DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
RAHMAWATI ( 1761201004 )
MAISAROH ( 1761201215 )
RAMLAWATI ( 1761201152 )
KELAS B1
SEMESTER VII
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI…..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN…..........................................................................1
A.Latar Belakang….....................................................................................1
B.Rumusan Masalah…................................................................................1
C.Tujuan…..............................….................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…...........................................................................2
A.Kesimpulan ............................................................................................1
4
B.Saran…..................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maka tentunya akan mengeluarkan biaya produsi, maka dengan analisis titik impas
dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak
menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga
jual dan begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut
dapat diketahui jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan. Analisis
break even point sering digunakan dalam hal yang lainmisalnya dalam analisis
laporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis break even (titik impas).
2. Untuk mengetahui unsur-unsur pokok yang ada dalam break even (titik
impas).
3
4. Untuk mengetahui asumsi dari analisis break even point.
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak para ahli berpendapat tentang pengertian break even point, dimana
pengertian satu dengan lainnya berbeda tetapi pada prinsipnya mempunyai konsep
dasar yang sama. Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point
adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak
keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi,
dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue)
sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan
Hansen dan Mowen (1994 : 16) menyatakan “Break Even Point is where total
Menurut Ross, Randolph, dan Bradford (1998 : 309) menyatakan “Break even
analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship between
Tetapi analisa break even point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui
keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even mampu
4
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan perusahaan mencapai
break even point apabila dalam satu periode kerja tidak memperoleh laba tetapi juga
tidak menderita rugi, dimana laba adalah nol. Jadi dapat dikatakan break even point
adalah hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingakat keuntungan yang
akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu, sehingga analisis Break Even Point
ini sering disebut cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point
dengan tepat. Seringkali istilah cost digunakan secara sinonim dengan istilah
sebagai berikut: “cost adalah bagian dari harga perolehan tahun harga beli aktiva
Yang dimaksud dengan volume yang terdapat dalam analisa Break Even
Harga jual per unit adalah sejumlah uang yang diterima atau piutang yang
timbul atas penyerahan barang dan jasa kepada konsumen dalam setiap unitnya.
Harga jual bisa berupa harga jual bersih atau bisa harga jual kotor. Sedangkan yang
digunakan dalam analisa Break Even Point adalah harga jual bersih yang terlepas
5
Laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana keuntungan ini
Point adalah harga jual dan biaya (biaya tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel
tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya, perubahaan salah satu dari
variabel yang dimaksud mengakibatkan perubahan besarnya titik Break Even Point.
Harga Jual
“Price is what the seller feels it is worth, in terms of money to the buyer.” Di
mana pengertiannya adalah harga bagi penjual merupakan suatu nilai dalam
uang yang ditawarkan pada pembeli. Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa
harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh
tersebut.
(2) maximum current profit, (3) maximum current revenue, (4) maximum sales
Penetapan harga jual pada suatu produk amatlah penting, kesalahan dalam
penetapan harga akan berakibat fatal bagi segi keuangan dan akan
6
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan
pada barang.
b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yang didasarkan atas
permintaan.
2. Buyer based pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan nilai / citra
2. Sealed – bid pricing : adalah penetapan harga jual dalam situasi dimana
Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya
adalah kumpulan dari biaya produksi, biaya penjualan dan biaya lain-lain di
mempunyai berbagai karakter yang berbeda antara biaya yang satu dengan
yang lain. Seperti halnya biaya tetap mempunyai karakteristik yang berbeda
Biaya
Klasifikasi biaya
7
Masing-masing biaya mempunyai perbedaan antara biaya yang satu dengan
menyatakan bahwa: “Biaya berdasarkan sifatnya terdiri dari biaya tetap, biaya
1. Biaya tetap
Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa biaya tetap adalah biaya yang
biaya yang dimaksudkan. Untuk itu karakteristik biaya tetap adalah sebagai
berikut:
b. Biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, dalam
arti semakin besar jumlah produksi maka biaya tetap per unit semakin
2. Biaya Variabel
antara lain:
8
b. Biaya variabel per unit relatif tetap seiring dengan bertambahnya
Alwi (1994:114) menyatakan bahwa biaya semi variabel yaitu biaya yang
merupakan kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel. Seperti halnya
karyawan.
1. Perlu Asumsi
2. Bersifat Statis
Artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu
periode tertentu.
Artinya analisis titik impas hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan
Artinya, jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus
Hubungan penjualan dan biaya adalah dalam hal biaya , jika penjualan
9
ada tambahan biaya tenaga kerja atau upah yang mengakibatkan naiknya biaya
variabel dan jika diperlukan tambahan peralatan atau pabrik, maka biaya tetap juga
penjualan
Artinya selama masa penjualan begitu banyak risiko yang mungkin dihadapi,
misalnya kenaikan harga bahan baku, yang akan berpengaruh terhadap harga jual
dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada jumlah penjualan secara keseluruhan,
Artinya jika hendak membuat grafik pulang pokok yang didasarkan kepada
harga penjualan yang konstan, untuk melihat kemungkinan laba pada berbagai
tingkat harga harus dibuatkan semua seri grafik untuk tiap tingkat harga.
1. Teknik Persamaan
Y =Cx−Bx−A
10
Keterangan:
Y = Laba
A = Biaya tetap
penghasilan sama dengan jumlah biaya (laba = 0). Berangkat dari rumus
0=Cx−Bx− A
Cx=Bx + A
sebagai berikut:
A
x (BEP)=
C−B
Keterangan:
Biaya Unit
BEP ( unit ) =
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit
11
Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah menurut Alwi (1994:274) adalah
sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP ( rupiah )=
Biaya Variabel
1−
Total Penjualan
2. Pendekatan Grafik
pertemuan antara garis penghasilan dengan garis biaya di dalam suatu grafik”.
merupakan titik Break Even Point. Untuk dapat menentukan titik break even
mengemukakan:
12
perubahan volume produksi / penjualan.
Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
Analisa Break Even Point dapat digunakan untuk berbagai tujuan terutama
bagi perusahaan yang sedang menyusun perencanaan. Di samping itu juga dapat
Menyajikan data biaya dan laba kepada top management, yang diperlukan
13
Sebagai penentu harga jual produk.
Dari beberapa uraian tersebut tentang Break Even Point, maka dapat ditarik
a. Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada
b. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam
perencanaan laba.
c. Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan
e. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
14
Total biaya variabel Rp.62,500,00 - 10.5% -
Break Even Point (titik balik modal) per porsi Total biaya tetap
Rp.500,000,00
Rp.3,000,00
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BEP (Break Even Point) adalah titik dimana ketentuan penerimaan total sama
dengan pengeluaran total. Analisis BEP membutuhkan suatu perkiraan biaya tetap
dan pada volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.
mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan
B.Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)
haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan
harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada
volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba
tertentu.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://wordprees.com/2009/09/cara-menentukan-break-even-point.html
http://muhyazin.blogspot.co.id/2013/01/artikel-analisis-titik-impas.html
http://tlbatkpsby.blogspot.co.id/2013/09/sekilas-tentang-break-even-point.html
17