Anda di halaman 1dari 8

ANGGARAN UNIT YANG AKAN DIPRODUKSIKAN

PERTEMUAN: 5
JUMAT/3 APRIL 2020, Kelas: Akuntansi, Pagi-1 & Pagi-2

MATA KULIAH : PENGANGGARAN PERUSAHAAN


SKS :3
SEMESTER : 4 (GENAP)
JURUSAN : AKUNTANSI
DOSEN PENGAMPU : TOMAN SONY
TAMBUNAN, S.E, M.Si

Materi :
1. Pengertian dan Kegunaan Anggaran Unit yang Akan Diproduksikan.
2. Data dan Informasi untuk menyusun Anggaran Unit yang Akan Diproduksikan.
3. Bentuk Anggaran Unit yang Akan Diproduksikan.

Pengertian dan Kegunaan Anggaran Unit yang akan Di Produksikan

Anggaran Unit yang Diproduksikan (unit to be produced budget) adalah Anggaran


yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah satuan (unit) barang
yang akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode tertentu yang akan datang, yang di
dalamnya meliputi tentang jenis (kualitas) barang yang akan diproduksikan, jumlah
(kuantitas) barang yang akan diproduksikan, serta waktu (kapan) produksi tersebut akan
dilakukan.
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan
hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari berbagai rencana perusahaan di bidang
produksi (production planning). Beberapa rencana perusahaan di bidang produksi yang lain,
misalnya:
1. Rencana tentang routing atau urut-urutan jalannya proses produksi sejak dari Bahan
Mentah hingga menjadi Barang Jadi.
2. Rencana tentang tata letak (lay out) mesin-mesin dan atau peralatan produksi di dalam
ruangan, tempat kegiatan produksi di selenggarakan (pabrik).
3. Rencana tentang penjadwalan waktu produksi (scheduling).
4. Rencana tentang organisasi produksi yang akan dipergunakan selama periode yang akan
datang.
5. Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang.

1
Secara umum, semua Anggaran, termasuk Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan
mempunyai 3 (tiga) kegunaan pokok, yaitu:
- Sebagai pedoman kerja.
- Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.
- Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.

Secara khusus, Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan mempunyai beberapa kegunaan
penting, antara lain:
- Sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Unit Kebutuhan Bahan Mentah, karena jumlah
satuan (unit) Bahan Mentah yang dibutuhkan ditentukan oleh berapa banyak perusahaan
yang bersangkutan akan memproduksi barang-barang.
- Sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung, karena besarnya
upah yang akan dibayarkan kepada para Tenaga Kerja Langsung ditentukan oleh berapa
banyak perusahaan yang bersangkutan akan memproduksi barang-barang.
- Sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung, karena besarnya
Biaya Pabrik Tidak Langsung ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang
bersangkutan akan memproduksi barang-barang.
- Sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Biaya Administrasi, karena besarnya Biaya
Adminisytasi dipengaruhi oleh berapa banyak perusahaan yang bersangkutan akan
memproduksi barang-barang.

2
Data dan Informasi Menyusun Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan
Data dan Informasi yang dibutuhkan untuk menyusun Anggaran Unit Yang Akan
Diproduksikan, antara lain:
1. Rencana penjualan yang tertuang dalam Anggaran Penjualan, khususnya rencana tentang
jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama
periode tertentu yang akan datang. Semakin banyak jumlah yang akan dijual, akan
mendorong semakin banyak pula jumlah yang akan diproduksikan. Sebaliknya, semakin
sedikit jumlah yang akan dijual, akan mendorong semakin sedikit pula jumlah yang akan
diproduksikan.
2. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya di
waktu yang akan datang.
3. Tenaga kerja yang tersedia untuk melakukan kegiatan produksi, baik jumlahnya
(kuantitas) maupun keterampilannya (kualitas), serta kemungkinan pengembangannya di
waktu yang akan datang.
4. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan, serta kemungkinan penambahannya di waktu
yang akan datang.
5. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan produksi, serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang.
6. Luas perusahaan yang optimal, yaitu kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi
rata-rata per satuan (unit) yang paling rendah.
7. Kebijakan perusahaan di bidang persediaan Barang Jadi (inventory policy). Adapun
kebijakan sebagaimana dimaksud disini adalah:
- Fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, yang
tertuang dalam Anggaran Penjualan. Untuk menghadapi jumlah penjualan yang akan
meningkat, diperlukan persediaan Barang Jadi dalam jumlah banyak. Sedangkan,
untuk menghadapi jumlah penjualan yang akan menurun, hanya diperlukan
persediaan Barang Jadi dalam jumlah sedikit.
- Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bilamana fasilitas penyimpanan yang tersedia
cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan Barang
Jadi dalam jumlah banyak pula. Sebaliknya, bilamana fasilitas yang tersedia terbatas,
maka persediaan Barang Jadi ditetapkan dalam jumlah sedikit.
- Modal Kerja yang tersedia. Bilaman Modal Kerja yang tersedia cukup banyak, maka
akan memungkinkan penetapan persediaan Barang Jadi dalam jumlah banyak.

3
Sebaliknya, bilamana Modal Kerja yang tersedia terbatas, maka persediaan Barang
Jadi ditetapkan dalam jumlah sedikit.
- Biaya simpan Barang Jadi (carrying cost), yaitu biaya-biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan karena menyimpan Barang Jadi, seperti misalnya sewa gudang, biaya
perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang tertanam dalam barang yang
disimpan, dan sebagainya. Bilamana biaya simpan murah, maka akan memungkinkan
penentapan kebijakan persediaan Barang Jadi dalam jumlah banyak. Sebaliknya,
bilamana biaya simpan mahal, maka persediaan Barang Jadi ditetapkan dalam jumlah
sedikit.
- Risiko simpan Barang Jadi, yaitu kerugian-kerugian yang timbul dan harus
ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan Barang Jadi, seperti misalnya rusak,
kualitas turun, volumenya susut, dan sebagainya. Bilamana risiko simpan rendah,
maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan Barang Jadi dalam jumlah
banyak. Sebaliknya, bilamana risiko simpan tinggi, maka persediaan Barang Jadi
ditetapkan dalam jumlah sedikit.
- Tingkat perputaran Barang Jadi (inventory turn-over) di waktu-waktu yang lalu.
Bilamana di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran persediaan Barang Jadi rendah,
maka akan mendorong penetapan persediaan Barang Jadi dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran Barang Jadi tinggi, maka akan mendorong
penetapan persediaan Barang Jadi dalam jumlah sedikit.
- Lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses Bahan Mentah hingga Barang
Jadi. Bilamana untuk memproses Bahan Mentah hingga menjadi Barang Jadi
membutuhkan waktu lama, maka ditetapkan persediaan Barang Jadi dalam jumlah
banyak. Sebaliknya, bilamana untuk memproses Bahan Mentah hingga menjadi
Barang Jadi hanya membutuhkan waktu singkat, maka ditetapkan persediaan Barang
Jadi dalam jumlah sedikit.
8. Kebijakan perusahaan dalam menetapkan pola produksi selama periode tertentu yang akan
datang. Dimaksudkan dengan pola produksi adalah perkembangan atau naik turunnya
jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu, dalam rangka
menghadapi pola penjualan selama periode tertentu yang akan datang. Sedangkan yang
dimaksud dengan Pola Penjualan adalah perkembangan atau naik turunnya jumlah satuan
(unit) yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang.

4
Pada dasarnya, dikenal ada 3 (tiga) pola produksi untuk menghadapi (memnuhi) pola
penjualan yang bergelombang, yaitu:
a) Pola Produksi Konstan (stabil), adalah perkembangan jumlah satuan (unit) yang akan
diproduksikan selalu sama dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang.
Hal ini berarti bahwa walaupun terjadi fluktuasi penjualan, namun jumlah satuan (unit)
yang akan diproduksikan ditetapkan selalu sama dari waktu ke waktu. Akibatnya, pada
waktu (bulan) dimana penjualan menurun sedangkan jumlah satuan yang diproduksikan
tetap sama (tidak ikut diturunkan), maka akan terdapat kelebihan produksi yang tidak laku
terjual. Kelebihan ini akan menambah jumlah persediaan Barang Jadi yang ada di gudang
penyimpanan. Sebaliknya, pada waktu (bulan) dimana penjualan meningkat sedangkan
jumlah satuan yang diproduksiskan tetap sama (tidak ikut ditingkatkan), maka akan terjadi
kekurangan produksi untuk memenuhi penjualan tersebut. Kekurangan ini akan
diambilkan dan sekaligus akan mengurangi jumlah persediaan Barang Jadi yang ada di
gudang penyimpanan.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan Pola
Produksi Konstan (stabil), yaitu:
- Semua tenaga kerja akan terus dipakai sepanjang periode, karena jumlah produksi dari
bulan ke bulan selalu sama. Ini berarti, tidak pernah ada penambahan tenaga kerja
yang baru pada bulan-bulan tertentu, yang tentunya akan terjadi apabila perusahaan
menambah jumlah produksinya.
- Karena jumlah produksi dari bulan ke bulan selalu sama, maka penggunaan mesin dan
peralatan produksi juga selalu konstan.
- Karena jumlah produksi dari bulan ke bulan selalu sama, maka perusahaan akan
mudah mengadakan perencanaan pembelian Bahan Mentah dan Bahan Pembantu yang
dibutuhkannya.
- Pembelian Bahan Mentah dan Bahan Pembantu secara teratur dalam jumlah yang sama
dari bulan ke bulan, akan berakibat teraturnya pula transaksi-transaksi pembayaran
melalui jasa bank.
Kerugian-kerugian yang akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan Pola Produksi
Konstan (stabil), yaitu pada bulan-bulan tertentu persediaan Barang Jadi menumpuk dalam
jumlah yang cukup banyak. Hal ini antara lain akan berakibat:
- Biaya simpan Barang Jadi (carrying cost) menjadi lebih besar, seperti biaya sewa
gudang, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang tertanam dalam
barang yang disimpan, dan sebagainya.

5
- Risiko simpan Barang Jadi menjadi lebih besar, seperti risiko kerusakan, kualitas
turun, volumenya susut, dan sebagainya.
b) Pola Produksi Bergelombang Sesuai dengan Gelombang Penjualannya, adalah
perkembangan jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan yang tidak selalu sama dari
waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang, melainkan berfluktuasi sesuai
dengan fluktuasi penjualannya. Ini berarti bahwa pada bulan-bulan di mana jumlah satuan
(unit) barang yang akan dijual meningkat, maka jumlah satuan (unit) barang yang akan
diproduksikan juga ditingkatkan setinggi jumlah penjualan tersebut. Sebaliknya, pada
bulan-bulan di mana jumlah satuan (unit) barang yang akan dijual menurun, maka jumlah
satuan (unit) barang yang akan diproduksikan juga diturunkan serendah jumlah satuan
tersebut.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan Pola
Produksi Bergelombang Sesuai dengan Gelombang Penjualannya, adalah bahwa
persediaan Barang Jadi yang disimpan di gudang dari bulan ke bulan selalu sama, dan
tidak pernah menumpuk dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini antara lain akan
berakibat:
- Biaya simpan Barang Jadi menjadi lebih kecil.
- Risiko simpan Barang Jadi menjadi lebih kecil.
Kerugian-kerugian yang akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan Pola Produksi
Bergelombang Sesuai dengan Gelombang Penjualannya, adalah pada bulan-bulan tertentu
produksi meningkat, dan pada bulan tertentu yang lain produksi menurun. Hal ini antara
lain akan berakibat:
- Pada bulan-bulan terjadinya peningkatan jumlah produksi diperlukan tambahan tenaga
kerja baru. Adanya penambahan tenaga kerja akan merugikan perusahaan berupa
pengeluaran biaya untuk perekrutan dan pelatihan bagi tenaga kerja baru.
- Karena jumlah produksi dari bulan ke bulan tidak selalu sama, maka penggunaan
mesin dan peralatan produksi juga tidak selalu konstan.
- Karena jumlah produksi dari bulan ke bulan tidak selalu sama, maka perusahaan tidak
mudah mengadakan perencanaan pembelian Bahan Mentah dan Bahan Pembantu yang
dibutuhkannya.
- Pembelian Bahan Mentah dan Bahan Pembantu yang tidak teratur, dan tidak dalam
jumlah yang sama dari bulan ke bulan, akan berakibat tidak teraturnya
transaksitransaksi pembayaran melalui jasa Bank.

6
c) Pola Produksi Bergelombang Secara Moderat, adalah perkembangan jumlah satuan (unit)
yang akan diproduksikan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu selama periode
tertentu yang akan datang, melainkan berfluktuasi, namun fluktuasinya tidak sesuai
dengan fluktuasi penjualannya. Ini berarti bahwa pada bulan-bulan di mana jumlah satuan
(unit) barang yang akan dijual meningkat; maka jumlah satuan (unit) barang yang akan
diproduksikan juga ditingkatkan, namun tidak mampu untuk mencapai setinggi jumlah
penjualan tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu,
atau adanya kendala-kendala tertentu, berupa:
- Terbatasnya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu yang tersedia di pasar.
- Terbatasnya tenaga kerja yang tersedia di masyarakat untuk mencukupi kebutuhan
tambahan tenaga kerja baru sebagai akibat adanya peningkatan jumlah produksi.
- Terbatasnya Modal Kerja yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan jumlah
produksi.
- Terbatasnya kapasitas mesin dan peralatan produksi untuk mendukung peningkatan
jumlah produksi.

7
Bentuk Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan satu contoh Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan

Perseroan Terbatas ”Mandiri Pratama”


Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan Produk
”Air Mineral”
Tahun 2019
Keterangan Penjualan Persediaan Kurang Persediaan Produksi
(Botol) Awal (Botol) (Botol) Akhir (Botol) (Botol)
Januari 115.000 15.700 99.300 20.700 120.000
Februari 132.500 20.700 111.800 23.200 135.000
Maret 147.000 23.200 123.800 26.200 150.000
April 165.200 26.200 139.000 26.000 165.000
Mei 159.000 26.000 133.000 27.000 160.000
Juni 152.000 27.000 125.000 30.000 155.000
Juli 145.000 30.000 115.000 41.000 156.000
Agustus 151.000 41.000 110.000 40.000 150.000
September 160.500 40.000 120.500 34.500 155.000
Oktober 167.000 34.500 132.500 27.500 160.000
Nopember 171.500 27.500 144.000 16.000 160.000
Desember 174.000 16.000 158.000 12.000 170.000

Perseroan Terbatas ”Mandiri Pratama”


Anggaran Unit Yang Akan Diproduksikan Produk
”Lemon Tea”
Tahun 2019
Keterangan Penjualan Persediaan Kurang Persediaan Produksi
(Kaleng) Awal (Kaleng) (Kaleng) Akhir (Kaleng) (Kaleng)
Januari 80.000 12.000 68.000 22.000 90.000
Februari 100.500 22.000 78.500 26.500 105.000
Maret 122.000 26.500 95.500 19.500 125.000
April 142.000 29.500 112.500 20.500 133.000
Mei 135.000 20.500 114.500 20.500 135.000
Juni 127.000 20.500 106.500 23.500 130.000
Juli 118.400 23.500 94.900 25.100 120.000
Agustus 125.200 25.100 100.100 29.900 130.000
September 130.500 29.900 100.600 29.400 130.000
Oktober 138.000 29.400 108.600 26.400 135.000
Nopember 142.000 26.400 115.600 19.400 135.000
Desember 137.000 19.400 117.800 10.400 128.000

Anda mungkin juga menyukai