Anda di halaman 1dari 40

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

TRANSAKSI

ENTITAS INDUK DAN ENTITAS ANAK PERSEDIAAN DAN JASA

OLEH:

ANITA SAPUTRI (170301261)

FAZA ARISKA (170301249)

META SAFRIANTI (170301285)

HASBY ASHIDDIEQY (170301309)

KELAS : 5AKReg A4

DOSEN PEMBIMBING : Siti Rodiah, SE.,M.Sc

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah hirobbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk


memenuhi tugas mata kuliah kewarganrgaraan tentang “Transaksi Entitas Induk Dan Entitas
Anak Persediaan Dan Jasa”. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi mahasiswa Fakultas ekonomi reg A semester 5, kami mengakui
bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami butuhkan, khususnya dari dosen pengampu mata kuliah akuntansi keuangan lanjutan
1 ibu siti rodiah Demikianlah makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya ucapkan ribuan terimakasih.

Pekanbaru, Desember 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SBC Communications Inc adalah perusahaan telekomunikasi global yang menawarkan
berbagai layanan inovatif dan solusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Melalui merek
terkemuka, strategi SBC Telecom (inisiatif untuk memperluas nasional ke 30 pasar atas di
luar wilayah layanan tradisional kami), dan investasi dalam bisnis telekomunikasi di 22
negara di luar AS, SBC siap untuk melayani pelanggan, di mana pun mereka berada.
Awalnya salah satu dari tujuh perusahaan holding daerah dibentuk setelah pecahnya
Amerika Telephone & Telegraph Corporation (AT & T) Bell Sistem pada tahun 1983, SBC
Communications Inc telah muncul pada 1990-an sebagai penyedia nasional layanan telepon
lokal. Ini diperoleh bell perusahaan operasi regional lainnya (RBOCs) - Pacific Telesis,
Southern New England, dan Ameritech - pada 1990-an setelah berlalunya UU
Telekomunikasi tahun 1996. Kedua ukuran hanya untuk diusulkan kombinasi Bell Atlantic-
GTE, SBC adalah siap untuk menawarkan berbagai macam lokal, jarak jauh (belum
diizinkan, tapi diharapkan pada tahun 2000), dan layanan nirkabel di seluruh Amerika Serikat
dan internasional. Setelah tahun 1995 perubahan nama menjadi SBC Communications,
perusahaan gabungan divisi Barat Bell Telecom, yang menyediakan peralatan telepon,
dengan Southwestern Bell Telephone Co sebagai ukuran penghematan biaya. Berdasarkan
aturan federal yang baru pelanggan diizinkan untuk membeli sambungan telepon lokal dan
peralatan telepon atau sistem dari sumber yang sama. Di bawah tahun 1984 pecahnya AT &
T, perusahaan Bell daerah telah diminta untuk mengoperasikan bisnis layanan telepon dan
peralatan telepon mereka sebagai divisi atau anak yang terpisah.
Pada tahun 2005, SBC dibeli AT&T sebesar $ 16 miliar. Setelah melakukan pembelian
AT&T, SBC mengadopsi nama dan merek AT&T. AT&T 1885 yang dulu masih ada dan
menjadi anak perusahaan telepon jarak jauh dari perusahaan ini. Saat ini, AT&T memiliki 11
dari 24 perusahaan Sistem Bell. Dalam pembelian AT&T tersebut, SBC sebagai perusahaan
induk melakukan transfer aktiva dari perusahaan cabang maupun ke perusahaan cabang,
Dalam pencatatan akuntansinya, SBC tentu membuat laporan konsolidasi. Laporan
konsolidasi inilah yang nantinya akan menjadi bentuk pertanggungjawaban perusahaan
terhadap stakeholder sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan suatu keputusan.
Dalam laporan konsolidasiannya, terdapat akun transfer aktiva tetap yang menjadi sorotan
penting, mengingat aktiva tetap menjadi sangat likuit disaat perusahaan akan mengalami
pembubaran atau akusisi.
Salah satu alasan entitas induk menguasai saham entitas lain adalah untuk kepentingan
bisnis, seperti mendapatkan pemasok (supplier) tetap atau pelemparan produknya (integrasi
vertical). Transaksi jual-beli antara entitas induk-anak sering terjadi, baik atas barang dagang
maupun aset lainnya. Tidak jarang terjadi intergrasi hulu-hilir antara entitas induk-anak.
Sebagai contoh, seluruh bahan mentah entitas induk berasal dari entitas anak tertentu,
sedangkan hasil peroduksi entitas induk dilempar pada entitas anak lainnya dalam kelompok
yang memiliki lebih dari satu entitas anak.
Transaksi jual-beli aset antarperusahaan dan dampaknya terhadap pendapatan investasi
serta penyusunan kertas kerja laporan keuangan konsolidasi. Penjualan yang dilakukan
entitas induk kepada entitas anak disebut downstream dan apabila entitas anak sebagai pihak
penjual disebut dengan istilah”upstream”. Aset entitas induk yang berasal dari entitas anak,
dan aset entitas anak yang berasal dari entitas induk atau dari entitas anak lainnya dalam
suatu konsolidasi disebut antarperusahaan.
Laporan konsolidasi memandang seluruh entitas dalam hubungan induk-anak sebagai
satu,sehingga setiap transaksi antarperusahaan harus dieliminasi. Jual-beli antarperusahaan
merupakan salah satu transaksi yang harus dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi. Dalam
sudut pandang konsolidasi, jual-beli antarperusahaan dipandang sebagai transfer atau pindah
tangan saja. Dalam kenyataannya, secara hukum entitas induk dan anak adalah dua entitas
yang berbeda. PSAK 7 tahun 2010 mengenai pengungkapan pihak-pihak berelasi,
mensyaratkan transaksi pohak-pihak berelasi yang meliputi entitas induk dan anak dilakukan
menurut ketentuan yang setara dengan yang berlaku dengan transaksi yang wajar. Dengan
kata lain, prisip”arms length transaction” juga harus diterapkan dalam transaksi antara
entitas induk dan anak. Dengan prisip ini apabila entitas induk menjual barang dagang
kepada entitas anak atau sebaliknya, harga jual antar entitas induk dan anak harus sama
dengan harga kepada pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa atau oihak
eksternal. Keuntungan penjualan induk-anak harus sama dengan keuntungan penjualan
kepada pihak eksternal. Akan tetepi, untuk kepentingan penyusunan laporan konsolidasi yang
menganggap entitas induk dan anak satu, laba tersebut dianggap laba atas diri sendiri
sehingga harus dieliminasi.
Transfer aset mengharuskan pihak yang menerima mencatat aset itu sebesar nilai buku
yang dicatat pihak yang member. Hal ini berbeda dengan transaksi jual-beli di mana pihak
pembeli akan membukakan aset yang diperoleh sebesar harga perolehannya, yang bagi
penjualan harga tersebut merupakan harga pokok ditambah keuntungan penjualan. Laporan
konsolidasi, yang memandang transaksi jual-beli sebagai transfer atau pindah tangan aset,
mengharuskan laba pihak penjual yang melekat dalam aset yang terdapat dalam neraca
pembelian harus dieliminasi agar transaksi jual-beli antarperusahaan tersaji sebagai transfer
aset. Laba yang berasal dari jual-beli antarperusahaan yang melekat dalam aset pembeli
selanjutnya disebut laba antarperusahaan ini tidak diakui karena sudut pandang konsolidasi
yang dianggap induk-anak sebagai satu memandang laba antraperusahaan sebagai laba dari
diri sendiri.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaiamana transaksi Antara entitas induk dan entitas anak?
2. Bagaiamana pentingnya Eliminasi atas transaksi Antara entitas induk dan entitas
anak?
3. Apa dampak penjualan persediaan terhadap pencatatan entitas induk dan jurnal
eliminasi?
4. Bagaiamana transaksi hilir, transaksi hulu persediaan dan transaksi penjualan jasa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui transaksi Antara entitas induk dan entitas anak.
2. Untuk mengetahui pentingnya eliminasi atas transaksi Antara entitas induk dan
entitas anak.
3. Untuk mengetahui dampak penjualan persediaan terhadap pencatatan entitas induk
dan jurnal eliminasi.
4. Untuk mengetahui transaksi hili, transaksi hulu dan transaksi penjualan jasa.
BAB II

PEMBAHASAN

ELIMINASI TRANSAKSI ANTARA ENTITAS INDUK DAN ENTITAS ANAK

Transaksi Antara Entitas Induk Dan Entitas Anak

Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli
persediaan, jual beli aset tetap, atau pemberian pinjaman. Seringkali entitas anak menghasilkan
produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas induknya, dan atau sebaliknya. Ilustrasi
pembuka diatas akan memberikan contoh transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan
entitas anak. London sumatera sebgai CPO, menjual sebagian besar produk ke entitas anaknya.
Hal ini memberikan gambaran besarnya volume transaksi yang terjadi antara entitas induk dan
entitas anaknya.

Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) laporan keuangan konsolidasian, transaksi yang


melibatkan entitas induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar entitas dalam
kelompok usaha. Transaksi antar entitas dalam kelompok usaha dapat digambarkan dalam
gambar 5.1.

Transaksi hilir atau sering disebut transaksi downstream adalah transaksi dari entitas
induk ke entitas anak. Pemberian fasilitas kredit oleh pt garuda indonesia tbk ke pt citilink
indonesia merupakan contoh dari transaksi hilir. Perjanjian pemberian pinjaman sebesar U$$ 15
juta telah ditandatangani pada 3 desember 2013. Sementara itu transaksi hulu adalah transaksi
dari anak ke entitas induk. Transaksi penjualan oleh cpo oleh london sumatera yang disebutkan
dalam ilustrasi pembuka merupakan contoh transaksi hulu.

Antar entitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut dengan transaksi
lateral.contoh transaksi lateral adalah transaksi yang dilakukan oleh PT Krakatau Daya listrik
dan PT Krakatau Tirta Industri. kedua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau
steel(persero) Tbk pada 8 desember 2014, PT Krakatau tirta industri melakukan pembelian tanah
seluas 15.000 M₂ dari PT Krakatau daya listrik. tanah tersebut akan digunakan sebagai area
water treatment plant (WTP) air laut dan relokasi pabrik air minum dalam kemasan. pada bab ini
akan lebih berfokus pada dampak transaksi hulu dan hilir terhadap penyusunan laporan keuangan
konsolidasian.

Pentingnya Eliminasi Atas Transaksi Antara Entitas Induk dan Entitas Anak.

Entitas induk berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan yang menggambarkan


kinerja dan kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknya secara keseluruhan. Laporan
keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 (revisi 2014)
mendefinisikan laporan keuangan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha yang
didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas entitas induk dan entitas
anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas induk dan entitas anak merupakan
satu entitas tunggal yang tidak terpisahkan.

Oleh karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka
transaksi antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi didalam satu entitas , sehingga
semua dampak transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha harus dieliminasi. Hal ini
sesuai sesuai dengan penjelasan dalam psak 65 (Revisi 2014) yang menyatakan bahwa salah satu
prosedur dalam menyususn laporan keuangan konsolidasi (Prosedur Konsolidasi) adalah
mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam
kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha.

Sebagai contoh entitas induk menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persediaan
tersebut kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pandang
laporan keuangan konsolidasi, dampak dari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke
entitas anak tersebut harus dieliminasi, karena transaksi tersebut terjadi antara entitas induk dan
entitas anak yang merupakan satu kesatuan.oleh karena elliminasi harus dibuat untuk menghapus
dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi juga harus dibuat
ketika persediaan yang diperoleh entitas anak dari entitas induk ternyata belum terjual sampai
akhir periode. Pembahasan dalam bab ini terbatas pada transaksi yang terjadi antara induk dan
entitas anak transaksi antar entitas anak tidak dibahas.
TRANSAKSI PENJUALAN PERSEDIAAN

Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi

Dampak Terhadap Pencatatan Entitas Induk

Transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh
transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari
jual beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masih berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika persediaan tersebut terjual, keuntungan atau kerugian atas
penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 15 (revisi 2014)
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama, yang menyatakan bahwa keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilir diakui dalam laporan keuangan entitas
hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang sering disebut dengan
istilah fully adjusted equity method.

Dampak terhadap Jurnal Eliminasi

Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tergantung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketika seluruh persediaan yang diperoleh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahan non-afiliasi pada periode yang sama dengan periode
perolehannya maka jurnal eliminasi dibuat untuk menghapus angka penjualan dan beban pokok
penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.

Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum
terjual, maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus dieliminasi.
Keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut juga harus dieliminasi seluruhnya dengan
mengurangi nilai persediaan. Namun ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode
tersebut, maka sebagian keuntungan atau kerugian penjualn persediaan yang belum terealisasi
harus dieliminasi.

contoh 5.1 dampak terhadap pencatatan entitas induk dan jurnal eliminasi

Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif serta dampak transaksi jual
beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencatatan entitas induk
maupun jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasian.
PT Palapa (PT P) memilik 100% saham PT samudera (PT S). Selama tahun 2015,
terdapat transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebesar Rp 10.000.000. Beban pokok
penjualan (BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjualan tersebut adalah Rp 6.000.000,
bagaimana pencatatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan laporan keuangan
konsolidasian 2015 jika:

 Skenario 1 – Seluruh persediaan yang diperoleh dari pt p telah terjual seharga Rp


16.000.000.
 Skenario 2 – Seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P belum terjual.
 Skenario 3 - Sebanyak 75% dari persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual
seharga Rp 12.000.000.

Skenario 1- seluruh persediaan terjual

Terkait penjualan ke entitas anak, PT P melaporkan keuntungan sebesar Rp 4.000.000(Rp


10.000.000 – Rp 6.000.000). Keuntungan tersebut sudah teralisasi karena persediaan yang
diperoleh PT S dari PT P sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi. Oleh karena itu, tidak ada
jurnal yang dibuat oleh PT P terkait penangguhan keuntungan transaksi hilir.

Transaksi hilir dalam contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp


10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesar Rp 6.000.000 oleh PT P. Disisi laian PT S
membukukan penjualan sebesar Rp 16.000.000 dan beban pokok penjualan senilai Rp
10.000.000. Akun penjualan milik PT P dan beban pokok penjualan milik PT S harus
dieliminasi karena transaksi penjualan tersebut terjadi dalam satu entitas. Jurnal eliminasi yang
harus dibuat adalah:

Penjualan 10.000.00
Beban Pokok Penjualan 10.000.000
*Mengeliminasi penjualan dan persedian Antara PT. P dan PT. S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan,beban pokok
penjualan,dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
TABEL 5.1
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 1
Terhadap Laporan Keungan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasian
Konsolidasi

Penjualan Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp26.000.000 (Rp10.000.000) Rp16.000.000


Beban pokok Rp 6.000.000 Rp10.000.000 Rp 16.000.000 (Rp10.000.000) Rp 6.000.000
penjualan
persediaan - - - - -

Skenario 2- Seluruh persediaan belum terjual


Skenario 2 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Keuntungan atas penjualan yang dibukukan PT P sebesar Rp 4.000.000 belum terealisasi hingga
akhir periode persediaan tersebut masih dimiliki oleh PT S. Oleh karena itu, PT P harus mencari
penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut menggunakan jurnal berikut:

bagian laba atas entitas anak 4.000.000


investasi pada entitas anak 4.000.000
*mencatat keuntungan yang belum terealisasi

Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hilir,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi secara penuh.

Transaksi hilir pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp


10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesar Rp 6000.000 oleh PT P, dan belum terdapat
penjualan yang dibukukan oleh PT S.dari sudut pandang konsolidasian, persediaan tersebut
masih berada di perusahaan, sehingga penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui PT P
harus dieliminasi secara penuh. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi, yaitu sebesar
Rp4.000.000, juga dieliminasi dengan mengurangi persediaan. Jurnal eliminasi yang dibuat
adalah:
Penjualan 10.000.000
Beban Pokok Penjualan 6.000.000
Persediaan 4.000.000
*mengeliminasi penjualan persediaan Antara PT. p dan PT. S

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2
Terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasian
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp10.000.000)
Beban Rp 6000.000 Rp 6.000.000 (Rp 6.000.000)
pokok
penjualan
persediaan Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp 4.000.000) Rp 6.000.000

skenario 3- sebagian persediaan terjual


skenario 3 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
oleh karena persediaan yang diperoleh dari PT P baru 75% yang telah terjual, maka terdapat
keuntungan penjualan yang belum terealisasi. besarnya keuntungan penjualan yang belum
terealisasi sebesar Rp 1.000.000 (25% × Rp 4.000.000), sehingga PT P harus mencatat
penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut dengan membuat jurnal berikut:

bagian laba atas entitas anak 1.000.000


investasi pada entitas anak 1.000.000

*mencatat keuntungan yang belum terealisasi

karena transaksi penjualan persediaan dalam ilustrasi ini merupakan transaksi hilir, maka oleh
PT P keuntungan yang belum terealisasi akan dicatat secara penuh.
Transaksi hilir pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp 10.000.000 dan
beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000. sementara itu, PT S mengakui penjualan senilai Rp
12.000.000 dan beban pokok penjualn sebesar Rp7.500.000 (75%×Rp10.000.000). Eliminasi
dibuat atas akun penjualan yang dilaporkan PT P, yaitu senilai Rp10.000.000. Keuntungan atas
penjualan yang belum terealisasi sebesar Rp 1.000.000 dieliminasi dengan mengurangi akun
persediaan. Akun beban pokok penjualan dieliminasi sebesar Rp 9.000.000, karena beban pokok
penjualan yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebesar
Rp4.500.000 (75%× Rp6.000.000) jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:

penjualan 10.000.000
beban pokok penjualan 9.000.000
persediaan 1.000.0
*Mengeliminasi Penjualan Persediaan antara PT P Dan PT S

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut.

TABEL 5.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3
terhadap Laporan Keungan Konsolidasian
Akun PT P PT S Sebelum Eliminasi Konsolidasi
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 Rp12.000.00 Rp22.000.00 Rp10.000.000 Rp12.000.000
0 0
Beban Pokok Penjualan Rp 6.000.000 Rp7.500.000 Rp3.500.000 Rp 9.000.000 Rp4.500.000
Persediaan Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp1.000.000 Rp1.500.000

Transaki Hilir Penjualan Persediaan

Untuk memperoleh pemahaman secara komprehensif tentang prosedur konsolidasi yang


melibatkan transaksi hilir untuk penjualan persediaan, digunakan contoh sebagai lanjutan dari
contoh bab sebelumnya dengan menyesuaikan saldo beberapa akun terkait dengan transaksi
penjualan persediaan oleh entitas induk ke entitas anaknya.
Contoh 5.2-Transaksi Hilir Penjualan Persediaan

Berikut ini Neraca Saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015.

TABEL 5.4

Neraca Saldo per 31 Desember 2015


AKUN PT Nusantara PT Andalas
Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan Setara Kas 1.087.500.000 600.000.000
Piutang Usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT Andalas 952.500.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000
Merek Dagang 400.000.000 -
Akumulasi Penyusutan 750.000.000 125.000.000
Akumulasi Amortisasi 50.000.000
Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000
Bagian Laba ats PT Andls 90.000.000 -
Beban Pokok Penjualan 3.000.000.000 550.000.000
Beban Operasi 900.000.000 100.000.000
Beban Penyusutan 250.000.000 25.000.000
Beban Amortisasi 50.000.000 -
Dividen 300.000.000 50.000.000
Total 12.890.000.000 12.890.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015
sebesar nilai bukunya, yaitu Rp 900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali sama
dengan nilai bukunya, yaitu sebesar Rp 300.000.000.
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 200.000.000,
dan mengumumkan pembagian deviden sebesar Rp 50.000.000.
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan kepada PT
Andalas sebesar Rp 40.000.000.
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seleruhnya belum terjual.
Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama-2015
Pencatatan PT Nusantara-2015
PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas menggunakan metode ekuitas. Pencatatan
yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah sebagian berikut:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 900.000.000
Kas Rp 900.000.000
*Mencatat pembelian saham PT Andalas

31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 150.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 150.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp 200.000.000x75%)

31 Desember 2015
Kas Rp 37.500.000
Investasi pada PT Andalas Rp 37.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp 50.000.000x75%)

Selama periode 2015, terdapat transaksi hilir, yaitu penjualan persediaan oleh PT Nusantara ke
PT Andalas sebesar Rp 100.000.000. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp 60.000.000
(Rp 100.000.000 – Rp40.000.000). Hingga akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terjual.
Oleh karena itu, keuntungan atas pejualan tersebut belum terealisasi. PT Nusantara harus
menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan sebagai berikut:

31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 60.000.000
Investasi pada PT Andalas Rp 60.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp 100.000.000-Rp 40.000.000)

Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan non pengendali atas aset beraih tersebut:
TABEL 5.5
Tabel Pehitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Saldo Awal 900.000.000 300.000.000 800.000.000 400.000.000
Laba Bersih a 150.000.000 50.000.000 200.000.000
Dividen (37.500.000) (12.500.000) (50.000.000)
Saldo Akhir b 1.012.500.000 337.500.000 = 800.000.000 550.000.000
Keuntungan belum
Terealisasi c (60.000.000)
Saldo Akhir di 952.500.000
Sesuaikan b-c
Bagian Laba atas PT 90.000.000
Andalas a-c

Jurnal Eliminasi (1e) merupakan jurnal eliminasi yang dibuat untuk mengeliminasi bagian laba
dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali, serta investasi awal PT Nusantara di
PT Andalas.
(1e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 90.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 50.000.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 952.500.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000

*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas

Persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara belum terjual sampai akhir 2015,
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus dieliminasi karena
keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
(2e) Penjualan 100.000.000
Beban Pokok Penjualan 40.000.000
Persediaan 60.000.000
*Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Nusantara dan PT Andalas
Kertas Kerja Konsolidasi-2015
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2015:

TABEL 5.6
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000 (2e) 100.000.000 5.575.000.000
Beban pokok penjualan (3.000.000.000) (550.000.000) (2e) 40.000.000 (3.510.000.000)
Beban operasi (900.000.000) (100.000.000) (1.000.000.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000) (50.000.000)
Bagian laba atas PT Andalas 90.000.000 (2e) 90.000.000 -

Laba bersih konsolidasian 690.000.000 200.000.000 190.000.000 40.000.000 740.000.000


Penghasilan kepentingan non (1e) 50.000.000 (50.000.000)
pengendali
Bagian induk atas laba bersih 690.000.000 200.000.000 240.000.000 40.000.000 690.000.000

Laporan perubahan saldo


laba
Saldo awal saldo laba 1.500.000.000 400.000.000 (1e) 400.000.000 1.500.000.000
Laba bersih (dari atas) 690.000.000 200.000.000 240.000.000 40.000.000 690.000.000
Dikurangi: dividen (300.000.000) (50.000.000) (1e) 50.000.000 (300.000.000)
Saldo laba akhir 1.890.000.000 550.000.000 640.000.000 90.000.000 1.890.000.000

Laporan posisi keuangan


Kas dan setara kas 1.087.500.000 600.000.000 1.687.500.000
Piutang usaha 800.000.000 375.000.000 1.175.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000 (2e) 60.000.000 990.000.000
Investasi pada PT Andalas 952.500.000 - (1e) 952.500.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan & peralatan 3.000.000.000 400.000.000 - 3.400.000.000
Akm. Penyusustan (750.000.000) (125.000.000) (875.000.000)
Merek dagang 400.000.000 - 400.000.000
Akm. Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Total Aset 7.590.000.000) 2.150.000.000 1.012.500.000 8.727.500.000

Utang usaha 1.200.000.000 300.000.000 1.500.000.000


Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000 (1e) 800.000.000 3.000.000.000
Saldo laba (dari atas) 1.890.000.000 550.000.000 640.000.000 90.000.000 1.890.000.000
Kepentingan non pengendali (1e) 337.500.000 337.500.000
Total liabilitas & ekuitas 7.590.000.000 2.150.000.000 1.440.000.000 427.500.000 8.727.500.000
Prosedur Konsolidasi Tahun Kedua-2016
Pada periode berikutnya (2016), PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp
250.000.000 dan mengumunkan pembagian dividen sebesar Rp 100.000.000. persediaan yang
diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara pada periode 2015 telah terjual seluruhnya pada periode
2016.
Pencatatan PT Nusantara-2016
PT Nusantara mencatat investasinya pada PT Andalas menggunakan metode ekuitas.
Pencatataan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian Laba atas PT Andalas 187.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp250.000.000x75%)

31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp 100.000.000x75%)

Persediaan PT Andalas yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Oleh karenanya, keuntungan dari penjualan tersebut, yaitu sebesar
Rp60.000.000, telah terealisasi. Namun, jika selama 2016 terdapat transaksi hilir penjualan
persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali keuntungan atau kerugian penjualan yang
belum terealisasi. Jadi, dalam satu periode dimungkinkan adanya pengakuan realisasi dari
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan
atau kerugian penjualan persediaan periode berjalan yang belum terealisasi,

PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan
sebagai berikut:

31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang telah terealisasi (Rp100.000.000-Rp40.000.000)
Jurnal Elimnasi-2016
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan nonpengendali atas asetbersih tersebut:
TABEL 5.7
Perhitungan Nilai Tercatat
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba
Saldo Awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.00002
Laba Bersih 187.500.000 62.500.000 50.000.000
Dividen (75.000.000) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir 1.125.000.000 375.000.000= 800.000.000 700.000.000
Bagian Laba atas PT
Andalas
187.500.000+60.000.00 247.500.000

Jurnal Eliminasi (3e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(3e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 247.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 62.500.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.185.000.000
Kepentingan Nonpengendali 375.000.000
*Mengeliminasi akun investasi
Jurnal investasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan sebesar
Rp40.000.000 yang ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal Eliminasi yang dibuat adalah:
(4e) Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Beban Pokok Penjualan 60.000.000
*Membalik keuntungan penjualan transaksi hulu yang ditangguhkan diperiode sebelumnya
Kertas Kerja Konsolidasian-2016
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2016:
Tabel 5.8
Kertas Kerja Konsolidasian 2016
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 600.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
Beban pokok penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) (4e) 60.000.000 (4.440.000.000)
Beban operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) - (275.000.000)
Beban amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
Bagian laba atas PT Andalas 247.500.000 (3e) 247.500.000 -

Laba bersih konsolidasian 997.500.000 250.000.000 247.500.000 60.000.000 1.060.000.000


Penghasilan kepentingan non (3e) 62.500.000 (62.500.000)
pengendali
Bagian induk atas laba bersih 997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000

Laporan perubahan saldo


laba
Saldo awal saldo laba 1.890.000.000 550.000.000 (3e) 550.000.000 1.890.000.000
Laba bersih (dari atas) 997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000
Dikurangi: dividen (400.000.000) (100.000.000) (3e) 100.000.000 (400.000.000)
Saldo laba akhir 2.487.500.000 700.000.000 860.000.000 160.000.000 2.487.500.000

Laporan posisi keuangan


Kas dan setara kas 1.400.000.000 700.000.000 2.100.000.000
Piutang usaha 1.000.000.000 500.000.000 1.500.000.000
Persediaan 550.000.000 350.000.000 900.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.125.000.000 - (4e) 60.000.000 (3e) 1.185.000.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan & peralatan 3.000.000.000 400.000.000 - 3.400.000.000
Akm. Penyusustan (1.000.000.000) (150.000.000) (1.150.000.000)
Merek dagang 775.000.000 - 775.000.000
Akm. Amortisasi (112.500.000) - (112.500.000)
Total Aset 8.237.500.000 2.300.000.000 60.000.000 1.185.000.000 9.412.500.000

Utang usaha 1.250.000.000 300.000.000 - 1.550.000.000


Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000 (3e) 800.000.000 3.000.000.000
Saldo laba (dari atas) 2.487.500.000 700.000.000 860.000.000 160.000.000 2.487.500.000
Kepentingan non pengendali (3e) 375.000.000 375.000.000
Total liabilitas & ekuitas 8.237.500.000 2.300.000.000 1.660.000.000 535.000.000 9.412.500.000

Transaksi Hulu Penjualan Persediaan


Untuk memperoleh pemahaman secara komprehensif tentang prosedur konsolidasi yang
melibatkan transaksi hulu terkait penjualan persediaan, digunakan ilustrasi yang sama seperti
contoh sebelumnya, dengan menyesuaikan saldo pada beberapa akun yang terkait dengan
transaksi penjualan persediaan oleh entitas anak ke entitas lainnya.
Contoh 5.3 Transaksi Hulu Penjualan Persediaan
PT Nusantara melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015 pada nilai
bukunya, yaitu Rp900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali pada saat itu sama
dengan nilai bukunya, sebesar Rp300.000.000.
TABEL 5.9
Neraca Saldo per 31 Desember 2015
PT Nusantara PT Andalas
Akun Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan Setara Kas 1.087.500.000 600.000.000
Piutang Usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000
Merek Dagang 400.000.000 -
Akumulasi Penyusutan 750.000.000 125.000.000
Akumulasi Amortisasi 50.000.000
Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 127.500.000 -
Beban Pokok Penjualan 3.000.000.000 550.000.000
Beban Operasi 900.000.000 100.000.000
Beban Depresiasi 250.000.000 25.000.000
Beban Amortisasi 50.000.000 -
Dividen 300.000.000 50.000.000
TOTAL 12.927.500.000 12.927.500.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Selama tahun berjalan, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp200.000.000
dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000. Neraca saldo kedua perusahaan
per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 5.9.
Dalam penjualan PT Andalas, terdapat penjualan kepada PT Nusantara sebesar Rp80.000.000
dengan beban pokok penjualan sebesar Rp50.000.000. Sampai 31 Desember 2015, persediaan
yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas seluruhnya belum terjual.

Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama


Pencatatan PT Nusantara-2015
PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas dengan menggunakan metode ekuitas. Maka
pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah berikut:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas 900.000.000
*Mencatat pembelian saham PT Andalas

31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Penghasilan dari Entitas Anak 150.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp200.000.000x75%)

31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp500.000.000x75%)
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu yaitu penjualan persediaan oleh PT Andalas ke PT
Nusantara sebesar Rp80.000.000. Atas penjualan tersebut, PT Andalas membukukan beban
pokok penjualan sebesar Rp50.000.000, sehingga keuntungan dari penjualan tersebut adalah
Rp30.000.000. Karena sampai dengan akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terealisasi.
PT Nusantara mencatat keuntungan yang belum terealisasi. PT Nusantara mencatat keuntungan
yang belum terealisasi hanya sebesar porsi kepemilikan PT Nusantara saja, yaitu 75% dari
Rp300.000.000. Jurnal yang dibuat oleh PT Nusantara adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp30.000.000x75%)

Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan nonpengendali atas aset tersebut.
TABEL 5.10
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba

Saldo Awal 900.000.000 300.000.000 800.000.000 400.000.000


Laba Bersih a 150.000.000 50.000.000 200.000.000
Dividen (37.500.000) (12.500.000) (50.000.000)
Saldo Akhir b 1.012.500.000 337.500.000 = 800.000.000 550.000.000
Keuntungan belum
Terealisasi c (22.500.000) (7.500.000)
Saldo Akhir di
Sesuaikan b-c
990.000.000 330.000.000
Bagian Laba atas PT
Andalas a-c
127.500.000 42.500.000

Jurnal Eliminasi (5e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(5e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 127.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 42.500.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000
Kepentingan Nonpengendali 330.000.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas
Persediaan yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas belum terjual sampai akhir 2015
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir tersebut harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus
dieliminasi karena keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(6e) Penjualan 80.000.000


Beban Pokok Penjualan 50.000.000
Persediaan 30.000.000
*Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Nusantara dan PT Andalas.
Kertas Kerja Konsolidasi-2015
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2015:
TABEL 5.11
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000 (6e) 80.000.000 5.595.000.000
Beban pokok penjualan (3.000.000.000) (550.000.000) (6e) 50.000.000 (3.500.000.000)
Beban operasi (900.000.000) (100.000.000) (1.000.000.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Bagian laba atas PT Andalas 127.500.000 - (5e) 127.500.000 -

Laba bersih konsolidasian 727.500.000 200.000.000 207.500.000 50.000.000 770.000.000


Penghasilan kepentingan non (5e) 42.500.000 (42.500.000)
pengendali
Bagian induk atas laba bersih 727.500.000 200.000.000 250.000.000 50.000.000 727.500.000

Laporan perubahan saldo


laba
Saldo awal saldo laba 1.500.000.000 400.000.000 (5e) 400.000.000 1.500.000.000
Laba bersih (dari atas) 727.500.000 200.000.000 250.000.000 50.000.000 727.500.000
Dikurangi: dividen (300.000.000) (50.000.000) (5e) 50.000.000 (300.000.000)
Saldo laba akhir 1.927.500.000 550.000.000 650.000.000 100.000.000 1.927.500.000

Laporan posisi keuangan


Kas dan setara kas 1.087.500.000 600.000.000 1.687.500.000
Piutang usaha 800.000.000 375.000.000 1.175.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000 (5e) 30.000.000 1.020.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000 - (5e) 990.000.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan & peralatan 3.000.000.000 400.000.000 - 3.400.000.000
Akm. Penyusustan (750.000.000) (125.000.000) (875.000.000)
Merek dagang 400.000.000 - 400.000.000
Akm. Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Total Aset 7.627.500.000 2.150.000.000 1.020.000.000 8.757.500.000

Utang usaha 1.200.000.000 300.000.000 1.500.000.000


Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000 (1e) 800.000.000 3.000.000.000
Saldo laba (dari atas) 1.927.500.000 550.000.000 650.000.000 100.000.000 1.927.500.000
Kepentingan non pengendali (5e) 330.000.000 330.000.000
Total liabilitas & ekuitas 7.627.500.000 2.150.000.000 1.450.000.000 430.000.000 8.757.500.000

Prosedur Konsolidasi Tahun Kedua-2016


Untuk periode 2016, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp250.000.000 dan
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000.000. Persediaan yang diperoleh PT
Nusantara dari PT Andalas pada periode 2015 telah terjual seluruhnya pada periode 2016.
Pencatatan PT Nusantara-2016
PT Nusantara mencatatinvestasinya di PT Andalas dengan menggunakan metode ekuitas. Maka
pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2016 adalah berikut:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian Laba atas PT Andalas 187.500.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp250.000.000x75%)

31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
*Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp100.000.000x75%)
Persediaan PT Nusantara yang diperoleh dari PT Andalas pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Sehingga keuntungan dari penjualan tersebut telah terealisasi.
Selanjutnya, PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut sebesar bagiannya dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2016
Bagian Laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
*Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp30.000.000x75%)
Jika di 2016 terdapat transaksi hulu penjualan persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi. Sehingga dalam satu
periode akan terdapat pengakuan realisasi keuntungan atau kerugian penjualan persediaan
periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum terealisai dari
penjualan periode berjalan.

Jurnal Eliminasi-2016
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan nonpengendali atas aset bersih tersebut.
TABEL 5.12
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Nusantara Kepentingan
(75%) Nonpengendali
(25%) = Saham Biasa Saldo Laba

Saldo Awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.000025


Laba Bersih 187.500.000 62.500.000 0.000.000
Dividen (75.000.000) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir 1.125.000.000 375.000.000= 800.000.000 700.000.000
Bagian Laba atas PT
Andalas
(187.500.000+22.500.000) 210.000.000
Penghasilan Kepentingan
Nonpengendali
(62.500.000+7.500.000) 70.000.000

Jurnal eliminasi berikut (7e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
(7e) Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 210.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 70.000.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.147.500.000
Kepentingan Nonpengendali 382.500.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas
(8e) Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Kepentingan Nonpengendali 7.500.000
Beban Pokok Penjualan 30.000.000
*Membalik keuntungan penjualan yang ditangguhkan di periode sebelumnya

Kertas Kerja Konsolidasian-2016


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2016:
TABEL 5.13
Kertas Kerja Konsolidasian 2016
nama akun PT. Nusantara PT. Andalas Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 600.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
Beban pokok penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) (8e) 30.000.000 (4.470.000.000)
Beban operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban penyusutan (250.000.000) (25.000.000) - (275.000.000)
Beban amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
Bagian laba atas PT Andalas 210.000.000 (7e) 210.000.000 -

Laba bersih konsolidasian 960.000.000 250.000.000 210.000.000 30.000.000 1.030.000.000


Penghasilan kepentingan non (7e) 70.000.000 (70.000.000)
pengendali
Bagian induk atas laba bersih 960.000.000 250.000.000 280.000.000 30.000.000 960.000.000

Laporan perubahan saldo


laba
Saldo awal saldo laba 1.890.000.000 550.000.000 (7e) 550.000.000 1.890.000.000
Laba bersih (dari atas) 960.000.000 250.000.000 280.000.000 30.000.000 960.000.000
Dikurangi: dividen (400.000.000) (100.000.000) (7e) 100.000.000 (400.000.000)
Saldo laba akhir 2.450.000.000 700.000.000 830.000.000 130.000.000 2.450.000.000

Laporan posisi keuangan


Kas dan setara kas 1.400.000.000 700.000.000 2.100.000.000
Piutang usaha 1.000.000.000 500.000.000 1.500.000.000
Persediaan 550.000.000 350.000.000 900.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.125.000.000 - (8e) 22.500.000 (8e) 1.147.500.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan & peralatan 3.000.000.000 400.000.000 - 3.400.000.000
Akm. Penyusustan (1.000.000.000) (150.000.000) (1.150.000.000)
Merek dagang 737.500.000 - 737.500.000
Akm. Amortisasi (112.500.000) - (112.500.000)
Total Aset 8.200.000.000 2.300.000.000 22.500.000 1.147.500.000 9.375.000.000

Utang usaha 1.250.000.000 300.000.000 - 1.550.000.000


Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000 (7e) 800.000.000 3.000.000.000
Saldo laba (dari atas) 2.450.000.000 700.000.000 830.000.000 130.000.000 2.450.000.000
Kepentingan non pengendali (8e) 7.500.000 (3e) 382.500.000 375.000.000
Total liabilitas & ekuitas 8.200.000.000 2.300.000.000 1.637.500.000 512.500.000 9.375.000.000

Transaksi Penjualan Jasa


Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi penjualan jasa. Entitas
induk memberikan jasa kepada entitas anak, atau sebaliknya. Seperti halnya dengan transaksi
penjualan persediaan, dampak transaksi penjualan jasa antara entitas induk dan entitas anak juga
harus dieliminasi.

Eliminasi untuk transaksi penjualan jasa tidak sekompleks eliminasi untuk transaksi
penjualan persediaan. Dalam transaksi penjualan jasa, pendapatan jasa yang diakui oleh entitas
induk atau entitas anak akan menjadi beban anak atau entitas induk pada nilai yang sama
sehingga tidak terdapat keuntungan yang belum terealisasi atas transaksi tersebut. Oleh
karenanya eliminasi yang dibuat hanya menghapus akun pendapatan jasa dan beban.

Contoh berikut untuk menunjukkan dampak transaksi penjualan jasa terhadap pencatatan
entitas induk dan jurnal eliminasi yang harus dibuat ketika menyiapkan laporan keuangan
konsolidasian.

Contoh 5.4-Dampak Transaksi Penjualan Jasa Terhadap Jurnal Eliminasi

PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). Pada Desember 2015, PT P
memberikan jasa perawatan mesin kepada PT S sebesar Rp20.000.000. Tagihan telah dikirimkan
pada 25 Desember 2015. Sampai 31 Desember 2015, PT S belum membayar tagihan tersebut.
Atas transaksi pemberian jasa tersebut, PT P akan membuat jurnal sebagai berikut:

Piutang Usaha 20.000.000


Pendapatan Jasa 20.000.000
*Mencatat pemberian jasa perawatan mesin kepada PT S
Sementara itu, PT S akan membuat jurnal sebagai berikut:
Beban Perawatan 20.000.000
Utang Usaha 20.000.000
*Mencatat beban perawatan mesin
Pendapatan jasa yang diakui PT P harus dieliminasi karena pendapatan tersebut diperoleh dari
entitas anaknya sendiri, yaitu PT S. Sedangkan dari sisi PT S, beban perawatan juga harus
dieliminasi karena manfaat atas beban tersebut diperoleh dari entitas induk. Sehingga jurnal
eliminasi yang dibuat adalah sebagai berikut:
Pendapatan Jasa 20.000.000
Beban Perawatan 20.000.000
Mengeliminasi pendapatan jasa PT P dan beban perawatan PT S
Dari sudut pandang konsolidasi, PT P dan PT S merupakan satu kesatuan, sehingga utang-
piutang di antara kedua perusahaan harus dieliminasi. Jurnal eliminasi yang harus dibuat adalah
sebagai berikut:
Utang Usaha 20.000.000
Piutang Usaha 20.000.000
*Mengeliminasi utang piutang antara PT P dan PT S
Untuk transaksi pembelian jasa dari entitas anak ke entitas induknya (transaksi hulu), jurnal
eliminasi yang dibuat sama dengan jurnal eliminasi transaksi hilir diatas.
ILUSTRASI KOMPREHENSIF
Ilustrasi berikut memberikan gambaran secara komprehensif mengenai dampak transaksi
penjualan persediaan dan jasa, baik transaksi hulu maupun hilir, terdapat penyusunan laporan
keuangan konsolidasi.
PT Pandawa telah melakukan pembelian 80% saham PT Satria pada 1 Januari 2015
seharga Rp800.000.000, pada tanggal tersebut, nilai wajar kepentingan nonpengendali sebesar
Rp200.000.000. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa total nilai wajar PT Satria adalah
Rp1.000.000.000. Nilai aset bersih PT Satria pada 1 Januari 2015 sebesar Rp800.000.000.
Perhitungan diferensial dan akuisisi dari PT Pandawa terhadap PT Satria dapat ditunjukkan
melalui perhitungan berikut:
Nilai Akuisisi oleh PT P + Nilai Wajar 1.000.000.000
Kepentingan Nonpengendalian
Nilai Tercatat Aset Bersih PT P
Saham Biasa 500.000.000
Saldo Laba 300.000.000
800.000.000
Selisih (Diferensial) 200.000.000

Diferensial yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku beberapa
aset PT Satria sebesar Rp150.000.000, sedangkan sisanya merupakan goodwill. Berikut perincian
dari total diferensial tersebut:
Diferensial
Persediaan Rp25.000.000
Tanah Rp75.000.000
Bangunan Rp50.000.000
Goodwill Rp50.000.000
TABEL 5.14
Neraca Saldo per 31 Desember 2015
PT Pandawa PT Satria
Akun Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan Setara Kas 5.150.000.000 - 750.000.000 -
Piutang Usaha 2.000.000.000 - 200.000.000 -
Persediaan 800.000.000 - 150.000.000 -
Investasin pada PT Satria 830.000.000 - -
Tanah 1.500.000.000 - 550.000.000 -
Bagunan dan Peralatan 2.400.000.000 - 300.000.000 -
Merek Dagang 500.000.000 - - -
Akumulasi Penyusustan - 1.000.000.000 - 100.000.000
Akumulasi Amortisasi 100.000.000
Utang Usaha - 1.250.000.000 - 250.000.000
Utang Bank - 1.500.000.000 - 500.000.000
Saham Biasa - 5.000.000.000 - 500.000.000
Saldo Laba - 2.000.000.000 - 300.000.000
Penjualan - 6.000.000.000 - 900.000.000
Pendapatan Sewa 40.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 110.000.000 -
Beban Pokok Penjualan 2.250.000.000 - 300.000.000 -
Beban Operasi 600.000.000 - 90.000.000 -
Beban Sewa 120.000.000 75.000.000
Beban Penyusutan 300.000.000 - 25.000.000 -
Beban Amortisasi 50.000.000 - - -
Beban Bunga 300.000.000 10.000.000
Dividen Diumumkan 200.000.000 - 100.000.000 -
TOTAL 17.000.000.000 17.000.000.000 2.550.000.000 2.550.000.000

Informasi tambahan:
1. Selama 2015, PT Satria melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp400.000.000 dan
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000.000.
2. Dalam penjualan PT Pandawa tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Satria sebesra
Rp400.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp250.000.000. Sampai 31
Desember 2015, persediaan tersebut baru terjual 40%.
3. Dalam penjualan PT Satria tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Pandawa sebesar
Rp200.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp80.000.000. Sampai 31
Desember 2015, persediaan tersebut belum terjual seluruhnya.
4. Pada Desember 2015, PT Pandawa menyewakan peralatan kepada PT Satria. Atas jasa
tersebut, PT Satria harus membayar biaya sebesar Rp26.000.000. Sampai akhir 2015, PT
Satria belum melakukan pembayaran.
Prosedur Konsolidasi Tahun 2015
Pencatatan PT Pandawa 2015
PT Pandawa mencatat investasinya di PT Satria menggunakan metode ekuitas. Berikut ini adalah
pencatatan yang dibuat PT Pandawa selama tahun 2015:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 800.000.000
Kas Rp 800.000.000
*Mencatat pembelian saham PT Pandawa
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas Rp 320.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas Rp 320.000.000
*Mencatat bagian PT Pandawa atas laba bersih PT Satria (Rp 400.000.000x80%)
31 Desember 2015
Kas Rp 80.000.000
Investasi pada PT Andalas Rp 80.000.000
*Mencatat bagian PT Pandawa atas dividen PT Satria (Rp100.000.000x80%)
Karena persediaan yang menyebabkan munculnya diferensial pada tanggal akuisisi seluruhnya
terjual, maka diferensial sebesar Rp25.000.000 seluruhnya diamortisasi. Sementara itu bangunan
memiliki sisa umur manfaat bangunan 10 tahun, sehingga diferensial akan diamortisasi selama
10 tahun. Nilai amortisasi tiap tahunnya adalah Rp5.000.000 (Rp50.000.000/10th). Selama tahun
2015, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill, sehingga amortisasi diferensial yang harus
dicatat PT Pandawa untuk tahun 2015 adalah Rp24.000.000 ((Rp25.000.000+5.000.000)x80%).
31 Desember
Bagian Laba atas PT Satria Rp 24.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 24.000.000
*Mencatat amortisasi diferensial (Rp30.000.000x80%)
Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Pandawa ke PT Satria, PT Pandawa memperoleh
keuntungan sebesar Rp150.000.000 (Rp400.000.000-250.000.000). Sampai akhir 2015,
persediaan tersebut baru terjual sebesar 40% sehingga terdapat keuntungan yang belum
terealisasi sebesar Rp90.000.000 (Rp150.000.000x60%). Terkait keuntungan yang belum
terealisasi tersebut, PT Pandawa membuat pencatatan berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria Rp. 90.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 90.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi
(Rp150.000.000x60%)
Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Satria ke entitas induknya, PT Satria memperoleh
keuntungan sebesar Rp120.000.000 (Rp200.000.000-Rp80.000.000). Sampai akhir 2015, seluruh
persediaan tersebut belum terjual, sehingga seluruh keuntungan belum terealisasi. Oleh karena
transaksi ini merupakan transaksi hulu, PT Pandawa akan mencatat sebesar bagian
kepemilikannya saja. Berikut ini pencatatan yang dibuat PT Pandawa:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria Rp. 96.000.000
Investasi pada PT Satria Rp 96.000.000
*Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi
(Rp120.000.000x80%)
Berikut ini adalah buku besar Investasi pada PT Satria dan Bagian Laba atas PT Satria per 31
Desember 2015:
Investasi pada PT Satria
Akuisisi 800.000.000
Laba Bersih 320.000.000
80.000.000 Dividen
24.000.000 Amortisasi Diferensial
90.000.000 keuntungan Belum Terealisasi
96.000.000 Keuntungan Belum Terealisasi
830.000.000

Bagian Laba atas PT Satria


Amortisasi Diferensial 24.000.000 320.000.000 Laba Bersih
keuntungan Belum Terealisasi 90.000.000
Keuntungan Belum Terealisasi 96.000.000
110.000.000

Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Pandawa dan bagian PT Satria dan kepentingan
nonpengendali atas aset bersih tersebut:
TABEL 5.15
Perhitungan Jurnal Eliminasi

PT Pandawa Kepentingan
(80%) Nonpengendali
(20%) = Saham Saldo Laba
Biasa
Nilai Buku Awal 640.000.000 160.000.000 500.000.000 300.000.000
Laba Bersih a 320.000.000 80.000.000 400.000.000
Dividen (80.000.000) (20.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir b 880.000.000 220.000.000 = 500.000.000 600.000.000
Keuntungan belum
Terealisasi c
Transaksi Hulu Persediaan
(90.000.000)
Keuntungan belum
terealisasi d
Transaksi Hilir Persediaan (24.000.000)
(96.000.000)
Saldo Akhir di
Sesuaikan b-c-d 196.000.000
694.000.000
Bagian Laba atas PT Satria
a-c-d
134.000.000
Bagian Laba Kepentingan
Nonpengendali (80.000 56.000.000
.000-24.000.000) a-d

Jurnal eliminasi (9e)merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian
laba dan dividen PT Pandawa dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT Pandawa
di PT Satria.
(9e) Saham Biasa 500.000.000
Saldo Laba 300.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 134.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 56.000.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Satria 694.500.000
Kepentingan Nonpengendali 196.000.000
*Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Satria
Berikut adalah skedul perhitungan saldo diferensial selama tahun 2015:
PT Pandawa Kepentingan
(80%) Nonpengendal
Persediaan Tanah Bangunan Akumulasi Goodwill
i (20%)
Penyusutan
Saldo Awal 160.000.000 40.000.000 25.000.000 75.000.000 50.000.000 - 50.000.000
Amortisasi (24.000.000) (6.000.000) (25.000.000) (5.000.000)
Saldo Akhir 136.000.000 34.000.000 - 75.000.000 50.000.000 (5.000.000) 50.000.000

Jurnal Eliminasi yang harus dibuat untuk amortisasi diferensial adalah sebagai berikut:
(10e) Beban Pokok Penjualan 25.000.000
Beban Penyusustan 5.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 50.000.000
Goodwill 50.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 24.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 6.000.000
Akumulasi Penyusutan 5.000.000
Investasi pada PT Satria 136.000.000
Kepentingan Nonpengendali 34.000.000
*Mengalokasikan diferensial dan amortisasi diferensial
Persediaan yang diperoleh PT Satria dan PT Pandawa baru terjual sebesar 40%, sehingga
terdapat keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(11e) Penjualan 400.000.000


Beban Pokok Penjualan 310.000.000
Persediaan 90.000.000
*Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Pandawa dan PT Satria
Sementara itu, persediaan yang diperoleh PT Pandawa dari PT Satria belum terjual seluruhnya di
akhir 2015. Oleh karenanya, seluruh keuntungan atas penjualan tersebut belum dapat diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian. Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:
(12e) Penjualan 200.000.000
Beban Pokok Penjualan 80.000.000
Persediaan 120.000.000
*Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Nusantara dan PT Andalas
Atas pemberian jasa sewa oleh PT Pandawa ke PT Satria, diperlukan jurnal eliminasi untuk
mengeliminasi pendapatan sewa dan beban sewa, serta utang-piutang yang disebabkan oleh
transaksi tersebut. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah sebagai berikut:
(13e) Pendapatan Sewa 26.000.000
Beban Sewa 26.000.000
*Mengeliminasi pendapatan dan beban sewa
(14e) Utang Usaha 26.000.000
Piutang Usaha 26.000.000
*Mengeliminasi utang piutang terkait transaksi pemberian jasa sewa

Kertas Kerja konsolidasi 2015


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2015:
TABEL 5.16
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
nama akun PT. Pandawa PT. Satria Jurnal Eliminasi Konsolidasian
D K
Laporan laba rugi :
Penjualan 600.000.000 900.000.000 (11e) 400.000.000 6.300.000.000
(12e) 200.000.000
Pendapatan sewa 40.000.000 - (13e) 26.000.000
Beban pokok penjualan (2.250.000.000) (300.000.000) (10e) 25.000.000 (11e) 310.000.000 (2.185.000.000)
(12e) 80.000.000
Beban operasi (600.000.000) (90.000.000) (690.000.000)
Beban sewa (120.000.000) (75.000.000) (13e) 26.000.000 (169.000.000)
Beban penyusutan (300.000.000) (25.000.000) (10e) 5.000.000 (330.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Beban bunga (300.000.000) (10.000.000) (310.000.000)
Bagian laba atas PT Satria 110.000.000 (9e) 134.000.000 (10e) 24.000.000 -
Laba bersih konsolidasian 2.530.000.000 400.000.000 790.000.000 440.000.000 2.580.000.000
Penghasilan kepentingan non (9e) 56.000.000 (10e) 6.000.000 (50.000.000)
pengendali
Bagian induk atas laba bersih 2.530.000.000 400.000.000 846.000.000 446.000.000 2.530.000.000

Laporan perubahan saldo


laba
Saldo awal saldo laba 2.000.000.000 300.000.000 (7e) 300.000.000 2.000.000.000
Laba bersih (dari atas) 2.530.000.000 400.000.000 846.000.000 446.000.000 2.530.000.000
Dikurangi: dividen (200.000.000) (100.000.000) (9e) 100.000.000

Saldo laba akhir 4.330.000.000 600.000.000 1.146.000.000 546.000.000 4.330.000.000

Laporan posisi keuangan


Kas dan setara kas 5.150.000.000 5.900.000.000
Piutang usaha 2.000.000.000 (14e) 26.000.000 2.174.000.000
Persediaan 800.000.000 (11e) 90.000.000 740.000.000
(12e) 120.000.000
Investasi pada PT Satria 830.000.000 - (9e) 694.000.000 -
(10e) 136.000.000
Tanah 1.500.000.000 550.000.000 (10e) 75.000.000 2.125.000.000
Bangunan & peralatan 2.400.000.000 300.000.000 (10e) 50.000.000 2.750.000.000
Akm. Penyusustan (1.000.000.000) (100.000.000) (10e) 5.000.000 (1.105.000.000)
Merek dagang 500.000.000 - 500.000.000
Akm. Amortisasi (100.000.000) - (100.000.000)
Goodwill (10e) 50.000.000 50.000.000

Total Aset 12.080.000.000 1.850.000.000 175.000.000 1.071.000.000 13.034.000.000

Utang usaha 1.250.000.000 250.000.000 (14e) 26.000.000 1.474.000.000


Utang bank 1.500.000.000 500.000.000 - 2.000.000.000
Saham biasa 5.000.000.000 500.000.000 (9e) 500.000.000 5.000.000.000
Saldo laba (dari atas) 4.330.000.000 600.000.000 1.146.000.000 546.000.000 4.330.000.000
Kepentingan non pengendali (9e) 196.000.000 230.000.000
(10e) 34.000.000

Total liabilitas & ekuitas 12.080.000.000 1.850.000.000 1.672.000.000 742.000.000 13.034.000.000


TABEL 5.17
Laporan keuangan Konsolidasian 2015
PT PANDAWA DAN ENTITAS ANAK
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

Penjualan 6.300.000.000
Bebab Pokok Penjualan (2.185.000.000)
laba kotor 4.115.000.000

Bebab operasional :
Beban operasi (690.000.000)
Beban sewa (169.000.000)
Beban penyusutan (330.000.000)
Beban amortisasi (50.000.000)
Beban bunga (310.000.000)
Total beban operasional
(1.549.000.000)
Pendapatan dan beban lain-lain:
Pendapatan sewa 14.000.000
Total pendapatan & beban lain-lain 14.000.000
Laba bersih konsolidasi 2.580.000.000
Bagian laba KNP (50.000.000)
Bagian laba induk perusahaan 2.530.000.000

PT. PANDAWA DAN ENTITAS ANAK


Laporan Perubahan Saldo Laba Konsolidasian
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

saldo laba, 1 januari 2015 2.000.000.000


bagian laba induk perusahaan 2.530.000.000
dividen diumumkan (200.000.000)
bagian laba induk perusahaaan 4.330.000.000
PT. PANDAWA DAN ENTITAS ANAK
Laporan posisi keuangan Konsolidasian
Per 31 Desember 2015

Asset

Kas dan setara kas 5.900.000.000

Piutang usaha 2.174.000.000

Persediaan 740.000.000

Tanah 2.125.000.000

Bangunan dan peralatan 2.750.000.000

Akumulasi penyusutan (1.105.000.000)

1.645.000.000

Merek dagang 500.000.000

Akumulasi amortisasi (100.000.000)

400.000.000

Goodwill 50.000.000

Total asset 13.034.000.000

Liabilitas
utang usaha 1.474.000.000
utang bank 2.000.000.000
3.474.000.000
Ekuitas :
Saham biasa 5.000.000.000
Saldo laba 4.330.000.000
Total kepemilikan induk 9.330.000.000
Kepentingan pengendali 230.000.000
Total liabilitas dan ekuitas 13.034.000.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) laporan keuangan konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak disebut dengan transaksi antar entitas
dalam kelompok usaha.
2. Transaksi antar entitas dalam kelompok usaha meliputi transaksi hulu, transaksi hilir
dan transaksi lateral.
3. Transaksi hilir atau yang sering disebut transaksi downstream, adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak
4. Transaksi hulu atau yang sering disebut upstream adalah transaksi dari entitas anak
ke entitas induk
5. Transaksi lateral adalah transaksi antar entitas anak
6. Salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian (prosedur
konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh asset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi
antar entitas dalam kelompok usaha.
7. Keuntungan atau kerugian dari transaksi hilir penjualan persediaan di catat secara
penuh oleh entitas induk, sedangkan untuk transaksi hulu persediaan dicatat sebesar
porsi kepemilikan entitas induk di entitas anak
8. Jurnal eliminasi dibuat untuk mengeliminasi penjualan, biaya pokok penjualan, dan
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari transaksi penjualan persediaan
hulu atau hilir.
9. Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan persediaan hulu dan hilir
terealisasi pada periode di mana persediaan terjual.
10. Pendapatan, beban, serta utang piutang yang ditimbulkan dari transaksi penjualan
jasa Antara induk dan entitas anak harus di eliminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Martini,dwi dkk. 2017. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai