Anda di halaman 1dari 8

Foundation of Group Behavior

Group adalah interaksi antara 2 atau lebih individu yang saling memiliki
keterkaitan/ketergantungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang baik. Contoh: Suporter
persebaya. 
Dibagi 2 kelompok group:
1) Formal Group Adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi dan mempunyai
aturan yang detail dan mengikat. Dalam formal group ada 2 bentuk kelompok yaitu
Command Group, adalah kelompok yang terbentuk karena adanya tugas atau arahan
dari atasan. Contohnya suatu kelompok terbentuk berdasarkan departmentnya. Task
Group, adalah kelompok yang terbentuk untuk menyelesaikan tugas tertentu dan bersifat
sementara. Contohnya: kepanitiaan.
2) Informal Group Adalah kelompok yang terbentuk atas dasar kesepakatan dan tidak
memiliki aturan yang mengikat. Dalam informal group ada 2 bentuk kelompok, yaitu:
Interest Group, adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat.
Contohnya perkumpulan arisan yang terdiri dari ibu-ibu yang suka masak. Friendship
Group, yaitu kelompok yang terbentuk karena memiliki karakteristik yang sama.
Contohnya adalah kelompok penyanyi akustik.
3) Command Group, Group yang terdiri dari beberapa individu yang bertanggung jawab
kepada pimpinan/manager. Contoh: karyawan di perusahaan yang bertanggung jawab
kepada pemimpinnya.
4) Task Group, Kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan.
Contoh: kepanitiaan 
 
Why People Join Group?
Berikut adalah alasan mengapa seseorang ingin masuk dalam satu kelompok.
1. Keamanan (Security), untuk mendapatkan keamanan, baik psikis maupun fisik.
2. Status, agar dikenal sebagai bagian dari kelompok.
3. Penghargaan (Self-esteem), agar mendapatkan pengharh=gaan dari orang-orang
disekitarnya.
4. Kesamaan (Affiliation), Contoh: Seseorang sengaja bergabung dengan klub mobil agar
dirinya terlihat seperti orang keren
5. Kekuasaan (Power), Contoh: Orang bergabung dengan group yang memiliki nama besar
sehingga orang itu punya pengaruh atau power terhadap orang disekitarnya
6. Untuk mencapai tujuan dan kepuasan tertentu (Goal Achievement),Contoh: Orang yang
mencintai binatang sengaja masuk dalam kelompok pecinta binatang agar dapat melindungi
binatang-binatang dari kepunahan
Stage of Group Behavior
Tahap Pengembangan Grup
Pada umumnya kelompok berkembang melalui sebuah urutan terstandar yang diseringkali
disebut model lima tahap perkembangan kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa
tidak semua kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang
berguna untuk memahami perkembangan kelompok.
 Prestage :  Banyak orang dengan tujuan yang berbeda-beda.
 Tahap Pembentukan (forming) 
 Pada tahap ini, organisasi mulai dari nol, formasi dikelompokkan misalnya hanya
5 orang, biasanya organisasi masih informal, Friendship dulu baru Interest group 
 Penuh ketidakpastian
 Tujuan gabung ke dalam group adalah power, goal achievement.
 Tahap Timbulnya Konflik (Strorming) : Tahap awal pembentukan kelompok
  Proses akhir dari informal
  Proses kesepakatan.
  Konflik cukup tinggi. 
  Tujuan gabung dalam group adalah power 
 Tahap Normalisasi (Norming) : Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan
identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika
struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian
ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.
 Pembuatan kesepakatan, apabila dilanggar ada sanksi
 Mulai formal
 Norma disepakati
  Kohesivitas (keterkaitan) dan close relarionship
 Tujuan gabung ke dalam group adalah karena goal achievement.
    Tahap Performing (Berkinerja)
 Pembagian peran dan fungsi
 Perilaku sudah sesuai SOP
 Organisasi sudah matang dan stabil
 Fungsionalisasi system : pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan
diterima. Energi kelompok  telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi
mengerjakan tugas yang ada.
 Tujuan gabung ke dalam group adalah 6 tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Namun yang lebih dominan ialah goal achievement dan status.
 Tahap Adjourning Stage (Pembubaran) :
Tahap ini dapat menjadi langkah awal dari terbentuknya suatu dinamika kelompok. Yang
dimaksudkan ialah, apabila tahap yang terjadi dari tahap 2 sampai 4, maka tahap kelima akan
menjadi awal untuk kembali terbentuknya kelompok (tahap 5 – 3 – 4)
 Evaluasi hasil
  Dinamisasi organisasi, pola penyesuaian karena situasi berubah. Contohnya
terdapat perubahan target atau aturan. Pada tahap ini dapat muncul pemimpin-pemimpin baru
(bisa memunculkan kelompok baru)
 Tujuan gabung ke dalam group yang paling dominan merupakan goal
achievement dan security.

6 Group Properties :

1. Role (peran) = pola perilaku yang diharapkan terhadap seseorang berdasarkan  posisi
atau jabatan yang dimiliki dalam kelompok sosialnya.
·        Role Identity = sikap atau perilaku yang dilakukan seseorang sesuai dengan yang diharapkan
berdasarkan perannya.
·        Role Perception =  pandangan seseorang tentang bagaimana ia harus bersikap dan bertindak
pada suatu kondisi tertentu.
     2. Norm (norma/standarisasi) = standar berperilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama
dalam      suatu kelompok . Norma menentukan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya
dilakukan oleh setiap anggota kelompok pada situasi-situasi tertentu.Norma berfungsi sebagai
kontrol internal terhadap perilaku kelompok

 Classes of Norms :
 Performance norms
 Appearance norms
 Social arrangement norms
 Allocation of resources 
 Jenis-jenis norma:

 Conformity : Penyesuaian perilaku seseorang untuk menyelaraskan dengan


norma kelompok yang ada
 References group : Individu dapat menyelaraskan norma-norma di dalam suatu
group
 Deviant Workplace Behaviour : Tindakan antisosial oleh anggota organisasi
yang ditetapkan secara international melanggar norma dan mengakibatkan konsekuensi negatif
bagi organisasi, anggota, atau keduanya
Typology of deviant workplace behaviour:
  
     3.   Status = Kekompakan suatu kelompok dipengaruhi oleh adanya status  yang
membedakan tim tersebut dengan tim lainnya, misalnya tingkat kesulitan bagi orang baru untuk
bergabung ke dalam tim sangat tinggi atau tim dikenal sebagai tim yang sering menghadapi
pengalaman menantang yang berhasil diselesaikan bersama.
     4. Size  (ukuran) = ukuran suatu kelompok juga menentukan perilaku maupun kinerja
anggota kelompok. Ada tim yang menjadi kompak karena ukuran tim kecil sehingga interaksi
yang terjadi antar anggota menjadi sangat intensif. Tim lainnya menjadi kompak karena banyak
menghabiskan waktu bersama. Contohnya, kelompok kerja yang sering makan bersama sambil
membicarakan dan menyelesaikan isu-isu atau permasalahan yang terkait dengan pekerjaan
secara santai.
    5. Composition (komposisi) =  Komposisi kelompok adalah suatu perbandingan sederhana
terhadap kelompok homogen dan heterogen. Orang-orang yang membentuk kelompok bisa saja
mirip atau berbeda  satu sama lain dalam berbagai hal. Individu beragam dalam hal kepribadian,
sikap, gaya berperilaku, kemampuan, dan sebagainya.Pendekatan paling umum terhadap
homogenitas-heterogenitas komposisi kelompok adalah suatu perbandingan sederhana terhadap
kelompok homogen dan heterogen.
    6. Cohesiveness (kekompakan) =  kekompakan atau cohesiveness merupakan salah satu
faktor pembentuk perilaku dan kinerja tim. Kekompakan diartikan sebagai derajat saling
ketertarikan antar anggota tim yang memotivasi mereka untuk tetap menjadi anggota tim
tersebut. Setiap tim berbeda dalam hal penentu tingkat kekompakan.

 Meningkatkan kohesivitas kelompok:


1. Membuat kelompok menjadi lebih kecil
2. Membuat perjanjian-perjanjian yang disesuaikan dengan tujuan organisasi
3. Meningkatkan waktu bersama diantara anggota-anggota kelompok
4. Meningkatkan status group dan penerimaan secara lebih ketat
5. Merangsang persaingan dengan kelompok lain
6. Memberi penghargaan kepada kelompok, bukan terhadap individu
7. Mengisolasi kelompok secara fisik

 
·        High Productivity
Tingkat kohesifitas dan norma tinggi. Anggota dalam kelompok akan merasa nyaman dan tidak
ada praduga. Sebagi contoh kelompok orang China, beraga Kristen yang berasal dari daerah
Manado ditambah dengan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan di antara anggotanya.
Dalam kelompok tersebut anggota pasti merasa nyaman.
·        Moderate Productivity
Tingkat kohesifitas rendah tetapi menganut norma tinggi. Contohnya, anggota kelompok tidak
semua beraga Kristen, tidak semua dari suku China, dan tidak semua dari Manado. Semua orang
bisa berpartisipasi dalam kelompok ini asalkan mereka menjunjung tinggi rasa kejujuran dan
keadilan. Maka anggota dari kelompok tersebut berada pada tingkat produktivitas yang
moderate.
·        Low Productivity
Tingkat kohesifitas tinggi namun penganutan normanya rendah. Misalnya, anggota kelompok
terdiri dari suku China, beragama Kristen, dan berasal dari Manado. Tetapi mereka kurang
menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Dengan begitu produktivitas anggotanya berada pada
tingkat rendah.
·        Moderate to Low Productivity
Tingkat kohesivitas dan penganutan norma rendah. Misalkan anggota orang yang berasal dari
suku apapun, dari agama apapun, dan dari wilayah mana pun, boleh bergabung dengan kelompok
ini. Tetapi mereka tidak menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.

Group Task - Pengambilan Keputusan

 Kelompok yang lebih besar berfungsi memfasilitasi penyatuan informasi tentang tugas-
tugas kompleks
 Kelompok kecil lebih cocok untuk koordinasi dan memfasilitasi pelaksaan tugas-tugas
yang kompleks
 Secara sederhana, standar kerja yang rutin dapat mengurangi persyaratan sehingga proses
kelompok menjadi efektif agar kelompok tersebut dapat berperforma dengan baik
Kekuatan:
- informasi lebih lengkap
- meningkatkan keragaman cara pandang
- kualitas pengambilan keputusan tinggi
- meningkatkan diterimanya solusi

Kelemahan:
- lebih banyak menghabiskan waktu
- meningkatkan tekanan untuk penyesuaian
- didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota
- tanggung jawab ambigu

Groupthink

Suatu fenomena dimana aturan untuk persetujuan umum mengesampingkan penilaian yang
realistis dari suatu tindakan alternatif
Gejala fenomena groupthink

 Anggota kelompok merasionalisasi perlawanan terhadap asumsi yang telah mereka buat
 Anggota menerapkan tekanan langsung pada mereka yang mengungkapkan keraguan
tentang pandangan bersama atau yang mempertanyakan alternatif yang disukai oleh mayoritas
 Anggota yang memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda tetap berdiam diri
dengan perasaan was-was
 Adanya suatu ilusi kebulatan suara

Groupshift

Sebuah perubahan resiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu dimana
anggota dalam kelompok tersebut dapat membuatnya, dapat berupa arah konservatisme
(menutup diri) atau resiko yang lebih besar

Teknik pengambilan keputusan kelompok

 Interaksi kelompok : Kelompok yang khas dimana para anggota berinteraksi dengan
saling bertatap muka
   Teknik kelompok nominal : Metode pengambilan keputusan kelompok dimana masing-
masing anggota bertemu tatap muka dengan mengumpulkan penilaian mereka secara sistematis
tetapi independen
  Brainstorming : Sebuah proses gagasan generasi yang secara khusus mendorong setiap
dan semua alternatif, sementara menahan setiap kritik dari alternatif tersebut
  Pertemuan elektronik : Pertemuan dimana anggota berinteraksi pada komputer,
memungkinkan untuk berkomentar yang tidak diketahui dan agregasi atau keseluruhan penilaian.

Anda mungkin juga menyukai