PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Muhamad Rifqi Wibowo
NIM 112310101040
PROPOSAL SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
dan guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan
Oleh
Muhamad Rifqi Wibowo
NIM 112310101040
BAB 1. PENDAHULUAN
Adapun pengertian alat pelindung diri adalah alat pelindung diri adalah
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuhnya dari adanya potensi atau bahaya arau kecelakaan kerja (A.M
Sugeng Budianto, 2005). Melihat begitu pentingnya kondisi lingkungan yang ada
di kalangan masyarakat petani maka diperlukan pembahasan mengenai
pentingnya peranan K3 di sektor pertanian dan perkebunan demi menjaga kondisi
para petani dan masyarakat sekitar (Sumamur, 2009). Semua penyakit kulit
akibat kerja dapat dicegah, pencegahan primer dan sekunder. Iritan atau penyebab
lokal harus dijauhkan jika mungkin dan mudah dilakukan, apabila sulit kontak
kulit dengan agen penyebab hendaknya dibatasi dengan langkah-langkah
pengendalian administratif maupun penggunaan beberapa Alat Pelindung Diri
(APD) yang berfungsi sebagai pengendalian teknis (Jeyaratnam, J. & Koh, D,
2010).
Penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang diakibatkan o;eh
pajanan subtansi kimiawi di lingkungan tempat kerja. Penyakit kulit akibat kerja
atau yang didapat saat melakukan pekerjaan banyak penyebabnya antara lain,
agen sebagai penyebab penyakit kulit tersebut yang berupa agen fisik, kimia,
maupun biologis (Roebidin, 2008). Walaupun tidak menyebabkan kematian,
penyakit kulit merupakan faktor yang sangat penting untuk terjadinya penurunan
produktifitas kerja dan meningkatnya angka cuti sakit. Secara klinis, penyakit
kulit akibat kerja dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dermatitis kontak dan
dermatitis non-ekzema (Harrianto, 2008).
Dermatitis kontak adalah suatu peradangan pada kulit yang disebabkan
oleh subtansi yang menempel pada kulit. Pada prinsipnya hampir semua bahan
dapat menimbulkan reaksi alergi maupun iritasi pada kulit, tetapi hal ini
bergantung dari banyak faktor, misalnya bahan alergen atau iritan yang berkontak,
faktor individu, seperti ras, umur, jenis kelamin, maupun genetic yang
mempengaruhi serta faktor lain misalnya: frekuensi, lokasi, dan lamanya kontak,
gesekan atau trauma fisik (Mimbarwati, 2005). Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran
penggunaan
masyarakat
mengenai
bahan-bahan
kimia
dermatitis
dalam
kontak
barang
serta
meningkatnya
kebutuhan
sehari-hari
1.3.2
Tujuan Khusus
APD