Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG

WAHAM

CLINICAL PRACTICE

OLEH:

AMALIA DOS SANTOS 462018901

STASE JIWA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN WACANA SATYA

SALATIGA

2021
1. PENGERTIAN

Waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau
terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata (Videbeck, 2011)

Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita
eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan gangguan dimana penderitanya
memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata
dan yang tidak nyata (Victoryna, 2020).Defisi lain dari gangguan proses pikir waham yalah
merupakan suatu keyakinan yang sangat mustahil dan dipegang teguh walaupun tidak memiliki
bukti-bukti yang jelas, dan walaupun semua orang tidak percaya dengan keyakinannya (Bell,
2019).

2. KLASIFIKASI (BILA ADA)

Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu:

o Waham kebesaran:yaitu keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan


khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan
o Waham agama:yaitu Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
o Waham curiga: Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan kenyataan
o Waham somatik :yaitu keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
o Waham Nihilistik: keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
3. JENIS DAN FASE (BILA ADA)

Menurut Eriawan (2019) Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam bagian yaitu :

 Fase Lack of Human need: Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan pasien
baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik pasien dengan waham dapat terjadi pada orang-
orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas

 Fase lack of selfesteem :Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara selfideal dengan selfreality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya.

 Fase control internal external :Pasien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau
apa- apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan.

 Fase environment support Adanya beberapa orang yang mempercayai pasien dalam
lingkungannya menyebabkan pasien merasa didukung, lama kelamaan pasien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.

 Fase comforting: Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.

 Fase improving: Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada pasien akan meningkat.
4. RENTANG RESPON

Menurut (Farida & Hartono, 2010),terdapat dua respon yaitu respon adaptif, respon maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan isi pikir

Persepsi akurat Kadang isi pikir terganggu Waham


Emosi konsisten ilusi Perilaku disorganisasi
Perilaku sesuai Reaksi emosi berlebihan Sulit berespon emosi
Berhubungan sosial atau kurang
Perilaku tidak lazim
Menarik diri

5. ETIOLOGI: FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESPITASI

Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak kemungkinan penyebab
waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat, penyakit pembuluh
darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin, defisiensi vitamin,
pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif

6. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan gejala gangguan proses pikir
waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu, menolak makan, perawatan diri, emosi, gerakan tidak
terkontrol, pembicaraan tidak sesuai, menghindar, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar.

7. AKIBAT

Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

8. POHON MASALAH/ PATHWAY

9.PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Prastika (2014) penatalaksanaan medis waham antara lain

Psikofarmalogi meliputi litium karbonat, haloperidol obat antipsikotik, karbamazepin


karbamazepin

10. PSIKOTERAPI

Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham, namun psikoterapi juga penting.
Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk semua orang, terutama jika gejala terlalu berat untuk
terlibat dalam proses terapi yang memerlukan komunikasi dua arah. Yang termasuk dalam
psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

12.ECT

ECT tipe katatonik Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah sebuah prosedur dimana arus
listrik melewati otak untuk pelatihan kejang singkat. Hal ini menyebabkan perubahan dalam
kimiawi otak yang dapat mengurangi penyakit mental tertentu, seperti skizofrenia katatonik.
ECT bisa menjadi pilihan jika gejala yang parah atau jika obat-obatan tidak membantu
meredakan episode katatonik.

13.PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengakajian pada pasien ganguan jiwa(waham) yang biasa dilakukan itu dengan mengkaji
perawatan diri, emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak sesuai, menghindar,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

o Waham

C. RENCANA INTERVENSI

o Manajemen waham
 Observasi:Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan

 Terapeutik: Sediakan lingkungan aman dan nyaman

- Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru

-Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham

 Edukasi: Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham dengan orang yang di percaya

 Kolaborasi: Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi


STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Pertama

1. Kondisi Pasien
DS:Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang sultan yang sangat kaya raya dan
mempunyai banyak bangunan hotel hampir seluruh dunia
DO:Klien tampak melebih-lebihkan pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
realitas.

2. Diagnosa Keperawatan
Waham

3. Tujuan
Tujuan Umum: Klien dapat membedakan realita
Tujuan Khusus: Klien dapat mengetahui perbedaan antara realita dan waham

4. Intervensi: Mengajarkan pasien cara membedakan realita dan tidak


- Membantu mengontrol waham yang dialami pasien
5. Strategi Pelaksanaan: SP 1

a. Salam
Selamat Pagi Bapak, perkenalkan saya perawat Amalia , bisa dipanggil Lia, hari ini
saya dinas mulai dari pukul 09:00-13:00 WIB.

b. Berkenalan
Kalau boleh tahu nama bapak siapa?

c. Menjelaskan tujuan, tugas dan peran


Baik Bapak, tujuan saya datang ke sini untuk merawat bapak dan ingin mengetahui
keadaan bapak saat ini dan juga harapan saya, yaitu semoga saya bisa memberikan
pelayanan yang terbaik untuk bapak.

1) Kontrak pertemuan sekarang


“Bagaimana jika kita bercerita sebentar. Bagaimana Bpk ? Berapa lama kira –
kira kita bisa bercerita? Bpk maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit ?
Bisa? Tempatnya dimana pak? Bagaimana kalau di taman ?”

a. Fase Kerja

Saya mengerti bahwa Bpk adalah seorang sultan yang sangat kaya raya,namun
sepertinya Bpk merasa gelisah iya,boleh ceritakan kepada saya ,apa yang Bpk rasakan
sekarang.Oh iya baik jadi Bpk tidak terlalu suka kalau di atur-atur iya?Baik jadi
maunya Bpk bagaimana?Oh iya baik Jadi Bpk sudah punya keinginan sendiri iya ?
Bpk mau jalan-jalan mengelilingi taman iya Pak? Bagus sekali Pak.
b. Fase Terminasi

1) Evaluasi
“Bagaimana Pak perasaannya setelah kita bercerita tadi ? apakah Bpk merasa senang

2) Rencana tindak lanjut


Apa bila nanti Bpk merasa ingin bercerita bisa bercerita kepada saya iya Pak

3) Kontrak pertemuan selanjutnya


Baik Bpk bagaimana kalau besok Pagi dengan jam yang sama kita mengobrol lagi biar
Bpk bisa cerita-cerita kepada saya ,Bagaimana Bpk?
Baik Pak,sampai jumpa besok pagi iya.Selamat Pagi
DAFTAR PUSTAKA

Fallon Victoryna, Ice Yulia Wardani, Fauziah.( Februari 2020).Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa Ners Untuk Menurunkan Intensitas Waham Pasien Skizofrenia. Volume 8 No
1, Hal 45 – 52. p-ISSN2338-2090.e-ISSN 2655-8106

Bell, V., Raihani, N., & Wilkinson, S. (2019). De-Rationalising Delusions. 1–34.
https://doi.org/10.1177/2167702620951553

S. N. Ade Herma Direja. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Eriawan, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn “O” Yang Mengalami Bipolar Dengan
Masalah Keperawatan Waham Paranoid Di Ruangan Palm Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019. https://lib.akpermpd.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=1451

Prakasa, A., & Milkhatun, M. (2020). Analisis Rekam Medis Pasien Gangguan Proses Pikir
Waham dengan Menggunakan Algoritma C4. 5 di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam
Samarinda. Borneo Student Research (BSR), 2(1),

Anda mungkin juga menyukai