Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

HIV/AIDS adalah penyakit serius yang menimbulkan kekhawatiran di Indonesia


dan seluruh dunia. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena
penyakit ini sangat berbahaya bagi manusia. Acquired immunodeficiency syndrome
(AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah
sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Jumlah kasus HIV/AIDS terus meningkat meskipun berbagai upaya pencegahan


telah dilakukan. Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat
suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-
masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan
HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.

HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak
dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan
antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem
kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis mengajukan


rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa itu HIV/AIDS?


2. Bagaimana sejarah HIV/AIDS?
3. Bagaimana perjalanan HIV menuju AIDS?
4. Apa saja gejala HIV/AIDS?
5. Apa saja penyebab penyakit HIV/AIDS?
6. Apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS?
7. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah untuk memahami tentang bahaya virus
HIV/AIDS dan cara menangulangi virus tersebut. Dan menyadarkan generasi muda
secara terus menerus akan bahaya HIV/AIDS dan mampu melaksanakan pencegahan
dan usaha-usaha penanggulangannya dalam rangka meningkatkan kekebalan tubuh.

D. MANFAAT
1. Mengetahui penyakit HIV/AIDS.
2. Mengetahui asal penyakit HIV/AIDS.
3. Mengetahui perjalanan penyakit HIV/AIDS.
4. Mengetahui bagaimana penyakit HIV/AIDS menyebar.
5. Mengetahui gejala-gejala penyakit HIV/AIDS.
6. Mengetahui hal yang dapat dan tidak dapat menularkan HIV/AIDS.
7. Mengetahui cara mencegah agar tidak terinfeksi penyakit HIV/AIDS.
8. Mengurangi penderita HIV/AIDS.
BAB II

LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA DAN METODE

A. LANDASAN TEORI

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih
di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang
dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan.
Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan
seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat
menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena
penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak
dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan
jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali

B. KAJIAN PUSTAKA

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk :

AIDS adalah “singkatan dari Acquired Immunne Definsiency Syndreome, yaitu


penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Sehingga manusia dapat meninggal bukan semata-mata oleh virus HIV nya oleh
penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak seandainya daya tubuh tidak rusak,
sedangkan HIV adalah nama Virus menyebab AIDS atau disebut Human
Immunodeficiency Virus”.

Jadi Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau
infeksi virus-virus lain yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
A. METODE

Karya tulis ini ditulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.metode yang


digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis dalam karya tulis ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik studi pustaka. Artinya, penulis menambil data melalui
pendekatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan karya tulis.
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIV/AIDS
1. PENGERTIAN HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang


sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan
infeksi dan penyakit.HIV adalah jenis virusyang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar
tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI.
HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urin.

2. PENGERTIAN AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-
lain). Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem
kekebalan tubuh kita. Deficiencyberarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti
penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu.

B. SEJARAH HIV/AIDS

Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann dan Françoise Barré-Sinoussi dari
Perancis berhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita
sindrom limfadenopati. Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-
associated virus) Bersama dengan Luc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus
tersebut merupakan penyebab AIDS. Pada awal tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika
Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV-III. Setelah
diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan
pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV,
atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1.

Tidak lama setelah HIV-1 ditemukan, suatu subtipe baru ditemukan di Portugal
dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV-2.Melalui kloning
dan analisis sekuens (susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55% dari
HIV-1 dan secara antigenik berbeda. Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain
(galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan
memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang menginfeksi primata)
karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis
virus tersebut.

C. KLASIFIKASI HIV

Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya
berasal dari Afrika barat dan tengah, berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah
proses yang dikenal sebagai zoonosis.HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian
immunodeficiency virus yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte
troglodyte. Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang
berbeda, ditemukan pada Sooty mangabey, monyet dunia lamaGuinea-Bissau. Sebagian
besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen
dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih
terkurung di Afrika barat.

Berdasarkan susunan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama,


yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara
pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang
tergabung di dalamnya. Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan
SIV dari simpanse.HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty
mangabey yang berbeda-beda.

Apabila beberapa virus HIV dengan subtipe yang berbeda menginfeksi satu
individu yang sama, maka akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi (circulating
recombinant forms - CRF) (bahasa Inggris: circulating recombinant form, CRF). Bagian
dari genom beberapa subtipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu
genom utuh yang baru. Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah
rekombinan AG dari Afrika tengah dan barat, kemudian rekombinan AGI dari Yunani
dan Siprus, kemudian rekombinan AB dari Rusia dan AE dari Asia tenggara. Dari
seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia, sebanyak 47% kasus disebabkan oleh subtipe
C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa subtipe B, 5.3% adalah subtipe D dan 3.2%
merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal dari subtipe dan CRF lain.

D. STRUKTUR HIV

Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan
memanfaatkan sel inang. Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus
dengan reseptor pada permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan
CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga.
Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam penis, vagina, dan oral
yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV. Selain itu, HIV juga dapat langsung
masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di noda limpa.

Setelah menempel, selubung virus akan melebur dengan membran sel sehingga
isi partikel virus akan terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang
dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA. Kemudian,
DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi
dengan DNA manusia. DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai
provirus dan dapat bertahan cukup lama di dalam sel. Saat sel teraktivasi, enzim-enzim
tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus sama dengan DNA manusia,
yaitu diubah menjadi mRNA. Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan
menjadi cetakan untuk membuat protein dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus
yang merupakan genom RNA virus. Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan
protein dan enzim hingga menjadi virus utuh. Pada tahap perakitan ini, enzim protease
virus berperan penting untuk memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang
menyusun inti virus. Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut dapat keluar
dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya. Proses pengeluaran virus tersebut melalui
pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung dari membran
permukaan sel inang.

E. PERJALANAN HIV MENUJU AIDS

Ada empat fase yang dilalui HIV menuju AIDS:

Pada fase pertama, HIV atau masa jendela, rata-rata memakan waktu 1-3 bulan
bahkan bisa 6 bulan. Pada masa ini, orang yang HIV masih beraktivitas normal karena
pada biasanya tanpa gejala.

Pada fase kedua, HIV positif atau Asimptomatik. Fase ini rata-rata selama 5-10
tahun.Pada fase ini, penderita akan memiliki gejala seperti, berat badan menurun 10
persen, infeksi saluran napas, herpes zoster, kheilitis angularis, ulkus di mulut, erupsi
papular pruritis, dermatitis seboroik, dan infeksi jamur di kuku.

Selanjutnya fase ketiga, pembesaran kelenjar limfa. Fase ini akan memakan
waktu lebih dari sebulan. Penderita akan mengalami berat badan menurun lagi lebih 10
persen, diare kronis lebih dari sebulan, demam 37,5 celcius lebih dari sebulan,
kandidiasis mulut berulang, oral hairy leukoplakia, tuberkulosis paru, infeksi bakteri
yang berat, peradangan mulut, ginggivitis akut, dan anemia, neutropenia,
trombositopenia kronis.

Kemudian fase keempat, AIDS. Fase ini merupakan puncaknya. Penderita mengalami
sindrom wasting HIV, pneumonia pneumocystis, infeksi herpes simpleks, kandidiasis
esofagus, tuberkulosis di luar paru, sarkoma kaposi, infeksi sitomegalovirus,
toksoplasmosis, infeksi mikrobakteri, ensefalopati HIV, kriptosporidiosis kronis,
dan histoplamosis.

F. PROSES HIV MENYERANG KEKEBALAN TUBUH MANUSIA


HIV adalah virus. Virus adalah kuman kecil yang dapat masuk kedalam tubuh
dan menyebabkan penyakit. Virus-virus ditularkan dari orang kepada orang lain melalui
cara yang berbeda-beda dan menyebabkan berbagai macam jenis penyakit. Misalnya,
flu menyebar melalui udara, herpes melalui kontak fisik dan polio melalui minum air
yang terkontaminasi. Namun, HIV hanya ditularkan ketika cairan tubuh dari seseorang
yang hidup dengan HIV memasuki aliran darah orang lain. Sistem kekebalan tubuh
adalah sistem pertahanan alami tubuh Anda. Sistim kekebalan tubuh ini akan
melindungi tubuh Anda terhadap infeksi dan penyakit. Sistim ini terdiri dari banyak sel
yang berbeda yang bekerja sama untuk menemukan dan menghancurkan virus, bakteri
dan kuman lain yang menyebabkan infeksi dan penyakit. Sel darah putih (atau disebut
CD4 T-sel) adalah sel-sel sistem kekebalan tubuh yang penting yang membantu
mengkoordinasikan sistem kekebalan tubuh Anda. HIV menyerang sel sistem kekebalan
tubuh. Secara khusus, menginfeksi dan menggunakan sel CD4 sebagai 'pabrik' untuk
mereproduksi dan menghancurkan sel-sel CD4 yang sedang berproses. Semakin hancur
sel CD4, akan semakin lemah sistim kekebalan tubuhnya.

Jika sistem kekebalan tubuh semakin melemah, risiko mengembangkan infeksi


dan penyakit menjadi lebih besar. Seiring berjalannya waktu, dan tanpa pengobatan,
jumlah sel CD4 dapat menjadi begitu sangat rendah dan dapat menyebabkan seseorang
mengembangkan AIDS.

G. GEJALA HIV/AIDS

Infeksi HIV muncul dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah serokonversi.
Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala yang muncul. Dan tahap yang ketiga
adalah infeksi HIV berubah menjadi AIDS.

 TAHAP PERTAMA

Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu. Setelah
ini, HIV tidak menyebabkan gejala apa pun selama beberapa tahun. Gejala seperti flu
ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Ini sering disebut sebagai
serokonversi. Diperkirakan sekitar 8 dari 10 orang yang terinfeksi HIV mengalami ini.
Gejala yang paling umum terjadi adalah:

 Tenggorokan sakit

 Demam

 Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal

 Pembengkakan noda limfa

 Penurunan berat badan

 Diare

 Kelelahan

 Nyeri persendian

 Nyeri otot

Gejala-gejala di atas bisa bertahan hingga satu bulan. Ini adalah pertanda sistem
kekebalan tubuh sedang melawan virus. Tapi gejala tersebut bisa disebabkan oleh
penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi HIV.

 TAHAP KEDUA

Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih
lanjut selama bertahun-tahun (masa jendela). Ini adalah tahapan ketika infeksi HIV
berlangsung tanpa munculnya gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak
sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada
masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita bisa menularkan
infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan
bisa lebih.

 TAHAP KETIGA

Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini
lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Berikut ini
adalah gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir:

 Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan


pangkal paha.
 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
 Merasa kelelahan hampir pada tiap saat.
 Berkeringat di malam hari.
 Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
 Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
 Sesak napas.
 Diare yang parah dan berkelanjutan.
 Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan atau vagina.
 Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.

H. PENYEBAB PENYAKIT HIV/AIDS

Penyebab penyakit HIV/AIDS sangat beragam, seperti:

1. Kegiatan seksual yang tidak aman

Kegiatan seksual yang tidak aman adalah faktor terbesar penyebab hiv yang
memicu penyebaran virus secara cepat. Melakukan sek bebas dengan orang yang
mengidap virus didalam tubuhnya akan menular ketika berlangsungnya kontak kedua
kelamin yang mengakibatkan penularan cairan sehingga virus HIV bisa ikut masuk
kedalam tubuh pasangannya yang sehat.

2. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril

Media jarum suntik ikut serta dalam memberikan kesempatan untuk virus HIV
menyebar dari tubuh penderita ke tubuh orang yang sebelumnya belum terjangkit
penyakit HIV/AIDS. Penularan melalui jarum suntik biasanya terjadi pada para
pengguna narkotika suntikan, penyuntikan obat dengan jarum suntik bekas, alat tindik
yang tidak steril, dan alat tato.
3. Penularan dari ibu yang positif HIV

Bayi yang akan lahir bisa saja terjangkit virus HIV dari ibunya sendiri. Karena
selama dalam kandungan makanan seorang bayi menyatu dengan sistem peredaran
darah ibunya.Secara otomatis virus yang ada didalam darah ikut masuk ke tubuh bayi
yang dikandungnya.

 Melalui ASI

Penyebab HIV melalui ASI dimungkinkan terjadi saat seorang anak diberikan
ASI dari sesorang yang positif terkena HIV, baik itu ibunya maupun orang lain.

 Transplantasi organ tubuh.

Organ tubuh yang dijadikan donor untuk orang baru bisa saja terdapat virus
didalamnya.

I. HAL YANG TIDAK DAPAT MENULARKAN HIV/AIDS


 Bersalaman, cium pipi dan berpelukan.
 Memakai peralatan makan atau minum bersama.
 Gigitan nyamuk atau serangga.
 Pemakain fasilitas umum bersama seperti WC, kolam renang, dan lain-
lain.
 Penderita HIV/AIDS bersin atau batuk di dekat kita.
 Hidup serumah dengan pengidap HIV/AIDS asal tidak melakukan
hubungan seksual.

J. CARA PENCEGAHAN HIV/AIDS

"Mencegah lebih baik dari pada mengobati" memang sangat tepat saat membicarakan
masalah AIDS sebab sampai saat ini belum juga ditemukan cara perawatan, vaksin, maupun
obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh manusia. Oleh karenanya,
mencegah penularan HIV merupakan cara yang paling efektif untuk menghindari AIDS.

Program pencegahan penularan dan penyebaran HIV lebih dipusatkan pada pendidikan
masyarakat mengenai cara-cara penularan HIV. Dengan demikian, masyarakat dapat mengubah
kebiasaan hidup mereka sehingga tidak mudah terjangkit HIV. Dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk menghindari HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat

Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Oleh karena itu,
membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat dapat menjauhkan diri dari penularan HIV.
Misalnya, dengan tidak berhubungan seks di luar nikah, tidak berganti-ganti pasangan, dan
menggunakan pengaman (terutama pada kelompok perilaku beresiko tinggi) sewaktu
melakukan aktivitas seksual.

2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril

Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang mereka gunakan.
Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan sebaiknya hanya sekali pakai.
Jadi, setiap kali menyuntik pasien, seorang tenaga medis harus memakai jarum suntik yang
haru. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penularan HIV melalui jarum suntik. Selain itu,
penggunaan sarung tangan lateks setiap kontak dengan cairan tubuh juga dapat memperkecil
peluang penularan HIV.

3. Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba

Para pangguna narkoba sangat rentan tertular HIV, terutama pengguna narkoba suntik.
Fakta menunjukkan bahwa penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba suntik tiga sampai
lima kali lebih cepat dibanding perilaku resiko lainnya.

4. Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV

Pemeriksaan medis yang ketat pada setiap transfusi darah dapat mencegah penularan
HIV. Sebelum transfusi darah berlangsung, para ahli kesehatan sebaiknya melakukan tes HIV
untuk memastikan bahwa darah yang akan didonorkan bebas dari HIV.

5. Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil


Meskipun hamil adalah hak setiap wanita, namun bagi wanita pengidap HIV dianjurkan
untuk tidak hamil. Sebab, wanita hamil pengidap HIV dapat menularkan virus kepada janin
yang dikandungnya. Jika ingin hamil, sebaiknya mereka selalu berkonsultasi dengan dokter.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari karya tulis ini adalah HIV/AIDS merupakan penyakit seks
yang mematikan serta belum ada obatnya. Perjalanan penyakit HIV/AIDS memili 4
fase. HIV/AIDS dapat tertular melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
tanpa menggunakan kondom, transfusi darah dengan darah yang sudah terkena HIV ,
jarum suntik dan benda-benda tajam lainnya bekas dipakai pengidap HIV tanpa
disterilisasi, ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan pada janin serta tidak
dapat tertular melalui bersalaman, cium pipi dan berpelukan, memakai peralatan makan
atau minum bersama, gigitan nyamuk atau serangga, pemakain fasilitas umum bersama
seperti WC, kolam renang, dan lain-lain, penderita HIV/AIDS bersin atau batuk di dekat
kita, hidup serumah dengan pengidap HIV/AIDS asal tidak melakukan hubungan
seksual.

B. SARAN

Sebaiknya pembaca lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengikuti ajaran agama untuk memperkuat serta memperkokoh iman, dan bersikap
saling setia terhadap pasangan serta tidak berganti-ganti pasangan karena hal tersebut
dapat meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS. Menghindari untuk tidak melakukan
hubungan seks jika belum menikah dan apabila terkena gejala HIV/AIDS segeralah
berkonsultasi pada dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Siswaya, ZHA.Khonsa, dan Suranto. 2007. Bahaya Narkoba, Seks Bebas, dan
HIV/AIDS. Surakarta: CV. Mediatama.

www.alodokter.com/hiv-aids

http://www.alodokter.com/hiv-aids/gejala/

http://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab/

https://gaya.tempo.co/read/news/2014/12/02/205625760/kenali-4-fase-perjalanan-hiv-
menuju-aids

https://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

http://www.mhahs.org.au/index.php?
option=com_content&view=article&id=243&Itemid=1091&lang=en&limitstart=1

http://rockypanjaitan.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-dan-asal-usul-hiv-aids.html

http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=101

Anda mungkin juga menyukai