Anda di halaman 1dari 27

DINAMIKA TIM

Jonedy Chandra Purba.


NIM: 227049002

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Pendahuluan
• Kerja tim telah menjadi suatu hal yang penting dalam oraganisasi.
Kompleksitas masalah yang dihadapi organisasi telah meningkatkan
kebutuhan anggotanya untuk berkolaborasi mencari solusi yang inovatif.
• Disamping itu, perubahan yang teknologi yang sangat cepat juga menuntut
orang-orang dalam organisasi untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dalam
rangka menyelesaikan tugas dan agar lebih kompetetif dalam menghadapi
perkembangan ekonomi global yang menuntut pengetahuan yang beragam.
Kompleksitas masalah dan perkembangan zaman memunculkan persepsi
betapa pentingnya kerja tim dan upaya membangun sebuah tim
TIM DAN GRUP INFORMAL

Tim (Tim Formal) adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi, saling bertanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama yang terkait dengan tujuan
organisasi, dan menganggap diri mereka sebagai entitas sosial dalam suatu organisasi.
Ada beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini:
1. Tim formal dibentuk untuk memenuhi atau melakukan pekerjaan-pekerjaan pokok organisasi, seperti
merakit produk, menyediakan layanan, merancang fasilitas manufaktur baru, atau membuat
keputusan penting.
2. Anggota tim diikat oleh rasa saling ketergantungan satu sama lain dan berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam hal ini tim membutuhkan bentuk komunikasi dan koordinasi serta pembagian
tugas untuk mencapai tujuan bersama.
3. Anggota tim saling mempengaruhi, meskipun beberapa anggota mungkin lebih berpengaruh
daripada yang lain berkaitan dengan tujuan dan aktivitas tim.
4. Sebuah tim ada ketika anggotanya menganggap diri mereka sebagai sebuah tim.
TIM DAN GRUP INFORMAL
Tim Informal (Grup Informal). Kelompok (grup Informal) merupakan orang-orang yang berkumpul
bersama, terlepas apakah mereka memiliki saling ketergantungan atau tujuan yang terfokus secara
organisasi atau tidak. Dalam ungkapan lain dapat dikatakan bahwa kelompok informal adalah suatu
kelompok yang dibentuk secara secara informal (tidak melalui atau di luar struktur organisasi), tetap
muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.

Alasan terbentuknya kelompok informal:


1. Hakekat manusia sebagai makhluk sosial. 
2. Berkaitan dengan identitas sosial.
3. Untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh individu yang bekerja sendiri. 
4. Berkaitan dengan motivasi kerja
Kelompok Informal dan Hasil Organisasi

• Kelompok informal adalah tulang punggung jejaring sosial, yang merupakan


sumber penting dalam membangun kepercayaan, berbagi informasi,
kekuasaan, pengaruh, dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja.
• Kelompok informal cenderung meningkatkan modal sosial karyawan
(pengetahuan dan sumber daya lain).
• Kelompok informal terbentuk dari kesamaan nilai dan kebutuhan maka
kelompok ini berpotensi memiliki hubungan emosional yang lebih dekat,
sehingga ada komunikasi dan dukungan yang lebih intens. Lebih jauh, hal ini
dapat meminimalkan stres karyawan. Kemampuan mengurangi stres dari
kelompok informal ini meningkatkan kesejahteraan karyawan, sehingga
meningkatkan efektivitas organisasi.
Kelebihan dan Kekurangan Tim
Kelebihan Tim
1. Perusahaan yang bekerja dengan tim berhasil membuat keputusan yang lebih baik,
dapat mengembangkan produk dan layanan yang juga lebih baik, serta mampu
menciptakan tenaga kerja yang lebih aktiv daripada karyawan yang bekerja sendirian.
2. Dalam beberapa situasi, orang akan lebih termotivasi saat bekerja dalam tim daripada
saat bekerja sendirian.
3. Orang lebih termotivasi dalam tim karena mereka bertanggung jawab kepada sesama
anggota tim, yang memantau kinerja lebih dekat daripada pengawas tradisional.
4. Dalam keadaan tertentu, kinerja meningkat ketika karyawan bekerja di dekat orang lain
karena rekan kerja menjadi tolok ukur perbandingan.
Kelebihan dan Kekurangan Tim
Kekurangan (Tantangan) Tim
1. Tim biasanya lebih cocok untuk pekerjaan yang besar dan rumit, seperti merancang
bangunan atau mengaudit catatan keuangan perusahaan. Namun, untuk pekerjaan yang
lebih terspesialisasi (yang tidak dapat dibagi) pekerjaan lebih efektif dilakukan oleh
individu yang tentunya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
2. Tim yang melibatkan banya orang akan berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan untuk
pengembangan dan pemeliharaan tim.
3. Pada bidang-bidang kerja tertentu, banyaknya anggota tim justru dapat menjadikan
proses kerja menjadi lambat.
4. Menurunnya produktivitas akibat Kemalasan Sosial. Mungkin batasan tim yang paling
terkenal adalah risiko hilangnya produktivitas karena kemalasan sosial. Kemalasan
sosial terjadi ketika orang mengerahkan lebih sedikit usaha (dan biasanya tampil di
tingkat yang lebih rendah) saat bekerja dalam tim daripada saat bekerja sendiri.
Sebuah Model
Efektivitas Tim
1. Anggota tim bekerja untuk mencapai tujuan organisasi,
sehingga efektivitas Tim diukur berdasarkan pencapaian
Bilamana Sebuah Tim tujuan organisasi.
dikatakan Efekti? 2. Efektivitas tim bergantung pada kepuasan dan kesejahteraan
anggotanya. Orang bergabung dengan kelompok untuk
memenuhi kebutuhan pribadi mereka, sehingga efektivitas
sebagian diukur dengan pemenuhan kebutuhan ini.
3. Keefektifan tim juga mencakup kelangsungan hidup tim—
kemampuannya untuk bertahan. Ia harus mampu menjaga
komitmen para anggotanya, terutama di masa turbulensi
perkembangan tim. Tanpa komitmen ini, orang akan pergi
dan tim akan berantakan. Tim juga harus mengamankan
sumber daya yang cukup dan menemukan lingkungan yang
baik untuk beroperasi.
Lingkungan Organisasi dan Tim
• Lingkungan organisasi dan tim enyangkut semua kondisi yang mempengaruhi efektivitas
tim.
• Lingkungan organisasi yang memberikan penghargaan atas kerja tim akan cenderung
membuat anggota tim bekerja secara efektif.
• Sistem komunikasi dalam tim juga ikut mempengaruhi efektivitas tim (Khususnya tim virtual
yang sangat tergantung denfan tegnologi informasi dalam mengkomunikasikan pekerjaan).
Semakin baik komunikasi dalam tim, maka semakin efektif pula kinerja tim.
• Struktur organisasi juga turut mempengaruhi kinerja tim. Tim akan berkembg apabila struktur
organisasi dapat menumbuhkan interaksi dan rasa saling ketergantungan antar anggota tim.
• Tim juga akan berkinerja baik jika pemimpin memberi dukungan dan arahan strategis yang
baik. Dengan dukungan dan arahan strategis itu anggota tim dapat lebih fokus pada efisiensi
dan fleksibilitas operasional.
• Tata Letak Fisik Ruang Kerja juga turut andil dalam mempengaruhi kerja tim. Tata letak
ruang kerja yang mempermudah anggota tim saling mengamati dan membantu satu sama
lin akan membuat tim bisa bekerja sama dengan maksimal.
Elemen Desain Tim
• Karakteristik Tugas
• Ukuran tim
• Komposisi Tim
• Keanekaragaman Tim
• Proses Tim (Pengembangan Tim, Peran Tim, Norma (Nilai) Tim, Kohesi
Tim, Kepercayaan Tim)
• Kemandirian Tim
Elemen Desain Tim
(1. Karakteristik Tugas)
 Tim akan bekerja lebih baik dibanding individu yang bekerja sendiri pada pekerjaan yang cukup
rumit, kompleks. Pekerjaan kompleks dapat dibagi dalam peran yang terspesialisasi dan
dikoordinasi dengan baik. Namun, tantangannya adalah tidak mudah menemukan tugas dengan
kombinasi yang tidak biasa karena terstruktur dengan baik dan kompleks.
 Salah satu karakteristik tugas yang sangat penting bagi tim adalah saling ketergantungan tugas—
sejauh mana anggota tim harus berbagi materi, informasi, atau keahlian untuk melakukan pekerjaan
mereka.
 Ada tiga tingkat saling ketergantungan tugas yakni ketergantungan Gabungan, Ketergantungan
Berurutan dan Ketergantungan Timbal Balik, seperti yang diilustrasikan dalam Tampilan 8.3.
 Saling ketergantungan tugas yang tinggi juga memotivasi kebanyakan orang untuk menjadi bagian
dari tim dalam melakukan suatu tugas yang sama. Namun ketika anggota tim memiliki tujuan yang
berbeda (seperti melayani klien yang berbeda) ketergantungan Tim dapat menimbulkan konflik.
Dalam keadaan seperti ini, perusahaan harus berusaha mengurangi tingkat saling ketergantungan
atau mengandalkan pengawasan sebagai penyangga atau mediator di antara karyawan.
Elemen Desain Tim
(Karakteristik Tugas)
Elemen Desain Tim
(2. Ukuran tim)
 Berapa ukuran ideal untuk sebuah tim? Salah satu aturan populer (namun belum teruji) adalah
ukuran tim yang optimal adalah antara lima dan 7 orang. Namun beberapa pengamat baru-baru ini
berpendapat bahwa tugas semakin kompleks sehingga banyak tim harus memiliki lebih dari 100
anggota. Sayangnya, saran yang pertama terlalu sederhana, dan yang terakhir tampaknya telah
kehilangan makna dan dinamika tim yang sebenarnya. Umumnya, tim harus cukup besar untuk
memberikan kompetensi dan perspektif yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, namun cukup
kecil untuk mempertahankan koordinasi yang efisien dan keterlibatan yang berarti dari setiap
anggota.
 Terlepas dari persoalan ukuran personil tim, yang perlu diingat adalah bahwa sebuah tim ada ketika
anggotanya berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain, saling bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan bersama yang terkait dengan tujuan organisasi, dan menganggap diri mereka
sebagai entitas sosial dalam suatu organisasi.
Elemen Desain Tim
(3. Komposisi Tim)

 Karakteristik atau perilaku yang paling sering


disebutkan dari anggota tim yang efektif adalah
"lima C" yang diilustrasikan dalam Tampilan
8.4: bekerja sama, berkoordinasi,
berkomunikasi, menghibur, dan menyelesaikan
konflik. Tiga kompetensi pertama sebagian
besar (tetapi tidak seluruhnya) terkait
dengan tugas, sedangkan dua kompetensi
terakhir sebagian besar membantu
pemeliharaan tim:
Elemen Desain Tim
(4. Keanekaragaman Tim)
Ada dua masalah yang berbeda dan terkadang berlawanan terkait dengan keragaman tim.
 Salah satu isu adalah anggapan bahwa tim yang beragam memiliki sumber daya yang lebih
baik untuk mengatasi masalah yang kompleks atau baru. alasannya: (1). orang-orang dari latar
belakang yang berbeda melihat masalah atau peluang dari sudut pandang yang berbeda. Anggota
tim memiliki model mental yang berbeda, sehingga mereka lebih cenderung mengidentifikasi solusi
yang layak untuk masalah yang sulit. (2). Tim yang beragam memiliki kumpulan kompetensi teknis
yang lebih luas.
 Isu kedua mengenai tim yang beragam adalah bahwa keragaman sering menimbulkan
tantangan bagi fungsi internal tim. Satu masalah adalah karyawan yang beragam membutuhkan
waktu lebih lama untuk menjadi tim berkinerja tinggi. Hal ini sebagian terjadi karena anggota tim
membutuhkan waktu lebih lama untuk terikat dengan orang yang berbeda dari mereka, terutama
ketika orang lain memiliki perspektif dan nilai yang berbeda (yaitu keragaman yang dalam).
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

a. Pengembangan Tim. Sebuah model populer yang menangkap banyak aktivitas pengembangan tim
ditunjukkan pada Exhibit 8.5. Model tersebut menunjukkan tim bergerak secara sistematis dari satu tahap ke tahap
berikutnya, sedangkan garis putus-putus menggambarkan bahwa tim mungkin mundur ke tahap awal pengembangan
saat anggota baru bergabung atau kondisi lain mengganggu kedewasaan tim.
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

5.1. PENGEMBANGAN TIM


1. PERFORMING (Tahap Pembentukan) Tahap pembentukan adalah tahap pertama dalam proses pengembangan
tim. Individu yang dipilih untuk tim sering optimis dan antusias untuk memulai proyek baru. Pada tahap ini, mereka
sopan dan terkadang gugup tentang bagaimana tim akan bekerja sama. Perilaku khawatir ini biasanya karena mereka
tidak yakin dengan instruksi proyek atau apa peran mereka nantinya. Tahap ini merupakan masa perkenalan dimana
setiap orang menyesuaikan diri menjadi bagian dari tim dan memahami posisinya dalam proyek.

2. STORMING (Tahap Penyatuan/ Peleburan) Tahap storming atau tahap penyatuan adalah langkah kedua dan
biasanya merupakan transisi yang sulit karena melibatkan kemungkinan kegagalan yang tinggi. Pada tahap ini,
anggota kelompok mulai mendorong terhadap apa yang telah ditetapkan sebelumnya selama pembentukan tim.
Seringkali, ini terjadi ketika konflik dimulai antara anggota tim. Konflik ini biasanya berasal dari gaya kerja anggota
tim yang berbeda. Setiap orang berbeda dalam hal bagaimana mereka menyelesaikan tugas dan merasa tim harus
beroperasi. Melewati tahap ini seringkali membutuhkan seorang pemimpin untuk memastikan tim berkomunikasi
dengan baik dan dapat berkompromi satu sama lain. Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah ini biasanya
berakhir dengan gangguan operasional tim.
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

3. NORMING (Tahap Normalisasi) Tahap norming atau normalisasi pengembangan tim adalah ketika anggota tim
merasa proyek telah menjadi normal dan akrab. Mereka merasa nyaman bekerja satu sama lain dan telah mengatasi
masalah umum yang terjadi pada tahap awal. Anggota masing-masing tahu peran mereka dan apa yang diharapkan
sambil menghormati dinamika tim. Mereka masing-masing telah belajar bagaimana berinteraksi satu sama lain
secara efisien. Pada tahap ini, mereka memiliki komitmen yang kuat satu sama lain dan penyelesaian proyek. Sebuah
tim dapat jatuh kembali ke tahap storming atau penyartuan karena tugas baru atau bagian proyek yang lebih rumit.
Pemimpin harus terus bekerja sama dan berkomunikasi dengan tim mereka untuk melewati tahap storming dan
kembali ke tahap norming.
4. performing (Pertunjukan). Pada tahap ini, tim menyelesaikan sebagian besar pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek. Tim telah memaksimalkan produktivitas dan efisiensi. Pada tahap ini, tim
menunjukkan performa terbaiknya. Mereka tampil pada kapasitas puncak karena mereka telah belajar untuk
mengidentifikasi dan menggunakan kekuatan satu sama lain untuk menyelesaikan tujuan.
5. Tahap Adjourning adalah tahap akhir dari pengembangan tim. Pemimpin tim harus bertemu dengan setiap
anggota tim untuk menguraikan langkah selanjutnya dan memberikan dukungan untuk perubahan peran,
restrukturisasi, dan inisiatif di masa depan.
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

5.2. NORMA TIM


• Norma adalah aturan informal dan harapan bersama yang ditetapkan kelompok untuk mengatur perilaku
anggotanya. Norma hanya berlaku untuk perilaku, bukan untuk pikiran atau perasaan pribadi. Selain itu, norma
hanya ada untuk perilaku yang penting bagi tim. Norma ditegakkan dengan berbagai cara.
• Norma berkembang segera setelah tim terbentuk karena orang perlu mengantisipasi atau memprediksi bagaimana
orang lain akan bertindak. Bahkan peristiwa halus selama pembentukan tim, seperti bagaimana anggota tim
awalnya saling menyapa dan di mana mereka duduk dalam pertemuan pertama, dapat memicu norma yang
nantinya sulit diubah. Norma juga terbentuk saat anggota tim menemukan perilaku yang membantu mereka
berfungsi lebih efektif (seperti kebutuhan untuk merespons email dengan cepat).
• Norma tim sering kali menjadi sangat kuat, jadi cara terbaik untuk menghindari norma yang merusak kesuksesan
organisasi atau kesejahteraan karyawan adalah dengan menetapkan norma yang diinginkan saat tim pertama kali
dibentuk. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan jelas menyatakan norma yang diinginkan segera
setelah tim dibuat.
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

5.3. KOHESI TIM


• Kohesi tim mengacu pada tingkat ketertarikan yang dirasakan orang terhadap tim dan motivasi mereka untuk
tetap menjadi anggota. Ini adalah karakteristik tim, termasuk sejauh mana anggotanya tertarik pada tim,
berkomitmen pada tujuan atau tugas tim, dan merasakan rasa kebanggaan tim secara kolektif.
• Faktor yang mempengaruhi kohesi tim adalah: Kesamaan anggota. Ukuran tim. Interaksi anggota. Agak sulit
masuk (pembatasan masuk). Sukses tim. Persaingan dan tantangan eksternal.
• Setiap tim harus memiliki tingkat kohesi minimal untuk mempertahankan eksistensinya. Orang-orang yang
tergabung dalam tim kohesi tinggi termotivasi untuk mempertahankan keanggotaan mereka dan membantu tim
bekerja secara efektif. Dibandingkan dengan tim kohesi rendah, anggota tim kohesi tinggi menghabiskan lebih
banyak waktu bersama, berbagi informasi lebih sering, dan lebih puas satu sama lain. Mereka saling memberikan
dukungan sosial yang lebih baik dalam situasi stres.
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

5.3. KEPERCAYAAN TIM


• Hubungan apa pun—termasuk hubungan
di antara anggota tim—bergantung pada
tingkat kepercayaan tertentu.
Kepercayaan mengacu pada harapan
positif yang dimiliki seseorang terhadap
orang lain dalam situasi yang melibatkan
risiko. Tingkat kepercayaan yang tinggi
terjadi ketika orang lain memengaruhi
Anda dalam situasi di mana Anda
berisiko tetapi Anda yakin mereka tidak
akan merugikan Anda. Dari perspektif
ini, orang mempercayai orang lain atas
dasar tiga landasan: kalkulus,
pengetahuan, dan identifikasi (lihat
Exhibit 8.7 ).
Elemen Desain Tim
(5. Proses Tim: Pengembangan tim, Norma, Kohesi, dan Kepercayaan)

6. KEMANDIRIAN TIM
• Tim mandiri ditentukan oleh dua ciri khas. Pertama, tim menyelesaikan seluruh pekerjaan yang membutuhkan
beberapa tugas yang saling bergantung. Jenis pengaturan kerja ini mengelompokkan anggota tim sekaligus
meminimalkan saling ketergantungan dan interaksi dengan karyawan di luar tim. Hasilnya adalah sekelompok
karyawan yang erat yang bergantung satu sama lain untuk menyelesaikan tugas masing-masing. Ciri khas kedua
adalah bahwa mereka memiliki otonomi yang substansial atas pelaksanaan tugas mereka. Secara khusus, tim ini
merencanakan, mengatur, dan mengendalikan aktivitas kerja dengan sedikit atau tanpa keterlibatan langsung dari
penyelia berstatus lebih tinggi.
• Tim mandiri menyelesaikan seluruh pekerjaan yang membutuhkan beberapa tugas yang saling bergantung, dan
mereka memiliki otonomi yang besar atas pelaksanaan tugas mereka. Anggota tim virtual beroperasi lintas ruang,
waktu, dan batasan organisasi dan dihubungkan melalui teknologi informasi untuk mencapai tugas organisasi.
Tim virtual lebih efektif ketika anggota tim memiliki kompetensi tertentu, tim memiliki kebebasan untuk
memilih saluran komunikasi yang disukai, dan anggota bertemu secara langsung di awal proses pengembangan
tim.
TIM VIRTUAL
• Tim virtual adalah tim yang anggotanya beroperasi lintas ruang, waktu, dan batas organisasi dan
dihubungkan melalui teknologi informasi untuk mencapai tugas organisasi. Tim virtual berbeda dari
tim tradisional dalam dua hal: (1) Mereka biasanya tidak ditempatkan bersama (tidak bekerja di
area fisik yang sama), dan (2) karena kurangnya colocation, anggota tim virtual bergantung
terutama pada teknologi informasi daripada daripada interaksi tatap muka untuk berkomunikasi dan
mengkoordinasikan upaya kerja mereka.
• Tim virtual lebih efektif ketika anggota tim memiliki kompetensi tertentu, tim memiliki kebebasan
untuk memilih saluran komunikasi yang disukai, dan anggota bertemu secara langsung di awal
proses pengembangan tim.
Pengambilan Keputusan Tim
Kendala pada Pengambilan Keputusan Tim meliputi:
1. Kendala waktu,
2. Kekhawatiran Evaluasi,
3. Tekanan untuk Sesuai,
4. Pemikiran kelompok
Struktur Tim untuk Meningkatkan Pengambilan Keputusan

Ada Empat struktur berpotensi meningkatkan pengambilan


keputusan tim dalam pengaturan tim:
 konflik konstruktif,
 brainstorming,
 brainstorming elektronik,
 dan teknik kelompok nominal.
Sekian

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai