Anda di halaman 1dari 2

STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan I

1. Kondisi Pasien
DS : klien mengatakan bahwa dia merasa bahwa tidak dianggap dan selalu di
pojokan.
DO : klien terlihat kotor, tak terurus.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
- Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
- Pasien mampu melakukan semuanya secara mandiri

4. Intervensi
- Kebersihan diri pasien
- Pasien mampu melakukan dengan mandiri

5. Strategi pelaksanaan
Observasi :
“Selamat pagi, kenalkan saya suster V”
“Namanya siapa, biasa dipanggil apa?”
“Baik. Saya akan merawat J beberapa hari ini ya”.
“Dari tadi suster liat J menggauk-garuk badannya, gatal ya?”
“Bagaimana kalua kita berbicara tentang kebersihan diri?”
“Berapa lama kita berbicara? 20 menit…? Mau di mana…? Di sini saja ya?”
Kerja :
“Berapa kali J mandi dalam sehari? Apakah J sudah mandi hari ini? Apa
alasan J hingga tidak bisa merawat diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya…? Badan gatal, mulut bau, apa
lagi…? Kalua kta tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
J yang muncul? Benar sekali, ada kutu, kudis, dsb…”
“Apa saja yang J lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja J
menyisir rambut? Bagaimana dengan menggunakan bedak? Apa maksud
dengan tujuan sisiran dan bedakan?”
“Berapa kali J makan sehari?’
“Apa pula ang dilakukan setelah makan? Betu, kita harus sikat gigi setelah
makan”.
“Di mana biasanya J berak/kencing? Bagaimana memebersihkannya?
“Menurut J kalua mandi itu kita ke kamar mandi, suster akan membimbing J
untuk melakukannya. (proses mandi)”.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan J setelah selesai mandi dan mengganti pakain?
Bagaimana perasaan J setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan dari tadi?
“Bagus sekali, maka berapa kali J mandi dan sikat gigi…? Dua kali pagi dan
sore. Mari kita masukan ke dalam jadwal aktivitas harian. Baik besok lagi
kita Latihan berdandan, oke? Pagi-pagi sehabis makan ya, sampai jumpa”.

Anda mungkin juga menyukai