Anda di halaman 1dari 61

BAB IV

ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU

A. Bahanbaku
1. PengerianBahan Baku
Anggaran Bahan Baku adalahpenganggaran yang memuat
perinciantentangbanyaknyabahanbakudiproses pada kegiatanpemroduksian.

Bahanbakudalampemrosesanproduksiterdiridariduamacam, yaknibahanlangsung
dan bahantidaklangsung. Bahanlangsungadalahbahan yang
secaralangsungberkaitandenganpemroduksian dan terkaiteratterhadap output yang
dikeluarkan. Sebaliknya, bahantidaklangsungmerupakanbahantidakterkaiteratterhadap
output yang dikeluarkan.

Penganggaraninimencakupsemuaanggaran yang
berhubungandenganperencanaanmemuatlebihterperincimengenaipenggunaanbahanbakuu
ntuk proses produksiselamaperiode yang akandatang. Anggaranbahanbakumeliputi :

a. Bahanbaku yang dibutuhkan

Penganggarandibuatdenganmenghitungbanyaknyabahanbakuakandipakaibagike
giatanproduksi di tahun – tahunberikutnya. Bahan yang
dibutuhkandirangkumsesuaigolongannya, berdasarkanjenis output dikeluarkan, juga
berdasarkandepartemen – departemen yang ada di korporasi yang
memakaibahanbakutersebut. Sesuaipenjelasansebelumnya, golongan –
golonganbahanbakudapatdikelompokkansebagaibahanlangsung dan taklangsung.
Sebagaiperencanaanbanyaknya unit yang
akanterpakaiperlumembuatpenganggaranbahanbakuagar mengetahui unit yang bahan
yang dibutuhkan, meliputihal – halsepertidibawahini :

1) Output yang dikeluarkan


2) Bahanbaku yang dipakai
3) Departemen – departemendilewatiketikapemroduksian..
4) Standardisasipemakaianbahanbaku 5) Durasipemakaianbahanbaku..

b. Pembelianbahanbaku
Anggaraninidisusunsebagaiperencanaanjumlahbahanmentah yang harusdibeli
pada periodemendatang. Bahanmentah yang
harusdibelidiperhitungkandenganmempertimbangkanfaktor-faktor dan
persediaanbahanmentah.
Anggaranpembelianbahanmentahberisirencanakuantitasbahanmentah yang harusdibeli
oleh perusahaandalamperiodewktumendatang. Iniharusdilakukansecarahati-
hatiterutamadalamhaljumlah dan waktupembelian. Apabilajumlahbahanmentah yang
dibeliterlalubesarakanmengakibatkanberbagairesikoseperti: bertumpuk banyak bahan
baku yang disimpan, kemungkinan menyebabkan penurunan mutu, waktu
“menunggu” terlalu lama, atau beban penyimpananmakinmeninggi.
Bilamanapembelianbahanbakukekecilan, bisamenimbulkanresikosepertitertunda dan
tidaklancarnyapemroduksiandisebabkankosongnyabahanbaku,
sertamunculnyapengeluaran –
pengeluaranlainnyamenelusuribahanbakuuntukmenggantikanbarang yang kosong.

2. Economial Order Quantity (KuantitasPesanan Ekonomi)

Problematika yang seringmenjadipemikirankorporasiyaknibanyaknyakebutuhan


yang akandipakaisertabanyaknyabahanmentah yang akandibeli.
Korporasiperlumemikirkanpengeluaran – pengeluaran yang ekonomis,
namuntidakmengakibatkankurangnyastokbahanbaku yang ada di korporasi.
PengeluaranterhematinidikenalsebagaiEconomial Order Quantity (EOQ).
Dalamkalkulasi EOQ diperhatikanduamacampengeluaranyang bersifatvariabel, yakni :

a. Biayapesanbarangyaitupengeluaran – pengeluaran yang


munculkarenaadanyaaktifitaspermintaanbarang.
Pengeluaraniniberfluktuasitergantungseringtidaknyapemesananbarang.
Biayapesanbarangtidakberbandinglurusterhadapbanyaknya unit dipesan. Berarti,
makinbanyak unit dipesan, mengakibatkanbiayapesanbarangsemakinkecil.

Umpamanya:
1) Biaya-biayapersiapanpemesanan;
2) Biayaadministrasi;
3) Biayapengirimanpesanan;
4) Biayamencocokanpesanan yang masuk;
5) Beban menyiapkanpembayaran

b. Biayasimpanbarangyaitupengeluaran –
pengeluarankarenaadanyaaktifitaskorporasimenyimpanbarang di suatutempat.
Pengeluaraniniberfluktuasitergantungbanyaknya unit barangtersimpan.
Biayasimpanbarangberbandinglurusterhadapbanyaknya unit disimpan. Artinya,
makinbanyak unit disimpan, mengakibatkanbiayasimpanbarangsemakintinggi.

Umpamanya;
1) Beban perawatan
2) Beban asuransi;
3) Ongkosmemperbaikibarang yang rusak

c. Penganggaranpersediaanbahanbaku

Jumlahbahanmentah yang
harusdibelitidakharussamadenganjumlahbahanmentah yang dibutuhkan,
karenaadanyafaktorpersediaan. Anggaraninimerupakansuatuperencenaan yang
terperinciataskuatintasbahanmentah yang disimpansebagaipersediaan.
DalampenyusunanAnggaranKebutuhanBahanMentah dan
AnggaranPembelianBahanMentahdimuka, tampakbahwamasalahnilaipersediaanawal
dan persediaanakhirbahanmentahselaludiperhitungkan.
Setiapperusahaandapatmempunyaikebijaksanaandalammenilai pada persediaan yang
berbeda. Tetapi pada
dasarnyakebijaksanaantentangpenilaianpersediaandapatdikelompokkanmenjadi:

1) kebijaksanaan FIFO (First In First Out)


2) kebijaksanaan LIFO (First In First Out)
Menurutmetode FIFO,
bahanbakupertamadipakaipemrosesanyaitubahanbakupertamamasuk,
makabiasanyadikenaldenganistilah “Pertama Masuk PertamaKeluar”. Artinya,
Urutanbahanbaku yang
akandikeluarkanunitnyadiatursesuaiurutanberdasarkansaatdibeli. Kebalikannya,
dalammetode LIFO,
bahanbakupertamadipakaipemrosesanyaitubahanbakuterakhirmasuk,
makabiasanyadikenaldenganistilah “Terakhir Masuk
PertamaKeluar”. Urutanbahanbaku yang
akandikeluarkanunitnyadiatursesuaiurutanberdasarkansaatdibeli.

Korporasipentingmenetapkanlebihawal, metode yang akandipakai.


Penetapaniniperluuntukmembuatpenganggaranbahan dan biayabahan,
disebabkanterdapatnyaunsur – unsur yang
membedakanhargadarisatusatuperiodekeperiodeberikutnya.
Prosedurinipentingdiputuskansebab unit
bahanbakudisimpansertadikunakandalampemroduksiantidaksamadarisatuperiodekeper
iodeberikutnya. Oleh sebabitupemilihanmetode FIFO atau
LIFOpentingditetapkanterlebihdahulu oleh pimpinankorporasi.

Korporasimembuatpenganggaranbahanbakuuntukmengawasijumlahstokbahanba
kudigudangsebabbilamanaluputdaripengawasanbisamerugikankepentingankorporasi.
BerlandaskanpenganggaranPersediaanBahan Baku, akanterlihatpemakaianbahanbaku
dan
sisabahanbakudalampenyimpananseseuaidengankebijakanawalatauterjadipenyelewen
gan.

Banyaknyabahanbakudisediakan agar
memperlancarpemroduksianbergantungterhadapberbagaifaktor, antaralain :

1) Banyaknyapemroduksiankurunwaktutertentu (initercantum di
AnggaranProduksi).

2) Persediaan minimum bahanbaku


3) Jumlahbahan yang dibeli.
4) Taksiranpergerakanhargabahanbaku pada tahun – tahunberikutnya.

5) Pengeluaran – pengeluaranuntukmenyimpan dan memeliharabahanbaku

6) Durasibahanbakumenjadikadaluarsa.

d. Anggaranbahanbakutelahterpakaidalampemrosesan.

Beberapabahanbakuditahanuntukpersediaan, dan yang


lainnyadigunakanuntukpengolahandalam budget unit
terpakaidicantumkandalamsatuan uang.

3. PertimbanganPembelianBahan Baku
Dalampembelianbahanbakuperlumempertimbangkanhal-halberikut:
1. Jenisbahanbaku yang digunakandalam proses produksi.
2. Jumalah yang harusdibeli.
3. Harga per-satuanbahanbaku.

4. Anggaranbahanbakumempunyai 3 kegunaanpokokyaitu :
a. Sebagaipedomankerja.
b. Sebagaialatuntukmenciptakankoordinasikerja.
c. Sebagaialatuntukmelakukanpengawasankerja.
5. KomponenAnggaranBahan Baku.
Anggaranbahanmentahterdiridari 4 komponen :
Anggarankebutuhanbahanbaku (direct materials used budget).
Anggaranpembelianbahanbaku (direct materials purchases budget).
Anggaranpersediaanbahanbaku (cost of direct materials budget).
Anggaranbiayabahanbaku yang habisdigunakandalamproduksi.

6. TujuanPenyusunanAnggranBahan Baku
1. Estimasikebutuhan
2. Estimasibarang yang dibeli
3. Pedomankeperluanpembiayaan
4. Dasar penentuan item hargapokokproduk
5. Pengawasanbahanbaku yang dipakai

7. Unsur-UnsurPenganggranBahan Baku
a. PenganggaranBahan Baku yang diperlukan
b. Penganggarandibuatuntukmerencanakanbanyaknyabahanbakudipakaibagikepentin
ganpemroduksian di tahunberikutnya.
c. PenganggaranBahan Baku yang dibeli
d. Penganggaraninidibuatuntukmerencanakanbanyaknyabahanbaku yang
mestidiperoleh di tahunberikutnya.

Adapun faktor-faktor yang


perludipertimbangkandalammenyusunanggaranpembelianbahanbakuadalah:
a. Anggaran unit kebutuhanbahanbaku
b. Pengeluaranuntukmenyediakanbarang
c. Biaya dan resikomenyimpanbarang
d. Perubahannilaibahanbaku
e. Tersajinyabahanbakudipasar
f. Tersedianya Modal kerja

Aturankorporasibagistokbahanbaku yang pada


umumnyaditinjaudarifluktuasiproduksi, saranamenyimpan, kekhawatiranmerugi,
biayasimpan, persediaanbahanbaku turnover, ketepatanwaktu, dan tersedianya
modal kerja

Permasalahanpentinglainnya yang
perludiwaspadaiketikamembuatanggaranpembelianbahanbakuadalah unit
permintaanekonomis(economical order quantity/ EOQ), yang memperhatikan 2
macampengeluaran – pengeluaranbersifatvariabel, yakni :
a. Biayapermintaan(ordering cost)
seringberfluktuasiberdasarkanfrekwensipermintaanbarang.
b. Biayasimpan (carrying cost) seringberfluktuasiberdasarkanbanyaknyabahan
material yang ditaruh di gudang.

Jumlahpembelian yang paling ekonomis (EQQ)


dapatdiformulasikansebagaiberikut :

EOQ =
dalamhalini:
R = pembelianbahanbakudalamkurunwaktutertentu
S = BiayaPesan
C = Biayasimpan
Pengeluaran – pengeluaran yang
mestidikeluarkandisebabkantelatnyabahanbakudikenaldengansebutan stock out
cost (SOC), sebaliknyabahanbaku yang tibaterlalucepatmemunculkanbiaya yang
dikenaldengansebutan extra carryng out cost (ECC). Karenanya,
ketikamenetapkandurasipemesananbahanbakupentingdirencanakanfaktor lead time,
yakniperiodedurasimulaimembuaatpesananhinggasaattibanyabahanbakusertakesiap
andigunakandalampemroduksian. Denganmemperhitungkanadanyafaktor lead
time, bisaditetapkan pula reorder point
yaituwaktudimanamestidiadakanpemesananlagi.
Contoh:
ApabilaKorporasimembutuhkanbahanbakusepanjang 1 tahunberjumlah 6.000
satuanbernilai Rp 4.000,-tiapsatuan. Biayapesantiapmelakukanpemesanansejumlah
Rp.5.000,- dan ongkospenyimpanan Rp 60,- tiap unit. Lead time dibutuhkanselama
9 hari( 1tahun = 360 hari ) dan persediaan minimum sejumlah 200 unit.

Dari contohsoaldiatasdapatdihitung :

=
EOQ = = 1.000 unit

Reorder point :
a. Pemakaianselamalead-time

b. Safety stock = 200 unit + Reorder point = 350 unit

8. Item – Item AnggaranBahan Baku

Penganggaranbahanbakumeliputiempatitem :
a. Anggaranbahanbaku yang digunakan.
b. Anggaranbahanbaku yang dibeli
c. Anggaranpersediaanbahanbaku.
d. Anggaranbahanbaku yang habisterpakaipemroduksian.

KasusAnggaranBahan Baku yang diperlukan


PT GM membuatsebuahprodukyaituproduk A. Pembuatanproduk A
digunakanbahan B dan C. Di bawahiniinformasitersaji :

Rencanaproduksiuntuktahun 20XY yang


diambildariAnggaranProduksiStandarPenggunaan (SP) Bahan Baku/ Standard Usage
Rate (SUR) Perkiraan
Harga Bahan Baku per unit
Harga Bahan B = Rp 25,00 per unit Harga Bahan C = Rp 50,00 per unit
Persediaan Awal tahun 20XY Persediaanawalbahan B = 75 unitPersediaanawalbahan
C= 115 unit

RencanaPersediaan Akhir bulan/ Triwulan

9. AturanAnggaranBahan Baku
a. Aturan FIFO (First In First Out).

Aturan FIFO, metodebarangpertamamasukpertamakeluardipakaiyaknibarang


yang pertamadikeluarkandarilokasipenyimpananbarangadalahbarangpertamamasuk.
Artinya, pencatatanbahanbaku di tempatpenyimpanandisesuaikanberdasarkan tempo
pembeliannya.
b. ATURAN LIFO (Last In First Out).

Aturan LIFO
yaknibarangterakhirmasukketempatpenyimpananmalahdigunakansebagaipenentuharg
abahanbakuterpakaidalampemroduksian, walaupun unit yang
dipakaidiatursesuaiwaktupembeliannya.

Volume bahanbaku yang mestiadabagilancarnyapemroduksianbergantungpada :

a. Banyaknyapemroduksiankurunsatu masa tertentu. (terbaca di


anggaranbiayaproduksi).
b. Persediaan minimum bahanbakudisebut safety stock
c. Unit permintaanekonomis (economical order quantity).
d. Analisa perubahannilaibahanbaku pada tahunberikutnya.
e. Beban menyimpan dan menjagabarang.
f. Durasikadaluarsabahanbaku

c. Stok Minimum

Stok minimum yaitujumlah minimum bahanbaku yang mestidijaga agar


memastikankelancaranpemroduksian. Stok minimum dipengaruhioleh :
1) Sifat rekananmengirimkaanbahanbakusetelahdiorder, sesuaiperjanianatautidak.
Apabilarekanansesuaiperjanjianmengirimkanbarang yang diorder,
dampakterhadapkekuranganbahandalampemroduksiankecil, menyebabkanstok
minimum yang ditetapkantidakbegitubanyak. Kebalikannya,
Apabilarekanantidaksesuaiperjanjianmengirimkanbarang yang diorder,
dampaterhadapkekuranganbahandalampemroduksianbesar, menyebabkanstok
minimum yang ditetapkancukupbanyak juga.
2) Banyaknyabahanbaku yang dibayarketikaadapemesanan. Nilai bahanbaku yang
dibayartinggimengindikasikan rata – rata persediaanmelebihistok minimum,
berdampakkekuranganbahanbakucenderungrendah.
3) Estimasipemakaianbahanbakudenganakurat. Sebuahkorporasi yang
mampumemperhitungkankeperluanbahanbakudenganakurat,
menghindarikekuranganbahanbakusebabbahanbaku yang
diperlukantersediaseutuhnya.
4) Komparasiantarapengeluaranakibatmenyimpanbarang dan
pengeluarantambahanakibatkekuranganbahan.
Pengeluaranuntukmenyimpanbarangkelihatantinggidibandingkanpengeluarantam
bahandisebabkankekuranganbahanmakajanganmenyediakanstok minimum yang
terlalutinggi.

10. Arti PenganggaranBahan Baku Yang Dibeli


PenganggaranBahan Baku yang dibelimerupakanpenganggaran yang
direncanakansistematisterstruktur agar mutubahanbaku yang
dibelisesuaipersyaratanpemroduksiandaritahunketahunselamadurasitertentu.
Penganggaranbahanbakumemuat standard mutubahanbakudiperolehdarirekanan pada
tahun – tahunberikutnya.

Persoalaninimestidijalankanpenuhkehati – hatianmengingat :
a. Banyaknyabarang yang dibeli
b. Tempo barang yang dibeli

Bilamana unit pembelianbahanbakukebesaranberakibatpada :


a. Menumpuknyabarang di lokasipenyimpananberakibat pada turunnyamutu.
b. Durasi yang panjang “menunggu” antrianpengolahan.
c. Tingginyapengeluaranuntukmenyimpanbarang.

Bilamana unit pembelianbahanbakukekecilanberakibatpada :


a. Kurang lancarnyapemroduksiandisebabkankekuranganbahanbaku.
b. Munculnyapengeluaranlainnyauntukmenggantikankekuranganbahanbaku.
11. Peranan Penganggaran Bahan Baku Yang Dibeli

Perananpenganggaranbahanbaku yang dibeli, yaitu :


a. Pedomanmembuatanggaranbahanbaku,
sebabhargabahanbakuterciptadaripembelianbahanbakuitusendiri. Dimana,
nilaipembelianbahanbakuterteradalampenganggaranbahanbaku yang dibeli.
b. Pedomanmembuatpenganggaran kas, sebabbahanbaku yang
diperolehdengantunaimenyebabkanpengeluaran kas.
c. Pedomanmembuatanggaranhutang, sebabbahanbaku yang
dibelidengankreditmenyebabkantimbulnyahutangkorporasi.

Sepertihalnyaanggaranproduksi, anggarankebutuhanbahanbaku, stok, dan


jumlahpembelianadalahperangkatperencanaanuntukkorporasi.
Korporasimerencanakanpemakaianbahanbaku di tahuntahunberikutnya yang
dituangkandalampenganggaran yang dibuatterperinci agar menggambatrkankondisi yang
sebenarnya.

Di kesempatanberbeda,
penganggaranbahanbakuberperansebagaialatmenghubungkankebutuhanbahanbakuterhad
appemakaiannya dan stok minimum. Keterikatanke 3
faktorinimutlakpentingdiawasisehinggamemperlancar proses pemroduksian yang
sedangberlangsung. Selainke 2 perandiatas, menentukananggaranbahanbakuberperan
juga untukperangkatpengawasan.
Melengkapiperanmengawasidibuatlahlaporanpelaksana,
menunjukkankomporasiantaraperencanaandenganaktualisasibahanbaku yangdibeli dan
terpakai.

12. Manfaat Penganggaran Bahan Baku Yang Dibeli

Terdapattigamanfaatpentingpenganggaranbahanbaku yang dibeli, yaitu


:
a. untukpedomanpekerjaan.
b. Untukperangkatpimpinandalammembuatpengkoordinasianpekerjaan.
c. Untukperangkatpimpinandalammelaksanakanpengevaluasianatau
mengawasipekerjaan

13. Kelengkapam Membuat Penganggaran Bahan Baku yang dibeli


Kelengkapan yang dibutuhkanuntukmembuatanggaranbahanbaku yang dibeli,
yaitu :

a. Banyaknyabahanbaku yang diperlukan agar


pemroduksiandapatdioperasikandaritahunketahundimuat di
anggarankebutuhanbahanbaku, dikhususkan pada macam, dan banyaknyabahan yang
diperlukan. Umpamanya, makinbanyak unit yang diperlukan, makinbanyak juga unit
bahanbakuharusdiperoleh. Kebalikannya, apabilamakinsedikit unit yang diperlukan,
makinsedikit juga unit bahanbakuharusdiperoleh.

b. Pengeluaran – pengeluaran yang dibebankan pada korporasiketikamembelibahanbaku.


Contohnya, ketikakorporasimestimembayarongkos yang besar,
menyebabkankorporasijarangmelaksanakanmutasipembelian.
Persoalaninimenyebabkanapabilaadatransaksimakakorporasimemesandalamjumlah
yang banyaksehinggamenghindarikerugian. Kebalikannya,
ketikakorporasimestimembayarongkos yang kecil,
menyebabkankorporasiseringmelaksanakanmutasipembelian.
Persoalaninimenyebabkanapabilaadatransaksimakakorporasimemesandalamjumlah
yang kecil.

c. Akibat yang menjadibebankorporasiterkaitmenyimpanbarang di lokasipenyimpanan.


Contohnya, akibatmenyimpanbarangterlalubanyak,
membuatkorporasimenghindardaripenyimpananbahanbaku di gudang. Akibatnya pada
setiapmelakukanpembelianakandibelibahanbakudalamjumlahsedikit.
Sebaliknyabilaresikosimpanantersebutkecil,
makaakanmendorongperusahaanuntukselalumenyimpanbahanbaku yang banyak di
gudang. Akibatnya pada
setiapmelakukanpembelianakandibelibahanbakudalamjumlahbanyak.
d. Pergerakannilaipembelianbahanbaku pada tahun – tahunberikutnya. Contohnya,
kecenderunganbahwahargabelibahanbakuterus naik,
makaakanmendorongperusahaanuntuksegeramelakukanpembelianbahanbakudalamju
mlah yang banyakselagihargabelum naik teralutinggi.
Sebaliknyabilamanaadakecenderunganhargabelibahanbakuakanterusturunmakaperusa
haanakanmelakukanpembeliandalamjumlah yang sedikit demi sedikit.

e. Tersajinyabahanbaku di pasaran.
Contohnya, bahanbakubelumtentutersaji di pasaran pada
sepanjangtahunmakaakanmendorongperusahaanuntuksegeramelakukanpembelianbaha
nbakudalamjumlahbanyak, selagimasihbanyaktersedia di pasar.
Begitu pun dengansebaliknya.

f. Tercukupinya modal kerja.


Contohnya, korporasimempunyai modal kerja yang cukup,
makaakanmeberikankemungkinanuntukmelakukanpembelianbahanbakudalamjumlah
banyak. Sebaliknyabila modal kerja yang tersediaterbatas,
makaperusahaanhanyaakanmelakukanpembelianbahanbakudalamjumlah yang sedikit.

g. Aturankorporasiterhadappersediaanbahanbaku. Aturantersebutberdasarkanbahanbaku
yang diperolehnantinyadipakaimemenuhikebutuhan proses produksi dan
untukcadanganpersediaan yang disimpandalamgudang.
Misalkanperusahaanmenetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyakmakaakanmendorongmelakukanpembeliandalamjumlah yang banyakpula.
Sebaliknyabilapersediaanbahanbakudalamjumlahyang
sedikitmakaakanmendorongmelakukanpembeliandalamjumlah yang sedikit.

14. Kebijakan yang mempengaruhibahanbakuadalah :


1. Fluktuasiproduksidariwaktukewaktuselamaperiode yang akandatang yang
tertuangdalam budget unit yang akandiproduksi. Untukmenghadapijumlahproduksi
yangmeningkat, diperlukanpersediaanbahanbakudalamproduksi yang banyak.
Sedangkanbilamenghadapijumlahproduksi yang akanmenurun,
hanyaakandiperlukanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang sedikit.
2. Fasilitaspenyimpanan yang tersedia. Bilafasilitaspenyimpan yang
tersediacukupbanyak,
makaakanmenggunakanpenetapankebijakanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak pula. Sebaliknyabilafasilitas yang
tersediaterbatasmakapersediaanbahanbakuditetapkandalamjumlah yang sedikit.

3. Modal kerja yang tersedia. Bila modal kerja yang tersediacukupbanyak,


makaakanmemungkinkanpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang banyak pula.
Sebaliknyabila modal kerja yang tersediaterbatas,
makapersediaanbahanbakuditetapkandalamjumlah yang sedikit.

4. Biayasimpanbahanbaku (carrying cost) yaitubiaya-biaya yang harusditanggung oleh


perusahaankarenamenyimpanbahanbaku, sepertisewagedung, biayaperawatanbarangyang
disimpan, biaya modal yang tertanamdalambarang yang disimpan.
Misalkanbiayasimpanmurah.
makaakanmemungkinkanpenetapankebijakanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak. Sebaliknyabilabiayasimpan mahal,
makapersediaanbahanbakuditetapkandalamjumlahsedikit.

5. Resikosimpanbahanbaku, yaitukerugian yang timbul dan harusditanggung


olehperusahankarenamenyimpanbahanbakusepertirusak,
kualitasturun,barangketinggalanjaman, dll.

6. Tingkat perputaranbahanbaku (inventory turn over) diwaktu-waktu yang


lalu.Misalnya: di waktu-waktu yang
lalutingkatperputaranpersediaanbahanbakurendah,makaakanmendorongpenetapanpersedi
aanbahanbakudalamjumlah yang banyakSebaliknya,
bilamanatingkatperputaranpersediaanbahanbakutinggi,
makaakanmendorongpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang sedikit.

7. Lamanyatenggangwaktuantarabahanmenahdipesan (dibeli)
denganbahanbakutersebutbenar-benartelahdikirim dan tiba di gudangperusahaan (lead
time). Bilatenggangwaktunya lama, makaditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah
yangbanyak. Sebaliknyatenggangwaktunyasingkat,
makaakanditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlahsedikit.

15. AturanBerakibat Pada Bahan Baku


a. Pergerakanproduksidaritahunketahun pada
kurunwaktuberikutnyatercantumdalampenganggaranbarang yang akandiproses.
Solusi terhadapbanyaknyapemroduksian yang bertambah, dibutuhkanstokbahanbaku
yang mencukupi. Bilamanaterjadipemroduksian yang berkurang,
mengakibatkanpersediaanbahanbaku yang diperlukantidakterlalubanyak..
b. Sarana dan prasaranmenyimpanbarang.
Apabilasarana dan prasaranamenyimpanbarangjumlahnyabanyak,
diperlukankebijakan dan ketetapan pada persediaanbahanbaku yang banyak juga.
Kebalikannya, Apabilasarana dan prasaranamenyimpanbarangjumlahnyaterbatas,
diperlukankebijakan dan ketetapan pada persediaanbahanbaku yang
tidakterlalubanyak juga.
c. Modal kerja yang tercukupi.
Apabila modal kerjatercukupi,
membuatkorporasidapatmenetapkanpersediaanbahanbakudengan unit yang
berkecukupan juga. Kebalikannya, Apabila modal kerjatidaktercukupi,
membuatkorporasibelumdapatmenetapkanpersediaanbahanbakudenganterbatas.
d. Ongkosmenyimpanbahanbaku
Yaknipengeluaran – pengeluaranditanggung oleh
perusahaankarenamenyimpanbahanbaku, sepertisewagedung, biayaperawatanbarang
yang disimpan, biaya modal yang tertanamdalambarang yang disimpan.

Misalkanbiayasimpanmurah.
makaakanmemungkinkanpenetapankebijakanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak. Sebaliknyabilabiayasimpan mahal,
makapersediaanbahanbakuditetapkandalamjumlahsedikit.
e. Kerugianmenyimpanbahanbaku,
Yaknipengeluaran – pengeluaran yang menjadibebankorporasisebabterlalu lama
menahanbahanbakudalamgudang yang mengakibatkancacat, mutumenurun,
kadaluarsa dan lain sebagainya.
f. Tingkat perputaranbahanbaku pada periode – periodelampau.
Misalnya: di waktu-waktu yang lalutingkatperputaranpersediaanbahanbakurendah,
makaakanmendorongpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang banyak.
Sebaliknya, bilamanatingkatperputaranpersediaanbahanbakutinggi,
makaakanmendorongpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang sedikit.
g. Durasiantarapemesanan, pembelian, dan benar-benartelahdikirim dan tiba di
gudangperusahaan (lead time).
Bilatenggangwaktunya lama, makaditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak. Sebaliknyatenggangwaktunyasingkat,
makaakanditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlahsedikit.
16. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku

Perencanaanpenggunaanbahanbakudenganmenggunakan dan
menghitungAnggaranpemakaianbahanbakudinyatakandalamsatuan meter.
Kegunaanmenyusunanggaraniniyaitumenghitunghargapokokproduk dan
mengawasipenggungaanbahanbaku.

Misalnya
Di bawahinidiberikanketerangan PT SEJAHTERA

a. Pekerjaanpenjualan

Jenis barang Unit Harga/ Unit Persediaan Persediaan


Awal Akhir
X 15.000 Rp 1.500,- 6.000 4.000
Y 30.000 Rp 1.600,- 3.000 5.000
Z 20.000 Rp 1.900,- 3.500 6.500

b. Bahanbaku yang dipakaidikalkulasisesuaistandarpenggunaankebutuhan (Standard


Usage Rate/SUR)

Jenis SUR
Bahan Satuan Barang Barang Y Barang Z
Baku X
1 Unit 2 3 4
2 Kg 3 - 3
3 Unit 1 4 2

c. Jumlahpersediaan masing-masing bahanbaku:

Jenis Bahan Persediaan Persediaan


Baku Awal Akhir
1 7.500 unit 4.000 unit
2 10.000 kg 8.750 kg
3 10.000 unit 500. It

d. Perkiraanhargabahanbakuadalah:

Berdasarkan data di atas, susunlah:


a. Anggaranproduksiuntuk masing-masing jenisbarang
b. Anggarankebutuhanbahanbaku yang diperincimenurutjenisbarang dan
jenisbahanbaku.
c. Anggaranpembelianbahanbaku yang terperincimenurutjenisbahanbaku dan nilainya.
d. Anggaranbiayapemakaianbahanbaku yang habisdigunakan yang
dirincimenurutjenisbahanbaku dan jenisbarang.

PT. SEJAHTERA
AnggaranProduksi (unit)
PT. SEJAHTERA
AnggaranKebutuhanBahan Baku

PT. SEJAHTERA
AnggaranPembelianBahan Baku

Keterangan Bahan Baku 1 Bahan Baku 2 Bahan Baku 3


Kebutuhan 214.000 108.000 187.000
Persediaan Akhir 4.000 8.750 12.500
Jumlah Kebutuhan 218.000 116.750 199.500
Persediaan Awal 7.500 10.000 10.000
Pembelian 210.500 106.750 189.500
Harga Rp 800 Rp 500 Rp 750
Nilai Pembelian Rp 168.400.000 Rp 53.375.000 Rp 142.125.000

PT. SEJAHTERA
AnggaranBiayaBahan Baku yang HabisDigunakan
Baran Baran Baran
g g g
K’butu Harg Jumlah K’butu Harg Jumlah K’butu Harga Jumlah
h a h a h
26.000 Rp80 Rp20.800.0 96.000 Rp80 Rp76.800.0 92.000 Rp80 Rp73.600.0
0 00 0 00 0 00
39.000 Rp50 Rp19.500.0 - - - 69.000 Rp50 Rp34.500.0
0 00 0 00
13.000 Rp75 Rp9.750.00 128.00 Rp75 Rp96.000.0 46.000 Rp75 Rp34.500.0
0 0 0 0 00 0 00

B. AnggaranBiayaBahan Baku
1. PengertianAnggaranBiayaBahan Baku
Dalampengendalianbahanbaku, salah satucara yang dapatdilakukan oleh
perusahaanadalahdenganmembuatanggaranpembelianbahanbaku.
Bahanbakudapatdianggarkandalamsatuan unit.
Anggaranpembelianbahanbakuberisirencanakuantitasbahanbaku yang harusdibeli
oleh perusahaandalamperiodewaktumendatang. Iniharusdilakukansecarahati-
hatiterutamadalamhaljumlah dan waktupembelian.
Penetapananggaranbiayabahanbaku, ditentukan oleh
kebutuhanbahanbakudarisetiap unit produk yang dihasilkanperusahaan,
dikalikandengan volume produksi, shinggaditemukan volume total
bahanbakuuntukperiodetersebut. Kebutuhna total
bahanbakuuntukproduksitersebutditambahdenganpersediaanakhir dan
dikurangidenganpersediaanawalperiodeakandiperoleh volume bahanbaku yang
direncanakanuntukdibeli. volume bahanbaku yang
direncanakanuntukdibelidikalikandenganhargabahanbaku per
unitnyamakaakandiperolehnilaipembelianbahanbaku yang direncanakan.
Biayabahanbakuadalahpengeluaranperusahaanuntukmemenuhisemuabahanbaku,
baikbahanmentahatausetengahjadi. Bukanhanyaitu, biayauntukongkosangkut,
ongkoskirim, dan penyimpananbahanbaku juga termasukdalambiayabahanbaku.
Bahanbakusendiriadalahsemua material dan bahan-bahanuntuk proses pengelolaan
dan produksiuntukmenghasilkanbarangjadi.
Sebuahperusahaanbisamendapatbahanbakudaripengelolaansendiri,
pembelianlokal/import, vendor, supplier, distributor yang
biasanyadibelidalamjumlahbanyakuntukmendapathargalebihrendah. 

2. Tujuanpenyusunananggaranbiayabahanbaku
Membantumanajemendalammengambilkebijakan yang berkaitandengan :
1. Perkiraanjumlahkebutuhanbahanbaku
2. Perkiraanjumlahpembelianbahanbaku
3. Dasar perkiraankebutuhan dana dalambahanbaku
4.Dasar penentuankomponenhargapokokprodukkarenapemakaianbahanbakuuntuk
proses produksi
5. Dasar pengendalianbiayabahanbaku.

3. Elemenanggaranbiayabahanbaku
1.Anggaran kebutuhan bahan baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah
bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada
periodemen dating Anggaran ini harus merinci :
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Standar kebutuhan bahan baku(standard usage rate)
d. Waktu penggunaanbahanbaku
e. Jumlah masing-masing jenisbarangjadi
4. AnggaranBiayaBahan Baku Yang HabisDigunakan
Tidaksemua bahan bayang tersediahabisdigunakanuntukproduksi,
halinidisebabkankarena :
- perluadanyapersediaanakhir
- perluadanyapersediaan minimal yang wajibdipertahankan agar proses
produksitetapberlangsung.
Bahanbaku yang
telahhabisdigunakandalamproduksidituangkandalamanggaranbiayabahanmentah
yang habisdigunakan. Manfaatdibuatnyaanggaraniniadalah :
- untukkeperluanproductcostingyaituperhitunganhargapokokbarang yang
dihasilkanperusahaan
- untukkeperluanpengawasanpenggunaanbahanbaku

5. JenisBiayaBahan Baku
Terdapatduajenispengeluaranbahanbaku, yaitu:
1. Biaya Material Langsung (Direct Material)
Bahan baku utama yang berperan langsung untuk diolah dan diproduksi untuk
menghasilkan barang jadi yang menjadi aktivitas penjualan suatu bisnis. 
Misalnya sebuah kedai kopi, maka yang termasuk biaya material langsung adalah
semua bahan baku utama seperti kopi jadi, biji kopi, air, gula, biaya untuk
membuat kue, dan semua biaya bahan baku untuk menu lainnya. 
2. Bahan Material TidakLangsung (Indirect Material)
Biaya pendamping yang berperan dalam suatu proses produksi namun secara
tidak langsung. Bahan pendamping ini tidak terlihat di barang jadi.

6. MetodePencatatanBiayaBahan Baku

Pebisnis dapat menghitung biaya material produksi dengan beberapa metode, di


antaranya:

1. MetodeIdentifikasiKhusus
Setiap bahan baku yang dibeli memiliki harga pokok berbeda, itu semua harus
ditandai secara khusus.  Harga barang baku yang sudah ada di gudang dan harga
barang baku yang baru dibeli dengan harga per satuan memiliki harga pokok
berbeda, penyimpanannya harus dipisahkan dan diberi tanda pada harga berapa
bahan baku tersebut dibeli. Setiap jenis bahan baku sudah punya label identitas
harga pokok yang jelas per satuannya. 
2. Metode Masuk PertamaKeluarPertama
First in First Out (FIFO) adalahmetodeuntukmenentukanbiaya material
dengancaramenghitunghargapokok per satuanbahanbaku yang
pertamamasukkegudang, itumenentukanhargabahanbaku yang pertama kali dipakai. 
3. Metode Masuk TerakhirKeluarPertama 
Last in First Out (LIFO)
ataumasukterakhirkeluarpertamaadalahmetodeuntukmenentukanhargapokokdaribahan
baku yang terakhirmasukkegudang. 
Harga pokok per satuanbahanbaku yang terakhirmasukdalampersediaangudang,
itumenentukanhargapokokbahanbaku yang pertama kali dipakaidalamproduksi.

4. Metode Rata-rata Bergerak


Metode rata-rata bergerakatau (Moving Average Method)
adalahmetodeuntukmenentukanhargabahanbakudengancaramenghitung rata-rata
hargapersediaanbahanbaku yang ada di gudangpenyimpanan. Total
hargapokoksemuabahanbakudibagidenganjumlahsatuannya. 

Saatprodukterjual, hargapokoksatuanprodukberbedadenganhargapokok rata-rata


persediaan yang ada di gudang. Harga pokok rata-rata per
satuanprodukharusdihitunglagi. 
Caranyadenganjumlahsatuanbahanbaku yang dipakaidikalidenganhargapokok rata-
rata per satuanbahanbaku yang ada di gudang.
Cara MenghitungBiayaBahan Baku
Dalammenghitungbiayabahanbaku yang faktual,
kamuperlumelewatiempattahapdalammencatatkebutuhanbahanbaku dan
biayanyasecara detail. Sebagaicontohdalamusaha F&B, lihatcontohperhitungan detail
selengkapnya. 

Diketahuibiayaoperasionalproduksidalamsebulanuntukusaha F&B
diantaranyaadalah: 

 Biayabelanjabahanbakuawal: Rp 12 juta.
 Stok (Biaya) awaluntukbahanbakuproduksi: Rp 10 juta.
 Stok (Biaya) produksiapdijual: Rp 3 juta.
 Biayagajitenagakerja: Rp 5 juta.
 OngkosKirim: Rp 300 ribu.
 Biayapemeliharaanalatproduksi: Rp 2 juta.
 Biayabarangsisaproduksi: Rp 500 ribu. 
 Surplus biayabelanjauntukstokbahanbaku: Rp 8 juta.
 Biaya overhead (pajak, sewalahan, keamanan, dll): Rp 2 juta.
Dari rincian biaya tersebut, kamudapatmenjabarkandalamempattahapan, antara lain: 

Tahapan 1
Menghitungbahanbaku yang dipakaidalamsatusikluswaktu
(bulanan/mingguan/harian).

Rumusnya adalah: 
Bahan baku dipakai = saldo awal dari bahan baku + (surplus
biayabelanjauntukstokbahanbaku+ongkoskirim) – biayabarangsisaproduk

Bahanbakudipakai = 10 juta + (8 juta + 300 ribu) – 500 ribu = Rp 17,8 juta. 

Tahapan 2 
Menghitungbiayaproduksidalamsatusikluswaktu (bulanan/mingguan/harian).

Rumusnyaadalah: 
Biayaproduksi=  bahanbakudipakai +  biayagajitenagakerja + biaya overhead
usaha

Biayaproduksi = Rp17,8 juta + Rp5 juta + Rp2 juta = Rp24,8 juta. 


Biayaproduksibulanan = Rp24,8 juta. 
Biayaproduksiharian (30 Hari Kerja) = 24,8 juta /30 hari = 826,7 ribu. 
Bilasekaliproduksi 100 unit/hari, makabiayaproduksi per unit = 826,7ribu /100 = Rp
8300/unit (Pembulatankeatas).
Tahapan 3
Menghitunghargapokokproduksi  dalamsatusikluswaktu (bulanan/mingguan/harian).

Rumusnyaadalah:  
Harga pokokproduksi= Total biayaproduksi+  saldobelanjabahanbaku –
saldosisa di akhir (kembalian)

Harga pokokproduksi= Rp24,8 juta + Rp20 juta  – (Rp20 juta – Rp17,8 juta) =
Rp42,6 juta.

Tahapan 4
Menghitunghargapokokpenjualandalamsatusikluswaktu (bulanan/mingguan/harian).

Rumusnyaadalah:  
Harga pokokpenjualan = Harga pokokproduksi + persediaanbarangstokawal –
persediaanakhirbarang (siapdijual)

Harga pokok penjualan = 24,8 juta + 10 juta – 3 juta = 31,8 juta. 


Harga pokok penjualan harian (30 hari) = 1,06 juta. 
Bila sekali produksi 100 unit/hari, maka harga pokok penjualan per unit = 1,06
juta/100 = Rp 10.600/unit. 
Keuntungan yang didapat = Harga pokokpenjualan/unit – biaya produksi/unit. 
Keuntungan yang didapat = 10.600 – 8.300 = 2.300/unit.

7. UNSUR BIAYA YANG MEMBENTUK HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG


DIBELI

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari
pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Di dalam memperoleh bahan
baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku
saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya
perolehan lain.

* Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang


pembelian, penerimaan barang dan Akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah surat
permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur
dari penjual. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan
pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur
pencatatan penerimaan barang di gudang, dan prosedur pencatatan utang.

* Biaya yang Diperhitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

Harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur
pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum
dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk
diolah.

Seringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan


untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah
mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing-masing jenis bahan
baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah
dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan
bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

Seringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan


untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah
mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing-masing jenis bahan
baku yang diangkut. Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai
berikut.

1. Biaya angkutan diperlakukansebagai tambahan harga pokok bahan baku yang


dibeli

2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur BOP

8. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku

Apabila biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku
yang dibeli dapat didasarkan pada :

a) Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli

b) Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli

c) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
9. Biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP

Dengan cara ini, biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok
bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur BOP. Pada awal tahun
anggaran, jumlah biaya angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir.
Jumlah taksiran biaya angkutan ini diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam
penentuan tarif BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian
dicatat dalam sebelah debit rekening BOP sesungguhnya.

10. Biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku

Dalam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam pembelian bahan
baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian
akuntansi persediaan. Oleh karena itu, apabila biaya pembelian akan diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku, maka biaya-biaya bagian pembelian, gudang, dan
Akuntansi persediaan harus diperhitungkan.

11. Jika biaya pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar
tarif, maka perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :

o Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku
tersebut diperkirakan selama satu tahun anggaran

o Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran

o Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi
biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.

12. Unsur biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang
diimpor

Apabila bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan apabila
bahan baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam perdagangan luar negeri, harga
barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan mempengaruhi biaya-
biaya yang menjadi tanggungan pembeli. Bahan baku dapat diimpor dengan syarat
harga free alongside ship (FAS), free on board (FOB).
13. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi

Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga
beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain.
Oleh karena itu, persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok
per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan
masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.

Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode penentuan harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi antara lain :

1. Metode identifikasi khusus

2. Metode masuk pertama keluar pertama

3. Metode masuk terakhir keluar pertama

4. Metode rata – rata gerak

5. Metode biaya standar

6. Metode rata – rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

  Akuntansi Biaya Bahan Baku


Akuntansi biaya bahan baku diklasifikasikan menjadi dua kegiatan yaitu akuntansi pembelian
dan pemakaian bahan.
a.       Akuntansi Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan merupakan tanggung jawab bagian pembelian untuk pengadaan bahan
dengan harga murah, kualitas baik dan tersedia tepat waktu. Sistem pembelian lokal bahan baku,
melibatkan beberapa bagian, yaitu bagian produksi, bagian gudang,bagian pembelian, bagian
penerimaan barang dan bagian akuntansi. Prosedur yang membentuk sistem pembelian bahan
baku adalah prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan
barang, prosedur pencatatan penerimaan barang, di gudang prosedur pencatatan pembelian
(utang). Dalam sistem pembelian diperlukan dokumen-dokumen, baik dokumen sumber maupun
dokumen pendukung. Dokumen tersebut adalah surat permintaan pembelian, surat order
pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.
b.      Akuntansi Pemakaian Bahan Baku
Masalah yang timbul dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi adalah fluktuasi harga pembelian bahan baku. Harga beli bahan baku antara pembelian
satu dengan pembelian yang lain biasanya berbeda, hal ini mengakibatkan harga pokok bahan
baku persatuan yang ada di gudang berbeda-beda.

14. Masalah – Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Bahan Baku

 Sisa bahan (scrap materials)

Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses produksi disebut sisa bahan.
Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Jika harga jual sisa bahan rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan
harganya sampai saat penjualannya. Tetapi jika harga jual bahan sisa tinggi, perlu
dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut dalam kartu persediaan pada saat
sisa bahan diserahkan oleh Bagian Produksi ke Bagian Gudang.

 Produk cacat (defective goods)

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang
baik.

 Produk rusak (spoiled goods)

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk
memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi
menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah
bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk mengerjakan kembali produk
cacat tersebut.

15. Faktor yang Mempengaruhi Bahan Baku

Dalam memproduksi suatu barang/produk, pasti ada faktor-faktor yang


mempengaruhi dalam menggunakan bahan baku.

Dan berikut faktor-faktornya:


• perkiraan pemakaian

Merupakan perkiraan tentang jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk proses produksi pada periode yang akan datang.

• Harga bahan baku

Merupakan dasar penyusunan perhitungan dari perusahaan yang harus disediakan


untuk investasi dalam bahan baku tersebut.

• Biaya-biaya persediaan

Merupakan biaya-biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengadaan bahan


baku.

• Kebijaksanaan pembelanjaan

Merupakan faktor penentu dalam menentukan berapa besar persediaan bahan baku
yang akan mendapatkan dana dari perusahaan.

• Pemakaian sesungguhnya

Merupakan pemakaian bahan baku yang sesungguhnya dari periode lalu dan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.

• Waktu tunggu

Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan baku
pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan atau pun kekurangan
persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.

16. Fungsi yang Terkait dalam Pembelian Bahan Baku

Fungsi yang Terkait dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku adalah:

• Fungsi Gudang

Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai


dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang
telah diterima oleh fungsi penerimaan.

• Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga


barang, menentukan pemasok yang di pilih dalam pengadaan barang, dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang di pilih.
• Fungsi Penerimaan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu,
dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

• Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan
utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi
pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam
register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti
kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang
sebagai buku pembantu utang.

Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu :

1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan
bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah
yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam
proses produksi.

2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan
mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan
untuk proses produksi. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran
kebutuhan bahan mentah

Manfaat Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :

a. Sebagai pedoman kerja.

b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.

c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.

17. PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIPAKAI


DALAM PRODUKSI
Dalam persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok per satuan
yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan masalah dalam praktik
akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya:
a)      metode identifikasi khusus
b)      metode masuk pertama keluar pertama
c)      metode masuk terakhir keluar pertama
d)     metode rata-rata bergerak
e)      metode biaya standar
f)       metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

18. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku


Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi yaitu
metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik. Dalam metode mutasi persediaan, setiap
mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya
tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi
berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode
persediaan fisik cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang
harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi
persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksinya
dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

19.Tujuan menghitung harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur :

 Mendapatkan nilai suatu barang dagang


 Menentukan harga jual
 Memperkirakan keuntungan yang didapat
 Menilai efisiensi perusahaan
 Menjadi dasar penilaian penyusunan neraca yang menyangkut penilaian terhadap aktiva.
 Sebagai pengawasan terhadap efisiensi biaya, khususnya biaya produksi.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghitung harga pokok penjualan pada
perusahaan manufaktur

1. Menghitung Semua Bahan Baku yang Digunakan

Perusahaan manufaktur memproduksi sendiri barang dagangannya, maka persediaan bahan baku
sangat diperlukan. Bahan baku ini dijadikan sebagai modal utama untuk menghitung harga
pokok penjualan pertama kalinya.

Perusahaan harus menentukan dan menghitung berapa banyak bahan baku yang akan digunakan
untuk memproduksi suatu barang.

Untuk menentukannya dapat dilihat dari berapa banyak bahan baku yang masih tersisa di akhir
periode setelah saldo awal periode ditambah dengan pembelian yang ada selama periode tersebut
berlangsung.

Berikut adalah rumus cara menghitung semua bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2. Menghitung Biaya Produksi.

Selain bahan baku utama, ada biaya lain yang berpengaruh terhadap proses produksi barang dari
bahan mentah hingga menjadi barang jadi. Biaya tersebut antara lain.

 Biaya tenaga kerja langsung.


 Biaya overhead (biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok) misalnya seperti biaya
listrik, biaya pemeliharaan , reparasi, dan sebagainya.

3. Menentukan Harga Pokok Produksi (Total Biaya Produksi)

Total biaya produksi atau disebut juga harga pokok produksi dapat diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan saat barang sudah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan
untuk produksi barang tersebut. Cara menentukan total biaya produksi :

4. Menghitung Harga Pokok Penjualan

Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok penjualan
atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai berikut.

20.Teknis Penyususan Anggaran Pemakaian Bhan Baku dan Ilustrasi


Contoh :
PT. Usaha Maju perusahaan yang bergerak pada bidang penjualan boneka.pihak manajemen
hendak menyusun anggaran pemakaian bahan baku untuk produksi boneka untuk bulan Januari
2013.

PT. Usaha Maju


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2013
Kain Kapas
Jumlah produksi barang jadi 16800 unit 16800 unit
standar kebutuhan bahan baku perunit 0,5 meter 1 Kg
jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 8400 meter 16800 Kg
harga bahan baku per unit Rp20.000 Rp5000
total biaya bahan baku untuk produksi Rp168.000.000 Rp84.000.000

Caranya:
1.      Membuat format pemakaian bahan baku
2.      Memasukkan data tentang jumlah barang jadi serta standar
kebutuhan bahan baku kain dan kapas
3. Menghitung jumlah kebutuhan bahan baku setiap 1 boneka.
         Jumlah kebutuhan bahan baku kain
= 16.800 unit x 0,5 m
= 8.400 m
         Jumlah kebuthan bahan baku kapas
= 16.800 x 1 Kg
= 16.800 Kg
4.      Memasukkan informasi tentang harga bahan baku perunit untuk setiap bahan baku.

4. Total biaya bahan baku diperoleh dengan mengalikan jumlah kebuthan bahan
baku untuk produksi dengan harga bahan bakunya.

21. penentuan biaya bahan baku yang digunakan

Terdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam
kaitannya dengan penentuan biaya bahan yang digunakan, yaitu:
1. Metode identifikasi khusus : biaya yang digunakan diidentifikasi sesuai dengan harga
perolehannya pada saat dibeli.
2. Metode rata-rata : biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan harga
perolehan rata-rata bahan tersebut.
3. Metode MPKP : biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga
perolehan bahan yang lebih dahulu dibeli.
4. Metode MTKP : biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga
perolehan bahan yang lebih terakhir dibeli.
22. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Laba Kotor
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, serta tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih maju. Agar tujuan
tersebut tercapai, maka seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan seperti kegiatan produksi,
pemasaran, pembelanjaan, dan personalia terlebih dahulu harus direncanakan, dikoordinir serta
diawasi dalam pelaksanaannya. Karena pada dasarnya, kegagalan dalam salah satu akan
berakibat buruk pada kegiatan-kegiatan lainnya.
Bahan baku merupakan salah satu proses yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
produksi di dalam suatu usaha. Apabila di dalam proses produksi tersebut mengalami hambatan,
maka proses produksi yang dilakukan akan mengalami keterlambatan dan hasil yang di capai
pun kurang maksimal, hal ini tentu akan berdampak pada kegiatan pemasaran. Keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan pun juga kurang maksimal. Oleh karenanya, faktor bahan baku harus
di perhatikan secara serius.
perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyaknya, tapi harus disesuaikan dengan

waktu produksi, jumlah permintaan dan fluktuasi pasar yang terjadi pada saat pengambilan

keputusan persediaan.

Ilustrasi:
PT. Cygnus, sebuah perusahaan meja pada akhir 2009 perusahaan ini merencanakan
memproduksi tiga jenis tipe meja untuk tahun 2010 yaitu:
Meja A    =10.000 unit,
Meja B    =10.000 unit, dan
Meja C    = 10.000 unit
Setiap unit meja A membutuhkan : 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias
Untuk meja B membutuhkan : 3 m kayu, 3 m melamin, 3 m pipa hias
Untuk meja C membutuhkan : 3 m kayu, 2 m melamin, 1,5 m pipa hias.

Harga beli kayu  = Rp. 15.000/m,


Melamin            = Rp. 20.000/m,
pipa hias           = Rp.12.000/m
Untuk kelancaran produksi, perusahaan merencanakan kepemilikan persediaan bahan baku akhir
tahun 2010 sebanyak 10% dari kebutuhan produksi. sedangkan persediaan bahan baku awal
tahun 2010 diperkirakan:
Kayu        = 700 m,
Melamin   = 1.000 m, dan
Pipa         = 800 m.
Diperkirakan harga bahan baku tersebut stabil sepanjang tahun 2010.

Maka biaya biaya bahan baku yang diangarakan adalah:

Untuk memproduksi setiap unit meja A dibutuhkan 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias.
Kaena meja A diproduksi sebanyak 10.000 unit, maka meja A memerlukan 20.000 m kayu,
1.500 m melamin dan 10.000 m pipa hias.
Metode yang sama digunakan untuk menghitung kebutuhan kayu, melamin dan pipa hias produk
meja B dan C.

Total kebutuhan kayu untuk meja A, B, dan C sebanyak 80.000 meter, yang merupakan
penjumlahan dari kebutuhan kayu untuk meja A, B dan C (20.000 + 30.000 + 30.000). karena
harga beli kayu adalah sebesar Rp. 15.000 maka Rp. 15.000 x 80.000 unit = Rp. 1.200.000.000.
Untuk melamin dan pipa hias produk B dan C gunakan perhitungan yang sama. Sehingga
gabungan biaya bahan baku per jenis bahan tersebut menghasilkan biaya bahan baku total
sebanyak Rp. 3.160.000.000

Anggaran Biaya Bahan Baku Total


bahan A B C Total Harg Nilai
Per Total Per Total Per Total a per
uni uni uni Unit
t t t
Kayu 2 20.00 3 30.00 3 30.00 80.00 15.00 Rp
0 0 0 0 0 1.200.000.000
Melami 1,5 15.00 3 30.00 2 20.00 65.00 20.00 Rp
n 0 0 0 0 0 1.300.000.000
Pipa 1 10.00 3 30.00 1,5 15.00 55.00 12.00 Rp 660.000.000
Hias 0 0 0 0 0
Total Rp
3.160.000.000

Sedangkan untuk Anggaran biaya bahan baku per unit produk adalah
Produk Bahan baku Kebutuhan Harga beli Biaya Biaya bahan
Bahan per unit per unit perjenis per unit
produk bahan bahan produk
A Kayu 2 15.000 30.000 72.000
Melamin 1,5 20.000 30.000
Pipa Hias 1 12.000 12.000
B Kayu 3 15.000 45.000 141.000
Melamin 3 20.000 60.000
Pipa Hias 3 12.000 36.000
C Kayu 3 15.000 45.000 103.000
Melamin 2 20.000 40.000
Pipa Hias 1,5 12.000 18.000

Dalam menyusun anggaan komprehensif, anggaran biaya bahan baku tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi masih dihubungkan dengan besarnya persediaan bahan baku pada awal dan
akhir yang besangkutan, sehingga muncullah anggaran pembelian bahan baku, yang
memperhitungkan faktor persediaan bahan baku pada awal dan akhir periode tersebut.
Dari tabel biaya bahan baku sebelumnya diketahui bahwa perusahaan memerlukan kayu
sebanyak 80.000 m untuk kebutuhan produksi satu tahun. Perusahaan menghendaki jumlah
persediaan pada akhir tahun sebanyak 10% dari kebutuhan tersebut per bahannya. Maka,
sebanyak (10% x 80.000) 8.000 meter disediakan untuk persediaan kayu pada akhir tahun 2010.
Sedangkan pada awal tahun perusahaan memiliki persediaan kayu sebanyak 700 m berarti
perusahaan harus membeli kayu sebanyak 87.300 m (volume pembelian = 80.000 + 8.000 – 700)
dan dikalikan dengan harga beli kayu per meter Rp. 15.000, maka nilai pembelian kayu pada
tahun 2010 adalah Rp. 1.309.500.000.
Untuk bahan baku melamin dan pipa hias gunakan perhitungan yang sama sehingga total
pembelian bahan baku pada tahun 2010 adalah sebebsar Rp. 3.435.900.000.

Anggaran Pembelian Bahan


Bahan Kebutuhan Persediaan Volume Harga Nilai
Produksi awal akhir
Kayu 80.000 700 8.000 87.300 15.000 1.309.500.000
Melamin 65.000 1.000 6.500 70.500 20.000 1.410.000.000
Pipa 55.000 800 5.500 59.700 12.000 716.400.000
Total 3.435.900.000

Anggaran sebesar Rp. 3.435.900.000 tersebut adalah untuk satu tahun. Jika perusahaan
mengalokasikan dari total volume produksi yang direncanakan tersebut yaitu 15% untuk bulab
Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari, September dan November. Dan 5%
untuk bulan-bulan sisanya. Sedangkan persediaan akhir bulan dialokasikan 10% dari kebutuhan
produksi bulanannya kecuali untuk akhir desember yaitu sebesar 8.000 untuk kayu, 6.500 m
untuk melamin dan 5.500 m untuk pipa hias. Maka hasilnya

Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulanan:


Bahan Bulan Kebutuhan Persediaan Pembelian
Baku Produksi Awal Akhir Volume Harga Nilai

Kayu Januari 8.000 700 800 8.100 15.000 121.500.000


Februari 8.000 800 800 8.000 15.000 120.000.000
Maret 4.000 800 400 3.600 15.000 54.000.000
April 4.000 400 400 4.000 15.000 60.000.000
Mei 4.000 400 400 4.000 15.000 60.000.000
Juni 4.000 400 400 4.000 15.000 60.000.000
Juli 4.000 400 400 4.000 15.000 60.000.000
Agustus 4.000 400 400 4.000 15.000 60.000.000
September 8.000 400 800 8.400 15.000 126.000.000
Oktober 12.000 800 1.200 12.400 15.000 186.000.000
Nopember 8.000 1.200 800 7.600 15.000 114.000.000
Desember 12.000 800 8.000 19.200 15.000 288.000.000
Total 80.000 1.309.500.000

Bahan Bulan Kebutuhan Persediaan Pembelian


Baku Produksi
Awal Akhir Volume Harga Nilai

Melamin Januari 6.500 1.000 650 6.150 20.000 123.000.000


Februari 6.500 650 650 6.500 20.000 130.000.000
Maret 3.250 650 325 2.925 20.000 58.500.000
April 3.250 325 325 3.250 20.000 65.000.000
Mei 3.250 325 325 3.250 20.000 65.000.000
Juni 3.250 325 325 3.250 20.000 65.000.000
Juli 3.250 325 325 3.250 20.000 65.000.000
Agustus 3.250 325 325 3.250 20.000 65.000.000
September 6.500 325 650 6.825 20.000 136.500.000
Oktober 9.750 650 975 10.075 20.000 201.500.000
Nopember 6.500 975 650 6.175 20.000 123.500.000
Desember 9.750 650 6.500 15.600 20.000 312.000.000
Total 65.000 70.500 1.410.000.000

Membuat Anggaran Biaya Bahan Baku


Bahan Bulan Kebutuhan Persediaan Pembelian
Baku Produksi Awal Akhir Volume Harga Nilai
Pipa Januari 5.500 800 550 5.250 12.000 63.000.000
Hias Februari 5.500 550 550 5.500 12.000 66.000.000
Maret 2.750 550 275 2.475 12.000 29.700.000
April 2.750 275 275 2.750 12.000 33.000.000
Mei 2.750 275 275 2.750 12.000 33.000.000
Juni 2.750 275 275 2.750 12.000 33.000.000
Juli 2.750 275 275 2.750 12.000 33.000.000
Agustus 2.750 275 275 2.750 12.000 33.000.000
September 5.500 275 550 5.775 12.000 69.300.000
Oktober 8.250 550 825 8.525 12.000 102.300.000
Nopember 5.500 825 550 5.225 12.000 62.700.000
Desember 8.250 550 5.500 13.200 12.000 158.400.000
Total 55.000 59.700 716.400.000

Selain modal awal dan jenis output yang akan diproduksi, Bahan baru adalah aspek
selanjutnya. Ketersediaan bahan baku memerlukan pengeluaran yang cukup besar, apalagi jika
kamu membutuhkannya dalam skala besar.

Hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan pembelian terhadap bahan baku yang
sudah dipesan:

 Ketersediaan Bahan baku


Jumlah satuan bahan baku harus dipastikan keberadaannya, karena tidak semuanya bersifat
abadi. Misalnya kamu hendak berjualan Pisang Goreng, kamu pasti tahu bahwa satu pohon
pisang hanga bisa berbuah satu kali saja. 

Dengan begitu, perhitungkan kembali jika jumlah yang ada di tempat kamu membeli akan selalu
tersedia atau tidak, supaya bisa mencari tempat lain yang menyediakan bahan yang sama untuk
jaga-jaga.

Beda tempat tentunnya beda pula harganya. Walaupun tidak begitu jauh, namun jumlah yang
kamu butuhkan bisa jadi penentu dari harga keseluruhan, karena pada umumnya pembelian
dalam jumlah besar akan mempengaruhi harga.

Maka dari itu tentukan sekarang, agar kamu bisa membuat anggaran biaya bahan baku tersebut. 

 Kualitas Bahan Baku

Jika beda tempat beda harga, maka kualitas begitu juga. Di tempat A kualitas tinggi harganya
mahal, sedangkan di B harga murah namun kualitas juga diragukan. Perbandingan-perbandingan
yang ada akan jadi patokan utama.

Selain itu, keadaan bahan baku akan jadi penentu pertama terhadap kualitas barang yang
dihasilkan. Tugas kamu adalah mencari bahan baku yang bagus dan menyesuaikannya dengan
keadaan keuangan yang tersedia sekarang.

Tidak perlu memaksakan diri untuk membeli bahan dengan kualitas paling bagus, karena
harganya sudah pasti mahal. Asalkan tidak terlalu buruk alias kategori standar dan tidak
mencemari brand usaha kamu kedepannya, itu saja sudah cukup.

 Biaya Administrasi Angkutan

Setelah transaksi pembelian selesai, maka sekarang saatnya memindahkan bahan tersebut ke
tempat usaha kamu. Biaya yang terkandung didasarkan dari jenis, berat dan ukuran bahan baku. 

Jika spesifikasi barang dirasa bisa dibawa tanpa bantuan penyewaan transportasi, maka biayanya
bisa saja minim, begitu juga sebaliknya. Kecuali kamu memang punya Angkutan yang bisa
digunakan untuk mengangkut barang, maka dana yang diperlukan akan lebih kecil lagi.

Maka dari itu, membuat penyusunan anggaran biaya transportasi tidak bisa dianggap sepele,
setiap pertimbangan akan punya dampak bagi ketersediaan dana, baik dampak kecil maupun
besar.

 Biaya perawatan Stok

Bahan baku yang baru saja dibeli biasanya tidak langsung diproduksi, ada tenggang waktu yang
terjadi walaupun tidak terlalu lama namun bahan tersebut tetap harus dirawat dan diselamatkan,
supaya kualitasnya selalu terjaga dan aman.
Contoh Penyusunan Anggaran Bahan Baku

PT ABADI merencanakan menyusun anggaran bahan baku untuk tahun 2016, berikut data yang
berhasil dikumpulkan:

a. Rencana produksi produk X semester pertama tahun 2016: Bulan Produksi (unit)

Anggaran sediaan bahan baku = kuantitas bahan baku tersisa x harga hhgjHaaHargaHarga

Anggaran biaya bahan baku = kuantitas pemakaian bahan baku x harga

Januari 18.000 Februari 20.000 Maret 25.000 April 33.000 Mei 35.000 Juni 36.000

b. Standar pemakaian bahan baku untuk memproduksi satu unit produk X tersebut sebanyak 3kg
bahan baku A.

Perkiraan harga beli Bahan Baku A dan persediaan akhir bahan baku A adalah sbb : Bulan
Harga Beli (Rp/kg) Persediaan Akhir (kg) Januari 500 10.000 Februari 600 15.000 Maret 550
13.000 April 500 14.000 Mei 600 12.000 Juni 650 15.000

d. Pada akhir tahun 2015 terdapat bahan baku A sebanyak 12.000 kg @Rp400,-. e. Manajemen
mencatat persediaan secara perpetual dengan menggunakan

penilaian bahan baku atas dasar metode MPKP. Saudara diminta untuk:

1. Menyusun anggaran kebutuhan/pemakaian bahan baku A semester pertama tahun 2016.

2. Menyusun anggaran pembelian bahan baku A semester pertama tahun 2016.

3. Menyusun anggaran persediaan bahan baku A semester pertama tahun 2016.

4. Menyusun anggaran biaya bahan baku A semester pertama tahun 2016.

Penyelesaian:

1. Anggaran Kebutuhan/Pemakaian Bahan Baku A Semester pertama tahun 2016

Januari 18.000 3 54.000 Februari 20.000 3 60.000 Maret 25.000 3 75.000 April 33.000 3
99.000 Mei 35.000 3 105.000 Juni 36.000 3 108.000 Jumlah 167.000 3 501.000

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku A Semester pertama tahun 2016


Bulan Pemakaian (kg) Persed. Akhir (kg) Kebutuhan (kg) persed. Awal (kg) Pembelian
(kg) Harga Beli (Rp/kg) Jumlah (kg) Januari 54.000 10.000 64.000 12.000 52.000 500
26.000.000 Februari 60.000 15.000 75.000 10.000 65.000 600 39.000.000 Maret 75.000 13.000
88.000 15.000 73.000 550 40.150.000 April 99.000 14.000 113.000 13.000 100.000 500
50.000.000 Mei 105.000 12.000 117.000 14.000 103.000 600 61.800.000 Juni 108.000 15.000
123.000 12.000 111.000 650 72.150.000 Jumlah 501.000 15.000 516.000 12.000 504.000
289.100.000

3. Kartu Persediaan Bahan Baku A Semester pertama tahun 2016

Bulan

Pembelian Bahan Pemakaian Bahan (Biaya) Saldo

Q H Jmh Q H Jmh Q H Jmh Jan 12.000 400 4.800.000 52.000 500 26.000.000 12.000 400
4.800.000 52.000 500 26.000.000 12.000 400 4.800.000 42.000 500 21.000.000 10.000 500
5.000.000 Feb 65.000 600 39.000.000 10.000 500 5.000.000 65.000 600 39.000.000 10.000 500
5.000.000 50.000 600 30.000.000 15.000 600 9.000.000 Maret 73.000 550 40.150.000 15.000 600
9.000.000 73.000 550 40.150.000

15.000 600 9.000.000 60.000 550 33.000.000 13.000 550 7.150.000 April 100.000 500
50.000.000 13.000 550 7.150.000 100.000 500 50.000.000 13.000 550 7.150.000 86.000 500
43.000.000 14.000 500 7.000.000 Mei 103.000 600 61.800.000 14.000 500 7.000.000 103.000
600 61.800.000 14.000 500 7.000.000 91.000 600 54.600.000 12.000 600 7.200.000 Juni
111.000 650 72.150.000 12.000 600 7.200.000 111.000 650 72.150.000 12.000 600 7.200.000
96.000 650 62.400.000 15.000 650 9.750.000 Jumlah 504.000 289.100.000 501.000
284.150.000

4. Anggaran Persediaan Bahan Baku Semester pertama tahun 2016

Bulan Persed. Akhir (kg) Harga (kg./kg) Jumlah (Rp.)

Januari 10.000 500 5.000.000 Februari 15.000 600 9.000.000 Maret 13.000 550 7.150.000 April
14.000 500 7.000.000 Mei 12.000 600 7.200.000 Juni 15.000 650 9.750.000

5. Anggaran Biaya Bahan Baku Semester pertama tahun 2016

Bulan Pemakaian

(kg) Harga*(Rp./kg)

Jumlah Biaya Bahan Baku

(Rp.)
Januari 54.000 25.000.000

Februari 60.000 35.000.000

April 99.000 50.150.000

Mei 105.000 61.600.000

Juni 108.000 69.600.000

Jumlah 501.000 284.150.000

Keterangan * = Rincian harga bisa saudara lihat pada kartu persediaan

CONTOH SOAL ANGGARAN BAHAN BAKU


1. PT. Smart adalah perusahaan yang memproduksi penyedap masakan, salah satu produk
unggulannya adalah KECAP. Pada bulan Oktober perusahaan merencanakan menyusun
anggaran operasional dengan rincian sebagai berikut : 

a. DATA PRODUKSI
JENIS PRODUKSI
KECAP
Botol Besar 78926,000
Botol Kecil 161505
Plastik Besar 857564
Plastik Kecil 1660516

b. STANDAR KEBUTUHAN BAHAN BAKU


JENIS BOTOL BOTOL PLASTIK PLASTIK
BAHAN BESAR KECIL BESAR KECIL
BAKU
     Kedelai 0,3 0,15 0,04 0,03
     Gula Merah 0,9 0,45 0,12 0,09
     Garam 0,06 0,03 0,008 0,006
     Bumbu Lain 0,075 0,0375 0,01 0,0075
c. HARGA STANDAR BAHAN BAKU (RP)
JENIS BAHAN BAKU HARGA
Kedelai 2000
Gula Merah 2100
Garam 800
Bumbu Lainnya 1500

d. PERSEDIAAN BAHAN BAKU (KG)


JENIS BAHAN BAKU PERSEDIAAN PERSEDIAAN BB
BB AWAL AKHIR
Kedelai 5376 4825
Gula Merah 25400 20100
Garam 1525 1430
Bumbu Lainnya 1100 925

Berdasarkan data diatas susunlah :


1. Anggaran pemakaian bahan baku
2. Anggaran persediaan bahan baku
3. Anggaran pembelian bahan baku.
JAWAB

1.      Anggaran Pemakainan Bahan Baku


PT. SMART
Jenis Produk Kedelai Gula Merah Garam Bumbu Lain
Keca (Botol) KSB KS KSB KS KSB KS KSB KS
p B B B B
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
Botol 78926,000 0,3 23677,8 0,9 71033,4 0,06 4735,56 0,075 5919,45
Besar
Botol 161505 0,15 24225,7 0,45 72677,2 0,03 4845,15 0,037 6056,43
Kecil 5 5 5 8
Plasti 857564 0,04 34302,5 0,12 102907, 0,008 6860,51 0,01 8575,64
k 6 7 2
Besar
Plasti 1660516 0,03 49815,4 0,09 149446, 0,006 9963,09 0,007 12453,8
k 8 4 6 5 7
Kecil
Total 2758511,00 - 132021, - 396064, - 26404,3 - 33005,4
0 6 8 2

Anggaran Kuantitas Standar (KS) Pemakaian BB

Anggaran Biaya BB
Kedelai Gula Merah Garam Bumbu Lain Biaya
BB

KS HS Biaya KS HS Biaya KS HS Biay KS HS Biay Standa


BB BB BB 2000 BB a BB BB a BB r
BB
(kg) (R (Rp) (kg) (R (Rp) (kg) (R (Rp) (kg) (R (Rp) (Rp)
p) p) p) p)

1320 26404 3960 21 83173 2640 80 2112 330 15 4950 11664


21,6 3200 64,8 00 6080 4,32 0 3456 05,4 00 8100 10836
2. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Biaya Bahan Baku


     Kedelai 132021,6 264043200
     Gula Merah 396064,8 831736080
     Garam 26404,32 21123456
     Bumbu Lain 33005,4 49508100
     Total 587496,12 1166410836
Persediaan BB akhir
     Kedelai 258667,2 517334400
     Gula Merah 766729,6 1610132160
     Garam 51283,64 41026912
     Bumbu Lain 64910,8 97366200
     Total 1141591,24 2265859672
Bahan Baku Tersedia (+)
     Kedelai 390688,8 781377600
     Gula Merah 1162794,4 2441868240
     Garam 77687,96 62150368
     Bumbu Lain 652406,92 146874300
     Total 2283578,08 3432270508
Persediaan BB awal
     Kedelai 5376 10752000
     Gula Merah 25400 53340000
     Garam 1525 1220000
     Bumbu Lain 1100 1650000
     Total 33401 66962000
Pembelian BB (-)
     Kedelai 385312,8 770625600
     Gula Merah 1137394,4 2388528240
     Garam 76162,96 60930368
     Bumbu Lain 651306,92 145224300
     Total 2250177,08 3365308508

Membuat Anggaran Biaya Produksi

Biaya produksi adalah jenis pengeluaran yang digunakan untuk membeli semua peralatan
yang dibutuhkan dalam proses produksi produk. Biaya ini lebih membutuhkan banyak dana,
mengingat barang / peralatan yang akan dibeli harganya bervariasi.
Cara menyusun anggaran biaya produksi ini hampir sama dengan bahan baku,
perbedaannya terletak pada kegunaan, ketahanan dan kelipatan biaya, karena ada yang namanya
perawatan. Cara membuat anggaran biayanya adalah sebagai berikut :

 Biaya Pembelian Peralatan Produksi


Jenis usaha yang mewajibkan adanya peralatan produksi seperti mesin, tentu harus punya
ketersediaan dana yang lumayan besar. Mesin-mesin tersebut nantinya punya peran inti dan
wajib dirawat agar tetap berfungsi maksimal.
Pembelian yang dilakukan harus berdasarkan perbandingan harga, kualitas, brand, jam
terbang hingga testimoni pemakai lain. Itulah mengapa Perencanaan anggaran biaya produksi
sangat penting supaya dana yang ada bisa terealisasi dan digunakan sebaik mungkin. Beda harga
beda kualitas, beda merek beda ketahanan. Pertimbangan yang baik dan pencocokan terhadap
modal yang ada akan sangat bermanfaat dalam membelanjakan modal awal tersebut.

 Biaya Perawatan Peralatan Produksi

Mesin produksi adalah benda mati yang dirakit oleh manusia sehingga punya daya guna
dan manfaat. Ketika sebuah mesin jadi rusak atau mati, itu hal yang wajar. Maka dari itu, sebagai
pemilik wajib untuk memperhatikan kesehatan, peluang kerusakan dan perawatan pada mesin.
Biaya yang dikeluarkan untuk renovasi mesin pun jumlahnya beragam, umumnya
tergantung dari jenis kerusakan, begitu juga dengan perawatan.
Agar mampu melakukan penghematan, tips yang harus dilakukan adalah selalu
memantau keadaan mesin, kesehatan, tenaga, produktivitas dan gejala-gejala lainnya yang bisa
menimbulkan kerusakan.

 Biaya Penggantian Mesin Produksi


Ada beberapa tipe mesin produksi yang punya masa habis berlakunya. Saat hal ini terjadi
pada mesin kamu, mau tidak mau harus melakukan penggantian, alias membeli yang baru.
Tujuannya untuk mengembalikan keproduktivitasan yang mulai banyak berkurang. Mengatur
anggaran biaya pembelian alat produksi juga sangat penting. Karena jangan sampai alat produksi
yang baru malah punya kualitas lebih rendah dari sebelumnya.
Jika memang mau mengganti dengan brand sejenis, silahkan browsing terlebih dahulu
atau menanyakan langsung ke tempat pembelian awal, supaya tidak salah pilih dan menemukan
patokan harga yang sesuai pula.
3. Membuat Anggaran Biaya Pemasaran

Setelah biaya bahan baku dan alat produksi disesuaikan, maka yang ketiga adalah biaya
pemasaran. Proses penyusunan yang terakhir ini bisa dibilang yang terpanjang dan besar, karena
sifatnya berkelanjutan.

Memang tidak terlalu berbeda jauh, hanya saja Perencanaan Pemasaran ini melibatkan segala
pisi dalam upaya memperkenalkan produk ke masyarakat secara luas, apalagi jika usaha kamu
masih baru saja terbit, tentu belum ada yang tahu. Nah, disinilah proses pemasaran pertama kali
dilakukan.

Manfaat pemasaran yang paling utama adalah memperkenalkan produk ke pasar dan
mendapatkan pelanggan pertama serta konsumen setia.

Hal ini diraih tidak semudah itu, kamu harus mengorbankan waktu, tenaga dan biaya yang tidak
sedikit. Untuk itu, berikut perhitungan atau Cara membuat anggaran biaya pemasaran untuk
bidang usaha baru.

 Biaya Pemasaran Langsung

Sesuai dengan namanya, pemasaran langsung adalah suatu kegiatan mempromosikan produk
dengan cara turun langsung ke pasar yang sesuai dengan pangsa. Jenis promosi ini tentunya
memerlukan biaya langsung yang harus diperkirakan terlebih dahulu.

Contohnya adalah biaya sewa lokasi, produk percontohan dan gaji sales marketing. Jenis
promosi ini sering dilakukan perusahana startup dalam rangka memperkenalkan produk mereka
pertama kali, Sebab calon konsumen umumnya akan diberikan sampel produk untuk melakukan
uji coba secara tatap muka.

Yang harus kamu lakukan adalah mencari daerah yang strategis dengan lapak yang cocok dan
biaya murah, menemukan sales marketing handal dan menyediakan sampel produk yang baik
agar bisa menarik banyak konsumen.

Contoh Pemasaran langsung lainnya adalah Personal Selling, Direct Mail Marketing, Catalog
Marketing, Telemarketing, Online Marketing dan Kios Marketing.

 Membuat Anggaran Biaya pemasaran tidak langsung

Pengertian pemasaran tidak langsung adalah suatu kegiatan atau sistem promosi yang dilakukan
pihak perusahaan dengan melakukan promosi melalui bantuan media seperti iklan, humas dan
lainnya.
Jenis Pemasaran ini bisa saja memakan biaya yang lebih besar karena bersifat jangka tertentu
yang panjang. Misalkan beriklan Niaga yang memanfaatkan media radio dan televisi. Jangka
waktu minimal dan biaya yang ditentukan telah disepakati dari awal.

Begitu juga dengan mode pengiklanan lainnya seperti spanduk, iklan baris, humas, pengumuman
dan lainnya. Tujuan pemasaran tidak langsung adalah untuk menyentuh pemikiran calon
konsumen agar melakukan pembelian.

Nah, bagi kamu yang berminat melakukan pemasaran Tidak Langsung ini mungkin diharuskan
untuk merogoh kocek lebih dalam lagi, rencanakan anggaran biaya pemasaran sebaik mungkin
mulai sekarang.

Membuat Anggaran Biaya usaha ini sangat penting sekali, dianya menyangkut hampir
keseluruhan aspek dalam bisnis. Untuk itu, menyusun rencana anggaran pembiayaan ini harus
selalu diperhatikan.

PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIPAKAI DALAM

PRODUKSI

Dalam persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai

harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat

menimbulkan masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini

diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya:

a) metode identifikasi khusus

b) metode masuk pertama keluar pertama

c) metode masuk terakhir keluar pertama

d) metode rata-rata bergerak

e) metode biaya standar

f) metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai

dalam produksi yaitu metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik. Dalam
metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari

pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena

pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam
penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan
dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam
perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan

Contoh Soal 1

PT Mastah Bisnis dalam melakukan aktivitas produksinya membutuhkan 3 jenis bahan baku
yaitu X, Y, dan Z. Pada tanggal 5 Febuari 2021 melakukan pembelian bahan baku sebagai
berikut.

Nama Barang Unit Harga per Unit Jumlah

Bahan X 5.000 kg Rp.400 Rp.2.000.000

Bahan Y 2.000 kg Rp.750 Rp.1.500.000

Bahan Z 3.000 kg Rp.500 Rp.1.500.000

Total 10.000 kg Total Rp.5.000.000

Biaya angkut yang dibayarkan untuk mengangkut ke-3 jenis bahan baku tersebut adalah Rp.
375.000.

Dari data tersebut buatlah suatu alokasi biaya angkut pada setiap jenis bahan jika pembebanan
biaya angkut pembelian berdasarkan atas:

1. Perbandingan kuantitas
2. Perbandingan harga faktur

Jawab:

 Perbandingan kuantitas
Bahan X 5.000 / 10.000 x Rp.375.000 = Rp.187.500

Bahan Y 2.000 / 10.000 x Rp.375.000 = Rp.75.000

Bahan Z 3.000 / 10.000 x Rp.375.000 = Rp.112.500

 Perbandingan harga faktur

Bahan X Rp.2.000.000 / Rp.5.000.000 x Rp.375.000 = Rp.150.000

Bahan Y Rp.1.500.000 / Rp.5.000.000 x Rp.375.000 = Rp.112.500

Bahan Z Rp.1.500.000 / Rp.5.000.000 x Rp.375.000 = Rp.112.500

Contoh Soal 2

Biaya angkut yang diperkirakan akan ditanggung pada tahun 20×1 yaitu sebesar Rp.2.500.000,
dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 50.000 kg.

Tarif biaya angkut pada tahun 20×1 adalah sebesar Rp.50/kg. Berikut ini adalah jumlah bahan
baku yang dibeli dan juga alokasi biaya angkutan atas dasar tarif pada tahun 20×1.

Jawab:

Biaya Angkut Harga Pokok


yang Dibebankan Bahan Baku
Unit Harga Faktur atas Dasar Tarif
Nama
Barang
(A) X Rp.50 (B) + (C)

(A) (B) (C) (D)

Bahan X 25.000 kg Rp.5.000.000 Rp.1.250.000 Rp.6.250.000

Bahan Y 15.000 kg Rp.4.500.000 Rp.750.000 Rp.5.250.000


Bahan Z 10.000 kg Rp.4.000.000 Rp.500.000 Rp.4.500.000

Total 50.000 kg Rp.13.500.000 Rp.2.500.000 Rp.16.000.000

Apabila biaya angkut sesungguhnya yang dibayar pada tahun 20×1 adalah sebesar Rp.2.400.000,
maka jurnal yang bisa dibuat pada tahun 20×1 untuk mencatat bahan baku yang dibeli adalah
sebagai berikut.

 Jurnal pembelian bahan baku


Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f

    Persediaan bahan baku   13.500.000  

    Utang dagang     13.500.000

 Jurnal pembebanan biaya angkut atas dasar tarif

Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f

    Persediaan bahan baku   2.500.000  

    Biaya angkut     2.500.000

 Jurnal pencatatan biaya angkut yang sesungguhnya terjadi

Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f

    Biaya angkut   2.400.000  

    Kas     2.400.000
 Jurnal penutupan saldo akun biaya angkut ke akun harga pokok penjualan

Biaya Unit Organisasi dalam Perolehan Bahan Baku


Di awal penjelasan dalam artikel ini sudah dijelaskan bahwa harga pokok bahan baku itu terdiri dari
harga yang terdapat di dalam faktur ditambah dengan berbagai biaya pembelian dan biaya untuk
menyiapkan bahan baku.

Dalam melakukan pembelian bahan baku, unit organisasi yang berhubungan dalam kegiatan
pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian
akuntansi persediaan.

Sehingga, jika biaya pembelian akan diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, maka
setiap biaya yang ada pada setiap bagian tersebut harus diperhitungkan.

Berbagai biaya yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dari setiap bagian tersebut
sebagian besar belum bisa diperhitungkan ketika bahan baku yang dibeli diterima di gudang.

Oleh karena itu, akan muncul kesulitan dalam melakukan perhitungan biaya pembelian
sesungguhnya yang harus dibebankan pada harga pokok bahan baku yang dibeli.
Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka harus dibuat tarif pembebanan biaya
pembelian pada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli.

Apabila biaya pembelian dibebankan pada bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif, maka
perhitungan tarif biaya pembelian dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Jumlah biaya setiap bagian yang berhubungan dengan transaksi pembelian bahan baku
diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
2. Ditentukan dasar pembebanan biaya setiap bagian dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun
anggaran.
3. Ditentukan tarif pembebanan biaya setiap bagian dengan cara membagi biaya dari setiap bagian
dengan dasar pembebanan.

Dasar dan Tarif Biaya Pembelian Setiap Bagian

Berikut ini adalah dasar pembebanan biaya pembelian setiap bagian yang berhubungan dalam
pengadaan bahan baku.

Tarif Pembebanan Biaya


Bagian Dasar Pembebanan
Pembelian

Tarif per transaksi


Jumlah frekuensi
pembelian atau tarif
Pembelian pembelian atau volume
masing-masing jumlah
pembelian.
harga faktur pembelian.

Jumlah jenis bahan yang Tarif per jenis bahan


Penerimaan
diterima. yang diterima.

Tarif per jenis bahan; per


Jumlah jenis bahan,
meter kubik atau per
Gudang kuantitas, atau nilai
nilai rupiah bahan baku
rupiah.
yang disimpan di gudang.

Akuntansi Persediaan Jumlah frekuensi Tarif per transaksi


pembelian. pembelian.

Sumber: Mulyadi (2009:287)

Berbagai macam biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh setiap bagian yang berhubungan
dengan pengadaan bahan didebitkan dalam akun biaya setiap bagian yang dibebankan.
Jika terjadi selisih dalam setiap akun biaya masing-masing bagian yang dibebankan, maka
perlakuannya sama seperti selisih yang terdapat dalam akun biaya angkut.

Contoh Soal 3

Bagian produksi menyerahkan sebanyak 2.000 kg sisa bahan ke bagian gudang. Sisa bahan
tersebut diperkirakan bisa dijual dengan harga Rp.5.000/kg.

Sampai pada akhir periode akuntansi, sisa bahan tersebut sudah terjual sebanyak 1.250 kg
dengan harga Rp.6000/kg.

Lakukanlah semua penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut!

Jawab:

Metode I

Berikut ini merupakan jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang, apabila hasil penjualan sisa bahan sebagai pendapatan di luar usaha.

Tangga Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


l

    Persediaan sisa bahan   Rp.10.000.000  

           Hasil penjualan sisa bahan     Rp.10.000.000

(2.000 x Rp.5.000)

Dalam penjurnalan tersebut, akun yang berada di posisi kredit tergantung dari perlakuan
terhadap hasil penjualan sisa bahan.

Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan.

Tangga Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


l

    Kas / Piutang dagang   Rp.7.500.000  


           Persediaan sisa bahan     Rp.7.500.000

(1.250 x Rp.6.000)

Pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry). Hal tersebut
dikarenakan terdapat persediaan sisa bahan yang belum laku dijual yaitu sebanyak 750 kg.

Pada jurnal yang pertama sudah dicatat hasil penjualan sebesar 2.000 kg, namun pada nyata nya
yang sudah direalisasikan terjual baru 1.250 kg.

Sehingga hasil penjualan dari sisa bahan adalah sebesar Rp.10.000.000 harus dikurangi
Rp.3.750.000.

Rp.3750.000 ini berasal dari (750 x Rp.5.000) yaitu jumlah hasil penjualan yang belum
direalisasikan.

Jurnal penyesuaian (adjusting journal) yang dibuat pada akhir periode adalah sebagai berikut.

Tangga Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


l

    Hasil penjualan sisa bahan   3.750.000  

           Pendapatan yang belum direalisasikan     3.750.000

Pada akhir periode juga harus dibuat penyesuaian jika terjadi perbedaan antara harga jual sisa
bahan yang ditaksir dengan harga sesungguhnya.

Terdapat selisih dalam periode tersebut sebesar Rp.1.000/kg (Rp.6.000 – Rp.5.000) dan jumlah
sisa bahan yang terjual adalah 1.250 kg.

Sehingga selisih pada periode tersebut adalah Rp.1.250.000 (Rp.1.000 x 1.250 kg). Berikut ini
adalah jurnal penyesuaian karena adanya selisih harga jual.

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan sisa bahan   1.250.000  


           Hasil penjualan sisa bahan     1.250.000

Jurnal pencatatan persediaan, penjualan, dan penyesuaian sisa bahan pada akhir periode dapat
digambarkan sebagai berikut.

Metode II

Perbedaan antara metode I dengan metode II hanya pada jurnal yang dibuat ketika sisa bahan
diserahkan ke gudang dan penjualannya.

Berikut ini jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang.

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan sisa bahan   10.000.000  

           Penghasilan yang belum direalisasikan     10.000.000


(2.000 x Rp.5.000)

Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan.

Keterangan / Nama Akun Ref Debet Kredit (Rp)


Tanggal
(Rp)

    Kas / piutang dagang   7.500.000  

          Hasil penjualan sisa bahan     7.500.000

(1.250 x Rp.6.000)

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Penghasilan yang belum direalisasikan   6.250.000  

           Persediaan sisa bahan     6.250.000

(1.250 x Rp.5.000)

Contoh Soal 4

PT Mastah Bisnis memproduksi berdasarkan atas pesanan. Pada bulan Januari 20×9 perusahaan
menerima pesanan pembuatan produk A sebanyak 1.000 unit.

Karena pesanan tersebut adalah pesanan yang memerlukan ketepatan spesifikasi yang ditentukan
oleh pemesan, maka produk rusak yang terjadi akan dibebankan pada pesanan tersebut.

Untuk dapat memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 1.100 produk A,
dengan rincian biaya sebagai berikut.
Biaya bahan baku Rp.75.000

Biaya tenaga kerja langsung Rp.175.000

Biaya overhead pabrik 150% dari biaya tenaga kerja langsung

Ketika pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata ada 100 unit produk A yang rusak, yang
secara ekonomis tidak bisa diperbaiki.

Diperkirakan produk tersebut dapat dijual dengan harga Rp.350 per unit-nya. Buatlah jurnal yang
dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut!

Jawab

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam mengolah 1.100 unit produk A.

Tangga Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


l

    BDP – Bahan baku   75.000  

    BDP – Biaya tenaga kerja langsung   175.000  

    BDP – Biaya overhead pabrik   262.500  

           Persediaan bahan baku     75.000

           Gaji dan upah     175.000

           BOP yang dibebankan     262.500

150 % x Rp.175.000 = Rp.262.500


Andai saja 100 produk A tidak mengalami kerusakan, maka harga pokok dari produk A adalah
Rp.466 per unit (Rp.512.000 : 1.100 unit).

Karena terdapat 100 produk A yang rusak, maka harga pokok produk rusak dibebankan pada
produk yang tidak rusak.

Oleh karena itu produk A yang tidak rusak mempunyai harga pokok sebesar Rp.523 per unit
(Rp.512.500 : 1.000).

Apabila produk rusak tersebut masih bisa dijual dengan harga Rp.350 per unit, maka hasil
penjualan tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang dari biaya produksi yang sudah
dibebankan kepada produk yang tidak rusak.

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat nilai jual produk rusak dan pengurangan biaya produksi
pesanan.

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan produk rusak   35.000  

           BDP – biaya bahan baku     5.100

           BDP – biaya tenaga kerja langsung     11.925

          BDP – biaya overhead pabrik     17.925

Pembagian nilai jual produk rusak sebagai pengurang terhadap setiap akun barang dalam proses
didasarkan pada perbandingan setiap elemen biaya dalam harga pokok produk rusak, berikut
penjelasannya.

Jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan produk rusak   477.550  

           BDP – biaya bahan baku     69.900


           BDP – biaya tenaga kerja langsung     163.075

           BDP – biaya overhead pabrik     244.575

Karena produk rusak masih bisa dijual dengan harga Rp.35.000, maka biaya produksi berkurang

menjadi Rp.477.500 (Rp.512.500 – Rp.35.000).

Oleh karena itu harga pokok per unit produk A yang tidak rusak adalah Rp.478 (Rp.477.500 :
1.000).

Berikut ini adalah jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan produk rusak dan kerugian.

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan produk rusak   60.000  

    BOP sesungguhnya   37.800  

          BDP – BBB     12.900

          BDP – BTKL     32.700

          BDP – BOP     52.200

(300 x Rp.43) = Rp.12.900


(300 x Rp.109) = Rp.32.700
(300 x Rp.174) = Rp.52.200

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat produk jadi yang tidak rusak.

Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Persediaan produk jadi   672.000  

           BDP – BBB     86.000

           BDP – BTKL     218.000


           BDP – BOP     348.000

(2.000 x Rp.43) = Rp.86.000


(2.000 x Rp.109) = Rp.218.000
(2.000 x Rp.174) = Rp.348.000

Kesimpulan :
-Anggaran Bahan Baku adalah semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secaralebih terperinci tentang penggunaan baha baku untuk proses produksi selama periode yang
akan datang.
 - Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain, memperkirakan jumlah
kebutuhan bahan baku, memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan, sebagai
dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian
bahan  baku, sebagai dasar penyusunan biaya produksi, yakni memperkirakan komponen harga
pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi, sebagai dasar
melaksanakan fungsi  pengawasan bahan baku.
 - Jenis–jenis anggaran bahan baku ada empat yaitu anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran
pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran biaya bahan baku yang
habis digunakan dalam produksi

Saran : semoga dengan dibutnya buku ini kita dapat mempelajari dan menngkatkan banyak
tentang anggaran penjualan.akhir kata saya ucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya kepada
para pembaca, semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai