A. Bahanbaku
1. PengerianBahan Baku
Anggaran Bahan Baku adalahpenganggaran yang memuat
perinciantentangbanyaknyabahanbakudiproses pada kegiatanpemroduksian.
Bahanbakudalampemrosesanproduksiterdiridariduamacam, yaknibahanlangsung
dan bahantidaklangsung. Bahanlangsungadalahbahan yang
secaralangsungberkaitandenganpemroduksian dan terkaiteratterhadap output yang
dikeluarkan. Sebaliknya, bahantidaklangsungmerupakanbahantidakterkaiteratterhadap
output yang dikeluarkan.
Penganggaraninimencakupsemuaanggaran yang
berhubungandenganperencanaanmemuatlebihterperincimengenaipenggunaanbahanbakuu
ntuk proses produksiselamaperiode yang akandatang. Anggaranbahanbakumeliputi :
Penganggarandibuatdenganmenghitungbanyaknyabahanbakuakandipakaibagike
giatanproduksi di tahun – tahunberikutnya. Bahan yang
dibutuhkandirangkumsesuaigolongannya, berdasarkanjenis output dikeluarkan, juga
berdasarkandepartemen – departemen yang ada di korporasi yang
memakaibahanbakutersebut. Sesuaipenjelasansebelumnya, golongan –
golonganbahanbakudapatdikelompokkansebagaibahanlangsung dan taklangsung.
Sebagaiperencanaanbanyaknya unit yang
akanterpakaiperlumembuatpenganggaranbahanbakuagar mengetahui unit yang bahan
yang dibutuhkan, meliputihal – halsepertidibawahini :
b. Pembelianbahanbaku
Anggaraninidisusunsebagaiperencanaanjumlahbahanmentah yang harusdibeli
pada periodemendatang. Bahanmentah yang
harusdibelidiperhitungkandenganmempertimbangkanfaktor-faktor dan
persediaanbahanmentah.
Anggaranpembelianbahanmentahberisirencanakuantitasbahanmentah yang harusdibeli
oleh perusahaandalamperiodewktumendatang. Iniharusdilakukansecarahati-
hatiterutamadalamhaljumlah dan waktupembelian. Apabilajumlahbahanmentah yang
dibeliterlalubesarakanmengakibatkanberbagairesikoseperti: bertumpuk banyak bahan
baku yang disimpan, kemungkinan menyebabkan penurunan mutu, waktu
“menunggu” terlalu lama, atau beban penyimpananmakinmeninggi.
Bilamanapembelianbahanbakukekecilan, bisamenimbulkanresikosepertitertunda dan
tidaklancarnyapemroduksiandisebabkankosongnyabahanbaku,
sertamunculnyapengeluaran –
pengeluaranlainnyamenelusuribahanbakuuntukmenggantikanbarang yang kosong.
Umpamanya:
1) Biaya-biayapersiapanpemesanan;
2) Biayaadministrasi;
3) Biayapengirimanpesanan;
4) Biayamencocokanpesanan yang masuk;
5) Beban menyiapkanpembayaran
b. Biayasimpanbarangyaitupengeluaran –
pengeluarankarenaadanyaaktifitaskorporasimenyimpanbarang di suatutempat.
Pengeluaraniniberfluktuasitergantungbanyaknya unit barangtersimpan.
Biayasimpanbarangberbandinglurusterhadapbanyaknya unit disimpan. Artinya,
makinbanyak unit disimpan, mengakibatkanbiayasimpanbarangsemakintinggi.
Umpamanya;
1) Beban perawatan
2) Beban asuransi;
3) Ongkosmemperbaikibarang yang rusak
c. Penganggaranpersediaanbahanbaku
Jumlahbahanmentah yang
harusdibelitidakharussamadenganjumlahbahanmentah yang dibutuhkan,
karenaadanyafaktorpersediaan. Anggaraninimerupakansuatuperencenaan yang
terperinciataskuatintasbahanmentah yang disimpansebagaipersediaan.
DalampenyusunanAnggaranKebutuhanBahanMentah dan
AnggaranPembelianBahanMentahdimuka, tampakbahwamasalahnilaipersediaanawal
dan persediaanakhirbahanmentahselaludiperhitungkan.
Setiapperusahaandapatmempunyaikebijaksanaandalammenilai pada persediaan yang
berbeda. Tetapi pada
dasarnyakebijaksanaantentangpenilaianpersediaandapatdikelompokkanmenjadi:
Korporasimembuatpenganggaranbahanbakuuntukmengawasijumlahstokbahanba
kudigudangsebabbilamanaluputdaripengawasanbisamerugikankepentingankorporasi.
BerlandaskanpenganggaranPersediaanBahan Baku, akanterlihatpemakaianbahanbaku
dan
sisabahanbakudalampenyimpananseseuaidengankebijakanawalatauterjadipenyelewen
gan.
Banyaknyabahanbakudisediakan agar
memperlancarpemroduksianbergantungterhadapberbagaifaktor, antaralain :
1) Banyaknyapemroduksiankurunwaktutertentu (initercantum di
AnggaranProduksi).
6) Durasibahanbakumenjadikadaluarsa.
d. Anggaranbahanbakutelahterpakaidalampemrosesan.
3. PertimbanganPembelianBahan Baku
Dalampembelianbahanbakuperlumempertimbangkanhal-halberikut:
1. Jenisbahanbaku yang digunakandalam proses produksi.
2. Jumalah yang harusdibeli.
3. Harga per-satuanbahanbaku.
4. Anggaranbahanbakumempunyai 3 kegunaanpokokyaitu :
a. Sebagaipedomankerja.
b. Sebagaialatuntukmenciptakankoordinasikerja.
c. Sebagaialatuntukmelakukanpengawasankerja.
5. KomponenAnggaranBahan Baku.
Anggaranbahanmentahterdiridari 4 komponen :
Anggarankebutuhanbahanbaku (direct materials used budget).
Anggaranpembelianbahanbaku (direct materials purchases budget).
Anggaranpersediaanbahanbaku (cost of direct materials budget).
Anggaranbiayabahanbaku yang habisdigunakandalamproduksi.
6. TujuanPenyusunanAnggranBahan Baku
1. Estimasikebutuhan
2. Estimasibarang yang dibeli
3. Pedomankeperluanpembiayaan
4. Dasar penentuan item hargapokokproduk
5. Pengawasanbahanbaku yang dipakai
7. Unsur-UnsurPenganggranBahan Baku
a. PenganggaranBahan Baku yang diperlukan
b. Penganggarandibuatuntukmerencanakanbanyaknyabahanbakudipakaibagikepentin
ganpemroduksian di tahunberikutnya.
c. PenganggaranBahan Baku yang dibeli
d. Penganggaraninidibuatuntukmerencanakanbanyaknyabahanbaku yang
mestidiperoleh di tahunberikutnya.
Permasalahanpentinglainnya yang
perludiwaspadaiketikamembuatanggaranpembelianbahanbakuadalah unit
permintaanekonomis(economical order quantity/ EOQ), yang memperhatikan 2
macampengeluaran – pengeluaranbersifatvariabel, yakni :
a. Biayapermintaan(ordering cost)
seringberfluktuasiberdasarkanfrekwensipermintaanbarang.
b. Biayasimpan (carrying cost) seringberfluktuasiberdasarkanbanyaknyabahan
material yang ditaruh di gudang.
EOQ =
dalamhalini:
R = pembelianbahanbakudalamkurunwaktutertentu
S = BiayaPesan
C = Biayasimpan
Pengeluaran – pengeluaran yang
mestidikeluarkandisebabkantelatnyabahanbakudikenaldengansebutan stock out
cost (SOC), sebaliknyabahanbaku yang tibaterlalucepatmemunculkanbiaya yang
dikenaldengansebutan extra carryng out cost (ECC). Karenanya,
ketikamenetapkandurasipemesananbahanbakupentingdirencanakanfaktor lead time,
yakniperiodedurasimulaimembuaatpesananhinggasaattibanyabahanbakusertakesiap
andigunakandalampemroduksian. Denganmemperhitungkanadanyafaktor lead
time, bisaditetapkan pula reorder point
yaituwaktudimanamestidiadakanpemesananlagi.
Contoh:
ApabilaKorporasimembutuhkanbahanbakusepanjang 1 tahunberjumlah 6.000
satuanbernilai Rp 4.000,-tiapsatuan. Biayapesantiapmelakukanpemesanansejumlah
Rp.5.000,- dan ongkospenyimpanan Rp 60,- tiap unit. Lead time dibutuhkanselama
9 hari( 1tahun = 360 hari ) dan persediaan minimum sejumlah 200 unit.
Dari contohsoaldiatasdapatdihitung :
=
EOQ = = 1.000 unit
Reorder point :
a. Pemakaianselamalead-time
Penganggaranbahanbakumeliputiempatitem :
a. Anggaranbahanbaku yang digunakan.
b. Anggaranbahanbaku yang dibeli
c. Anggaranpersediaanbahanbaku.
d. Anggaranbahanbaku yang habisterpakaipemroduksian.
9. AturanAnggaranBahan Baku
a. Aturan FIFO (First In First Out).
Aturan LIFO
yaknibarangterakhirmasukketempatpenyimpananmalahdigunakansebagaipenentuharg
abahanbakuterpakaidalampemroduksian, walaupun unit yang
dipakaidiatursesuaiwaktupembeliannya.
c. Stok Minimum
Persoalaninimestidijalankanpenuhkehati – hatianmengingat :
a. Banyaknyabarang yang dibeli
b. Tempo barang yang dibeli
Di kesempatanberbeda,
penganggaranbahanbakuberperansebagaialatmenghubungkankebutuhanbahanbakuterhad
appemakaiannya dan stok minimum. Keterikatanke 3
faktorinimutlakpentingdiawasisehinggamemperlancar proses pemroduksian yang
sedangberlangsung. Selainke 2 perandiatas, menentukananggaranbahanbakuberperan
juga untukperangkatpengawasan.
Melengkapiperanmengawasidibuatlahlaporanpelaksana,
menunjukkankomporasiantaraperencanaandenganaktualisasibahanbaku yangdibeli dan
terpakai.
e. Tersajinyabahanbaku di pasaran.
Contohnya, bahanbakubelumtentutersaji di pasaran pada
sepanjangtahunmakaakanmendorongperusahaanuntuksegeramelakukanpembelianbaha
nbakudalamjumlahbanyak, selagimasihbanyaktersedia di pasar.
Begitu pun dengansebaliknya.
g. Aturankorporasiterhadappersediaanbahanbaku. Aturantersebutberdasarkanbahanbaku
yang diperolehnantinyadipakaimemenuhikebutuhan proses produksi dan
untukcadanganpersediaan yang disimpandalamgudang.
Misalkanperusahaanmenetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyakmakaakanmendorongmelakukanpembeliandalamjumlah yang banyakpula.
Sebaliknyabilapersediaanbahanbakudalamjumlahyang
sedikitmakaakanmendorongmelakukanpembeliandalamjumlah yang sedikit.
7. Lamanyatenggangwaktuantarabahanmenahdipesan (dibeli)
denganbahanbakutersebutbenar-benartelahdikirim dan tiba di gudangperusahaan (lead
time). Bilatenggangwaktunya lama, makaditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah
yangbanyak. Sebaliknyatenggangwaktunyasingkat,
makaakanditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlahsedikit.
Misalkanbiayasimpanmurah.
makaakanmemungkinkanpenetapankebijakanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak. Sebaliknyabilabiayasimpan mahal,
makapersediaanbahanbakuditetapkandalamjumlahsedikit.
e. Kerugianmenyimpanbahanbaku,
Yaknipengeluaran – pengeluaran yang menjadibebankorporasisebabterlalu lama
menahanbahanbakudalamgudang yang mengakibatkancacat, mutumenurun,
kadaluarsa dan lain sebagainya.
f. Tingkat perputaranbahanbaku pada periode – periodelampau.
Misalnya: di waktu-waktu yang lalutingkatperputaranpersediaanbahanbakurendah,
makaakanmendorongpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang banyak.
Sebaliknya, bilamanatingkatperputaranpersediaanbahanbakutinggi,
makaakanmendorongpenetapanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang sedikit.
g. Durasiantarapemesanan, pembelian, dan benar-benartelahdikirim dan tiba di
gudangperusahaan (lead time).
Bilatenggangwaktunya lama, makaditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlah yang
banyak. Sebaliknyatenggangwaktunyasingkat,
makaakanditetapkanpersediaanbahanbakudalamjumlahsedikit.
16. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku
Perencanaanpenggunaanbahanbakudenganmenggunakan dan
menghitungAnggaranpemakaianbahanbakudinyatakandalamsatuan meter.
Kegunaanmenyusunanggaraniniyaitumenghitunghargapokokproduk dan
mengawasipenggungaanbahanbaku.
Misalnya
Di bawahinidiberikanketerangan PT SEJAHTERA
a. Pekerjaanpenjualan
Jenis SUR
Bahan Satuan Barang Barang Y Barang Z
Baku X
1 Unit 2 3 4
2 Kg 3 - 3
3 Unit 1 4 2
d. Perkiraanhargabahanbakuadalah:
PT. SEJAHTERA
AnggaranProduksi (unit)
PT. SEJAHTERA
AnggaranKebutuhanBahan Baku
PT. SEJAHTERA
AnggaranPembelianBahan Baku
PT. SEJAHTERA
AnggaranBiayaBahan Baku yang HabisDigunakan
Baran Baran Baran
g g g
K’butu Harg Jumlah K’butu Harg Jumlah K’butu Harga Jumlah
h a h a h
26.000 Rp80 Rp20.800.0 96.000 Rp80 Rp76.800.0 92.000 Rp80 Rp73.600.0
0 00 0 00 0 00
39.000 Rp50 Rp19.500.0 - - - 69.000 Rp50 Rp34.500.0
0 00 0 00
13.000 Rp75 Rp9.750.00 128.00 Rp75 Rp96.000.0 46.000 Rp75 Rp34.500.0
0 0 0 0 00 0 00
B. AnggaranBiayaBahan Baku
1. PengertianAnggaranBiayaBahan Baku
Dalampengendalianbahanbaku, salah satucara yang dapatdilakukan oleh
perusahaanadalahdenganmembuatanggaranpembelianbahanbaku.
Bahanbakudapatdianggarkandalamsatuan unit.
Anggaranpembelianbahanbakuberisirencanakuantitasbahanbaku yang harusdibeli
oleh perusahaandalamperiodewaktumendatang. Iniharusdilakukansecarahati-
hatiterutamadalamhaljumlah dan waktupembelian.
Penetapananggaranbiayabahanbaku, ditentukan oleh
kebutuhanbahanbakudarisetiap unit produk yang dihasilkanperusahaan,
dikalikandengan volume produksi, shinggaditemukan volume total
bahanbakuuntukperiodetersebut. Kebutuhna total
bahanbakuuntukproduksitersebutditambahdenganpersediaanakhir dan
dikurangidenganpersediaanawalperiodeakandiperoleh volume bahanbaku yang
direncanakanuntukdibeli. volume bahanbaku yang
direncanakanuntukdibelidikalikandenganhargabahanbaku per
unitnyamakaakandiperolehnilaipembelianbahanbaku yang direncanakan.
Biayabahanbakuadalahpengeluaranperusahaanuntukmemenuhisemuabahanbaku,
baikbahanmentahatausetengahjadi. Bukanhanyaitu, biayauntukongkosangkut,
ongkoskirim, dan penyimpananbahanbaku juga termasukdalambiayabahanbaku.
Bahanbakusendiriadalahsemua material dan bahan-bahanuntuk proses pengelolaan
dan produksiuntukmenghasilkanbarangjadi.
Sebuahperusahaanbisamendapatbahanbakudaripengelolaansendiri,
pembelianlokal/import, vendor, supplier, distributor yang
biasanyadibelidalamjumlahbanyakuntukmendapathargalebihrendah.
2. Tujuanpenyusunananggaranbiayabahanbaku
Membantumanajemendalammengambilkebijakan yang berkaitandengan :
1. Perkiraanjumlahkebutuhanbahanbaku
2. Perkiraanjumlahpembelianbahanbaku
3. Dasar perkiraankebutuhan dana dalambahanbaku
4.Dasar penentuankomponenhargapokokprodukkarenapemakaianbahanbakuuntuk
proses produksi
5. Dasar pengendalianbiayabahanbaku.
3. Elemenanggaranbiayabahanbaku
1.Anggaran kebutuhan bahan baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah
bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada
periodemen dating Anggaran ini harus merinci :
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Standar kebutuhan bahan baku(standard usage rate)
d. Waktu penggunaanbahanbaku
e. Jumlah masing-masing jenisbarangjadi
4. AnggaranBiayaBahan Baku Yang HabisDigunakan
Tidaksemua bahan bayang tersediahabisdigunakanuntukproduksi,
halinidisebabkankarena :
- perluadanyapersediaanakhir
- perluadanyapersediaan minimal yang wajibdipertahankan agar proses
produksitetapberlangsung.
Bahanbaku yang
telahhabisdigunakandalamproduksidituangkandalamanggaranbiayabahanmentah
yang habisdigunakan. Manfaatdibuatnyaanggaraniniadalah :
- untukkeperluanproductcostingyaituperhitunganhargapokokbarang yang
dihasilkanperusahaan
- untukkeperluanpengawasanpenggunaanbahanbaku
5. JenisBiayaBahan Baku
Terdapatduajenispengeluaranbahanbaku, yaitu:
1. Biaya Material Langsung (Direct Material)
Bahan baku utama yang berperan langsung untuk diolah dan diproduksi untuk
menghasilkan barang jadi yang menjadi aktivitas penjualan suatu bisnis.
Misalnya sebuah kedai kopi, maka yang termasuk biaya material langsung adalah
semua bahan baku utama seperti kopi jadi, biji kopi, air, gula, biaya untuk
membuat kue, dan semua biaya bahan baku untuk menu lainnya.
2. Bahan Material TidakLangsung (Indirect Material)
Biaya pendamping yang berperan dalam suatu proses produksi namun secara
tidak langsung. Bahan pendamping ini tidak terlihat di barang jadi.
6. MetodePencatatanBiayaBahan Baku
1. MetodeIdentifikasiKhusus
Setiap bahan baku yang dibeli memiliki harga pokok berbeda, itu semua harus
ditandai secara khusus. Harga barang baku yang sudah ada di gudang dan harga
barang baku yang baru dibeli dengan harga per satuan memiliki harga pokok
berbeda, penyimpanannya harus dipisahkan dan diberi tanda pada harga berapa
bahan baku tersebut dibeli. Setiap jenis bahan baku sudah punya label identitas
harga pokok yang jelas per satuannya.
2. Metode Masuk PertamaKeluarPertama
First in First Out (FIFO) adalahmetodeuntukmenentukanbiaya material
dengancaramenghitunghargapokok per satuanbahanbaku yang
pertamamasukkegudang, itumenentukanhargabahanbaku yang pertama kali dipakai.
3. Metode Masuk TerakhirKeluarPertama
Last in First Out (LIFO)
ataumasukterakhirkeluarpertamaadalahmetodeuntukmenentukanhargapokokdaribahan
baku yang terakhirmasukkegudang.
Harga pokok per satuanbahanbaku yang terakhirmasukdalampersediaangudang,
itumenentukanhargapokokbahanbaku yang pertama kali dipakaidalamproduksi.
Diketahuibiayaoperasionalproduksidalamsebulanuntukusaha F&B
diantaranyaadalah:
Biayabelanjabahanbakuawal: Rp 12 juta.
Stok (Biaya) awaluntukbahanbakuproduksi: Rp 10 juta.
Stok (Biaya) produksiapdijual: Rp 3 juta.
Biayagajitenagakerja: Rp 5 juta.
OngkosKirim: Rp 300 ribu.
Biayapemeliharaanalatproduksi: Rp 2 juta.
Biayabarangsisaproduksi: Rp 500 ribu.
Surplus biayabelanjauntukstokbahanbaku: Rp 8 juta.
Biaya overhead (pajak, sewalahan, keamanan, dll): Rp 2 juta.
Dari rincian biaya tersebut, kamudapatmenjabarkandalamempattahapan, antara lain:
Tahapan 1
Menghitungbahanbaku yang dipakaidalamsatusikluswaktu
(bulanan/mingguan/harian).
Rumusnya adalah:
Bahan baku dipakai = saldo awal dari bahan baku + (surplus
biayabelanjauntukstokbahanbaku+ongkoskirim) – biayabarangsisaproduk
Tahapan 2
Menghitungbiayaproduksidalamsatusikluswaktu (bulanan/mingguan/harian).
Rumusnyaadalah:
Biayaproduksi= bahanbakudipakai + biayagajitenagakerja + biaya overhead
usaha
Rumusnyaadalah:
Harga pokokproduksi= Total biayaproduksi+ saldobelanjabahanbaku –
saldosisa di akhir (kembalian)
Harga pokokproduksi= Rp24,8 juta + Rp20 juta – (Rp20 juta – Rp17,8 juta) =
Rp42,6 juta.
Tahapan 4
Menghitunghargapokokpenjualandalamsatusikluswaktu (bulanan/mingguan/harian).
Rumusnyaadalah:
Harga pokokpenjualan = Harga pokokproduksi + persediaanbarangstokawal –
persediaanakhirbarang (siapdijual)
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari
pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Di dalam memperoleh bahan
baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku
saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya
perolehan lain.
* Sistem Pembelian
* Biaya yang Diperhitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur
pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum
dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk
diolah.
2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur BOP
Apabila biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku
yang dibeli dapat didasarkan pada :
c) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
9. Biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP
Dengan cara ini, biaya angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok
bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur BOP. Pada awal tahun
anggaran, jumlah biaya angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir.
Jumlah taksiran biaya angkutan ini diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam
penentuan tarif BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian
dicatat dalam sebelah debit rekening BOP sesungguhnya.
10. Biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku
Dalam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam pembelian bahan
baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian
akuntansi persediaan. Oleh karena itu, apabila biaya pembelian akan diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku, maka biaya-biaya bagian pembelian, gudang, dan
Akuntansi persediaan harus diperhitungkan.
11. Jika biaya pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar
tarif, maka perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :
o Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku
tersebut diperkirakan selama satu tahun anggaran
o Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran
o Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi
biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.
12. Unsur biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang
diimpor
Apabila bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan apabila
bahan baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam perdagangan luar negeri, harga
barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan mempengaruhi biaya-
biaya yang menjadi tanggungan pembeli. Bahan baku dapat diimpor dengan syarat
harga free alongside ship (FAS), free on board (FOB).
13. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi
Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga
beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain.
Oleh karena itu, persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok
per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan
masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode penentuan harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi antara lain :
6. Metode rata – rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses produksi disebut sisa bahan.
Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Jika harga jual sisa bahan rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan
harganya sampai saat penjualannya. Tetapi jika harga jual bahan sisa tinggi, perlu
dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut dalam kartu persediaan pada saat
sisa bahan diserahkan oleh Bagian Produksi ke Bagian Gudang.
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang
baik.
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk
memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi
menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah
bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk mengerjakan kembali produk
cacat tersebut.
Merupakan perkiraan tentang jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk proses produksi pada periode yang akan datang.
• Biaya-biaya persediaan
• Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan faktor penentu dalam menentukan berapa besar persediaan bahan baku
yang akan mendapatkan dana dari perusahaan.
• Pemakaian sesungguhnya
Merupakan pemakaian bahan baku yang sesungguhnya dari periode lalu dan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
• Waktu tunggu
Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan baku
pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan atau pun kekurangan
persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Fungsi yang Terkait dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku adalah:
• Fungsi Gudang
• Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu,
dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
• Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan
utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi
pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam
register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti
kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang
sebagai buku pembantu utang.
1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan
bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah
yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam
proses produksi.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan
mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan
untuk proses produksi. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran
kebutuhan bahan mentah
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghitung harga pokok penjualan pada
perusahaan manufaktur
Perusahaan manufaktur memproduksi sendiri barang dagangannya, maka persediaan bahan baku
sangat diperlukan. Bahan baku ini dijadikan sebagai modal utama untuk menghitung harga
pokok penjualan pertama kalinya.
Perusahaan harus menentukan dan menghitung berapa banyak bahan baku yang akan digunakan
untuk memproduksi suatu barang.
Untuk menentukannya dapat dilihat dari berapa banyak bahan baku yang masih tersisa di akhir
periode setelah saldo awal periode ditambah dengan pembelian yang ada selama periode tersebut
berlangsung.
Berikut adalah rumus cara menghitung semua bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2. Menghitung Biaya Produksi.
Selain bahan baku utama, ada biaya lain yang berpengaruh terhadap proses produksi barang dari
bahan mentah hingga menjadi barang jadi. Biaya tersebut antara lain.
Total biaya produksi atau disebut juga harga pokok produksi dapat diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan saat barang sudah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan
untuk produksi barang tersebut. Cara menentukan total biaya produksi :
Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok penjualan
atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai berikut.
Caranya:
1. Membuat format pemakaian bahan baku
2. Memasukkan data tentang jumlah barang jadi serta standar
kebutuhan bahan baku kain dan kapas
3. Menghitung jumlah kebutuhan bahan baku setiap 1 boneka.
Jumlah kebutuhan bahan baku kain
= 16.800 unit x 0,5 m
= 8.400 m
Jumlah kebuthan bahan baku kapas
= 16.800 x 1 Kg
= 16.800 Kg
4. Memasukkan informasi tentang harga bahan baku perunit untuk setiap bahan baku.
4. Total biaya bahan baku diperoleh dengan mengalikan jumlah kebuthan bahan
baku untuk produksi dengan harga bahan bakunya.
Terdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam
kaitannya dengan penentuan biaya bahan yang digunakan, yaitu:
1. Metode identifikasi khusus : biaya yang digunakan diidentifikasi sesuai dengan harga
perolehannya pada saat dibeli.
2. Metode rata-rata : biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan harga
perolehan rata-rata bahan tersebut.
3. Metode MPKP : biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga
perolehan bahan yang lebih dahulu dibeli.
4. Metode MTKP : biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal dari harga
perolehan bahan yang lebih terakhir dibeli.
22. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Laba Kotor
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, serta tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih maju. Agar tujuan
tersebut tercapai, maka seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan seperti kegiatan produksi,
pemasaran, pembelanjaan, dan personalia terlebih dahulu harus direncanakan, dikoordinir serta
diawasi dalam pelaksanaannya. Karena pada dasarnya, kegagalan dalam salah satu akan
berakibat buruk pada kegiatan-kegiatan lainnya.
Bahan baku merupakan salah satu proses yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
produksi di dalam suatu usaha. Apabila di dalam proses produksi tersebut mengalami hambatan,
maka proses produksi yang dilakukan akan mengalami keterlambatan dan hasil yang di capai
pun kurang maksimal, hal ini tentu akan berdampak pada kegiatan pemasaran. Keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan pun juga kurang maksimal. Oleh karenanya, faktor bahan baku harus
di perhatikan secara serius.
perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyaknya, tapi harus disesuaikan dengan
waktu produksi, jumlah permintaan dan fluktuasi pasar yang terjadi pada saat pengambilan
keputusan persediaan.
Ilustrasi:
PT. Cygnus, sebuah perusahaan meja pada akhir 2009 perusahaan ini merencanakan
memproduksi tiga jenis tipe meja untuk tahun 2010 yaitu:
Meja A =10.000 unit,
Meja B =10.000 unit, dan
Meja C = 10.000 unit
Setiap unit meja A membutuhkan : 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias
Untuk meja B membutuhkan : 3 m kayu, 3 m melamin, 3 m pipa hias
Untuk meja C membutuhkan : 3 m kayu, 2 m melamin, 1,5 m pipa hias.
Untuk memproduksi setiap unit meja A dibutuhkan 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias.
Kaena meja A diproduksi sebanyak 10.000 unit, maka meja A memerlukan 20.000 m kayu,
1.500 m melamin dan 10.000 m pipa hias.
Metode yang sama digunakan untuk menghitung kebutuhan kayu, melamin dan pipa hias produk
meja B dan C.
Total kebutuhan kayu untuk meja A, B, dan C sebanyak 80.000 meter, yang merupakan
penjumlahan dari kebutuhan kayu untuk meja A, B dan C (20.000 + 30.000 + 30.000). karena
harga beli kayu adalah sebesar Rp. 15.000 maka Rp. 15.000 x 80.000 unit = Rp. 1.200.000.000.
Untuk melamin dan pipa hias produk B dan C gunakan perhitungan yang sama. Sehingga
gabungan biaya bahan baku per jenis bahan tersebut menghasilkan biaya bahan baku total
sebanyak Rp. 3.160.000.000
Sedangkan untuk Anggaran biaya bahan baku per unit produk adalah
Produk Bahan baku Kebutuhan Harga beli Biaya Biaya bahan
Bahan per unit per unit perjenis per unit
produk bahan bahan produk
A Kayu 2 15.000 30.000 72.000
Melamin 1,5 20.000 30.000
Pipa Hias 1 12.000 12.000
B Kayu 3 15.000 45.000 141.000
Melamin 3 20.000 60.000
Pipa Hias 3 12.000 36.000
C Kayu 3 15.000 45.000 103.000
Melamin 2 20.000 40.000
Pipa Hias 1,5 12.000 18.000
Dalam menyusun anggaan komprehensif, anggaran biaya bahan baku tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi masih dihubungkan dengan besarnya persediaan bahan baku pada awal dan
akhir yang besangkutan, sehingga muncullah anggaran pembelian bahan baku, yang
memperhitungkan faktor persediaan bahan baku pada awal dan akhir periode tersebut.
Dari tabel biaya bahan baku sebelumnya diketahui bahwa perusahaan memerlukan kayu
sebanyak 80.000 m untuk kebutuhan produksi satu tahun. Perusahaan menghendaki jumlah
persediaan pada akhir tahun sebanyak 10% dari kebutuhan tersebut per bahannya. Maka,
sebanyak (10% x 80.000) 8.000 meter disediakan untuk persediaan kayu pada akhir tahun 2010.
Sedangkan pada awal tahun perusahaan memiliki persediaan kayu sebanyak 700 m berarti
perusahaan harus membeli kayu sebanyak 87.300 m (volume pembelian = 80.000 + 8.000 – 700)
dan dikalikan dengan harga beli kayu per meter Rp. 15.000, maka nilai pembelian kayu pada
tahun 2010 adalah Rp. 1.309.500.000.
Untuk bahan baku melamin dan pipa hias gunakan perhitungan yang sama sehingga total
pembelian bahan baku pada tahun 2010 adalah sebebsar Rp. 3.435.900.000.
Anggaran sebesar Rp. 3.435.900.000 tersebut adalah untuk satu tahun. Jika perusahaan
mengalokasikan dari total volume produksi yang direncanakan tersebut yaitu 15% untuk bulab
Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari, September dan November. Dan 5%
untuk bulan-bulan sisanya. Sedangkan persediaan akhir bulan dialokasikan 10% dari kebutuhan
produksi bulanannya kecuali untuk akhir desember yaitu sebesar 8.000 untuk kayu, 6.500 m
untuk melamin dan 5.500 m untuk pipa hias. Maka hasilnya
Selain modal awal dan jenis output yang akan diproduksi, Bahan baru adalah aspek
selanjutnya. Ketersediaan bahan baku memerlukan pengeluaran yang cukup besar, apalagi jika
kamu membutuhkannya dalam skala besar.
Hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan pembelian terhadap bahan baku yang
sudah dipesan:
Dengan begitu, perhitungkan kembali jika jumlah yang ada di tempat kamu membeli akan selalu
tersedia atau tidak, supaya bisa mencari tempat lain yang menyediakan bahan yang sama untuk
jaga-jaga.
Beda tempat tentunnya beda pula harganya. Walaupun tidak begitu jauh, namun jumlah yang
kamu butuhkan bisa jadi penentu dari harga keseluruhan, karena pada umumnya pembelian
dalam jumlah besar akan mempengaruhi harga.
Maka dari itu tentukan sekarang, agar kamu bisa membuat anggaran biaya bahan baku tersebut.
Jika beda tempat beda harga, maka kualitas begitu juga. Di tempat A kualitas tinggi harganya
mahal, sedangkan di B harga murah namun kualitas juga diragukan. Perbandingan-perbandingan
yang ada akan jadi patokan utama.
Selain itu, keadaan bahan baku akan jadi penentu pertama terhadap kualitas barang yang
dihasilkan. Tugas kamu adalah mencari bahan baku yang bagus dan menyesuaikannya dengan
keadaan keuangan yang tersedia sekarang.
Tidak perlu memaksakan diri untuk membeli bahan dengan kualitas paling bagus, karena
harganya sudah pasti mahal. Asalkan tidak terlalu buruk alias kategori standar dan tidak
mencemari brand usaha kamu kedepannya, itu saja sudah cukup.
Setelah transaksi pembelian selesai, maka sekarang saatnya memindahkan bahan tersebut ke
tempat usaha kamu. Biaya yang terkandung didasarkan dari jenis, berat dan ukuran bahan baku.
Jika spesifikasi barang dirasa bisa dibawa tanpa bantuan penyewaan transportasi, maka biayanya
bisa saja minim, begitu juga sebaliknya. Kecuali kamu memang punya Angkutan yang bisa
digunakan untuk mengangkut barang, maka dana yang diperlukan akan lebih kecil lagi.
Maka dari itu, membuat penyusunan anggaran biaya transportasi tidak bisa dianggap sepele,
setiap pertimbangan akan punya dampak bagi ketersediaan dana, baik dampak kecil maupun
besar.
Bahan baku yang baru saja dibeli biasanya tidak langsung diproduksi, ada tenggang waktu yang
terjadi walaupun tidak terlalu lama namun bahan tersebut tetap harus dirawat dan diselamatkan,
supaya kualitasnya selalu terjaga dan aman.
Contoh Penyusunan Anggaran Bahan Baku
PT ABADI merencanakan menyusun anggaran bahan baku untuk tahun 2016, berikut data yang
berhasil dikumpulkan:
a. Rencana produksi produk X semester pertama tahun 2016: Bulan Produksi (unit)
Anggaran sediaan bahan baku = kuantitas bahan baku tersisa x harga hhgjHaaHargaHarga
Januari 18.000 Februari 20.000 Maret 25.000 April 33.000 Mei 35.000 Juni 36.000
b. Standar pemakaian bahan baku untuk memproduksi satu unit produk X tersebut sebanyak 3kg
bahan baku A.
Perkiraan harga beli Bahan Baku A dan persediaan akhir bahan baku A adalah sbb : Bulan
Harga Beli (Rp/kg) Persediaan Akhir (kg) Januari 500 10.000 Februari 600 15.000 Maret 550
13.000 April 500 14.000 Mei 600 12.000 Juni 650 15.000
d. Pada akhir tahun 2015 terdapat bahan baku A sebanyak 12.000 kg @Rp400,-. e. Manajemen
mencatat persediaan secara perpetual dengan menggunakan
penilaian bahan baku atas dasar metode MPKP. Saudara diminta untuk:
Penyelesaian:
Januari 18.000 3 54.000 Februari 20.000 3 60.000 Maret 25.000 3 75.000 April 33.000 3
99.000 Mei 35.000 3 105.000 Juni 36.000 3 108.000 Jumlah 167.000 3 501.000
Bulan
Q H Jmh Q H Jmh Q H Jmh Jan 12.000 400 4.800.000 52.000 500 26.000.000 12.000 400
4.800.000 52.000 500 26.000.000 12.000 400 4.800.000 42.000 500 21.000.000 10.000 500
5.000.000 Feb 65.000 600 39.000.000 10.000 500 5.000.000 65.000 600 39.000.000 10.000 500
5.000.000 50.000 600 30.000.000 15.000 600 9.000.000 Maret 73.000 550 40.150.000 15.000 600
9.000.000 73.000 550 40.150.000
15.000 600 9.000.000 60.000 550 33.000.000 13.000 550 7.150.000 April 100.000 500
50.000.000 13.000 550 7.150.000 100.000 500 50.000.000 13.000 550 7.150.000 86.000 500
43.000.000 14.000 500 7.000.000 Mei 103.000 600 61.800.000 14.000 500 7.000.000 103.000
600 61.800.000 14.000 500 7.000.000 91.000 600 54.600.000 12.000 600 7.200.000 Juni
111.000 650 72.150.000 12.000 600 7.200.000 111.000 650 72.150.000 12.000 600 7.200.000
96.000 650 62.400.000 15.000 650 9.750.000 Jumlah 504.000 289.100.000 501.000
284.150.000
Januari 10.000 500 5.000.000 Februari 15.000 600 9.000.000 Maret 13.000 550 7.150.000 April
14.000 500 7.000.000 Mei 12.000 600 7.200.000 Juni 15.000 650 9.750.000
Bulan Pemakaian
(kg) Harga*(Rp./kg)
(Rp.)
Januari 54.000 25.000.000
a. DATA PRODUKSI
JENIS PRODUKSI
KECAP
Botol Besar 78926,000
Botol Kecil 161505
Plastik Besar 857564
Plastik Kecil 1660516
Anggaran Biaya BB
Kedelai Gula Merah Garam Bumbu Lain Biaya
BB
Biaya produksi adalah jenis pengeluaran yang digunakan untuk membeli semua peralatan
yang dibutuhkan dalam proses produksi produk. Biaya ini lebih membutuhkan banyak dana,
mengingat barang / peralatan yang akan dibeli harganya bervariasi.
Cara menyusun anggaran biaya produksi ini hampir sama dengan bahan baku,
perbedaannya terletak pada kegunaan, ketahanan dan kelipatan biaya, karena ada yang namanya
perawatan. Cara membuat anggaran biayanya adalah sebagai berikut :
Mesin produksi adalah benda mati yang dirakit oleh manusia sehingga punya daya guna
dan manfaat. Ketika sebuah mesin jadi rusak atau mati, itu hal yang wajar. Maka dari itu, sebagai
pemilik wajib untuk memperhatikan kesehatan, peluang kerusakan dan perawatan pada mesin.
Biaya yang dikeluarkan untuk renovasi mesin pun jumlahnya beragam, umumnya
tergantung dari jenis kerusakan, begitu juga dengan perawatan.
Agar mampu melakukan penghematan, tips yang harus dilakukan adalah selalu
memantau keadaan mesin, kesehatan, tenaga, produktivitas dan gejala-gejala lainnya yang bisa
menimbulkan kerusakan.
Setelah biaya bahan baku dan alat produksi disesuaikan, maka yang ketiga adalah biaya
pemasaran. Proses penyusunan yang terakhir ini bisa dibilang yang terpanjang dan besar, karena
sifatnya berkelanjutan.
Memang tidak terlalu berbeda jauh, hanya saja Perencanaan Pemasaran ini melibatkan segala
pisi dalam upaya memperkenalkan produk ke masyarakat secara luas, apalagi jika usaha kamu
masih baru saja terbit, tentu belum ada yang tahu. Nah, disinilah proses pemasaran pertama kali
dilakukan.
Manfaat pemasaran yang paling utama adalah memperkenalkan produk ke pasar dan
mendapatkan pelanggan pertama serta konsumen setia.
Hal ini diraih tidak semudah itu, kamu harus mengorbankan waktu, tenaga dan biaya yang tidak
sedikit. Untuk itu, berikut perhitungan atau Cara membuat anggaran biaya pemasaran untuk
bidang usaha baru.
Sesuai dengan namanya, pemasaran langsung adalah suatu kegiatan mempromosikan produk
dengan cara turun langsung ke pasar yang sesuai dengan pangsa. Jenis promosi ini tentunya
memerlukan biaya langsung yang harus diperkirakan terlebih dahulu.
Contohnya adalah biaya sewa lokasi, produk percontohan dan gaji sales marketing. Jenis
promosi ini sering dilakukan perusahana startup dalam rangka memperkenalkan produk mereka
pertama kali, Sebab calon konsumen umumnya akan diberikan sampel produk untuk melakukan
uji coba secara tatap muka.
Yang harus kamu lakukan adalah mencari daerah yang strategis dengan lapak yang cocok dan
biaya murah, menemukan sales marketing handal dan menyediakan sampel produk yang baik
agar bisa menarik banyak konsumen.
Contoh Pemasaran langsung lainnya adalah Personal Selling, Direct Mail Marketing, Catalog
Marketing, Telemarketing, Online Marketing dan Kios Marketing.
Pengertian pemasaran tidak langsung adalah suatu kegiatan atau sistem promosi yang dilakukan
pihak perusahaan dengan melakukan promosi melalui bantuan media seperti iklan, humas dan
lainnya.
Jenis Pemasaran ini bisa saja memakan biaya yang lebih besar karena bersifat jangka tertentu
yang panjang. Misalkan beriklan Niaga yang memanfaatkan media radio dan televisi. Jangka
waktu minimal dan biaya yang ditentukan telah disepakati dari awal.
Begitu juga dengan mode pengiklanan lainnya seperti spanduk, iklan baris, humas, pengumuman
dan lainnya. Tujuan pemasaran tidak langsung adalah untuk menyentuh pemikiran calon
konsumen agar melakukan pembelian.
Nah, bagi kamu yang berminat melakukan pemasaran Tidak Langsung ini mungkin diharuskan
untuk merogoh kocek lebih dalam lagi, rencanakan anggaran biaya pemasaran sebaik mungkin
mulai sekarang.
Membuat Anggaran Biaya usaha ini sangat penting sekali, dianya menyangkut hampir
keseluruhan aspek dalam bisnis. Untuk itu, menyusun rencana anggaran pembiayaan ini harus
selalu diperhatikan.
PRODUKSI
harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai
dalam produksi yaitu metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik. Dalam
metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.
Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari
pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena
pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam
penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan
dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam
perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan
Contoh Soal 1
PT Mastah Bisnis dalam melakukan aktivitas produksinya membutuhkan 3 jenis bahan baku
yaitu X, Y, dan Z. Pada tanggal 5 Febuari 2021 melakukan pembelian bahan baku sebagai
berikut.
Biaya angkut yang dibayarkan untuk mengangkut ke-3 jenis bahan baku tersebut adalah Rp.
375.000.
Dari data tersebut buatlah suatu alokasi biaya angkut pada setiap jenis bahan jika pembebanan
biaya angkut pembelian berdasarkan atas:
1. Perbandingan kuantitas
2. Perbandingan harga faktur
Jawab:
Perbandingan kuantitas
Bahan X 5.000 / 10.000 x Rp.375.000 = Rp.187.500
Contoh Soal 2
Biaya angkut yang diperkirakan akan ditanggung pada tahun 20×1 yaitu sebesar Rp.2.500.000,
dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 50.000 kg.
Tarif biaya angkut pada tahun 20×1 adalah sebesar Rp.50/kg. Berikut ini adalah jumlah bahan
baku yang dibeli dan juga alokasi biaya angkutan atas dasar tarif pada tahun 20×1.
Jawab:
Apabila biaya angkut sesungguhnya yang dibayar pada tahun 20×1 adalah sebesar Rp.2.400.000,
maka jurnal yang bisa dibuat pada tahun 20×1 untuk mencatat bahan baku yang dibeli adalah
sebagai berikut.
Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f
Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f
Re Kredit (Rp)
Tanggal Keterangan / Nama Akun Debet (Rp)
f
Kas 2.400.000
Jurnal penutupan saldo akun biaya angkut ke akun harga pokok penjualan
Dalam melakukan pembelian bahan baku, unit organisasi yang berhubungan dalam kegiatan
pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian
akuntansi persediaan.
Sehingga, jika biaya pembelian akan diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, maka
setiap biaya yang ada pada setiap bagian tersebut harus diperhitungkan.
Berbagai biaya yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dari setiap bagian tersebut
sebagian besar belum bisa diperhitungkan ketika bahan baku yang dibeli diterima di gudang.
Oleh karena itu, akan muncul kesulitan dalam melakukan perhitungan biaya pembelian
sesungguhnya yang harus dibebankan pada harga pokok bahan baku yang dibeli.
Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka harus dibuat tarif pembebanan biaya
pembelian pada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli.
Apabila biaya pembelian dibebankan pada bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif, maka
perhitungan tarif biaya pembelian dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Jumlah biaya setiap bagian yang berhubungan dengan transaksi pembelian bahan baku
diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
2. Ditentukan dasar pembebanan biaya setiap bagian dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun
anggaran.
3. Ditentukan tarif pembebanan biaya setiap bagian dengan cara membagi biaya dari setiap bagian
dengan dasar pembebanan.
Berikut ini adalah dasar pembebanan biaya pembelian setiap bagian yang berhubungan dalam
pengadaan bahan baku.
Berbagai macam biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh setiap bagian yang berhubungan
dengan pengadaan bahan didebitkan dalam akun biaya setiap bagian yang dibebankan.
Jika terjadi selisih dalam setiap akun biaya masing-masing bagian yang dibebankan, maka
perlakuannya sama seperti selisih yang terdapat dalam akun biaya angkut.
Contoh Soal 3
Bagian produksi menyerahkan sebanyak 2.000 kg sisa bahan ke bagian gudang. Sisa bahan
tersebut diperkirakan bisa dijual dengan harga Rp.5.000/kg.
Sampai pada akhir periode akuntansi, sisa bahan tersebut sudah terjual sebanyak 1.250 kg
dengan harga Rp.6000/kg.
Jawab:
Metode I
Berikut ini merupakan jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang, apabila hasil penjualan sisa bahan sebagai pendapatan di luar usaha.
(2.000 x Rp.5.000)
Dalam penjurnalan tersebut, akun yang berada di posisi kredit tergantung dari perlakuan
terhadap hasil penjualan sisa bahan.
(1.250 x Rp.6.000)
Pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry). Hal tersebut
dikarenakan terdapat persediaan sisa bahan yang belum laku dijual yaitu sebanyak 750 kg.
Pada jurnal yang pertama sudah dicatat hasil penjualan sebesar 2.000 kg, namun pada nyata nya
yang sudah direalisasikan terjual baru 1.250 kg.
Sehingga hasil penjualan dari sisa bahan adalah sebesar Rp.10.000.000 harus dikurangi
Rp.3.750.000.
Rp.3750.000 ini berasal dari (750 x Rp.5.000) yaitu jumlah hasil penjualan yang belum
direalisasikan.
Jurnal penyesuaian (adjusting journal) yang dibuat pada akhir periode adalah sebagai berikut.
Pada akhir periode juga harus dibuat penyesuaian jika terjadi perbedaan antara harga jual sisa
bahan yang ditaksir dengan harga sesungguhnya.
Terdapat selisih dalam periode tersebut sebesar Rp.1.000/kg (Rp.6.000 – Rp.5.000) dan jumlah
sisa bahan yang terjual adalah 1.250 kg.
Sehingga selisih pada periode tersebut adalah Rp.1.250.000 (Rp.1.000 x 1.250 kg). Berikut ini
adalah jurnal penyesuaian karena adanya selisih harga jual.
Jurnal pencatatan persediaan, penjualan, dan penyesuaian sisa bahan pada akhir periode dapat
digambarkan sebagai berikut.
Metode II
Perbedaan antara metode I dengan metode II hanya pada jurnal yang dibuat ketika sisa bahan
diserahkan ke gudang dan penjualannya.
Berikut ini jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang.
(1.250 x Rp.6.000)
(1.250 x Rp.5.000)
Contoh Soal 4
PT Mastah Bisnis memproduksi berdasarkan atas pesanan. Pada bulan Januari 20×9 perusahaan
menerima pesanan pembuatan produk A sebanyak 1.000 unit.
Karena pesanan tersebut adalah pesanan yang memerlukan ketepatan spesifikasi yang ditentukan
oleh pemesan, maka produk rusak yang terjadi akan dibebankan pada pesanan tersebut.
Untuk dapat memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 1.100 produk A,
dengan rincian biaya sebagai berikut.
Biaya bahan baku Rp.75.000
Ketika pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata ada 100 unit produk A yang rusak, yang
secara ekonomis tidak bisa diperbaiki.
Diperkirakan produk tersebut dapat dijual dengan harga Rp.350 per unit-nya. Buatlah jurnal yang
dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut!
Jawab
Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam mengolah 1.100 unit produk A.
Karena terdapat 100 produk A yang rusak, maka harga pokok produk rusak dibebankan pada
produk yang tidak rusak.
Oleh karena itu produk A yang tidak rusak mempunyai harga pokok sebesar Rp.523 per unit
(Rp.512.500 : 1.000).
Apabila produk rusak tersebut masih bisa dijual dengan harga Rp.350 per unit, maka hasil
penjualan tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang dari biaya produksi yang sudah
dibebankan kepada produk yang tidak rusak.
Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat nilai jual produk rusak dan pengurangan biaya produksi
pesanan.
Pembagian nilai jual produk rusak sebagai pengurang terhadap setiap akun barang dalam proses
didasarkan pada perbandingan setiap elemen biaya dalam harga pokok produk rusak, berikut
penjelasannya.
Jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut:
Karena produk rusak masih bisa dijual dengan harga Rp.35.000, maka biaya produksi berkurang
Oleh karena itu harga pokok per unit produk A yang tidak rusak adalah Rp.478 (Rp.477.500 :
1.000).
Berikut ini adalah jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan produk rusak dan kerugian.
Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat produk jadi yang tidak rusak.
Kesimpulan :
-Anggaran Bahan Baku adalah semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secaralebih terperinci tentang penggunaan baha baku untuk proses produksi selama periode yang
akan datang.
- Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain, memperkirakan jumlah
kebutuhan bahan baku, memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan, sebagai
dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku, sebagai dasar penyusunan biaya produksi, yakni memperkirakan komponen harga
pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi, sebagai dasar
melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.
- Jenis–jenis anggaran bahan baku ada empat yaitu anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran
pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran biaya bahan baku yang
habis digunakan dalam produksi
Saran : semoga dengan dibutnya buku ini kita dapat mempelajari dan menngkatkan banyak
tentang anggaran penjualan.akhir kata saya ucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya kepada
para pembaca, semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.