Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS TITIK IMPAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 13

RAHMAWATI ( 1761201004 )
MAISAROH ( 1761201215 )
RAMLAWATI ( 1761201152 )
KELAS B1
SEMESTER VII

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Kuasa,


salawat beserta salam Allah semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun kita dari zaman yang penuh
dengan kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Dengan begitu Penulis sangat memohon kemakluman dari pembaca atas
kekurangan tersebut, karena tidak ada yang sempurna seperti zat-Nya.
Dan apa kata pepatah “ Tak ada gading yang tak retak ” oleh karena itu,
kritik dan saran yang positif dan konstrutif sangat penulis harapkan demi
lebih sempurnanya makalah ini. Sebagai rasa hormat dan penghargaan,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terhadap
pihak-pihak yang turut mendukung dan memberikan motivasi atas
tersusunnya makalah ini, baik yang memberikan motivasi lewat doa,
dukungan moril dan materil, yang sangat berharga bagi penulis.
Akhir kata semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
pembaca memberikan wawasan bagi penulis dan menjadi motivasi untuk
terus belajar dan menambah pengetahuan. Dan Semoga dengan
makalah singkat ini kita dapat lebih memahami bagaimana sebenarnya
Analisis Titik Impas.

Maros, 13 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI…..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN…..........................................................................1

A.Latar Belakang….....................................................................................1

B.Rumusan Masalah…................................................................................1

C.Tujuan…..............................….................................................................1

BAB II PEMBAHASAN…...........................................................................2

A. Pengertian analisis break even (titik impas)...........................................2

B. Unsur-unsur pokok yang ada dalam break even (titik impas).................3

C. Keterbatasan analisis break even point.................................................7

D. Asumsi dari analisis break even point...................................................10

E. Kegunaan analisis break even point.....................................................11

BAB III PENUTUP….................................................................................14

A.Kesimpulan ............................................................................................1
4

B.Saran…..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu

merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha

maka tentunya akan mengeluarkan biaya produsi, maka dengan analisis titik impas

dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak

menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga

yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga

jual dan begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut

dapat diketahui jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis

break even point sering digunakan dalam hal yang lainmisalnya dalam analisis

laporan keuangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analisis break even (titik impas)?

2. Unsur-unsur pokok yang ada dalam break even (titik impas) ?

3. Uagaimana keterbatasan analisis break even point ?

4. Bagaimana asumsi dari analisis break even point ?

5. Apa kegunan analisis break even point ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis break even (titik impas).

2. Untuk mengetahui unsur-unsur pokok yang ada dalam break even (titik

impas).

3. Untuk mengetahui keterbatasan analisis break even point.

3
4. Untuk mengetahui asumsi dari analisis break even point.

5. Untuk mengetahui kegunaan analisis break even point.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Break Even Point

Banyak para ahli berpendapat tentang pengertian break even point, dimana

pengertian satu dengan lainnya berbeda tetapi pada prinsipnya mempunyai konsep

dasar yang sama. Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point

adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total biaya).

Sedang Mulyadi (1997 : 72) menyatakan bahwa “impas adalah suatu

keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi,

dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue)

sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan

untuk menutup biaya tetap saja”.

Hansen dan Mowen (1994 : 16) menyatakan “Break Even Point is where total

revenues equal total costs, the point is zero profits”.

Menurut Ross, Randolph, dan Bradford (1998 : 309) menyatakan “Break even

analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship between

sales volume and profitability”.

Tetapi analisa break even point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui

keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even mampu

memberikan informasi pada pimpinan perusahaan berbagai tingkat volume penjulan

serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat

penjualan yang dihasilkan.

4
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan perusahaan mencapai

break even point apabila dalam satu periode kerja tidak memperoleh laba tetapi juga

tidak menderita rugi, dimana laba adalah nol. Jadi dapat dikatakan break even point

adalah hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingakat keuntungan yang

akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu, sehingga analisis Break Even Point

ini sering disebut cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point

berguna juga untuk menentukan kebijaksanaan dalam perusahaan, baik perusahaan

yang sudah maju maupun perusahaan yang baru mengadakan perencanaan.

2. Unsur-Unsur Pokok Dalam Analisa Break Even Point

Analisa unsur-unsur yang mempengaruhi break even point yaitu biaya,

volume, harga jual serta laba itu sendiri.

Pengertian biaya dan beban di dalam bahasa Indonesia belum dibedakan

dengan tepat. Seringkali istilah cost digunakan secara sinonim dengan istilah

expense. Mulyadi (1986:4) membedakan pengertian antara cost dan expense

sebagai berikut: “cost adalah bagian dari harga perolehan tahun harga beli aktiva

yang ditunda pembebannya atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dengan

realisasi penghasilan”. Sedang expense adalah cost yang dikorbankan di dalam

usaha memperoleh penghasilan.

Yang dimaksud dengan volume yang terdapat dalam analisa Break Even

Point adalah jumlah unit produksi atau jumlah unit penjualan.

Harga jual per unit adalah sejumlah uang yang diterima atau piutang yang

timbul atas penyerahan barang dan jasa kepada konsumen dalam setiap unitnya.

Harga jual bisa berupa harga jual bersih atau bisa harga jual kotor. Sedangkan yang

digunakan dalam analisa Break Even Point adalah harga jual bersih yang terlepas

dari berbagai macam potongan.

5
Laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana keuntungan ini

berasal dari penghasilan setelah dikurangi biaya.

Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yang membentuk Break Even

Point adalah harga jual dan biaya (biaya tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel

tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya, perubahaan salah satu dari

variabel yang dimaksud mengakibatkan perubahan besarnya titik Break Even Point.

 Harga Jual

Pengertian harga jual menurut Kotler (1994:474) adalah sebagai berikut:

“Price is what the seller feels it is worth, in terms of money to the buyer.” Di

mana pengertiannya adalah harga bagi penjual merupakan suatu nilai dalam

uang yang ditawarkan pada pembeli. Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa

harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh

penjual, serta penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga

tersebut.

Tujuan penetapan harga menurut Kotler (1994:491-493) adalah: (1) survival,

(2) maximum current profit, (3) maximum current revenue, (4) maximum sales

growth, (5) maximum market skimming, (6) product quality leadership.

Penetapan harga jual pada suatu produk amatlah penting, kesalahan dalam

penetapan harga akan berakibat fatal bagi segi keuangan dan akan

mempengaruhi kontinuitas usaha.

Ada beberapa metode yang biasanya digunakan dalam menetapkan harga

menurut Kotler (1994:498-506), yaitu:

1. Cost Based Pricing

6
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan

menambah tingkat keuntungan pada biaya-biaya yang telah dibebankan

pada barang.

b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yang didasarkan atas

permintaan.

2. Buyer based pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan nilai / citra

yang dirasakan konsumen terhadap produk.

3. Competition based pricing

1. Going rate pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan harga

yang ditetapkan oleh pesaing.

2. Sealed – bid pricing : adalah penetapan harga jual dalam situasi dimana

perusahaan bersaing dengan cara menetapkan harga jual yang lebih

rendah dari harga yang ditetapkan pesaing.

Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya

adalah kumpulan dari biaya produksi, biaya penjualan dan biaya lain-lain di

tambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan produsen yang

ditawarkan kepada konsumen. Sedang masing-masing biaya tersebut

mempunyai berbagai karakter yang berbeda antara biaya yang satu dengan

yang lain. Seperti halnya biaya tetap mempunyai karakteristik yang berbeda

dengan biaya variabel.

 Biaya

Menurut Alwi (1994:44) menyatakan biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomis. Sumber ekonomis yang dimaksudkan adalah suatu sumber yang

memiliki adanya sifat kelangkaan (scarcity).

Klasifikasi biaya

7
Masing-masing biaya mempunyai perbedaan antara biaya yang satu dengan

biaya lainnya. Masing-masing perbedaan tersebut juga tergantung dari sudut

pandangnya masing-masing. Namun terkait dengan Break Even Point klasifikasi

dari biaya yang dimaksudkan yaitu berdasarkan sifatnya. Halim (1995:52)

menyatakan bahwa: “Biaya berdasarkan sifatnya terdiri dari biaya tetap, biaya

variabel dan biaya semi variabel”.

1. Biaya tetap

Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa biaya tetap adalah biaya yang

dikeluarkan yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Atau dengan

kata lain, turun naiknya volume produksi tidak mempengaruhi besarnya

biaya yang dimaksudkan. Untuk itu karakteristik biaya tetap adalah sebagai

berikut:

a. Jumlahnya tetap dalam suatu periode

b. Biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, dalam

arti semakin besar jumlah produksi maka biaya tetap per unit semakin

kecil demikian juga berlaku sebaliknya.

2. Biaya Variabel

Alwi (1994:112) menyatakan biaya variabel merupakan sejumlah biaya yang

dikeluarkan yang besarnya tergantung volume produksi, semakin besar

volume produksi akan diikuti dengan melonjaknya biaya tersebut dan

demikian juga sebaliknya. Dengan demikian karakteristik biaya variabel

antara lain:

a. Jumlahnya berfluktuasi berdasarkan volume produksi

8
b. Biaya variabel per unit relatif tetap seiring dengan bertambahnya

volume produksi, tetapi secara keseluruhan total biaya variable

berbanding lurus dengan jumlah produksi, dimana semakin besar total

biaya variabel jumlah produksi semakin besar pula.

3. Biaya Semi Variabel

Alwi (1994:114) menyatakan bahwa biaya semi variabel yaitu biaya yang

merupakan kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel. Seperti halnya

upah karyawan yang didalamnya termasuk upah tetap dan intensif

karyawan.

3. Keterbatasan Analisa Break Even Point

1. Perlu Asumsi

Artinya analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi, terutama mengenai

hubungan antara biaya dengan pendapatan.

2. Bersifat Statis

Artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu

periode tertentu.

3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir.

Artinya analisis titik impas hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan

lanjutan yang dapat dilakukan.

4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik.

Artinya, jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus

dikeluarkan, proyek dapat diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.

5. Hubungan penjualan dan biaya

Hubungan penjualan dan biaya adalah dalam hal biaya , jika penjualan

dilakukan dalam kapasitas penuh, tetapi memerlukan tambahan penjualan , akan

9
ada tambahan biaya tenaga kerja atau upah yang mengakibatkan naiknya biaya

variabel dan jika diperlukan tambahan peralatan atau pabrik, maka biaya tetap juga

akan naik. 6. Kurang mempertimbangkan resiko-resiko yang terjadi selama

penjualan

Artinya selama masa penjualan begitu banyak risiko yang mungkin dihadapi,

misalnya kenaikan harga bahan baku, yang akan berpengaruh terhadap harga jual

dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada jumlah penjualan secara keseluruhan,

baik unit maupun rupiah.

7. Pengukuran kemungkinan penjualan

Artinya jika hendak membuat grafik pulang pokok yang didasarkan kepada

harga penjualan yang konstan, untuk melihat kemungkinan laba pada berbagai

tingkat harga harus dibuatkan semua seri grafik untuk tiap tingkat harga.

Namun, meskipun analisis titik impas memiliki banyak kelemahan,

manajemen masih dapat menggunakannya sebagai salah satu alat perencanaan

keuangan, terutama perencanaan laba, produksi, maupun perencanaan penjualan

ke depan. Hanya saja bagaimana perusahaan dapat melihat kelemahan di atas

sebagai bahan koreksi atau pertimbangan lain dalam menentukan kebijakannya.

Perhitungan Dalam Analisa Break Even Point

Alwi (1994:269) menyatakan bahwa terdapat berbagai cara untuk

menentukanbesarnya Break Even Point, antara lain dengan menggunakan teknik

persamaan dan pendekatan grafik.

1. Teknik Persamaan

Penentuan besarnya Break Even Point menggunakan teknik persamaan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Y =Cx−Bx−A

10
Keterangan:

Y = Laba

C = Harga jual per unit

x = Jumlah produk yang dijual

B = Biaya variable per unit

A = Biaya tetap

Berdasar definisi di atas suatu perusahaan akan impas apabila jumlah

penghasilan sama dengan jumlah biaya (laba = 0). Berangkat dari rumus

persamaan yang telah diungkapkan tersebut dengan menggunakan pengolahan

rumus yang dimaksud, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

0=Cx−Bx− A

Cx=Bx + A

Berdasar persamaan tersebut, dengan melalui berbagai penyelesaian

persamaan akan diperoleh rumus turunan sebagai berikut:

Cx=Bx + A ⇒ Cx−Bx= A ⇒( C−B ) x=A

Sebagai penyelesaian dari persamaan di atas, diperoleh rumus lebih lanjut

sebagai berikut:

A
x (BEP)=
C−B

Keterangan:

Cx=Bx +A ⇒ Hasil penjualan=Biaya


Dengan demikian, rumus Break Even Point yang didapatkan dari berbagai

persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

Biaya Unit
BEP ( unit ) =
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit

11
Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah menurut Alwi (1994:274) adalah

sebagai berikut:

Biaya Tetap
BEP ( rupiah )=
Biaya Variabel
1−
Total Penjualan

2. Pendekatan Grafik

Alwi (1994:276) menyatakan bahwa: “…selain dengan teknik persamaan dapat

juga digunakan pendekatan secara grafik, yaitu dengan penentuan titik

pertemuan antara garis penghasilan dengan garis biaya di dalam suatu grafik”.

Titik pertemuan antara garis penghasilan dengan garis biaya tersebut

merupakan titik Break Even Point. Untuk dapat menentukan titik break even

harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan,

sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan penghasilan.

4. Asumsi Dasar Break Even Point

Terkait dengan masalah-masalah asumsi dasar BEP, Riyanto (1991:279)

mengemukakan:

Asumsi-asumsi dasar Break Even Point adalah sebagai berikut:

 Biaya dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dengan

golongan biaya tetap.

 Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional

dengan volume produksi / penjualan.

 Berdasarkan biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada

12
perubahan volume produksi / penjualan.

 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.

 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi

lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara

masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.

5. Kegunaan Analisa Break Even Point

Analisa Break Even Point dapat digunakan untuk berbagai tujuan terutama

bagi perusahaan yang sedang menyusun perencanaan. Di samping itu juga dapat

digunakan sebagai alat pengendalian waktu perusahaan masih dalam kegiatan

sebelum berakhirnya suatu periode.

Menurut Adikoesoemah (1996:359), mengemukakan bahwa analisa Break Even

Point digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk:

 Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan.

 Menyajikan data biaya dan laba kepada top management, yang diperlukan

untuk mengambil keputusan dan merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan.

 Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik

yang mudah dibaca dan dimengerti.

Sedangkan menurut Sigit (1996:3) juga menyatakan tentang berbagai

kegunaan analisa BEP adalah sebagai berikut:

Kegunaan analisa Break Even Point antara lain:

 Sebagai alat untuk merencanakan laba.

 Sebagai alat untuk perencanaan budget.

13
 Sebagai penentu harga jual produk.

 Sebagai dasar menentukan harga jual produk.

 Sebagai dasar rencana pengembangan.

 Sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dari beberapa uraian tersebut tentang Break Even Point, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kegunaan analisa Break Even Point antara lain:

a. Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada

management secara sederhana dan singkat.

b. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam

mengambil keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan

perencanaan laba.

c. Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan

hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam aktivitas utama

perusahaan di masa mendatang.

d. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk

mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana

untuk membandingkan antara realisasi dengan perhitungan berdasarkan

analisa break even sebagai alat pengendalian atau controlling.

e. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut

analisa break even dan laba yang ditargetkan.

BREAK EVENT POINT (BEP) PERHITUNGAN USAHA

Terjual (200@Rp.3,000) Rp.600,000,00 100%

14
Total biaya variabel Rp.62,500,00 - 10.5% -

Total pendapatan marginal Rp.537.500,00 89.5%

Total biaya tetap Rp.500,000,00 - 83.3% -

Keuntungan laba Rp.37,500,00 6.2%

Break Even Point (titik balik modal) per porsi Total biaya tetap

Kontribusi margin per porsi

Rp.500,000,00

Rp.3,000,00

= 166 per porsi

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

BEP (Break Even Point) adalah titik dimana ketentuan penerimaan total sama

dengan pengeluaran total. Analisis BEP membutuhkan suatu perkiraan biaya tetap

(fixed cost), biaya variabel (variabel cost) dan penerimaan (revenue).

Apabila perusahaan di dalam kegiatan operasinya menggunakan biaya tetap

dan pada volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.

Dengan Break Even Point, manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat

penjualan yang disyaratkan agar tidak menderita kerugian, dan disarankan

dapat mengambil langkah-langkahyang tepat untuk masa akan datang. Dengan

mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan

minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.

B.Saran

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka

komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)

haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan

harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan

mempengaruhi titik break even.

Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada

volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba

tertentu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arthur J.Keown, Dafid F Scot.J D, Basic Financial Manajement,7 th edition. Pearson

Education Asia Pte.Ldt 1996.

http://wordprees.com/2009/09/cara-menentukan-break-even-point.html

http://muhyazin.blogspot.co.id/2013/01/artikel-analisis-titik-impas.html

http://tlbatkpsby.blogspot.co.id/2013/09/sekilas-tentang-break-even-point.html

17

Anda mungkin juga menyukai