Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang di
sajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal
dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi, perlu di sadari pula bahwa
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin di
butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena
secara umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan. Ada beberapa perbedaan unsur
antara laporan keuangan lembaga syariah dan laporan lembaga keuangan
konvensional.
Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan lembaga syariah
antara lain, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan
penggunaan dana zakat, infaq dan shodaqoh, laporan sumber dan
penggunaan dana qardhul hasan. Sedangkan unsur-unsur yang ada dalam
laporan keuangan lembaga konvensional adalah neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Laporan Keuangan Syariah?
2. Apa saja Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah?
3. Apa saja Komponen Laporan Keuangan Syariah?
4. Apa saja Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah yang Harus
Diketahui?
5. Apa saja Tujuan Laporan Keuangan Syariah?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tentang Karakteristik Laporan Keuangan Syariah.
2. Mengetahui tentang Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah.
3. Mengetahui Komponen Laporan Keuangan Syariah.
4. Mengetahui tentang Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah yang
Harus Diketahui.
5. Mengetahui tentang Tujuan Laporan Keuangan Syariah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Laporan Keuangan Syariah


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat
terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan untuk
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi yang kompleks yang seharuskan
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu
sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaliuasi mereka di
masa lalu. Relevan berarti juga harus berguna untuk peramalan
dan penegasan atas transaksi yang berkaitan satu sama lain.
Relevan juga di pengaruhi oleh hakikat dan tingkat
materialitasnya. Materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh
kelalaian (ambang batas) terhadap keputusan ekonomi pemakai
yang diambil atas dasar laporan keuangan. Oleh karena itu,

3
materialitas dipengaruhi oleh besarnya kesalahan dalam
mencantumkan atau pencatatan.
3. Keadaan
Diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi
mungkin relevan tapi jika hakikat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka mengunakan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan
jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum
masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi entitas
syariah untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam
neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah
serta keadaan dari tuntutan tersebut.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
entisas syariah antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan posisi dan kinerja keungan. Pemakai juga harus
dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas syariah
untuk mengevaluasai posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pembandingan
berupa pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk entitas syariah tersebut, atar periode entitas
syariah yang sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun
dengan entitas yang lain. Agar dapat dibandingkan, informasi
tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh
perubahan tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan
atas standar akutansi yang berlaku.

4
B. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah
Laporan keuangan merupakan gambaran dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa ekonomi lainnya yang diklasifikasikan kedalam
beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok
besar tersebut merupakan unsur laporan keuangan. Perbedaan unsur-
unsur laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan
konvensional karena hadirnya transaksi syariah pada entitas syariah,
terutama konsep bagi hasil pada transaksi investasi syirkah dan komponen
laporan sosial. Berikut ini dijelaskan unsur-unsur laporan keuangan
syariah:
1. Unsur Laporan Posisi Keuangan (Statements Of Financial
Position)
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran
posisi keuangan entitas syariah adalah sebagai berikut :
a. Aset (Assets), adalah sumber daya yang dikuasai entitas
syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat eknomi masa depan diharapkan
akan diperoleh entitas syariah.
b. Liabilitas (Liabilities) adalah utang entitas syariah masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat
ekonomi.
c. Dana Syirkah Temporer (Temporary Syirkah Funds) –
DST adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak
lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.

5
Contoh DST adalah investasi mudharabah
muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan Dana syirkah
temporer tidak dapat digolongkan liabilitas karena
entitas syariah/pengelola dana tidak berkewajiban
mengembalikan dana jika terjadi kerugian, kecuali
kerugian tersebut karena kelalaian dan wanprestasi
entitas syariah/pengelola dana. Sedang karakter
liabilitas adalah kewajiban yang harus dikembalikan
baik dalam kondisi untung atau rugi. Dana syirkah
temporer tidak dapat digolongkan ekuitas karena
memiliki jangka waktu/jatuh tempo dan pemilik dana
syirkah temporer tidak memilik hak kepemilikan seperti
pemegang saham. Sedang karakter modal adalah tidak
memiliki jatuh tempo dan pemilik modal memiliki hak
kepemilikan.
d. Ekuitas (Equity) adalah hak residual atas aset entitas
syariah setelah dikurangi semua liabilitas dan dana
syirkah temporer.
2. Unsur Laporan Laba Rugi (Statements of Profit or Loss)
Laporan laba rugi digunakan sebagai ukuran kinerja atau
sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return
on investment) atau penghasilan per saham (earnings per
share). Unsur laporan laba rugi entitas syariah terdiri dari:
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Definisi
penghasilan meliputi baik pendapatan (revenues)
maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena
aktivitas utama entitas syariah seperti margin penjualan,
ujrah sewa, bagi hasil, dan fee jasa. Sedang keuntungan

6
mencerminkan pos lainnya yang memenuhi kriteria
penghasilan tapi bukan dari aktivitas utama.
b. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah
Temporer (Depositors Share on Return of Temporary
Syirkah Funds) adalah bagian bagi hasil pemilik dana
atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama
entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
Unsur ini tidak bisa dikelompokkan sebagai unsur
beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi).
c. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.
3. Unsur Laporan Perubahan Ekuitas (Statements Of Changes
In Equity)
Unsur laporan perubahan ekuitas entitas syariah sama
dengan laporan perubahan ekuitas pada umumnya yaitu semua
bentuk perubahan komponen modal suatu entitas baik
penambahan ataupun pengurangan.
4. Unsur Laporan Arus Kas (Statement of Cashflows)
Unsur laporan arus kas entitas syariah juga sama dengan
unsur laporan arus kas pada umumnya yang menggambarkan
kenaikan dan penurunan kas dari aktivitas operasi (operating),
aktivitas investasi (investing), dan aktivitas pendanaan
(financing).
5. Unsur Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
Unsur laporan sumber dan penyaluran dana zakat adalah
sumber dana zakat dan penyaluran dana zakat.
6. Unsur Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Unsur laporan sumber dan penggunaaan dana kebajikan
adalah sumber dana kebajikan dan penggunaan dana kebajikan.

7
7. Unsur Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan Atas Laporan Kuangan (CALK) terdiri dari unsur
kebijkan akuntansi dan penjelasan atas informai keuangan.
C. Komponen Laporan Keuangan Syariah
Perbedaan antara laporan keuangan biasa dengan laporan keuangan
syariah disebabkan adanya transaksi-transaksi yang tidak ditemukan pada
entitas konvensional. Transaksi-transaksi itu antara lain murabahah,
musyarakah, mudharabah, wadiah, salam, istisna, dan lainnya. Selain itu
entitas syariah juga harus menjalankan aktivitasnya sesuai dengan prinsip
syariah. Sesuai dengan ke-khasan pencatatan tersebut, maka laporan
keuangan entitas syariah juga memiliki komponen yang sedikit berbeda
dengan laporan keuangan pada umumnya. Laporan keuangan syariah
terbagi menjadi tiga komponen:
1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
komersial yaitu kegiatan bisnis untuk menghasilkan profit.
Komponen ini hampir sama dengan laporan keuangan pada
umumnya yang terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan Ekuitas
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
sosial. Selain tujuan profit, entitas syariah juga dituntut untuk
menjalankan fungsi sosial berupa mengelola dana zakat, infak,
sedekah, wakaf, dan dana sosial lainnya. Kegiatan ini
memunculkan laporan keuangan yang terdiri dari:
a. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat; dan
b. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan

8
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan
kegiataan dan tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.
Merupakan aktivitas khas pada entitas syariah yang
memunculkan laporan keuangan tambahan, diantaranya :
a. Bank Syariah
Berdasarkan asumsi dasar akuntansi syariah, bank
syariah menggunakan dasar akrual (acrual basis) dalam
penyusunan laporan keuangan, termasuk pengakuan
pendapatan pengelolaan Dana Pihak Ketiga. Tapi dalam hal
perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian bagi hasil
kepada pihak ketiga harus menggunakan dasar kas (cash
basis). Atas prinsip ini , bank syariah harus menyajikan
laporan keuangan tambahan, yaitu Laporan Rekonsiliasi
Pendapatan dan Bagi Hasil. Laporan ini bertujuan untuk
memisahkan pendapatan yang diakui secara akrual dengan
pendapatan yang diakui secara kas untuk perhitungan bagi
hasil kepada pihak ketiga (penabung).
b. Asuransi Syariah
Salah satu perbedaan mendasar asuransi syariah
dengan asuransi konvensional adalah pemisahan dana
perusahaan asuransi sebagai pengelola dengan dana peserta
asuransi yang digunakan untuk klaim peserta.
D. Jenis Laporan Bank Syariah yang Harus Diketahui
Karena perbedaan karakteristik dasar maka tentunya juga terdapat
beberapa perbedaan antara jenis laporan keuangan bank syariah dan bank
konvensional. Untuk itu, kali ini kita akan membahas tentang jenis laporan
keuangan bank syariah, yaitu:
1. Jenis laporan keuangan yang nantinya memberikan gambaran
kegiatan dari bank syariah sebagai investor ini juga dirangkum
lengkap dengan kewajiban beserta hak yang dilaporkan dalam :
laba rugi, arus kasa, posisi keuangan dan perubahan ekuitas.

9
2. Jenis laporan keuangan yang memberikan gambaran terhadap
perubahan investasi yang berhubungan dengan pengelolaan
keuangan oleh bank syariah untuk dimanfaatkan oleh beragam
pihak lain. Ini berdasarkan kepada akad mudharabah, atau yang
dikenal sebagai agen investasi yang nantinya mendapatkan
pelaporan dana sebagaimana yang tercantum dalam perubahan
investasi yang berkaitan.
3. Jenis laporan keuangan yang memiliki peranan bank syariah
yang memegang kontrol sebagai pemegang kegiatan sosial dan
amanah yang nantinya memiliki pengelolaan secara terpisah,
tercantum di dalam : penggunaan dana kebajikan dan dana
zakat.
E. Tujuan Laporan Keuangan Syariah
Dalam tujuan utamanya laporan keuangan syariah terbagi menjadi
tiga, diantaranya adalah :
1. Untuk menyediakan informasi keuangan
Tujuan pertama dari laporan keuangan syariah adalah
menyediakan informasi keuangan entitas syariah yang dibuat
dalam satu periode akuntansi. Umumnya juga periode tersebut
ditentukan oleh perusahaan terkait yang menggunakan sistem
syariah untuk mengatur kebijakan laporan keuangannya. Tentu
akan semakin pendek jangka laporannya maka akan semakin
mudah, karena terlalu lama membuat laporan tidak efektif dan
kesalahan kecil tidak terlihat.
Berdasarkan informasi keuangan, para pengguna dapat
menjadikan laporan keuangan sebagai rujukan atau bahan
dalam pengambilan keputusan ekonomi, seperti keputusan
investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh manajemen
dan hal lainnya. Informasi keuangan ini disajikan dalam
berbagai jenis laporan keuangan seperti yang sudah disebutkan
di poin sebelumnya mengenai berbagai jenis laporan.

10
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip
syariah (sharia compliance)
Laporan keuangan syariah juga memiliki fungsi
pengawasan, dimana laporan keuangan bisa meneliti apakah
perusahaan tersebut menggunakan entitas syariah pada setiap
transaksi dan juga berbagai prinsip ekonominya. Terkadang ada
beberapa perusahaan yang mengklaim bahwa mereka
merupakan perusahaan syariah,namun masih banyak program
yang dilakukan dengan standar program keuangan
konvensional.
Hal ini akan merugikan perusahaan yang memang
menggunakan prinsip syariah. Contohnya, perlakuan
pendapatan bunga yang akan diperoleh oleh entitas syariah
berasal dari dana sosial bukan dari masing-masing nasabah atau
partner transaksi. Dan hal ini harus diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah (DPS).
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab
sosial
Entitas syariah juga menyediakan informasi sosial dalam
laporan keuangannya. Informasi ini disajikan pada laporan
sumber dan penyaluran dana zakat serta dan laporan sumber
dan penggunaan dana kebajikan tersebut. Laporan keuangan
merupakan pemenuhan tanggung jawab sosial sehingga
pelaksanaannya berjalan dengan lancar.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Lembaga keuangan syariah menurut
DewanSyariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang
mengeluarkan produkkeuangan syariah dan yang mendapat izin oprasional
sebagai lembaga keuangansyariah. Tujuan laporan keuangan syariah
adalah menyediakan informasi yangmenyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatuentitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalampengambilan keputusan ekonomi.
B. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur lain
mengenai Laporan Keuangan Syariah

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28637703/MAKALAH_Kerangka_Penyusunan
_dan_Penyajian_Lapran_Keuangan_Syariah

https://akuntansikeuangan.com/laporan-keuangan-syariah/

https://dosenakuntansi.com/tujuan-laporan-keuangan-syariah

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/jenis-laporan-
keuangan-bank-syariah

https://akuntansikeuangan.com/unsur-unsur-laporan-keuangan-syariah/

13

Anda mungkin juga menyukai