Anda di halaman 1dari 10

DIAGNOSIS OF HIV

• There are two approaches to the diagnostic


enforcement of HIV/AIDS, namely voluntarily
and at the initiative of health workers. In
addition, there are several types of laboratory
tests to confirm the diagnosis of HIV infection.
ANAMNESIS
1. Menanyakan identitas pasien ( nama, usia, agama, status perkawinan, sukubangsa, alamat,pendidikan dan
pekerjaan pasien)

2. Menanyakan keluhan utama (OLDCART)

3. Menanyakan keluhan tambahan (OLDCART)

4. Menelusuri/menelaah riwayat penyakit terdahulu

5. Menanyakan riwayat penyakit keluarga

6. Menelusuri status sosial – ekonomi

7. Riwayat pengobatan dan pemakaian obat sekarang, riwayat alergi obat.

8. Menanyakan kebiasaan pasien seperti merokok,minumalcoholdanlain-lain

9. Menanyakan riwayat gizi pasien


ANAMNESIS
• Gejala dan klinis yang patut diduga infeksi HIV
adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012).
DIAGNOSIS HIV
ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium HIV
dilakukan pada semua orang dengan gejala klinis yang mengarah ke HIV/AIDS, dan
dilakukan juga untuk menyaring HIV pada semua remaja dan orang dewasa dengan
peningkatan risiko infeksi HIV, dan semua wanita hamil (Permenkes, 2014).
Berikut jenis pemeriksaan laboratorium HIV (Fearon, 2005).
1. Tes cepat
Tes cepat hanya dilakukan untuk keperluan skrining, dengan reagen yang sudah
dievaluasi oleh institusi yang ditunjuk Kementerian
2.Tes Enzyme Immunoassay (EIA) antibodi HIV Tes ini berguna
sebagai skrining maupun diagnosis HIV (Gambar 1.2) dengan
mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2.
3. Tes Western Blot Tes ini merupakan tes antibodi untuk konfi
rmasi pada kasus yang sulit.
4 Tes virologis terdiri atas:
• a. HIV DNA kualitatif (EID) Tes ini mendeteksi keberadaan virus dan
tidak bergantung pada keberadaan antibodi HIV. Tes ini digunakan
untuk diagnosis pada bayi.
• b. HIV RNA kuantitatif Tes ini untuk memeriksa jumlah virus di dalam
darah, dan dapat digunakan untuk pemantauan terapi ARV pada
dewasa dan diagnosis pada bayi jika HIV DNA tidak tersedia.
• c. Tes virologis Polymerase Chain Reaction (PCR) Tes virologis
direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur kurang dari 18
bulan
• Tes antigen p24 HIV
Tes antigen p24 dapat mendeteksi protein p24 rata-rata 10 hingga 14 hari
setelah terinfeksi HIV. Tes ini direkomendasikan oleh WHO dan CDC yang
bertujuan untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendiagnosis
infeksi HIV.
Terdapat dua macam pendekatan untuk tes HIV:

• Konseling dan tes HIV sukarela (VCT = Voluntary Counseling &


Testing); dan
• Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (PITC =
Provider-Initiated Testing and Counseling).
REFRENSI
• World Health Organization. 2016. Mother to Child Transmission
of HIV. Available at htt
p://www.who.int/hiv/topics/mtct/about/en/. Accessed 26 July
2018.
• Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pelaksanaan
Pencegahan Penularan HIV dan Sifi lis dari Ibu ke Anak bagi
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.
• Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Manejemen
Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifi lis dari Ibu ke Anak.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

Anda mungkin juga menyukai