Anda di halaman 1dari 59

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. SEJARAH PERUSAHAAN

Usaha tahu Ma Onoh adalah sebuah usaha home industri yang bergerak

dalam pembuatan tahu. Perusahaan atau pabrik tahu ini didirikan pada tahun

2003, pabrik tahu ini sudah memeliki sertifikat halal dari MUI, .Pabrik tahu

ini berlokasi di Jl. Gunuk Raya Ciliwung Poltangan, RT 02 RW 03 Tanjung

Barat Jakarta Selatan. No. Telpon 0818728649.

1. Visi dan Misi home industri Pabrik Tahu Ma Onoh

Visi : Menjadi Industri Tahu yang besar dan terkenal cita rasanya

yang di gandrungi masyarakat Indonesia

Misi : - Mengutamakan kesehatan dan dan kelezatan rasa yang

berkualitas tanpa bahan pengawet

- Menggunakan bahan baku yang terjaga kebersihan dan

kehigienisannya.

2. Struktur Organisasi Industri Tahu Ma Onoh

Struktur Organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang

hubungan kerja sama yang ada dalam perusahaan ataupun organisasi untuk

56
57

mencapai sasaran. Adapun struktur organisasi pada home industri pabrik

tahu Ma Onoh adalah sebagai berikut :

Pemilik Pabrik Tahu

Penggelola

Administrasi

Bag. Produksi

Bag. Perendaman Bag. Bag. Perebusan Bag.


dan Pencucian Penggilingan dan Penyaringan Pemotongan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

(Sumber Pabrik Tahu Ma Onoh)

a. Pemilik

Pemilik adalah pemegang saham atau penilik modal sepenuhnya yang

mempunyai kewenangan terbesar dalam pengambilan keputusan penuh dalam

mengendalikan industrinya.
58

b. Pengelola

Pengelola bertugas sebagai tangan kanan pemilik dalam segala urusan, serta

dapat pula menggantikan pemilik apabila sedang berhalangan, dan bertanggung

jawab atas segala kegiatan proses produksi.

c. Administrasi

Bertugas dalam pengolahan keuangan pabrik tahu serta bertugas membuat

laporan bulanan pemasukan dan pendapatan industry tahu.

d. Kepala bag. Produksi

Bertugas untuk mengawasi setiap proses produksi pembuatan tahu dari mulai

proses penggilangan sampai dengan pemotongan tahu.

e. Bagian Pekerja Penggilangan

Bertugas untuk menggiling kedelai sampai halus menggunakan mesin

penggilingan hingga dapat di olah menjadi tahu.

f. Bagian Pekerja Perebusan dan Penyaringan

Bertugas untuk merebus kedelai yang telai digiling hingga matang dan

kemudian melakukan penyaringan untuk memisahkan sari – sari kedelai dari

ampasnya.
59

g. Bagian Pekerja Pencetakan

Bagian ini bertugas untuk mencetak adonan tahu yang telah disaring dan

didiamkan sampai beberapa menit hingga menjadi tahu.

h. Bagian pekerja pemotongan

Bagian pekerja ini adalah bagian dari proses produksi pembuatan yaitu

betugas untuk memotong tahu sesuai dengan ukuran tahu yang telah ditetapkan

kemudian untuk diletakan di papan tahu dan di packing untuk kemudian di

pasarkan kepada konsumen.

B. Pengumpulan Data

Pada usaha pembuatan tahu, untuk pengumpulan data dilakukan

dengan cara interview kepada pemilik usaha tersebut. Data yang didapat dari

hasil interview yaitu data actual, seperti data kebutuhan bahan baku perhari,

biaya operational, dan jumlah produksi tahu berikut dengan harga

penjualannya. Untuk bahan baku pembuatan tahu, membutuhkan kacang

kedelai sebanyak 600 kg perhari, kedelai, bahan yang dibutuhkan adalah

minyak goreng dan air cuka. Banyak kebutuhan minyak goreng dalam

produksi tahu perhari adalah 64 kg.

Selanjutnya untuk kebutuhan air cuka perhari sebanyak 20 botol.

Untuk harga bahan baku seperti kacang kedelai adalah Rp 720.000 per

kwintal. Kemudian harga bahan lainnya seperti minyak goreng adalah Rp


60

8.125,00 per kilogram, untuk harga cuka per botolnya adalah Rp 1000,00, dan

untuk harga kayu bakar Rp 200.000 untuk kebutuhan bahan bakar produksi

per hari. Selain itu biaya lainnya seperti gaji operator perhari Rp 840.000

untuk 6 operator atau tenaga kerja.

1. Sistem Penanganan dan Pengendalian Bahan Baku Usaha Tahu

Penanganan dan pengendalian bahan baku di usaha pembuatan

tahu ini selalu mengutamakan kesegaran dan keseimbangan komposisi

dari bahan baku yang digunakan. Pemilik usaha pembuatan tahu ini

menginginkan hasil kualitas tahu yang dihasilkan sempurna. Untuk

kebutuhan bahan baku Berdasarkan alasan tersebut maka bahan baku yang

digunakan harus dipilih dan ditangani dengan baik dan benar. Berikut ini

adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis bahan baku, proses

penanganan bahan baku, serta biaya persediaan dan pengendalian bahan

baku pada usaha pembuatan tahu. Harga jual per papan untuk tahu goreng

diketahui sebesar Rp 25.000, dan untuk harga tahu potong per papan

sebesar Rp 22.000. Pada produksi pembuatan tahu menyediakan

penyimpanan kacang kedelai sebanyak 700 kilogram perhari.

Banyak produksi tahu per hari sebanyak 420 papan perhari, tahu

goreng 280 papan, dan tahu potong 140 papan. Jadi untuk waktu satu

minggu,banyak tahu yang di produksi sebanyak 2940 s.d 3360 papan.

Banyaknya tahu yang diproduksi perminggu dari bulan Desember 2016


61

sampai November 2017 dapat dilihat pada table 4.1 sampai tabel

4.12dibawah ini.

Table 4.1
Produksi Tahu bulan Desember 2016

DESEMBER 2016

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu perhari (papan) perminggu ( papan )
Perhari

1 8 14 jam 420 3360


2 8 14 jam 420 3360
3 8 14 jam 420 3360
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 31   13020 13020
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.2
Produksi Tahu bulan Januari 2017
JANUARI 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu perhari (papan) perminggu ( papan )
Perhari

1 8 14 jam 420 3360


2 8 14 jam 420 3360
3 8 14 jam 420 3360
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 31   13020 13020
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh
62

Tabel 4.3
Produksi Tahu bulan Februari 2017
FEBRUARI 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 7 14 jam 420 2940
2 7 14 jam 420 2940
3 7 14 jam 420 2940
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 28   11760 11760
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.4
Produksi Tahu bulan Maret 2017
MARET 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 8 14 jam 420 3360
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 31   13020 13020
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.5
Produksi Tahu bulan April 2017
Apr-17

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 7 14 jam 420 2940
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 30   12600 12600
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.6
63

Produksi Tahu bulan Mei 2017


MEI 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 8 14 jam 420 3360
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 31   13020 13020
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.7
Produksi Tahu bulan Juni 2017
JUNI 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 7 14 jam 420 2940
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 30   12600 12600
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.8
Produksi Tahu bulan Juli 2017
JULI 2017

Minggu Hari Kerja Jam Produksi perhari Banyaknya Produksi


Perminggu Kerja (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 525 4200
2 8 14 jam 525 4200
3 8 14 jam 525 4200
4 7 14 jam 525 3675
Jumlah 31   16275 16275
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.9
Produksi Tahu bulan Agustus 2017
64

AGUSTUS 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari

1 8 14 jam 525 4200


2 8 14 jam 525 4200
3 8 14 jam 525 4200
4 7 14 jam 525 3675
Jumlah 31   16275 16275
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.10
Produksi Tahu bulan September 2017
Sept-17

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 7 14 jam 420 2940
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 30   12600 12600
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.11
Produksi Tahu bulan Oktober 2017
OKTOBER 2017

Minggu Jam
Hari Kerja Produksi perhari Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 8 14 jam 420 3360
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 31   13020 13020
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Tabel 4.12
Produksi Tahu bulan November 2017
65

Nov-17
Mingg Jam
u Hari Kerja Produksi Banyaknya Produksi
Kerja
Perminggu perhari (papan) perminggu ( papan )
Perhari
1 8 14 jam 420 3360
2 8 14 jam 420 3360
3 7 14 jam 420 2940
4 7 14 jam 420 2940
Jumlah 30   12600 12600
Sumber : Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

2. Penanganan Bahan Baku

Proses penanganan bahan baku adalah tahapan yang menunjukan

penanganan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu.

Sistem yang digunakan untuk bahan baku adalah sitem First In First Out

(FIFO), yang artinya bahan baku yang pertama masuk akan diproses

terlebih dahulu untuk pembuatan tahu.

3. Jenis-Jenis Bahan Baku

Dalam pembuatan tahu, membutuhkan beberapa bahan baku yang

digunakan. Bahan baku paling utam dalam pembuatan tahu adalah kacang

kedelai, kemudian bahan baku pendukung lainnya adalah air cuka dan

minyak goreng. Berikut adalah definisi masing-masing bahan yang

dibutuhkan untuk proses pembuatan tahu.

a. Kacang Kedelai
66

Kacang kedelai merupakan bahan baku pokok atau bahan baku paling

utama dalam pembuatan tahu. Pemilik usaha tahu memesan atau

mendapatkan kacang kedelai dari pemasok. Jumlah kacang kedelai

yang dibutuhkan sebanyak 6 kwintal. Kedelai tersebut dikemas

menggunakan karung, tiap karung berisi 50 kg. Untuk total kebutuhan

kacang kedelai perhari sama dengan 12 karung. Banyaknya kedelai

yang dipesan oleh pemilik usaha tahu adalah 7,5 kwintal. Harga

kacang kedelai per kwintal adalah Rp 720.000, jadi total harga kacang

kedelai yang dibeli Rp 5.400.000 per hari.

b. Air Cuka

Air cuka digunakan untuk proses pembuatan tahu, yaitu untuk

campuran hasil dari sari kacang kedelai supaya tahu yang dihasilkan

tidak mudah hancur dan berbau. Banyaknya air cuka yang digunakan

adalah 20 botol, harga 1 botol cuka adalah Rp 1.000, jadi total harga

yang dibutuhkan per hari untuk membeli cuka adalah Rp 20.000.

c. Minyak Goreng

Minyak goreng digunakan hanya untuk menggoreng jenis tahu coklat

atau disebut juga tahu goreng pada saat produksi. Banyaknya minyak

goreng yang dibutuhkan untuk tahu goreng sebanyak 64 kg per hari.

Harga minyak goreng per kilogram adalah Rp 8.125, jadi total harga

minyak goreng yang dibutuhkan adalah 520.000

d. Kayu Bakar
67

Kayu Bakar merupakan salah satu sarana pendukung yang digunakan

untuk pembuatan tahu, karena proses memasaknya menggunakan asap

atau uap yang berasal dari kayu yang dibakar. Kebutuhan kayu bakar

perhari sebanyak 2 mobil bak, dengan total harga kayu bakar tersebut

adalah Rp 200.000.

4. Biaya Persediaan

Biaya persediaan yang diperhitungkan untuk pembuatan tahu

terdiri dari dua jenis biaya, diantaranya biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan. Biaya pemesanan terdiri dari biaya bensin, dan biaya upah.

Biaya penyimpanan yang dilihat adalah opportunity cost. Berikut

pembahasan mengenai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

a. Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

tahu, yang berkaitan dengan proses pembelian bahan baku. Besarnya

jumlah biaya pemesanan tidak berdasarkan pada kuantitas bahan baku

yang dipesan. Biaya pemesanan bahan baku terdiri dari biaya upah

tenaga kerja yang mengangkut atau mengantarkan kacang kedelai dari

pemasok ke gudang pemilik usaha tahu. Besarnya biaya angkut,

biasanya pemilik usaha tahu memberikan sebesar Rp 30.000.

b. Biaya Penyimpana
68

Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku

yang disimpan. Proses penyimpanan bahan baku pada usaha produksi

tahu tidak ada yang diperlakukan dengan khusus. Biaya penyimpanan

dihitung berdasarkan dari biaya yang terkait pada proses produksi,

yaitu upah gaji operator atau tenaga kerja, dan biaya modal yang

dikeluarkan. Biaya penyimpanan dapat diketahui dengan cara

menghitung jumlah biaya yang terkait kemudian membaginya dengan

banyaknya kebutuhan bahan baku. Biaya penyimpanan yang harus

dihitung adalah biaya kebutuhan bahan baku kacang kedelai, air cuka,

minyak goreng dan sarana pendukung seperti biaya pembelian kayu

bakar. Dibawah ini contoh perhitungan untuk biaya penyimpanan

bahan baku kacang kedelai.

Biaya modal awal = Rp 7.000.000

Biaya gaji pertahun = Rp 306.600.000

Total biaya = Rp 313.600.000

Untuk usaha produksi tahu, jumlah kebutuhan bahan baku kacang

kedelai yang di penuhi dalam waktu satu tahun sebesar 17760 kg.

Untuk menghitung biaya penyimpanan bahan baku kacang kedelai

adalah:

Rp 313.600 .000
Biaya penyimpanan kacang kedelai = =Rp1.765 .76
177600 kg
69

5. Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Usaha Pembuatan Tahu

Pada usaha pembuatan tahu, memiliki persediaan bahan baku

kedelai dengan cara mereka sendiri. Bahan baku kedelai didapat atau

dibeli langsung dari penjual kedelai. Hal ini dilakukan agar pengusaha

tahu dapat memilih langsung jenis kacang kedelai dengan kondisi yang

sesuai untuk diproses menjadi tahu. Selain kacang kedelai, bahan baku

yang lain seperti air cuka, minyak goreng dibeli langsung dari agen yang

sudah menjadi langganan tetap dalam pembelian bahan baku. Hal ini

dilakukan agar mendapatkan bahan seperti cuka, dan minyak goreng

sesusai dengan kebutuhan untuk pembuatan produksi tahu.

Pada usaha produksi pembuatan tahu, bahan baku yang paling

utama dalam pengadaan persediaan adalah kacang kedelai, karena bahan

baku yang lainnya dibeli tidak sebanyak bahan baku utama seperti kacang

kedelai, sehingga apabila ada kekurangan pada saat produksi dapat

langsung dibeli. Pengendalian persediaan bahan baku kacang kedelai ini

dilakukan agar persediaan bahan baku yang ada dapat memenuhi

kebutuhan diwaktu yang tepat dengan jumlah yang mencukupi.

Banyaknya persediaan bahan baku kacang kedelai pada periode Desember

2016 sampai dengan November 2017 dapat dilihat pada

Tabel 4.13
Persedeiaan bahan baku kacang kedelai periode Desember 2016 sampai
November 2017 sampai
Jumlah Kacang Kedelai
Bulan Minyak Goreng (Kg)
Yang Dipesan (Kg) Cuka
70

(Botol)
Des-16 14400 480 1984
Jan-17 14400 480 1984
Feb-17 12600 420 1792
Mar-17 14400 480 1984
Apr-17 13800 460 1920
Mei-17 14400 480 1984
Jun-17 18000 600 1920
Jul-17 18600 620 1984
Agust-17 14400 480 1984
Sep-17 13800 460 1920
Okt-17 14400 480 1984
Nop-17 14400 480 1920
JML. 177600 5920 23360

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Banyaknya persediaan bahan baku kacang kedelai perhari

sebanyak 600 kg atau 6 kwintal. Persediaan dilakukan pada kelipatan hari

keempat. Hal ini dilakukan oleh pemilik usaha tahu supaya jika terdapat

suatu masa dimana tidak perlu lagi membeli bahan baku kacang kedelai,

sehingga dapat meminimkan biaya pengeluaran. Berdasarkan persediaan

bahan baku, biaya persediaan dapat dihitung dengan menggunakan total

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Total biaya pemesanan dapat

dihitung dengan cara mengalikan biaya pemesanan bahan baku dengan

total frekuensi pemesanan pertahun. Pada usaha tahu ini pemesanan

bahan baku kacang kedelai dilakukan dengan frekuensi setiap hari, yaitu

satu hari sebelum proses produksi. Total frekuensi pemesanan bahan baku

kacang kedelai ditetapkan sebanyak 296 kali selama satu tahun. Total

biaya penyimpanan dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor


71

yang berpengaruh pada penyimpanan. Penggabungan kedua biaya antara

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dapat dijadikan acuan untuk

menghitung biaya persediaan.

Perhitungan komponen biaya lainnya yang penting untuk untuk

diperhitungkan adalah biaya pembelian. Biaya pembelian adalah biaya

yang dikeluarkan untuk membeli bahan bahan baku sesuai dengan

kuantitas yang dipesan. Biaya pembelian dapat dihitung dengan

mengalikan kuantitas bahan baku yang dibeli selama satu tahun dengan

harga beli bahan baku baku tersebut. Perhitungan untuk harga bahan baku

adalah harga bahan baku yang dibeli pemilik usaha tahu dari pemasok.

Besarnya biaya pembelian bahan baku pembuatan tahu pada periode

Desember 2016 sampai dengan November 2017 adalah Rp 1.474.440.000

selama satu tahun. Tabel dibawah ini menunjukan besarnya biaya bahan

baku pembuatan tahu selama satu tahun.

Tabel 4.14
Biaya Pembelian Bahan Baku
Periode Desember 2016 sampai November 2017
72

Bahan Baku Kuantitas Harga Beli (Rp.) Biaya Pembelian (RP./Tahun)


Kacang Kedelai (Kwintal) 177600 Rp 7.200.00 Rp 1.278.720.000.00
Minyak Goreng (kg.) 23360 Rp 8.125.00 Rp 189.800.000.00
Cuka (Botol) 5920 Rp 1.000.00 Rp 5.920.000.00
Total Biaya Rp 1.474.440.000.00

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Hasil lain yang dapat dirangkum kedalam pembahasan

sebelumnya adalah mengenai rangkuman jumlah perencanaan produksi,

jumlah pemesanan bahan baku kedelai, dan jumlah penyimpanan bahan

baku kedelai dapat ditunjukan pada tabel 4.15. Banyaknya jumlah

perencanaan produksi tahu dilakukan setiap hari, dengan jumlah produksi

tahu perhari adalah 420 papan tahu. Tahu yang di produksi terdiri 280

tahu goreng atau coklat, dan 140 papan tahu potong. Contoh total

produksi pada bulan Desember 2016, jumlah produksi sebanyak 13.020

yang didapat dari banyaknya produksi perhari dikalikan dengan

banyaknya hari kerja pada periode bulan Desember 2016 yaitu 31 hari.

Jadi banyaknya total produksi pada periode bulan Desember 2016 hingga

November 2017 adalah 153.300 papan tahu. Jumlah banyaknya kedelai

yang dipesan adalah 750 kg atau 7,5 kwintal. Pemesanan kacang kedelai

pada bulan Desember 2016 adalah 14.400 kg, didapatkan dari banyaknya

kedelai yang dipesan dikalikan dengan frekuensi pemesanan pada bulan

Desember 2016 yaitu sebanyak 24. Untuk kedelai yang disimpan

sebanyak 150 kg. Jadi jumlah kedelai yang disimpan pada bulan
73

Desember 2016 sebanyak 1050 kg, didapatkan dari banyaknya kedelai

yang disimpan dikalikan dengan frekuensi penyimpanan pada bulan

Desember 2016 yaitu 7 kali.

Tabel.4.15
Kebutuhan Bahan Baku

Jumlah Kacang Kedelai


Bulan Minyak Goreng (Kg)
Yang Dipesan (Kg) Cuka
Des-16 14400 480 1984
Jan-17 14400 480 1984
Feb-17 12600 420 1792
Mar-17 14400 480 1984
Apr-17 13800 460 1920
Mei-17 14400 480 1984
Jun-17 18000 600 1920
Jul-17 18600 620 1984
Agust-17 14400 480 1984
Sep-17 13800 460 1920
Okt-17 14400 480 1984
Nop-17 14400 480 1920
JML. 177600 5920 23360

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

6. Struktur Produk dan Bill Of Material (BOM) Produk Tahu

Bahan-bahan penyusun dari produksi pembuatan tahu perlu

diketahui sebagai informasi dalam membuat perencanaan persediaan

bahan baku. Informasi dari bahan bahan baku pembuatan tahu disusun

atau dibuat dalam bentuk struktur produk bahan baku produk Bill Of

Material. Struktur produk merupakan bagan untuk memberikan informasi

mengenai bahan-bahan penyusunan produk tahu, yang sesuai dengan


74

produksinya. Bill Of Material merupakan sebuah daftar komponen bahan,

campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk produk tahu.

Gambar.4.2
Struktur Produk Tahu
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh olahan tahun 2017

Tabel 4.16
Bill Of Material (BOM) Produk Tahu
75

Sumber
: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun 2017

C. PENGOLAHAN DATA
76

1. Peramalan Penjualan Tahu

Peramalan penjualan tahu dilakukan berdasarkan data historis

penjualan aktual selama satu tahun terakhir. Peramalan yang dilakukan

pada varian jenis tahu yang diproduksi yaitu tahu goreng dan tahu potong.

Hasil penjualan tahu selama periode Desember 2016 sampai November

2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.17
Data Penjualan Tahu Aktual pada Usaha pembuatan Tahu
Penjualan Tahu Papan Total Penjualan
Bulan Tahu Goreng Tahu Potong Tahu Papan
Dec-16 8680 4340 13020
Jan-17 8680 4340 13020
Feb-17 7840 3920 11760
Mar-17 8680 4340 13020
Apr-17 8400 4200 12600
May-17 8680 4340 13020
Jun-17 10500 5250 15750
Jul-17 10850 5425 16275
Aug-17 8680 4340 13020
Sep-17 8400 4200 12600
Oct-17 8680 4340 13020
Nov-17 8400 4200 12600
JML. 159705
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh

Data Penjualan aktual tersebut kemudian akan ditampilkan kedalam

bentuk diagram kartesius untuk mengetahui bagaimana pola datanya. Pola

data ini untuk membantu mengetahui metode peramalan yang paling

sesuai untuk meramalkan penjualan tahu. Pola data untuk masing- masing

jenis tahu ditunjukan pada gambar dibawah ini :


77

Tahu Goreng
12000

10000

8000

6000
Kuantitas

4000

2000

0
6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 17 17
ec-1 an-1 eb-1 ar-1 pr-1 ay-1 un-1 Jul-1 ug-1 ep-1 ct- o v-
D J F M A M J A S O N

Gambar 4.3
Grafik Penjualan Tahu Goreng
Periode Desember 2016 sampai November 2017

Grafik untuk penjualan tahu potong pada usaha pembuatan tahu

Ma Onoh, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4

Grafik Penjualan Tahu Potong


Periode Desember 2016 sampai November 2017
78

Grafik atau diagram kartesius data penjualan tahu keseluruhan

dari semua jenis tahu, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Grafik Penjualan Tahu Keseluruhan


12000

10000

8000
Tahu goreng
6000 Tahu Potong
Kuantitas

4000

2000

0
6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
c-1 n-1 b-1 r-1 r-1 y-1 n-1 l-1 g-1 p-1 ct-1 v-1
De Ja Fe Ma Ap Ma Ju Ju Au Se O No

Gambar 4.5
Grafik Penjualan Tahu Keseluruhan
Periode Desember 2016 sampai November 2017

Berdasarkan pada grafik pola data penjualan yang digambarkan

diatas pada gambar 4.2, sampai dengan gambar 4.4, menunjukan bahwa

data terlihat fluktuasi, namun fluktuasi tersebut terlihat berulang dalam

suatu interval waktu tertentu, maka data hasil penjualan tersebut berpola

musiman. Berdasarkan dilihat dari data penjualan dengan pola musiman

tersebut, metode peramaln yang dapat dilakukan adalah metode moving

average. Peramalan dengan menggunakan metode moving average akan

dilakukan dengan menggunakan software WinQSB. Hasil peramalan yang


79

didapat dari software WinQSB tersebut kemudian akan dikoreksi dengan

indeks musim agar hasil peramalan dapat lebih akurat sesuai dengan

kecenderungan musim pada masing-masing periode.

Berikut dibawah ini menunjukan hasil peramalan menggunakan

software WinQSB pada masing-masing jenis tahu. Peramalan yang

digunakan adalah metode moving average dengan nilai m=2 (banyaknya

periode rata-rata bergerak), dan periode ramalan untuk 12 bulan. Hasil

dari perhitungan peramalan tersebut dapat diketahui nilai MAD, MSE,

dan MAPE untuk mengetahui indeks kesalahan dari hasil peramalan

tersebut. Tabel 4.18 adalah perhitungan rangkuman hasil peramalan

jenis tahu goreng.


80

Tabel 4.18
Rangkuman Hasil Peramalan Tahu Goreng

Hasil
Bulan
Permalan Tahu Goreng
1 8680
2 8680
3 8680
4 8260
5 8260
6 8540
7 8540
8 9590
9 10675
10 9765
11 8540
12 8540
Total 106750
CFE -280

Tabel lanjutan hasil peramalan tahu goreng


MAD 840
MSE 1223285
MAPE 9.162558
TS -0.3333333
R-Square 0.6826347

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang sudah diolah tahun 2017

Akurasi peramalan diatas akan semakin tinggi apabila nilai-nilai

MAD, MSE, dan MAPE semakin kecil. Tracking signal yang positif

menunjukan bahwa nilai aktual permintaan lebih besar dari pada ramalan,

sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai aktual permintaan

lebih kecil dari pada nilai ramalan. Dapat dilihat dari hasil peramalan,

bahwa nilai tracking signal adalah -0,3333333, nilai tersebut menunjukan


81

bahwa nilai aktual permintaan lebih kecil dari pada nilai peramalan. Suatu

tracking signal dikatakan baik, apabila memiliki CFE yang rendah, dapat

dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai CFE adalah -280, yang

menandakan nilai CFE rendah karena bernilai negatif (Gaspersz;200:

91).

Peramalan untuk tahu potong yang digunakan adalah metode

moving average dengan nilai m=2 (banyaknya periode rata-rata

bergerak), dan periode ramalan untuk 12 bulan. Hasil peramalan

ditunjukan pada tabel 4.19 dibawah ini.

Tabel 4.19
Rangkuman Hasil Peramalan Tahu Potong
82

Hasil
Bulan
Permalan Tahu Goreng
1 4340
2 4340
3 4340
4 4130
5 4130
6 4270
7 4270
8 4795
9 5337.5
10 4882.5
11 4270
12 4270
Total 53375
CFE -140
MAD 420
MSE 305821.3
MAPE 9.162558
TS -0.3333333
R-Square 0.6828347

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun 2017

Akurasi peramalan diatas akan semakin tinggi apabila nilai-nilai

MAD, MSE, dan MAPE semakin kecil. Tracking signal yang positif

menunjukan bahwa nilai aktual permintaan lebih besar dari pada ramalan,

sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai aktual permintaan

lebih kecil dari pada nilai ramalan. Dapat dilihat dari hasil peramalan,

bahwa nilai tracking signal adalah -0,3333333, nilai tersebut menunjukan

bahwa nilai aktual permintaan lebih kecil dari pada nilai peramalan. Suatu

tracking signal dikatakan baik, apabila memiliki CFE yang rendah, dapat
83

dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai CFE adalah -140, yang

menandakan nilai CFE rendah karena bernilai negatif

(Gaspersz;2001:91).

Berdasarkan dari hasil perhitungan peramalan dengan software

WinQSB metode moving average, didapatkan hasil peramalan penjualan

dari produksi tahu. Tabel dibawah ini menunjukan rangkuman hasil

peramalan dua jenis tahu, yaitu tahu goreng dan tahu potong.

Tabel 4.20
Rangkuman Hasil Peramalan Dua Jenis Tahu
Hasil Peramalan Tahu (Papan)
Bulan Total
Tahu Goreng Tahu Potong
1 8680 4340 13020
2 8680 4340 13020
3 8680 4340 13020
4 8260 4130 12390
5 8260 4130 12390
6 8540 4270 12810
7 8540 4270 12810
8 9590 4795 14385
9 10675 5337.5 16012.5
10 9765 4882.5 14647.5
11 8540 4270 12810
12 8540 4270 12810
Total 115.290 57.645 160.125

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun 2017

Berdasarkan dari hasil perhitungan peramalan penjualan dengan

pengolahan data software winQSB menggunakan metode moving average,

total untuk peramalan untuk jenis tahu goreng sebanyak 115.290 papan
84

selama satu tahun, kemudian total untuk peramalan tahu potong sebanyak

57.645 papan selama satu tahun. Jadi total peramalan untuk penjualan

tahu sebesar 160.125 papan dari bulan Desember 2016 sampai November

2017.

2. Perencanaan Agregat Tahu

Perencanaan agregat adalah suatu langkah pendahuluan

perencanaan kapasitas secara terperinci yang merupakan dasar untuk

membuat jadwal induk produksi. Perhitungan perencanaan agregat

membutuhkan informasi mengenai waktu produksi, waktu baku, biaya

produksi, dan kapasitas produksi. Waktu produksi pembuatan tahu pada

usaha ini adalah 14 jam perhari, dan hari kerja mengikuti banyaknya hari

pada periode bulannya. Rata-rata produksi tahu perhari sebanyak 420

papan, sehingga waktu baku (Wb) dari produksi dapat diketahui sebagai

berikut.

Jumlah jam kerja perhari


Wb=
rata−rata produksi perhari
14
Wb= =1 , 999998 Menit / papan
420
14
Wb= =119,99988 Detik / papan
420
85

1. Biaya Produksi Normal (RT)

Biaya produksi normal (RT) ditentukan berdasarkan biaya upah tenaga kerja

yang bekerja dalam waktu normal,dan biaya pemakaian listrik normal untuk

kegiatan produksi. Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi normal.

Biaya tena ga kerja perhari


Biaya tenaga kerja normal=
rata−rata produksi perhari

100000
= =Rp238,09/papan
420

Biaya pemakaian listrik perbulan


Biaya listrik=
Jumla hhari kerja perbulan x rata−rata produksi

1.000 .000
Biaya listrik= =79,366/ papan
30× 420

Biaya RT=Biaya tenaga kerjanormal + Biaya listrik

=1666,63/ papan+79,366/ papan

= Rp 1745,996/ papan

2. Biaya Produksi Lembur (OT)

Biaya produksi lembur ditentukan berdasarkan biaya tenaga kerja yang

bekerja pada saat produksi waktu lembur, yaitu 2jam perhari dari jam

18.00 sampai dengan jam 20.00.

Dibawah ini adalah perhitungan biaya produksi lembur.


86

Biaya tenaga kerja lembur


Jumlah jam lembur × Biaya lembur per jam
= Jumlah jam lembur
×rata−rata produksi perha
jumlah jam kerja normal
2× 10000
= 2
× 420
=
12

= Rp 285,71 / papan

3. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan usaha produksi pembuatan tahu terdapat dua biaya

yang diperhitungkan. Pertama biaya untuk menyimpan bahan baku

utama yaitu kacang kedelai dan yang kedua biaya penyimpanan

produk jadi. Penyimpanan bahan baku utama disimpan pada gudang,

dan penyimpanan tahu diletakan di dalam wadah yang berisi air.

Berikut dibawah ini adalah perhitungan biaya penyimpanan.

Biaya modal awal = Rp 7.000.000

Biaya gaji pertahun = Rp 306.600.000

Total Biaya = Rp 313.600.000

Tempat usaha pembuatan tahu memenuhi jumlah kebutuhan bahan

baku per tahun 177.600 kg dan produksi tahu selama satu tahun

sebesar 159.705 papan.

Berikut ini merupakan perhitungan biaya penyimpanan bahan baku

kacang kedelai.
87

Biaya Penyimpanan kacang kedelai =

total biaya
kebutuhankacang kedelai pertahun

Rp 313.600 .000
=
177.600 papan

= Rp 1765,77 /kg per tahun

Jadi total biaya penyimpanan bahan baku kacang kedelai per bulan

adalah

biaya penyimpanan kacang kedelai per kg pertahun


=
12 bulan

Rp 1765,77
=
12

¿ Rp147,14 /kg per bulan

total biaya
Biaya penyimpanan tahu = jumlah produksi selama satu tahun

Rp 313.600 .000
= 159.705 papan

= Rp 1963,62 /papan per tahun

Jadi total biaya penyimpanan tahu per bulan adalah

Biaya penyimpanan tahu/bulan

total biaya penyimpanan tahu per papan pertahun


= 12 bulan

Rp 1963,62
= 12
88

= Rp 163,635 /papan per bulan.

Metode transportasi merupakan metode yang digunakan untuk

menentukan rencana pengalokasian produksi dengan biaya minimal.

Dalam perhitungan metode transportasi hal-hal yang harus diperhatikan

antara lain jumlah tenaga kerja yang digunakan, kapasitas yang tersedia

untuk setiap periode,permintaan (demand), jumlah persediaan, dari

inventory awal, kapasitas tidak terpakai, dan ongkos produksi.

Wb × ( Demand – Inventory Awal)


∑ TK =
∑ HK × JK

0,3333333×(160125−0)
=
365 ×12

53374,99
= 4380

= 12,18607

Berdassarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa untuk

menghitung dengan masing-masing tenaga kerja yang dibulatkan ke atas

dan kebawah adalah 13. Berikut perhitungan masing-masing tenaga kerja.

a. Perhitungan tenaga kerja 12 orang

1 2 × JK × ∑ HK
Total Produksi RT =
Wb

1 2 × 12 × 365
= 0,3333333
89

52560
=
0,3333333

= 157.680,01 unit

Kekurangan Produksi =(∑ Demand - Inventori awal) –Total

Produksi

= (160.125 − 0) – 157.680,01

= 2.444,99 unit

Ongkos RT = Total Produksi RT x Ongkos RT per unit

= 157.680,01 x 1745,996

= Rp 275.308.666,74,-

Ongkos OT = Kekurangan produksi x Ongkos OT per unit

= 2.444,99 x 285,71

= Rp 698.558,093,-

Total Ongkos = Ongkos RT + Ongkos OT

= Rp 275.308.666,74 + Rp 698.558,093,-

= Rp 276.007.224,83,-

b. Perhitungan tenaga kerja 13 orang

13 × JK × ∑ HK
Total produksi RT =
Wb

13 × 12 × 365
=
0,3333333

56940
= 0,3333333
90

= 170.820,017 unit

Inventory = Total Prod - (∑Demand – Inventori Awal)

= 170.820,017– (160.125 – 0)

= 10.695,017 unit

Ongkos RT = (∑ Demand – Inventory Awal) × Ongkos RT

Per unit

= ( 160.125 – 0) × 1745,996

= Rp 279.577.609,5,-

Ongkos Inventory = Inventory x Ongkos Inventory per unit

= 10.695,017 x 163,635

= Rp 1.750.079,11,-

Total Ongkos = Ongkos RT + Ongkos Inventory

= Rp 279.577.609,5 + Rp 1.750.079,11,-

= Rp 281.327.688,61,-

Jadi berdasarkan hitungan dari kedua kelompok tenaga kerja

diatas, di ketahui perbandingan total ongkos yang paling kecil dan

kemudian tenaga kerja yang ongkos atau biayanya terkecil, digunakan

untuk perhitungan metode tenaga kerja tetap selanjutnya. Tabel dibawah

ini menunjukan rangkuman hasil total ongkos atau biaya kedua kelompok

tenaga kerja tersebut.


91

Tabel 4.21
Rangkuman Hasil Total Ongkos atau Biaya Jumlah Tenaga Kerja

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun 2017
Dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa dengan jumlah tenaga kerja

sebanyak 12 orang, menghasilkan ongkos atau biaya produksi yang lebih

rendah dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja 13 orang. Hasil biaya

produksi untuk tenaga kerja 12 orang sebesar Rp 276.007.224,83.

Tahap perhitungan selanjutnya yaitu menghitung besarnya

kapasitas tersedia (kt), contoh perhitungan kapasitas tersedia pada periode

1 bulan Desember 2016

Periode 1

(TK ×HK ×JK )


KTRT =
Wb

(12 ×31 ×12)


=
0,3333333

= 13392 papan

KTOT = 25% × KTRT

= 25% × 13392

= 3348 papan
92

Tabel 4.22 Perhitungan Kapasitas Tersedia Setiap Periode

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun 2017
Tahap selanjutnya adalah menghitung kapasitas tersedia pada

tabel hitungan metode transportasi.dengan software WInQSB. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada table 4.24 dibawah ini. Pengalokasian

dilakukan dengan metode least cost atau biaya terendah. Metode ini

dipakai untuk pengalokasian yang memprioritaskan alokasi kapasitas

produksi untuk memenuhi permintaan dengan biaya produksin terendah

terlebih dahulu. Berikut tabel perhitungan metode transport.

Pada tahap perhitungan menggunakan metode transportasi adalah

tahap pertama mengalokasikan produksi pada waktu produksi regular

(ruguler time) yang memiliki biaya paling rendah. Produksi akan ditambah
93

dengan waktu lembur (over time) apabila jumlah permintaan tidak mencukupi

pada waktu produksi regular, maka produksi dialokasikan dengan tambahan

waktu lembur, yang memiliki biaya paling rendah. Total permintaan produksi

tahu yang dapat dihasilkan selama waktu produksi regular atau normal

maksimal sebanyak 13392 papan, yang dapat dilihat dari perhitungan

sebelumnya yaidari nilai KTRT. Banyaknya jumlah produksi tahu yang dapat

dihasilkan selam produksi lembur (over time) malsimal sebanyak 3348 papan

yang dapat dilihat berdasarkan dari nilai KTOT. Terdapat waktu dimana

permintaan tidak dapat terpenuhi, hal ini dikarenakan berdasarkan hasil

hitungan bahwa jumlah kapasitas produksi, tidak dapat memenuhi jumlah

permintaan.

Kemudian untuk perhitungan biaya, dapat dilihat pada tabel 4.23.

Perhitungan biaya, dihitung berdasarkan hasil pengalokasian dengan metode

transportasi. Berdasarkan tabel dibawah ini, yaitu tabel 4.23, dapat diketahui

secara terperinci besarnya biaya produksi tahu yang dilakukan dalam produksi

dengan waktu normal dan waktu lembur


94

Tabel 4.23
Hasil Biaya Produksi Tahu dengan Metode Transportasi

Inventory
Bulan Biaya RT (Rp) Biaya OT (Rp) Holding
Cost
Desember 2016 16887270 956557.06 0
Januari 2017 16887270 956557.06 0
Februari 2017 17452980 863987 0
Maret 2017 15787300 956557.06 0
Apr 2017 15975860 925700.38 0
Mei 2017 16520610 956557.06 0
Juni 2017 16709180 925700.38 0
Juli 2017 19270560 956557.06 0
Agustus 2017 22112170 956557.06 0
Sep 2017 19917450 925700.38 0
Oktober 2017 16520610 956557.06 0
Nov 2017 16709180 925700.38 0
Total 210.750.440 11.262.687,94 0
Total Biaya 222.013.128
Produksi
95

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah tahun2017

3. Disagregasi dan Jadwal Induk Produksi Pembuatan Tahu

Untuk melakukan perhitungan jadwal induk produksi, terlebih dahulu

dilakukan perencanaan disagregasi. Perencanaan disagregasi dilakukan karena

pada produk tahu tidak hanya terdapat satu jenis tahu, melainkan dua jenis

tahu. Perencanaan diasgregasi diperoleh dari perencanaan agregat dengan

menggunakan metode transportasi. Penentuan perencanaan disagregasi

berdasarkan permintaan terhadap produk tahu. Perencanaan produk tahu ini

dilakukan dengan menggunakan metode family set-up. Manafaat penggunaan

metode ini adalah unutk meminimasi biaya set-up dalam kegiatan produksi.

Dibawah ini uraian perhitungan disagregasi dengan metode family set-up.

a. Perhitungan Disagregasi dengan Metode Family set-up

total hasil ramalan item i dalam satu tahun


Standar produksi item i =
Jumlah jam kerja dalam satu tahun

115290
Standar produksi tahu goreng = = 26,32 ≈ 27 papan/jam
4380

57645
Standar produksi tahu potong = =¿ 13,16 ≈ 14 papan/jam
4380

b. Faktor Konversi masing-masing item (Mij)


96

Faktor konversi untuk masing-masing item (Mij), dihitung

menggunakan standar produksi jenis tahu goreng dan jenis tahu

potong.

standar produksi item


Faktor konversi item I =
standar produksi item i

27
Mij tahu goreng = 27 = 1

14
Mij tahu kotak = =1
14

Perhitungan selanjutnya yaitu menentukan persediaan pengaman atau

Safety Stock. Persediaan pengaman diasumsikan oleh pemilik usaha 3% dari

hasil ramalan penjualan. Persediaan dihitung berdasarkan masing-masing

jenis tahu, sehingga akan lebih terperinci dari perhitungan persediaan

pengaman yang dihitung pada perencanaan agregat sebelumnya. Berikut

perhitungan persediaan pengaman tiap periode.

Periode 1

Desember 2016

Safety Stock = 3% x Ramalan Penjualan

Safety stock tahu goreng = 3% x 8680 = 260,4 ≈ 261 papan

Safety stock tahu potong = 3% x 4340 = 130,2 ≈ 131 papan


97

Tahap selanjutnya menentukan jumlah banyaknya persediaan akhir

untuk masing-masing item. Persediaan akhir dihitung dengan mengurangi

persediaan awal dengan ramaln penjualan. Di bawah ini contoh perhitungan

persediaan akhir periode 1 bulan Desember 2016.

Persediaan Akhir = Persediaan awal – Ramalan penjualan

Periode 1

Desember 2016

Persediaan Akhir = Persediaan awal – Ramalan penjualan

Persediaan Akhir Tahu Goreng = 0 – 8680 = − 8680

Persediaan Akhir Tahu Potong = 0 – 4340 = − 4340

Perhitungan disagregasi dengan metode family set-up membutuhkan

informasi tentang biaya penyimpanan akan barang jadi, dan biaya set up.

Biaya set-up tahu diasumsikan oleh pemilik usaha sebesar Rp 50.000, sedang

biaya penyimpanan sebesar Rp 163,635/papan. Hasil dari perhitungan

persediaan akhir, bahwa jumlah persediaan akhir lebih kecil dari jumlah

persediaan pengamannya, hal ini menunjukan semua jenis tahu harus

diproduksi. Berdasrkan hal ini, diperlukan selang waktu antara produksi

optimal (T*J). Dibawah ini perhitungan selang produksi optimal untuk

periode Desember 2016

2 x biaya set-up
T*j =
√ ∑ biaya simpan x ramalan penjualan
98

Periode 1

Desember 2016

2 x 50.000
T*j =
√ ∑ ( 163,635 x 8680)+(163,635 x 4340)
100000
=
√ 2130527,7

= 0,0467 (diasumsikan 1 bulan)

Proses disagregasi selanjutnya adalah menentukan jumlah sisa

persediaan setelah persediaan awal dikurangi ramalan penjualan dan dikurangi

persediaan pengaman. Dibawah ini perhitungan sisa persediaan (dij) periode

Desember 2016 untuk masing-masing item.

Dij = Persediaan awal – ramalan penjualan – persediaan pengaman

Periode 1

Desember 2016

Dij Tahu goreng = 0-8680-261= - 8941

Dij Tahu potong = 0-4340-131= - 4471

Dari hasil perhitungan sisa persediaan (dij) diatas, menunjukan bahwa

masih terdapat kekurangan persediaan untuk setiap varian tahu di bulan

Desember 2016 - November 2017. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu

penambahan kuantitas persediaan untuk memenuhi ramalan penjualan dan


99

persediaan pengaman. Hasil dari selang waktu antar produksi optimal telah

diketahui selama 1 bulan, maka kuantitas item yang dibutuhkan selang waktu

tersebut dengan mempertimbangkan kekurangan persediaan, dapat dihitung

dengan cara dibawah ini. Contoh perhitungan periode Desember 2016

q*ij = {(T × Ramalan Penjualan) – (dij)}

Periode 1

Desember 2016

q*ij tahu goreng = {(1 × 8680) – (-8941)} = 17621 papan

q*ij tahu potong = {(1 × 4340) – (-4471)} = 8811 papan

Tahap selanjutnya adalah menghitung kebutuhan item yang sudah

mempertimbangkan faktor konversi, yaitu dengan mengalikan banyaknya

item dengan faktor konversi. Dibawah ini adalah perhitungannya.

q*ij × Mij tahu goreng = 17621 x 1

= 17621 papan

q*ij × Mij tahu potong = 8811 x 1

= 8811 papan

Total kebutuhan item = (q*ij x Mij tahu goreng)+(q*ij Mij tahu potong)

= 17621 + 8811

= 26432 papan

Hasil pada perhitungan kebutuhan item yang mempertimbangkan

faktor konversi, kemudian diperiksa kesesuaiannya dengan kebutuhan


100

produksi pada perencanaan agregat. Berikut contoh perhitungan penyesuaian

(adjustment).

∑ (rij x Mij) = (8680 x 1) + (4340 x 1)

= 13020

(P-∑qi*j × Mij ) 13020-26432


=
∑(rij ×Mij 13020

-13412
= 13020

= - 1,03011

q*ij adj = q*ij + rij x ((p-∑q*ij ×Mij )


∑(rij ×Mij) )
q*ij adj Tahu Goreng = 17621 + 8680 × (-1,03011)

= 8679,67 ≈ 8680 papan

q*ij adj Tahu Potong = 8811 + 4340 × (-1,03011)

= 4340,33 ≈ 4340 papan

q*ij adj = q*ij adj x Mij

q*ij adj Tahu Goreng = 8680 x 1 = 8680 papan

q*ij adj Tahu Potong = 4340 x 1 = 4340 papan

Total Q*ij adj bulan Desember 2016 = 8680 + 4340 = 13020 papan

Persediaan akhir = q*ij + persediaan awal – ramalan penjualan

Persediaan akhir tahu goreng = 8679,67 + 0 – 8680 = -0,33

Persediaan akhir tahu potong = 4340,33 + 0 – 4340 = 0,33


101

Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dilakukan diatas, jumlah

masing-masing item yang dijadwalkan untuk produksi Q*ij adj telah

disesuaikan melalui perhitungan penyesuaian (adjustment) agar kuantitas

sesuai dengan kebutuhan produksi pada perencanaan agregat. Nilai Q*ij adj

adalah kuantitas masing-masing item yang telah dijadwalkan dalam jadwal

induk produksi. Di bawah ini tabel 4.25 adalah hasil perhitungan disagregasi

untuk bulan Desember 2016, dan untuk disagregasi periode berikutnya dapat

dilihat pada bagian lampiran.

Tabel 4.24
Hasil Disagregasi Tahu Bulan Desember 2016

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh setelah di olah

Hasil perhitungan disagregasi untuk semua jenis tahu, akan menjadi

masukan untuk membuat jadwal induk produksi tahu. Tabel 4.26 menunjukan

jadwal induk produksi tahu pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan

November 2017.

Tabel 4.25
Jadwal Induk Produksi Tahu
102

Bulan Jadwal Induk Produksi Tahu Total


Goreng Potong
Desember 8680 4340 13020
Januari 8810 4210 13020
Februari 8810 4210 13020
Maret 8390 4000 12390
April 8384 4006 12390
Mei 8664 4146 12810
Juni 8668 4142 12810
Juli 9718 4667 14385
Agustus 10819 5194 16013
Septembe 9925 4723 14648
r
Oktober 8686 4124 12810
November 8668 4142 12810
Total 108222 51904 160126
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Jadwal induk Produk produksi tahu yang dibuat dari periode bulan

Desember 2016 sampai dengan bulan November 2017, kemudian akan

dijadikan masukan untuk membuat perencanaan dan pengendalian persediaan

bahan baku dengan metode MRP.

4. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode

MRP Teknik Lot For Lot

Perencanaan pengendalian bahan baku pada usaha produksi tahu perlu

dilakukan agar menghindari terjadinya kelebihannya persediaan. Persediaan

yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan timbulnya banyak kerugian,

sebab akan lebih banyak modal yang tertanam, dan biaya-biaya yang

dikeluarkan dengan adanya persediaan tersebut. Sebaliknya jika persediaan

yang terlalu kecil akan menimbulkan kerugian karena dengan persediaan yang
103

terlalu kecil akan berpengaruh pada kegiatan produksi. Untuk mengantisipasi

ini semua, metode yang digunakan untuk mengantisipasi permasalahan

tersebut adalah metode MRP. Metode MRP dalam pembahasan adalah

menggunakan teknik Lot For Lot (LFL). Teknik LFL digunakan karena ternik

tersebut merupakan teknik yang paling sederhana. Tujuan dalam penggunaan

teknik ini yaitu untuk meminimalisir ongkos simpan, sehingga dengan teknik

ini ongkos simpan menjadi nol. Tabel 4.27 menunjukan hasil perhitungan

MRP dengan teknik LFL untuk bahan baku kacang kedelai. Dibawah ini

contoh perhitungan MRP teknik LFL pada bahan baku kacang kedelai periode

Desember 2016.

Gross Requirements (kebutuhan kotor)

Untuk finished product (produk akhir) = JIP (Jadwal Induk Produksi) Untuk

item level dibawahnya = Planned Order Release (rencana lepas pesanan) dari

induknya.

Kebutuhan kotor = ∑Kebutuhan kacang kedelai semua jenis tahu x

jadwal produksi tahu pada periode 1

= (1,5 × 8680) + ( 1,5 × 4340)

= 19530 kg

Jadwal Penerimaan = 0 ( tidak ada pemesanan sebelum periode ini)

Persediaan awal = 0 kg

Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor – Jadwal penerimaan – Persediaan

awal
104

= 19530 kg – 0 – 0

= 19530 kg

Persediaan Akhir = Jumlah pemesanan – Kebutuhan bersih

= 19530 −19530 = 0 kg

Rencana Pemesanan = Jumlah pemesanan karena lead time = 0

= 19530 kg

Tabel 4.26
Hasil Perhitungan MRP Teknik LFL untuk Bahan Baku Kedelai

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah


Banyaknya jumlah pemesanan disesuaikan dengan banyaknya

kebutuhan setiap periode. Jumlah persediaan akhir disetiap periode tidak ada

atau nol, karena dengan menggunakan teknik LFL ini, bertujuan untuk

meminimalisir biaya persediaan dengan meniadakan persediaan akhir ( nol).


105

Tabel 4.28 menunjukan rangkuman pemesanan untuk kebutuhan bahan-bahan

pembuatan tahu yang dilakukan setiap periodenya.

Tabel 4.27
Rangkuman Pemesanan Bahan Baku Tahu dengan Teknik LFL

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Dari hasil perhitungan diatas, informasi jumlah pemesanan bahan baku

kemudian digunakan untuk menghitung biaya pemesanan, biaya pembelian

dan biaya penyimpanan. Dibawah ini adalah contoh perhitungan biaya untuk

bahan baku kacang kedelai, hasil perhitungannya dirangkum pada tabel 4.26.

Frekuensi pemesanan = 12 kali pemesanan

Biaya pemesanan = Rp 30.000

Total biaya pemesanan = Frekuensi pemesanan x biaya pemesanan

= 12 x Rp 30.000

= Rp 360.000 /tahun

Kuantitas penyimpanan = total persediaan disimpan selama 12 bulan

=0

Biaya penyimpanan = Rp 1765,77/kg


106

Total biaya penyimpanan = kuantitas penyimpanan x biaya penyimpanan

= 0 x Rp 1765,77

= Rp 0/tahun

Total biaya pembelian = total jumlah pemesanan x harga pembelian

kedelai

= 240189 x Rp 7200/ kg

= Rp 1.729.360.800

Tabel 4.28
Hasil Perhitungan Biaya Keseluruhan Bahan Pembuatan Tahu dengan Teknik LFL

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.26 didapatkan hasil perhitungan biaya keseluruhan

bahan baku produk tahu. Total biaya pemesanan sebesar Rp 360.000 per tahun,

kemudian total biaya penyimpanan sebesar Rp 0 per tahun, dan total biaya pembelian
107

sebesar Rp 19.452.106,48 per tahun. Jadi total biaya keseluruhan sebesar Rp

19.812.106,48 per tahun.

5. Perbandingan Hasil MRP Perminggu dan Perbulan

Perencanaan dan pengendalian bahan baku pada usaha tahu yang telah

direncanakan dalam waktu perbulan kemudian akan dibandingkan dengan

perencanaan dalam jangka waktu perminggu. Perbandingan ini hanya

dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai Maret 2017 yaitu hanya 4

periode. Berdasarkan dari hasil perhitungan JIP perbulan, dapat di pecah atau

dibuat JIP untuk jangka waktu perminggu. Tabel 4.27 menunjukan hasil

rangkuman JIP untuk produksi tahu dalam jangka waktu perminggu.

Tabel 4.29
Jadwal Induk Produksi Tahu Perminggu
Jadwal Induk Produksi Tahu
Bulan Total
Goreng Potong

Desember 2170 1085 3255


Januari 2203 1053 3255
Februari 2203 1053 3255
Maret 2098 1000 3098
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Jadwal induk produksi tahu yang dibuat perminggu dari periode

Desember 2016 sampai Maret 2017 tersebut, kemudian akan dijadikan

masukan untuk membuat perencanaan pengendalian persediaan bahan baku


108

dengan metode MRP untuk jangka waktu perminggu. Perhitungan persediaan

bahan baku tetap menggunakan metode MRP teknik LFL. Hasil perhitungan

persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik LFL dirangkum pada

tabel 4.28

Tabel 4.30
Rangkuman Pemesanan Bahan Baku Tahu untuk Jangka Waktu Perminggu
Item = Kacang Kedelai Lead Time = 0 Lot Size = LFL Safety Stock = 0
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8
Kebutuhan Kotor 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5
Jadwal Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0 0
Persediaa Awal 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bersih 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5
Jumlah Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5
Persediaan Akhir 0 0 0 0 0 0 0 0
Rencana Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5
Item = Kacang Kedelai Lead Time = 0 Lot Size = LFL Safety Stock = 0
Bulan 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kebutuhan Kotor 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Jadwal Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persediaa Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bersih 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Jumlah Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Persediaan Akhir 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rencana Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Hasil perhitungan banyaknya jumlah pemesananbahan baku dalam waaktu

perminggu yang diperoleh pada tabel 4.28 digunakan untuk menghitung biaya

pemesanan, biaya pembelian, dan biaya penyimpanan. Tabel 4.29 merupakan hasil

perhitungan biaya keseluruhan dengan teknik LFL, secara terperinci dapat dilihat

dibawah ini.

Tabel 4.31
Hasil Perhitungan Biaya Keseluruhan Bahan Baku untuk Jangka Waktu Perminggu
109

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Berdasarkan dari hasil hitungan pada tabel 4.29 diatas, biaya

keseluruhan bahan baku produk tahu, untuk biaya pemesanan sebesar Rp

480.000 per minggu, sehingga total biaya pemesanan dalam waktu perminggu

selama satu tahun sebesar Rp 1.440.000 per tahun, total biaya penyimpanan

adalah Rp 0/minggu, dan total biaya pembelian Rp 4.863.026,62 per minggu,

sehingga total pembelian dalam jangka waktu perminggu selama satu tahun

sebesar Rp 14.589.079,86. Total biaya keseluruhan yang dikeluarkan sebesar

Rp 5.343.026,62 per minggu, sehingga dapat diketahui apabila perencanaan

pembelian bahan baku dilakukan setiap minggu dalam jangka waktu satu

tahun total biaya keseluruhan yang dibutuhkan sebesar Rp 16.029.079,9

pertahun.

D. Pembahasa dan Analisa Data

Dari pengolahan data yang sudah dilakukan, dapat dilihat hasil analisa

perencanaan pengendalian persediaan bahan baku tahu. Analisis yang pertama

yaitu menentukan hasil peramalan penjualan pada tiap periode. Hasil

peramalan penjualan tahu goreng dan tahu potong dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.32
Rangkuman Hasil Peramalan Dua Jenis Tahu
Hasil Peramalan Tahu (Papan)
Bulan Total
Tahu Goreng Tahu Potong
1 8680 4340 13020
110

2 8680 4340 13020


3 8680 4340 13020
4 8260 4130 12390
5 8260 4130 12390
6 8540 4270 12810
7 8540 4270 12810
8 9590 4795 14385
9 10675 5337.5 16012.5
10 9765 4882.5 14647.5
11 8540 4270 12810
12 8540 4270 12810
Total 115290 57645 108675

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Dapat dilihat bahwa hasil peramalan diatas yaitu periode 1 bulan

Desember banyaknya penjualan tahu goreng adalah 8680 papan, untuk tahu

potong sebanyak 4340 papan. Dari hasil peramalan, dapat sebagai acuan

untuk menentukan jadwal induk produksi. Hasil analisis untuk jadwal induk

produksi dapat dilihat dibagian analisis, dan pada tabel 4.31.

Tabel 4.33
Jadwal Induk Produksi Tahu
Jadwal Induk Produksi Tahu
Bulan Total
Goreng Potong
Desember 8680 4340 13020
Januari 8810 4210 13020
Februari 8810 4210 13020
Maret 8390 4000 12390
April 8384 4006 12390
Mei 8664 4146 12810
Juni 8668 4142 12810
Juli 9718 4667 14385
Agustus 10819 5194 16013
Septembe 9925 4723 14648
111

r
Oktober 8686 4124 12810
November 8668 4142 12810
Total 108222 51904 160126
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Setelah hasil analisis jadwal induk produksi tahu sudah diketahui,

kemudian hasil jadwal induk produksi tersebut sebagai informasi untuk

menentukan perencanaan dan pengendalian bahan baku produk tahu dengan

menggunakan metode MRP teknik LFL. Dibawah ini pada tabel 4.32 adalah

hasil rangkuman kebutuhan bahan baku dan hasil analisis kebutuhan bahan baku

produk tahu perbulan.

Tabel 4.34
Rangkuman Pemesanan Bahan Baku Tahu dengan Teknik LFL

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Setelah hasil kebutuhan bahan baku untuk perbulan atau per periode

sudah diketahui, dapat ditentukan untuk kebutuhan bahan baku perminggu.


112

Pada tabel 4.33 yaitu hasil rangkuman pemesanan bahan baku dengan metode

MRP teknik LFL.

Tabel 4.35
Rangkuman Pemesanan Bahan Baku Tahu untuk Jangka Waktu Perminggu
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kebutuhan Kotor 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Jadwal Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persediaa Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bersih 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Jumlah Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25
Persediaan Akhir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rencana Pemesanan 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4882.5 4646.25 4646.25 4646.25 4646.25

Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Dari pembahasan analisis diatas, dapat dibuat perbandingan untuk

perencanaan dan pengendalian bahan bakun produk tahu. Perencanaan dan

pengendaliaan persediaan bahan baku tahu telah selesai dilakukan

perhitungannya dengan menggunakan metode MRP teknik LFL. Pada

dasarnya penggunaan metode MRP bertujuan untuk menentukan kebutuhan

bahan baku pada jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Perhitungan

dengan menggunakan teknik LFL dikarenakan teknik ini dapat meminimalisir

biaya persediaan, dan biaya persediaan tersebut ada yg di tiadakan (nol),

karena jumlah pemesanan dilakukan tepat sesuai dengan kebutuhan bersih

yang diperlukan pada tiap periode. Pada tabel berikut, tabel 4.35 menunjukan

hasil rangkuman perbandingan biaya persediaan dengan teknik LFL dan biaya

aktual di usaha produksi pembuatan tahu.

Tabel 4.36
113

Rangkuman Hasil Perbandingan Biaya Persediaan


Teknik Total Biaya
Total Biaya Total Biaya Total Biaya
Lotting Persediaan
Pemesanan Penyimpanan Pembelian
Keseluruhan
LFL
Permingg Rp 1.440.000 Rp 0 Rp 14.589.079,86 Rp16.029.079,86
u
Biaya
aktual
Rp
usaha Rp 8.880.000 Rp 18.275.719,5 Rp 1.474.440.000,00
1.501.595.719,5
produksi
tahu
Sumber: Usaha Pabrik Tahu Ma Onoh yang telah diolah

Berdasrakan hasil keseluruhan yang didapat, dari tabel 4.35 bahwa

frekuensi pemesanan dilakukan pada setiap periode, sehingga tidak ada bahan

baku yang disimpan. Hal ini menjadi kelebihan penggunaan teknik LFL untuk

pihak usaha produksi pembuatan tahu ini, karena mengingat bahwa bahan

baku utama adalah kacang kedelai. Kacang kedelai yang dipesan akan

langsung diolah, dan tidak ada kacang kedelai yang terlalu lama disimpan,

sehingga terhindar dari kondisi busuk.

Berdasarkan dari rangkuman total biaya persediaan yang dihasilkan dari

perhitungan metode MRP teknik LFL sangat jauh lebih rendah dibandingkan

pada total biaya aktual yang telah dikeluarkan oleh pihak usaha tahu

sebelumnya. Penerapan MRP memberikan manfaat bagi perusahaan berupa

penghematan biaya pengendalian persediaan. Penghematan dapat tercapai

karena dalam sistem MRP menekankan tingkat persediaan bahan baku

seminimal mungkin sesuai dengan kebutuhan. Usulan rekomendasi


114

perencanaan dan pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode

MRP dalam jangka waktu perencanaan perminggu.

Anda mungkin juga menyukai