Anda di halaman 1dari 8

1

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN


KEJADIAN PENYAKIT KULIT DERMATITIS KONTAK PADA PETANI
DI KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Muhamad Rifqi Wibowo
NIM 112310101040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN


KEJADIAN PENYAKIT KULIT DERMATITIS KONTAK PADA PETANI
DI KECAMATAN X KABUPATEN X

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
dan guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan

Oleh
Muhamad Rifqi Wibowo
NIM 112310101040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di


bidang pertanian. Tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 41,20 Juta jiwa
atau sekitar 43,4% dari jumlah total penduduk Indonesia. Di era globalisasi dan
pasar bebas Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan World Trade Organization
(WTO) serta Asia Pasific Economic Community (APEC) yang akan berlaku tahun
2020, kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi oleh industri di Indonesia (Rahmaniyah, 2007).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah program yang dibuat
pekerja atau pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Trisna, 2007). Peran yang harus
dilaksanakan oleh perawat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah promosi
kesehatan dan pencegahan.Hal ini mempertimbangkan tuntutan kerja petani tidak
seimbang dengan kapasitas kemampuan dan status kesehatan yang dimiliki oleh
petani. Keadaan tersebut dapat menyebabkan petani sebagai individu yang rentan
terhadap stres dan penyakit akibat kerja (Oakley, 2008).

Keselamatan dan kesehatan kerja di bidang pertanian harus diwujudkan


secara maksimal, bekerja secara tidak sehat dan tidak benar akan dapat menambah
berat beban kerja. Setiap petani perlu bekerja secara sehat dan benar untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan dirinya. Keselamatan dan kesehatan kerja
dapat diwujudkan dengan memperhatikan pola dan menu makanan, pakaian pada
saat bekerja, istirahat, waktu bekerja, area dan alat kerja, posisi bekerja seperti
pada saat mengangkat dan pada saat mengangkut beban (Depkes, 2007).

Adapun pengertian alat pelindung diri adalah alat pelindung diri adalah
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuhnya dari adanya potensi atau bahaya arau kecelakaan kerja (A.M
Sugeng Budianto, 2005). Melihat begitu pentingnya kondisi lingkungan yang ada
di kalangan masyarakat petani maka diperlukan pembahasan mengenai
pentingnya peranan K3 di sektor pertanian dan perkebunan demi menjaga kondisi
para petani dan masyarakat sekitar (Sumamur, 2009). Semua penyakit kulit
akibat kerja dapat dicegah, pencegahan primer dan sekunder. Iritan atau penyebab
lokal harus dijauhkan jika mungkin dan mudah dilakukan, apabila sulit kontak
kulit dengan agen penyebab hendaknya dibatasi dengan langkah-langkah
pengendalian administratif maupun penggunaan beberapa Alat Pelindung Diri
(APD) yang berfungsi sebagai pengendalian teknis (Jeyaratnam, J. & Koh, D,
2010).

Penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang diakibatkan o;eh
pajanan subtansi kimiawi di lingkungan tempat kerja. Penyakit kulit akibat kerja
atau yang didapat saat melakukan pekerjaan banyak penyebabnya antara lain,
agen sebagai penyebab penyakit kulit tersebut yang berupa agen fisik, kimia,
maupun biologis (Roebidin, 2008). Walaupun tidak menyebabkan kematian,
penyakit kulit merupakan faktor yang sangat penting untuk terjadinya penurunan
produktifitas kerja dan meningkatnya angka cuti sakit. Secara klinis, penyakit
kulit akibat kerja dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dermatitis kontak dan
dermatitis non-ekzema (Harrianto, 2008).
Dermatitis kontak adalah suatu peradangan pada kulit yang disebabkan
oleh subtansi yang menempel pada kulit. Pada prinsipnya hampir semua bahan
dapat menimbulkan reaksi alergi maupun iritasi pada kulit, tetapi hal ini
bergantung dari banyak faktor, misalnya bahan alergen atau iritan yang berkontak,
faktor individu, seperti ras, umur, jenis kelamin, maupun genetic yang
mempengaruhi serta faktor lain misalnya: frekuensi, lokasi, dan lamanya kontak,
gesekan atau trauma fisik (Mimbarwati, 2005). Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran
penggunaan

masyarakat

mengenai

bahan-bahan

kimia

dermatitis
dalam

kontak

barang

serta

meningkatnya

kebutuhan

menyebabkan meningkatnya insidensi dermatitis kontak (Fitria, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

sehari-hari

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan


Pemakakaian Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian Penyakit Kulit
Dermatitis Kontak Pada Petani Di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pemakakaian Alat
Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak Pada
Petani di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.

1.3.2

Tujuan Khusus

a. Mengedintifikasi Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri

APD

Terhadap Angka Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak Pada Petani


di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember
b. Menganalisis Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri APD Terhadap

Angka Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak Pada Petani di


Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember
c. Mengidentifikasi pelaksanaan fungsi Pemakaian Alat Pelindung Diri APD

Terhadap Angka Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak Pada Petani


di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember
d. Mengidentifikasi Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak Pada Petani

di Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peniliti

Manfaat Bagi peniliti adalah memperoleh pengetahuan dan wawasan


tentang pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian penyakit kulit
dermatitis kontak pada petani.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Bagi institusi penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
literatur Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember sehingga dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah pengetahuan
mahasiswa tentang hubungan pemakakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan
kejadian penyakit kulit dermatitis kontak pada petani.

1.4.3 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan


Manfaat yang dapat diperoleh bagi instansi kesehatan adalah data dan hasil
yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi dan masukan untuk
mengoptimalkan program kesehatan dan pembuatan kebijakan tentang kesehatan
tentang promosi kesehatan keselamatan kerja di masyarakat.

1.4.4 Manfaat Bagi Keperawatan


Manfaat penelitian ini bagi keperawatan yaitu hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan peningkatan dalam occupational health nursing terhadap upaya
kesehatan kerja dengan pendekatan proses keperawatan.
1.4.5 Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat adalah sebagai tambahan
wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pada petani untuk lebih
meningkatkan kesadaran akan upaya kesehatan keselamatan kerja dalam
mencegah terjadinya penyakit kulit dermatitis kontak.

Anda mungkin juga menyukai