Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabila Amanda Ramadionita

NIM : 40011420650218

Kelas : E

Anggaran Produksi

Menurut Ahyari, anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai
jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya
mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi
akan dilakukan. Anggaran produksi merupakan salah satu anggaran yang disusun setelah
anggaran penjualan guna menunjang kegiatan penjualan yang telah direncanakan tersebut dan
merupakan langkah awal dalam pembuatan anggaran operasi pabrik. Anggaran yang
berkaitan dengan pembuatan anggaran produksi adalah anggaran bahan baku, anggaran
tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead pabrik.

Anggaran produksi mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang
telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat persediaan
yang tidak terlalu besar atau tidak pula terlalu kecil. Karena tingkat persediaan yang
terlalu besar biasanya mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko
yang dapat membebani perusahaan. Sebaliknya jika tingkat persediaan terlalu kecil
maka akan mengakibatkan banyaknya gangguan, kekurangan persediaan bahan baku
yang bisa menimbulkan gangguan dalam proses produksi yang pada akhirnya
mengakibatkan banyaknya pelanggan yang kecewa.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang ditanggung
akan seminimal mungkin.

Adapun langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun anggaran produksi pada
dasarnya terdiri dari tiga langkah utama, yakni sebagai berikut

1. Menetapkan kebijakan-kebijakan tingkat persediaan


2. Merencanakan jumlah produksi setiap jenis produk selama periode anggaran
3. Membuat skedul produksi untuk periode yang lebih pendek (bulan atau triwulan)

Kebijakan Produksi
Manajemen perusahaan menyusun kebijakan produksi untuk menjawab masalah mengenai
jumlah produksi setiap bulan akan selalu berubah sesuai dengan kondisi penjualan atau akan
tetap sama (konstan) sesuai perencanaan yang sudah dibuat perusahaan. Kebijakan produksi
yang stabil mempunyai tiga keuntungan, yaitu:

1. Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang
diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang
menganggur pada saat permintaan menurun.
2. Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga
kerja, mengurangi perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja,yang terampil, dan
mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.
3. Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku,
potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang
lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.

Pola Kebijakan Produksi

Adapun yang dimaksudkan dengan pola produksi ini adalah distribusi produksi tahunan ke
dalam periode yang lebih kecil (produksi kuartalan, bulanan atan mingguan dan lain
sebagainya tergantung kepada satuan waktu yang dipergunakan oleh masing-masing
perusahaan). Pola produksi ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1. Pola produksi konstan, yaitu distribusi produksi dimana jumlah produksi setiap
bulannya sama atau relatif sama. Sebagai akibatnya adalah apabila terdapat kenaikan
jumlah penjualan pada bulan tertentu, maka kenaikan ini akan diambilkan dari
persediaan barang jadi yang ada sehingga persediaan barang jadi akan berkurang.
2. Pola produksi bergelombang, yaitu distribusi produksi dimana jumlah produksi tiap
bulannya berubah-ubah sesuai dengan tingkat penjualan. Dengan pola produksi
semacam ini maka persediaan barang jadi akan menjadi sama atau relatif sama dari
bulan satu ke bulan yang lain. Dilihat dari perubahan jumlah produksi dan jumlah
persediaan setiap bulannya, maka pola produksi bergelombang ini seakan-akan
merupakan kebalikan dari pola produksi konstan.
3. Pola produksi moderat, jika di dalam kedua macam pola produksi sebelumnya akibat
dari fluktuasi penjualan per bulan ini dilimpahkan sepenuhnya kepada jumlah
persediaan (pola produksi konstan) atau kepada jumlah produksi (pola produksi
bergelombang), maka di dalam pola moderat ini akibat dari naik dan turunnya
penjualan bulanan ini akan dibagi ke dalam persediaan dan jumlah produksi.

Anda mungkin juga menyukai