LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
HIPERTENSI
ARUMIATI, S.Kep
( 20149011122)
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
KONSEP DASAR
I. DEFINISI
Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas
normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg
(Smelttzer & Bare, 2002) dalam Ode, S, L 2012)
A. Lapisan Jantung
Berikut ini penjelasan ketiga lapisan jantung yaitu :
a. Perikardium (Epikardium)
Terdiri dari dua lapisan :
1. Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum
sternoperikardial.
2. Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium
parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
b. Miokardium
Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral
dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri
koroner.
c. Endokardium
Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik
yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi peredaran darah
1
2
B. Ruang-Ruang Jantung
a. Atrium
Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung tersebut yaitu :
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior,
vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium
kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala
dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah).
Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah
vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui aorta. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-
paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial
kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri
b. Ventrikel
Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :
1. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai
kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan
untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak.
Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka.
Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis
menuju paru-paru.
2. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh
melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai
kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta
menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah.
Setelah ventrikel penuh, dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup
katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari
dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah
mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan
oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang
memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung
memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan
kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui
vena pulmonalis.Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke
dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim
tubuh kecuali paru.Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam
sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta.
Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
III. ETIOLOGI
Sebagaian besar (90 %) hipertensi tidak diketahui penyebabnya disebut hypertensi esensial
atau primer, sedangkan 10 % penyebabnya diketahui disebut hipertensi sekunder.
Penyebab hypertensi sekunder, antara lain :
- Penyakit parenkim renal atau vaskuler renal.
- Gangguan endikrin.
- Coaretation Aorta (penyempitan aorta konginital)
- Neurogenik : tumor otak, ensefalitis, luka bakar, peningkatan volume intra
vaskuler atau gangguan psikiatri.
- Faktor resiko lain :
Kegemukan.
Pemasukan lemak saturasi tinggi, garam.
Merokok sigaret.
Stress.
IV. PATOFISIOLOGI
Tekanan arteri sistemik dihasilkan dari curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer sehingga semua faktor yang
mempengaruhi tekanan darah. Secara mudah tekanan darah dapat dituliskan dengan
formulasi sebagai berikut : Tekanan darah = curah jantung x tahanan ferifer.
Curah jantung ditentukan oleh isi sekuncup dan denyut jantung. Pengontrolan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem syaraf otonom dan sirkulasi hormon. Dengan demikian, berbagai
faktor yang mengakibatkan perubahan tahanan perifer, denyut jantung, atau isi sekuncup
4
akan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Stabilitas mekanisme yang ada dalam tubuh
mempengaruhi seluruh pengaturan sistem tekanan arteri dan mencegah kolap sirkulasi.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah yaitu :
- Sistem Baroreseptor.
- Pengaturan volume cairan tubuh.
- Sistem renin angiotensin
- Autoregulasi vaskuler.
Gangguan pada sistem kontrol dapat menyebabkan hipertensi pada umumnya hipertensi
diklasifikasikan berdasarkan nilai diastollik :
- 90 – 104 mmHg Hypertensi ringan.
- 104 – 114 mmHg Hypertensi sedang.
- > 115 mmHg Hypertensi berat.
- > 130 mmHg Hypertensi maligna
5
PATHWAY
Aliran darah makin cepat
keseluruh tubuhsedangkan
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin,
nutrisi dalam sel sudah
merokok, stress, kurang olahraga, genetic,
Beban kerja jantung ↑ mencukupi kebutuhan
alcohol, konsentrasi garam, obesitas
V. MANIFESTASI KLINIK
a. Data Subyektik
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Merasa tegang.
- Wajah terasa panas dan merah.
- Mata berkunang-kunang.
- Ingin tidur terus.
- Tremor
- Lemah
- Kadang-kadang epitaksis.
- Mudah tersinggung.
- Banyak keringat.
- Mual dan muntah
- Keresahan atau kegelisahan.
- Pola diet sehari-hari yang tak seimbang.
- Riwayat merokok
- Riwayat penyakit keluarga.
- Riwayat minum alkohol.
b. Data Obyektif.
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
- Tekanan darah sistolik > 90 mmHg.
- Nadi : takikardi.
- Denyut jantung atau H.R. meningkat.
- Wajah tampak merah.
- Ekspresi wajah kesakitan.
- Kadang-kadang epistaksis.
- Dapat pula ditemukan adanya edema dan biasanya berat badan lebih 10 % diatas berat badan ideal.
VI. KOMPLIKASI
- Kerusakan pembuluh darah dengan manifestasi yang berhubungan dengan sistem organ tubuh,
sesuai lokasinya.
VII. PROGNOSIS
Tanpa pengobatan maka hipertensi akan berakibat lanjut sesuai dengan target organ yang diserangnya. Factor-faktor
yang mempengaruhi prognosis seorang penderita hipertensi adalah :
1. Etiologi hipertensi; hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini akan lebih baik prognosisnya
2. Komplikasi; adanya komplikasi memperberat prognosis
Self-Esteem (Penghargaan diri) : Penilaian akan pekerjaan sendiri, kapabilitas, kepentingan, dan
keberhasilan
Body Image (Citra Tubuh) : Citra mental akan tubuh diri sendiri
7. Role Relationship (Hubungan Peran)
Hubungan atau asosiasi positif dan negative antar individu atau kelompok-kelompok individu dan
sarananya. Hubungan-hubungan tersebut ditunjukkan oleh sarana tersebut.
Caregiving Roles (Peran-peran yang memberi perhatian) : Pola perilaku yang diharapkan secara
social oleh individu-individu yang menyediakan perawatan dan bukan para professional perawatan
kesehatan
Family Relationships (Hubungan keluarga) : Asosiasi orang-orang yang secara biologis saling
berkaitan
Role Performance (Kinerja Peran) : Kualitas memfungsikan didalam pola-pola perilaku yang
diharapkan secara sosial
8. Sexuality /Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang khusus dalam hal seksualitas
dan atau gender
Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi didalam
aktifitas seksual
Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan individu-individu baru
9. Coping/ Stess Tolerance
Berkaitan dengan kejadian-kejadian atau proses-proses kehidupan
Post-Trauma Responses (Respon paska trauma) Reaksi-reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau
psikologis
Coping Responses (Respon-respon penanggulangan) : Proses mengendalikan tekanan lingkungan
Neuro-behavioral Responses (Respon-respon perilaku syaraf) Respon perilaku yang mencerminkan
fungsi saraf dan otak
10. Life Principles (Prinsip-prinsip hidup)
Prinsip-prinsip yang mendasari perilaku, pikiran dan perilaku tentang langkah-langkah, adapt istiadat,
atau lembaga yang dipandang benar atau memiliki pekerjaan intrinsik
Values: (Nilai-nilai) : Identifikasi dan pemeringkatan tentang bagaimana akhirnya bertindak yang
disukai
Beliefs: (Kepercayaan) : Pendapat, harapan atau penilaian atas tindakan, adapt istiadat, atau
lembaga yang dianggap benar atau memiliki pekerjaan instrinsik
By. Ns. Aris Citra Wisuda, M.Kes., M.Kep.
11
Kolaborasi :
Pemberian analgetik
Pertahankan
parameter
hemodinamik
DAFTAR PUSTAKA
(Smelttzer & Bare, 2002) dalam Ode, S, L 2012) (1987), Medical Surgical nursing. A. Psychophysiologic.
Approach. Edisi. III. Philadelpia : W.B. Saunders Company.
Mubarak Wahid Iqbal, Cahyatin Nurul, Susanto Joko. 2015. Standar Asuhan keperawatan dan Prosedur Tetap
Dalam Praktik Keperawatan. . Jakarta : Salemba Medika
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi ASKEP Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, Jilid 1. .
Yogyakarta : Mediaction Jogja
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi ASKEP Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, Jilid 2. .
Yogyakarta : Mediaction Jogja
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi ASKEP Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, Jilid 3. .
Yogyakarta : Mediaction Jogja
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. . Jakarta : DPP PPNI
Tanggal Masuk : 22-03-2021 Jam Datang ke IGD: 04.00 WIB Jam pengkajian : 10.00
GENERAL IMPRESSION
Mekanisme Cedera : ± 5 SMRS, pasien mengeluh kepalanya pusing, dada terasa berdebar-debar
sehingga mengganggu istirahat tidurnya dan badan terasa lemas
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : √ Baik Tidak Baik, GCS : E4M6V5
Diagnosa Keperawatan:
AIRWAY
Inspeksi : NOC : -
Auskultasi : NIC : -
Keluhan Lain:
Diagnosa Keperawatan:
BREATHING
Inspeksi : NOC : -
Nafas : √ Teratur
Tidak Teratur
Palpasi :
Vokal fremitus :
Perkusi :
Auskultasi :
RR 24 x/mnt
Keluhan Lain:
Diagnosa Keperawatan:
EXPOSURE
NIC :
Riwayat Penyakit Sebelumnya: 1. Kaji skala nyeri, lokasi, karakteristik,
DM √ HT Jantung Ashma Paru Lainnya
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor
Tahun : 2017 Medikasi : Amlodipin 10mg
presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari
Kemampuan mengontrol kesehatan : ketidaknyamanan
Yang dilakukak bila sakit : Pasien minum obat rutin anti 3. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
hipertensi, berobat ke Puskesmas terdekat, berobat ke pemberian analgetik
Rumah Sakit bila tekanan darahnya masih terus tinggi 4. Tingkatkan istirahat
5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Pola hidup (rokok/alkohol/olahraga/diet) : pasien jarang
olah raga dan suka makan-makananan yang asin
nyaman di dada
Tanda Vital :
TD : 170/100mmHg N : 84x/menit S: 36,1°C RR :
24x/menit
Keluhan lain : -
a. Antopometri : NOC :
1. BB sblm MRS : 63 kg - Nutritional Status : food and Fluid intake
- Nutritional Status: nutrient intake
2. BB MRS : 61 kg
NIC :
3. IMT : 23,71 kg/m² (normal)
1. Observasi dan catat asupan pasien (cair
dan padat)
b. Biochemical : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Monitor kalori dan asupan makanan
3. Atur diet yang diperlukan
c. Clinical : rambut hitam sedikit memutih, turgor kulit (menyediakan makanan protein tinggi,
menambah atau menguragi kalori,
elastis, mukosa bibir lembab, conjungtiva tidak anemis
vitamin, mineral atau suplemen)
4. Ciptakan lingkungan yang optimal
d. Diet : Diet nasi biasa, pasien mengatakan mual dan pada saat mengkonsumsi makan
tidak nafsu makan (misalnya; bersih, santai, dan bebas
dari bau yang mneyengat)
5. Berikan informasi tentang kebutuhan
e. Energi (Kemampuan beraktifitas di RS): Pasien lemas nutrisi
dan terbaring di tempat tidur 6. Kolaborasi pemberian obat-obatan
sebelum makan (contoh obat anti nyeri
f. Faktor ( Kemampuan menelan, mengunyah, dll ): Baik
lambung, antiemetik)
Diagnosa Keperawatan:
( Domain 3: ELIMINASI)
PEMERIKSAAN FISIK
B. Sistem Gastrointestinal
1. Pola eliminasi : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi lunak
C. Sistem Integumen
1. Turgor : elastis
2. Warna : sawo matang
3. Akral : dingin
4. Kelembapan : lembab
5. Kelainan kulit : tidak ada
A Pola istirahat : Pasien mengatakan susah tidur, dan Dx : Gangguan pola tidur
( Domain 4:ACTIVITY)
1. ADL :
NIC :
a. Makan/minum : Pasien mampu makan sendiri, namun 1. Monitor waktu makan dan minum
tidak dihabiskan dengan waktu tidur
2. Catat kebutuhan tidur pasien setiap
b. Toileting: dibantu sebagian hari
3. Berikan Fasilitasi untuk
mempertahankan aktivitas sebelum
c. Berpakaian : dibantu sebagian tidur (membaca)
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
5. Anjurkan untuk menghindari konsumsi
d. Kebersihan : Personal hygiene dibantu sebagian
By. Ns. Aris Citra Wisuda, M.Kes., M.Kep.
28
3. ROM : aktif
C. Cardio respon :
1. Inspeksi : bentuk dada simetris
3. Perkusi : sonor
D. Pulmonary Respon
1. Inspeksi : Gerakan dinding dada normal
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler
Keluhan lain :-
G. Safety / Protection :
H. Comfort :
1. Kenyamanan / Nyeri : (PQRST)
Pasien mengatakan nyeri kepala sampai ketengkuk
Tindakan/ pengobatan :
√ Infus Heacting Tranfusi Pembedahan
Reposisi Gips Lainnya......
Pengobatan :
1. Infus RL 20 gtt/i
2. Oksigenisasi via nasal kanul O2 4 L/menit
3. Ceftriaxone 2x1gr
4. Furosemide 1 amp/12 jam
5. Amlodipine 1x10mg
6. Ondansentron 2mg 3x1 ampul
7. Paracetamol 500mg 3x1
8. Vitamin B-Complex 1x1
TANDA TANGAN PENGKAJI
(MAHASISWA):
NURSING IMPLEMENTASI
EVALUASI KEPERAWATAN