Anda di halaman 1dari 44

TUGAS AKUNTANSI BIAYA II

DISUSUN OLEH :

NAMA : RINDI ANTICASARI


JURUSAN : AKUNTANSI ( SEMESTER 4 P2K )
NIM : 183124340362010

Universitas Mpu Tantular


Jalan Puri Kembangan No.2 Kedoya
Kebon Jeruk, Jakarta Barrat
Telepon (021) 581 9779 (Hunting), Fax (021) 5830 1125
Email : info@mputantular.ac.id
BAB 7
(hal 256 s/d 260)

P 7-1 Apakah tujuan akuntansi untuk biaya bahan baku? Jelaskan elemen-elemen dari
sistem pengendalian bahan baku
Jawab :
Tugas Akuntansi Biaya Bahan Baku adalah menemukan harga pokok bahan baku yang
nantinya akan menjadi harga pokok produk, sekaligus di gunakan untuk mengendalikan biaya
bahan baku.
Elemen-Elemen dan sistem pengendalian bahan baku :
• Pembelian
• Penerimaan
• Penyimpanan
• Pembayaran
• Pemakaian bahan baku

P 7-2 Uraikan secara ringkas prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang
mencakup di dalamnya aspek-aspek pengendalian yang baik.
Jawab :
Prosedur Pembelian Bahan Baku

• Pembuatan formulir permintaan pembelian


• Departemen pembelian meminta penawaran harga dari beberapa pemasuk dan atas dasar
salah satu penawaran harga yang disetujui oleh manajemen perusahaan

Prosedur Penerimaan Bahan Baku

• Bagian penerimaan menghitung kuantitas barang yang diterima dan melakukan


pemeriksaan apakah barang yang diterima telah sesuai dengan standard kualitas
perusahaan
• Bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang
• Karyawan yang bertanggung jawab atas kartu persendiaan bahan baku mencatat
kuantitas dan nilai rupiah pada kartu persendiaan bahan baku setelah melakukan
pencocokan antara pesanan pembelian dan laporan pebelian barang.

P 7-3 Berikan contoh pencatatan atau pembuatan ayat-ayat jurnal atas beberapa
transaksi pembelian barang berikut ini :
Jawab :
1. Bahan baku langsung dan bahan baku bahan baku tidak langsung untuk persediaan.
2. Bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung untuk pekerjaan atau departemen
tertentu.
3. Perlengkapan.
4. Peralatan.
P 7-4 Uraikan secara ringkas prosedur pemakaian dan alokasi biaya bahan baku.
Berikan contoh perncatatan atas beberapa transaksi permintaan bahan baku dan
perlengkapan.
Jawab :
Prosuder Pemakaian Bahan Baku

• Permintaan bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung dilakukan dan
menggunakan formulir bukti permintaan bahan baku yang harus disetujui oleh penjabat
yang berwewenang.
• Pencatatan pemakaian bahan baku, berdasarkan bukti permintaan bahan baku, karyawan
pemegang kartu persendiaan bahan baku mencatat pada bagian keluar dan selanjutnya
dibukukan kedaftar harga pokok pesanan dan laporan produksi atau daftar biaya
Overhead pabrik perdepartemen
Alokasi Biaya Bahan Baku

• Pemakaian bahan baku langsung dicatat dengan mendebit akun barang dalam proses
• Pemakaian bahan baku atau bahan baku penolong dicatat dengan mendebit akun biaya
overhead pabrik
• Pemakaian biaya bahan baku langsung/bahan baku tidak langsung untuk bagian
perlengkapan akan didebit akun beban perlengkapan administrasi
• Akun yang dikredit atas semua pemakaian bahan baku langsung dan bahan baku tidak
langsung adalah persendiaan bahan baku.
Contoh pencatatan atas transaksi permintaan bahan baku dan perlengkapan :
Barang dalam proses XXX
Biaya overhead pabrik XXX
Bebean perlengkapan Pemasaran XXX
Beban perlengkapan administrasi XXX
Persendian Bahan Baku XXX

P 7-5 Sebutkan dua sistem penacatatan untuk persediaan bahan baku, dan jelaskan
perbedaan yang utama antara kedua sistem pencatatan tersebut.
Jawab :
Sistem pencatatan untuk persendiaan bahan baku :
• Sistem Produksi
o Dalam menetapkan nilai persendiaan harus dilakukan perhitungan fisik atas barang
yang ada di perusahaan.
o Ada beberapa akun yang digunakan dalam mencatat transaksi pembelian dan transaksi
lainnya yang berkaitan seperti akun pembelian, akun biaya pengangkutan pembelian,
akun potongan pembelian, serta kau retur pembelian dan pengurangan hargan.
o Biaya atau harga pokok bahan baku yang di pakai di hitung dari persendiaan bahan
baku awal di tambah pembelian dikurangi persendiaan bahan baku akhir.
• Sistem Perpetual
o Penambahan dan pengurangan persendiaan dilakukan pencatatan secara terus
menerus.
o Penambahan dan pengurangan bahan baku juga di catat dalam masing masing
akun buku besar pembantu atau kartu persendiaan bahan.
o Saldo masing masing persendiaan bahan baku dengan demikian dapat diketahui
setiap saat.

P 7-6 Apa yang dimaksud dengan Kuantitas Pesanan Ekonomo (KPE)? Uraikan
mengenai beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan KPE tersebut.
Jawab :
KPE adalah kuantitas persendiaan untuk satu kali pemesanan dengan biaya persendiaan
tahunan yang minimum.
Metode untuk menentukan KPE : Biaya penanganan persendiaan dan biaya pemesanan yang
dimana kondisi kedua biaya tersebut. Sehubungan dengan kuantitas persendiaan bahan baku
yang di beli. Jika perusahaan membeli bahan baku dalam jumlah yang besar dalam setiap
pembelian maka biaya penanganan akan menjadi tinggi tetapi biaya pemesanannya menjadi
rendah karena tidak sering melakukan pemesanan, sebaliknya jika perusahaan membeli
dalam jumlah yang kecil dalam setiap kali pemesanan akan menjadi tinggi tetapi biaya
penanganan persendiaan menjadi rendah.

P 7-7 Fakto-faktor apa saja yang memengaruhi penentuan waktu untuk memesan
bahan baku?
Jawab :
1) Jangka waktu perolehan barang
2) Tingkat penggunaan atau pemakaian persendiaan
3) Jumlah persendiaan pengaman yang hendak dimiliki

P 7-8 Uraikan prosedur pengendalian bahan dengan metode minimun-maksimum dan


maksimum dan metode siklus pemesanan.
Jawab :
Metode Minimum-Maksimum
1) Jumlah bahan baku yang cukup untuk pemakaian sejak diterimanya bahan baku yang
dipesan sampai dengan pemasaran berikutnya.
2) Jumlah normal yang digunakan ditambah dengan persendiaan pengaman dan tanggal
pemesanan hinnga pesanan datang.
Metode siklus pemesanan
1) Memeriksa secara periodik mengenai kuantitas dari bahan baku yang ada dan biasanya
diikuti dengan melakukan pemesanan atas setiap jenis bahan yang telah diperiksa.
2) Periode pemeriksaan biasanya dibedakan untuk bahan baku yang harganya mahal dan
murah.

P 7-9 Jelaskan bagaimana rencana ABC melakukan pengendalian bahan baku.


Jawab :
1) Menetapkan pemakaian dalam unit pada periode yang akan datang
2) Menetapkan harga perunit untuk masing masing elemen bahan baku dan mengalikan
harga perunit tersebut dengan jumlah unit pemakaian untuk mendapatkan jumlah biaya
selama periode yang diramalkan
3) Membuat tabel bahan baku yang menunjukan setiap bahan baku, jurnal unit biaya perunit
dan jurnal biaya.
P 7-10 Jelaskan tentang Just In Time.
Jawab :
Just In Time adalah salah satu bentuk pengendalian bahan baku dan barang jadi dengan cara
tidak memiliki persediaan. Dengan metode ini perusahaan baru akan memproduksi barang
jadi setelah adanya pesanan.

Latihan
L71-1 Penentuan Pemakaian Biaya Bahan Baku dan Nilai Persediaan Akhir-Metode
Perpetual
PT Putra Jawa melakukan pembelian bahan baku dan menggunakannya untuk produksi selama
Januari 2018 dengan rincian sbb:
Tanggal Penerimaan Penggunaan
3 Januari 100 unit @Rp 6.200
9 Januari 80 unit
17 Januari 40 unit
25 Januari 120 unit @Rp 6.400
29 Januari 60 unit @Rp 6.500

Persediaan bahan baku 1 Januari 2018 sebesar 40 unit dengan harga pokok sebesar Rp 6.000
perunit.
Diminta:
Hitunglah biaya bahan baku yang terpakai selama Januari 2018 dan nilai persediaan akhir
bahan baku per 31 Januari dengan sistem persediaan perpetual menggunakan metode-metode
sbb:
1. FIFO
2. LIFO
3. Rata-Rata
(Catatan: gunakan kartu persediaan bahan baku untuk perhitungan tsb)
Jawaban :
➢ Kartu Persediaan FIFO Perpetual

Persediaan Keluar / Penjualan


Persediaan Masuk / Pembelian Saldo
Tanggal HPP
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01/2018 40 Rp6.000 Rp240.000
03/01/2018 100 Rp6.200 Rp620.000 100 Rp6.200 Rp620.000
140 Rp860.000
40 Rp6.000 Rp240.000
40 Rp6.200 Rp248.000
09/01/2018 80 Rp488.000 60 Rp6.200 Rp372.000
17/01/2018 40 Rp6.200 Rp248.000 20 Rp6.200 Rp124.000
25/01/2018 120 Rp6.400 Rp768.000 120 Rp6.400 Rp768.000
20 Rp6.200 Rp124.000
140 Rp892.000
29/01/2018 60 Rp6.500 Rp390.000 60 Rp6.500 Rp390.000
200 Rp1.282.000

TOTAL Rp1.778.000 Rp736.000 Rp1.282.000


Jadi, Biaya Bahan Baku Terpakai selama bulan Januari 2018 adalah sebesar Rp. 736.000,-
Dan Nilai Persediaan Bahan Baku per 31 Januari 2018 adalah sebesar Rp. 1.282.000,-

➢ Kartu Persediaan LIFO Perpetual

Persediaan Keluar / Penjualan


Persediaan Masuk / Pembelian Saldo
Tanggal HPP
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01/2018 40 Rp6.000 Rp240.000
03/01/2018 100 Rp6.200 Rp620.000 100 Rp6.200 Rp620.000
140 Rp860.000
09/01/2018 80 Rp6.200 Rp496.000 40 Rp6.000 Rp240.000
20 Rp6.200 Rp124.000
60 Rp364.000
20 Rp6.200 Rp124.000
20 Rp6.000 Rp120.000
17/01/2018 40 Rp244.000 20 Rp6.000 Rp120.000
25/01/2018 120 Rp6.400 Rp768.000 120 Rp6.400 Rp768.000
140 Rp888.000
29/01/2018 60 Rp6.500 Rp390.000 60 Rp6.500 Rp390.000
200 Rp1.278.000

TOTAL Rp1.778.000 Rp740.000 Rp1.278.000


Jadi, Biaya Bahan Baku Terpakai selama bulan Januari 2018 adalah sebesar Rp. 740.000,-
Dan Nilai Persediaan Bahan Baku per 31 Januari 2018 adalah sebesar Rp. 1.278.000,-

➢ Kartu Persediaan Rata-rata Perpetual

Persediaan Masuk / Persediaan Keluar /


Saldo
Tanggal Pembelian Penjualan HPP
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01/2018 40 Rp6.000 Rp240.000
03/01/2018 100 Rp6.200 Rp620.000 100 Rp6.200 Rp620.000
140 Rp6.143 Rp860.000
09/01/2018 80 Rp6.143 Rp491.429 60 Rp6.143 Rp368.571
17/01/2018 40 Rp6.143 Rp245.714 20 Rp6.143 Rp122.857
25/01/2018 120 Rp6.400 Rp768.000 120 Rp6.400 Rp768.000
20 Rp6.143 Rp122.857
140 Rp6.363 Rp890.857
29/01/2018 60 Rp6.500 Rp390.000 60 Rp6.500 Rp390.000
140 Rp6.363 Rp890.857
200 Rp6.404 Rp1.280.857

TOTAL Rp1.778.000 Rp737.143 Rp1.280.857


Jadi, Biaya Bahan Baku Terpakai selama bulan Januari 2018 adalah sebesar Rp. 737.143,-
Dan Nilai Persediaan Bahan Baku per 31 Januari 2018 adalah sebesar Rp. 1.280.857,-
L7-2 Penentuan Pemakaian Biaya Bahan Baku dan Nilai Persediaan Akhir-Metode
Periodik
Menggunakan data-data pada Latihan L7-1 diatas, hitunglah pesediaan akhir bahan baku per
31 Januari 2018 dan biaya bahan baku dipakai, dengan menggunakan sistem persediaan
periodik.
Jawab :
Kartu Persediaan FIFO
1 Periodik

Persediaan Awal Rp240.000

Pembelian Rp1.778.000
Total
Persediaan Rp2.018.000
-
Persediaan Akhir Rp1.282.000
Harga Pokok Rp736.000

Kartu Persediaan LIFO


2 Periodik

Persediaan Awal Rp240.000

Pembelian Rp1.778.000
Total
Persediaan Rp2.018.000
-
Persediaan Akhir Rp1.278.000
Harga Pokok Rp740.000

Kartu Persediaan Rata-rata


3 Periodik

Persediaan Awal Rp240.000

Pembelian Rp1.778.000
Total
Persediaan Rp2.018.000
-
Persediaan Akhir Rp1.280.857
Harga Pokok Rp737.143

L7-3 Penentuan Kuantitas Pemesanan Ekonomis


Harga perolehan Bahan Baku S adalah Rp45.000 per unit. Pemakaian bahan baku S per tahun
diperkirakan sebanyak 2.400 unit. Biaya pemesanan sebesar Rp6.000 sedangkan biaya
penanganan persediaan adalah 10% dari harga perolehan bahan baku S
Diminta:
Hitunglah kuantitas pesnana ekonomi (KPE) untuk bahan baku S
Jawab :
√2 𝑥 𝐾𝑈 𝑥 𝐵𝑃
KPE = 𝐵𝐵 𝑋 𝐵𝑃𝑃

√2 𝑥 2.400 𝑥 600
KPE = 10 % 𝑥 45.000

√28.800.000
KPE = 4.500

KPE = √6.400

KPE = 80 Unit.

L7-4 Waktu Pemesanan Kembali Persediaan Bahan Baku-Variasi Pemakaian bahan


Baku
PT Selaras Sejahtera menggunakan bahan baku X12 untuk memproduksi produk unggulannya.
Setiap harinya perusahaan menggunakan bahan bak X12 sebanyak 200 unit. Waktu yang
dibutuhkan sejak pemesanan sampai dengan barang yang dipesan tiba untuk bahan baku X12
adalah 10 hari.
Diminta:
1. Hitunglah titik pemesanan kembali untuk bahan baku X12
2. Jika pemesanan rata-rata sebanyak 200 unit dan pemakaian maksimum adalah 350 unit
berapakah persediaan pengaman yang harus dimiliki perusahaan untuk bahan baku
X12? Berapakah titik pemesanan kembali untuk bahan baku X12?
Jawaban :
1. Waktu pemesanan = Jangka waktu perolehan X Jumlah pemakaian
= 10 hari X 200 Unit
= 2.000 Unit

2. Penggunaan maksimum bahan baku X 12 ………….. 350 unit


Dikurangi : Penggunaan rata-rata bahan baku X 12…………… 200 unit
Selisih 150
Dikalikan : Jangka waktu perolehan x 10 Hari
Jumlah persendiaan pengaman 1.500

Waktu Pemesanan kembali = Jangka waktu + Jumlah Rata-rata


Perolehan pemakaian bahan
Persendiaan pengaman
Waktu pemesanan kembali = ( 10 x 200 ) + 1.500
= 200 + 1.500
= 3.500

L7-5 Penentuan Kuantitas Persediaan Pengaman


PT Berlian Utama melakukan Pemesanan bahan baku sebanyak 10 kali pertahun. Biaya atas
kekurangan persediaan adalah sebesar Rp1.000.000 dan biaya penanganan persediaan sebesar
Rp5.000 per unit. Probabilitas kekurangan persediaan pada berbagai tingkatan persediaan
pengaman adalah sbb:
Probabilitas Tingkat Persediaan Pengaman
50% 0
30% 50
20% 100
10% 200

Hitunglah tingkat persediaan pengaman yang optimum


Jawab :
1) Pemesanan Biaya Bahan Baku 10 Kali Per Tahun
2) Biaya kekurangan persendiaan Rp. 1.000.000
3) Biaya penanganan persendiaan 5.000 Per unit
A B C D E F
Tingkat Probabilitas Kekurangan Biaya Biaya Jumlah Biaya
Persendiaan Kekurangan Persendiaan Kekurangan Penanganan
Pengamanan Persendiaan PerTahun Persendiaan Persendiaan
(Unit)

0 50% 5 5.000.000 0 5.000.000

50 30% 3 3.000.000 250.000 3.250.000

100 20% 2 2.000.000 500.000 2.500.000

200 10% 1 1.000.000 1.000.000 2.000.000

Jumlah persendiaan pengaman yang optimum adalah 200 unit karena memberikan jumlah
biaya yang terendah di antara empat alternatif yang ada yaitu Rp. 2.000.000

Latihan
S7-1 Kuantitas Pemesanan Ekonomis dan Waktu Pemesanan Kembali
PT Ananta Setia menggunakan bahan baku XI sebanyak 150.000 kg setiap tahunnya. Biaya
yang dikeluarkan untuk menempatkan pesanan adalah Rp10.000. Biaya penanganan
persediaan per unit adalah Rp3.000. Rata-rata penggunaan bahan baku XI adalah 600 kg per
hari. Diperlukan waktu selama lima hari sejak pesanan ditempatkan bahan baku XI diterima
perusahaan.
Diminta:
1. Hitunglah KPE untuk bahan baku XI
2. Hitunglah biaya pemesanan tahunan untuk bahan baku XI
3. Hitunglah biaya penanganan persediaan tahunan untuk bahan baku XI
4. Berapakah titik pemesanan ulang?
5. Jika penggunaan maksimum bahan baku XI per hari adalah 800kg per hari, berapakah
titik pemesanan ulangnya?
Jawaban :
Perkiraan kebutuhan bahan baku XI satu tahun kedepan 150.000 Kg
Biaya bahan baku XI perhari 600 Kg
Biaya pemesanan perpemesanan Rp. 10.000
Biaya penanganan persendiaan Rp. 3.000

√2𝑋𝐾𝑈 𝑋 𝐵𝑃
➢ KPE = 𝐵𝐵 𝑋 𝐵𝑃𝑃
√2𝑋150.000 𝑋 𝑅𝑝.10.000
= 𝑅𝑝.3.000 𝑋 600

√3.000.000,000
=
1.800.000

= √1.666.667

= 1.290 Unit.
PT. Ananta Setia akan memperoleh biaya persendiaan setahun yang minimum
memesan sebanyak 1.290 unit setiap kali melakukan pemesanan.

➢ Jumlah pesanan dalam setahun = Jumlah kebutuhan unit setahun/KPE


= 150.000 Kg/ 1.290 Unit
= 116 kali dalam setahun
➢ Biaya pemesanan setahun = Jumlah pemesanan dalam setahun x Biaya
pemesanan
= 116 x Rp. 10.000
= Rp. 1.160.000
➢ Jumlah persendiaan rata-rata = KPE/2
= 1.290 unit/2
= 645 unit
Biaya penanganan bahan baku = Jumlah persendiaan rata-rata X Biaya
penanganan persendiaan X Biaya bahan baku
perunit
= 645 Unit X 3.000 X 600
= Rp. 1.161.000.000
➢ Waktu pemesanan kembali = Jangka waktu perolehan X Jumlah pemakaian
= 5Hari X 1.290 Unit
= 6.450 Unit
➢ Waktu pemesanan kembali = Jangka waktu perolehan X Jumlah pemakaian
= 5Hari X 800 Kg
= 4.000 Unit.

S7-2 Pencatatan dengan Metode Backflush Costing


PT Berjaya Sejahtera menggunakan sistem perhitungan biaya backflush dengan tiga titik
pemicu:
• Pembelian bahan baku
• Penyelesaian barang jadi
• Penjualan barang jadi
Perusahaan tidak memiliki persediaan awal. Informasi yang diperoleh dari kegiatan operasi
perusahaan selama bulan juni 2018.

Bahan Baku langsung yang dibeli Rp. 3.520.000.000


Bahan Baku langsung yang digunakan Rp. 3.400.000.000
Pengeluaran biaya konversil Rp. 1.688.000.000
Biaya konversi yang dialokasikan Rp. 1.600.000.00
Biaya yang dipindahkan ke barang jadi Rp. 5.000.000.000
Bahan pokok penjualan Rp. 4.760.000.000

Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi selama bulan juni 2018
2. Berapakah nilai persediaan akhir pada 30 juni 2018
Jawaban :
➢ Ayat Jurnal Bulan Juni 2018

Pembelian bahan baku langsung 3.520.000.000


Pengeluaran biaya konversi 1.688.000.000
Kas 5.208.000.000
Barang jadi 5.000.000.000
Bahan baku dalam proses 3.400.000.000
Biaya konversi yang dialokasikan 1.600.000.000
Beban pokok penjualan 4.760.000.000
Barang Jadi 4.760.000.000
Bahan baku yang di alokasikan 3.400.000.000
Biaya konversi yang dialokasikan 1.600.000.000
Bahan pokok penjualan 208.000.000
Biaya bahan baku 3.520.000.000
Biaya konversi 1.688.000.000

➢ Nilai Persediaan Akhir juni 2018

Bahan baku dalam proses 3.400.000.000


Barang jadi 5.000.000.000
Total persendiaan 8.400.000.000
S7-3 Pencatatan dengan Metode Backflush Costing
PT Lumbung Bersama menggunakan metode backflush costing untuk menghitung biaya
produksi dalam perusahaannya. Berikut ini adalah data tentang produksi selama bulan
september 2018

Produksi 2000 Unit


Harga bahan baku perunit Rp. 20.000
Biaya tenaga kerja yang ditetapkan per unit Rp. 6.000
Biaya overhead yang dialokasikan per unit Rp. 10.000

Adapun biaya yang sebenarnya untuk biaya tenaga kerja dan biaya overhead masing-masing
sebesar Rp. 64.000.000 dan Rp. 90.000.000. jumlah unit yang terjual adlaah 1.900 unit
Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal yang terkait dengan produksi tsb
2. Hitunglah persediaan akhir per 30 septermber 2018 untuk PT Lumbung Bersama
Jawaban :

➢ Ayat Jurnal Produksi


Biaya tenaga kerja 64.000.000
Biaya Overhead Pabrik (BOP) 90.000.000
Kas 154.000.000

➢ Persediaan Akhir Per 30 September 2018


✓ Biaya Standard perunit barang jadi
Biaya bahan baku 20.000
Biaya tenaga kerja 6.000
Biaya overheand pabrik 10.000
Total biaya standard barang jadi 36.000

➢ Biaya Barang Jadi yang Di Produksi


36.000 x 2.000 = 72.000.000

Barang jadi 72.000.000


Bahan baku dalam proses 40.000.000
Biaya tenaga kerja yang dialokasikan 12.000.000
Biaya Overhead pabrik yang 20.000.000
dialokasikan

➢ Beban Pokok Penjualan Atas Barang Jadi Yang Terjual


36.000 x 1.900 = 68.400.000

✓ Selisi antara BTK & BOP actual dengan BTK & BOP yang di alokasikan
• BTK & BOP Aktual
BTK : 64.000.000
BOP : 90.000.000
• BTK & BOP yang dialokasikan
BTK : 1.000.000
BOP : 20.000.000

64.000.000 – 12.000.000 = 52.000.000


90.000.000 - 20.000.000 = 70.000.000
122.000.000

➢ Saldo Persediaan Akhir

Bahan baku dalam proses 40.000.000


Barang jadi (2.000 x 36.000) 72.000.000
Total persediaan 112.000.000
BAB 8
(hal 274 s/d 279)
P 8-1 Jelaskan definisi dari biaya tenaga kerja
Jawab :
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar para pekerja dan pegawai yang
bekerja pada suatu perusahaan. Biaya tenaga kerja adalah untuk pembayaran yang dinamakan
“upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan istilah “gaji”. Gaji merupakan pembayaran
kepada tenaga kerja atau karyawan yang didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan,
bulanan dan lain sebagainya. Sedangkan, upah dibebankan melalui rekening biaya tenaga kerja
langsung, dan gaji dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik.

P 8-2 Sebutkan elemen-elemen dari biaya tenaga kerja


Jawab :
1) Biaya tenaga kerja langsung (direct labour). Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga
kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan. Oleh karena itu, semua
biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung kepada komponen-komponen dari
barang jadi atau produk-produk yang dihasilkan. Biaya ini merupakan elemen biaya produk
yang bersama biaya bahan baku langsung disebut sebagai biaya utama (prime cost) dan
dengan biaya overhead pabrik disebut sebagai biaya konversi (conversion cost).
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labour). Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah
semua biaya tenaga kerja yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi, dengan
demikian biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara khusus kepada suatu operasi atau
proses produksi tertentu. Biaya ini terdiri atas baiaya-biaya tenaga kerja yang terjadi dalam
departemen-departemen pendukung (service departements), seperti departemen
pembelian, departemen pemeliharaan, departemen pencatat waktu, dan departemen
pengendalian mutu.

P 8-3 Jelaskan beberapa kegiatan yang terdapat pada sistem biaya tenaga kerja
Jawab :
1) Pencatatan waktu kehadiran

Berdasarkan cara pembayaran yang dilaksanakan kepada karyawan atau pekerja, biasanya tenaga
kerja dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu tenaga kerja harian bagi merekayang dibayar per hari
berdasarkan jam kerja, dan tenaga kerja yang digaji secara bulanan.

Pencatatan waktu kehadiran berdasarkan harian sangat diperlukan, karena jumlah imbalan jasa
mereka bersifat variabel berdasarkan catatan waktu tersebut.

Sedangkan untuk tenaga kerja yang digaji secara bulanan, pencatatan waktu ini berguna dalam
menentukan pembayaran lembur.

2) Pembuatan daftar gaji dan upah


Sistem pembuatan daftar gaji dn upah meliputi rangkaian prosedur mengumpulkan informasi gaji
dan upah yang diperlukan untuk menentukan dan menghitung penghasilan bruto berikut potongan
potongannya, menyiapkan cek dan melakukan pembayaran. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah
dilakukan oleh bagian gaji dan upah. Tugas pokok dari bagioan ini adalah menghitung gaji dan upah
dalam jumlah bruto dan jumlah netto, menyiapkan cek untuk setiap pegawai, dan membuat laporan
kepada manajemen.

P 8-4 Uraikan langkah-langkah dalam pembuatan daftar gaji dan upah


Jawab :
1) Menerima data jumlah jam kerja untuk tenaga kerja harian dan tenaga kerja yang dibayar
secara bulanan.
2) Menerima data-data perubahan dalam tarif gaji dan upah, bonus, premi, lembur dan lainnya
dari bagian personalia.
3) Menerima data-data mengenai perubahan dalam pemotongan gaji dan upah.
4) Menghitung gaji bruto dan gaji netto, upah bruto dan upah netto.
5) Menyusun daftar gaji dan upah yang menunjukkan nomor pokok pegawai, jumlah hari,
jumlah jam kerja normal, jumlah jam kerja lembur, jumlah jam yang diperkerjakan untuk
pekerjaaan dan proses, tarif gaji dan upah pegawai, jumlah penghasilan bruto, berbagai
potongan atas penghasilan bruto, dan penghasilan netto yang harus dibayarakan kepada
masing masing pegawai.
6) Mengirimkan daftar gaji dan upah ke bagian keuangan atau bendaharawan sebagai dasar
pembayaran.

P 8-5 Apakah tujuan dari sistem upah insentif


Jawab :

Bagi perusahaan

1) menjaga loyalitas para pekerja berkualitas


2) mempertahankan dan meningkatkan moral kerja parah pekerja , dimana hal ini akan terlihat
dari segi absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja
3) meningkatkan produktivitas perusahaan

Bagi karyawan

1) memperbaiki dan meningkatkan standar hidup dengan adanya pendapatan tambahan selain
gaji pokok
2) memperbaiki dan meningkatkan semangat kerja karyawan sehingga para pekerja berupaya
untuk berprestasi ditempat kerja

P 8-6 Sebutkan karakteristik dari sistem upah insentif


Jawab :
1) system upah isentif harus berdasarkan standar yang ditetapkan secara ilmiah ,melalui studi
waktu ,evaluasi tugas,dan unit aktivitas
2) system isentif harus dimengerti oleh parah pegawai sebelum mulai bekerja atau diangkat
sebagai pegawai
3) seluruh tugas atau pekerjaan dari tenaga kerja langsung harus ditentukan dengan basis
isentif
4) dalam menetapkan bonus harus semata mata mempertimbangkan mutu produksi
5) standar yang telah ditetapkan harusnya tidak diubah ,kecuali ada perubahan metode
6) suatu imbalan jasa yang tinggi harus dibayarkan untuk hasil pekerjaan yang melebihi
standar.

P 8-7 Sebutkan dan uraikan mengenai tiga jenis dari sistem upah insentif
Jawab :
1) Isentif dalam bentuk uang
2) Isentif dalam bentuk lingkungan kerja yang baik
3) Isentif dalam bentuk partisipasi

P 8-8 Bandingkan antara sistem tarif per unit dan sistem bonus 100%
Jawab :
System tarif per unit : system ini membayar upah dengan tarif yang lebih tinggi daripada tarif dasar,
apabila hasil produksi melebihi standar yang telah ditetapkan , namun demikian parah pekerja tetap
dibayar dengan tarif upah dasar ,sekalipun mereka tidak menghasilkan unit produk sama sekali.

Metode bonus 100% standar dinyatakan dalam waktu dan kuantitas atau jumlah unit keluaran (
output) tapi standar per unit dalam bentuk uang diganti dengan jumlah waktu standar yang
diperkennankan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau unit produk.

P 8-9 Apa kegunaan dari kartu waktu dan tiket waktu (time tiket)?
Jawab :
Time card ( kartu waktu)

Kartu ini mencatat waktu aktual yang dihabiskan oleh karyawan upahan di lokasi kerja mereka. Kartu
ini berisi nama karyawan dan nomor karyawan, serta tanggal-tanggal pada periode pembayaran.
Setiap kali karyawan masuk atau pulang, maka ia memasukkan kartu ke dalam time clock. Pada
bagian bawah kartu terdapat tempat untuk tandatangan pengawas. Formulir kehadiran lain turut
memasukkan time sheet untuk digunakan oleh karyawan yang memiliki gaji tetap

time ticket

Berbeda dengan time card, yang berfokus pada kehadiran di lokasi kerja, job time ticket berfokus
pada pekerjaan spesifik atau pesanan pekerjaan. Setiap kali karyawan upahan, seperti pekerja di
bagian produksi, memulai dan mengakhiri pekerjaan, mereka mencatat waktu yang diperlukan untuk
satu pekerjaan spesifik pada kartu ini. Pencatatan dilakukan dengan memasukkan kartu tersebut ke
alat berupa time clock atau terminal.

LATIHAN
L 8-1 Jumlah produksi standar dari departement A adalah 40 buah per jam. Tarif upah per
jam untuk seorang karyawan dari departemen A adalah sebesar Rp 2.000. Data mengenai
jumlah unit yang dihasilkan per jam daalam 8 jam kerja normal untuk karyawan
tersebut adalah :
Jumlah Unit Per jam
36
38
40
42
44
46
48

Susunlah suatu tabel yang menunjukan data dari pekerja di atas mengenai tarif upah per
unit, tarif upah per jam, dan biaya tenaga kerja per unit, dimana perusahaan
menggunakan sistem tarif per unit.
Jawaban :
Tarif Dasar Perunit = Upah / Standar jumlah unit produk
= Rp. 2.000 / 40 unit
= Rp. 50 per unit

Jumlah Unit Perjam Tarif Dasar Perunit Tarif Unit Perjam Biaya Tenaga Kerja
Perunit
36 Tidak Tercapai Rp. 2.000 Rp. 55,6
38 Tidak Tercapai Rp. 2.000 Rp. 52,6
40 50 Rp. 2.000 Rp. 50
42 50 Rp. 2.100 Rp. 50
44 50 Rp. 2.200 Rp. 50
46 50 Rp. 2.300 Rp. 50
48 50 Rp. 2.400 Rp. 50

L 8-2 Berikut ini data tenaga kerja untuk minggu kedua bulan Maret dari PT Berdikari Raya.
Pekerja Jumlah jam kerja Jumlah unit yang dihasilkan
Bonar 40 420
Dino 40 450
Dedi 40 500
Adi 40 400
Eka 40 20

Perusahaan menggunakan sistem bonus 100 persen dengan tarif sebesar Rp3.200 per
jam. Jumlah peroduksi standar adalah 10 unit per jam.
Diminta :
Buatlah suatu tabel yang menunjukan jumlah penghasilan dan upah mingguan dari
pekerja tersebut.
Jawaban :
Nama Jumlah Jumlah Jumlah Rasio Tarif Dasar Tarif Jumlah Biaya
Pekerja Jam Unit yg Unit Efisiensi Upah Per Dasar Penghasilan Tenaga
Kerja dihasilka Standar Jam Efisiensi Kerja Per
n Unit
A B D = Bx10 E=C/D F G=ExF H=GxB I=H/C
C
Bonar 40 420 400 1,05 Rp. 3.200 Rp. 3.360 Rp. 134.400 Rp. 320
Dino 40 450 400 1,12 Rp. 3.200 Rp. 3.584 Rp. 143.360 Rp. 318,58
Dedi 40 500 400 1,25 Rp. 3.200 Rp. 4.000 Rp. 160.000 Rp. 320
Adi 40 400 400 1 Rp. 3.200 Rp. 3.200 Rp. 128.000 Rp. 320
Eka 40 20 400 0,05 Rp. 3.200 Rp. -160 Rp. 128.000 Rp. 320

L 8-3 Departemen perakitan PT Darma Raya menggunakan suatu kelompok tenaga kerja
yang terdiri atas 10 pekerja, dan masing-masing dibayar dengan tarif Rp4.000 per jam untuk
satu sif kerja atau 8 jam kerja normal. Jumlah unit yang dihasilkan minggu pertama
bulan april adalah sebagai berikut :

Hari Jumlah unit yang dihasilkan


Senin 300
Selasa 315
Rabu 335
Kamis 342
Jumat 350

Tarif produksi standar adalah 40 unit per jam atau 320 unit per sif. Perusahaan
menggunakan sistem bonus kelompok dan bonus dihitung untuk masing-masing hari.
Diminta :
Buatlah suatu tabel yang menunjukan jumlah penghasilan kelompok dan biaya per unit.
Jawaban :
Hari Jumlah Jumlah Jumlah Jam Jumlah Upah Bonus Jumlah Biaya
Unit yg Jam Sesungguhnya Kelompok Penghasilan Tenaga
Dihasilkan Standar Kelompok Kerja Per
B= E = (B-C) x Unit
A A/40x10 C = 8 x 10 D = C x 4.000 4.000 F=D+E G = F/A
Senin 300 75 80 Rp. 32.000 Rp. - Rp. 32.000 Rp. 106,67
Selasa 315 78,75 80 Rp. 32.000 Rp. - Rp. 32.000 Rp. 101,59
Rabu 335 83,75 80 Rp. 32.000 Rp. 15.000 Rp. 47.000 Rp. 140,30
Kamis 342 85,50 80 Rp. 32.000 Rp. 22.000 Rp. 54.000 Rp. 157,89
Jum’at 350 87,50 80 Rp. 32.000 Rp. 30.000 Rp. 62.000 Rp. 177,14

L 8-4 Tarif upah dasar seorang karyawan dari Departemen Permintaan adalah Rp3.500 per
jam untuk jumlah jam kerja normal sebanyak 40 jam per minggu. Selama minggu pertama
bulan Juli kaeyawan tersebut bekerja sebanyak 50 jam. Untuk setiap jam kerja lembur
perusahaan membayar para pekerja 1,5 kali dari tatif normal.
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja atau upah, jika
premi dibebankan ke produksi atau pekerjaan tertentu.
2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja atau upah, jika
premi lembur tidak dibebankan ke produksi atau pekerjaan tertentu.
Jawaban :
Upah Normal = 40 Jam x Rp. 3.500 = Rp. 140.000

Upah Lembur = 10 Jam x Rp. 3.500 = Rp. 35.000

Premi Lembur = 10 Jam x Rp. 1.750 = Rp. 17.500 +

Jumlah Penghasilan Bruto = Rp. 192.500

Jurnal

1. Biaya Overhead Pabrik 192.500


Gaji dan Upah 192.500

2. Biaya Overhead Pabrik 175.000


Barang Dalam Proses 17.500
Gaji dan Upah 192.500

L 8-5 Seorang karyawan produksi atau tenaga kerja langsung memperoleh penghasilan
mingguan rata-rata sebesar Rp300.000. Perusahaan membayar bonus akhair tahun
sebesar satu bulan upah rata-rata. Karyawan ini juga berhak mendapat cuti honor untuk
dua minggu pertahunnya, dan biaya ini dibebankan selama 50 minggu kerja produktif.
Diminta :
buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja atau upah, bonus
dan honor cuti untuk jangka awaktu minguan.
Jawaban :
• Biaya tenaga kerja

Penghasilan mingguan 300.000

Bonus akhir tahun

300.000 per minggu : 7 hari = 42.857

300.000 per minggu : 40 jam = 7.500 perjam

• Upah normal = 40 x 7.500 = 300.000

Jurnal :

BDP – BTK 300.000

Gaji dan upah 300.000

• Bonus 1 bulan = 300.00 x 4.345 = 1.303.500

Jurnal :

BOP 1.303.500

Utang usaha 1.303.500

• Honor cuti untuk jangka waktu mingguan

Honor cuti per minggu Rp300.000

Honor cuti 2 minggu Rp600.000

Honor cuti yang dibebankan ( 600.000/50 ) = 12.000/minggu

Jurnal :

BOP 300.000

Utang honor cuti 12.000

Gaji dan upah 300.000

Kas 12.000

SOAL
S 8-1 Seorang karyawan produksi dari Departemen perakitan memiliki waktu kinerja normal
selama 8 jam kerja setiap harinya dengan tarif upah dasar sebesar Rp2.500 per jam.
Jumlah produksi standar per jam adalah 20 unit. Produksi untuk minggu kedua dalam
bulan Maret adalah sebagai berikut :
Hari Jumlah unit yang dihasilkan
Senin 128
Selasa 144
Rabu 160
Kamis 176
Jumat 192

Diminta :
1. Buatlah tabel dengan menggunakan sistem upah tarif per unit yang menggunakan
kolom-kolom hari, jumlah unit yang dihasilkan, tarif jam per unit, jumlah
penghasilan dan biaya tenaga kerja per unit.
2. Jika digunakan sistem bonus 100 persen, buatlah tabel yang menunjukan kolom-
kolom, jumlah jam kerja, jumlah unit yang dihasilkan, jumlah produksi standar,
rasio efisiensi, tarif upah dasar, tarif upah dasar x rasio efisiensi, jumlah
penghasilan, biaya tenaga kerja per unit.
Jawaban :

S 8-2 karyawan pabrik dari PT Bestari Jaya biasanya bekerja dalam kelompok-kelompok
yang terdiri atas 10 orang dengan menggunakan mesin-mesin yang besar. Setiap pekerja
dibayar Rp4.000 per jam untuk jam kerja normal 8 jam per sif. Jumlah produksi standar
untuk suatu kelompok adalah 20 unit per jam atau 800 unit untuk 40 jam kerja per minggu.
Para pekerja akan memperoleh bonus sebesar Rp500 per unit untuk produksi yang melebihi
800 unit. Data jumlah angka produksi dari suatu kelompok dengan jam kerja normal
selama minggu pertama bulan April adalah sebagai berikut:
Hari Jumlah unit unit yang dihasilkan
Senin 142
Selasa 160
Rabu 182
Kamis 208
Jumat 210

Diminta :
1. Hitunglah jumlah penghasilan dari kelompok tersebut diatas dan biaya tenaga
kerja per unit, dengan anggapan bahwa bonus dihitung berdasarkan hasil produk
mingguan.
2. Buatlah tabel yang menunjukan jumlah penghasilan kelompok per hari, jumlah
unit yang dihasilkan, jumlah jam produksi standar, upah normal kelompok, bonus,
dan biaya tenaga kerja per unit.
Jawaban :

S 8-3 PT Utami Sejahtera memberikan bonus akhir tahun sebesar satu bulan gaji atau upah
kepada para karyawan yang bekerja untuk jangka waktu paling sedikit satu tahun.
Berikut ini adalah daftar upah dari karyawan produksi.

Daftar Upah
Nama Karyawan Masa Kerja Upah Mingguan
(dalam tahun)
Dadang 2 Rp. 28.600
Didin 4 44.200
Rahmat 3 33.800
Jaka 0,5 20.500
Miing 3 32.500
Unang 6 54.600
Jojon 2 27.300
Komar 0,5 21.000
Yono 5 49.400
Uuk 5 50.700
jumlah Rp. 362.200

Diminta :
1. Hitunglah bonus untuk setiap karyawan produksi
2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan atau pendistribusian dari upah
mingguan, dan sekaligus mencatat bonus yang terutang setiap minggu.
Jawaban :
Nama Karyawan Masa Kerja Upah Mingguan Bonus upah 1
(dalam tahun) bulan
A B C D = (Cx4 minggu)
Dadang 2 Rp 28.600 Rp 114.400
Didin 4 44.200 176.800
Rahmat 3 33.800 135.200
Jaka 0,5 20.500 -
Miing 3 32.500 130.000
Unang 6 54.600 218.400
Jojon 2 27.300 109.200
Komar 0,5 21.000 -
Yono 5 49.400 197.600
Uuk 5 50.700 202.800
Jumlah Rp 362.200 Rp 1.170.000

1) Jurnal

Pembebanan upah mingguan :


BOP Rp326.200
Gajih dan upah Rp326.200

Mencatat bonus terutang :


BOP Rp1.170.000
Utang bonus Rp1.170.000

S 8-4 Manajemen PT Mimax menetapkan kebijakan baru yang berhubungan dengan honor
cuti dari para karyawan produksi. Hal yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
Masa kerja 1 sampai dengan 3 tahun Honor cuti dibayar 1 minggu upah
Masa kerja lebih dari 2 tahun sampai dengan 8 tahun Honor cuti dibayar 2 minggu upah
Masa kerja lebih dari 3 tahun sampai dengan 8 tahun Honor cuti dibayar 3 minggu upah

Daftar upah minggu rata-rata selama satu tahun disajikan berikut ini.
Nama karyawan Masa Kerja Upah Mingguan
(dalam tahun)
Toto 2,5 Rp 45.900
Eko 1 30.600
Eman 8 65.000
Adi 9 53.600
Ali 5 44.100
Jimy 2 32.500

Diminta :
1. Hitunglah jumlah honor cuti yang seharusnya teruang tiap minggu untuk tiap-tiap
karyawan.
2. Buatlah ayat jurnal ynag mencatat pembebanan atau pendistribusian dari upah
mingguan dan utang honor cuti.
Jawaban :

BAB 9
(hal 309 s/d 315)

P 9-1. Jelaskan definisi biaya overhead pabrik


Jawab :
1. Konsep dasar : biaya-biaya yang harus terjadi meskipun biaya tersebut secara langsung
tidak mempunyai hubungan yang dapat diukur dan diamati terhadap satuan-satuan aktivitas
tertentu,produksi atau tujuan-tujuan biaya (cost objectives)
2. Definisi aplikasi : meskipun berhubungan dengan pencapaiann atas tujuan perusahaan,bop
adalah biaya-biaya yang dari segi masalah praktis tidak dapat dbebankan kepada tujuan-
tujuan tersebut secara langsung.Suatu metode alokasi biaya yang konsisten harus
digunakan dengan beberapa ukuran untuk memperkirakan pengorbanan ekonomi yang
terjadi.

P 9-2. Faktor-faktor apa saja yang menentukan pentingnya biaya overhead pabrik
sebagai komponen dari total biaya produksi?
Jawab :
a. Pemilikan dasar pembebanan biaya overhead kepada produk
b. Tingkat aktivitas atau kegiatan yang dipakai untuk menentukan tarip BOP
c. Diikut sertakan atau tidaknya elemen BOP tetap dalam perhitungan tarif , dapat dipakai
konsep penentuan harga pokok penuh & Variabel
d. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip di dalam pabrik

P 9-3. a. Klasifikasikanlah biaya overhead pabrik menurut sifatnya ke dalam tiga


kelompok utama.
Jawab :
• Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan
• Tenaga kerja tidak langsung
• Biaya tidak langsung lainya

b. Klasifikasikan pula biaya overhead pabrik sehubungan dengan perilaku biaya


terhadap tingkat produksi. Mengapa pengklasifikasian seperti ini penting?
Jawab :
• Biaya overhead pabrik tetap adalah Biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar
perubahan volume kegiatan tertentu.
• Biasa overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
• Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah
tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan

P 9-4. Mengapa digunakan tarif biaya overhead pabrik yang diterapkan dimuka dalam
membebankan biaya tersebut ke produksi. Apa kelemahannya jika pembebanan
tersebut mengunakan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya?
Jawab :
Alasannya pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah :
• Jika BOP dibebankan atas dasar BOP Sesungguhnya, maka harga pokok produk per
satuan akan berubah-ubah.
• Ada elemen BOP yang baru dapat diketahui pada akhir bulan atau tahun, sedangkan
penentuan harga pokok produksi harus segera dihitung setiap proses produksi selesai
Jika BOP dibebankan atas dasar BOP Sesungguhnya, maka harga pokok produk persatuan akan
berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena :
• perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
• perubahan tingkat efisiensi produksi.
• adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka
waktu setahun.
• BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu

P 9-5. Sebutkan basis-basis alokasi yang dapat digunakan untuk membebankan biaya
overhead pabrik ke produksi dan hal-hal apa yang harus dipertimbangkan dalam
memilih basis alokasi tersebut.
Jawab :
a. Jumlah satuan produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok
digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya
overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus :
Biaya overhead pabrik per satuan =
Estimasi biaya overhead pabrik dalam suatu periode/Jumlah satuan produk yang diestimasi
b. Biaya bahan baku
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebebanan
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah
produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk.
Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari
bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih
murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama
akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produk yang kedua
Rumus:
Estimasi biaya overhead pabrik dalam suatu periode /estimasi biaya bahan baku dalam
periode yang bersangkutan x 100%
c. Biaya tenaga kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung.
Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga
dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
Rumus :
Estimasi biaya overhead pabrik dalam suatu periode/Estimasi biaya tenaga kerja langsung
dalam periode yang bersangkutan x 100%
d. Jam tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Rumus: Estimasi biaya overhead pabrik dalam suatu periode / Estimasi jam tenaga kerja
langsung
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin
Rumus: Estimasi biaya overhead pabrik dalam suatu periode /Estimasi jam mesin.

P 9-6. Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, harus dilakukan pemilihan
kapasitas atau tingkat kegiatan yang direncanakan. Sebutkan beberapa jenis
kapasitas dan jelaskan perbedaan antara kapasitas atau P tingkat kegiatan-
tingkat kegiatan tersebut.
Jawab :
Terdapat empat tingkatan dalam BOP, sbb:
1. kapasitas teoritis/kapasitas ideal
Kapasitas ini mengasumsikan keadaan yang sempurna tanpa adanya kendala-kendala
dan hambatan dalam kegiatan produksi. . kapasitas ini merupakan tingkat produksi yang
tertingii yaitu berproduksi dalam kecepatan penuh tanpa hambatan sama sekali.
2. kapasitas praktis atau realities
Kapasitas teoritis tidak mungkin dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan. Oleh
karena itu kita tidak dapat ke konsep kapasitas praktis. Kapasitas ini mempertimbangkan
adanya hambatan-hambatan didalam perusahaan.
3. kapasitas sesungguhnya diharapkan atau kapasitas jangka pendek.
Tariff yang berbeda dihitung untuk masing-masing periode berdasarkan kepada
fluktuasi permintaan dari produksi jangka pendek
4. kapasitas normal atau jangka panjang.
Kapasitas ini mengakui adanya hambatan dari dalam atau luar perusahaan. Tingkat
kapasitas ini sama dengan kapasitas praktis dikurangi hambatan dari luar dan dalam
perusahaan
P 9-7. Jelaskan pengaruh dari adanya berbagai tingkat kapasitas atas tarif biaya
overhead pabrik dan laba usaha.
Jawab :
Adanya elemen biaya tetap dalam biaya overhead pabrik membuat tarifoverhead perunit
menjadi lebih rendah dengan tingkat kapasitas yang lebih tinggi.

P 9-8. Apa yang dimaksud dengan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan
dan jelaskan kapan dikatakan lebih dibebankan (over applied) dan kapan
dikatakan kurang dibebankan (underapplied).
Jawab :
Overhead Pabrik lebih/kurang dibebankan harus dianalisis untuk memberikan informasi yang
berguna bagi manajemen dalam menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang harus
dilakukan di periode yang akan dating.
Jika BOP dibebankan lebih besar dari BOP sesungguhnya maka Overhead pabrik lebih
dibebankan (saldo kredit pada akun biaya overhead pabrik, bop lebih dibebankan).
Jika BOP dibebankan lebih kecil dari BOP sesungguhnya maka Overhead pabrik kurang
dibebankan (saldo kredit pada akun biaya overhead pabrik, bop kurang dibebankan).

P 9-9. Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan ini disebut juga
selisih biaya overhead pabri (factory overhead variance). sebutkan dua jenis dari
selisih biaya overhead pabrik ini dan bagaimana menentukan keduanya dan
pertanggungjawabannya.
Jawab :
Jenis selisih biaya overhead pabrik :
1. Varian anggaran (spending varian)
Varian anggaran merupakan selisih antara biaya overhead pabrik yang sesunguhnya
(actual factory overhead) dan anggaran biaya overhead pabrik yang diperkenankan
(budget allowance) yang ditetapkan berdasarkan tingkat kegiatan yang sesungguhnya
dicapai.
2. Varian kapasitas (idle capacity variance)
Varian kapasitas merupakan selisih antara anggaran yang diperkenankan dan biaya
overhead pabrik yang dibebankan (applied factory overhead).
Anggaran yang diperkenankan adalah suatu anggaran atau tingkat biaya yang berasal atau
dapat disusun dari anggaran fleksibel (flexible budget).
P 9-10. Jelaskan perlakuan akuntansi atas biaya overhead pabrik yang lebih atu kurang
dibebankan.
Jawab :
• kurang dibebankan (underapplied)
Dr. Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp. xxxx
Cr. Biaya Overhead Pabrik Yang Sesungguhnya Rp.xxx
• lebih dibebankan (over applied)
Dr. Biaya Overhead Pabrik Yang Sesungguhnya Rp.xxxx
Cr. Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp.xxxx

Latihan (hal : 310-312)


L 9-1. Anggaran biaya overhead pabrik berdasarkan tingkat kapasitas
Berikut ini adalah taksiran dari berbagai tingkat kapasitas yang dibuat oleh PT Abadi
Karya.
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan ........................................ 10.000 jam mesin
Kapasitas normal ............................................................................... 12.000 jam mesin
Kapasitas praktis ................................................................................ 14.000 jam mesin
Kapasitas teoretis ............................................................................... 16.000 jam mesin
Anggaran biaya overhead pabrik tetap adalah sebesar Rp. 21.600.000 sedangkan
biaya overhead pabrik variabel adalah Rp. 3.600 per jam mesin.
Diminta :
1. Hitunglah jumlah anggaran biaya overhead pabrik untuk masing-masing tingkat
kapasitas tersebut diatas.
Jawab :
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan :
Top tetap = Rp.21.600.000
Top variabel = Rp.3.600 per jam x 10.000 = Rp. 36.000.000
BOP = Rp.21.600.000 + Rp.36.000.000 = Rp.57.600.000
Kapasitas Normal :
TOP tetap = Rp.21.600.000
TOP variabel = Rp.3.600/jam x 12.000 = Rp.43.200.000
BOP = Rp.21.600.000 + Rp.43.200.000 = Rp.64.800.000
Kapasitas Praktis :
TOP tetap = Rp.21.600.000
TOP variabel = Rp.3.600/jam x 14.000 = Rp.50.400.000
BOP = Rp.21.600.000 + Rp.50.400.000 = Rp.72.000.000
Kapasitas Teoretis :
TOP tetap = Rp.21.600.000
TOP variabel = Rp.3.600/jam x 16.000 = Rp.57.600.000
BOP = Rp.21.600.000 + Rp.57.600.000 = Rp.79.200.000

2. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik untuk setiap volume produksi tersebut.
Jawab :
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan :
Tarif overhead pabrik tetap = Rp.21.600.000 : 10.000 jam = Rp.2.160/ jam
Tarif overhead pebrik variabel = Rp.3.600 per jam
Tarif overhead pabrik jam mesin kapasitas sesungguhnya yang diharapkan =
Rp.2.160 + Rp.3.600 = Rp.5.760
Kapasitas Normal :
TOP tetap = Rp.21.600.000 : 12.000 jam = Rp.1.800/jam
TOP variabel = Rp.3.600/jam
TOP kapasitas normal = Rp.1.800 + Rp.3.600 = Rp.5.400/jam
Kapasitas Praktis :
TOP tetap = Rp.21.600.000 : 14.000jam = Rp.1.543/jam
TOP variabel = Rp.3.600/jam
TOP kapasitas praktis = Rp.1.543 + Rp.3.600 = Rp.5.143
Kapasitas Teoretis :
TOP tetap = Rp.21.600.000 : Rp.16.000 = Rp.1.350
TOP variabel = Rp.3.600/jam
TOP kapastas teoretis = Rp.1.350 + Rp.3.600 = Rp.4.950
L 9-2. Tarif biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik yang dibebankan
PT Braka Jaya menggunakan kapasitas normal dalam menentukan tarif biaya overhead
pabrik. Kapasitas normal adalah 8.400 unit sedangkan kapasitas sesungguhnya
diharapkan sebanyak 8.000 unit. Jumlah biaya overhead pabrik tetap yang diharapkan
sebesar Rp. 19.320.000. Biaya overhead pabrik per unit yang diperkirakan sebesar Rp
1.200.
Diminta :
1. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik per unit.

2. Berapa biaya overhead pabrik yang dibebankan, jika pada bulan Juni dihasilkan
900 unit produk ?

Jawab :
1. Tarif BOP perunit
Taksiran biaya BOP : Taksiran satuan produk yang dihasilkan
Rp. 19.320.000 : 8.000 unit = Rp. 2.415

2. Biaya BOP yang dibebankan


Tarif BOP per unit x Unit yang dihasilkan
Rp. 2.415 x 900 unit = Rp. 2.173.500

L 9.3. Tarif biaya overhead pabrik


Anggaran biaya overhead pabrik PT Rahmat Raya untuk tahun yang akan datang adlah
sebagai berikut.
Biaya tetap ........................................................................................... Rp. 200.000.000
Biaya variabel ...................................................................................... Rp. 110.000.000
Jumlah ........................................................................................ Rp. 310.000.000
Taksiran jumlah unit produk yang akan dihasilkan adalah sebesar 5.000 unit dengan
jumlah jam mesin yang diperkirakan sebanyak 24.800 jam.
Diminta :
Hitunglah tarif biaya overhead pabrik tetap, tarif biaya overhead pabrik variabel dan
tarif biaya overhead pabrik dengan menggunakan basis alokasi.
1. Jumlah unit produksi.
Jawab :
TOP tetap = Rp.200.000.000 : 5.000 unit = Rp.40.000/unit
TOP variabel = Rp.110.000.000 : 5.000 unit = Rp.22.000/unit
2. Jumlah jam mesin.
Jawab :
TOP tetap = Rp.200.000.000 : 24.800jam = Rp.8.065/jam
TOP variabel = Rp.110.000.000 : 24.800jam = Rp.4.435/jam

L 9.4. Tarif biaya overhead pabrik


PT Ades Abadi menganggarkan biaya overhead pabrik untuk periode yang akan datang
sebesar Rp. 90.000.000. Diperkirakan akan dapat dihasilkan 9.000 unit produk dengan
biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 200.000.000. Jumlah jam tenaga kerja
langsung yang digunakan ditaksir sebanyak 6.000 jam dengan tarif upah Rp.
18.750/jam dan taksiran jumlah jam mesin adalah sebanyak 18.000 jam.
Diminta :
Hitunglah tarif yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada
produksi berdasarkan alokasi berikut.
1. Jumlah unit produksi.

Jawab :

TOP = Rp.90.000.000 : 9.000 unit = Rp.10.000 / unit


2. Biaya bahan baku langsung

Jawab :

TOP = (Rp.90.000.000 : Rp.200.000.000) x 100%


= 45%
3. Jumlah jam tenaga kerja langsung

Jawab :

TOP = Rp.90.000.000: 6.000 jam= Rp.15.000


4. Biaya tenaga kerja langsung.

Jawab :

TOP = (Rp.90.000.000 : (Rp.18.750 x 6.000 )) x 100% = 80%


5. Jumlah jam mesin.

Jawab :

TOP = Rp.90.000.000 : 18.000 jam = Rp.5.000/jam

L 9-5. Biaya overhead pabrik kurang atau lebih dibebankan


Taksiran biaya overhead pabrik PT Perdana Sejahtera untuk januari 2018 adalah
sebesar Rp. 204.000.000 dengan tingkat kapasitas yang direncanakan sebnayak 8.000
jam tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya untuk bulan
tersebut adalah sebesar Rp. 220.000.000 dengan jumlah tenaga kerja langsung yang
digunakan sebanyak 8.400 jam.
Diminta :
Hitunglah berapa biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan.
Jawaban :
Top = Rp.204.000.000 : 8.000 = Rp.25.500/jam
BOP dbebankan =Rp.25.500 x 8.400 jam = 214.200.000
BOP sesungguhnya = Rp.220.000.000
Selisih BOP = Rp.220.000.000 – Rp.214.200.000 = Rp.5.800.000 (UF)

L 9-6. Varian kapasitas dan tarif biaya overhead pabrik


PT Andalans Putra menaksir tingkat kapasitas normal untuk tahun 2017 sebanyak
150.000 jam mesin. Berdasarkan tingkat kapasitas yang sesungguhnya dicapai pada
tahun 2016 yaitu sebanyak 120.000 jam, maka diperkirakan tingkat kapasitas yang
sesungguhnya diharapkan untuk tahun 2017 adalah sebesar 128.000 jam. Biaya
overhead pabrik tetap diperkirakan sebesar Rp. 120.000.000 sedangkan biaya
overhead pabrik variabel sebesar Rp. 1.125 per jam mesin.
Diminta :
1. Dengan menggunakan kapasitas normal untuk tahun 2017, hitunglah tariff biaya
overhead pabrik dan varian kapasitas.\

Jawab :

Top tetap = Rp.120.000.000 : 150.000jam = Rp.800/jam


Top variabel = Rp.1.125/jam
Top kapasitas normal = Rp.1.925/jam
Varian Kapasitas:
Anggaran yang diperkenankan
Bop tetap Rp. 120.000.000
Bop variabel (128.000 x Rp.1.125) Rp. 144.000.000
Rp. 264.000.000
BOP yang dibebankan (Rp.1.925 x 128.000) Rp. 246.400.000
Varian Kapasitas Rp. 17.600.000

2. Dengan menggunkan kapasitas sesungguhnya diharapkan untuk tahun 2017,


hitunglah tariff biaya overhead pabrik , tarif overhead pabrik tetap dan variable
kapasitas, jika jumlah jam mesin yang sesungguhnya digunakan adalah 124.000
jam.

Jawab :

Top tetap = Rp.120.000.000 : 128.000 jam = Rp.983/jam


Top variabel = Rp.1.125
Top kapasitas sesungguhnya = Rp.2.108/jam
BOP dibebankan = Rp.2.108 x 124.000 = Rp.261.392.000

L 9-7. Pencatatan ayat jurnal untuk varian


PT Sportina Sehat memproduksi berbagai alat olahraga. Taksiran biaya overhead
pabrik untuk tahun 2017 sebesar Rp. 25.000.000.000 pada tingkat kapasitas normal
sebanyak 50.000 jam mesin. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya selama tahun
itu berjumlah Rp. 27.500.000.000 dengan jumlah jam mesin digunakan sebanyak
52.500 jam. Dalam kode akun perusahaan terdapat akun biaya overhead pabrik yang
dibebankan untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada produksi.
Diminta :
Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi biaya overhead pabrik diatas, dengan
anggapan bahwa selisih antara bop yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya dibebankan seluruhnya akun beban pokok penjualan.
Jawaban :
Top = Rp.25.000.000.000 : 50.000 = Rp.500.000/jam
BOP dibebankan = Rp.500.000 x 52.500 = Rp.26.250.000.000
BOP sesungguhnya = Rp.27.500.000.000
Selisih BOP = Rp.27.500.000.000 – Rp.26.250.000.000 = Rp.1.250.000.000
Ayat Jurnal :
Beban pokok penjualan Rp.1.250.000.000
Biaya overhead pabrik Rp.1.250.000.000

L 9-8. Varian anggaran dan varian kapasitas


Dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produksi, PT Bulan Merindu
menggunakan kapasitas normal yaitu untuk satu tahun sebanyak 84.000 jam tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik tetap dianggarkan sebesar Rp.155.400.000 dan
tarif biaya overhead pabrik variabel Rp.8.800/jam tenaga kerja langsung. Selama bulan
juni dgunakan 6.400 jam tenaga kerja langsung dengan jumlah biaya overhead pabrik
sesungguhnya sebesar Rp. 39.800.000.
Diminta :
1. Hitunglah biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk bulan Juni.

Jawab :

KN per tahun = 84.000 jam jadi KN per bulan = 84.000 : 12 = 7.000jam


Top tetap = Rp.155.400.000 : 84.000 = Rp.1.850/jam
Top Variabel = Rp.8.800/jam
Tari Bop = Rp.10.650/jam
BOP dibebankan = Rp.10.650 x 6.400 jam = Rp.68.160.000
2. Hitunglah berapa biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan.

Jawab :

BOP sesungguhnya = Rp.39.800.000


BOP dibebankan = Rp.68.160.000
Selisih BOP = Rp.39.800.000 – Rp.68.160.000 = Rp.28.360.000 UF
3. Hitunglah varian anggaran dan varian kapasitas.

Jawab :

Selisih anggaran :
BOP sesungguhnya = Rp.39.800.000
FBKS = (7.000 x Rp.1.850) + (6.400 x Rp.8.800) = Rp.69.270.000
Selisih anggaran = Rp.39.800.000 – Rp.69.270.000 = (Rp.29.470.000)
Selisih kapasitas :
SK = (7.000 – 6.400) x Rp.1.850 = Rp.1.110.000
Bukti : (Rp.29.470.000)+Rp.1.110.000 = Rp.28.360.000

Soal (hal 313-315)


S 9-1. Tarif Biaya Overhead Pabrik
Informasi berikut merupakan angka-angka taksiran untuk tahun 2018 dari PT
Samsang Jaya pada tingkat kapasitas normal.
Jumlah Produksi ......................................................................................... 192.000 unit
Jumlah Jam Mesin ...................................................................................... 400.000 jam
Jumlah jam tenaga kerja langsung .............................................................. 800.000 jam
Biaya tenaga kerja langsung ................................................................ Rp. 240.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung ......................................................... Rp. 48.000.000
Biaya Bahan baku langsung ................................................................ Rp. 320.000.000
Biaya Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan ............................ Rp. 40.000.000
Biaya penyusutan gedung dan peralatan pabrik .................................... Rp. 32.000.000
Biaya listrik,air dan bahan bakar untuk pabrik ...................................... Rp. 16.000.000
Biaya pemeliharaan gedung pabrik ...................................................... Rp.
24.000.000
Biaya sewa gedung pabrik ..................................................................... Rp. 20.000.000
Beban umum dan administrasi .............................................................. Rp. 80.000.000
Beban penjualan .................................................................................... Rp.
64.000.000
Diminta :
Hitunglah tarif Bop untuk PT Samsang Jaya dengan menggunakan basis alokasi
berikut :
1. Jumlah unit produksi.

Jawab :

Bop taksiran = Rp.48.000.000 + Rp.40.000.000 + Rp.32.000.000 +


Rp.16.000.000 + Rp.24.000.000 +Rp.20.000.000 +
Rp.80.000.000 + Rp.64.000.000
= Rp.324.000.000
T bop = Rp.324.000 : 192.000 unit = Rp.1.688/unit

2. Biaya bahan baku langsung.

Jawab :

T bop = (Rp.324.000.000 : Rp.320.000.000) x 100% = 101,25%


3. Biaya tenaga kerja langsung.

Jawab :

T bop= (Rp.324.000.000 : Rp.240.000.000) x 100% = 135%


4. Jumlah Jam tenaga kerja langsung.

Jawab :

T bop = Rp.324.000.000 : 800.000 jam = Rp.405


5. Jumlah jam mesin.

Jawab :

T bop = Rp.324.000.000 : 400.000 jam = Rp. 810

S 9-2. Tarif biaya overhead pabrik, varian anggaran dan varian kapasitas
Pada bulan maret 2018 PT Berjaya utama menghasilkan 17.000 unit produk dengan
biaya overhead pabrik Rp. 104.000.000. Untuk menghasilkan satu unit produk tersebut
diperlukan 4jam tenaga kerja langsung. Kapasitas normal per bulan adalah 40.000 jam
tenaga kerja langsung dengan jumlah biaya overhead pabrik tetap ditaksir Rp.
48.000.000 dan tarif biaya overhead pabrik variabel Rp. 3.600/jam tenaga kerja
langsung.
Diminta :
1. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik dan tariff biaya overhead pabrik perunit.

Jawab :

Tbop tetap = Rp.48.000.000 : 40.000 jam = Rp.1.200/jam


Tbop variabel = Rp3.600/jam
Tbop = Rp.4.800/jam
Tbop per unit = Rp.48.000.000 : 17.000 = Rp.2.824/unit
2. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi untuk maret
2018.

Jawab :

Bop dibebankan = Rp.4.800 x 68.000 jam = 326.400.000


3. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang di bebankan.

Jawab :

Bop sesungguhnya = Rp.104.000.000


Bop dibebankan = Rp.326.400.000
Selisih = Rp.104.000.000 – Rp.326.400.000 = Rp.222.400.000 UF
4. Hitunglah varian anggaran, apakah menguntungkan atau merugikan?

Jawab :

Selisih anggaran :
Bop sesungguhnya = Rp.104.000.000
FBKS = (40.000 x Rp.1.200) + (68.000 x Rp.3.600) = Rp.292.800.000
Selisih Anggaran = Rp.104.000.000 – Rp.292.800.000
= (Rp.188.800.000) merugikan
5. Hitunglah varian kapasitas, apakah menguntungkan atau merugikan?

Jawab :

SK = (40.000 – 68.000) x Rp.1.200 = (Rp.33.600.000) merugikan

S 9-3. Biaya overhead pabrik yang dibebankan perlakuan atas selisih biaya overhead
pabrik
PT. Bina Karya menggunakan metode harga pokok pesanan. Data-data berikut
diambil dari catatan akuntansi perusahaan untuk bulan Juli 2018 :
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya ......................................... Rp. 92.500.000
Pemakaian bahan baku langsung selama juli 2018 :
Pekerjaan No 101 .................................................................................. Rp. 46.000.000
Pekerjaan No 102 .................................................................................. Rp. 55.000.000
Jumlah jam mesin yang digunakan
Pekerjaan No 101 ........................................................................................... 6.000 jam
Pekerjaan No 102 ............................................................................................4.500 jam
Biaya tenaga kerja langsung
Pekerjaan No 101 .................................................................................. Rp. 25.000.000
Pekerjaan No 102 .................................................................................. Rp. 21.000.000
Pada awal bulan Juli tidak terdapat barang dalam proses. Pekerjaan No 101 telah
diselesaikan pada minggu ketiga bulan Juli. Biaya overhead pabrik dibebankan ke
produksi berdasarkan jam mesin dengan tarif Rp 9.000 per jam mesin..
Diminta :
1. Hitunglah jumlah biaya atau harga pokok dari pekerjaan No 101 dan saldo perkiraan
barang dalam proses pada 31 Juli.
2. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan selama bulan Juli.
3. Hitunglah biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang di bebankan, apakah
menguntungkan atau ,merugikan?
4. Buatlah ayat jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan jika diasumsikan ditutup ke akun Beban Pokok Penjualan.
Jawab :
1. Harga pokok dari pekerjaan No 101

• Jumlah biaya Pekerjaan No 101

Bahan baku langsung Rp 46.000.000


Tenaga kerja langsung 25.000.000
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan 54.000.000
(Rp 9.000 x 6.000 jam)
Total biaya produksi Rp 125.000.000
Noted : tidak ada info jumlah unit yang selesai di produksi
• Saldo perkiraan barang dalam proses pada 31 Juli

Pekerjaan 102
Bahan baku langsung Rp 55.000.000
Tenaga kerja langsung 21.000.000
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan 40.500.000
(Rp 9.000 x 4.500 jam)
Saldo barang dalam proses Rp 116.500.000
2. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan selama bulan Juli.
• Pekerjaan 101

Rp 9.000 x 6.000 jam = Rp 54.000.000


• Pekerjaan 102

Rp 9.000 x 4.500 jam = 40.500.000

3. Hitunglah biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang di bebankan, apakah
menguntungkan atau ,merugikan?
• Pekerjaan No 101
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 92.500.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 54.000.000
Selisih biaya overhead pabrik dibebankan Rp 38.500.000 (kurang)

• Pekerjaan No 102
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 92.500.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 40.500.000
Selisih biaya overhead pabrik dibebankan Rp 52.000.000 (kurang)

4. Buatlah ayat jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan jika diasumsikan ditutup ke akun Beban Pokok Penjualan.
• Pekerjaan No 101
Beban Pokok Penjualan Rp 38.500.000 (d)
Biaya Overhead Pabrik Rp 38.500.000 (k)

• Pekerjaan No 102
Beban Pokok Penjualan Rp 52.000.000 (d)
Biaya Overhead Pabrik Rp 52.000.000 (k)\

S 9-4. Varian Anggaran dan Varian Kapasitas


Berikut ini adalah data yang berhubungan dengan beberapa analisis varian atas
biaya overhead pabrik.
Biaya
No. Biaya Overhead Pabrik Anggaran yang Overhead yang Varian Varian
yang Sesungguhnya Diperkenankan Dibebankan Anggaran Kapasitas

1 Rp 9.000.000 Rp 10.200.000 Rp 8.800.000 ? ?


2 5.400.000 ? ? 400.000 300.000
3 ? ? 3.200.000 200.000 400.000
4 ? 4.800.000 ? 120.000 220.000
5 6.200.000 5.800.000 ? ? 100.000
6 5.600.000 ? ? 80.000 0
Diminta :
Hitunglah angka yang masih merupakan tanda Tanya.
Jawab :
1. Variansi Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 9.000.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 10.200.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 8.800.000
Rp 19.000.000
Varian Anggaran Rp 10.000.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 19.000.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 8.800.000
Varian Kapasitas Rp 10.200.000

2. Variansi Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 5.400.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 300.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 4.700.000
Rp 5.000.000
Varian Anggaran Rp 400.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 5.000.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 4.700.000
Varian Kapasitas Rp 300.000

3. Variansi Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 3.800.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 400.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 3.200.000
Rp 3.600.000

Varian Anggaran Rp 200.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 3.600.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 3.200.000
Varian Kapasitas Rp 400.000
4. Variansi Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 4.920.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 220.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 4.580.000
Rp 4.800.000
Varian Anggaran Rp 120.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 4.800.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 4.580.000
Varian Kapasitas Rp 220.000

5. Varian Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 6.200.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 100.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 5.700.000
Rp 5.800.000
Varian Anggaran Rp 400.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 5.800.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 5.700.000
Varian Kapasitas Rp 100.000

6. Variansi Anggaran
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 5.600.000
Biaya Overhead Pabrik tetap yang dianggarkan Rp 0
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 5.520.000
Rp 5.520.000
Varian Anggaran Rp 80.000

Varian Kapasitas
Anggaran yang di perkenankan Rp 5.520.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 5.520.000
Varian Kapasitas Rp 0

Anda mungkin juga menyukai