Anda di halaman 1dari 13

Makalah Akuntansi Keuangan II

“Transaksi Antar Perusahaan - Aset”

Disusun oleh :
Eka Widiya Astuti (CA115111108)

Fakultas Ilmu Administrasi Prodi Ilmu Administrasi Publik


Konsentrasi Perpajakan
Dosen : Supriyono, S.E., M.A
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan II dengan pembahasan “Transaksi Antar Perusahaan - Aset”. Selain itu,
tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengidentifikasi laba /
laporan konsolidasi antarperusahaan dalam hubungan induk - anak.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan
datang.

Harapan kami, mudah - mudahan makalah yang sederhana ini benar - benar dapat
memenuhi tugas yang Bapak berikan, dan bisa berguna bagi pembaca.

Jakarta, 23 Juni 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Manfaat 2
BAB II Pembahasan
A. Laba antar perusahaan .3
B. Laba antar perusahaan dan pendapatan investasi ..4
C. Laba antar perusahaan – penjualan downstream dan upstream ..6
BAB III Penutup
Kesimpulan . .9
Daftar Pustaka 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu alasan entitas induk menguasai saham entitas lain adalah untuk
kepentingan bisnis, seperti mendapatkan pemasok (supplier) tetap atau
pelemparan produknya (integrasi vertical). Transaksi jual-beli antara entitas
induk-anak sering terjadi, baik atas barang dagang maupun aset lainnya. Tidak
jarang terjadi intergrasi hulu-hilir antara entitas induk-anak. Sebagai contoh,
seluruh bahan mentah entitas induk berasal dari entitas anak tertentu,
sedangkan hasil peroduksi entitas induk dilempar pada entitas anak lainnya
dalam kelompok yang memiliki lebih dari satu entitas anak.
Bab ini akan membahas teransaksi jual-beli aset antarperusahaan dan
dampaknya terhadap pendapatan investasi serta penyusunan kertas kerja
laporan keuangan konsolidasi. Pada pembahasan selanjutnya, penjualan yang
dilakukan entitas induk kepada entitas anak disebut downstream dan apabila
entitas anak sebagai pihak penjual disebut dengan istilah”upstream”. Aset entitas
induk yang berasal dari entitas anak, dan aset entitas anak yang berasal dari
entitas induk atau dari entitas anak lainnya dalam suatu konsolidasi disebut
antarperusahaan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah


ini :
1) Jelaskan laba antar perusahaan ?
2) Jelaskan laba antar perusahaan dan pendapatan investasi?
3) Jelaskan laba antar perusahaan – penjualan downstream dan upstream ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1
1) Mengidentifikasi laba antarperusahaan dalam hubungan induk-anak.
2) Untuk memahami keterkaitan laba antarperusahaan dengan pendapatan
3) Untuk mengetahui perbedaan penjualan downstream dan upstream

D. Manfaat

Memberikan informasi kepada pembaca mengenai laba antar perusahaan


baik dalam pendapatan investasi maupun dalam penjualan downstream dan
upstream

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. LABA ANTAR PERUSAHAAN

Laporan Konsolidasi memandang seluruh entitas dalam hubungan induk-


anak sebagai satu, sehingga setiap transaksi antar perusahaan harus di
eliminasi. Jual-beli antar perusahaan merupakan salah satu transaksi yang harus
dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi. Dalam sudut pandang konsolidasi,
jual-beli antar perusahaan dipandang sebagai transfer atau pindah tangan saja.
Prinsip “arms length transaction” juga harus diterapkan dalam transaksi antara
entitas induk dan anak. Dengan prinsip ini apabila entitas induk menjual barang
dagang kepada entitas anak atau sebaliknya, harga jual antara induk – anak
harus sama dengan harga jual kepada pihak eksternal. Untuk kepentingan
penyusunan laporan konsolidasi yang menganggap induk – anak adalah satu,
maka laba yg terjadi saat penjualan dianggap laba diri sendiri sehingga harus di
eliminasi.
Laba antar perusahaan atas aset tetap yang memiliki umur tidak terbatas
hanya akan terealisasi apabila aset tetap tersebut telah berpindah tangan ke
pihak ke-3 yang biasanya terjadi melalui proses penjualan. Laba antar
perusahaan atas aset tetap yang memiliki umur terbatas dapat terealisasi
dengan dua cara yaitu :
 Pindah tangan kepihak eksternal (biasanya melalui proses penjualan).
 Masa pemakaian atau umur ekonomis aset tetap tersebut telah habis. Laba
antar perusahaan akan terealisasi selama terdapat aset entitas induk atau
anak yang berasal dari transaksi antar perusahaan. Apabila aset tersebut
sudah tidak lagi dimiliki pihak pembeli, laba antar perusahaan sudah
terealisasi. Aset tetap yang sudah habis masa pakainya secara akuntansi
sudah bernilai nol, sekalipun secara fisik aset tersebut masih ada. Apabila nilai
buku aset tersebut telah nol, itu berartinya aset tersebut sudah tidak terdapat

3
lagi dalam hubungan induk – anak melalui proses alamiah (penyusutan),
sehingga laba perusahaan juga sudah terealisasi secara alamiah.

B. LABA ANTAR PERUSAHAAN DAN PENDAPATAN INVESTASI

Laba antarperusahaan tidak diakui untuk kepentingan penyusunan laporan


konsolidasi, sehingga harus dieliminasi. Pendapatan investasi menurut metode
ekuitas berasal dari laba entitas anak. Kesalahan dalam perhitungan laba entitas
anak akan menyebabkan entitas induk melakukan kesalahan dalam pencatatan
pendapatan investasi yang melakukan koreksi. Adanya laba antarperusahaan
menyebabkan entitas induk harus melakukan koreksi atas pendapatan
investasinya. Laba antarperusahaan menyebabkan laba tercatat berlebih
sehingga pendapatan investasi juga dicatat terlalu besar dan harus dikoreksi
sebagai berikut:

Pendapatan Investasi xxx


Investasi dalam saham xxx

Koreksi pendapatan investasi secara otomatis akan mengurangi nilai


investasi dalam saham karena menurut metode ekuitas, perubahan nilai
investasi dipengaruhi oleh pendapatan investasi selain fakta-fakta lainnya seperti
deviden.

Apabila pada tahun berikutnya laba antarperusahaan terealisasi karena


pihak pembeli dalam hubungan induk-anak telah menjual aset tersebut kepada
pihak eksternal, maka laba yang telah ditunda pada tahun lalu direalisasi.
Entitas indukharus mengembalikan nilai investasi yang telah dikurangi pada
tahun lalu dengan jurnal penyesuaian (adjustment) berikut:

Investasi dalam saham biasa xxx


Pendapatan Investasi xxx

Jurnal penyesuaian (adjustment) ini adalah kebalikan dari jurnal yang dicatat
pada tahun lalu. Jurnal ini dibuat untuk merealisasi laba antarperusahaan yang

4
telah ditunda sebelumnya. Dampak laba antarperusahaan terhadap investasi
dan nilai investasi secara detail dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan investasi dan nilai investasi dalam saham berkurang

- Bila terdapatpersedian akhir yang berasal dari transaksi antarperusahaan.

- Keuntungan penjualan aset tetap antarperusahaan tahunberjalan baik


yang memiliki umur ekonomis maupun tidak memiliki umur ekonomis.

b. Pendapatan investasi dan nilai investasi bertambah

- Bila terdapat persediaan awal antarperusahaan (penjualan tahun berjalan


berasal dari persediaan awal).

- Pada saat penjualan aset antarperusahaan yang tidak memiliki umur


ekonomis kepada pihak eksternal.

- Jika laba antarperusahaan diamortisasi untuk aset tetap antarperusahaan


yang memiliki umur ekonomis.

Perhitungan pendapatan investasi yang telah dijelaskan dalam Bab 2 akan


lebih kompleks bila terdapat laba antarperusahaan, yang disajikan sebagai
berikut:

Laba yang diumumkan entitas anak


xxx
Amortisasi selisih investasi dengan nilai buku xxx
- Undervalue xxx
- Overvalue xxx
- Intangible asset xxx
Laba-rugi antarperusahaan
xxx
Amortisasi laba-rugi antarperusahaan xxx
Pendapatan investasi
xxx

5
C. LABA ANTAR PERUSAHAAN – PENJUALAN DOWNSTREAM DAN
UPSTREAM
Koreksi atas pendapatan investasi harus dilakukan karena laba antar
perusahaan jumlahnya sama dengan dampak laba antar perusahaan terhadap
pendapatan investas. Dampak laba anta rperusahaan atas pendapatan investasi
berbeda antara penjualan downstream dan penjualan upstream.
Penjualan (Transfer) Downstream adalah dimana Penjualan dari perusahaan
induk ke perusahaan anak. Dan Penjualan (Transfer) Upstream adalah dimana
penjualan dari anak ke perusahaan induk. Dan jika penjualan dilakukan dengan
harga yang sama dengan harga perolehan maka pelaporan keuangan tidak ada
masalah namun jika penjualan dilakukan dengan harga yg berbeda atau lebih
tinggi dari harga perolehannya maka pelaporan keuangan harus disesuaikan
dengan jurnal eliminasi karena perusahaan induk dan anak adalah satu kesatuan
sehingga transaksi diantaranya tdk boleh diakui jika ada keuntungan/ laba.

Contoh Soal :
Perusahaan induk ( PT.E ) membeli tanah seharga Rp200.juta pada bulan
januari dan pada bulan Mei menjualnya ke anak perusahaan ( PT.M ) dengan
harga Rp250 juta.
Diminta :
Ayat jurnal yang dibuat PT.E, PT.M dan ayat jurnal eliminasi untuk penyusunan
laporan keuangan ?

Jawab :
Ayat Jurnal yang dibuat PT.E :
Bulan Januari :
Tanah Rp200 Juta
Kas Rp200 Juta

Bulan Mei :

6
Kas Rp250 Juta
Keuntungan Penjualan Tanah Rp50 Juta
Tanah Rp200 Juta
Ayat Jurnal yang dibuat PT.M :
Tanah Rp250 Juta
Kas Rp250 Juta

Ayat Jurnal Eliminasi Untuk Penyusunan Laporan Keuangan :


Keuntungan Penjualan Tanah Rp50 Juta
Tanah Rp50 Juta

Dan berikut ini perbedaan lainnya antara Arus Upstream dengan


Downstream terhadap keuntungan/ kerugian yang akan diterima pemegang
saham :

Penjualan Eliminasi ( Penyesuaian )


Downstream Terhadap kepemilikan Pengendali / Mayoritas

Upstream :
1.Anak Perusahaan Terhadap kepemilikan Pengendali / Mayoritas
di-
Miliki penuh Secara profesional terhadap kepemilikan
2.Anak Perusahaan pengendali dan kepemilikan non pengendali.
di-
Miliki Mayoritas

Contoh Soalnya :
Diasumsikan PT.E memiliki 80 % saham PT.M, PT.E melaporkan laba nya
sendiri sebesar 220 juta dan PT.M melaporkan laba 170 juta termasuk
didalamnya laba afiliasi penjual adalah keuntungan yg belum direalisasi sebesar
50 juta.

Diminta :

7
1. Hitunglah laba yang diterima PT.E maupun PT.M jika menggunakan arus
Upstream ?
2.Hitunglah laba yang diterima PT.E maupun PT.M jika menggunakan arus
Downstream ?

Jawab :
1.Penjualan menggunakan arus Upstream :
Perhitungan laba sebagai berikut :
Laba PT.E .................................................................. 220 Juta
Laba PT.M ............................................... 170 Juta
Laba antar perusahaan yang belum direalisasi .. (50 Juta)
Laba PT.M yang direalisasi ........................... 120 Juta
Bagian PT.E ( 80% x 120 Juta ) ..................................... 96 Juta
Laba bersih konsolidasi ( PT.E ) ...................................... 316 Juta
*PT.E disebut kepemilikan pengendali.
Maka Laba PT.M ( 20% x 120 Juta ) ................................... 24 Juta
*PT.M disebut kepemilikan non pengendali.

2. Penjualan menggunakan arus Downstream :


Perhitungan Laba sebagai berikut :
Laba PT.E ................................................................... 220 Juta
Laba antar perusahaan yang belum direalisasi .............. (50 Juta)
Laba PT.E .................................................................... 170 Juta
Laba PT.M ................................................ 170 Juta
Bagian PT.E ( 80% x 170 Juta ) ................................. 136 Juta
Laba bersih konsolidasi ( PT.E ) .................................... 306 Juta

Maka laba PT.M ( 20% x 170 Juta ) .............................. 34 Juta

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu alasan entitas induk menguasai saham entitas lain adalah untuk
kepentingan bisnis, seperti mendapatkan pemasok (supplier) tetap atau
pelemparan produknya (integrasi vertical). Transaksi jual-beli antara entitas
induk-anak sering terjadi, baik atas barang dagang maupun aset lainnya. Tidak
jarang terjadi intergrasi hulu-hilir antara entitas induk-anak. Sebagai contoh,
seluruh bahan mentah entitas induk berasal dari entitas anak tertentu,
sedangkan hasil peroduksi entitas induk dilempar pada entitas anak lainnya
dalam kelompok yang memiliki lebih dari satu entitas anak.
Laporan Konsolidasi memandang seluruh entitas dalam hubungan induk-anak
sebagai satu, sehingga setiap transaksi antar perusahaan harus di eliminasi. Jual-
beli antar perusahaan merupakan salah satu transaksi yang harus dieliminasi
dalam kertas kerja konsolidasi
Koreksi atas pendapatan investasi harus dilakukan karena laba antar
perusahaan jumlahnya sama dengan dampak laba antar perusahaan terhadap
pendapatan investas. Dampak laba anta rperusahaan atas pendapatan investasi
berbeda antara penjualan downstream dan penjualan upstream.
Penjualan (Transfer) Downstream adalah dimana Penjualan dari perusahaan
induk ke perusahaan anak. Dan Penjualan (Transfer) Upstream adalah dimana
penjualan dari anak ke perusahaan induk. Dan jika penjualan dilakukan dengan
harga yang sama dengan harga perolehan maka pelaporan keuangan tidak ada
masalah namun jika penjualan dilakukan dengan harga yg berbeda atau lebih
tinggi dari harga perolehannya maka pelaporan keuangan harus disesuaikan
dengan jurnal eliminasi karena perusahaan induk dan anak adalah satu kesatuan
sehingga transaksi diantaranya tdk boleh diakui jika ada keuntungan/ laba.

9
DAFTAR PUSTAKA

 http://irasak3.blogspot.co.id/2015/05/transaksi-antar-perusahaan-aset.html
 http://candraekonom.blogspot.co.id/2014/11/penjualan-transfer-dengan-arus-
upstream.html
 https://kyle893.files.wordpress.com/2013/09/bab-5.doc

10

Anda mungkin juga menyukai