Oleh :
Kelompok III
Kelas F3
Nama NPM
I Gusti Bagus Satya Bramasiwi 1833122114
Nurtiani Ratu Djaga 1833122115
Ni Kadek Anik Ferayanti 1833122117
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Warmadewa
20119
BAB III
adanya Kesamaan.
Pengertian kelompok dan tim kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tim adalah kelompok
yang sudah matang yang terdiri dari orang-orang yang saling bergantung, memiliki
motivasi dan komitmen untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Tim bisa saja
berawal dari suatu kelompok, tetapi tidak semua kelompok berkembang menjadi
tim. Tim dibentuk untuk tujuan yang berbeda-beda, sehingga tantangan yang
dihadapi juga berbeda-beda. KELOMPOK Bekerja untuk mencapai sasaran/ goal
bersama Bertanggung jawab pada manajer Tingkat skill random Performance
dievaluasi oleh pemimpin Budaya adalah salah satu sumber perubahan dan konflik
Performance dapat positif, netral atau negatif Kesuksesan terutama akibat kerja
pemimpin. TIM Terdapat komitmen total untuk mencapai sasaran/goal bersama
Bertanggung jawab pada sesama anggota tim Tingkat skill sering kali melengkapi
Performance dievaluasi oleh para anggota dan pemimpin Budaya didasarkan pada
kerjasama/collaboration komitmen
total terhadap sasaran bersama Performance dapat menjadi lebih besar Kesuksesan
terutama akibat kerja keras para anggota.
Ada 3 tim yang kemungkinan besar dapat dijumpai dalam suatu organisasi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka umumnya terdiri dari 5 sampai
12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama yang saling bertemu
sekian jam setiap minggu untuk membahas peningkatan kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja. Dalam tim pemecahan masalah ini setiap anggota membagikan
gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode dapat
diperbaiki. Namun jarang dari setiap tim secara sepihak melaksanakan setiap
tindakan yang mereka sarankan.
Tim kerja pengelola diri (swakelola) umumnya tersusun atas 10 sampai 15 orang
yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Hal ini mencakup
pengawasan kolektif atas kecepatan kerja, penentruan penugasan kerja organisasi
dari rehat (istirahat), dan oilihan kolektif prosedur pemeriksaan. Tim kerja yang
sepenuhnya mengelola diri sendiri, bahkan memilih anggota-anggotanya sendiri,
menyuruh anggota untuk salung menilai kinerja. Akibatnya jabatan penyelia akan
berkurang pentingnya dan bahkan dapat disingkirkan.
Namun di sisi lain beberapa organisasi telah kecewa dengan hasil tim-tim swakelola
ini. Misalnya karyawan Douglas Aircraft Co telah mengalami pemutusan hubungan
kerja yang sangat besar, sehingga membuat mereka memberontak terhardap tim-
tim swakelola. Tidak semua riset menyeluruh atas wfektivitas tim swakelola
semuanya positif, seperti misalnya individu-individu pada tim ini memang
cenderung melaporkan kerja denga tingkat yang lebih tinggi. Tetapi berlawanan
dengan kearifan konvensioanal.
Tim ini tersusun dari karyawan-karyawan dengan tingkat hierarkis yang sama,
tetapi berasal dari bidang kerja yang berbeda, yang berkumpul bersama-sama untuk
menyelesaikan suatu tugas.
Untuk menautkan konsep tim dan kelompok kea rah penciptaan tin berkinerja tinggi
ada beberapa syarat yang harus dietmui, yaitu :
Agar dapat bekerja secara efektif, tim membutuhkan tiga tipe keterampilan yang
berbeda. Ialah memerlukan orang-orang yang memiliki keahlian teknis, orang-
orang yang memiliki keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
untuk mengidentifikasi masalah. Namun selain itu juga memerlukan orang-orang
ynag memiliki keterampilan mendengarkan dengan baik, serta mampu
menyelesaikan konflik dan keterampilan dalam hubungan antar pribadi yang lain.
Para manajer perlu memahami kekuatan individual yang dibawa tiap orang ke
dalam tim, memilih anggota dengan mengingat-ingat hal itu dan mengalokasikan
tugas dan kerja yang cocok dengan gaya yang lebih disukai para anggota. Dengan
menandingkan preferensi individual dengan tuntutan peran tim maka para menejer
meningkatkan kemungkinan bahwa anggota tim akan bekerja sama dengan baik.
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi prestasi kelompok yang bersumber dari
factor eksternal, di antaranya :
1. Strategi organisasi
Suatu strategi yang dapat digunakan yang dirasakan coco dan tepat dengan
organisasi yang dapat memacu anggota menunjukkan kemampuan
optimalnya.
2. Struktur wewenang
Struktur organisasi yang dibuat untuk mengetahui tanggung jawab, dan
satuan perintah, sehingga anggota dapat berkinerja dari waktu ke waktu.
3. Peraturan
Semua peraturan di organisasi, mulai dari level paling tinggi hingga rendah,
bias kondusif bagi anggota organisasi untuk berkinerja dari waktu ke waktu.
4. Sumber-sumber daya organisasi
Segala sumber daya, baik sumber daya manusia, alam, dana, materi maupun
teknologi yang memadai, baik secara kualitas amupun kuantitas.
5. Proses seleksi
Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan
organisasi dalam mendapatkan karyawan yang baik
6. Penilaian prestasi dan system imbalan
Penilain prestasi kerja yang memenuhi asas keadilan. Jika penilain kerja
sudah baik maka system imbalan juga harus memenuhi asas keadilan.
7. Budaya organisasi
Sikap disiplin, kreatif, inovatif, tepat waktu, dll merupaka budaya organisasi
yang kondusif yang dapat memacu kinerja karyawan secara maksimal.
8. Factor lingkungan fisik
Factor lingkungan fisik berperan penting dalam karyawan semangat atau
tidaknya bekerja. Seperti sarana dan prasarana di tempat kerja.
1. Kesamaan nilai dan tujuan : kelompok akan menjadi lebih padu jika
setiap anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai yang dianut dan
kesaaman dalam tujuan yang ingin diraih.
2. Keberhasilan dalam mencapai tujuan : keberhasilan dalam mencapai
tujuan bias menimbulakan sprit serta menjadikan anggota kelompok
semakin solid.
3. Status atau citra kelompok : status kelompok yang positif di mata
lingkungan akan memacu anggota kelompok menjadi semakin padu.
4. Penyelesain perbedaan : jika perbedaan muncul dan mengakibatkan
terjadinya konflik dalam kelompok maka konflik itu akan dapat dikelola
dengan baik sehingga memacu anggota kelompok menjadi semakin padu.
5. Kecocokan terhadap norma-norma : kecocokan norma yang terjadi
dalam suatu kelompok maka akan membuat kelompok tersebut semakin
padu.
6. Daya Tarik pribadi : bertambahnya anggota dalam suatu kelompok
disebkan oleh pribadi pemimpin dan anggota kelompok itu sendiri.
7. Persaingan antar kelompok : persaingan antar kelompok bisa
menyebabkan kelompok menjadi solid dan jika ingin menjadi pemenang
kelompok harus bekerja sama dan saling mendukung.
8. Pengakuan dan penghargaan : pengakuan dan penghargaan adalah
kebutuhan dan keinginan setiap orang, jika hal tersebut didapat maka akan
menjadi puas dan membuat kelompok itu sendiri menjadi betah.
Karakter-karakter yang melekat pada tim yang sukses adalah sebagai berikut :
Dalam hal kepercayaan di antara anggota tim dijumpai bahwa pentingnya kelima
dimensi ini : integritas > kompetensi > loyalitas > konsistensi > keterbukaan. Lebih
lanjut, integritas dan kompetensi adalah karakteristik yang paing kritis yang dicari
seorang individu dalam menetapkan dapat dipercayanya seorang lain.
1. Tunjukkan cara anda bekerja, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
orang lain.
Jika orang lain melihat anda menggunakan mereka, pekerjaan anda, atau
organisasi untuk tujuan-tujuan pribadi anda dengan mengucilkan kepentingan
tim, departemen, dan organisasi anda, kredibilitas anda akan berkurang atau
bahkan hancur.
2. Jadilah pemain tim.
Dukunglah tim kerja anda baik lewat kata-kata maupun tindakan. Belalah tim
dan anggota tim bila mereka diserang oleh pihak luar. Hal seperti ini akan
menunjukkan kesetiaan anda kepada kelompok kerja anda.
3. Praktikkan keterbukaan.
Keterbukaan membimbing ke keyakinan dan kepercayaan. Jadi jagalah agar
orang-orang mendapat informasi, jelaskan keputusan anda, berterusteranglah
mengenai maslah-masalah, dan ungkapkan sepenuhnya informasi yang
relevan.
4. Berlaku adil.
Bersikaplah objektif dan tidak berat sebelah dalam evaluasi kinerja dan
tumpahkan perhatian pada persepsi ekuitas dalam berbagai ganjaran.
5. Utarakan perasaan anda.
Dengan berbagai perasaan anda kepada orang lain maka orang lain akan
melihat anda sebagai nyata dan manusiawi. Mereka akan tau siapa anda dan
hal itu akan meningkatkan rasa hormat mereka kepada anda.
6. Tunjukkan konsistensi dalam nilai-nilai dasar yang memandu pengambilan
keputusan Anda.
Bila anda tahu maksud anda yang sesungguhnya, tindakan-tindakan anda akan
mematuhi dan anda akan menunjukkan konsistensi yang akan mendatangkan
kepercayaan.
7. Peliharalah keyakinan orang akan Anda.
Anda memercayai mereka yang kepadanya anda dapat menceritakan suatu
rahasia dan dapat diandalkan. Jadi jika seseorang menceritakan sesuatu kepada
anda, mereka perlu merasa dijamin bahwa anda tidak akan mengatakannya
dengan orang lain atau mengkhianati kepercayaan itu.
8. Tunjukkan kompetensi yang anda miliki.
Kembangkan kekaguman dan hormat orang lain dengan menunjukkan
kemampuan teknis dan profesional serta etika bisnis yang baik.
Ada banyak sekali organisasi yang secara historis selalu mendorong prestasi
individual. Mereka sengaja menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif dimana
hanya yang kuat yang dapat bertahan. Jika organisasi-organisasi ini kemudian
mejadikan tim sebagai kekuatan, apa yang harus mereka lakukan terhadap
karyawan yang egois?
Satu penghalang yang besar untuk menggunakan tim kerja adalah penolakan
individual. Tantangan bagi pencipta pemain tim adalah bila (1) budaya nasional
sangat individualistis (2) tim itu akan dimasukkan ke dalam organisasi yang sudah
mapan yang secara historis menghargai prestasi individual.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan pemain tim, yaitu
seleksi, pelatihan dan ganjaran.
1. Seleksi
Calon karyawan dapat mejalani pelatihan untuk “membuat mereka menjadi
pemain tim”. Jika ini tidak mungkin dilaksanakan atau tidak berhasil, dua
pilihan lain adalah mentransfer individu itu kesatuan lain di dalam organisasi
yang bekerja tanpa tim (jika kemungkinan ini tidak ada) atau tidak
mempekerjakan calon itu.
2. Pelatihan
Spesialis pelatihan mejalanakan latihan-latihan yang memungkinkan
karyawan mengalami kepuasan yang dapat diberikanoleh kerja tim. Lazimnya
mereka menawarkan lokakarya untuk membantu karyawan memperbaiki
ketrampilan pemecahan masalah, komunikasi, perundingan, manajeman
konflik dan pelatihan (coaching) mereka.
3. Ganjaran
Promosi, kenaikan upah dan aneka ragam lain dari pengakuan hendaknya
diberikan kepada individu-individu atas betapa efektif mereka sebagai anggota
tim yang kolaboratif. Ini tidak berarti sumbangan individual diabaikan, tetapi
lebih berarti bahwa hal itu diimbangi dengan kontribusi tak egois kepada tim.
Contoh perilaku yang seharunya diganjar antara lain melatih rekan baru,
berbagi informasi dengan teman satu tim , membantu memecahkan konflik tim
dan menguasai ketrampilan baru yang diperlukan tetapi masih kurang dimiliki
oleh tim.
Dalam bagian ini dibahas empat isu yang berkaitan dengan pengelolaan tim: (1)
Bagaimana perundang-undangan merusak upaya untuk melaksanakan tim dalam
organisasi berserikat burug? (2) Bagaimana tim mempermudah pengambilan
manajeman kualitas total? (3) Apakah implikasi dari keanekaragaman angkatan
kerja pada kinerja tim? (4) Bagaimana manajeman menggiatkan kembali tim yang
macet?