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara
informan dalam memberikan informasi.
58

Menurut Sugiyono, 2011: 307-308, kehadiran peneliti sebagai instrumen


penelitian serasi untuk penelitian kualitataif itu sendiri karena memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Peneliti sebagai instrumen dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument yang dapat
menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata, namun perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan
atau perelakan.

C. Tahapan Penelitian
Didalam sebuah penelitian pasti akan terdapat serangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis yang menjurus dan terfokus pada temuan dan
penelitian yang disertai dengan pembahasannya secara ilmiah. Tahapan
penelitian akan mempermudah peneliti untuk pelaksanaan penelitian,
membahas dan mengulas penelitian secara jelas, runtut dan sistematis.
Penelitian ini akan dilakukan dengan tiga tahapan kegiatan. Tahapan
penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemilihan judul,
konsultasi judul, studi pustaka dan perencanaan penelitian. Pemilihan judul
dilakukan dengan mencari masalah untuk diteliti yaitu Analisis Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas dalam Meningkatkan
Pengendalian Intern pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri .
Peneliti menyusun perencanaan penelitian. Adapun yang perlu
direncanakan sebelum melakukan penelitian adalah membuat proposal
penelitian yang isinya mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dari penelitian, landasan teori dari masalah yang diajukan, metode
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kemudian proposal penelitian di
59

kumpulkan kepada kepala program studi, untuk dikaji serta mendapatkan


persetujuan akan judul tersebut.
2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data,
pengolahan data, penafsiran dan penyimpulan hasil pengolahan data. Data-
data yang diteliti dan diolah adalah data yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
Adapun tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan interview dengan pihak perusahaan untuk mengetahui sejarah
perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi, sistem informasi akuntansi
penjualan dan penerimaan kas.
b. Penarikan keseluruhan harus disesuaikan dengan keseluruhan hasil dari
proses pengumpulan data. Kemudian seluruh temuan penelitian
dideskripsikan dan disimpulkan sehingga diperoleh penjelasan tentang
hasil Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern pada PT. Armada Pagora
Jaya Kediri.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini merupakan tahap penyelesaian dari kegiatan
penelitian atau skripsi. Adapun hasil dari penyusunan penelitian
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dikoreksi, apabila terdapat
kesalahan-kesalahan dan kemudian dilakukan revisi laporan. Hal tersebut
dilakukan agar laporan nantinya benar baik dari segi teori maupun
penulisan.
60

D. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Armada Pagora Jaya Kediri yang
beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 59 Kelurahan Ngadirejo,
Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur. Penetapan tempat penelitian
sangat penting dalam rangka mempertanggung jawabkan data yang
diperoleh.
2. Waktu Penelitian
waktu penelitian merupakan waktu yang digunakan peneliti untuk
melaksanakan proses penelitian. Proses ini mencakup keseluruhan kerja
mulai dari penetapan judul sampai pada proses pelaporan hasil penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rencana waktu kurang lebih empat bulan
terhitung April sampai dengan Juli 2021.

E. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2013: 137) “Data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Data primer dari penelitian pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri ini
yaitu dengan cara melakukan wawancara tentang sistem informasi akuntansi
penjualan dan penerimaan kas untuk meningkatkan pengendalian intern
perusahaan. Selain itu data primer yang dibutuhkan dari PT. Armada Pagora
Jaya Kediri adalah berupa dokumen tentang profil dan penjelasan singkat,
struktur organisasi, serta laporan tim bagian penjualan dan penerimaan kas.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2013: 137) “Data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam PT. Armada Pagora Jaya
Kediri adalah data-data dari pengamatan peneliti sendiri tanpa melibatkan
informasi-informasi langsung dari pihak perusahaan.
61

F. Prosedur Pengumpulan Data


Sugiyono (2011:224) mendefinisikan “Prosedur pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data.”
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. File Research
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara, observasi dan dokumentasi.
a. Metode Wawancara
Menurut Sugiyono (2013:231) wawancara adalah sebagai berikut :
“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikntruksikan makna dalam
suatu topik tertentu”.
Peneliti melakukan wawancara PT. Armada Pagora Jaya Kediri,
untuk mengetahui sistem informasi akuntansi serta prosedur penjualan
dan penerimaan kas.
b. Metode Observasi
Menurut Sugiyono (2013:145) observasi adalah sebagai berikut :
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
Peneliti melakukan observasi pada PT. Armada Pagora Jaya Kediri
untuk mengetahui jalannya sistem informasi akuntansi serta prosedur
penjualan dan penerimaan kas untuk meningkatkan pengendalian intern
perusahaan.
c. Metode Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) “Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu”.
Peneliti membutuhkan dokumen pada PT. Armada Pagora Jaya
Kediri berupa profil dan penjelasan singkat, struktur organisasi, serta
laporan tim bagian penjualan dan penerimaan kas.
62

2. Library Research
Dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan
mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan
untuk memperoleh dasar teoritis.

G. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif, sehingga
dalam menganalisis data menggunakan analisis deskriptif yakni
mendeskripsikan permasalahan yang ada dalam perusahaan yang berkaitan
dengan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas.
Dalam analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan
kas, dilihat dari bagian yang terkait, prosedur sistem informasi akuntansi
penjualan dan penerimaan kas, dokumen dan catatan yang digunakan dalam
sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas, serta sistem
pengendalian intern dalam sistem informasi akuntansi penjualan dan
penerimaan kas.
Dalam menganalisis bagian yang terkait adalah dengan mengajukan
pertanyaan seputar pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian.
Apabila dalam perusahaan menetapkan satu bagian melakukan beberapa tugas
dapat menimbulkan terjadinya kecurangan, maka perlu dianalisis bagian yang
semestinya ada dalam perusahaan dan bagian yang harus terpisah. Prosedur,
dokumen serta catatan penjualan tunai yang akan menimbulkan penerimaan
kas dianalisis dengan melihat fungsi dan manfaatnya. Prosedur, dokumen serta
catatan dalam sistem informasi akuntansi penjualan harus memberikan
informasi yang diperlukanan penerimaan kas bagi pihak yang membutuhkan.
Apabila belum memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang terkait,
kemudian dijabarkan dokumen-dokumen yang seharusnya ada dalam sistem
informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas.
Dalam menganalisis sistem pengendalian intern adalah dengan
mengamati serta mengajukan pertanyaan tentang sistem pengendalian intern
yang dijalankan. Untuk mengukur sesuai atau tidaknya sistem akuntansi
penjualan dan penerimaan kas yang diterapkan pada PT. Armada Pagora Jaya
63

Kediri, maka penulis menganalisis data-data yang diperoleh dengan cara


membandingkan antara teori dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di
perusahaan, dalam hal ini PT. Armada Pagora Jaya Kediri.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan


Pengecekan keabsahan data merupakan pembuktian bahwa apa yang
telah dialami oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada. Untuk
mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :
1. Triangulasi Cek Spasi
Menurut Sugiyono (2013: 271) triangulasi adalah sebagai berikut :
Triangulasi bertujuan bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa
yang telah ditemukan.
Triangulasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Triangulasi Sumber.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini menguji kredibilitas dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Bila dengan beberapa
teknik itu didapat data yang berbeda – beda maka peneliti melakukan
diskusi untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin
semuanya benar karena dari sudut pandang yang berbeda - beda.
c. Triangulasi Waktu.
Triangulasi ini menguji kredibilitas dengan cara melakukan pengecekan
dengan observasi, wawancara atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda.

2. Member Check
Merupakan pengecekan ulang pada yang diperoleh peneliti kepada
sumber data. Menurut Sugiyono (2013: 309) member check adalah sebagai
berikut : “Member check bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”.
Data yang telah dianalisis dan telah menjadi kesimpulan sementara
dikonfirmasikan kembali dengan sumber data sehingga kemungkinan
kesalahan persepsi lebih kecil dan data penelitian tersebut akan lebih
dipercaya.
64

3. Penggunaan Bahan Referensi


Penelitian akan didukung oleh referensi berbentuk rekaman, foto dan
dokumentasi sehingga data akan semakin dipercaya. Rekaman dan foto
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Anda mungkin juga menyukai