Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI


DUSUN MASJID KECAMATAN SAKRA TIMUR

OLEH :

CINDY NUR ARDIANI


NIM.032001D16046

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS KESEHATAN
AKADEMI PERAWAT KESEHATAN
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hari :

Tanggal :

Disetujui Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(.............................................) (.............................................)
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi
Menurut Depkes. RI. 1988 Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ke tergantungan.
Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 1989 Keluarga
adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan ( Nasrul
Effendi ,1998 : 33 ).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil dari masyarakat.


b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-
masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
Keperawaatan kesehatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan


masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana penyalur (Nasrul Effendi,1998:39)

2. Tipe Keluarga

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .
3. Keluarga Sebagai Unit Keperawatan

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 )


adalah sebagai berikut :

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan


lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah – masalah dalam
kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
dan apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai
individu ( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang
menderita hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam
upaya kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit
hipertensi.
4. Faktor yang Mempengaruhi Sehat-Sakit

1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi
adalah dengan cara menghindari adanya stres

2) Faktor social budaya


1) Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi adalah :

a) Kebiasaan merokok
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam
c) Pola diet tidak teratur
d) Bila sakit tidak segera berobat
2) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan
pada kasus hipertensi adalah :

a) Menghindari kebiasaan merokok.


b) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak
mengandung garam .
c) Menjaga berat badan dan olah raga yang
terratur
d) Melakukan konril yang teratur

3) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka


kesakitan dan kematian akibat hipertensi

4) Faktor keturunan

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic

5. Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan


Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya
menderita penyakit hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
6. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi
maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .

b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit


hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam
melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui
masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian
masalah penyakit yang sedang dihadapi

d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari
alternatif pemecahanya .

e. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit hipertensi

f. Penyuluh dan konsultasi


Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90
mmHg (Brunner and Sudarth, 2004). Menurut WHO hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik di atas 160 mmHg dan diastole
95 mmHg.
2. Etiologi
a. Perokok
Merokok yang menahun dapat merusak endoteal arteri dan nikotin
menurunkan HDL yang baik untuk tubuh manusia
b. Obesitas
Dapat meningkatkan LDL yang buruk untuk tubuh manusia pencetus
aterosklerosis
c. Alkoholisme
Alkohol dapat merusak hepar dan sifat alkohol mengikat air
memengaruhi viskositas darah memengaruhi tekanan darah
d. Stres
Merangsang sistem saraf simpatis mengeluarkan adrenalin yang
berpengaruh terhadap kerja jantung

e. Konsumsi garam
Garam memengaruhi viskositas darah dan memperberat kerja ginjal
yang mengeluarkan renin angiotensin yang dapat meningkatkan tekanan
darah.

3. Pathway

4. Manipestasi Klinis
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh


b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
g. Foto dada dan CT scan

6. Komlpikasi
Efek pada organ :
a. Otak
1) Pemekaran pembuluh darah
2) Perdarahan
3) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
1) Malam banyak kencing
2) Kerusakan sel ginjal
3) Gagal ginjal
c. Jantung
1) Membesar
2) Sesak nafas (dyspnoe)
3) Cepat lelah
4) Gagal jantung

7. Penatalaksanaan
a. Langkah I, tindakan-tindakan konservatif:
1)Modifikasi diet:
a) Pembatasan natrium.
b) Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh.
c) Penurunan masukan kalori untuk mengontrol barat badan.
d) Menurunkan masukan minuman beralkohol.
2)Menghentikan merokok.
3)Penatalaksanaan stress.
4)Program latihan regular untuk menurunkan berat badan.

b. Langkah II. Farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal


untuk mengontrol TD secara adekuat. Salah satu dari berikut ini
dapat digunakan:
1) Diuretik
2) Penyekat beta adrenergik
3) Penyekat saluran kalsium
4) Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE)
c. Langkah III. Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas
berbeda dapat ditambahkan, atau penggantian obat lainnya dari
kelas yang berbeda
d. Langkah IV. Obat ketiga dapat ditambahkan atau obat kedua
digantikan yang lain dari kelas yang berbeda.
e. Langkah V. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau obat
ketiga atau keempat dapat ditambahkan masing-masing dari kelas
yang berbeda.
(Engram Barbara,1998)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK
b. Jenis Kelamin
c. Umur
d. Pendidikan
e. Agama
f. Pekerjaan
g. Alamat
h. Suku/kebangsaan
2. Jumlah anggota keluarga
3. Tipe keluarga
4. Genogram

Keterangan :

: Perempuan : Ny. MSN

: Laki-laki : Meninggal

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

5. Suku Bangsa dan Agama


6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
7. Aktivitas Rekreasi
8. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
9. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat penyakit dahulu

b. Penyakit keturunan

c. Penyakit kronis/menular

10. Persepsi dan Tanggapan Keluarga terhadap Layanan Kesehatan.


11. Pola Pengambilan Keputusan
12. Struktur keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga


Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada
permasalahan dimusyawarahkan.

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Kerukunan dan komunikasi terbuka khas suku jawa merupakan
kekuatan pada keluarga Ny.MSN, mereka menerima keadaan masing-
masing dan bertekad menjaga kerukunan keluarga.

c. Struktur Peran
Setiap anggota berperan sesuai posisinya. Ny.MSN berperan sebagai
kepala keluarga dan anak-anak sebagai anggota keluarga patuh terhadap
ibunya.

B. DIAGNOSA

1. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab


terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
cara pengaturaan diet yang benar.
2. Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan
diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengaturan diet yang benar.
3. Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.

C. INTERVENSI

1. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai


salah satu penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
a. Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.

b. Kriteria hasil
Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet
bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.

1) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai


anjuran.

c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar
bagi penderita hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi .
d. Rasional
1) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan
peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk
mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
2) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan
yang rendah garam.
2. Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet

a. Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi

b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi
klien hiperetensi
2) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
c. Rencana tindakan

1) Beri penjelasan kepada keluarga tentang


manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada keluarga jenis
untuk klien hipertensi.
d. Rasionalisasi

1) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu


melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
2) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk
penderita hipertensi.
3. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar .

a. Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.

b. Kriteria hasil
1) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
2) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi
klien hipertensi.
c. Rencana tindakan

1) Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara


pengolahan makanan untuki klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
3) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.
d. Rasionalisasi.

1) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga


dapat cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
2) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang
dianjurkan.
3) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan
/melaksanakaannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor


Yasmin Asih penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1998

Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997

Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan


penyuluhan .Pengarang Marcia Stanhope dan Ruth N.
Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997

Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta.


1994

Anda mungkin juga menyukai