Nim : 105731121119
Kelas : Akuntansi 19F
Dosen : Amir, SE.,M.Si,Ak.,CA
Secara sederhana, Komite Audit adalah suatu badan atau komite yang dibentuk oleh
jajaran Dewan Komisaris dengan tujuan untuk membantu melakukan pengecekkan,
pemeriksaan, dan penelitian yang dianggap penting terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi jajaran direksi dalam pengelolaan perusahaan tercatat.
Menurut IKAI (Ikatan Komita Audit Indonesia), Komita Audit merupakan suatu
komite yang bekerja secara professional dan independent yang dibentuk oleh dewan
komisaris dan tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris
dalam menjalankan fungsi pengawasan atau proses pelaporan keuangan, manajemen
resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance di perusahaan.
Komite Audit memiliki peran yang cukup besar salah satunya dalam penerapan
Enterprise Risk Management (ERM). Ruang lingkup ERM dalam bisnis yaitu
meliputi proses dan metode yang dipakai oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk
mengelola risiko dan mengambil setiap peluang yang terkait dengan proses
pencapaian tujuan perusahaan.
ERM menyediakan rencana dan kerangka kerja untuk risk management, yang di
dalamnya terkandung tugas dan tanggung jawab Komite Audit, sepertimelakukan
identifikasi terhadap peristiwa tertentu atau suatu keadaan yang memiliki dampak
pada proses pencapaian tujuan perusahaan (risk and opportunity).
Dengan melakukan identifikasi dan proaktif dalam menanggulangi risk and
opportunity, perusahaan bisa melindungi dan menciptakan value bagi
para stakeholders, mulai dari pemilik perusahaan, karyawan, regulator, hingga
masyarakat. Biasanya, keterkaitan antara penerapan ERM oleh perusahaan beserta
tugas dan peran Komite Audit, tertera pada piagam Komite Audit setiap perusahaan.
b. Peran Komite Audit dalam Pemenuhan Tata Kelola Perusahaan (GCG)
Inilah peran Komite Audit lainnya, yaitu sebagai organ Dewan Komisaris dalam
pemenuhan Good Corporate Governance (GCG). Kenapa Komite Audit diibaratkan
sebagai organ Dewan Komisaris? Ya, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris.
Sepertiyang telah dijelaskan sebelumnya, Komite Audit juga disebut sebagai
perpanjangan tangan dari Dewan Komisaris.
Secara spesifik, Komite Audit membantu tugas Dewan Komisaris dari sisi
pengawasan (controlling) dan bertanggung jawab untuk menjaga akses komunikasi
antara para pemangku kepentingan (Dewan Komisaris, Direksi, Manajer Keuangan,
Audit Internal, dan Akuntan Independen).
Komite Audit juga membantu dalam hal pengawasan terhadap Direksi dan
membuat rekomendasi atas suatu tindakan kepada seluruh jajaran Direksi. Komite
Audit berperan penting dalam membantu Direksi untuk mencapai Tata Kelola
Perusahaan (GCG) yang baik.
C. KOMPOSISI, STRUKTUR, KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT
a. Komite Audit Perusahaan mengadakan rapat secara berkala paling kurang 1 (satu)
kali dalam 3 (tiga) bulan ;
b. Rapat Komite Audit Perusahaan hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh
lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota ;
c. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Audit Perusahaan atau anggota Komite Audit
yang paling senior, apabila ketua Komite Audit berhalangan hadir ;
d. Ketua Komite Audit Perusahaan atau anggota Komite Audit Perusahaan yang
paling senior selaku pimpinan rapat, dapat mengundang Dewan Komisaris,
Direksi, Ketua Satuan Unit Pengawasan Intern, Sekretaris Perusahaan, auditor
ekstenal untuk hadir dalam rapat Komite Audit ;
e. Keputusan rapat Komite Audit Perusahaan diambil berdasarkan musyawarah
untuk mufakat ;
f. setiap rapat Komite Audit Perusahaan dituangkan dalam risalah rapat, termasuk
apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion), yang ditandatangani
oleh seluruh anggota Komite Audit Perusahaan yang hadir dan disampaikan
kepada Dewan komisaris.
Meskipun telah diakui di hampir semua perusahaan di Negara maju nyatanya belum
ada tolak ukur untuk menentukan keberhasilan efektivitas komite audit. Menurut summer
1991, komite audit belum menjalankan tugasnya dengan baik Sebab mereka hanya
melakukan tugas rutin saja tanpa paham apa Peran atau tugas utama dari komite audit.
Hal tersebut diduga terjadi karena komite audit tidak memiliki kompetensi dan
independensi yang memadai.
Faktor dominan yang berpengaruh terhadap efektivitas kerja komite audit berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Kalbers dan Fogarty (1993) menyebutkan tiga faktor yang
mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu:
1) kewenangan formal dan tertulis komite audit
2) kerjasama manajemen, semakin baik kerjasama antaratau dengan manajemen maka
akan berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja komite audit
3) kualitas/kompetensi anggota komite audit tentu dengan kompetensi yang memadai
akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas kerja komite audit Sebab ia dapat
memaksimalkan kandungan dalam menjalankan tugasnya
selain ketigafaktor diatas ada faktor lain yaitu hubungan atau relationship dan
tingkat intensitas hubungan antara komite audit dengan berbagai pihak.