0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan10 halaman
Ada dua pendekatan untuk diagnosis HIV, yaitu tes sukarela dan tes atas inisiatif tenaga kesehatan. Beberapa tes laboratorium yang digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis HIV meliputi tes cepat, Enzyme Immunoassay, Western Blot, dan tes virologis seperti HIV DNA, HIV RNA, dan tes antigen p24 HIV.
Ada dua pendekatan untuk diagnosis HIV, yaitu tes sukarela dan tes atas inisiatif tenaga kesehatan. Beberapa tes laboratorium yang digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis HIV meliputi tes cepat, Enzyme Immunoassay, Western Blot, dan tes virologis seperti HIV DNA, HIV RNA, dan tes antigen p24 HIV.
Ada dua pendekatan untuk diagnosis HIV, yaitu tes sukarela dan tes atas inisiatif tenaga kesehatan. Beberapa tes laboratorium yang digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis HIV meliputi tes cepat, Enzyme Immunoassay, Western Blot, dan tes virologis seperti HIV DNA, HIV RNA, dan tes antigen p24 HIV.
enforcement of HIV/AIDS, namely voluntarily and at the initiative of health workers. In addition, there are several types of laboratory tests to confirm the diagnosis of HIV infection. ANAMNESIS 1. Menanyakan identitas pasien ( nama, usia, agama, status perkawinan, sukubangsa, alamat,pendidikan dan pekerjaan pasien)
2. Menanyakan keluhan utama (OLDCART)
3. Menanyakan keluhan tambahan (OLDCART)
4. Menelusuri/menelaah riwayat penyakit terdahulu
5. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
6. Menelusuri status sosial – ekonomi
7. Riwayat pengobatan dan pemakaian obat sekarang, riwayat alergi obat.
8. Menanyakan kebiasaan pasien seperti merokok,minumalcoholdanlain-lain
9. Menanyakan riwayat gizi pasien
ANAMNESIS • Gejala dan klinis yang patut diduga infeksi HIV adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012). DIAGNOSIS HIV ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium HIV dilakukan pada semua orang dengan gejala klinis yang mengarah ke HIV/AIDS, dan dilakukan juga untuk menyaring HIV pada semua remaja dan orang dewasa dengan peningkatan risiko infeksi HIV, dan semua wanita hamil (Permenkes, 2014). Berikut jenis pemeriksaan laboratorium HIV (Fearon, 2005). 1. Tes cepat Tes cepat hanya dilakukan untuk keperluan skrining, dengan reagen yang sudah dievaluasi oleh institusi yang ditunjuk Kementerian 2.Tes Enzyme Immunoassay (EIA) antibodi HIV Tes ini berguna sebagai skrining maupun diagnosis HIV (Gambar 1.2) dengan mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2. 3. Tes Western Blot Tes ini merupakan tes antibodi untuk konfi rmasi pada kasus yang sulit. 4 Tes virologis terdiri atas: • a. HIV DNA kualitatif (EID) Tes ini mendeteksi keberadaan virus dan tidak bergantung pada keberadaan antibodi HIV. Tes ini digunakan untuk diagnosis pada bayi. • b. HIV RNA kuantitatif Tes ini untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah, dan dapat digunakan untuk pemantauan terapi ARV pada dewasa dan diagnosis pada bayi jika HIV DNA tidak tersedia. • c. Tes virologis Polymerase Chain Reaction (PCR) Tes virologis direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur kurang dari 18 bulan • Tes antigen p24 HIV Tes antigen p24 dapat mendeteksi protein p24 rata-rata 10 hingga 14 hari setelah terinfeksi HIV. Tes ini direkomendasikan oleh WHO dan CDC yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendiagnosis infeksi HIV. Terdapat dua macam pendekatan untuk tes HIV:
• Konseling dan tes HIV sukarela (VCT = Voluntary Counseling &
Testing); dan • Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (PITC = Provider-Initiated Testing and Counseling). REFRENSI • World Health Organization. 2016. Mother to Child Transmission of HIV. Available at htt p://www.who.int/hiv/topics/mtct/about/en/. Accessed 26 July 2018. • Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifi lis dari Ibu ke Anak bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. • Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Manejemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifi lis dari Ibu ke Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.