Anda di halaman 1dari 18

PEMBENTUKAN DAN

PERKEMBANGAN KELOMPOK
KELOMPOK IBARAT MOBIL
• Kelompok ibarat mobil yang
tersusun dari roda, mesin,
body, kemudi, pintu dan
komponen lain, sehingga
menjadi alat transportasi
yang mengantar kemanapun
kita ingin pergi.
• Masing-masing komponen
mobil akan berperan seperti
fungsinya masing2 dan saling
terkait. Ketika satu roda Mungkin Anda dapat
bocor, maka mobil tidak membuat perumpamaan
dapat berjalan. untuk memudahkan
PEMBENTUKAN KELOMPOK
• Forsyth (2010), kelompok
terbentuk melalui kombinasi
faktor personal, situasional
dan proses – proses
interpersonal. Tergantung
pada siapa orang-orang
bergabung dalam kelompok,
faktor situasional tertentu yang
mengharuskan orang bergabung
dalam kelompok dan proses-
proses interpersonal yang
membuat rasa tertarik
antarpribadi di antara anggota.
Faktor Personal
Orang bergabung dalam
kelompok karena faktor dalam
diri pribadinya:
1) Kepribadian: introvert vs
ekstrovert dsbnya.
2) Jenis Kelamin: orientasi
yang berbeda antara pria
dan wanita

3) Motivasi sosial – need fo affiliation, need for power, kebutuhan


inklusi, kontrol, afeksi.
4) Kecemasan sosial: adanya hambatan dalam bersosialisasi karena
sifat pemalu dsbnya.
5) Pengalaman: pengalaman sebelumnya akan menentukan apakah
seseorang akan bergabung atau tidak dalam kelompok.
Faktor Situasional
Faktor situasional tertentu menentukan kapan seseorang
bergabung dalam kelompok. Seperti ketika orang mencari
teman, memerlukan dukungan sosial untuk mengatasi
masalah; orang ingin menjalin persahabatan. Juga karena
faktor pekerjaan, penugasan, ikatan keluarga membuat
orang harus bergabung dalam kelompok.
Proses-Proses Interpersonal
 Prinsip-prinsip daya tarik: kedekatan
(proximity principle), kesamaan
(similarity principle), mendapatkan
keuntungan dari orang yang berbeda dan
punya kelebihan (the complementary
principle), menyukai satu sama lain
secara timbal balik (resiprocity principle),
keuntungan maksimal dan sedikit
mungkin biaya/pengorbanan ketika
menjadi anggota kelompok (minimax
principle)
 Keuntungan menjadi anggota kelompok:
orang bergabung dalam kelompok tidak
lepas dari perhitungan untung rugi
(economic principle).
 
PERKEMBANGAN KELOMPOK
Reccuring-phase Theories: perkembangan
kelompok menekankan pada aspek kuatnya interaksi yang
terjadi dalam kelompok, yang harus selalu ditingkatkan terus
menerus
• Robert Freed Bales (1965): keseimbangan antara aktivitas yang
berorientasi pada tugas (task oriented work) dengan kebutuhan
pengungkapan emosi (emotional expression) untuk membangun relasi
yang lebih baik diantara anggota kelompok.
• Bion (1961): fokus kelompok tertuju pada tiga hal yaitu ketergantungan
pada pemimpin, persahabatan diantara anggota kelompok sebagai
bentuk dukungan emosional, reaksi menyerang – menghindar atas
serangan pada kelompok.
• William Schultz (1958): perkembangan kelompok terkait dengan
perhatian anggota pada pemenuhan kebutuhan afeksi (perhatian,
kasih sayang dsbnya), inklusi (keterlibatan dalam aktivitas kelompok)
dan kontrol (arahan, pedoman, petunjuk berperilaku).
Sequential Stage Theories: perkembangan kelompok
melalui suatu urutan tahapan tertentu.
Teori dari B. W. Tuckman
• FORMING
saling mengenal antar anggota
• STORMING
terjadinya konflik antar anggota
• NORMING
penetapan peran dan norma kelompok
• PERFORMING
kelompok bekerja sbg unit untuk mencapai target
kelompok
• ADJOURNING
kelompok membubarkan diri
STRUKTUR KELOMPOK
• Suatu pola interaksi yang stabil diantara para
anggota (Johnson dan Johnson, 2000) .
• Sistem interaksi dan relasi yang terorganisir.
Interaksi diantara anggota tersusun oleh adanya
peran, norma dan pola relasi antaranggota.
(Forsyth, 2010)
• PERAN
Diferensiasi kedudukan anggota kelompok.
Misal: ketua, anggota; pilot, co pilot, awak
kabin; dstnya.
• NORMA
Aturan (implisit / eksplisit) yang ditetapkan
oleh kelompok untuk mengatur perilaku
kelompok. Terkait perilaku yang
diperbolehkan, dilarang, reward, punishment.
• POLA RELASI
Pola tentang bagaimana anggota kelompok
berinteraksi /satu sama lain.
KOHESIVITAS KELOMPOK
DEFINISI
• semua kekuatan ataupun faktor-faktor yang
menyebabkan anggota bertahan dalam
kelompok (Festinger, dalam Johnson &
Johnson, 2000)
• suatu ikatan yang mampu menghubungkan
antaranggota kelompok dan anggota dengan
kelompok secara keseluruhan. (Forsyth, 2010)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
1) status di dalam kelompok – semakin tinggi
status semakin kohesif.
2) Usaha untuk masuk kelompok – semakin sulit
usaha untuk masuk kelompok, semakin kuat
kohesivitas.
3) Ancaman eksternal atau kompetisi yang ketat
meningkatkan kohesivitas
4) Ukuran kelompok – kelompok kecil cenderung
lebih kohesif daripada kelompok besar (Baron
dan Byrne, 2005).
BENTUK-BENTUK KOHESIVITAS
• Kohesi sosial (social cohesion)
Kohesi terkait dampak daya tarik anggota
terhadap anggota lain seperti daya tarik fisik,
kepribadian, kepandaian dan lainnya.
Contoh: Saya cinta kelompok ini.
• Kohesi kerja (task cohesion)
Kohesi terkait dengan kapasitas ataupun
kemampuan kelompok untuk melaksanakan
tugas dengan sukses secara kolektif.
Contoh: Kelompok mampu bekerja efektif dan
kompak.
• Kohesi yang dipersepsikan (perceived
cohesion).
Terkait dengan tingkat sejauh mana seorang
merasa menjadi anggota suatu kelompok (sense
of belonging). Seorang yang telah banyak
berkorban untuk kelompok memiliki rasa
memiliki yang lebih kuat dibanding anggota
baru.
Contoh : Saya bagian tak terpisahkan dari
dari kelompok ini karena turut berjuang
mendirikan kelompok.
• Kohesi emosi (emotional cohesion).
Merupakan intensitas afektif dari kelompok,
sering digambarkan sebagai moral, semangat,
jiwa, enerji kelompok. Intensitas afektif juga
dapat terjadi dalam level individu terkait
dampak kelompok pada intensitas afeksinya.
Contoh:
Saya merasa bergairah menjadi anggota
kelompok ini.
PENGARUH KOHESIVITAS PD
KELOMPOK:
• Meningkatnya kepuasan anggota dan
menurunnya rasa tidak kerasan, ingin
meninggalkan kelompok (turnover) dan stres.
• Memperkuat proses-proses dalam kelompok:
komunikasi efektif, saling percaya (trust),
kerjasama efektif dan lainnya. Namun sisi
negatifnya adalah berkembangnya groupthink.
• Meningkatkan produktivitas kelompok.
Kelompok yang kohesif itu kompak, paling
produktif, paling memiliki peluang untuk
memenangkan pertarungan ataupun kompetisi,
dan paling kreatif.

Anda mungkin juga menyukai